• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUDAYA TARIAN DERO DI KABUPATEN MOROWALI ( SULTENG) ( Studi Di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali ) ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUDAYA TARIAN DERO DI KABUPATEN MOROWALI ( SULTENG) ( Studi Di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali ) ABSTRAK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

BUDAYA TARIAN DERO DI KABUPATEN MOROWALI ( SULTENG) ( Studi Di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali )

ABSTRAK

Yang di angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana perkembangan tarian dero di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali? Yang menjadi tujuan utama peneliti adalah untuk lebih mengetahui secara mendalam mengenai tarian dero di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif, dengan sampel “sebagian besar masyarakat asli suku mori yang tinggal di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali”. Data-data yang di perlukan dalam penelitian ini di ambil melalui teknik observasi, wawancara,dokumentasi. Keseluruhan data di analisis secara deskriptif yang di lanjutkan dengan penjelasan yang relevan dengan data yang di ambil selama penelitian yang di peroleh dari masyarakat yang sering melakukan dan melihat langsung tarian dero.

Dari hasil penelitian penulis menemukan berbagai hal sebagai berikut:

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah Seiring dengan kemajuan zaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya dipegang teguh, dipeliharan dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah hampir punah. Pada umunya masyarakat merasa gengsi dan malu apa bila masih mempertahankan dan menggunakan budaya local atau budaya dearah. Kebanyakan masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya modern dari pada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya justru budaya daerah atau budaya lokal yang sangat sesuai dengan kepribadian bangsanya.

Kata Kunci: Pandangan Masyarakat, Perubahan sosial

Eni1 Budaya Tarian Dero Di Kabupaten Morowali ( Sulteng)” Di bawah

bimbingan Bapak Dr.Rauf A Hatu M.Si2 dengan Bapak Ridwan Ibrahim. S.Pd., M.Si3

1 Peneliti

2 Dosen Pembimbing 1 (satu)

(3)

3

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni: Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian pembangunan nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen pendidikan dan kebudayaan, wujud, arti dan puncak-puncak kebudayaan lama dan asli bagi masyarakat pendukungnya, Semarang: P&K, 1999.

Sulaiman (dalam Esti Ismawati 2012) Sistem budaya merupakan wujud abstrak kebudayaan, di dalamnya berisi ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, yang dapat di artikan sebagai adat istiadat, mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, termasuk norma agama. Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sitem budaya di lakukan melalui proses pembudayaan atau istitusionalization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan ini seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran dan sikap perilakunya dengan adat istiadat, sistem norma, peraturan yang hidup dalam kebudayaan. Proses ini di mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekitar, kemudian lingkungan masyarakatnya, melalui proses imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati.

(4)

4

Propinsi sulawesi tengah memiliki kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat Kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk, dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.

Tradisi budaya di Sulawesi Tengah Sebagai Kebudayaan Daerah Sulteng Propinsi Sulteng atau Sulawesi Tengah ternyata juga memiliki kekayaan budaya yang patut di banggakan di negeri tercinta ini dan tak kalah menariknya untuk di ketahui. Banyak sekali warisan budaya Sulawesi Tengah yang wajib di lestarikan sehingga anak cucu Indonesia lebih cinta kebudayaan Indonesia sendiri ketimbang kebudayaan asing. Jenis-jenis budaya yang cukup di kenal di Sulawesi tengah yaitu budaya dero, tarian luminda, mebintingi, mongkoro dll. Banyaknya seni kebudayaan Sulawesi Tengah tentu menjadi bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Semua tradisi yang berkaitan dengan aspek kehidupan di Sulteng dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama mungkin merupakan salah satu warisan budaya yang tetap terpelihara hingga sekarang dan

(5)

5

dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.

Morowali terdapat di provinsi Sulawesi Tengah yang merupakan pecahan dari kabupaten Poso, terdiri dari 11 kecamatan yaitu Kecamatan Petasia, Soyojaya, Wita Ponda, Bumi Raya, Menui Kepulauan, Mori Atas, Bungku Tengah, Bungku Utara, Bungku Selatan. Penduduk aslinya adalah Suku Mori tapi sekarang terdiri dari berbagai suku yaitu jawa, bugis, tator, bare’e, towatu, bali dll. Dalam penggunaan bahasapun bermacam-macam biasanya ada dalam suatu desa yang memakai bahasa yang sama, dan juga dalam satu Kecamatan yang memakai bahasa yang sama contohnya di kecamatan Wita Ponda, mereka memakai bahasa Mori hanya sedikit yang memakai bahasa yang berbeda. Tapi dalam hal budaya mereka memakai budaya yang sama yaitu budaya dero yang diadakan ketika ada acara pernikahan, syukuran, dll.

PEMBAHASAN

Menurut Emile Durkheim (dalam Salim, 2002:54-57) perubahan struktur masyarakat terbagi menjadi dua solidaritas, yaitu masyarakat dari bersolidaritas mekanik dan bentuk masyarakat bersolidaritas organik. Perubahan sosial ini merupakan proses waktu yang berkembang menjadikan populasi jumlah penduduk yang meningkat pesat. Dimana dalam proses itu terjadi pertumbuhan pembagian kerja yang berkembang.

Barker (dalam Usman Pelly & Menanti 1994 : 22 ) mendefinisikan “ kebudayaan sebagai penciptaan, penerbitan dan pengolahan nilai-nilai insani. Tercakup di dalamnya usaha membudayakan bahan alam mentah serta hasilnya.

(6)

6

Di dalam bahan alam, alam diri dan alam lingkungannya baik fisik maupun social, nilai-nilai di definisikan dan di kembangkan sehingga sempurna. Membudayakan alam, memanusiakan manusia, menyempurnakan hubungan keinsanian merupakan kesatuan tak terpisahkan”.

Soekanto (dalam Dadang Supardan 2008 : 207) mendefinisikan Tradisi sebagai suatu pola perilaku atau kepercayaan yang telah menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama di kenal sehingga menjadi bagian dari suatu budaya yang telah lama di kenal sehingga menjadi adat istiadat dan kepercayaan yang secara turun temurun.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat & kemampuan lain serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan dikaji asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.

Kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya didalam lingkungannya”. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial tertentu.

Modero merupakan nama tarian daerah Sulawesi tepatnya kabupaten Poso. Tarian ini merupakan tarian suka cita dan bergembira yang menggambarkan kebahagiaan dan rasa syukur masyarakat suku mori atas hasil panen yang didapatkan dari bercocok tanam.

(7)

7

Dero sampai saat ini masih menjadi tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat setempat. Seiring dengan perkembangan zaman, tari dero juga masih bertahan sebagai aset kebudayaan dari kabupaten poso. sekarang tari dero tidak hanya dapat disaksikan atau diikuti pada saat malam setelah pesta pernikahan atau pada acara-acara besar adat.

Adat merupakan wujud ideal dari kebudayaan yang berfungsi sebagai tata kelakuan. Adat adalah aturan, perbuatan yang lazim di lakukan sejak dahulu menurut daerah setempat. Adat yang berada pada tingkat nilai budaya bersifat abstrak, merupakan ide-ide yang mengkonsepsikan hal-hal yang paling bernilai dalam kehidupan suatu masyarakat.

Tarian dero sudah lama di gunakan oleh suku mori setiap akan mengadakan acara, dari dulu smpai sekarang masih tetap di gunakan.

Kesenian Masyarakat Desa Emea

Di Sulawesi Tengah ini pengaruh seni kebudayaan asing dapat ditemukan yang berasal dari orang barat. Pengaruh kebudayaan asing adalah pengaruh kebudayaan yang datang dari luar, maka seiring dengan datangnya pengaruh ajaran islam, bidang kebudayaannya pun ikut mendapat pengaruh kebudayaan islam contohnya dalam seni membangun tempat ibadah atau masjid, dalam tata krama pergaulan, kesenian dan sebagainya. Juga pengaruh dari orang Bugis Makassar ikut memperkaya perkembangan kebudayaan di Sulawesi Tengah seperti dalam tata pemerintahan, bangunan rumah, adat kebiasaan, nama dan cara orang berpakaian, masakan dan sebagainya.

(8)

8

Musik dan tarian ini bervariasi antara daerah yang satu dengan lainnya. Musik tradisional memiliki instrume seperti suling, gong dan gendang. Alat musik ini lebih berfungsi sebagai hiburan dan bukan sebagai bagian ritual keagamaan. Di wilayah beretnis Kaili sekitar pantai barat waino musik tradisional ditampilkan ketika ada upacara kematian. Kesenian ini telah dikembangkan dalam bentuk yang lebih populer bagi para pemuda.

Tarian masyarakat yang terkenal adalah Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu.

Keberadaan sebuah kesenian tradisional dalam pelaksanaannya mengadung sebuah makna yang berperan sebagai fungsi dalam pelaksanaannya, baik melalui alat music, nyanyian dan gerakan tertentu. Modero sebagai salah satu kesenian daerah dalam hal ini musik tradisional.

a. Modero sebagai sarana hiburan, bagi masyarakat modero adalah tradisi yang sudah biasa dilakukan setiap ada acara perkawinan, atau pesta panen padi (padungku) Untuk menghibur masyarakat.

b. Modero sebagai pengiring penjemputan tamu pada acara tertentu, Bagi masyarakat mori apabila ada perayaan yang dilaksanakan dan ketikan kedatangan tamu yang berasal dari daerah luar atau tamu penting maka akan diadakan modero untuk sebagai menghibur para tamu.

Tarian dero atau modero merupakan sebuah jenis tarian tradisional yang terdapat di sulawesi tengah. Tarian ini diikuti oleh laki-laki dan perempuan namun

(9)

9

dalam pelaksanaannya antara laki-laki dan perempuan terpisah, artinya laki-laki 1 kelompok dan perempuan 1 kelompok juga. Dalam pelaksanaannya laki-laki dan perempuan melakukan modero secara bersama sambil berbalas pantun/lagu, yang sedikit membedakan tarian tradisional ini adalah dalam menggunakan lagu tidak boleh yang telah di rekam.

Tradisi Dero Sebagai Tanda Syukur ( Padungku )

Padungku merupakan istilah upacara adat untuk hari upacara syukur sebuah desa karena penduduk wilayah tersebut berhasil memanen tanaman padi. Ucapan syukur ini ditujukan bagi leluhur atau nenek moyang penduduk setempat yang dipercayai telah membantu masyarakat dengan memberikan kesuburan dan panen padi yang melimpah.

Padungku adalah hari raya dimana sanak keluarga dari berbagai tempat datang untuk merayakan ucapan syukur panen ini. Kadang kala prosesi padungku terjadi bergantian dibeberapa daerah. Sehingga padungkupun menjadi ajang silaturahmi antar keluarga dan kerabat masyarakat.

Suku mori sendiri merupakan penduduk pribumi asli kabupaten ini yang mendiami hampir seluruh wilayah kabupaten bahkan sampai ke sebagian wilayah kabupaten morowali. Nenek moyang suku mori itu sendiri berasal dari morowali daerah yang masuk ke wilayah provinsi sulawesi tengah. Suku mori adalah kesatuan dari beberapa etnis di wilayah Sulawesi tengah.

Bagi masyarakat tari dero merupakan tari yang melambangkan suka cita atau kebahagian. Tarian ini telah lama dipertahankan oleh masyarakat, bagi masyarakat setempat tarian ini adalah bentuk rasa syukur atas hasil panen yang

(10)

10

diperoleh. Tarian ini sudah dikenal sejak masyarakat mengenal bertani atau bercocok tanam sebagai mata pencaharian.

Tarian modero ini sendiri selalu di adakan setiap hari padungku. Hari padungku yaitu saat hari raya tiba. Berbagai keluarga datang untuk berkumpul di tempat yang sama merayakan hasil panen tersebut. Namun yang di tunggu oleh masyarakat suku mori yaitu saat hari raya padungku tersebut telah selesai dengan di tutupnya atau selesainya hari padungku tersebut. Maka perayaan yang sebenarnya mulai di lakukan yaitu dengan menari bersama.

Tradisi padungku ini sudah ada sejak dari nenek moyang suku mori dan sampai sekarang tradisi ini masih ada dan masih di gunakan dalam setiap acara-acara di desa Emea ini, ada terdapat sedikit perbedaan antara tradisi padungku yang dulu dan yang di pakai sekarang. Tradisi padungku pada zaman dulu penduduk yang akan mengadakan acara padungku akan berkumpul di tempat-tempat yang telah ditentukan seperti balai desa atau lapangan sedangkan pada zaman sekarang yang mau melaksanakan acara tersebut bisa mengadakan sendiri ditempat atau dirumah sendiri.

Fungsi Tarian Dero Dalam Mempererat Tali Persaudaraan

fungsi tarian dero, tarian dero merupakan tarian pergaulan muda-mudi. Sehingga fungsi yg paling nyata adalah untuk bergaul dengan masyarakat adat lokal. Tari dero bertujuan untuk mempersatukan semua lapisan masyarakat tanpa memandang latar belakang tiap-tiap orang.

(11)

11

1. Tari tradisional, bentuk gerakan yang masih asli dan di turunkan langsung dari satu gerenari ke generasi berikutnya.

2. Tari kreasi, bentuk tari dengan gerak tradisional atau kedaerahan yang telah dikembangkan sesuai fungsi dan situasinya. Unsur yang digunakan dalam tari ini hiburan.

3. Tari modern, bentuk tari yang memegang konsep utuh, biasanya yang memadukan gerak tradisi dan kreasi dalam suatu garapannya.

berdasarkan fungsinya tari di bagi menjadi tiga yaitu:

1. Tari untuk keperluan upacara adat, tarian di khususkan sebagai sarana upacara adat seperti perkawinan dan tanda syukur saat panen.

2. Tari pergaulan, tarian yang berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa gembira misalnya tarian dero.

3. Tari pertunjukan, tarian yang di garap secara khusus dari pola estetis sampai pada konsep yang di khususkan untuk pertunjukan indoor ataupun outdor. Tarian dero bukan hanya berfungsi sebagai hiburan, melainkan juga untuk mencari kenalan baru. Saat tarian dero ini disajikan, bagi siapapun yang ini menari, hanya tinggal masuk kedalam lingkaran tersebut, setelah itu menggandeng tangan yang ada di sebalah tangan dan sebelah kirinya. Hal ini dikarenakan tidak pernah ada yang merasa keberatan. Tarian dero fungsi pada awalnya adalah untuk mempererat hubungan kekerabatan satu sama lainnya.

Jadi tarian tradisional suku mori ini telah memberikan pelajaran mengenai kekeluargaan yang saat erat satu sama lainnya, dimana dengan sebuah tarian bisa mempererat tali persahabatan, kekerabatan, dan kedamaian walaupun di dalam

(12)

12

lingkaran tarian tersebut berbagai ragam dan ras individu yang bergerak membuat rotasi yang berputar. Lingkaran yang terbentuk bersamaan dengan tangan bergandeng erat menandakan sebuah kekokohan yang tak ingin lepas dari putaran roda kehidupan yang dijalaninya. Dari sebuah tarian ini patutlah kita mengambil sebuah arti dari kehidupan.

Tradisi ini mempunyai peranan penting dalam setiap acara yang di adakan suku mori yaitu acara suka cita karena dapat menciptakan rasa kekeluargaan, antar sesama masyarakat tanpa mebedakan suku yang khusunya yang berada di Desa Emea kecamatan wita ponda kabupaten korowali.

Dero ini merupakan salah satu tradisi yang ada pada suku mori yang sampai sekarang masih sangat terjaga dan masih di gunakan sampai sekarang. Adapun perubahan yang terlihat tapi itu bukan merupakan hal yang penting bagi masyarakat khususnya suku mori yang penting bagi mereka adalah bagaimana dalam tradisi tarian ini dapat mempersatukan masyarakat agar terjalin suatu hubungan yang dapat mempererat rasa kekeluargaan dan persaudaraan dan makna dari tradisi ini tidak pernah hilang.

Tradisi dero ini juga bukan hanya di pakai oleh suku asli Mori, suku lain atau pendatang seperti bugis, jawa yang tinggal di desa tersebut yaitu desa Emea kecamatan wita ponda kabupaten morowali akan menyesuaikan adat yang di pakai di desa tersebut tanpa menghilangkan juga budaya suku mereka sendiri.

(13)

13

Eksistensi Tarian Dero di Tengah Himpitan Modernisasi

Setelah melakukan penelitian di desa Emea Kecamatan Wita Ponda Kabupaten Morowali maka dapat di ketahui dengan jelas mengenai budaya tarian dero dan masalah-masalah yang ada di dalamnya.

Modero berkembang menjadi tarian bersama masyarakat di kampung yang wajib dilakukan setiap kali terdapat perayaan bersama termasuk pesta pernikahan. Modero yang dikenal masih menggunakan langkah kaki yang sama, yakni kaki kanan dua kali diikuti kaki kiri satu kali, dilakukan sambil diiringi lagu bersama dan berbalas pantun. Terdapat lagu bersama yang dinyanyikan oleh seluruh orang yang berada dalam lingkaran. Setelah lagu bersama tersebut selesai akan dilakukan satu pantun yang dilagukan. Sebelum pantun dibalas, lagu bersama dinyanyikan sekali lagi, demikian seterusnya. Modero kemudian menjadi tarian persahabatan, kekerabatan yang menggambarkan keakraban seluruh isi kampung dan para tamu dari luar. Modero bisa dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang tua hingga lansia. Siapapun bisa bergabung dalam lingkaran dan sebaliknya terdapat semacam tabu untuk menolak seseorang yang hendak masuk dalam lingkaran. Bergandengan tangan sering dimaknai sebagai bentuk saling menguatkan dan berbagi rasa, sementara pantun-pantun yang dilagukan mewakili perasaan dan situasi sosial saat itu. Berbalas pantun menjadi inti dari modero.

Hingga tahun 1960 hingga 1980-an, Modero yang demikian masih banyak ditemui di kampung-kampung di Kabupaten Poso. Dero kemudian menggambarkan kesederhanaan yang anggun dan akrab antar seluruh warga.

(14)

14

Pada dasarnya setiap masyarakat dalam hidupnya dapat dipastikan akan mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat pada dasarnya merupakan suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan.

Tetapi perubahan yang terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan-perubahan yang tidak menonjol atau tidak menampakkan adanya suatu perubahan-perubahan. Juga terdapat adanya perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh luas maupun terbatas. Di samping itu ada juga perubahan-perubahan yang prosesnya lambat, dan perubahan yang berlangsung dengan cepat.

Perubahan yang terjadi pada masyarakat tersebut disebabkah oleh banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi. Karenanya perubahan yang terjadi di dalam masyarakat itu dikatakan berkaitan dengan hal yang kompleks.

Manusia pada hakikatnya selain sebagai makhluk individu juga merupakan makhluk sosial. Manusia tidak di lahirkan dalam keadaan yang sama, baik dari segifisik hingga lingkungan. Hal inilah yang menimbulkan tata cara, perilaku dan

(15)

15

pola hidup yang dalam waktu lama akan menjadi kebiasaan bersama. Kemudian dari kebiasaan tersebut terciptalah suatu kebudayaan.

PENUTUP Kesimpulan

Tarian dero merupakan salah satu dari sebagian besar kesenian tari yang berasal dari tanah poso. Tarian ini melambangkan sebuah ungkapan sukacita dari masyarakat poso khususnya mereka yang mendiami daerah sepanjang lembah danau poso. Meskipun penulis tidak memahami dengan pasti tentang asal-usul tarian ini, akan tetapi keidentikan tarian dero dengan masyarakat disepanjang lembah danau Poso didasarkan pada tradisi pengucapan syukur (padungku) setelah memperoleh hasil pertanian khususnya dari tanaman pokok padi yang terjadi secara bergelombang daerah tersebut.

Perkembangan tari dero awalnya dero dulunya diadakan dengan tradisional. Yaitu menggunakan gong dan gendang sebagai musik pengiring dan dinyanyikan oleh semua orang yg melakukan tarian dero itu sendiri. Dan inilah yg disebut dg dero asli, seiring berjalannya waktu tarian dero banyak mengalami modifikasi. Baik itu gaya dan gerakannya maupun musik pengiring yg umumnya sekarang tarian dero diiringi dengan electone dan penyanyi utama,bahkan sekarang ada yg sudah terkontaminasi dengan memakai DJ (house music).

Saran

Untuk dapat tetap melestarikan budaya peninggalan nenek moyang kita harus dapat memilah dan memilih budaya yang baru yang positif. Kita harus tetap

(16)

16

mengikuti perkembangan budaya modern tapi jangan sampai kita meninggalkan budaya sendiri. Jangan sampai kejadian kemarin seperti pengklaiman budaya terjadi kembali. Hal tersebut terjadi juga karena kita kurang menjaga dan melestarikan budaya sendiri.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran yakni sebagai berikut:

1. Di harapkan bagi anak-anak muda yang berada di Desa Emea Kecamatan Wita Ponda khususnya suku mori untuk terus menjaga dan melestarikan tardisi suku mori ini agar tidak hilang seiring semakin berkembangnya zaman dan semakin modern.

2. Bagi tokoh-tokoh agama, tokoh adat untuk memperkenalkan budaya-budaya maupun tradisi-tradisi yang ada pada suku mori untuk di perkenalkan pada anak-anak agar supaya dari kecil mereka sudah mengetahui budaya dan tradisi yang ada pada suku mori dan memberitahukan apa makna dan manfaatnya bagi mereka agar supaya mereka akan terus menjaga dan melestarikannya bahkan akan memperkenalkan pada suku-suku lain agar dapat di kenal oleh suku-suku lain.

Kemudian kebudayaan yang telah ada seperti kebudayaan tradisional akan tergeser bahkan akan hilang terganti oleh kebudayaan baru/ modern. Orang-orang akan lebih mengandalkan kebudayaan baru dan meninggalkan kebudayaan tradisional karena dianggap kebudayaan itu adalah kebudayaan yang kuno dan pantas di tinggalkan. Jadi keberadaan kebudayaan tradisional saat ini sangat mengkhawirkan. Kita sebagai penerus bangsa harus dapat melestarikan budaya

(17)

17

sendiri, budaya tradisional. Jangan sampai budaya itu punah tertelan waktu yang ke era globalisasi.

(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Blumer, Herbert, 1969. Dalam Buku “Prof. Dr. Koentjaraningrat”. Manusia Dan

Kebudayaan Di Indonesia. Jakarta : Djambatan.

Gumilar. 2001. Teori Perubahan Sosial. Unicom. Yokyakarta.

Hasyim, 2001. Dalam buku “prof.Dr.Koentjaraningrat”. manusia dan kebudayaan di Indonesia. jakarta : Djambatan.

Idrus, M. (2007). Metode Penelitian Ilmu-ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogkarta: UII Press.

Kroeber, A. L. and c. kluckhohn, 1952. Cultur : A critical review of concepts and definition. Cambridge, MA: Peabody museum

Moleong, L. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi. Remaja Rosdakarya Bandung.

Rafael, Raga Maran. 2000. Manusia dan Kebudayaan dalam Perspektif Ilmu

Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta

http://sosbud.kompasiana.com/2011/11/01/kebudayaan-nasional048712.html Di akses tanggal 05 januari 2013.

http://black59.blogspot.com/2010/02/7-unsur-unsur-kebudayaan.html

Di akses tanggal 19 oktober 2013http://www.google.co.id/sosial-budaya-sulawesi-tengah

Berita palu 2013, tari Dero Media Pemersatu Masyarakat Sulteng http://posob ersatu.multiply.com/journal/item/66?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fim

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menyimpulkan: (1) Tradisi Kawin Lari di desa Bayan adalah tradisi yangg dilakukan oleh masyarakat Bayan selaku suku Sasak dalam memulai proses

Hasil penelitian menunjukkan bahwa deiksis bahasa Bali dibagi menjadi lima, yakni deiksis persona, deiksis waktu, deiksis tempat, deiksis wacana, dan deiksis

Salah satunya adalah penyerahan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan desa di wilayah Kecamatan Mori Atas pada setiap akhir tahun melewati batas waktu

Masyarakat Desa Pematang Kuing yang mayoritasnya suku Jawa mereka memahami ritual ritual jamuan ladang adalah sebuah teradisi yang masih mengandung unsur Agama karena

1. Tradisi Mattama Dibola, merupakan sebuah upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat di desa bonto tengnga, kecamatan sinjai borong, kabupaten sinjai. Tradisi Mattama Dibola ini

Fokus kajian antara lain pada proses dan usaha penyesuaian diri dalam menerima pola-pola budaya serta aturan komunikasi dominan masyarakat Suku Sunda dengan Suku Jawa

Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan pola pikir masyarakat nelayan terhadap pendidikan di Desa Panimbawang Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten

Fokus kajian antara lain pada proses dan usaha penyesuaian diri dalam menerima pola-pola budaya serta aturan komunikasi dominan masyarakat Suku Sunda dengan Suku Jawa sebagai pribumi,