• Tidak ada hasil yang ditemukan

media komunikasi indonesia power edisi Indonesia Power: Kembangkan Energi Masa Depan yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "media komunikasi indonesia power edisi Indonesia Power: Kembangkan Energi Masa Depan yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

media komunikasi indonesia power

4

ju li agustus 20 16

edisi

Indonesia Power

:

Kembangkan Energi

Masa Depan yang

Ramah Lingkungan dan

(2)

n d o n e s i a P o w e r s e m a k i n memantapkan langkahnya s e b a g a i p e r u s a h a a n y a n g bersahabat dengan lingkungan. Sebagai sahabat lingkungan, Indonesia Power pun semakin gencar melaksanakan program-program pengelolaan lingkungan sekaligus menjaga keanekaragaman hayati. Upaya ini pun dikukuhkan melalui payung besar “Hijaunesia Power”.

Dalam Hijaunesia Power, Indonesia Power menanam 2,5 juta pohon endemik di seluruh unitnya dan, pohon-pohon tersebut termasuk jenis pohon langka. Selain itu, Indonesia Power juga melestarikan keberadaan elang jawa dan kuda laut. Langkah penting lainnya yang diambil perusahaan dalam mengelola

lingkungan adalah diversifikasi energi melalui pengembangan renewable energy. Upaya pengelolaan lingkungan ini pun disampaikan secara gamblang oleh Direktur Utama, Sripeni Inten Cahyani, dalam Rubrik Sajian Utama.

Selain fokus pada lingkungan, di tengah tahun 2016 ini, Indonesia Power juga fokus pada langkah dan strategi untuk menghadapi tantangan di semester II. Jajaran Direksi pun telah menyiapkan langkah-langkah yang harus ditapaki Indonesia Power dalam melaksanakan penugasan demi penugasan yang diberikan oleh PLN. Strategi pertumbuhan perusahaan diulas demikian detil oleh Inten dalam Rubrik Kinerja.

Di tengah fokus perusahaan pada strategi pertumbuhan dan lingkungan, tak serta merta menurunkan semangat Hari Kemerdekaan. Tepat di HUT Ke-71 RI, Indonesia Power memperingati hari bersejarah bagi bangsa ini. Diawali dengan upacara bendera yang dipimpin langsung oleh Dirut, perayaan HUT RI semakin meriah dengan digelarnya aneka perlombaan.

Semangat Hari Kemerdekaan diharapkan tidak berhenti hanya pada seremonial dan kemeriahan lombanya saja. Tetapi, menjadi semangat yang terus membara dalam diri setiap insan Indonesia Power untuk terus berjuang menghadapi segala tantangan bisnis ke depannya. Merdeka!!

editorial

daftar isi

alamat Redaksi:

Gedung indonesia power Lt.3 Bidang komunikasi korporat

Jl. Jend. Gatot subroto kav.18, Jakarta 12950 tel. (62-21) 526 7666 Fax. (62-21) 575 1923 redaksi@indonesiapower.co.id

3 sajiaN utaMa

- indonesia power sahabat Lingkungan: kontribusi positif bagi Lingkungan dan keanekaragaman hayati

- indonesia power:

kembangkan energi masa depan yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan

10 kiNeRja

strategi pertumbuhan indonesia power: tingkatkan produksi dan kapasitas dengan tiga Langkah utama

14 stakeholdeR

- sinergi harmonis ditjen ppkL kLhk & indonesia power:

kendalikan pencemaran dan kerusakan Lingkungan

- partisipasi aktif indonesia power, dukung program prioritas nasional

17 ip sehat

komunitas ip sehat seger Waras:

Berdayakan Fasilitas Gym, tumbuhkan kesadaran Berolahraga

18 kilas beRita

kegiatan-kegiatan pt indonesia power

23 cakRawala

- indonesia power up saguling: Beberesih Citarum Wujud tanggung Jawab sosial - hut Ri ke-71

sang saka merah putih Berkibar di pt indonesia power

pelindung : direksi pt indOnesia pOWeR penanggung jawab : sekretaris perusahaan pemimpin Redaksi : kBidkOm

Redaktur pelaksana : elza Febrianto sekretaris Redaksi : haldi Ra’uf

staf Redaksi : sigid endro Winarno Fotografer : maryani

sirkulasi : suntarti koordinator

peliputan unit bisnis : seluruh mkad, madm dan msmh konsultan Media : inteGRiti, pt integra Cipta kreasi

t/F: (021) 2765 0747

editor : m. pamungkas

Reporter : dyota Laksmi t., abdullah Baraja, novita puspa, Candra Fivetya, m. nur Fitrianto, Chairudi B. dharma, Farhan kamal

kreatif : andunk Bayumurti

Rahmi Sukma

Kepala Bidang Komunikasi Korporat PT Indonesia Power

(3)

Indonesia Power Sahabat Lingkungan:

Kontribusi Positif

bagi Lingkungan dan

Keanekaragaman Hayati

(4)

alam menjalankan bisnis di bidang pembangkitan, Indonesia Power senantiasa menerapkan prinsip tata kelola yang baik serta menjaga kelestarian alam dan lingkungan. Hal tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan yang diterjemahkan ke dalam visi dan misinya untuk menjadi perusahaan energi tepercaya, berkelanjutan, dan bersahabat dengan lingkungan. Kontribusi

Sepak terjang Indonesia Power di industri pembangkitan telah memberikan kontribusi besar bagi Tanah Air, khususnya sektor ketenagalistrikan nasional. Kontribusi anak perusahaan PT. PLN (Persero) ini telah mampu menerangi seluruh penjuru negeri ini melalui jaminan ketersediaan pasokan listrik—yang merupakan produk utama Indonesia Power. Dengan demikian, bisnis Indonesia Power sangat memengaruhi hajat hidup bangsa ini. Tanpa ketersediaan listrik, negeri ini takkan pernah maju, tumbuh, dan berkembang pesat seperti saat ini. Karenanya, Indonesia Power berkomitmen untuk selalu menjaga kuantitas dan kualitas listrik yang dihasilkan.

Bisnis yang dijalani Indonesia Power memang memberikan manfaat yang sangat besar bagi negeri ini. Kendati demikian, tak dipungkiri pula oleh Indonesia Power, bahwa bisnisnya juga menimbulkan dampak bagi lingkungan. Hal ini dikarenakan sebagian besar pembangkit yang dimiliki maupun dioperasikan Indonesia Power masih menggunakan bahan bakar fosil, yaitu batubara.

“Kami menyadari bahwa sebagian besar pembangkit kami masih menggunakan energi fosil, terutama batubara dan gas, untuk PLTU dan PLTGU. Operasional pembangkit berbahan bakar energi fosil menghasilkan emisi yang berpengaruh terhadap lingkungan,” jelas Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani.

Namun, untuk meminimalisasi dampak dari emisi pembangkit, Indonesia Power telah melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan melalui beragam program pengelolaan lingkungan. “Disamping itu, kami juga fokus untuk memenuhi persyaratan-persyaratan lingkungan, yaitu baku mutu lingkungan—baik baku mutu

emisi, baku mutu lingkungan, maupun baku mutu air—yang telah ditetapkan Pemerintah selaku regulator,” aku Inten.

“Pemenuhan atas persyaratan baku mutu lingkungan tersebut membawa perusahaan pada penilaian kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan atau PROPER yang dilakukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK),” tambah wanita yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Indonesia Power ini. Pengelolaan lingKungan

Program Pengelolaan Lingkungan yang dicanangkan Indonesia Power dilandasi pada isu lingkungan global, yaitu pemanasan global yang memengaruhi ekosistem dan lingkungan alam sekitar atau, bahkan berpotensi besar terhadap terjadinya bencana. Untuk itu, diperlukan upaya yang bersifat terus menerus dalam rangka menjaga keseimbangan alam. Dalam mengantisipasi dampak lingkungan di pembangkit, Indonesia Power melaksanakan upaya antisipasi berdasarkan jenis energi primermya. Pada pembangkit termal berbahan

bakar fosil, batubara a t a u p u n m i n y a k (PLTU), penanganan dilakukan terhadap dampak operasional pembangkit. Sedangkan, u n t u k p e m b a n g k i t berbahan bakar energi terbarukan (air dan panas bumi), penanganan lebih berorientasi pada dampak dari kegiatan masyarakat terhadap pembangkit—dalam hal ini PLTA dan PLTP. Dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan, Indonesia Power menerapkan berbagai program. Di antaranya, penerapan Sistem Manajemen Lingkungan (SML). SML menjadi panduan dasar bagi Indonesia Power untuk senantiasa berkegiatan bisnis yang ramah lingkungan. Seluruh unit Indonesia Power telah menerapkan sistem ini yang sesuai dengan standar, baik nasional maupun internasional (SML ISO 14001).

Dengan penerapan SML, Indonesia Power selalu berusaha untuk menghindari operasional

(5)

pembangkit yang dapat berdampak negatif pada lingkungan. Tak hanya itu, penerapan SML sekaligus menjadi langkah persuasif bagi Indonesia Power kepada mitra kerja maupun

stakeholder untuk menapaki langkah yang sama dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Langkah pengelolaan lingkungan juga

dilakukan Indonesia Power melalui efisiensi dan diversifikasi energi. Langkah ini mencakup 4 hal, yakni peningkatan efisiensi energi dari

proses produksi dan utilitas pendukung, penggantian mesin atau proses yang lebih

ramah lingkungan, efisiensi dari bangunan,

serta sistem transportasi.

Diversifikasi energi melalui peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan sekaligus bertujuan untuk menurunkan emisi. Bentuk tanggung jawab pengelolaan lingkungan lainnya adalah melalui rehabilitasi terhadap 410 hektar lahan kritis di beberapa wilayah di

Indonesia.

Selain itu, Indonesia Power juga aktif dalam pemanfaatan lahan m e l a l u i p ro g ra m penghijauan alam di sekitar perusahaan. M i s a l n y a s a j a , dengan mengurangi sedimentasi melalui p e n g e n d a l i a n pertumbuhan enceng gondok di PLTA Sudirman yang melibatkan PLTA Saguling. Lalu, dilaksanakan program penanaman pohon penyerap CO2 di sekitar pembangkit untuk mengurangi gas rumah kaca. Hijaunesia Power

Terkait dengan pengelolaan lingkungan, khususnya program penanaman pohon, Indonesia Power memiliki sebuah program besar yang menjadi wujud kepedulian perusahaan terhadap kelestarian lingkungan dan juga keanekaragaman hayati. Hijaunesia Power menjadi “payung besar” bagi Indonesia Power dalam mewujudkan Green Power Plant. “Pada tahun 2020 mendatang, Indonesia Power menargetkan menanam dan

sripeni inten Cahyani

Direktur Utama Indonesia Power

“pemenuhan atas

persyaratan baku mutu

lingkungan tersebut

membawa perusahaan

pada penilaian

kinerja perusahaan

dalam pengelolaan

lingkungan atau

pRopeR yang

dilakukan oleh

kementerian

lingkungan hidup dan

kehutanan (klhk).

memelihara 5 juta pohon di seluruh unitnya. Kelak, pohon-pohon tersebut bukan hanya akan menangkap gas buangan dari pembangkit dan membersihkan udara, tetapi juga akan menjaga ketersediaan air bersih,” papar wanita kelahiran Pati ini.

Hingga tahun 2015, Indonesia Power telah menanam sebanyak 3.291.025 pohon. Jumlah tersebut terhitung mulai dari penanaman pohon yang telah dilakukan sejak tahun 1982, yang dimulai dari UP Mrica dan UP Saguling. Jumlah pohon tersebut mampu menyimpan air sebanyak 13.164.100 m3 yang setara dengan pemenuhan kebutuhan air bersih bagi 263.282 orang.

Penanaman pohon ini bukan sekedar program penghijauan, tetapi juga merupakan program pelestarian keanekaragaman hayati. Untuk mendorong kegiatan pengelolaan dan konservasi lingkungan di wilayah kerjanya, Indonesia Power menanam sebanyak 2,5 juta pohon endemik. Pohon endemik adalah jenis pohon yang memang habitatnya berasal dari daerah tempat pembangkitan berada. Pohon-pohon endemik yang ditanam Indonesia Power adalah jenis-jenis tanaman langka. Misalnya saja, di PLTGU Tanjung Priok ditanam pohon manggarai, pohon bungur, dan menteng. Lain Priok, lain pula di Semarang. Di Kota Atlas ini, Indonesia Power menanam pohon asam jawa, sedangkan di Kamojang ditanam pohon kopi arabika. Sementara itu, PLTA Saguling telah membangun fasilitas

arborefum (hutan koleksi) bambu.

“Untuk pembibitan tanaman-tanaman endemik tersebut, kami menggandeng beberapa institusi, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan perguruan tinggi lainnya serta masyarakat daerah,” ujar Inten.

Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati juga dilakukan terhadap beberapa jenis fauna. Di antaranya, upaya Indonesia Power untuk memenuhi 63% dari IKU Nasional Populasi Elang Jawa melalui Program Indonesia Power Raptor Protector dan Indonesia Power Nest Protector. PLTP Gunung Salak yang berlokasi di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak adalah salah satu unit Indonesia Power yang aktif mempertahankan keanekaragaman hayati, yaitu spesies burung pemangsa,

(6)

sajian utama

termasuk elang jawa (Spizaefus bartelsi). Hal serupa dilakukan PLTG Gilimanuk yang berada di Kawasan Taman Nasional Bali Barat. Untuk menjaga kelestarian fauna habitat asli Bali, PLTG Gilimanuk telah membangun fasilitas penangkaran burung jalak bali (Leucopsar rothschildi).

Kemudian, Indonesia Power pun telah berhasil melepaskan 6.500 kuda laut kembali ke habitat asalnya. Kuda laut itu adalah hasil konservasi. Keberhasilan lain yang dicapai Indonesia Power adalah dalam merehabilitasi kembali luas tutupan terumbu karang sebesar 10 km. Rehabilitasi dilaksanakan melalui Program Blue is The New Green (BLING). Pemberdayaan masyaraKat Program Pengelolaan Lingkungan yang digulirkan Indonesia Power tak terlepas dari program pemberdayaan masyarakat. Program ini bertujuan untuk menjadikan masyarakat di sekitar lingkungan pembangkit menjadi mandiri. “Keberadaan kami, pembangkit-pembangkit kami, harus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat sekitarnya. Kontribusi itu kami wujudkan dengan kepedulian kami kepada mereka,” tegas Inten.

Kepedulian itu diterjemahkan dalam bentuk upaya pemberdayaan masyarakat sekitar agar tumbuh kemandirian masyarakat. Hal itu pun, Inten menambahkan, dimulai dengan memberikan edukasi terlebih dahulu karena agar menjadi mandiri, masyarakat harus memiliki pendidikan yang cukup. Maka, Indonesia Power menggulirkan berbagai program pendidikan.

Mulai dari penyiapan sekolah-sekolah, perbaikan sekolah-sekolah, hingga Program Manajer Mengajar—dimana para manajer di lingkungan Indonesia Power berkunjung ke sekolah untuk mengenalkan lebih jauh tentang pembangkit agar masyarakat paham dan tidak merusak. Salah satu wujud kepedulian terhadap pendidikan, Indonesia Power menggulirkan Program Sekolah Lapangan (SL) terkait pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cikapundung.

“Setelah pendidikan, barulah kami ajarkan keterampilan kepada masyarakat untuk mengelola sumber daya yang ada. Yang telah kami lakukan, misalnya saja, pengembangan dan budi daya rumput laut di Lombok. Kemudian, pengolahan jamur menjadi kripik jamur di Kamojang dan pengolahan ikan bandeng di Semarang,” urai penyandang gelar Sarjana Teknik Kimia dari Universitas Diponegoro ini.

Melalui program pemberdayaan ini, masyarakat diberi beragam jenis pelatihan, mulai dari mengolah, mengemas, hingga cara memasarkan melalui koperasi-koperasi kantor ataupun lainnya. Program pemberdayaan ini bukan semata program pembekalan keterampilan bagi masyarakat. Akan tetapi, menjadi sebuah program yang dapat mengembangkan potensi dan budaya di daerah setempat karena pengembangannya telah disesuaikan dengan kultur dan potensi daerah setempat yang dapat diketahui melalui social mapping.

Kolaborasi

Dalam menjalankan Program Hijaunesia Power, Indonesia Power menggunakan

strategi kolaborasi dengan stakeholder,

antara lain dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Disamping itu, Direktur Utama Indonesia Power bergabung dalam Majelis Pembimbing (MABI) Saka Kalpataru dan Saka Wanabakti yang bekerja sama dengan gerakan Pramuka Indonesia.

Selain itu, Indonesia Power juga berkolaborasi dengan aparat TNI dalam program penghijauan. Adapun strategi kolaborasi ini adalah dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan Program Hijaunesia Power.

(7)

iversifikasi energi merupakan salah satu fokus Indonesia Power dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan. Melalui diversifikasi energi, Indonesia Power kian gencar memanfaatkan renewable energy. Selain besarnya potensi renewable energy yang dimiliki negeri ini, pemanfaatan energi nonfosil ini pun sesuai dengan misi Indonesia Power untuk menjadi perusahaan yang bersahabat dengan lingkungan.

Potensi ebt

Renewable energy atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT) adalah sumber energi yang bersifat berkelanjutan (renewable). Sumber energi yang selalu tersedia di alam dalam waktu relatif panjang ini terdiri dari energi air, energi panas bumi, energi surya, energi angin, serta energi biomassa. Di antara jenis energi tersebut, air dan panas bumi sudah banyak dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik, meskipun belum dimanfaatkan secara optimal.

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan serta letaknya yang berada di jalur gunung berapi (ring of fire), membuat negeri ini menyimpan potensi sumber energi air dan panas bumi yang sangat besar. Sumber energi air di Indonesia memiliki potensi listrik mencapai lebih dari 75 GW dan bisa dimanfaatkan untuk PLTA dengan kapasitas

Indonesia Power:

Kembangkan Energi Masa Depan

yang Ramah Lingkungan

dan Berkelanjutan

lebih dari 100 MW ataupun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH)

Namun, dari potensi air yang ada, baru sekitar 10% saja yang sudah dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Begitu pun, dengan energi panas bumi yang belum dikembangkan secara optimal. Indonesia menyimpan 40% potensi panas bumi dunia yang tersebar di 251 lokasi di 26 provinsi. Dari potensi panas bumi tersebut, Indonesia memiliki potensi listrik mencapai 29 GW atau setara dengan 219 miliar barel minyak. Sayangnya, baru sekitar 5% potensi panas bumi yang dimanfaatkan. Berangkat dari kondisi tersebut, Pemerintah saat ini terus mendorong pemanfaatan sumber EBT, khususnya yang berasal dari air

dan panas bumi. Lantaran, tak hanya memiliki potensi energi yang besar, kedua sumber energi tersebut juga lebih ramah lingkungan karena tidak menimbulkan gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Hal ini juga telah mendorong Pemerintah untuk menetapkan target peningkatan pemanfaatan EBT, yaitu sebesar 25% energi nasional berasal dari EBT di tahun 2025 mendatang.

“Target tersebut juga telah tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN. Sebagai anak usaha dari PLN, Indonesia Power pun telah mendapat penugasan dari PLN untuk mengembangkan sumber energi ini. Kami pun mendukung penuh program tersebut,” jelas Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani.

Pengembangan ebt

Dalam RUPTL PLN, rencana pengembangan EBT untuk energi listrik adalah yang berasal dari energi air dan panas bumi. Untuk energi air, akan dikembangkan sekitar 12% dalam periode 2015—2024. Sementara rencana pengembangan energi panas bumi, adalah sebesar 6% dari total alokasi tambahan kapasitas energi listrik yang direncanakan (70 GW).

Adapun keunggulan pemanfaatan EBT dalam pembangkit adalah, selain ramah lingkungan, juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi

(8)

sajian utama

yang berkelanjutan (sustainable)—sepanjang dikelola dengan baik. Dari segi tarif, pembangkit EBT memiliki tarif yang relatif lebih menarik dibandingkan dengan pembangkit non-EBT. Indonesia Power sendiri bukanlah pemain baru di subsektor energi ini. Perusahaan ini telah memanfaatkan energi air dan panas bumi sebagai sumber energi pada sejumlah pembangkitnya, seperti PLTA Saguling, PLTA Mrica, PLTP Kamojang, PLTP Gunung Salak, dan PLTP Darajat.

Sejak hampir sepuluh tahun lalu, Indonesia Power juga telah mulai menginisiasi PLTMH dan yang telah beroperasi adalah PLTMH Siteki dan PLTMH Bumbungan di Jawa Tengah. PLTMH ini dicirikan sebagai pembangkit bertenaga air yang memiliki kapasitas kecil, yaitu di bawah 10 MW. Kendati kapasitasnya kecil, pembangkit minihidro mampu dan terbukti dapat berfungsi dan berproduksi dengan baik.

Disamping pembangkit-pembangkit EBT eksisting, saat ini, Indonesia Power tengah mengembangkan pembangkit EBT lainnya. Untuk pembangkit hidro skala kecil, Indonesia Power mengembangkan beberapa PLTMH di beberapa daerah, seperti Lambur, Harjosari, dan Gunung Wukul yang masih dalam tahap konstruksi. Kemudian, untuk pembangkit hidro skala besar, Indonesia Power mengembangkan PLTA Raja Mandala. PLTA yang berada

di antara Waduk Saguling dan Cirata ini merupakan pembangkit yang dikembangkan Indonesia Power melalui swasta, yaitu melalui PT Rajamandala Electric Power yang tak lain adalah anak perusahaannya. “Pada pembangkit ini, kami memiliki saham sebesar 51%. PLTA Rajamandala merupakan pembangkit yang kami kembangkan dengan konsep Independent Power Producer

(IPP),” imbuh Inten.

Sedangkan pada subsektor energi panas bumi, melalui anak usahanya—PT Tangkuban Parahu Geotermal Power (TPGP), Indonesia Power mengembangkan PLTP Tangkuban Parahu. Inten menambahkan bahwa proyek yang dikembangkan TPGP tersebut merupakan langkah Indonesia Power dalam mengembangkan panas bumi dari hulu. Dengan demikian, Indonesia Power tidak hanya membangun PLTP, tetapi juga melakukan eksplorasi panas bumi di wilayah Tangkuban Parahu, Bandung, Jawa Barat.

“Saat ini, proyek ini sedang dalam persiapan teknis untuk tahap eksplorasi. Nantinya, setelah diperoleh panas yang cukup untuk mengembangkan pembangkit listrik, diharapkan dapat terwujud pembangkit dengan kapasitas 1.100 MW. Proyek ini adalah bagian dari proyek FTP 2,” papar Inten yang juga ditugaskan secara khusus sebagai Komisaris pada PT. TPGP.

surya dan seKam

Potensi EBT lainnya yang juga akan dikembangkan Indonesia Power adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Untuk pengembangan energi surya ini, Indonesia Power mendapat penugasan langsung dari PLN untuk mengembangkan PLTS di Pemaron, Bali. “Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur & Bali PLN, Amin Subekti, yang memberikan penugasan kepada kami untuk menyiapkan kajian dalam proyek research & development

(R&D) bagi pengembangan PLTS berkapasitas 1 MW,” terang wanita kelahiran bulan Oktober ini. Inten menambahkan, penugasan pengembangan PLTS oleh PLN tersebut bertujuan agar PLN memiliki banyak referensi profil biaya yang dibutuhkan dalam pengembangan renewable energy. Hal ini untuk mendukung kebijakan fit in

tarif oleh Pemerintah dalam rangka memberikan insentif kepada swasta yang berminat untuk berinvestasi di renewable energy.

Selain itu, penugasan kepada Indonesia Power diharapkan pula dapat memberikan keanekaragaman teknologi yang dikembangkan pada PLTS sehingga PLN memiliki referensi profil pembangkit yang berbeda. Karena sebelum penugasan kepada Indonesia Power, PLN juga telah terlebih dahulu menugaskan PJB—yang juga anak perusahaan PLN untuk mengembangkan PLTS.

Adapun pengembangan PLTS dengan lokasi di Bali, menurut Inten, dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Pertama, sejalan dengan program Kementerian ESDM (KESDM) yang menjadikan Bali sebagai center of excellent dari renewable energy. Dengan demikian, Indonesia Power diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal bagi Pemerintah (KESDM) melalui pengembangan R&D PLTS tersebut.

Lalu, hal kedua yang melatarbelakangi penetapan Bali sebagai lokasi PLTS adalah adanya pencanangan “Bali Green Province” oleh Pemerintah Provinsi Bali. Maka, proyek R&D PLTS ini menjadi wujud komitmen Indonesia Power dalam menyiapkan pembangkit listrik yang efisien dan ramah lingkungan.

Paralel dengan pengembangan R&D PLTS di Bali, Indonesia Power tengah menyiapkan pula kajian untuk mengembangkan PLTS. “Namun, kajian ini masih kami godok. Kami juga sedang memilih

partner strategis yang memiliki kemampuan secara finansial dan teknologi yang memadai untuk mengembangkan PLTS,” tegas Inten.

DISTRIBUTION OF GEOTHERMAL RESOURCES

IN INDONESIA

1. Daerah Aceh : 17 lks 2. Sumatra Utara : 16 lks 3. Sumatra Barat : 16 lks 4. Riau : 1 lks 5. Jambi : 8 lks 6. Sumatra Selatan : 8 lks 7. Bengkulu : 6 lks 8. Lampung : 13 lks 9. Banten : 5 lks 10. Jawa Barat : 40 lks 11. Jawa Tengah : 14 lks 12. D.I. Yogyakarta : 1 lks 13. Jawa Timur : 11 lks 14. Bali : 5 lks 15. NTB : 3 lks 16. NTT : 18 lks 17. Sulawesi Utara : 5 lks 18. Gorontalo : 2 lks 19. Sulawesi Tengah : 14 lks 20. Sulawesi Selatan : 16 lks 21. Sulawesi Tenggara : 13 lks 22. Maluku : 15 lks 23. Papua : 2 lks 24. Kalimantan : 3 lks

TOTAL

: 251 locations

(9)

Sumber EBT lain yang ingin dikembangkan Indonesia Power adalah sekam padi. Saat ini, Indonesia Power sedang menyiapkan kajian-kajian untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sekam Padi. Sebenarnya, pembangkit berbahan bakar sekam padi ini telah dimiliki Indonesia Power beberapa tahun lalu. Hanya saja, terkendala pada kontinuitas suplai sekamnya. Kontinuitas suplai sekam tidaklah mudah. Saat panen raya, bisa diperoleh banyak sekam, tetapi saat tidak musim panen, sekam tidak didapat. “Belajar dari pengalaman (kegagalan) tersebut, kami sedang menyiapkan kajian yang lebih komprehensif untuk pembangkit listrik tenaga sekam sehingga risiko suplai bahan bakar yang tidak menentu—ataupun risiko lainnya dapat dihindari. Nantinya, pengembangan pembangkit ini akan kami masukkan ke dalam RKAP 2017,” aku Inten.

tantangan

Diakui Inten, pengembangan EBT untuk sektor ketenagalistrikan tersebut tidaklah mudah dan memerlukan proses yang sangat panjang. Sebagai contoh, proyek panas bumi TPGP yang telah dipercayakan kepada Indonesia Power sejak tahun 2009 lalu. Hampir 7 tahun sudah, proyek ini masih dalam proses inisiasi persiapan teknis untuk eksplorasi, belum masuk tahap eksploitasi, serta penggunaan kontraktor drilling yang memiliki reputasi internasional.

Proses panjang ini disebabkan karakteristik bisnis geotermal yang berisiko tinggi (high risk). Faktor alam menjadi salah satu risiko yang tak bisa dihindari. Akan tetapi, dapat diminimalisasi melalui langkah-langkah mitigasi yang cukup komprehensif. Misalnya saja, dengan menggandeng konsultan yang memiliki keahlian di bidang panas bumi yang akan mengawal proses pengembangan sejak awal (persiapan dan kajian) untuk melengkapi data-data teknis yang diperlukan sebelum proses eksplorasi dan eksploitasi.

“Kami juga sudah melengkapinya dengan dokumen-dokumen penelitian teknis yang berkaitan degan panas bumi. Kami rencanakan eksplorasi pada bulan September 2016. Dengan catatan, seluruh persyaratan teknis telah dipenuhi. Dalam pengembangan panas bumi ini, kami secara intensif berkomunikasi dengan Tim EBT dari PLN dan Ditjen EBTKE KESDM, berkoordinasi, dan menyampaikan laporan secara rutin kepada mereka,” jelas Inten.

Selain faktor alam, perizinan menjadi tantangan yang harus dihadapi pula oleh Indonesia Power dalam mengembangkan EBT. Misalnya, untuk pembangunan PLTMH, dibutuhkan persiapan 3 tahun untuk perizinan. Belum lagi, penyiapan izin lahan dan izin-izin lainnya yang dibutuhkan waktu rata-rata 3 tahun.

Tantangannya cukup berat dan dibutuhkan

effort yang cukup besar untuk itu. Namun, Inten menegaskan bahwa EBT adalah masa depan sehingga seberat apa pun tantangannya, Indonesia Power tetap akan concern pada pengembangan dan pemanfaatan EBT.

Kemudian, tantangan berikutnya adalah dari aspek teknis, terutama teknik sipil. Misalnya saja, pada pengembangan PLTA, dibutuhkan kecermatan dari aspek teknik sipil. Jika tidak, dapat mengakibatkan cost overrun atau pelampauan biaya.

Tantangan demi tantangan yang siap menghadang Indonesia Power menjadi sebuah sinyal bahwa pengembangan EBT ini tidak bisa dilaksanakan Indonesia Power seorang diri. Dalam hal ini, dibutuhkan inisiatif pengembangan dan keberpihakan dari Pemerintah. Sebagai contoh, tahap eksplorasi pada pengembangan panas bumi bersifat full equity. Namun, tidak ada perbankan yang bersedia menyuntikkan dana sebelum sampai pada tahap eksploitasi.

Padahal, untuk membuat satu sumur yang terbukti memiliki potensi panas bumi dibutuhkan sekitar 5—10 juta dolar AS. Maka, jika hasil eksplorasinya nihil, dapat diperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan dan “terbuang” begitu saja, dan sangat berat jika ditanggung oleh korporasi. Karena itu, peran dan dukungan Pemerintah sangat dibutuhkan dalam pengembangan energi masa depan yang bersih dan berkelanjutan.

sripeni inten Cahyani

(10)

kinerja

e m a s u k i S e m e s t e r I I 2016, Indonesia Power d i h a d a p k a n p a d a tantangan-tantangan baru yang hadir seiring dengan tugas-tugas baru yang telah dimandatkan PLN. Untuk itu, Indonesia Power pun telah menyiapkan rencana dan strategi untuk melangkah dengan t e p a t d a n c e p a t d i t e n g a h t a h u n kedua 2016 ini. Setiap langkah yang diambil sekaligus menjadi strategi b a g i p e r u s a h a a n u n t u k t u m b u h ,

tumbuh, dan terus bertumbuh sebagai perusahaan pembangkitan yang andal dan berkelanjutan.

CaPaian KPi

Sepak terjang Indonesia Power di sektor ketenagalistrikan nasional sudah tak diragukan lagi. Indonesia Power hadir sebagai sebuah perusahaan yang memiliki kompetensi inti di bidang pengembangan pembangkit dan jasa pembangkitan. Hingga pertengahan tahun 2016, kontribusi Indonesia Power di sektor kelistrikan tercatat sebesar

hampir 6.000 MW dari operasional jasa O&M pembangkit dan 8.600 dari operasional pembangkit-pembangkit eksisting yang dimiliki Indonesia Power.

Perjalanan Indonesia Power di tengah tahun pertama 2016 telah menunjukkan pencapaian yang baik. Meskipun, masih terdapat beberapa

Key Performance Indicator (KPI) yang belum tercapai di semester pertama ini. Di antara

KPI yang belum tercapai adalah Equivalent

Availability Factor (EAF) Korporat, seperti EAF PLTU Batubara dan EAF PLTU FTP.

Strategi Pertumbuhan Indonesia Power:

Tingkatkan Produksi

dan Kapasitas dengan

(11)

Sampai dengan Juli 2016, beberapa unit pembangkit FTP telah menunjukkan performa terbaik, seperti PLTU Jeranjang 3 yang EAF-nya melampaui angka 95%. Sedangkan, PLTU Pelabuhan Ratu yang berada di Unit Jasa Pembangkitan (UJP) Jawa Barat 2 menjadi pembangkit yang terbaik se-Jawa bagian tengah.

Selain EAF, KPI yang juga masih belum terpenuhi adalah sinergi dengan anak perusahaan Indonesia Power; capaian

dalam program investasi; serta realisasi fisik

dari program investasi. Kendati demikian, capaian semester I tahun 2016 ini lebih baik dibandingkan capaian pada periode yang sama tahun 2015. Hal tersebut sebagaimana yang diutarakan oleh Direktur Utama Indonesia Power—Sripeni Inten Cahyani.

Berangkat dari kondisi di semester pertama 2016 tersebut, Indonesia Power melakukan berbagai upaya serius yang—terutama untuk mencapai target. Hal pertama yang dilakukan adalah membedah permasalahan tidak tercapainya kinerja tersebut secara detail. Yang terpenting adalah harus diiringi dengan komitmen terhadap langkah antisipasi yang telah dirumuskan.

“Bagi unit yang memberikan kontribusi besar terhadap ‘tidak tercapainya kinerja’ ini, kami

akan meminta mereka untuk menyampaikan rencana langkah korektif dan komitmen eksekusi. Sementara itu, Kepala Divisi Kantor Pusat sebagai pembina harus mendorong percepatan eksekusi di lapangan melalui pemberian keputusan ataupun hal-hal lain yang diperlukan di level Kantor Pusat,” papar Inten.

Jika dilihat dari sisi investasi dan pengembangan, tidak tercapainya kinerja— salah satunya disebabkan oleh aspek penyerapan anggaran dan pemenuhan proses pengadaan. Hal ini dapat diupayakan dengan peningkatan kecepatan proses, seperti proses pengambilan keputusan, proses penyediaan dokumen pengadaan, serta pelaksanaan dari pengadaan itu sendiri.

“Asp ek p eningkatan kecepatan ini harus menjadi perhatian dalam upaya pencapaian target. Sekali lagi, kunci utama dari peningkatan kecepatan ini adalah komitmen yang tinggi serta kemampuan yang memadai dari SDM-nya,” tambah Direktur Pengembangan & Niaga, Adi Supriono.

langKaH utama

Dalam merumuskan dan menjalankan strategi pertumbuhan perusahaan, Indonesia Power fokus pada hal-hal pokok sebagai perusahaan pembangkit tenaga

listrik. Hal-hal pokok tersebut mencakup penyediaan tenaga listrik dengan proses yang aman—yaitu zero accident dan taat prosedur, bersih (clean and no leakage), serta berorientasi pada menjaga kelestarian lingkungan dan menciptakan pembangkit hijau.

Hal pokok berikutnya adalah penyediaan listrik yang andal melalui mesin-mesin pembangkit yang beroperasi

prima serta efisien, yakni m e n g h a s i l k a n l i s t r i k dengan biaya produksi yang murah. Seluruh hal pokok yang menjadi fokus perusahaan ini telah dituangkan dalam

iconogram komitmen GO 90.

Untuk dapat konsisten pada fokus tersebut, perusahaan pun dihadapkan pada tantangan besar, yakni kemampuan eksekusi yang ekselen dari setiap insan Indonesia Power, baik pada jenjang jabatan manajerial senior hingga jenjang pelaksana. Kemampuan eksekusi ekselen ini dimaknai sebagai kemampuan dalam melaksanakan program/ rencana kerja secara benar sesuai instruksi kerja/SOP, cepat secara waktu, serta fokus pada hasil.

(12)

roikhan

Direktur SDM & Administrasi Indonesia Power

adi supriono

Direktur Pengembangan & Niaga Indonesia Power

sripeni inten Cahyani

Direktur Utama Indonesia Power

kinerja

“Upaya peningkatan kemampuan eksekusi ekselen ini sendiri telah menjadi fokus kami sejak tahun 2014 lalu,” ujar Inten.

Adapun langkah yang diambil Indonesia Power untuk bertumbuh dan berkembang meliputi tiga stream, yaitu Performance System, Process System, dan People System.

Langkah yang dilakukan dalam performance

system bertujuan untuk mendapat kejelasan

cascading KPI korporat menjadi KPI individu guna mendorong efektivitas proses bisnis sehingga tercapai target kinerja korporat. Dalam sistem ini, dilaksanakan pula monitoring

dan evaluasi yang tajam melalui peningkatan

kemampuan berpikir analitis (analytical

thinking). Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyebab masalah secara komprehensif dan holistik guna merumuskan solusi. Performance system juga mencakup penerapan tata kelola

perusahaan yang baik berdasarkan best

practice dan pengukuran benchmarking sesuai dengan standar internasional.

Langkah berikutnya, terkait process system, Indonesia Power telah menyiapkan perbaikan dan penajaman RASCI dalam proses bisnis, mulai dari level korporat hingga level prosedur. Hal ini bertujuan untuk menciptakan proses bisnis yang “lean and clean”. Kemudian, kecepatan proses bisnis juga harus didorong teknologi informasi yang terintegrasi.

Irama 2/4

Kemudian, perusahaan pun telah menetapkan

sejumlah langkah terkait people system.

Dimulai dengan pelaksanaan assesment

terhadap setiap individu untuk semua jenjang. Assessment ini diperlukan untuk

mengetahui gap kompetensi eksekusi dan

kemampuan leadership yang terjadi dalam

rangka mendorong kaderisasi kepemimpinan.

Tahap assessment akan ditindaklanjuti

dengan pemberian pelatihan yang bersifat

spesifik.

Dalam people system, juga dibutuhkan adanya

role model dari jajaran Direksi dan para

senior leader. Yang tak kalah penting adalah langkah dan upaya untuk membumikan IP AKSI (Integritas, Profesional, proAKtif, dan SInergi) sehingga menjadi budaya dan nilai-nilai perusahaan yang mengakar kuat dalam diri setiap insan Indonesia Power. Dengan demikian, dapat mendorong kecepatan pelaksanaan program RKAP.

PLN dengan ekselen—mengingat di semester II semakin banyak penugasan yang diberikan oleh PLN dengan tantangan yang sangat besar. Untuk itu, Direksi Indonesia Power telah menetapkan 6 komitmen yang harus dilaksanakan oleh seluruh insan Indonesia Power, yaitu integritas, loyalitas, waktu lebih untuk perubahan, irama 2/4, end to end, serta

quick win.

“Budaya perusahaan itu merupakan kolaborasi dari cara kita berpikir, bertindak, serta cara kita melakukan bisnis yang didasari oleh tata nilai perusahaan. Tata nilai inilah yang secara terus menerus kami lakukan sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang melekat pada setiap insan Indonesia Power,” jelas Direktur SDM & Administrasi Indonesia Power, Roikhan.

Dari sisi SDM, Roikhan menambahkan, Indonesia Power akan melatih SDM-nya agar memiliki kemampuan mengeksekusi secara ekselen. Menurut Roikhan, hal tersebut sangatlah penting bagi Indonesia Power untuk dapat “mengeksekusi” setiap penugasan dari

“Dengan irama 2/4, kami harus melangkah seirama, sinkron satu dengan lainnya, mulai dari staf, manajer, GM, hingga direksi. Kami semua harus satu irama. Kemudian, kami juga harus dewasa dalam menjalankan proses bisnis, harus utuh, dan harus tuntas,” ujar Roikhan.

Hasrat bertumbuH

Langkah dan strategi telah dirumuskan dan siap dilaksanakan oleh segenap insan Indonesia Power untuk melangkah ke depannya. Namun, tak dipungkiri, tantangan demi tantangan hadir di tengah hasrat untuk tumbuh dan berkembang seiring dengan sejumlah keterbatasan yang ada, seperti keterbatasan kemampuan pendanaan dan kemampuan penguasaan teknologi. “Menyikapi keterbatasan tersebut, kreativitas dan daya juang yang tinggi menjadi bekal utama yang harus dimiliki setiap insan di perusahaan ini. Kemudian, harus pula dibangun penguasaan

networking dengan pemilik teknologi dan dana. Disamping itu, sebagai bagian dari off-taker

(13)

harus memainkan perannya sebaik mungkin sehingga dapat mewujudkan hasratnya untuk tumbuh, tumbuh, dan tumbuh lagi,” papar Adi Supriono.

Terkait strategi pertumbuhan perusahaan, Adi menegaskan perlunya antisipasi terhadap aspek energi primer. Energi primer ini sangat dibutuhkan sebagai bahan bakar pembangkit. Karenanya, penguasaan sumber daya energi menjadi sebuah keniscayaan yang harus dilakukan Indonesia Power, yaitu dengan menjadi bagian dari supply chain energi primer. Hal tersebut menjadi salah satu kunci keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan. Demikian pula halnya dengan penguasaan atas teknologi terbaru, yang dapat menentukan daya saing perusahaan di industri pembangkitan yang kian kompetitif.

tumbuh dan berkembang. Di antaranya, adalah keberhasilan perusahaan dalam menghadirkan PLTD 200 MW di Pesanggaran, Bali yang merupakan bagian dari pengembangan kapasitas pembangkit PLN Group. Bahkan, pembangkit ini menjadi pendukung inisiatif Bali untuk mewujudkan “Green Province”.

Begitu pula dengan Independent Power

Producer (IPP) yang dikembangkan Indonesia Power melalui anak perusahaannya, seperti PLTA Rajamandala, PLTU Muara Jawa, dan PLTP Tangkuban Parahu. Keberadaan pembangkit-pembangkit tersebut akan menjadi bekal bagi Indonesia Power untuk menjadi bagian dari proyek 35 ribu MW.

jangKar PembangKitan

D e n g a n k o m p e t e n s i u t a m a y a n g dimilikinya—yaitu operasi pemeliharaan

kami. Kami akan kembangkan terus menerus melalui talent pool dan dijaga secara sistem sehingga dapat menjadi modal ke depannya dalam bisnis jasa O&M di IPP, baik di dalam maupun luar negeri,” urai Inten.

S e m e n t a r a i t u , d a r i k o m p e t e n s i pengembangan pembangkit, Indonesia Power akan menjadi kepanjangan tangan PLN yang dapat diandalkan dalam kualitas, kecepatan waktu, dan biaya yang kompetitif. Dalam hal ini, adalah untuk melaksanakan tugas-tugas pembangunan proyek pembangkit tenaga listrik yang telah tertuang dalam RUPTL. Di sisi lain, keterlibatan Indonesia Power dalam IPP merupakan upaya perusahaan untuk menjaga fokusnya dan menjaga keberpihakan Pemerintah. Selain itu, juga sekaligus untuk mengendalikan operasional dalam menjaga

Perkembangan teknologi yang begitu pesat

ini erat kaitannya dengan aspek efisiensi yang

ingin dicapai perusahaan.

“Dengan demikian, untuk tetap eksis di masa depan yang penuh kompetisi dan ketidakpastian serta mewujudkan hasrat untuk terus bertumbuh, diperlukan

kesiapan sumber daya manusia, networking,

penguasaan teknologi, kreativitas, serta daya juang yang tinggi,” jelas Adi.

Namun, terlepas dari keterbatasan yang ada, Adi menambahkan bahwa Indonesia Power pun telah memiliki modal untuk senantiasa

dan pengembangan pembangkit, Indonesia Power akan menjadi jangkar pembangkitan bagi PLN. Dari kompetensinya di bidang operasi dan pemeliharaan pembangkit, Indonesia Power akan memiliki kemampuan human capital yang dapat diandalkan dalam penyediaan tenaga listrik secara andal dan

efisien sehingga mampu bersaing dengan IPP.

Selain itu, Indonesia Power juga memberikan

security supply tenaga listrik bagi PLN dalam sistem ketenagalistrikan di Indonesia. “Dari kompetensi ini, saat ini, Indonesia Power juga meningkatkan fokus pada pengelolaan PLTU FTP I yang diamanahkan PLN kepada

industri ketenagalistrikan sebagai bagian dari infrastruktur pendorong ekonomi negara. “Adapun pertumbuhan perusahaan ke depan adalah, yang pertama, melalui peningkatan jumlah Megawatt pembangkit yang dikelola Indonesia Power dan melalui proyek pembangkit, baik yang dibangun melalui strategic partnership (IPP) maupun penugasan PLN. Kedua, penambahan

kapasitas melalui uprating/modernisasi

mesin-mesin pembangkit eksisting yang dimiliki perusahaan serta peningkatan return

dari investasi-investasi yang ditanam di anak-anak perusahaan,” tutup Inten.

(14)

stakeholder

e n c e m a r a n d a n k e r u s a k a n lingkungan hidup masih menjadi salah satu persoalan lingkungan yang membayangi negeri. Persoalan lingkungan tersebut memerlukan perhatian yang sangat serius. Tidak hanya dari Pemerintah, tetapi juga masyarakat yang berada pada posisi sangat strategis, yakni sebagai potensi sumber masalah sekaligus potensi solusi. Karenanya, Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) senantiasa mendorong masyarakat untuk selalu berpartisipasi aktif dalam upaya pengelolaan lingkungan, khususnya dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Kualitas lingKungan

Dalam ruang lingkup KLHK, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan merupakan tugas pokok dan fungsi dari Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL). Pencemaran dan kerusakan lingkungan itu sendiri mencakup komponen kualitas air, kualitas udara, dan kualitas tutupan lahan. Sedangkan, indikator kualitas lingkungan hidup (IKLH) dapat diukur dari Indeks Kualitas Air (IKA), Indeks Kualitas Udara (IKU), dan Indeks Tutupan Lahan (ITL).

Berdasarkan data KLHK yang disampaikan pada Pekan Lingkungan Hidup Kehutanan Indonesia (PLHKI) 2016, kondisi kualitas air di Indonesia masih memprihatinkan. Hal tersebut diketahui dari hasil pemantauan terhadap 918 titik sampel pada 122 sungai di Indonesia menunjukkan 68% dalam kategori tercemar berat dan hanya sebesar 2,3% yang memenuhi baku mutu kelas II. Sementara itu, Sekretaris Ditjen PPKL, Ir. Sigit Reliantoro, M. Sc., menambahkan bahwa kualitas air dari sungai-sungai di Indonesia itu rata-rata masih memiliki IKA yang masih rendah. Di tahun 2014, IKA-nya sebesar 52,19 dan mengalami sedikit peningkatan di tahun 2015 menjadi 53,10. “Ada berbagai hal penyebabnya. Misalnya saja, untuk Sungai Citarum, 34% cemaran berasal dari kegiatan rumah tangga dan sekitar 14—18% berasal dari sumber industri. Selain rumah tangga dan sumber industri, sektor pertanian juga menyumbang cemaran terhadap air yang berasal dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida,” papar Sigit.

Pencapaian IKA tahun 2014 (52,19) menjadi

baseline target yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di tahun 2019 mendatang, yaitu sebesar 55. Dalam RPJMN 2015—2019, KLHK juga telah

dimandatkan untuk melakukan perbaikan kualitas air dari 15 DAS menjadi Kelas I di tahun 2019. Tren peningkatan juga terlihat pada kualitas udara. Di tahun 2014, IKU menunjukkan angka 80,54 dan meningkat menjadi 84,96 di tahun 2015. Sigit menyebutkan bahwa secara umum kondisi udara tidak begitu memprihatinkan seperti kondisi air, kecuali pada kota-kota yang mengalami kebakaran hutan.

Tak jauh berbeda dengan kondisi air, tutupan lahan di Indonesia pun masih memprihatinkan dan justru mengalami penurunan indeks. Di tahun 2014, ITL menunjukkan angka 59,01 dan menjadi 58,55 di tahun 2015. Tutupan lahan ini berkaitan erat dengan hutan. Sedangkan, banyak hutan di negeri ini yang dikonversi untuk kegiatan nonhutan, seperti untuk perkebunan, permukiman penduduk, pembangunan infrastruktur, pengembangan perkotaan, hingga pertambangan. Kebakaran hutan juga menjadi salah satu penyebab turunnya ITL. Untuk kualitas lingkungan secara umum yang terukur dengan angka IKLH, target yang ditetapkan dalam RPJMN di tahun 2016 ini adalah sebesar sebesar 64,5—65,00. Di akhir periode RPJMN, tahun 2019 mendatang, IKLH ditargetkan mencapai angka 66,5—68,5.

Program Pengendalian

Untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan lingkungan, Ditjen PPKL telah memiliki sejumlah program unggulan. Di antaranya, Program Pengendalian Pencemaran Air, Pengendalian Kerusakan Lahan Gambut, Pengendalian Pencemaran Udara, Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka, Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut, serta Proper. Dalam Program Pengendalian Pencemaran Air, Ditjen PPKL KLHK menggulirkan sejumlah kegiatan. Di antaranya, Gerakan Bersih Sungai untuk perbaikan kualitas air sungai sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan

Sinergi Harmonis Ditjen PPKL

KLHK & Indonesia Power:

Kendalikan Pencemaran dan

Kerusakan Lingkungan

Dirut Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani bersama Menteri KLHK

(15)

pentingnya lingkungan yang baik. Kemudian, untuk menurunkan beban pencemaran dari limbah domestik dan kegiatan USK, dilaksanakan pembangunan IPAL komunal di beberapa lokasi yang berada di 15 DAS. Pembangunan IPAL komunal di tahun 2015 telah mampu menurunkan beban pencemaran sebesar 15,39 ton BOD/tahun. Begitu pula dengan pembangunan biodegester yang dapat menurunkan beban pencemaran sebesar 11,1 ton BOD/tahun di tahun 2015.

Untuk pengendalian pencemaran udara, Ditjen PPKL melaksanakan pembangunan Sistem Pemantauan Kualitas Udara Ambien Otomatis secara kontinyu (AQMS) di 45 kota di seluruh Indonesia selama periode 2016—2019. Untuk meningkatkan efektivitas pemantauan kualitas udara secara nasional, dilakukan pula integrasi peralatan pemantauan kualitas udara secara bertahap.

Selain itu, Ditjen PPKL juga melaksanakan Evaluasi Kualitas Udara Perkotaan (EKUP). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas udara perkotaan dengan cara menurunkan tingkat pencemaran udara dari sektor transportasi, khususnya kendaraan bermotor. Pelaksanaan EKUP sekaligus untuk mendorong kota-kota dalam mengelola kualitas udara dan menerapkan transportasi ramah lingkungan.

“Sebenarnya, yang sangat dibutuhkan dalam program pengendalian ini adalah perubahan perilaku dari masyarakat. Saat ini, kondisinya adalah semua orang merasa memiliki, tetapi sedikit sekali yang peduli dan merasa pentingnya merawat. Karena itu, anggaran yang ada lebih kami gunakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujar pria kelahiran Trenggalek ini.

Untuk itu, Ditjen PPKL melakukan pendekatan dengan konsep kemitraan yang melibatkan masyarakat dan sektor swasta. Dalam kemitraan itu, Ditjen PPKL akan menyediakan data dasar untuk mengukur dan melihat trennya, lalu melibatkan masyarakat dalam menyusun konsepnya. Kemudian, menggandeng pihak swasta/perusahaan sebagai mitra untuk mendanai kegiatan melalui program CSR-nya.

“Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan ini harus menjadi komitmen kita bersama. Tidak bisa hanya satu kementerian saja yang menjaga. Melainkan, dibutuhkan sinergi antarseluruh stakeholder dan partisipasi aktif dari masyarakat sehingga dampaknya pun dapat dirasakan masyarakat luas,” imbuh Sigit.

benang meraH

Dari sektor swasta, Indonesia Power menjadi salah satu mitra KLHK yang selalu aktif mendukung beragam kegiatan KLHK. Di awal Agustus 2016 lalu, Indonesia Power pun turut berkontribusi dalam Program Bersih-bersih Ciliwung. Selain terlibat langsung dalam kegiatan yang dihadiri oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, Indonesia Power juga menyalurkan bantuan berupa satu unit perahu karet berikut mesinnya sebagai sarana bersih sungai. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, kepada Gerakan Ciliwung Bersih. Tak berhenti sampai di program ini, Indonesia Power juga mendukung penuh pengembangan kawasan ekowisata yang diawali dengan penanaman pohon endemik (kokosan, jambu mede, bisbul, buni, jamblang, dan coklat) di daerah Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Nantinya, di kawasan ini akan dibangun jogging track sepanjang 2 km di sepanjang bantaran Sungai Ciliwung. Ditjen PPKL juga meminta Indonesia Power untuk menyediakan sumber energi terbarukan berupa

solar cell atau wind turbin sebagai salah satu cara membumikan renewable energy. Selain program-program tersebut, Indonesia Power pun tak pernah absen dalam Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan atau yang lebih populer disebut Proper. Di tahun 2016, Indonesia Power berhasil meraih penghargaan Proper Hijau untuk enam unitnya, yaitu UP Suralaya, UPJP Kamojang-Drajat, UPJP Priok, PLTGU Cilegon, PLTGU Grati, dan UP Semarang. “Kami sangat mengapresiasi kerja keras Indonesia Power dalam melakukan pengelolaan

lingkungan. Jujur saja, di awal-awal pelaksanaan Proper di tahun 2005, Proper menjadi langganan perusahaan-perusahaan multinasional, seperti Chevron dan ConocoPhilips. Namun belakangan, beberapa perusahaan nasional mulai tergerak dan bangkit. Salah satunya, Indonesia Power,” urai pria yang dilantik sebagai Sekretaris Ditjen PPKL sejak tahun 2015 lalu. Menurut Sigit, sepak terjang Indonesia Power dalam upaya pelestarian lingkungan sudah tak diragukan lagi. Hanya saja, masih harus dicari benang merah dari setiap upaya tersebut. “Artinya, harus ada ciri khas dari Indonesia Power sendiri yang menjadi passion-nya. Hal itu belum ditunjukkan Indonesia Power,” aku Sigit. Sigit memberi contoh sebuah perusahaan dengan pemimpin yang memiliki passion

di pertanian organik. Perusahaan ini pun mengembangkan community development-nya di bidang pertanian organik. Perusahaan ini membina karyawannya terlebih dahulu untuk memiliki passion ini. Baru kemudian, membina masyarakat untuk memiliki passion yang sama melalui pengembangan pertanian organik.

sigit reliantoro

Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Dirut Indonesia Power, Sripeni INten Cahyani menyerahkan bantuan secara simbolik kepada Menteri KLHK, Siti Nurbaya

“Hal lain yang juga belum ditemukan Indonesia Power adalah Local Hero. Melalui

Local Hero, kesuksesan sebuah program

comdev yang digulirkan sebuah perusahaan dapat disampaikan dengan pesan yang lebih kuat (strong message) dibandingkan jika perusahaan itu berbicara sendiri tentang program binaannya,” papar Sigit.

Kendati demikian, Sigit melihat semangat dan kepedulian lingkungan yang luar biasa dari Indonesia Power. Sigit pun menambahkan dari segi kepatuhan peraturan, Indonesia Power sangat excellent. Namun, hal tersebut hendaknya tidak lekas membuat Indonesia Power berpuas diri karena perusahaan-perusahaan lain pun tak pernah berhenti untuk meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungannya.

(16)

stakeholder

ndonesia Power, sekali lagi, mewujudkan komitmennya sebagai perusahaan yang berwawasan lingkungan. Kali ini, Indonesia Power kembali bersinergi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam Gerakan Bersih-bersih Ciliwung (BBC). Kegiatan ini sejalan dengan program prioritas nasional dalam peningkatan ketersediaan bahan baku untuk air bersih.

gotong royong

Kegiatan BBC merupakan sebuah program yang digulirkan KLHK melalui Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (Ditjen PPKL). Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Kualitas Air (IKA), khususnya Sungai Ciliwung. Perbaikan kualitas air sungai ini hanya dapat dicapai apabila terjadi penurunan beban pencemaran dan peningkatan kualitas air sungai.

Untuk itulah, kegiatan gotong royong bersama ini diadakan untuk membersihkan Sungai Ciliwung dari pencemar, baik limbah maupun sampah. Tak hanya KLHK dan Indonesia Power, kegiatan ini

juga melibatkan Pemda DKI, TNI/Polri, sektor swasta lainnya, institusi pendidikan, masyarakat sekitar, serta Komunitas Masyarakat Peduli Ciliwung (MAT PECI).

Kegiatan utama dari program BBC yang dilaksanakan 7 Agustus 2016 lalu ini adalah membersihkan dan mengumpulkan limbah dan sampah di sekitar wilayah Sungai Ciliwung. Dari kegiatan itu pun berhasil dikumpulkan lebih dari satu tong sampah.

“Selain berpartisipasi aktif, komitmen Indonesia Power juga diwujudkan melalui penyerahan bantuan CSR berupa satu unit perahu karet dengan mesin motornya, khusus diberikan untuk Gerakan Ciliwung Bersih,” ujar Manajer CSR Indonesia Power, Sigid Endro Winarno.

PerubaHan PerilaKu

Sigid juga menggarisbawahi bahwa Gerakan Ciliwung Bersih ini merupakan program besar

yang harus dilaksanakan secara konsisten. Selain itu, keterbatasan jumlah SDM dan kompetensi teknis mendorong kegiatan ini untuk dilaksanakan dengan sharing budget

dengan beberapa korporasi lainnya. Dengan demikian, program ini akan menjadi komitmen bersama untuk dieksekusi secara bersama pula.

Bagi Indonesia Power sendiri, kegiatan ini telah menjadi salah satu program unggulan sehingga akan dipantau perkembangan dan pelaksanaannya di lapangan secara rutin dan konsisten. Bahkan, Indonesia Power mendukung penuh pendirian Kawasan Ekowisata sebagai kelanjutan dari program ini. Sebagai Kawasan Ekowisata Sungai, nantinya, kawasan Sungai Ciliwung a k a n m e n j a d i d a e r a h percontohan dan tempat edukasi bagi masyarakat dalam peningkatan kualitas air sungai.

“ K e g i a t a n i n i a d a l a h s u a t u b e n t u k n y a t a b a g i p e l a k s a n a a n m i s i perusahaan untuk senantiasa b e r s a h a b a t d e n g a n l i n g k u n g a n sekaligus mendukung KLHK dalam upaya meningkatkan kualitas air sungai demi terwujudnya kualitas kehidupan yang layak bagi masyarakat luas,” ungkap Sigid. Di sisi lain, pengembangan Kawasan Ekowisata di wilayah Ciliwung juga bertujuan sebagai upaya restorasi sungai. KLHK menitikberatkan restorasi sungai yang berbasis masyarakat, yaitu yang mengusung konsep perubahan perilaku masyarakat. Dalam hal ini, adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang limbah atau sampah ke sungai. Perilaku masyarakat yang tidak membuang sampah ke sungai ini menjadi salah satu kunci utama dalam penurunan beban pencemaran sungai sekaligus peningkatan kualitas air sungai.

Partisipasi Aktif Indonesia Power,

Dukung Program Prioritas

Nasional

sigid endro winarno

Manajer CSR Indonesia Power

Dirut Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani, turut meninjau kawasan DAS Ciliwung saat Kegiatan Bersih-Bersih Ciliwung

(17)

ip sehat

enyediaan fasilitas olahraga di lingkungan perusahaan merupakan wujud kepedulian perusahaan terhadap kesehatan karyawannya. Hal inilah yang dilakukan Indonesia Power. Sejumlah fasilitas olahraga disediakan bagi seluruh karyawannya dan dapat dimanfaatkan—tentunya tanpa harus membayar sepeser pun. Di antara fasilitas

olahraga yang disediakan, fasilitas gym

menjadi salah satu yang banyak diminati oleh karyawan Indonesia Power.

wadaH KomuniKasi

Fasilitas gym di Indonesia Power ini sudah ada sejak sebelum tahun 2013. Kemudian di tahun 2013, fasilitas gym diperbarui dan dilengkapi dengan beberapa peralatan baru. Tak hanya itu, kegiatan di ruang gym pun dijadwalkan sebelum dan sesudah jam kerja. Di pagi hari mulai pukul 6—7 pagi, biasanya,

ruang gym mulai disambangi para pegawai

yang ingin berolahraga. Begitupun saat jam kerja usai, sekitar pukul 5 sore, ruang gym

kembali ramai.

Keberadaan fasilitas gym, ternyata tak hanya menarik minat pegawai untuk berolahraga. Namun, juga sekaligus menjadi wadah komunikasi bagi para pecinta olahraga di lingkungan Indonesia Power. Berangkat dari wadah komunikasi tersebut, terbentuklah Komunitas IP Sehat Seger Waras sejak pertengahan tahun 2015 lalu.

“Komunitas ini berawal dari pegawai-pegawai Indonesia Power, khususnya di Kantor Pusat, yang rajin berolahraga di ruang f i t n e s y a n g s u d a h disediakan perusahaan. Kami sering berkumpul di sana, olahraga bersama, sampai akhirnya tercetus tagline ‘Sehat Seger Waras’ ini,” tutur Agung Siswanto, Kepala Divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Talenta yang dijuluki “Kepala Sekolah” dalam komunitas tersebut. Hingga saat ini, jumlah pegawai yang tergabung dalam Komunitas IP Sehat Seger Waras mencapai sekitar 40 orang. Anggotanya tidak hanya pegawai yang berada di Kantor Pusat saja, tetapi juga dari unit Indonesia Power lainnya, seperti Unit Jasa Pemeliharaan (UJH). Bahkan, pegawai-pegawai dari anak perusahaan Indonesia Power pun dapat memanfaatkan fasilitas gym yang tersedia.

EngagEmEnt Pegawai

Penyediaan fasilitas olahraga di lingkungan Indonesia Power ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran pegawai dalam menjaga kesehatan tubuh dengan cara berolahraga sehingga dapat menekan biaya kesehatan pegawai. Selain itu,

juga sebagai langkah menguatkan ikatan dengan pegawai.

Menurut Agung, dari sisi manajemen SDM,

engagement itu tidak hanya terbatas pada remunerasi. Akan tetapi, kehadiran wadah bagi para pegawai untuk menyalurkan hobi dan aspirasinya dapat pula menguatkan

engagement pegawai. Untuk itu, wadah ini hendaknya dapat dikelola dan dimanfaatkan sebaik mungkin.

“Memang sudah seharusnya fasilitas-fasilitas olahraga yang ada dimanfaatkan sebaik mungkin oleh seluruh pegawai. Perusahaan pun lebih senang jika alat-alat maupun fasilitas olahraga tersebut bisa lebih b erdaya guna bagi pegawainya,” jelas pria yang hobi olahraga berenang dan beladiri ini. Hal penting lain yang juga digarisbawahi oleh Agung adalah bahwa olahraga semestinya dianggap sebagai bagian dari pekerjaan. “Dengan begitu, kita harus menginvestasikan waktu untuk berolahraga. Paling tidak, 2-3 kali dalam seminggu. Durasi 30 menit sehari, itu pun sudah cukup,” imbuh Agung.

Seiring jumlah pengguna peralatan fitnes yang

terus bertambah, luas ruangan dan jumlah peralatan fitnes yang tersedia dirasakan agak terbatas. Untuk itu, ke depannya—jika memungkinkan, akan dilakukan perluasan ruangan gym serta peningkatan fasilitas

berupa penambahan peralatan fitnes. Dengan

demikian, ketersediaan ruang gym maupun

sarana dan prasarana olahraga lainnya dapat memudahkan akses terhadap fasilitas olahraga bagi para pegawai sehingga mereka lebih terdorong untuk berolahraga demi terwujudnya tubuh yang sehat dan bugar.

Komunitas IP Sehat Seger Waras:

Berdayakan Fasilitas

Gym

, Tumbuhkan

Kesadaran Berolahraga

agung siswanto Kepala Divisi Pengembangan Sumber

Daya Manusia dan Talenta

Ruang fitnes dilengkapi berbagai jenis peralatan fitnes

Ruang fitnes dilengkapi berbagai jenis peralatan fitnes

(18)

kilas berita

emasuki semester II tahun 2016, Indonesia Power mengawalinya dengan menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tengah Tahun 2016 di Discovery Hotel & Convention Ancol, Jakarta. Selama dua hari, 26— 27 Juli, seluruh jajaran Direksi dan Senior Leader

Indonesia Power berkumpul bersama untuk merumuskan strategi guna melangkah di tengah tahun kedua 2016. Dalam sambutannya, Direktur Utama Indonesia Power Sripeni Inten Cahyani

mengajak para Senior Leader

untuk bisa berkolaborasi dan berkreasi dalam menyusun strategi perusahaan serta lebih bersemangat dalam menjawab tantangan dan melaksanakan penugasan dari PLN di semester II ini. “Penugasan baru dari PLN di semester II ini sungguh luar biasa tantangannya

dan tidak mungkin sesuatu yang luar biasa itu dilakukan dengan cara yang biasa. Kita perlu cara-cara yang luar biasa. Karena itu, kita akan lakukan

adjustment atas penugasan-penugasan baru dari PLN sehingga—diharapkan

kita mampu untuk speed up

dalam memproses setiap t a n t a n g a n y a n g a d a ,” t e g a s I n t e n d a l a m

sambutannya.

Kegiatan hari pertama diisi pula dengan siraman motivasi dari Motivator Sukses Mulia—Jamil Azzaini serta diskusi kelompok yang dilanjutkan presentasi hasil diskusi di hari kedua. Di hari kedua, Direksi dan seluruh peserta mengawali kegiatan dengan Acara Gowes, menyusuri Pantai Ancol. Agenda hari kedua juga diisi dengan penandatanganan komitmen penerapan GO 90 oleh jajaran Direksi dan seluruh

Senior Leader.

Rakor Tengah Tahun 2016 Indonesia Power:

Siapkan Strategi Luar Biasa untuk Menjadi

“The Power of Indonesia”

“Dengan diselenggarakannya Rakor ini, harapannya adalah selepas Rakor, para

Senior Leader memiliki komitmen tinggi untuk melaksanakan yang

telah dirumuskan. Ingatlah 6 komitmen yang harus selalu dilaksanakan, yaitu integritas, loyalitas,

luangkan waktumu, end to

end, irama 2/4, dan quick win. Mau dibawa ke mana Indonesia

Power ini, semua itu ada di tangan mereka.” sripeni inten Cahyani

direktur utama indonesia Power “Di tengah tahun kedua ini, kami harus tetap mengupayakan agar target 2016 terlampaui. Jadi, tak lagi hanya mencapai target, kami harus mampu

melampaui target yang telah ditetapkan pemegang saham. Dengan demikian, Rakor ini diharapkan dapat menjadi tempat yang sangat baik bagi kami untuk saling memberi masukan, meminta pendapat, hingga akhirnya diperoleh sebuah keputusan.” eri Prabowo

direktur operasi i

Reliability, efisiensi, dan SDM menjadi tantangan kami ke depan. Melalui Rakor ini, saya berharap bisa memberikan solusi terhadap segala permasalahan

yang kami hadapi, khususnya yang terkait dengan O&M Excellence,

Business Development Excellence, dan People Excellence. Namun, harapan terbesar adalah bahwa kegiatan ini tidak berhenti hanya pada ide/solusi, tetapi juga sampai pada eksekusi.” antonius r. t. artono

direktur operasi ii

Direktur Utama, Sripeni Inten Cahyani memberi sambutan

Awali pagi dengan ber-GOWES ria

Direksi dan seluruh peserta Rakor mengabadikan kebersamaan

Sesi diskusi yang diadakan di area

outdoor

Penandatanganan Komitmen Go90

(19)

ajaran Direksi kembali mengadakan

acara Safari Idul Fitri (Safitri) 1437 H

yang dilaksanakan sepanjang bulan Juli 2016. Jajaran Direksi yang terdiri dari Direktur Utama—Sripeni Inten Cahyani, Direktur Keuangan—Hudiono, Direktur Pengembangan & Niaga—Adi Supriono, Direktur SDM & Administrasi— Roikhan, Direktur Operasi I—Eri Prabowo,

Safitri

Ajang Silaturahmi Direksi

dan Direktur Operasi II—Antonius R.T. Artono melakukan kunjungan ke beberapa unit Indonesia Power dengan didampingi. Sekretaris Perusahaan, Del Eviondra. Dengan mengusung tema “Membangun Integritas Menuju The Power of Indonesia”,

Safitri menjadi media bertatap muka bagi

Direksi dan seluruh insan Indonesia Power yang diisi dengan arahan dari Dirut dan sesi tanya jawab. Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan sinergi seluruh insan Indonesia Power.

Dalam setiap kunjungannya, Inten senantiasa memberikan arahan tentang l a n g k a h d a n s t r a t e g i p e r u s a h a a n dalam menjalankan penugasan demi penugasan yang dimandatkan PLN. Selain itu, Inten pun tak pernah lelah mengajak seluruh insan Indonesia Power untuk bekerja lebih giat, efektif, dan efisien dalam menghadapi tantangan ke depan dengan persaingan bisnis yang semakin ketat.

Dalam agenda Safitri, Jajaran Direksi

juga melakukan site visit ke

pembangkit-pembangkit yang ada di setiap unit. Tak lupa, Inten selalu menyapa hangat siswa-siswi prajabatan yang berada di setiap unit untuk memastikan penguasaan terhadap nilai-nilai perusahaan yang menjadi budaya perusahaan sekaligus melakukan internalisasi pilar-pilar Indonesia Power.

Direktur Utama, Sripeni Inten Cahyani

bersama salah seorang siswi prajabatan di UP Suralaya

Pegawai berkesempatan mengajukan pertanyaan langsung kepada Direksi

Menanam Pohon menjadi salah satu agenda wajib saat berkunjung ke unit-unit

Direksi mengunjungi lokasi pembangkit Tatap muka Direksi dengan pegawai di UP Suralaya

Direktur Utama saat memberikan arahan

(20)

kilas berita

jakarta, (14/8). Indonesia Power turut berpartisipasi secara aktif dalam Kegiatan Jambore Nasional X yang digelar di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, 14—24 Agustus 2016. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo. Direktur Utama Indonesia Power, Sripeni Inten Cahyani turut hadir dalam pembukaan sebagai Mabisaka Kalpataru, didampingi oleh Kepala Bidang Komunikasi Korporat Indonesia Power, Rahmi Sukma.

indonesia Power membangun Karakter Kaum muda

dalam jambore nasional X

indonesia Power melepas Peserta mudik asik bareng Pln 2016

Dalam kegiatan bertema “Keren, Gembira, Asyik” ini, stand Indonesia Power hadir memeriahkan Pameran. Melalui pameran, Indonesia Power mengenalkan program-program perusahaan yang berwawasan lingkungan. Termasuk, pengembangan

role model Pointer dan penggunaan Karbon Kalkulator untuk menghitung emisi dari perilaku sehari-hari.

Indonesia Power juga menyediakan Charging

Post yang memanfaatkan bambu-bambu.

Charging Post ini tersebar di berbagai

penjuru perkemahan dan dikumpulkan

membentuk Charging Forest di salah

satu stand pameran. Peserta bisa

menitipkan gadgetnya di Charging

Forest dengan terlebih dahulu menjawab pertanyaan terkait lingkungan. Melalui kegiatan ini, Indonesia Power sekaligus mengedukasi generasi muda untuk mencintai dan menjaga kelestarian lingkungan. Inilah wujud komitmen Indonesia Power dalam membangun Karakter Kaum Muda. Salam Pramuka!

j a k a r t a , ( 1 / 7 ).

Indonesia Power turut berpartisipasi dalam Mudik Asik (Aman Sampai di Kampung) Bareng PLN 2016, y a n g m e r u p a k a n r a n g k a i a n d a r i PLN Peduli. Untuk meramaikan kegiatan ini, Indonesia Power mengajak 101 orang yang merupakan pegawai mitra kerja dan masyarakat sekitar lingkungan Indonesia Power Kantor Pusat.

Direktur Utama, Sripeni Inten Cahyani secara simbolis melepas peserta Mudik Asik di ruang Serbaguna Lantai 1 Kantor Pusat. Tampak hadir, Direktur SDM & Administrasi Indonesia Power, Roikhan.

“Program Mudik Asik yang digelar oleh PT Indonesia Power Kantor Pusat ini sudah masuk di tahun yang kedua. Semoga bisa menjadi program rutin tiap tahunnya karena animo masyarakat yang besar terhadap program ini serta manfaat bagi perusahaan melalui program CSR,” jelas Syuhada dari Tim CSR Indonesia Power seraya membuka acara ini. Tak lupa, Inten memohon doa dari peserta mudik agar Indonesia Power tetap maju dan berkembang untuk dapat terus menerangi negeri ini dan, ke depannya, program ini bisa menjadi semakin baik.

Setelah pelepasan, peserta Mudik Asik Bareng PLN 2016 ini akan berkumpul di PLN Kantor Pusat untuk menumpang bis sesuai dengan tujuannya. Pada kegiatan mudik ini, PLN menyediakan rute mudik ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan visi dan misi yang kuat yang dimiliki oleh Rovers hamster shop, maka usaha itu akan memiliki suatu landasan yang kuat untuk mencapai tujuannya. Keempat elemen ini

xylostella yaitu: Trichogrammatoidea cojuangcoi Nagaraja (Hymenoptera: Trichogrammatidae) muncul dari telur yang dikoleksi dari semua lokasi pengambilan sampel,

Bidan Novi Inggerianie, S.ST. adalah tempat usaha yang bergerak dalam memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat. Bidan Novi Inggerianie, S.ST. didirikan

Demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja (Ha) 1 diterima dan (Ha) 2 ditolak, atau dengan kata lain Ha (1) : Ada Hubungan Menonton Tayangan FTV Sinema Wajah

-Kesantunan masyarakat Melayu berdasarkan agama Islam dan adat Melayu -Orang Melayu sangat mementingkan kesantunan dalam hubungan masyarakat -Bahasa halus dan tersirat selalu

ZAKARIA RASYIDI SITI MAR’ATUS SOLIHAH, LC ESTI MARDIANI, M.AG JAKARTA PUSAT JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN KAB TANGERANG KOTA BEKASI JAKARTA BARAT JAKARTA SELATAN

Namun, produk plastik yang banyak digunakan sebagai kemasan produk pangan ini mengandung baha ya tersendiri, yaitu, kemungkinan terjadinya migrasi atau berpindahnya

(4) PESERTA RAPAT KOORDINASI TINGKAT RAYON ADALAH PENGURUS RAYON FKPPI DENGAN ORGANISASI PENDUKUNGNYA YANG BERADA DITINGKAT RAYON (KELUARGA BESAR FKPPI LAINNYA TINGKAT RAYON)..