• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Pengertian CAD

CAD (Computer Aided Design) adalah suatu program komputer untuk menggambar suatu produk atau bagian dari suatu produk. Produk yang ingin digambarkan bisa diwakili oleh garis-garis maupun simbol yang memiliki makna tertentu. CAD bisa berupa gambar 2 dimensi dan gambar 3 dimensi.

Berawal dari menggantikan fungsi meja gambar, kini perangkat lunak CAD telah berevolusi dan terintegrasi dengan perangkat lunak CAM (Computer Aided Manufacturing) dan CAE (Computer Aided Engineering). Integrasi ini dimungkinkan karena perangkat lunak CAD saat ini merupakan aplikasi gambar 3 dimensi atau biasa disebut solid modelling. Solid model memungkinkan kita untuk memvisualisasikan komponen dan rakitan yang kita buat secara realistik. Selain itu model mempunyai properti seperti massa, volume, pusat gravitasi, luas permukaan dan lain-lain.

2.2 Pengertian CAM

CAM (Computer Aided Manufacturing) adalah suatu program komputer untuk perencanaan, pengaturan dan pengontrolan pembuatan produk. Sistem CAM mencakup bidang-bidang keahlian seperti CAP (Computer Aided Planning =

(2)

persiapan pekerjaan yang dibantu dengan komputer), pemrograman NC (Numerical Control) dan pemrograman robot, pembuatan instruksi pekerjaan, perencanaan material dan penyediaan perkakas potong dan alat-alat cekam, serta mencakup juga FMS (Flexible Manufacturing System). Tujuan dari pengembangan sistem CAM ini dipusatkan untuk mengurangi interaksi dengan operator.

Salah satu dari bagian sistem CAM yang paling berkembang adalah Numerical Control (NC). Ini adalah teknik menggunakan instruksi-instruksi terprogram untuk mengontrol sebuah peralatan mesin yang melakukan proses milling, bubut, gerinda, memotong atau mengubah barang mentah menjadi barang jadi. Sistem NC pada peralatan mesin mengaktifkan peralatan dalam merespon urutan program perintah seperti kecepatan alat potong, tingkat pemakanan material, pemilihan alat, dimana program disimpan sebagai data digital. Sejumlah instruksi NC berdasarkan atas data geometris dari basis data CAD, ditambah informasi tambahan yang disediakan oleh operator

2.3 Pengertian CAE

CAE (Computer Aided Engineering) adalah alat analisis berbasis komputer yang digunakan untuk mengoptimalkan tugas-tugas rekayasa pada setiap tingkatan siklus hidup suatu produk. Alat yang digunakan untuk tugas-tugas rekayasa seperti : analisis struktural, analisis stres material, simulasi, dinamika fluida, analisis termal, perencanaan, mendiagnosis dan analisa data uji.

(3)

2.4 Pengertian Analisa Kelayakan

Analisa kelayakan merupakan penilaian atas investasi yang dilakukan untuk pendirian atau pengembangan usaha dan pengeluaran yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan, serta dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan.

Analisa kelayakan diperlukan karena pada prinsipnya terdapat faktor ketidakmenentuan dimasa mendatang yang perlu diperkirakan. Dengan semakin kompleksnya faktor yang terlibat dalam kegiatan usaha yang dipelajari maka semakin diperlukan pembahasan yang lebih mendetail atas aspek-aspek penyusun analisa kelayakan tersebut. Analisa kelayakan ini diterapkan kepada usaha yang sama sekali baru maupun pengembangan dari usaha yang sudah ada.

Kegiatan yang akan dijalankan memberikan dampak yang harus diperhitungkan. Faktor kegagalan usaha memberi pengaruh yang jelas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah keberadaannya nanti dalam bidang usaha tersebut.

2.5 Tujuan Analisa Kelayakan

Menurut Suad Husnan dan Suarsono (2000:7), tujuan dilaksanakannya analisa kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang besar untuk kegiatan yang tidak menguntungkan.

Menurut Murfidin Haming dan Salim Basalamah (2000:12) tujuan dilakukannya analisa kelayakan adalah :

(4)

1. Memandu pemilik dana (investor) untuk mengoptimalkan penggunaan dana yang dimilikinya.

2. Memperkecil resiko kegagalan investasi dan pada saat yang sama memperbesar peluang keberhasilan investasi yang dilakukan. 3. Alternatif investasi teridentifikasi secara obyektif dan teruji secara

kuantitatif sehingga manajer puncak mudah mengambil keputusan investasi yang obyektif.

4. Aspek terkait terungkap secara keseluruhan dan lengkap sehingga penerimaan dan atau penolakan terhadap alternatif investasi didasarkan atas pertimbangan terhadap semua aspek proyek dan bukan hanya aspek finansial saja.

2.6 Aspek-Aspek Analisa Kelayakan

Pelaksanaan kelayakan usaha harus memperhatikan aspek-aspek yang menyusunnya. Aspek kelayakan ini secara parsial akan melakukan penilaian layak atau tidaknya usaha tersebut. Secara lengkap aspek kelayakan usaha terdiri dari :

1. Aspek strategis 2. Aspek pasar 3. Aspek teknologi

4. Aspek teknis dan proses 5. Aspek finansial

(5)

Tidak keseluruhan aspek tersebut harus ditampilkan dalam analisis kelayakan.

Untuk melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan usaha perusahaan, harus diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dalam dunia usaha pada masa yang akan datang. Untuk itulah diperlukan adanya peramalan permintaan.

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan pada dasarnya adalah suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat lebih daripada hanya suatu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan adanya keterbatasan kemampuan manusia.

Dasar pembuatan peramalan permintaan adalah pengalaman masa lampau dan analisa pasar. Peramalan yang baik penting sebagai landasan kerja bagi perusahaan karena merupakan salah satu syarat untuk memberikan hasil keputusan yang baik pula.

Pemilihan teknik peramalan yang tepat dapat mengurangi ketidakpastian dimasa datang, sehingga diharapkan dapat diketahui keadaan yang sebenarnya. Ada beberapa metode yang dikenal untuk meramalkan permintaan dimasa datang, untuk menyelesaikan persoalan yang ada, penulis menggunakan 2 metode untuk meramalkan permintaan di masa yang akan datang, yaitu :

(6)

2.6.1 Metode Trend Linier

Dalam metode ini garis trend berbentuk linier atau garis lurus (data permintaan cenderung naik), dinyatakan dengan persamaan :

Y’ = a + b (X)

Dimana : Y’ = variable yang diramalkan atau hasil peramalan a = nilai trend pada periode dasar

b = tingkat perkembangan nilai yang diramalkan. X = variable tahun

Untuk mencari nilai a dan b, dilakukan dengan menggunakan metode least square, yaitu metode yang meminimalisasikan kesalahan ramalan dengan mengambil turunan parsial dari jumlah kesalahan ramalan dan menyamakan dengan nol. Formula dari metode least square adalah sebagai berikut :

a. Metode Nol Bebas

Dalam metode ini penentuan letak angka nol (0) pada skala X adalah bebas, yang berarti jumlah nilai dalam skala X dapat sama dengan nol ( ∑X = 0 ) dan dapat juga tidak sama dengan nol ( ∑X ≠ 0 ). Jika jumlah dalam skala X tidak sama dengan nol, berarti jumlah nilai X dalam skala X dapat positif atau negatif. Perbedaan penentuan tahun dasar pada metode nol bebas ini hanya menyebabkan perbedaan persamaan trendnya saja. Tetapi hasil dari perhitungan peramalan pada tahun-tahun yang bersangkutan akan tetap sama.untuk menentukan nilai a dan b dalam metode nol bebas ini digunakan formula sebagai berikut :

(7)

∑Y = n.a + b.∑X ∑XY = a.∑X + b. ∑X2

b. Metode Titik Tengah Sebagai Tahun Dasar

Dalam metode titik tengah sebagai tahun dasar, maka jumkah nilai dalam skala X harus sama dengan nol (∑X = 0), sehingga nilai a dan b dapat ditentukan dengan menggunakan formula sebagai berikut :

n Y a=

= 2 X n XY b

Dimana : n = banyaknya data (tahun)

2.6.2 Metode Trend Eksponensial

Karena pertambahan atau pengurangan harga trend pada tiap-tiap tahun tidak selalu sama, maka bentuk kurva trend eksponensial pada umumnya tidak berbentuk garis lengkung. Karena pertambahan pada tiap-tiap tahun berbeda pula, maka garisnya (b) tidaklah berpangkat lebih dari satu. Oleh karena itu bentuk persamaan garisnya adalah :

Y’ = a . b

log Y’ = log (a . bx) log Y’ = log a + x log b

(8)

Dimana : Y’ = besarnya permintaan x = tahun perencanaan

a = komponen yang tetap dari permintaan tiap tahun b = tingkat perkembangan tiap tahun

Koefisien a dan b diperoleh dengan rumus :

∑ (log Y) = n . log a + ∑X . log b ∑ (X log Y) = ∑X . log a + ∑X2 . log b Karena ∑X = 0, maka :

∑ (log Y) = n . log a + log b.0

n Y a=

(log ) log b X a Y

Xlog ) log .0 .log

( 2

= +

= ( log2 ) log X Y X b

2.6.3 Standard Error of Estimate

Karena dalam peramalan terdapat penyimpangan atau ketidakpastian (error), besarnya tingkat kesalahan yang akan terjadi harus diketahui. Untuk memperoleh kejituan terhadap suatu ramalan maka perlu dicari penghilang kesalahan yang menggunakan standard error of estimate.

Besarnya standard error dari peramalan dapat dihitung dengan rumus :

2 ) ' ( − − =

n Y Y SEE

(9)

Dimana : Y = data riil Y’ = data ramalan

n = banyaknya data ramalan

Standard error of estimate dari peramalan ini diperlukan untuk mengetahui batas-batas yang mungkin dari peramalan tersebut.

2.7 Aspek Finansial

Studi mengenai aspek finansial adalah aspek penentu dan paling penting apakah rencana investasi layak dijalankan atau tidak. Hal tersebut dikarenakan meskipun studi mengenai aspek-aspek lain selain aspek finansial menyatakan bahwa proyek tersebut layak, tetapi apabila studi aspek finansial memberikan hasil yang tidak layak, maka ususlan proyek akan ditolak karena tidak memberikan manfaat ekonomi. Dalam aspek ini, ditemui beberapa hal, yaitu :

2.7.1 Depresiasi

Depresiasi atau penyusutan modal adalah suatu komponen yang penting dalam analisa ekonomi teknik, terutama yang berkaitan dengan pajak. Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu asset fisik seperti mesin, peralatan produksi, bangunan pabrik dan lain-lain karena waktu dan pemakaian asset tersebut.

Efek langsung yang dirasakan perusahaan dari adanya konsep depresiasi adalah pengurangan jumlah penghasilan yang dikenakan pajak, yang artinya menguntungkan

(10)

perusahaan. Dampak lain dari adanya penyusutan fisik ini adalah penurunan kemampuan ataupun fungsi kerja dari asset tersebut.

Dengan adanya penyusutan, akan memberikan alternatif untuk memperoleh kembali investasi yang dikeluarkan untuk semua asset atau fasilitas produksi dan selanjutnya pengambilan tersebut akan bisa dimanfaatkan untuk keperluan penambahan atau pembelian asset baru. Penyusutan nilai suatu asset pada umumnya diperhitungkan setiap tahun sampai asset tersebut tidak dapat dipergunakan atau apabila dipergunakan sudah tidak ekonomis lagi. Untuk menghitung depresiasi, ada 3 (tiga) komponen utama yang digunakan, yaitu :

a. Nilai Sekarang (P)

Nilai sekarang adalah harga dari peralatan pada waktu sekarang. Apabila perhitungan depresiasi dihitung sejak peralatan masih baru, maka nilai sekarang merupakan harga terpasang diperalatan tersebut.

b. Nilai Sisa (S)

Nilai dari peralatan pada akhir guna pemakaian, dalam hal ini penentuan harganya adalah dengan memperkirakan kondisi yang ada.

c. Umur Ekonomis (N)

Umur produktif yang menunjukkan lamanya asset tersebut ingin dioperasikan secara ekonomis. Terkadang untuk menentukan umur sebenarnya sulit ditentukan dengan baik, sehingga taksiran harga berdasarkan pengalaman dianggap perlu.

(11)

Metode depresiasi atau penyusutan yang digunakan disini adalah metode penyusutan garis lurus atau Straight Line Methode. Metode ini memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu asset pada laju konstan selama periode penyusutan berlangsung. Formulasi penetapan biaya depresiasi dapat dinyatakan sebagai berikut :

N S P AD=( − )

Dimana : P = biaya awal (Rp) S = nilai sisa (Rp)

N = periode tahun depresiasi

2.7.2 Net Cash Flow

Pengertian cash flow adalah suatu gambaran tentang perkembangan uang sesuai dengan waktu. Digunakannya aliran kas ini disebabkan karena dengan kas dapat dilakukan investasi dan dengan kas pula dapat dibayar kewajiban finansial yang ada. Jika arus uangnya keluar disebut cash out flow sedangkan apabila arus uangnya masuk disebut cash in flow. Selisih dari cash out flow dan cash in flow disebut net cash flow.

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu :

1. Nilai Cash Flow, yaitu pengeluaran-pengeluaran untuk investasi pada awal periode.

(12)

2. Operational Cash Flow, yaitu aliran kas yang timbul selama operasi proyek tersebut berlangsung.

3. Terminal Cash Flow, yaitu aliran kas yang diperoleh pada waktu proyek tersebut berakhir.

2.7.3 Penilaian Kelayakan Investasi

Sebelum melakukan investasi, perlu dilakukan studi kelayakan untuk memperkirakan apakah investasi yang dilakukan layak atau tidak, salah satunya ditinjau dari segi keuangan. Metode yang biasa dipertimbangkan untuk dipakai dalam penilaian aliran kas dari suatu investasi yaitu Payback Period, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return) dan ROI (Return On Investment).

2.7.3.1 Metode Pemulihan Investasi (Payback Period)

Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran yang telah dikeluarkan (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas. Dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash investment dan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu. Selanjutnya nilai rasio akan dibandingkan dengan maximum payback period yang dapat diterima.

Menurut Murdifin Haming dan Salim Basalamah (2000:94,103), acuan untuk menghitung masa pemulihan modal adalah sebagai berikut:

1. Metode arus kumulatif. Metode ini dipakai sebagai alat penilai kelayakan apabila arus kas proyek tidak seragam, atau berbeda dari tahun ke tahun.

(13)

2. Metode arus rata-rata. Metode ini dipakai apabila arus kas proyek seragam, atau sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Persamaan yang digunakan adalah :

Dimana : T = periode pemulihan modal I o = investasi inisial

A = arus kas yang seragam Karakteristik metode ini adalah :

1. Kriteria kelayakan :

a. Investasi/proyek layak jika masa pemulihan modal lebih pendek daripada usia ekonomis proyek

b. Investasi/proyek tidak layak jika masa pemulihan modal lebih lama daripada usia ekonomis proyek

2. Kelebihan :

a. Model mudah menggunakannya dan menghitungnya.

b. Sangat berguna untuk memilih proyek yang didasarkan atas masa pemulihan modal yang tercepat.

c. Informasi masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat prediksi resiko ketidakpastian di masa datang, dimana proyek yang memiliki masa pemulihan modal yang lebih singkat diidentifikasikan sebagai

(14)

proyek yang memiliki masa pemulihan modal yang relatif lama akan memiliki pula resiko mendatang yang lebih besar.

d. Masa pemulihan modal dapat dipakai sebagai alat untuk menghitung tingkat balikan proyek (Internal Rate of Return atau IRR).

3. Kekurangan :

a. Mengabaikan nilai waktu dari uang atau investasi.

b. Mengabaikan arus kas sesudah periode pemulihan modal dicapai. c. Mengabaikan nilai sisa proyek.

2.7.3.2 Metode Nilai Sekarang (Net Present Value)

Metode nilai sekarang adalah metode penilaian kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai akan datang arus kas menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan arus kas dengan memakai faktor pengurang (diskon) pada tingkat biaya modal tertentu yang diperhitungkan. Nilai sekarang, apabila arus kas tidak seragam atau berbeda dari periode ke periode, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini :

PVt = At (1 + i)-t

Dimana :

PVt = nilai sekarang dari arus kas periode ke –t

At = arus kas nominal pada periode ke-t

i = tingkat bunga yang diperhitungkan t = periode 1, 2, ..., n

(15)

Sedangkan nilai sekarang total adalah n At

TPV =

Σ

i=1 (1 + i) t

Dimana:

TPV = nilai sekarang total

At

= nilai sekarang arus kas A setiap periode ke-t (1 + i) t

Selanjutnya, nilai sekarang bersih (net present value) adalah: NPV = -Io + TPV

Dimana :

NPV = net present value (nilai sekarang bersih)

-Io = nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal)

TPV = nilai sekarang total Karakteristik metode ini adalah :

1. Kriteria kelayakan :

a. Investasi/proyek layak jika NPV bernilai positif (>0). b. Investasi/proyek tidak layak jika NPV bernilai negatif (<0). 2. Kelebihan :

a. Menghitung nilai waktu dari uang atau arus kas. b. Memperhitungkan arus kas selama usia proyek. c. Memperhitungkan nilai uang sisa proyek.

(16)

3. Kekurangan :

a. Lebih sulit pemakaiannya dibandingkan dengan metode pemulihan investasi (Payback Period).

b. Manajemen harus dapat menaksir tingkat biaya modal yang relevan selama usia proyek.

c. Jika memiliki nilai investasi inisial yang berbeda, serta usia ekonomis yang berbeda pula, maka NPV yang lebih besar belum menjamin sebagai proyek yang baik.

d. Derajat kelayakan tidak hanya dipengaruhi oleh arus kas, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor usia ekonomis proyek.

2.7.3.3 Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return)

Metode tingkat pengembalian internal (IRR) adalah rasio laba dari penanaman modal dalam jumlah tertentu dan dalam waktu tertentu, dimana nilai sekarang arus kas masuk adalah sama dengan nilai sekarang pengeluaran investasi inisial.

NPV = 0, sehingga Io = TPV

Dimana : Io = nilai sekarang investasi inisial (investasi periode awal)

TPV = nilai sekarang total

(17)

Δ 1

IRR = p% + (q% - p%) Δ 2

Dimana :

p% = persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR q% = persen tingkat bunga yang lebih besar daripada perkiraan IRR

Δ 1 = faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan masa pemulihan modal.

Δ 2 = faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai.

Kriteria kelayakan :

1. kriteria kelayakan dari metode ini adalah membandingkan hasil IRR dengan MARR (tingkat pengembalian minimum yang diinginkan atau Minimum Attractive Rate of Return).

2. investasi/proyek layak jika IRR ≥ MARR. 3. investasi/proyek tidak layak jika IRR ≤ MARR.

MARR (Minimum Attractive Rate of Return) adalah tingkat pengembalian minimum modal yang digunakan untuk menilai apakah suatu usulan investasi dapat dikatakan menguntungkan ketika dijalankan. MARR yaitu pengembalian bebas resiko (the risk free rate of return), jika sejumlah modal diinvestasikan dalam suatu proyek, investor berharap keuntungan (profit) minimal sama dengan jumlah uang

(18)

yang diperoleh jika investasi tersebut dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak beresiko (misalnya deposito bank).

Banyak perusahaan menggunakan WACC sebagai MARR. WACC ( Weighted Average Cost of Capital) yang dikembangkan oleh Modigliani dan Miller (1958) adalah perhitungan biaya modal (cost of capital) perusahaan dengan memberi bobot masing-masing kategori modal (modal pemegang saham, pinjaman bank, obligasi dan lain sebagainya). WACC merupakan rata-rata tingkat hasil yang diharapkan atas investasi suatu perusahaan.

Menghitung WACC yaitu dengan rumus : WACC = Wd . Kd ( 1 – t ) + Ws . Ks Dimana :

Wd = persentase hutang dari modal

Kd = tingkat biaya modal hutang setelah pajak t = tingkat pajak

Ws = persentase modal yang digunakan Ks = biaya modal saham

Dalam menghitung WACC dilakukan tahap-tahap sebagai berikut : • Menghitung biaya hutang (cost of debt)

Kb = i / interest bearing debt maka

(19)

Dimana :

Kb = biaya hutang sebelum pajak i = besarnya bunga yang dibayar

interest bearing debt = total hutang jangka panjang + hutang jangka pendek yang berbunga

Kd = biaya hutang setelah pajak t = tarif pajak

• Menghitung biaya modal saham (cost of common stock) Ks = Rf + ( Rm – Rf ) β

Dimana :

Ks = tingkat pengembalian yang diharapkan Rf = tingkat suku bunga bebas resiko Rm = tingkat pengembalian pasar β = tingkat resiko saham perusahaan

2.7.3.4 Metode ROI (Return On Investment)

ROI (Return On Investment) atau laba atas investasi adalah besarnya keuntungan yang bisa diperoleh (dalam %) selama periode waktu yang telah ditentukan untuk menjalankan proyek, untuk menghitungnya digunakan rumus :

ROI =

TotalBiaya

TotalBiaya at

(20)

Jika dinyatakan dalam persen (%) : ROI = TotalBiaya TotalBiaya at TotalManfa − x 100% Kriteria kelayakan :

1. Investasi/proyek layak jika nilai ROI bernilai positif. 2. Investasi/proyek tidak layak jika ROI bernilai negatif.

ROI digunakan untuk membandingkan laba atas investasi antara investasi-investasi yang sulit dibandingkan dengan nilai moneter. Sebagai contoh, suatu investasi senilai 1000 rupiah yang menghasilkan bunga 50 rupiah jelas memberikan lebih banyak uang daripada investasi senilai 100 rupiah yang memberikan bunga 20 rupiah. Tapi investasi 100 rupiah memberikan ROI yang lebih besar.

2.7.3.5 Metode Profitability Index

Metode ini adalah metode penilaian kelayakan investsi yang mengukur tingkat kelayakan investasi berdasarkan rasio antara nilai sekarang arus kas masuk total (TPV) dengan nilai sekarang investasi inisial (Io).

PI =

Dimana : PI = indeks kemampulabaan

TPV = nilai sekarang arus masuk total TPV

(21)

Io = nilai sekarang pengeluaran investasi inisial Karakteristik metode ini adalah :

1. Kriteria kelayakan :

a. Investasi/proyek layak jika PI lebih besar daripada 1 (PI > 1). b. Investasi/proyek tidak layak jika PI lebih kecil daripada 1 (PI < 1). 2. Kelebihan :

a. Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau arus kas.

b. Mempertimbangkan seluruh arus kas selama usia ekonomis proyek. c. Memperhitungkan nilai sisa proyek.

d. Menyajikan data surplus/defisit arus kas terhadap nilai investasi inisial. Jika hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya.

3. Kekurangan :

Metode ini harus didahului dengan aplikasi metode NPV sehingga pemakainya memerlukan perhitungan ganda.

Referensi

Dokumen terkait

Pada bab ketiga laporan ini membahas tentang permasalahan sesuai dengan topik dari laporan akhir ini berdasarkan praktik yang sudah dilaksanakan, tentang bagaimana proses

Penyusunan Tugas Perencanaan Unit Pengolahan Pangan dengan judul “Perencanaan Unit Sanitasi Pabrik Wafer Cream dengan Kapasitas Produksi 43.200 Kemasan per Hari @ 62,5

Sebagai contoh masalah pengelolaan sekolah dasar (SD) merupakan kasus klasik dari kesemrawutan model management pendidikan negara kita, yang pada gilirannya

• Pada tanggal 28 Juni 2004, Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Dua mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai

Sistem program yang dibuat adalah software profile matching yang berfungsi sebagai alat bantu untuk mempercepat proses matching antara profil posisi (soft kompetensi posisi)

Peneliti memilih menggunakan analisis semiotika Roland Barthes dengan tujuan dapat mengupas dan membedah makna-makna yang terkandung dalam film “Joker”, yang dilihat dari segi

Berdasarkan gambar 6 diketahui selama masa penyimpanan, telur mengalami penyusutan walaupun pada awal penyimpanan yaitu 7 hari terjadi kenaikan berat telur dan

Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan tiga siklus diperoleh data nilai rata-rata peningkatan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan pencampuran warna menggunakan media cat