• Tidak ada hasil yang ditemukan

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan. Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya, Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya

sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,

Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).

(2)

Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :

Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan,

Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,

Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen,

Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,

Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).

Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1.Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,

2.Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan,

3.Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,

4.Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,

5.Biaya kesehatan akan lebih terkendali.

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah dapat di kelompokkan sebagai berikut : 1.Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

(3)

3.Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik 4.Pelayanan informasi dan rujukan

5.Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6.Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7.Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah:

Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis,

Klien dengan penyakit gagal jantung,

Klien dengan gangguan oksigenasi,

Klien dengan perlukaan kronis,

Klien dengan diabetes,

Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,

Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi,

Klien dengan terapi cairan infus di rumah,

Klien dengan gangguan fungsi persyarafan,

Klien dengan HIV/AIDS.

Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :

Klien dengan post partum,

Klien dengan gangguan kesehatan mental,

Klien dengan kondisi usia lanjut,

(4)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

Hasil kajian Depkes RI tahun 2000 diperoleh hasil : 97,7 % menyatakan perlu dikembangkan pelayanan kesehatan di rumah, 87,3 % mengatakan bahwa perlu standarisasi tenaga, sarana dan pelayanan, serta 91,9 % menyatakan pengelola keperawatan kesehatan di rumah memerluka ijin oprasional

Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK bidang kesehatan ,tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan kesehatan di rumah.

II. KONSEP HOME CARE A. Pengertian Home Care

Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan individu dengan melibatkan keluarga , dengan tujuan menyembuhkan, mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.

Perawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu jenis dari perawatan jangka panjang (Long term care) yang dapat diberikan oleh tenaga profesional maupun non profesional yang telah mendapatkan pelatihan.

Perawatan kesehatan di rumah yang merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan adalah suatu komponen rentang pelayanan kesehatan yang

berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau

(5)

memulihkan kesehatan serta memaksimalkan tingkat kemandirian dan

meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individual dan keluarga, direncanakan, dikoordinasi dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi home care melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian atau kombinasi dari keduanya (Warhola C, 1980).

Sherwen (1991) mendefinisikan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi. Sedangkan Stuart (1998) menjabarkan perawatan kesehatan di rumah sebagai bagian dari proses keperawatan di rumah sakit, yang merupakan kelanjutan dari rencana pemulangan (discharge planning), bagi klien yang sudah waktunya pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah ini biasanya dilakukan oleh perawat dari rumah sakit semula, dilaksanakan oleh perawat komunitas dimana klien berada, atau dilaksanakan oleh tim khusus yang menangani perawatan di rumah.

Menurut American of Nurses Association (ANA) tahun 1992 pelayanan keseatan di rumah adalah perpaduan perawatan kesehatan masyarakat dan ketrampilan teknis yang terpilih dari perawat spesialis yang terdiri dari perawat komunitas, perawat gerontologi, perawat psikiatri, perawat maternitas dan perawat medikal bedah. Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan perawatan kesehatan di rumah adalah :

1. Suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan memandirikan klien dan keluarganya,

2. Pelayanan kesehatan diberikan di tempat tinggal klien dengan melibatkan klien dan keluarganya sebagai subyek yang ikut berpartisipasi merencanakan kegiatan pelayanan,

3. Pelayanan dikelola oleh suatu unit/sarana/institusi baik aspek administrasi maupun aspek pelayanan dengan mengkoordinir berbagai kategori tenaga profesional dibantu tenaga non profesional, di bidang kesehatan maupun non kesehatan (Depkes, 2002).

Pelayanan keperawatan yang diberikan meliputi pelayanan primer, sekunder dan tersier yang berfokus pada asuhan keperawatan klien melalui kerjasama dengan keluarga dan tim kesehatan lainnya. Perawatan kesehatan di rumah adalah spektrum kesehatan yang luas dari pelayanan sosial yang ditawarkan pada lingkungan rumah untuk memulihkan ketidakmampuan dan membantu klien yang menderita penyakit kronis (NAHC, 1994).

(6)

Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang dikenal masyarakat dalam sistem pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa dirawat di rumah dan tidak dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :

1. Kasus-kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien lagi apabila dirawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan, 2. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus-kasus penyakit degeneratif yang memerlukan perawatan yang relatif lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relatif lama,

3. Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih 1 minggu) tidak menguntungkan bahkan menjadi beban bagi manajemen,

4. Banyak orang merasakan bahwa dirawat inap di institusi pelayanan kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat menikmati kehidupan secara optimal karena terikat dengan aturan-aturan yang ditetapkan,

5. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat mempercepat kesembuhan (Depkes, 2002).

C. Landasan Hukum

1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan

2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah. 3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran

5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat 6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas. 8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat. 9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta D.Tujuan Home Care

Tujuan Umum : Meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga Tujuan Khusus :

1. Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri. 2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. 3. Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah

(7)

Menurut Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH. (2006). Perawatan kesehatan di rumah bertujuan :

1. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidupnya,

2. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan,

3. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga,

4. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang diperlukan, rehabilitasi atau perawatan paliatif,

5. Biaya kesehatan akan lebih terkendali. E Ruang Lingkup Home Care

Ruang Lingkup Home Care, yaitu:

a. Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif

b. Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya. c. Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga

Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial

Menurut Rice R (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas.

Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah: 1. Klien dengan penyakit gagal jantung,

2. Klien dengan gangguan oksigenasi, 3. Klien dengan perlukaan kronis, 4. Klien dengan diabetes,

5. Klien dengan gangguan fungsi perkemihan,

6. Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi, 7. Klien dengan terapi cairan infus di rumah,

8. Klien dengan gangguan fungsi persyarafan, 9. Klien dengan HIV/AIDS.

(8)

1. Klien dengan post partum,

2. Klien dengan gangguan kesehatan mental, 3. Klien dengan kondisi usia lanjut,

4. Klien dengan kondisi terminal.

5. Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis, F. Prinsip Home Care

a. Pengelolaan home care dilaksanaka oleh perawat/ tim

b. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik. c. Mengumpulan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.

d. Menggunakan data hasil pengkajian dalam menetakan diagnosa keperawatan. e. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada diagnosa keperawatan. f. Memberi pelayanan prepentif, kuratif, promotif dan rehabilitaif.

g. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan h. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen kasus. i. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.

j. Mengembankan kemampuan profesional.

k. Berpartisifasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.

l. Menggunakan kode etik keperawatan daam melaksanakan praktik keperawatan G. Peran dan Fungsi Perawat Home Care

1. Manajer kasus : Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi : a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.

b. Menyusun rencana pelayanan. c. Mengkoordinir aktifitas tim d. Memantau kualitas pelayanan

2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan. dengan fungsi :

a. Melakukan pengkajian komprehensif b. Menetapkan masalah

c. Menyusun rencana keperawatan d. Melakukan tindakan perawatan

e. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien.

f. Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif. g. Melibatkan keluarga dalam pelayanan

h. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan. i. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan.

j. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

STANDAR URAIAN TUGAS DAN FUNGSI PENGELOLA HOME CARE A. Ketua Pengelola

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pengelolaan Perawatan di rumah b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan pelayanan dan klien c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan

(9)

Pelayanan

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan terhadap kinerja pel. e. Menyusun laporan pelaksanaan Home Care secara berkesinambungan

B. Ketua Bidang Administrasi/Keuangan

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan administrasi dan keuangan Home Care b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap administrasi pengelolaan Home Care c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pada bidang administrasi dan keuangan Home Care

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian proses adm. keuangan Home Care e. Menyusun laporan administrasi keuangan Home Care

C. Ketua Bidang Pelayanan

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan perawatan

b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap proses pelaksanaan Home Care

c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan terhadap sumber daya manusia keperawatan

d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan pel. Home Care. e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan keperawatan di rumah

D. Penanggung Jawab Kasus/ Koordinator

a. Mengkoordinasikan semua kegiatan pel. yang dilaksanakan oleh pelaksanan pel. b. Melakukan perlakuan yang baik terhadap pelaksanaan kep. dan klien di rumah c. Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pelaksanaan kep. d. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan pembinaan kepada pelaksana kep. e. Menyusun laporan kegiatan pelayanan sesuai bidang tugasnya

E. Pelaksanan Pelayanan

a. Melaksanakan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan b. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan

c. Melaksanakan intervensi / tindakan keperawatan sesuai rencana yang ditentukan d. Mengevaluasi kegiatan/ tindakan yang diberikan dg. berpedoman pada renpra. e. Membuat dokumentasi tertulis pada rekam kep. setiap selesai melaksanakan tugas F. Konsulen

a. Menerima konsultasi dari pelaksanaan keperawatan dan memberikan petunjuk / advis sesuai kewenangannya

b. Memberikan advokasi khususnya dalam bidang tindakan medik c. Melaksanakan tindakan-tindakan medik sesuai kewenangannya d. Memeriksa, menentukan Diagnosa dan memberi terapi medik

(10)

A. Manajemen Kasus Home Care 1. Melakukan seleksi kasus

a. Resiko tinggi ( Bayi, balita, lansia, ibu maternal ) b. Cidera tulang belakang cidera kepala

c. Coma, Diabetes mellitus, gagal jantung, asma berat d. Stroke

e. Amputasi

f. Ketergantungan obat g. Luka kronis

h. Disfungsi kandung kemih i. Rehabilitasi medik

j. Nutrisi melalui infus

k. Post partum dan masalah reproduksi l. Psikiatri

m. Kekerasan dalam rumah tangga.

2. Melakukan pengkajian kebutuhan pasien. a. Kondii fisik

b. Kondisi psikologis c. Status sosial ekonomi d. Pola prilaku pasien

e. Sumber- sumber yang tersedia di keluarga pasien 3. Membuat perencanaan pelayanan

a. Membuat rencana kunjungan b. Membuat rencana tindakan

c. Menyeleksi sumber- sumber yang tersedia di keluarga / masyarakat. 4. Melakukan koordinasi pelayanan

a. Memberi informasi berbagai macam pelayanan yang tersedia b. Membuat perjanjian kepada pasien da keluarga tentang pelayanan c. Menkoordinasikan kegiatan tim sesuai jadwal

d. Melakukan rujukan pasien

5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelayanan. a. Memonitor tindakan yang dilakukan oleh tim

b. Menilai hasil akhir pelayanan ( sembuh, rujuk, meninggal, menolak ) c. Mengevaluasi proses manajemen kasus

d. Monitoring dan evaluasi kepuasan pasien secara teratur Asuhan keperawatan

(11)

a. Riwayat kesehatan

b. Lingkungan sosial dan budaya c. Spiritual

d. Pemeriksaan fisik

e. Kemampuan pasien dalam pemenuhan kebutuhan se- hari- hari f. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga

2. Diagnosa Keperawatan a. Aktual

b. Resiko c. Potensial

3. Perencanaan keperawatan a. Penentuan prioritas masalah b. Menentukan tujuan

c. Menyusun rencana secara komprehensif. 4. Implementasi

a. Manajemen perawatan luka

b. Perawatan gangguan sistem pernafasan c. Gangguan eleminasi d. Gangguan Nurisi e. Kegiatan rehabilitasi f. Pelaksanaan pengobatan g. Tindakan Kolaborasi 5. Evaluasi

a. Mengukur efektifitas dan efisiensi pelayanan

b. Dilaksanakan selama proses dan akhir peberian asuhan. Pencatanan dan Pelaporan home care

Pencatatan Manajemen kasus a. Persetujuan pasien b. Jadwal kunjungan c. Lembar pengobatan d. Tindakan tim e. Rujukan kasus f. Penghentian perawatan

Pencatatan pelaksanaan asuhan keperawatan a. Pengkajian keperawatan

b. Perencanaan asuhan c. Evaluasi asuhan

(12)

Alur Pelaporan a. Home Care b. Dinkes Kab. c. Dinkes Prov d. Depkes Materi laporan a. Jumlah pasien b. Jenis penyakit

c. Frekuensi kunjunagn tiap kasus d. Jumlah pasien dapat pengobatan e. Jumlah pasien yang dirujuk f. Jumlah pasien yang meninggal g. Penyebab kematian

h. Tingkat keberhasilan /kemandiian pasien i. Jenis tenaga yang memberi pelayanan

IV. TATALAKSANA HOME CARE A. Prasyarat Penyelenggara Home Care 1. Ketenagaan

a. Manajer kasus, dengan kualifikasi: • Minimal D.III

• Pemegang sertifikat pelatihan home care • Pengalaman kerja minimal 3 tahun • Memiliki SIP,SIK,SIPP

b. Pelaksana pelayanan, dengan kwalifikasi : • Minimal D.III

• Pemegang sertifikat pelatihan home care • Pengalaman kerja minimal 3 tahun • Memiliki SIP,SIK,SIPP

2. Alat/ sarana a. Alat kesehatan 1. Tas/ kit

2. Pemeriksaan fisik 3. Set perawatan luka 4. Set emergency

(13)

6. Set huknah 7. Set memandikan

8. Set pengambilan preparat 9. Set pemeriksaan lab. Sederhana 10. Set infus/ injeksi

11. Sterilisator 12. Pot/ urinal 13. Tiang infus

14. Tempat tidur khusus orang sakit 15. Pengisap lendir

16. Perlengkapan oxigen 17. Kursi roda

18. Tongkat/ tripot 19. Perlak/ alat tenun

b. Alat habis pakai

• Obat emergency • Perawatan luka

• Suntik/ pengamian darah • Untuk infus

• Pemasagan selang lambung • Huknah, selang lambung, kateter • Sarung tangan, masker

• Dll

STANDART ALAT HOME CARE

(Drs.I Nyoman Cakra, A.Md.Kep, SH.,2006.) Peralatan Home Care

1. Set tempat tidur khusus orang sakit 2. Set kursi roda/ tongkat/ kruk/ tripot 3. Set oksigen

4. Set penghisap lender 5. Set bab/ bak

6. Set suntik

7. Set perawatan luka

8. Set pemasangan selang lambung 9. Set huknah/ klisma

10. Set pemasangan selang catheter

11. Set preparat pemeriksaan laboratorium. 12. Set formulir untuk asuhan keperawatan

(14)

Bahan Habis Pakai Home Care 1. Kasa/ kapas steril

2. Kertas tisue

3. Cairan pelicin/ minyak/ jelly 4. Plester/ pembalut

5. Kantong plastik untuk sampah biologis dan infeksius. 6. Alkohol 70 %/ cairan desinfektan

7. Obat merchurochrom 70 %

8. Tabung plastik/ botol tempat preparat tinja, urine. 9. Bilah kayu untuk mengambil preparat.

10. Sabun/ deterjen. 11. Resusisator untuk bayi

12. Semprit dan jarum suntik dispossible ukuran. 1,2,3, 5,10,20 Obat-obatan emergency

1. Adrenalin 2. Dexametazon 3. Xyllo dan Deladryl 4. Cairan infus c. Sarana lain

• Alat dan media pendidikan kesehatan • Ruangan beserta perlengkapannya • Kendaraan

• Alat komunikasi

• Alat informasi/ dokumentasi 3. Perijinan Home Care

a. Berbadan hukum ( yayasan, badan hukum lainnya )

b. Permohonan ijin ke Dinkes kabupaten/ Kota, dengan melampirkan: • Rekomendasi PPNI

• Ijin prakik perawat ( SP, SIK, SIPP )

• Persyaratan peralatan kesehatan dan sarana komunikasi dan transportasi • Ijin lokasi bangunan

• Ijin lingkungan • Ijin usaha

• Persyaratan tata ruang bangunan B. Mekanisma Pelayanan Home Care 1. Proses penerimaan kasus

a. Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga b. Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus

(15)

2. Proses pelayanan home care a. Persiapan

• Pastikan identitas pasien

• Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien • Lengkap kartu identitas unit tempat kerja • Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah • Siapkan file asuhan keperawatan

• Siapkan alat bantu media untuk pendidikan b. Pelaksanaan

• Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan.

• Observasi lingkungan yang berkaitan dengan keamanan perawat • Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

• Membuat rencana pelayanan • Lakukan perawatan langsung

• Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll

• Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktifitas yang akan dilakukan • Dokumentasikan kegiatan

c. Monitoring dan evaluasi

• Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal • Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

• Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksanan d. Proses penghentian pelayanan home care, dengan kreteria : • Tercapai sesuai tujuan

• Kondisi pasien stabil

• Program rehabilitasi tercapai secara maximal

• Keluarga sudah mampu melakukan perawatan pasien • Pasien di rujuk

• Pasien menolak pelayanan lanjutan • Pasien meninggal dunia

C. Pembiayaan Home Care 1. Prinsip penentuan tarip

a. Pemerintah/ masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara kesehatan b. Disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan keadaan sosial ekonomi c. Mempertimbangkan masyarakat bepenghasilan rendah/ asas gotong royong d. Pembayaran dengan asuransi ditetapkan atas dasar saling membantu e. Mencakup seluruh unsur pelayanan secara proporsional

2. Jenis pelayanan yang kena tarip a. Jasa pelayanan tenaga kesehatan

(16)

b. Imbalan atas pemakaian sarana kesehatan yang digunakan langsung oleh pasien c. Dana transportasi untuk kunjungan pasien

V. PEMANTAUAN, PEMBINAAN DAN PENILAIAN A. Pemantauan Home Care

a. Aspek fisik b. Manajerial c. Sumber daya d. Pelayanan e. Pembiayaan

B. Pembinaan Home Care a. Aspek fisik

b. Manajerial c. Sumber daya d. Pelayanan e. Pembiayaan

C. Penilaian Home Care a. Kelengkapan dokumen

b. Kesesuaian pelayanan dari berbagai profesi c. Kepuasan pelanggan

d. Kemandirian pasien/ keluarga

VI. PENUTUP

Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan keperawatan yang holistic (menyeluruh ) bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan dirumah atau lebih dengan home healt care.

Tujuan home care antara lain Meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kondisi kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan.banyak sekali manfaat yang dapat di peroleh dari kegiatan home care antara lain :

• Meningkatkan upaya promotof, preventif, kuratif dan rehabilitatif • Mengurangi frekuensi hospitalisasi

(17)

Saat ini sudah mulai dikembangkan home care hospital based, dimana pelayanan home care berada dibawah rumah sakit yang berasangkutan.namun belum semua pelayanan home care hospital based dilaksanakan dengan manajemen yang baik, sehingga belum dirasakan manfaat yang berarti baik bagi rumah sakit, perawat, dokter dan pasien. perlu sekiranya home care hospital based di atur serta dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan kulaitas pelayanan kesehatan serta membantu menurunkan beban pasien dan dapat pula mempercepat proses penyembuhan penyakit. Pun perlu dikembangkan pula home care pada tatanan komunitas yang dapat merujuk kliennya ke tatanan pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit.

II. http://qt-bahagia.blogspot.com/2009/03/konsep-pelayanan-keperawatan-kesehatan.html

(18)

KONSEP DASAR HOME CARE

A. Pengertian

Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.

Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001)

Menurut Habbs dan Perrin, 1985 (dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993) Home Care merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien, sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang.

Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “ home care ” adalah :

1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.

2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.

3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit termasuk penyakit terminal.

4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak) (Warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan di rumah yang disusun oleh PPNI dan Depkes).

B. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home Care

Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care antara lain :

1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)

Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan

(19)

terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi a. Udara bersih,

b. Air yang bersih

c. Pemeliharaan yang efisien d. Kebersihan

e. Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)

Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system ketersediaan sebagai satu kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri dari integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan – lahan maupun berlangsung dengan cepat.

Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)

Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan

pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture s care , nilai-nilai, keyakinan, dan

pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau pelayanan saat bekerja dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain. Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

(20)

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)

Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh. Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

5. Teori Self Care (Dorothea Orem)

Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua bentuk teori Self Care, di antaranya :

a. Perawatan diri sendiri (Self Care)

1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan.

2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. 3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang

merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.

4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh.Self Care Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Universal Self Care Requisites(kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari kondisi pasien).

b. Self Care Defisit

Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai

(21)

pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.

6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)

Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang ditetapkan oleh pasien.

C. Landasan Hukum Home Care

1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :

a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan hukum b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain

c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri

d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.

2. Landasan hukum :

a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah c. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

e. PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.

f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker, ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian, administrator kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer, perekam medis, dan teknisi elektromedis

g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat. h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas

i. Kepmenkes Nomor 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas. j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional

k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi kes.masy. l. Permenkes Nomor 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta

m. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan

D. Lingkup Pelayanan Home care

Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home careadalah: 1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik 3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

4. Pelayanan informasi dan rujukan

5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan 6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan 7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

(22)

Menurut Rice (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus yang di jumpai di komunitas.

a. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah : 1) Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis

2) Klien dengan penyakit gagal jantung 3) Klien dengan gangguan oksigenasi 4) Klien dengan perlukaan kronis 5) Klien dengan diabetes

6) Klien dengan gangguan fungsi perkemihan

7) Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi 8) Klien dengan terapi cairan infus di rumah

9) Klien dengan gangguan fungsi persyarafan

10) Klien dengan HIV/AIDS

b. Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi : 1) Klien dengan post partum

2) Klien dengan gangguan kesehatan mental 3) Klien dengan kondisi usia lanjut

4) Klien dengan kondisi terminal

E. Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat

Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home careantara lain :

1. Vital sign

2. Memasang nasogastric tube 3. Memasang selang susu besar 4. Memasang cateter

5. Penggantian tube pernafasan 6. Merawat luka dekubitus 7. Suction

8. Memasang peralatan O2 9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC) 10. Pemasangan infus maupun obat 11. Pengambilan preparat

12. Pemberian huknah/laksatif 13. Kebersihan diri

14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis

15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic 16. Pendidikan kesehatan

17. Konseling kasus terminal 18. Konsultasi/telepon

(23)

20. Menyiapkan menu makanan

21. Membersihkan Tempat tidur pasien 22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien 23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

Kompetensi Dasar

1. Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara umum.

a. Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai sistem tubuh secara umum

b. Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan patogenesis.

2. Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien a. Menjelaskan cara-cara pemberian obat kepada pasien

b. Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai resep dokter.

3. Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien

a. Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh

klien/pasien

b. Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di laboratorium c. Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.

4. Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik a. Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik

b. Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik

c. Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik.

5. Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia sesuai tingkat perkembangan. a. Membangun hubungan antar manusia

b. Mengoptimalkan komunikasi terapeutik c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia d. Merencanakan kebutuhan dasar manusia

6. Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien berpenyakit ringan a. Membangun hubungan antar manusia

b. Mengoptimalkan komunikasi terapeutik c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien/pasien d. Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien e. Melaksanakan kebutuhan dasar klien/ pasien

7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/klien yang penyakit

ringan.

8. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) a. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

b. Melaksanakan prosedur K3

c. Menerapkan konsep lingkungan hidup

d. Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan 9. Memahami kontinum sehat- sakit

a. Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia normal b. Menjelaskan definisi sehat-sakit

(24)

c. Menjelaskan model-model sehat dan sakit

d. Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan

e. Menjelaskan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit f. Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia g. Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.

10. Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat

a. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem integumen sederhana yang umum di masyarakat b. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro intestinal sederhana yang umum di masyarakat. c. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana yang umum di masyarakat d. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem respiratori sederhana yang umum di masyarakat e. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem kardio vaskuler sederhana yang umum di masyarakat f. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem persarafan sederhana yang umum di masyarakat g. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem reproduksi sederhana yang umum di masyarakat.

11.Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan utama a. Menjelaskan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit b. Menjelaskan tindakan pelayanan kesehatan utama

c. Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian perawatan utama. 12. Memahami pemberian obat

a. Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat c. Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral. 13. Memahami kemampuan interpersonal dan massa a. Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi b. Menjelaskan proses komunikasi

c. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi

d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi e. Mendiskusikan komunikasi terapeutik

f. Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi. 14. Prinsip-prinsip perkembangan manusia

a. Menjelaskan teori pertumbuhan dan perkembangan manusia b. Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia c. Menjelaskan tentang konsepsi

d. Menjelaskan proses kelahiran.

15. Memahami tahap-tahap perkemangan manusia a. Menjelaskan perkembangan masa bayi b. Menjelaskan perkembangan masa balita

c. Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah d. Menjelaskan perkembangan masa remaja

e. Menjelaskan perkembangan masa 16. Dewasa muda

a. Menjelaskan perkembangan masa dewasa b. Menjelaskan perkembangan masa lansia.

(25)

a. Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien sesuai dengan tahap perkembangan. b. Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.

18. Memahami tentang stres a. Menjelaskan konsep stress

b. Menjelaskan adaptasi terhadap stress c. Menjelaskan respon terhadap stress

d. Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi terhadap stres. 19. Memahami kebutuhan dasar manusia

a. Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia

b. Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman c. Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki d. Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri e. Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.

20. Memahami tentang kesehatan reproduksi a. Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi

b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi

c. Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi.

21. Memahami perilaku empatik

a. Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangn, kematian, duka cita saat melakukan tindakan keperawatan

b. Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai dengan agama, dan kebutuhan spiritual klien tersebut.

22. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

a. Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital b. Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh c. melaksanakan pengukuran nafas

d. Melaksanakan pengukuran nadi.

23. Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien

a. Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak b. Menjelaskan gangguan mobilisasi

c. Menjelaskan latihan mobilisasi

d. Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif e. Menjelaskan gangguan mobilisasi.

24. Melakukan pemberian nutrisi a. Menjelaskan nutrisi seimbang

b. Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada pasien/klien. 25. Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan

a. Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim b. Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.

26. Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah hokum

a. Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam

(26)

b. Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan hukum keperawatan

F. Issu dan Legal Aspek

Secara legal perawat dapat melakukan aktivitas keperawatan mandiri berdasarkan pendidikan dan pengalaman yang di miliki. Perawat dapat mengevaluasi klien untuk mendapatkan pelayanan perawatan di rumah tanpa program medis tetapi perawatan tersebut harus diberikan di bawah petunjuk rencana tindakan tertulis yang ditandatangani oleh dokter. Perawat yang memberi pelayanan di rumah membuat rencana perawatan dan kemudian bekerja sama dengan dokter untuk menentukan rencana tindakan medis. Isu legal yang paling kontroversial dalam praktik perawatan di rumah antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan prosedur dengan teknik yang tinggi, seperti pemberian pengobatan dan transfusi darah melalui IV di rumah.

b. Aspek legal dari pendidikan yang diberikan pada klien seperti pertanggungjawaban terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anggota keluarga karena kesalahan informasi dari perawat.

c. Pelaksanaan peraturan Medicare atau peraturan pemerintah lainnya tentang perawatan di rumah. Karena biaya yang sangat terpisah dan terbatas untuk perawatan di rumah, maka perawat yang memberi perawatan di rumah harus menentukan apakah pelayanan akan diberikan jika ada resiko penggantian biaya yang tidak adekuat. Seringkali, tunjangan dari Medicare telah habis masa berlakunya sedangkan klien membutuhkan perawatan yang terus-menerus tetapi tidak ingin atau tidak mampu membayar biayanya. Beberapa perawat akan menghadapi dilema etis bila mereka harus memilih antara menaati peraturan atau memenuhi kebutuhan untuk klien lansia, miskin dan klien yang menderita penyakit kronik. Perawat harus mengetahui kebijakan tentang perawatan di rumah untuk melengkapi dokumentasi klinis yang akan memberikan penggantian biaya yang optimal untuk klien.

Pasal krusial dalam Permenkes 148/2010 Tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan :

a. Melakukan asuhan keperawatan meliputi Pengkajian, penetapan diagnosa keprawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan dan evaluasi.

b. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan atas permintaan tertulis dokter. c. Dalam melaksanakan kewenangan perawat berkewajiban :

1) Menghormati hak pasien

2) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani

3) Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku 4) Memberikan informasi

5) Meminta persetujuan tindakan yang dilakukan 6) Melakukan catatan perawatan dengan baik

d. Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang , perawat berwenang melakukan pelayanan kesehatan di luar kewenangan yang ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

e. Perawat yang menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP di ruang praktiknya.

g. Perawat yang memiliki SIPP dapat melakukan asuhan dalam bentuk kunjungan rumah

h. Persyaratan praktik perorangan sekurang-kurangnya memenuhi :

(27)

2) Memiliki perlengkapan peralatan dan administrasi termasuk formulir /buku kunjungan, catatan tindakan dan formulir rujukan.

G. Lingkup Praktik Keperawatan di Rumah

Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :

a. Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio- psikososio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan melakukan evaluasi.

b. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan kepertawatan yang diberikan.

c. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.

d. Sebagai pembela/pendukung (advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.

e. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah dilakukan, mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan.

G. Mekanisme Pelayanan Home care

Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di lakukan adalah sebagai berikut:

1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.

2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.

3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan

(28)

dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui oleh koordinator kasus.

4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.

Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :

a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping bagi

klien dalam berinteraksi dengan pengelola.

b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)

c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care : a. Proses penerimaan kasus

1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga 2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus

3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus b. Proses pelayanan home care

1) Persiapan

a) Pastikan identitas pasien

b) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah e) Siapkan file asuhan keperawatan

f) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Pembilasan secara hidrolis membutuhkan beda tinggi muka air dan debit yang Pembilasan secara hidrolis membutuhkan beda tinggi muka air dan debit yang memadai pada kantong lumpur

Selanjutnya, beberapa peran AMDAL dijelaskan sebagai berikut : Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkuangan.Aktivitas pengelola lingkungan baru dapat dilakukan apabila

Berdasarkan Keputusan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 188.4/100/BPBD/2021 tentang Penetapan Kelulusan Seleksi

Dapat dilihat bahwa stabilitas dinamis yang dihasilkan oleh setiap campuran yang tidak menggunakan aspal modifikasi polimer EVA akan menghasilkan nilai stabilitas

Tuan Guru H. Mahfuz Amin lebih banyak menempuh pendidikan nonformal dan kaji duduk baik yang diikuti dari orang tuanya sendiri, ulama di Kalimantan, Jawa dan

Dalam kaitannya dengan penelitian ini untuk menganalisis variabel bebas yaitu Customer Relationship Management dan kualitas layanan terhadap variabel terikat yaitu

Faktor sumber pada minggu kedua September 2015 yang dapatdikarakterisasi PMFdiantaranyauntuk faktor pertama adalah dari Kendaraan Bermotor (18,3%), faktor kedua