• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kesulitan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI JOGLO

NO. 76 SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru Sokolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

NIMAS AYU ANGGUN GUPITA A510140120

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI

JOGLO NO. 76 SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

NIMAS AYU ANGGUN GUPITA A510140120

Telah diperiksa dan disetujui oleh:

Surakarta, 15 Januari 2020 Pembimbing

Dr. Minsih, S.Ag., M.Pd. NIDN. 0625087902

(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI JOGLO NO. 76 SURAKARTA

OLEH

Nimas Ayu Anggun Gupita A510140120

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari kamis, 6 Februari 2020

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Dewan Penguji:

1. Dr. Minsih S.Ag., M.Pd ( )

(Ketua Dewan Penguji)

2. M. Taufik Hidayat, MPd ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

3. Drs. Sri Hartini, SH., MPd ( )

(Anggota II Dewan Penguji)

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum NIDN. 0028046501

(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Publikasi Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 07Januari 2020 Yang membuat pernyataan

Nimas Ayu Anggun Gupita A510140120

(5)

1

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD NEGERI JOGLO NO. 76 SURAKARTA

Abstrak

Tujuan Penelitian ini 1) untuk mengidentifikasi jenis kesulitan belajar siswa 2) untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa 3) untuk mengetahui strategi guru mengatasi siswa kesulitan belajar. Penelitian ini menggunakan kualitatif desain studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles and Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Subyek penelitian 5 siswa kelas IVA berkesulitan belajar. Hasil penelitian: 1) jenis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta diduga mengalami slow learner, learning disabilities, tunagrahita, dan Autisme Syndrome. 2) Faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu dikarenakan faktor intern dan faktor ekstern. 3) Strategi yang dilakukan guru mengatasi 5 siswa berkesulitan belajar dalam pembelajaran tematik terpadu meliputi membentuk kelompok belajar heterogen, memberi perhatian lebih dan bimbingan khusus, berkomunikasi intens kepada orang tua mengenai kemajuan belajar siswa. kesimpulan penelitian kesulitan belajar siswa dapat terbantu dengan pembelajaran tematik terpadu serta penanganan guru sesuai klasifikasi kesulitan belajarnya.

Kata kunci: kesulitan belajar, pembelajaran tematik terpadu. Abstract

The purpose of this study 1) to identify the types of student learning difficulties 2) to find out the factors that cause students learning difficulties 3) to find out the teacher's strategies to overcome students learning difficulties. This study uses a qualitative case study design. Data collection techniques using interviews, observation, documentation. Data analysis techniques using the interactive model of Miles and Huberman, namely data reduction, data presentation, drawing conclusions. The research subjects of 5 IVA graders had difficulty learning. The results of the study: 1) the type of learning difficulties of students in integrated thematic learning in Joglo State Elementary School No. 76 Surakarta is suspected of experiencing slow learners, learning disabilities, mental retardation, and Autism Syndrome. 2) Factors that cause students learning difficulties in integrated thematic learning due to internal factors and external factors. 3) The strategy used by the teacher to overcome 5 students having learning difficulties in integrated thematic learning includes forming heterogeneous learning groups, giving more attention and special guidance, communicating intensely to parents about student learning progress. the conclusion of research on students' learning difficulties can be helped by integrated thematic learning and teacher handling according to the classification of learning difficulties.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari istilah bahasa inggris learning

disability. Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang

digunakan dilapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. (Irham & Wiyani, 2013: 117) belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi. Chauhan (dalam Prawira 2011: 227) mengemukakan bahwa belajar adalah membawa perubahan-perubahan dalam tingkah laku dari organisme. Rumini dkk (Irham & Wiyani, 2013: 254) mengemukakan bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Menurut Hamalik, kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar (Hamalik, 2012: 112).

Kesulitan dalam belajar yang dialami oleh siswa di sekolah harus menjadi perhatian bagi kedua belah pihak, baik guru maupun orang tua siswa. Adanya kesulitan belajar pada beberapa siswa terbukti dengan pola pencapaian belajar yang rendahadapun dapat dideteksi dengan kesalahan-kesalahan siswa dalam mengerjakan tugas maupun soal-soal tes. Kesalahan adanya penyimpangan terhadap jawaban yang benar pada suatu butir soal. Kesulitan belajar siswa akan dapat dideteksi melalui jawaban-jawaban siswa dalam mengerjakan suatu soal.

Siswa berkesulitan belajar yang dapat berada di sekolah juga dikarenakan adanya kebijakan zonasi pada penerimaan peserta didik baru diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 14 Tahun 2018 yang menggantikan Permendikbud Nomor 17 Tahun 2017 tentangPPDB. Di dalam pasal 16 disebutkan bahwa sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah wajib menerima calon peserta didik yang berdomisili pada radius zona terdekat dari Sekolah paling sedikit sebesar 90 persen dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang diterima (Permendikbud No. 14 Tahun 2018).Kesulitan belajar siswa dikarenakan kekurang pahaman orang tua terhadap kebutuhan belajar siswa dan jenis pendidikan yang sesuai, oleh karena itu orang tua memilih menyekolahkan siswa di sekolah terdekat.

(7)

3

Kesulitan belajar dengan jenis tertentu sebenarnya dapat diatasi dengan pembelajaran tematik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil penelitian empirik yang dilakukan Wikremesooriya (2015). Penelitian yang dilakukan Wikremesooriya menyimpulkan bahwa “students with LD actively engage in learning when an integrated approach that uses thematic units which reflect the students’ world, is in

force.”Hasil penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa anak berkesulitan belajar

dapat berhasil jika proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan tematik dan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan mereka.

Pada pembelajaran tematik terpadu, diajarkan memiliki pola fikir ilmiah atau menemukan, menganalisis dan memaparkan sebagai presentasi, hal tersebut dibangun dari kalangan kelompok belajar sehingga siswa dapat belajar bersama untuk menemukan pengalaman bersama, dan mempresentasikan hasil belajar mereka didepan kelas. Hal tersebut dapat berdampak bagi siswa yang kesulitan belajar, siswa berkesulitan belajar terdorong untuk ikut mempelajari dan memahami dari serangkaian pembelajaran tematik terpadu.

Salah satu intervensi yang dilakukan guru di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta untuk menangani anak berkesulitan belajar juga dilakukan dengan penerapan pembelajaran tematik. Langkah yang dilakukan guru sedikit banyak dapat membantu mengatasi kesulitan anak dalam belajar, meskipun hasilnya masih belum optimal karena guru masih sulit mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan memahami kebutuhan belajar siswa sehingga tindakan yang guru lakukan hanya membantu siswa untuk memahami pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki guru.

Peranan guru dalam membantu mengatasi kesulitan anak dalam belajar ditekankan untuk membantu anak agar dapat ikut berpartisipasi dalam pembelajaran dan berinteraksi dengan teman sebaya mereka. Peranan guru lebih difokuskan pada aspek kualtas dan frekuensi interaksi sosial sehingga membantu anak berkesulitan belajar untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Mason, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa “the role of teachers has been emphasized in terms of the

(8)

4

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentfikasi jenis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SDN 76 Joglo Surakarta; (2) mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SDN 76 Joglo Surakarta; dan (3) mendeskripsikan strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa kesulitan belajar dalam pembelajaran tematik terpadu di SDN 76 Joglo Surakarta.

2. METODE

Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Yin dalam Tohirin (2012: 20) studi kasus digunakan untuk mengetahui dengan lebih mendalam dan terperinci tentang suatu permasalahan atau fenomena yang hendak diteliti. Studi kasus dapat memberi terhadap makna dengan menunjukan situasi mengenai apa yang terjadi, dilihat, dan dialami dalam lingkungan sebenarnya secara mendalam dan menyeluruh. Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor dalam Basrowi (2008: 1) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 76 Joglo Surakarta yang berada di alamat Jl. Senapan No.1, Kadipiro, Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57136. Peneliti memilih SD N 76 Joglo Surakarta karena sekolah tersebut merupakan SD inti di gugus sekolah tersebut sehingga mempunyai peranan sebagai pusat pengembangan pada tingkat gugus dan secara institusional memiliki sarana prasarana serta sebagai tenaga kependidikan/ guru yang menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2018 sampai bulan Februari 2019.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumen. Teknik analisis data dilakukan secara kualitatif. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan model kualitatif Miles dan Hubberman (Sugiono, 2007: 337) yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

(9)

5

Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi. Menurut Chumairoh (2014: 42) trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1Jenis Kesulitan Siswa dalam Pembelajaran Tematik Terpadu di SDN 76 Joglo Surakarta

Pembelajaran tematik terpadu dapat menunjang kesulitan belajar siswa di SDN 76 Joglo dari lima siswa yang menjadi subyek penelitian dapat disimpulkan bahwa rata-rata pembelajaran tematik terpadu dapat membantu siswa berkesulitan belajar. Hasil ini menunjukan dari lima siswa yang diteliti dapat terbantu dengan pembelajaran tematik terpadu karena mudah secara konsep dan mengedepankan segi proses dari segi proses siswa dapat terlatih memahami materi dan konsep pelajaran.

Pada proses pengamatan pembelajaran tematik terpadu terdapat kendala di kelas IV A yang mengalami kesulitan belajar. Guru kelas IV A mengemukakan sebagai berikut:

“Setiap tahun pasti ada siswa yang berkesulitan belajar, dan itu sudah terdeteksi dari kelas bawah. Kalau di kelas saya ada yang berkesulitan belajar diantaranya yang bernama JL,BB,DM,NV dan AG”.(W/BD/26/02/19/145)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas, dapat diketahui bahwa di kelas IV A ditemukan adanya 5 (lima) orang anak yang mengalami kesulitan belajar. Kesulitan belajar yang dialami kelima siswa tersebut mempunyai klasifikasi yang berbeda-beda. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa jenis kesulitan belajar yang dialami kelima siswa di SDN 76 Joglo Surakarta diantaranya siswa bernama JL diduga mengalami (Slow Learner) lamban belajar, siswa NV diduga mengalami

(Slow Learner) lamban belajar, siswa yang bernama BB diduga mengalami

(Learning Disabillities)ketidak mampuan belajar, siswa yang bernama AG diduga

mengalami (Tunagrahita) kondisi kecerdasan seseorang dibawah rata-rata, siswa DM diduga mengalami (Autisme Sindrome) gangguan perkembangan.

(10)

6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kesulitan belajar yang ada pada siswa di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta berbeda satu sama lain. Hasil identfikasi menunjukkan bahwa jenis kesulitan belajar yang dihadapi siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta bervariasi antara siswa yang satu dengan lainnya. Klasifikasi jenis kesulitan belajar pada siswa di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta diantaranya siswa bernama JL diduga mengalami (Slow Learner) lamban belajar, siswa NV diduga mengalami (Slow

Learner) lamban belajar, siswa yang bernama BB diduga mengalami (Learning

Disabillities)ketidak mampuan belajar, siswa yang bernama AG diduga mengalami

(Tunagrahita) kondisi kecerdasan seseorang dibawah rata-rata, siswa DM diduga mengalami (Autisme Sindrome) gangguan perkembangan.

Hasil ini menunjukan dari lima siswa yang diteliti dapat terbantu dengan pembelajaran tematik terpadu karena mudah secara konsep dan mengedepankan segi proses dari segi proses siswa dapat terlatih memahami materi dan konsep pelajaran. “Pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu menunjang kesulitan belajar siswa di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta” terbukti kebenarannya. Dari hasil ini menunjukan adanya kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Tusturi (2017), Sukerti (2014), Warda (2017) yang menyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu sudah mencapai kriteria pembelajaran dengan baik, siswa yang berkesulitan belajar lebih terbantu untuk memahami secara konsep.

Prastowo (2013:223) pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran dalam satu tema. Pembelajaran tematik terpadu memudahkan siswa untuk belajar berdasarkan tema yang telah ditentukan semua mata pelajaran telah dirangkum dalam sebuah tema berdasarkan konsep dasar pembelajaran tematik terpadu juga memudahkan pembelajaran bagi siswa karena dapat mengaitkan pembelajaran siswa dengan lingkungannya siswa dapat belajar secara konkrit.

Pembelajaran tematik sangat membantu bagi siswa yang berkesulitan belajar karena dalam sistem pembelajaran tematik terpadu siswa dapat belajar berkelompok dengan bereksperimen, berdiskusi, menemukan, dan menyampaikan tugas dari hasil diskusi dengan begitu semua siswa dapat bergerak atau beraktifitas

(11)

7

tidak terkecuali siswa yang berkesulitan belajar sehingga siswa dapat belajar dari hasil pengalaman, pengamatan, penemuan yang telah mereka lakukan. Pembelajaran tematik terpadu dapat menunjang kesulitan belajar siswa ditinjau dari segi proses pemahaman konsep pembelajaran.

Tematik terpadu memiliki pembelajaran yang berkaitan dengan apa yang ditemukan siswa sehari-sehari sehingga siswa dapat dengan mudah mengaitkan pada pembelajaran tematik terpadu sesuai dengan tema dari dari setiap tema terdiri dari berbagai macam pembelajaran yang saling terkait hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2013:170) pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar yang menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lainnya.

Mata pembelajaran pada tematik terpadu disesuaikan dengan tema dan konsep dasar yang tersedia dengan cara mengaitkan pembelajaran satu dengan pembelajaran lainnya dirangkum menjadi satu dalam pembelajaran yang berkonsep, dari konsep pembelajaran tematik terpadu yang berkaitan dengan kejadian atau suatu fenomena yang terjadi yang sering dijumpai oleh siswa dapat membantu siswa berkesulitan belajar dapat berfikir secara kongkrit. Pembelajaran tematik terpadu mengedepankan dari segi proses, proses inilah yang dapat melatih siswa berkesulitan belajar menjadi memahami pembelajaran karena siswa banyak bergerak dan beraktifitas.

3.2Faktor Penyebab Kesulitan Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu di SDN 76 Joglo Surakarta

Siswa yang mengalami kesulitan belajar dikarenakan memiliki hambatan dari faktor tertentu sehingga siswa tidak dapat menirima pembelajaran di sekolah dengan lancar, hambatan setiap siswa memang berbeda karena terlahir dari lingkungan yang berbeda sehingga memunculkan hambatan belajar di sekolah.Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan belajar. (Hamalik, 1983: 112). Kesulitan belajar siswa menjadi gangguan untuk kemajuan belajar siswa dan menjadi hambatan harapan perolehan nilai yang cukup baik. Setiap siswa memiliki masalah yang berbeda dalam kesulitan belajar untuk itu

(12)

8

dibutuhkan mengetahui jenis dari kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu, karena untuk mengatasi kesulitan belajar siswa tidak dapat disamakan mereka harus dipahami mengenai hambatan yang terjadi pada masing-masing siswa untuk mendapatkan penanganan yang berbeda.

Faktor kesulitan belajar yang dialami oleh kelima siswa tidak terlepas dari faktor dari intern dan ekstern, siswa berkesulitan belajar di SD Negeri No. 76 Joglo Surakarta yang didapat rata-rata karena lamban dalam menerima pembelajaran dan daya intelektual yang lemah pada data penelitian mendapatkan kesimpulan dari klasifikasi kesulitan belajar siswa berdasarkan faktor yang dialami siswa tersebut, setiap siswa menunjukan klasifikasi kesulitan belajar yang berbeda berdasarkan faktor kesulitan belajar yang mereka alami.

Hasil identifikasi terhadap kelima anak menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kesulitan belajar pada kelima anak tersebut beragam. Hal ini diketahui dari hasil wawancara dengan guru kelas IV A, guru kelas III A dan kepala sekolah. Hasil wawancara faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar pada kelima anak tersebut dapat diringkaskan sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Lima Anak No. Inisial Anak Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

1. JL - Kurangnya usia pada saat masuk Sekolah Dasar yaitu pada saat usia 5,9 tahun

- Daya intelektual siswa yang lemah - Lamban dalam memahami pelajaran

- Tidak menunjukan tujuan belajar yang jelas - Menunjukan hasil belajar yang kurang 2. NV - Kelemahan berfikir

- tidak memiliki tujuan belajar yang jelas - Kurangnya motivasi pada diri siswa

- Tidak terbimbingnya belajar siswa dirumah - Sulitnya menerima pembelajaran dari guru

3. BB - Siswa memiliki kecerdasan intelegensi rata-rata normal namun mendapatkan pencapaian belajar yang rendah - Tidak memiliki tujuan belajar yang terarah

- Tidak ada motivasi belajar yang terlihat pada diri siswa - Mengabaikan tugas pembelajaran

4. AG - Memiliki potensi intelegensi yang rendah - Tidak memiliki motivasi pembelajaran - Susah fokus pada pembelajaran

(13)

9

- Melakukan kegiatan lain diluar pembelajaran - Tidak memiliki tujuan pembelajaran yang jelas 5. DM - Tidak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik

- Perkembangan sikap dan pengetahuan tidak selaras dengan teman sebayanya

- Mengalami gangguan emosional - Memiliki hambatan bekomunikasi

- Tidak peduli terhadap lingkungan sosialnya

3.3Strategi Guru dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa di SDN 76 Joglo Surakarta

Berdasarkan penelitian kesulitan belajar adalah suatu hambatan yang terjadi untuk memahami suatu pembelajaran. Kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu dikarenakan dangkalnya pemahaman siswa akan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai yang didapat siswa dan pola belajar yang ditunjukan siswa. Pada kesulitan belajar siswa diperlukan strategi guru untuk menangani kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu tujuannya agar materi yang terdapat dalam pembelajaran tematik terpadu dapat tersampaikan dengan baik.

Hasil menunjukan strategi yang dilakukan guru mampu menangani kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu dengan menyusun kelompok belajar heterogen yang telah terbimbing. “Strategi Guru Menangani Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta” terbukti kebenaranya. Dari hasil penelitian ini menunjukan adanya kesamaan penelitian yang dilakukan oleh Eva Rahmawati (2017), Marina Kusuma Warda (2017), Agustin Maria (2018), yang menyatakan bahwa kesulitan belajar siswa ialah adanya hambatan pemahaman pembelajaran, dengan adanya strategi guru menangani kesulitan belajar siswa, kesulitan belajar siswa dapat ditangani dengan baik.

Menurut Rumini dkk (Irham dan Wiyani, 2013: 254) mengemukakan bahwa kesulitan belajar merupakan kondisi saat siswa mengalami hambatan-hambatan tertentu untuk mengikuti proses pembelajaran dan mencapai hasil belajar secara optimal. Kesulitan belajar adalah hal-hal atau gangguan yang mengakibatkan kegagalan atau setidaknya menjadi gangguan yang dapat menghambat kemajuan

(14)

10

belajar. Kesulitan belajar berdampak pada hasil nilai yang diperoleh siswa, hasil nilai yang rendah karena adanya suatu prestasi belajar yang rendah. Materi yang disampaikan guru pada pembelajaran tematik terpadu tidak tersampaikan dengan baik karenanya nilai siswa menjadi kurang memuaskan dengan begitu guru melakukan strategi agar siswa dapat memahami pembelajaran tematik terpadu yang disampaikan agar dapat membantu pemahaman siswa dalam belajar.

Strategi guru menangani kesulitan belajar siswa sependapat dengan Syaiful Bahri Djamarah (2002: 5) strategi merupakan sebuah cara atau metode, sedangkan secara umum strategi memiliki pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi yang dibuat oleh guru bertujuan untuk membantu siswa dalam menangani kesulitan belajar tematik terpadu. Strategi adalah suatu rencana yang sengaja dibuat untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dengan guru membuat strategi belajar bagi siswa yang berkesulitan belajar tematik terpadu guru memiliki harapan agar siswa dapat terbantu dengan strategi yang telah dirancang tersebut dan memantau perkembangan belajar siswa agar mengetahui sejauh mana strategi yang guru rancang berjalan baik.Strategi guru yang dilakukan bagi kelima anak berkesulitan belajar tersebut dapat diringkaskan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 2. Hasil Identifikasi Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada Lima Anak di Kelas IV

No. Inisial

Anak Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar

1. JL - Membuat kelompok belajar heterogen tujuannya untuk membimbing siswa melalui tutorial sebaya

- Memberikan tugas tambahan dan bersinergi dengan orang tua untuk memantau belajar anak di rumah

- Memberi kesempatan anak naik ke kelas IV agar merasakan pembelajaran tematik terpadu dengan harapan siswa menjadi lebih terbantu

2. NV - Memberi kesempatan anak naik ke kelas IV agar merasakan pembelajaran tematik terpadu dengan harapan siswa menjadi lebih terbantu

- Membuat kelompok belajar heterogen tujuannya untuk membimbing siswa melalui tutorial sebaya.

- Memberikan tambahan belajar saat pulang sekolah.

(15)

11

perkembangan belajar di sekolah.

3. BB - Membentuk kelompok belajar heterogen pada pembembelajaran tematik terpadu.

- Memberikan jam tambahan belajar sepulang sekolah.

- Berkomunikasi dengan orang tua siswa mengenai perkembangan belajarnya.

- Membimbing siswa untuk mengarahkan belajarnya.

4. AG - Membentuk kelompok belajar heterogen yang telah terbimbing.

- Mengetahui jenis kesulitan belajar siswa dan mengarahkan tujuan belajarnya.

- Menambahkan jam pembelajaran sepulang sekolah.

5. DM - Membentuk kelompok belajar heterogen yang telah terbimbing.

- Menambahkan jam belajar sepulang sekolah. - Mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa. - Membimbing belajar siswa supaya terarah

- Berkomunikasi dengan orang tua siswa mengenai perkembangan siswa.

Strategi guru menangani 5 siswa berkesulitan belajar pada pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta sebagai berikut: (a) membentuk kelompok belajar heterogen, (b) memberi perhatian lebih dan bimbingan belajar lebih pada siswa yang berkesulitan belajar, (c) berkomunikasi kepada orang tua siswa mengenai kemajuan belajar siswa dan meminta bantuan orang tua untuk membimbing belajar siswa dirumah, (d) strategi bagi siswa berkesulitan belajar dengan kesulitan belajar klasifkasi tunagrahita diatasi dengan menurunkan ke kelas di bawahnya, (e) strategi intervensi bagi siswa dengan kesulitan belajar klasifikasi autism dilakukan dengan menyarankan kepada orang tua siswa untuk memindahkan putra mereka ke sekolah lain yang memiliki fasilitas untuk menangani anak autism, yaitu ke sekolah inklusif.

Temuan tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ranjeeta (2018). Hasil penelitian Ranjeeta menyimpulkan bahwa strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus (special education needs) di kelas inklusif meliputi sebagai berikut: (a) pembe-lajaran yang digunakan adalah pembelajaran kolaboratif yang melibatkan guru kelas, guru pendamping khusus, psikolog yang bekerja sama memecahkan permasalahan yang dihadapi siswa

(16)

12

berkebutuhan khusus; (b) siswa belajar bersama dalam pembelajaran kooperatif sehingga terjadi hubungan saling ketergan-tungan dan siswa belajar dari teman sebaya mereka seba-gai model; (c) bagi anak berkebutuhan khusus diberikan pembelajaran individual dengan mengadaptasikan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan mereka.

Penerapan strategi penanganan yang berbeda sesuai dengan kesulitan belajar yang dialami siswa juga mendukung hasil penelitian Wikremesooriya (2015). Hasil penelitian Wikremesooriya menyimpulkan bahwa “students with LD can succeed when the teaching-learning process is modified to suit their needs. Hence, CBR project workers ought to be trained to plan and design lessons that meet the needs of students with LD.”

Temuan bahwa intervensi yang dilakukan guru di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta dalam menangani anak berkesulitan belajar dilakukan dengan memberikan bantuan disesuaikan dengan kebutuhan anak juga mendukung hasil penelitian yang dilakukan Olubinska (2012). Hasil penelitian Kowalik-Olubinska menyimpulkan bahwa bantuan yang dberikan bagi anak berkesulitan belajar harus memperhatikan kebutuhan anak. Guru harus memenuhi apa yang menjadi kebutuhan anak sehingga anak dapat berkembang seperti teman sebaya mereka.

Penggunaan pembelajaran tematik sebagai solusi mengatasi kesulitan belajar yang dilakukan di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta mendukung hasil penelitian Ford (2013). Hasil penelitian Ford menyimpulkan bahwa bahwa strategi yang digunakan dalam mengajar anak berkesulitan belajar di sekolah inklusif antara lain meliputi strategi mengajar dengan kurikulum terdiferensiasi, mengajar dengan bantuan guru pendamping, dan pengajaran berbantuan teman sebaya dan intervensi. Mengajar siswa berkesulitan belajar akan lebih efektif bila dilakukan dalam kelompok-kelompok kecil.

4. PENUTUP

Berdadasarkan uraian pembahasan hasil penelitian yang sudah dipaparkan, selanjutnya dapat dipaparkan simpulan hasil penelitian sebagai berikut:

(17)

13

Jenis kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta dapat ditentukan dari faktor yang muncul pada diri siswa, pola belajar siswa, dan hasil belajar siswas jenis keterhambatan belajar siswa yang beragam menjadikan faktor penentu dari klasifikasi kesulitan belajar siswa. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa terdapat 5 (lima) orang siswa berkesulitan belajar yaitu siswa dengan inisial JL diduga mengalami (Slow Learner) lamban belajar, siswa NV diduga mengalami (Slow Learner) lamban belajar, siswa yang bernama BB diduga mengalami (Learning Disabillities)ketidak mampuan belajar, siswa yang bernama AG diduga mengalami (Tunagrahita) kondisi kecerdasan seseorang dibawah rata-rata, siswa DM diduga mengalami (Autisme Sindrome)

gangguan perkembangan. Kesimpulan dari jenis kesulitan belajar siswa yaitu bermacam-macam yaitu 2 siswa yang diduga lamban belajar, siswa yang diduga mengalami ketidak mampuan belajar, siswa yang diduga mengalami tunagrahita dan siswa yang diduga mengalami gangguan perkembangan.

Faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta terutama dikarenakan adanya berbagai faktor intern dan faktor ekstern sehingga terlihat pada pola belajar siswa dan hasil belajarnya. Dari bukti faktor yang dapat menghambat kesulitan belajar siswa dapat digolongkan pada tingkat klasifikasi kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran tematik terpadu. Kesimpulan faktor penyebab kesulitan belajar siswa dikarenakan berbagai faktor intern dan eksten yang dialami setiap siswa sehingga mendapati kesimpulan kesulitan belajar siswa dengan klasifikasi yang berbeda-beda,

Strategi yang dilakukan guru untuk mengatasi siswa berkesulitan belajar dalam pembelajaran tematik terpadu di SD Negeri Joglo No. 76 Surakarta disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Strategi untuk menagani kesulitan belajar lima siswa tersebut antara lain meliputi:(a) membentuk kelompok belajar heterogen, (b) memberi perhatian lebih dan bimbingan belajar lebih pada 5 siswa yang berkesulitan belajar, (c) berkomunikasi secara intens kepada orang tua 5 siswa mengenai kemajuan belajar siswa dan meminta bantuan orang tua untuk membimbing belajar siswa dirumah. Kesimpulan dari strategi yang dilakukan guru untuk menangani 5 siswa kesulitan belajar dalam pembelajaran tematik terpadu

(18)

14

yaitu dengan membimbing secara individu sesuai dengan klasifikasi kesulitan belajar yang mereka alami.

Berdasarkan simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya dapat dikemukakan saran sebagai berikut: (1) Bagi guru, disarankan untuk lebih meningkatkan strategi pembelajaran tematik terpadu yang menyenangkan alangkah baiknya didukung dengan alat peraga yang lebih memadai agar siswa dapat berfikir secara kongkrit saat menerima pembelajaran tematik terpadu. (2) Bagi sekolah disarankan untuk lebih menyiapkan kebutuhan alat peraga untuk mendukung pembelajaran siswa dan memelihara lingkungan belajar yang kondusif untuk proses belajar mengajar. (3) Bagi Orang Tua, disarankan untuk lebih membimbing belajar siswa dirumah dan mengarahkan belajarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anggadewi, Brigitta Erlta T. (2017). “Scaffolding: How It Works for Students with Learning Difficulties.” Proceedings the 2017 International Conference on

Research in Education - Sanata Dharma University.

Dahar, Ratna Willis. (2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit. Erlangga.

Dhian, Anggraini. (2016). Jurnal “Diakses pada tanggal 18 Mei 2019, pada jam

Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Sosrowijayan Kota

Yogyakarta” 19:45 WIB.

https://www.google.com/url?sa=t&sorce=web&rct=j&url=https://eprints.uny .ac.id/29585/

Ford, Jeremy. (2013). “Educating Students with Learning Disabilities in Inclusive Classrooms.” Electronic Journal for Inclusive Education, Vol. 3, No. 1

[2013], Art. 2.

Hamalik, Oemar. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hurlock, E. B. (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Irham, M. & Wiyani, N. A. (2013). Psikologi Pendidikan: Teori dan aplikasi dalam

proses pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media.

Jati, Hendra. (2016). “Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Pada Kelas VB SD Negeri Tegalrejo 1 Yogyakarta”. Jurnal. Diakses pada tanggal 18

(19)

15

November 2018, Jam 16.43 WIB. (https//www.google.com/url?sa =t&source=web&rct=j&url=http://journal.student.uny.ac.id/ojs/

Kowalik-Olubinska, M. (2012). “Education of Children with learning disabilities

from the social and cultural perspective.” Procedia - Social and Behavioral

Sciences 55 (2012) 1243 – 1249.

Kusuma, Marina. (2017). “Problematika Implementasi Pembelajaran Tematik Terpadu Pada Mata Pelajaran Matematika Dalam Kurikulum 2013 Di SD Muhammadiyah 24 Gajahan Surakarta”. Jurnal. Diakses dari: hhtps://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://eprints.u ms.ac.id/52899/10/halaman

Majid Abdul. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Bandung: Rosdakarya.

Muljono, Abdurahman. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Mulyasa. (2015). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Murtiyasa, Budi, Sutama, dkk. (2014). Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Surakarta.Surakarta: Badan Penerbit- FKIP.

Rahmawati, Eva. (2017). “Studi Layanan Bimbingan dan Konseling Oleh Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di Sekolah Dasar Muhammadiyah 22 Sruni”. Jurnal pendidikan. Diakses dari:https://www.google.com/url?sa =t&source=web&rct=j&url=http://eprints.ums.ac.id/53835/11/halaman Ranjeeta. (2018). “Teaching strategies for learners with special educational needs.”

National Journal of Multidisciplinary Research and Development, Vol. 3;

Issue 1; January 2018; Page No. 696-698.

Sukerti dkk. (2014). Pengaruh Pembelajaran Tematik Terpadu Melalui Pendekatan Saintifik Terhadap Minat Belajar dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Tibubeneng Kuta Utara. Jurnal Pendidikan. Diakses pada tanggal 27 Januari 2019, jam 19.57 WIB. (http://oldpasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_pendas/article/view/).

Syah, Muhibbin. (2012). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.Bandung:PT. Remaja Rosdakarya

Thomas, G., and Whitten, J. (2012). “Learning support for students with learning difficulties in India and Australia: Similarities and differences.” The

(20)

16

International Education Journal: Comparative Perspectives, 2012, 11 (1),

3–21.

Tusturi Riyan dkk. (2017). “Peran Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa di SD Negeri 10 Banda Aceh”. Jurnal Pendidikan. Diakses pada tanggal 8 januari 2019 jam 13.47. www.jim.unsiyah.ac.id/pgsd/article/download. Wardani, I.G.A.K.. Dkk. (2013). Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus. Banten. Universitas Terbuka.

Wikremesooriya, S. F. (2015). “Teaching Children with Learning Difficulties via Community-Based Rehabilitation Projects in rural Sri Lanka.” Dcidj Vol. 26, No. 4, 2015.

Yin, Robert K. (2006). Studi Kasus Desain & Metode (Terjemahan Mudzakir). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Gambar

Tabel 1. Hasil Identifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar pada Lima Anak  No.  Inisial Anak  Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Tabel 2. Hasil Identifikasi Strategi Guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar pada  Lima Anak di Kelas IV

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Az archeogenetikai kutatások területét az utóbbi néhány évben forradalmasította az újgenerációs szekvenálás (NGS) módszer alkalmazása. A laborban az elmúlt

Complete the crossword puzzle with synonyms (words with similar meanings) of the clue words.. If you need help, check

Ruang Terbuka Hijau wilayah kecamatan Jagakarsa terdiri dari : fasilitas olahraga di wilayah permukiman, sarana pendidikan, taman lingkungan, tempat pemakaman umum

Ini bukan kondisi normal lagi ketika perdagangan antar negara terjadi karena saling membutuhkan, ini sih negara yang jualan udah ngga bisa timbal balik beli barang kita..

Kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi yang menduduki jabatan Penyuluh Sosial Pertama pangkat Penata Muda golongan ruang III/a untuk menjadi Penata Muda Tingkat

[r]