Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 17
BATIK TULIS “LABAKO” DAN BATIK CAP “LABAKO” Oleh:
Dra. Achadyah Prabawati, MP Dra. Iriani Sirkowati
Fifin Musthofifah
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah “Ingin mengetahui hubungan pengaruh implementasi promotional mix dalam meningkatkan volume penjualan Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” di Desa Sumber Pakem, Kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” yang beralamat di Jl. Raung No. 30 Sumber Pakem Kecamatan Sumber Jambe Kabupaten Jember. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang terdiri dari 1 orang pimpinan dan seluruh karyawan bagian penjualan yang berjumlah 29 orang. Analisis data menggunakan pendekatan Teknik Analisis Kuantitatif menggunakan Rank Spearman.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan volume penjualan yang dipengaruhi oleh tiga variabel yaitu variabel periklanan (92,35%), variabel personal selling (90,63%), dan variabel promosi penjualan (88,17 %). Ternyata nilai r semua variabel masih lebih besar dari korelasi tabel yaitu 0,3059. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan. Sementara tingkat signifikansi menunjukkan 0,0000 yang kurang dari tingkat kesalahan yaitu 0,01, hal ini mengatakan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat (high significant) antara promotional Mix, periklanan, personal selling dan promosi penjualan terhadap volume penjualan.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 18
I. PENDAHULUAN
Persaingan dunia bisnis semakin lama semakin ketat, dengan segala daya upaya tiap-tiap perusahaan berusaha untuk menyajikan yang terbaik bagi pelanggan mereka, agar kerja sama yang telah terjalin dapat menjadi lebih baik lagi. Akan tetapi untuk mempertahankan suatu jalinan kerjasama antara perusahaan dengan pelanggan tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan melainkan harus diimbangi oleh kualitas produk dan pemasaran yang baik pula.
Di tengah kenaikan biaya produksi seperti kenaikan bahan baku menyusul melambungnya harga bahan bakar minyak, membuat para pengusaha batik di Jember kini semakin sulit untuk memasarkan produk. Bahkan sekarang batik Jember harus bersaing dengan batik print produksi Cina yang lebih murah. Transaksi penjualan batik Cina di pasar Tanah Abang Jakarta pun sudah mencapai nilai 300 juta hingga 500 juta per hari.Hal ini merupakan ancaman bagi batik dalam negeri khususnya batik khas Jember. Pengusaha Cina memanfaatkan trend
batik yang mulai digemari banyak kalangan umum dengan cara membuat batik print dengan proses produksi lebih cepat dan harga murah. Untuk itu para pengusaha batik dalam negeri harus mempunyai strategi yang jitu dalam menghadapi persaingan bisnis dan kerjasama yang baik dalam menciptakan sistem marketing yang luas.Kondisi-kondisi tersebut mau tidak mau berdampak pada nilai penjualan produk batik.
Kesulitan pemasaran batik yang dialami oleh perajin batik khas Jember selain kurangnya modal dankesulitan teknologi tepat guna juga mengalami kesulitan pemasaran produk batik itu sendiri.Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Labako Batik merupakan salah satu pengrajin batik khas Jember yang telah mengalami ketatnya akan persaingan batik di wilayah jember dan sekitarnya, faktor promosi memegang peranan penting dalam setiap usaha untuk
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 19 memasarkan produk-produk yang di
produksi oleh Labako Batik ujar pimpinan Labako Batik Bapak Mawardi, Kesulitan memilih metode promosi yang tepat dalam usaha memperkenalkan produk-produk Labako Batik kepada masyarakat sehingga nantinya diharapkan dengan mealakukan metode yang tepat dalam melakakukan promosi maka masyarakat/konsumen serta calon konsumen yang tadinya belum mengenal apa dan bagaimana Labako Batik maka akan menjadi tau salah satu produk unggulan Jember yang satu ini, selain dari pada itu pemilihan metode promosi yang tepat maka akan menghemat biaya yang harus ditanggung perusahaan dalam proses periklanan tersebut.
Berdasarkan pengakuan dan hasil observasi yang telah penulis lakukan di Labako Batik maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan kegiatan promosi yang dilakukan oleh Labako Batik sehingga penulis nantinya akan mencari tahu seberapa efektif kegiatan promosi yang dilakukan oleh Labako Batik selama ini, dan faktor promosi mana yang paling dominan dalam memperkenalkan produk-produk
Labako Batik kepada masyarakat Jember dansekitarnya.
II. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah “Ingin mengetahui hubungan pengaruh implementasi promotional mixdalam meningkatkan volume penjualan Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” di Desa Sumber Pakem, Kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember”.
III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Promotional Mix
Menurut Indriyo Gitosudarmo, (2003:240) yang dimaksud Promotional Mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Dan mempunyai definisi sebagai berikut:
1. Periklanan
Periklanan merupakan bentuk komunikasi non individu dengan sejumlah biaya dengan media tertentu yang dilaksanakan oleh perusahaan, organisasi non laba ataupun para individu.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 20 2. Personal Selling
Personal Seling merupakan usaha untuk memperkenalkan suatu produk melalui komunikasi langsung (tatap muka) agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. 3. Publisitas
Menurut Basu Swastha (2000:273), publisitas adalah sejumlah informasi tentang seseorang, barang, atau organisasi yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media tanpa dipungut biaya, ataupun tanpa pengawasan dari sponsor.
4. Promosi Penjualan
Promosi penjualan menurut Indriyo Gitosudarmo, (2003:242-243) merupakan kegiatan pemasaran selain personal selling, periklanan dan publisitas yang mendorong efektifitas pembelian konsumen dan pedagang dengan menggunakan alat seperti peragaan, pameran, demonstrasi dan sebagainya.
Menurut Indriyo Gitosudarmo, (2003:245) Tujuan dari Promotional Mix ada empat yaitu:
1. Modifikasi tingkah laku
Kegiatan promosi atau bauran promosi akan selalu berusaha merubah
tingkah laku dan pendapat serta memperkuat tingkah laku yang ada. 2. Memberitahu
Kegiatan ini dilakukan untuk memberitahu pasar yang akan dituju tentang penawaran produk perusahaan. 3. Membujuk
Membujuk sasaran akan menjadi penting bila para pesaing menawarkan produk-produk yang sama. Perusahaan tidak hanya memberitahukan pelanggan bahwa produknya tersedia, tetapi juga harus membujuk para pelanggan untuk membeli.
4. Mengingat
Kegiatan ini digunakan bila pelanggan mempunyai sikap yang positif terhadap penawaran produk perusahaan. Tujuan ini dapat menjadi sangat penting, karena walaupun telah tertarik dan membeli produk yang ditawarkan tetapi mereka masih tetap menjadi sasaran promosi para pesaing, sehingga mengingatkan mereka kembali kepada kepuasan yang lalu dapat menjaga mereka untuk tidak beralih kepada pesaing.
Faktor-faktor yang mempengaruhi promotional mix antara lain:
1. Jumlah dana
Suatu perusahaan yang mempunyai dana lebih besar kegiatan promosinya
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 21 akan lebih efektif dibandingkan dengan
perusahaan yang hanya mempunyai dana terbatas.
2. Sifat pasar
Ada tiga macam sifat pasar yaitu: a. Luas pasar secara geografis Personal selling dapat mencukupi dalam pasar lokal terbatas akan tetapi dengan makin meluasnya pasar secara geografis, periklanan harus makin dipentingkan.
b. Jenis pelanggan
Strategi promosi dipengaruhi oleh jenis sasaran yang hendak dituju oleh perusahaan. Seperti: pengecer, pelanggan rumah tangga, atau perantara.
c. Konsentrasi pasar
Jumlah keseluruhan calon pembeli juga merupakan pertimbangan. Makin sedikit calon pembeli makin efektif personal selling dibanding periklanan. 3. Sifat produk
Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh produknya. Misalnya untuk barang konverian, strategi promosi yang dilakukan biasanya menggunakan periklanan, karena barang-barang konverian didistribusikan secara luas tidak memerlukan demonstrasi suatu penerangan. Sedangkan strategi promosi barang industri seperti
instalasi, biasanya menggunakan personal selling.
4. Tahap-tahap dalam life cycle. a. Tahap perkenalan (introduction) Disini produk mulai diperkenalkan, maka pada tahap ini diperlukan adanya strategi promosi secara basar-besaran.
b. Tahap pertumbuhan (Growth) Merupakan tahap dimana penjualan meningkat dengan cepat dan diikuti pula oleh peningkatan laba.
c. Tahap kedewasaan (Maturitas) Tahap ini terdiri dari tiga bagian: a) Maturitas berkembang (Growth
maturity) dimana penjualan total masih berkembang terus, tetapi dengan kecepatan yang semakin berkurang.
b) Maturitas stabil (stable maturity) dimana penjualan tidak lagi meningkat
c) Maturitas memburuk (decaying maturity). Tingkat penjualan mulai menurun.
d. Tahap Kemerosotan
Dengan menurunnya penjualan produk, beberapa perusahaan mengundurkan diri dari pasar, dan menanamkan modalnya di bidang lain yang lebih menguntungkan. Perusahaan yang bertahan mengurangi jumlah jenis produk yang dihasilkan, mengurangi
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 22 anggaran promosi dan menurunkan
harga jual untuk mencegah semakin menurunnya permintaan.
3.2. Volume Penjualan
Volume penjualan adalah penjualan yang berhasil dicapai oleh suatu perusahaan melalui jumlah produk atau merk suatu perusahaan yang terjual dalam suatu jangka waktu tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan antara lain:
1. Kondisi dan kemampuan penjual Penjual harus memahami beberapa masalah penting yang berkaitan dengan penjualan, yaitu meliputi jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk, syarat penjualan seperti pembayaran, pelayanan setelah penjualan dan garansi.
2. Kondisi pasar Faktor ini meliputi:
a. Jenis pasar, apakah pasar konsumsi atau pasar industri b. Kelompok pembeli
c. Daya belinya
d. Keinginan dan kebutuhan 3. Modal
Jika modal besar dapat dilakukan kegiatan penjualan lebih banyak dibandingkan bila modal terbatas.
4. Kondisi Perusahaan
Pada perusahaan besar masalah penjualan ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) sedangkan pada perusahaan kecil biasanya oleh pimpinan sendiri.
5. Faktor lain
Faktor lain ini menurut Philip Kotler dan Kevin Lane (2007:19) Meliputi periklanan, perorangan, pemberian hadiah dan kampanye sering mempengaruhi penjualan. Bagi perusahaan yang bermodal kuat kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan sedangkan bagi perusahaan kecil jarang dilakukan.
3.3. Hubungan Promotional Mix dengan Volume Penjualan
Istilah penjualan sering disamakan dengan istilah promosi. Padahal penjualan hanya meliputi kegiatan pemindahan barang atau jasa, atau penggunaan penjual saja. Dan tidak terdapat kegiatan promosi yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Jadi penjualan hanya merupakan bagian dari promosi.
Bagi tenaga penjualan kegiatan pemasaran sangat penting. Mungkin salah satunya yang paling penting adalah periklanan, dimana efektifitasnya
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 23 berkaitan langsung dengan kunjungan
konsumen ke perusahaan.Dalam hal ini berhubungan langsung dengan jumlah penjualan yang dihasilkan.
Di dalam penjualan masalah pelayanan sangat penting, kunjungan seorang wiraniaga kepada para konsumen akan memberikan kemungkinan timbulnya banyak pesanan. Fungsi dari wiraniaga adalah mempromosikan produk yang dihasilkan perusahaan. Disamping itu juga dapat memberikan saran-saran yang menarik. Hal ini sangat efektif untuk meningkatkan penjualan. Dengan demikian penjualan akan mengalami peningkatan apabila didukung oleh kegiatan promosi yang dilakukan secara obyektif dan intensif. Selain itu masalah produk, distribusi dan harga sebagai variabel pemasaran yang lain juga harus dipertimbangkan.
3.4. Hipotesis
Adapun perumusan hipotesis pada penelitian ini adalah:
Ha: Implementasi promotional mix berpengaruh terhadap volume penjualan Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” di desa Sumber Pakem, kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember.
Ho: Implementasi promotional mix tidak berpengaruh terhadap volume penjualan Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” di desa Sumber Pakem,kecamatan Sumber Jambe, Kabupaten Jember.
IV. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Batik Tulis “LABAKO” dan Batik Cap “LABAKO” yang beralamat di Jl. Raung No. 30 Sumber Pakem Kecamatan Sumber Jambe Kabupaten Jember.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan seluruh populasi untuk dijadikan sampel yaitu sebanyak 30 responden yang terdiri dari 1 orang pimpinan dan seluruh karyawan bagian penjualan yang berjumlah 29 orang.
Dalam pengambilan data menggunakan proses wawancara dimana dipergunakan lembar jawaban yang disusun sesuai dengan skala Likert.
Analisis data menggunakan dua metode pendekatan yaitu Teknik Analisis Kuantitatif menggunakan Rank Spearman, sedangkan kriteria pengambilan keputusannya dapat dilihat dari besarnya koefisien korelasi setelah
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 24 dilakukan perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows adalah -1≤ r ≤ 1.
V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Periklanan terhadap Volume Penjualan
Tabel 1. Hasil Analisis Periklanan terhadap Y Correlations
Periklanan Volume Penjualan Spearman’s rho Periklanan Correlation Coefficient 1.000 .961**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Volume Penjualan Correlation Coefficient .961** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber Data: Data Diolah Nilai r hitung antara variabel
periklanan X1 terhadap Y menunjukkan
angka 0,961. Kondisi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel periklanan terhadap variabel volume penjualan adalah sangat kuat.
Nilai korelasi hitung 0,961 lebih besar dari korelasi (r) tabel yaitu sebesar 0,306 maka menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat kuat. Nilai r hitung tersebut berpengaruh secara signifikan karena lebih besar dari r tabel dan hampir mendekati angka 1, angka ini menunjukkan adanya keterkaitan
yang sangat kuat antara periklanan yang dilakukan oleh LABAKO BATIK dengan nilai penjualan.
Nilai signifikansi yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan angka 0,000 yang mutlak lebih kecil jika dibandingkan dengantingkat kesalahan yaitu 0,05. Maka hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat antara periklanan terhadap volume penjualan dari LABAKO BATIK, atau dengan kata lain jika periklanan meningkat maka volume penjualan juga akan meningkat.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 25
5.2. Hubungan Personal Selling terhadap Volume Penjualan
Tabel 2. Hasil Analisis Personal Selling terhadap Y Correlations
Personal Selling Volume Penjualan Spearman’s rho Personal Selling Correlation Coefficient 1.000 .952**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Volume Penjualan Correlation Coefficient .952** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber Data: Data Diolah Nilai r hitung antara variabel
Personal Selling X2 terhadap Y
menunjukkan angka 0,952. Kondisi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variable personal selling terhadap variabel volume penjualan adalah sangat kuat.
Nilai korelasi hitung sebesar 0,952 lebih besar dari korelasi (r) tabel yaitu sebesar 0,306 maka menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat kuat.Usaha untuk mengenalkan produk LABAKO BATIK kepada konsumen secara langsung dan terus menerus memperoleh hasil yang nyata terhadap peningkatan volume penjualan LABAKO BATIK.
Nilai signifikansi yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan angka 0,000 yang mutlak lebih kecil jika dibandingkan dengan dengan tingkat kesalahan yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat antara Personal Selling/usaha untuk mengenalkan produk-produk LABAKO BATIK secaralangsung kepada konsumen maupun calon konsumen terhadap peningkatan volume penjualan dari LABAKO BATIK.Dari hasil tersebut bisa dikatakan jika personal selling meningkat maka volume penjualan juga akan meningkat.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 26
5.3. Hubungan Promosi Penjualan terhadap Volume Penjualan
Tabel 3. Hasil Analisis Promosi Penjualan terhadap Y Correlations
Promosi Penjualan
Volume Penjualan Spearman’s rho Promosi Penjualan Correlation Coefficient 1.000 .939**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Volume Penjualan Correlation Coefficient .939** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber Data : Data Diolah Nilai r hitung antara variabel
Promosi Penjualan X3 terhadap Y
menunjukkan angka 0,939. Kondisi ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Promosi penjualan terhadap variabel volume penjualan adalah sangat kuat.
Jika kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel yaitu sebesar 0,306 maka nilai r hitung tersebut berpengaruh secara signifikan. Hal ini disebabkan karena r hitung lebih besar dari r tabel dan hampir mendekati angka 1, angka ini menunjukkan adanya keterkaitan yang sangat kuat antara promosi penjualan LABAKO BATIK kepada konsumen selama ini
memperoleh hasil yang nyata terhadap peningkatan volume penjualan LABAKO BATIK.
Nilai signifikansi yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan angka 0,000 yang mutlak lebih kecil jika dibandingkan dengan tingkat kesalahan yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat antara promosi penjualan yang dilakukan oleh karyawan dan pimpinan
LABAKO BATIK terhadap
peningkatan volume penjualan dari perusahaan ini, atau dengan kata lain jika promosi penjualan meningkat maka volume penjualan juga akan meningkat.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 27
5.4. Hubungan Promosi Penjualan terhadap Volume Penjualan
Tabel 4. Hasil Perhitungan Variabel Promotional Mix terhadap Variabel Y Correlations
Promotional Mix
Volume Penjualan Spearman’s rho Promotional Mix Correlation Coefficient 1.000 .952**
Sig. (2-tailed) . .000
N 30 30
Volume Penjualan Correlation Coefficient .952** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber Data : Data Diolah Nilai r hitung antara promotional
mix dengan volume penjualan yaitu r hitung sebesar 0,952 dimana nilai tersebut mengatakan bahwa terdapat keterkaitan yang sangat kuat antara promotional mix terhadap volume penjualan dari LABAKO BATIK.
Nilai signifikansi yang terdapat pada tabel di atas menunjukkan angka 0,000 yang mutlak lebih kecil jika
dibandingkan dengan tingkat kesalahan yaitu 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat antara Promotional Mix yang dilakukan oleh karyawan dan pimpinan LABAKO BATIK terhadap peningkatan volume penjualan dari perusahaan ini, atau dengan kata lain jika Promotional Mix meningkat maka volume penjualan juga
akan meningkat. 5.5. Uji Hipotesa Tabel 5. t hitung Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -.157 .377 -.416 .680 Periklanan 1.029 .049 .969 20.925 .000 Personal Selling 1.029 .049 .961 20.861 .000 Promosi Penjualan 1.051 .061 .956 17.265 .000 Promotional Mix .348 .017 .969 20.725 .000
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 28
a. Dependent Variable: Volume Penjualan
Sumber Data : Data Diolah Berdasarkan hasil uji student t untuk
periklanan menunjukkan bahwa koefisien t hitung sebesar 20,929 sementara t table dengan derajat kebebasan n - 2 = 30 – 2 = 28 menunjukkan koefisien sebesar 1,701.Karena t hitung > t tabel maka hipotesa alternatif diterima serta menolak hipotesa nol. Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0,000 yang lebih kecil dari 0, 05 maka hubungan antara periklanan dengan volume penjualan mempunyai hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji student t untuk personal selling menunjukkan bahwa koefisien t hitung sebesar 20.861 sementara t table dengan derajat kebebasan n - 2 = 30 – 2 = 28 menunjukkan koefisien sebesar 1,701. Karena t hitung > t tabel maka hipotesa alternatif diterima serta menolak hipotesa nol. Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara personal selling dengan volume penjualan mempunyai hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji student t untuk promosi penjualan menunjukkan bahwa
koefisien t hitung sebesar 17.625 sementara t table dengan derajat kebebasan n - 2 = 30 – 2 = 28 menunjukkan koefisien sebesar 1,701.Karena t hitung > t tabel maka hipotesa alternatif diterima serta menolak hipotesa nol. Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0,000 yang lebih kecil dari 0, 05 maka hubungan antara promosi penjualan dengan volume penjualan mempunyai hubungan yang signifikan.
Berdasarkan hasil uji student t untuk promotional mix menunjukkan bahwa koefisien t hitung sebesar 20.725 sementara t table dengan derajat kebebasan n - 2 = 30 – 2 = 28 menunjukkan koefisien sebesar 1,701. Karena t hitung > t tabel maka hipotesa alternatif diterima serta menolak hipotesa nol. Selanjutnya karena tingkat signifikansi yaitu 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka hubungan antara promotional mix dengan volume penjualan mempunyai hubungan yang signifikan atau dengan kata lainpromotional mix dapat meningkatkan nilai penjualan dari LABAKO BATIK.
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 29
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan tentang bagaimana hubungan implementasi promotional mix terhadap peningkatan volume penjualan Batik tulis “LABAKO” dan Batik cap “LABAKO” didesa Sumber Pakem kecamatan Sumber Jambe Kabupaten Jember,maka dapat disimpulkan bahwa menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat, hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi hitung sebesar 0,952 yang lebih besar dari r tabel (0,3059).
Kondisi ini dapat di dirinci oleh hubungan terhadap peningkatan volume penjualan dari tiga variabel. Variabel
periklanan merupakan variabel yang
paling dominan berpengaruh yaitu dengan tingkat koefisien korelasi 0,961 yang berarti memberi kontribusi pengaruhnya sebesar 92,35%, kemudian variabel personal selling yaitu 0,952 yang berarti memberi kontribusi pengaruhnya sebesar 90, 63%, dan berikutnya adalah variabel promosi
penjualan yaitu 0,939 yang berarti
memberi kontribusi pengaruhnya sebesar 88,17 %, ternyata nilai r semua variabel masih lebih besardari korelasi
tabel yaitu o,3059. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan.
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t hitung sebesar 20,725 untuk hubungan terhadap peningkatan penjualan atas promotional mix dan ketiga faktornya juga lebih besar dari t tabel sebesar 1,701. Kondisi ini dapat dilihat dari t hitung atas SPSS 16 yaitu berturut-turut dari promotional Mix (20,725) periklanan (20,925) personal selling (20,861) dan promosi penjualan (17,265). Sementara tingkat signifikansi menunjukkan 0,0000 yang kurang dari tingkat kesalahan yaitu 0,01. Hal inimengatakan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat (high significant)antara promotional Mix, periklanan, personal selling dan promosi penjualan terhadap volume penjualan.
6.2. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan dalam tulisan ini adalah untuk lebih meningkatkan dan menggencarkan promosi penjualan melalui periklanan karena dari hasil penelitian terbukti bahwa periklanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai
Majalah Ilmiah “DIAN ILMU” Vol. 10 No.1 Oktober 2010 30 penjualan LABAKO BATIK. Sehingga
nantinya produk dari LABAKO BATIK akan dikenal lebih luas khususnya masyarakat Jember dan Indonesia pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan (2002), Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi ke dua, Jakarta Utara: CV. Rajawali
Gitosudarmo, Indriyo (2003), Manajemen Pemasaran, Edisi Pertama, Yogyakarta:BPFE.
Kotler, Philip, (2000), Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan dan Pengendalian, Edisi Keenam, Jakarta:Erlangga.
Radiosunu, (2001), Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Analisis, Edisi Kedua, Yogyakarta :BPFE
Stanton, William J, (2000), Prinsip Pemasaran I, Edisi ketujuh, Jakarta:Erlangga
Swastha, Basu DH, (2000), Asas-asas Marketing, Edisi III, Yogyakarta: Liberty.
Swastha, Basu dan Irawan, (2005), Manajemen Pemasaran Modern, Edisi 2, Yogyakarta: Liberty.
Suliyanto, 2009, Metodologi penelitian S2, Ghalia. Indonesia. Bogor
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Edisis Revisi, Cetakan ke 14, CV. Alfabeta, Bandung. Suyanto M, (2007), Marketing Strategy
Top Brand Indonesia, Yogyakarta:Andi
UsmanHusaini, (2008), Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wiyadi, Mulyadi, DiahMurdianti, (2001), Manajemen Pemasaran I, Edisi Revisi, Surakarta: FE UMS.