PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh Ai Karwati
1001076
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI
Oleh Ai Karwati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fakultas Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam
© Ai Karwati 2014
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
AI KARWATI
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO
STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I
Prof. Dr. H. Suroso Adi Yudianto, M.Pd. NIP: 195305221980021001
Pembimbing II
Dr. Yayan Sanjaya, M.Si. NIP: 197112312001121001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul, “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan
saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak
sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas
pernyataan ini, saya siap menaggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2014
Yang Membuat Pernyataan,
Ai Karwati
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray pada Materi Sistem Ekskresi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas XI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan dari pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dengan rancangan penelitian One Group Pretest-Posttes Design. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling, diambil satu kelas eksperimen yaitu kelas XI IPA 2. Teknik pengumpulan data untuk ranah kognitif atau penguasaan konsep siswa menggunakan metode tes yang terdiri dari tes awal dan tes akhir, sedangkan aspek afektif menggunakan lembar observasi. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan, siswa mengisi angket. Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rata-rata hasil tes awal sebesar 43,75 dan tes akhir sebesar 75, sehingga diperoleh gain sebesar 30,9 dan indeks gain sebesar 0,55 yang termasuk ke dalam kategori sedang. Dari hasil penguasaan konsep tersebut terlihat bahwa terdapat peningkatan hasil kognitif siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan. Nilai rata-rata persentase ranah afektif siswa 92,7% yang masuk ke dalam kategori sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI.
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Application Cooperative Learning Two Stay Two Stray Type on Excretion System Topic to Increase Student XI Grade Learning Outcomes
ABSTRACT
This research’s goal is to know application of cooperative learning two stay two
stray type on excretory system topic to increase student XI grade learning outcomes. This research used weak experimental method with purposive sampling technique and has been selected one experiment it is XI science grade 2. Collecting data technique for cognitive or concept mastery of student used test method which was include pretest and posttest, whereas for affective aspect measured by observation sheet. To know how student opinion toward the method learning that has been undergone, student filled the questionnaire. Analysis data technique for hypothesis underwent using t test. Based on the research result showed that average of pretest is 43,75 and posttest is 75, so gain of the student is 30,9 with the gain index is 0,55 which is include in medium category. From concept mastery result showed that there are increasing of cognitive result of student before and after interference. Average value percentage for affective is 92,7 % which is include in good category. Thus, can be concluded that cooperative learning with two stay two stray type on excretory system topic can increase senior high school student in XI grade learning outcomes.
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN.………... i
ABSTRAK………... ii
KATA PENGANTAR………. iv
UCAPAN TERIMA KASIH……….. v
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR TABEL……… ix
DAFTAR GAMBAR……….... xi
DAFTAR LAMPIRAN………... xii
BAB I PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang………. 1
B. Rumusan Masalah……… 5
C. Tujuan Penelitian……….. 5
D. Batasan Masalah………... 5
E. Asumsi……….. 6
F. Hipotesis………... 6
G. Manfaat Penelitian……… 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…….………. 7
A. Pembelajaran Kooperatif……….………… 7
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray…………... 11
C. Hasil Belajar………. 17
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN………... 28
A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 28
B. Populasi dan Sampel……… 28
C. Teknik Pengambilan Sampel………... 28
D. Metode Penelitian………. 29
E. Desain Penelitian……….. 29
F. Definisi Operasional………. 29
G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya……….. 30
H. Teknik Pengumpulan Data………... 36
I. Analisis Data……… 36
J. Tahapan Penelitian………... 41
K. Alur Penelitian……….. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 44
A. Hasil Penelitian……… 44
B. Pembahasan……….. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 64
A. Kesimpulan………...………... 64
B. Saran………. 65
DAFTAR PUSTAKA………. 66
LAMPIRAN………. 70
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
2.1 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dengan Belajar Kelompok
Biasa………... 10
2.2 Perbedaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dengan Tipe Jigsaw ………...……... 16
2.3 Relevansi Penanaman 18 Karakter dengan Ranah Afektif.……… 22
2.4 Komposisi Urin Primer ……….………. 25
3.1 One Group Pretest-Posttes Design ………..………. 29
3.2 Kisi-kisi Soal Objektif ……….……….. 31
3.3 Kisi-kisi Format Penilaian Afektif ……… 31
3.4 Kisi-kisi Angket ……… 32
3.5 Kriteria Daya Pembeda……….. 33
3.6 Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen ……….. 33
3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran ………... 34
3.8 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen ………..………. 34
3.9 Indeks Reliabilitas ………. 35
3.10 Indeks Validitas ………. 35
3.11 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen……….... 36
3.12 Kategori N-gain (<g>)……….... 37
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.14 Hasil Uji Homogenitas ……….. 39
3.15 Kategori Aspek Afektif ……… 40
3.16 Kategori Angket ……….... 41
4.1 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Materi Sistem Ekskresi ……….…… 45
4.2 Prosentase Siswa Berdasarkan Kategori Indeks Gain ……….. 46
4.3 Hasil Perhitungan Uji t-Test One Sample ………. 47
4.4 Prosentase Rerata Kemampuan Ranah Afektif Siswa Tiap Aspek ... 48
4.5 Prosentase Setiap Jenjang Afektif ………. 49
4.6 Prosentase Hasil Tanggapan Siswa ………... 51
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
2.1 Bagan struktur kelompok model pembelajaran kooperatif tipe
Two Stay Two Stray ………...…… 12
2.2 Struktur ginjal……… 23
3.1 Bagan Alur Penelitian……… 43
4.1 Rerata Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif pada Materi
Sistem Ekskresi ………. 46
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
A.Perangkat Pembelajaran
A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1……… 70
A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2……… 76
A.3 Lembar Kerja Siswa 1………. 80
A.4 Lembar Kerja Siswa 2………. 96
B.Instrumen Penelitian B.1 Kisi-kisi Soal Penguasaan Konsep……….. 112
B.2 Kisi-kisi Penilaian Afektif………..………. 113
B.3 Kisi-kisi Angket……….………. 115
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B.5 Rubrik Penilaian Afektif…….……… 128
B.6 Angket………...……….. 131
C.Analisis Butir Soal C.1 Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Soal………. 132
C.2 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Soal………...…. 143
D.Data Hasil Penelitian D.1 Hasil Tes Penguasaan Konsep………..……….. 145
D.4 Hasil Penilaian Afektif Siswa………. 146
D.6 Hasil Angket………... 148
E.Hasil Uji Statistika Data Penelitian E.1 Uji Normalitas Pretest………... 149
E.2 Uji Normalitas Posttest……… 150
E.3 Uji Homogenitas………. 151
E.4 Uji Hipotesis……… 151
F.Dokumentasi………. 152
F.1 Dokumentasi Penelitian………... 152
G. Perizinan dan Judgment…………....……….………... 153
G.1 Surat Ijin Penelitian………. 153
G.2 Surat Bukti Penelitian………. 154
G.3 Surat Ijin Uji Instrumen………... 155
G.4 Surat Judgment 1………. 156
G.5 Surat Judgment 2………. 157
Ai KAaarwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Slameto (2003) mengatakan bahwa keberhasilan
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses
belajar yang dialami oleh anak didik. Dalam proses belajar mengajar biologi
selalu melibatkan siswa secara aktif untuk mengembangkan kemampuannya
dalam berpikir rasional, kritis, dan kreatif. Salah satu kesulitan yang dihadapi
selama proses pembelajaran adalah membuat siswa aktif. Hal tersebut
berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa, berkomunikasi dan bekerja sama.
Menurut Fleming dan Ferkins (2010) tampak bahwa sistem pendidikan saat ini
tampaknya menekankan keberadaan ruang kelas untuk tujuan kompetitif.
Siswa dengan berbagai karakter dan kemampuan selain menjadikan ruang
kelas sebagai tempat belajar juga menjadikan ruang kelas sebagai tempat untuk
berkompetisi menunjukkan kemampuannya untuk menjadi yang paling unggul
di kelasnya.
Dalam struktur tujuan kompetitif, kegagalan individu memainkan peran
penting dalam keberhasilan individu yang lain. Siswa mencoba untuk
berkompetisi "mengalahkan" rekan-rekannya dalam rangka untuk
meningkatkan peluang keberhasilan mereka (Ling, 2006). Siswa yang bekerja
sama saling membantu dalam mencapai tujuan bersama bisa mencapai
keberhasilan lebih dari siswa-siswa yang bekerja sendirian. Selain itu, prestasi
tidak selalu diperoleh melalui pembelajaran yang bersifat klasikal seperti
belajar sendiri-sendiri di kelas, tapi prestasi juga dapat diraih melalui belajar
kelompok atau diskusi kelompok karena banyak siswa yang tidak berani
bertanya langsung kepada guru ketika menemukan kesulitan dalam belajar.
2
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pernyataan di atas dikembangkanlah pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif menempatkan siswa dalam kelompok
kecil untuk bekerja pada tugas-tugas tertentu menuju pencapaian tujuan
bersama (Slavin, 2009). Salah satu karakteristik yang unik dalam
pembelajaran kooperatif adalah pengelompokkan dengan sifat heterogen dalam
hal kemampuan dan jenis kelamin. Tugas yang terstruktur sedemikian rupa
membuat setiap anggota bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar sendiri
tetapi juga untuk rekan-rekannya.
Menurut Slavin (2009) pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa
berinteraksi satu sama lain, menghasilkan alternatif ide-ide dan membuat
kesimpulan melalui diskusi. Dengan demikian menyediakan bahan-bahan
untuk proses berpikir yang lebih tinggi. Pada penelitian ini salah satu tipe
pembelajaran kooperatif yang dipilih yaitu pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) yang lebih menekankan keaktifan peserta didik dalam
interaksi kelompok belajar. Menurut Hammiddy (2010), TSTS pada dasarnya
adalah diskusi kelompok dan setiap anggota kelompok mempunyai tanggung
jawab masing-masing. Ngalimun (2009 dalam Hammiddy, 2010) menyatakan
bahwa TSTS adalah cara peserta didik berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan kelompok lain.
Pembelajaran kooperatif tipe TSTS adalah kerja kelompok, dua
bertamu ke kelompok lain dan dua peserta didik lainnya tetap di kelompoknya
untuk menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke
kelompok asal, dan laporan kelompok. Pembelajaran kooperatif memiliki
berbagai macam tipe pembelajaran, tapi peneliti memilih menggunakan tipe
TSTS karena pada tipe kooperatif yang lain setiap anggota kelompok diberi
satu tugas untuk dikerjakan, kemudian hasilnya dijelaskan kepada anggota
sekelompoknya seperti Jigsaw sedangkan pada tipe TSTS hasil tugas setiap
anggota kelompok/ pengetahuan yang diperoleh tidak hanya ditularkan kepada
3
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok lain yang berkunjung. Sehingga setiap anggota kelompok bertugas
menyampaikan informasi yang dimilikinya dan juga sekaligus mendapatkan
informasi dari anggota kelompok yang lain. Diharapkan dengan pembelajaran
ini peserta didik mampu memahami setiap ide yang dituangkan oleh setiap
kelompok secara bergiliran (Hammidy, 2010).
Beberapa peneliti sebelumnya juga pernah melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
terhadap hasil belajar dan kemampuan berkomunikasi siswa. Digitaliawati
(2005) melakukan penelitian pengaruh pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray terhadap hasil belajar pada mata pelajaran matematika siswa SMP
dan diperoleh hasil penelitian yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas yang menggunakan tipe Two Stay Two Stray dengan kelas yang
menggunakan kerja kelompok biasa. Perbedaannya yaitu hasil belajar yang
dilihat dari N-gain kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan N-gain
dari kelas kontrol. Selain itu, Ersah (2007) juga pernah melakukan penelitian
deskriptif untuk melihat penerapan tipe Two Stay Two Stray terhadap
kemampuan berkomunikasi siswa SMA pada mata pelajaran matematika. Hasil
dari penelitian Ersah menunjukkan bahwa penerapan tipe ini mampu
meningkatkan kemampuan berkomunikasi siswa SMA. Oleh karena itu,
peneliti juga memilih tipe Two Stay Two Stray pada penelitian ini.
Segala tipe pembelajaran pada hakikatnya adalah memiliki tujuan yang
sama, salah satunya yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut
Sukmadinata (2003), hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir, maupun keterampilan motorik, atau dalam kata lain
penguasaan kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada dasarnya hasil belajar
4
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sukmadinata, 2003). Pada penelitian ini hasil belajar yang akan dinilai adalah
kognitif dan afektif. Penguasaan kognitif siswa menjadi penilaian yang akan
dilihat pada penelitian ini karena penguasaan kognitif juga paling banyak
dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Berdasarkan hal tersebut juga
terkadang penguasaan afektif kurang mendapat perhatian dari guru. Menurut
Sudjana (2009) sekalipun bahan pelajaran berisi ranah kognitif, ranah afektif
harus menjadi bagian integral dari bahan tersebut dan harus tampak dalam
proses belajar yang dicapai oleh siswa. Selain itu, ranah afektif juga berkaitan
erat dengan 18 karakter pendidikan yang sedang digalakan oleh
KEMENDIKNAS yang harus ditambahkan oleh guru dalam proses
pembelajaran. Dengan adanya penilaian afektif siswa maka akan terlihat
keberhasilan penanaman 18 karakter pendidikan yang dimasukkan ke dalam
proses pembelajaran oleh guru (Depdiknas, 2011). Oleh sebab itu, peneliti juga
ingin menilai afektif siswa sehingga dapat terlihat bagaimana penerapan
pembelajaran kooperatif TSTS terhadap afektif siswa dan apabila
penerapannya menghasilkan nilai afektif yang baik maka pembelajaran TSTS
ini dapat dijadikan salah satu pembelajaran yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter siswa.
Dengan munculnya ketertarikan peneliti terhadap beberapa penelitian
yang sudah ada, pada penelitian ini peneliti akan menerapkan pembelajaran
tipe Two Stay Two Stray ini pada materi sistem ekskresi. Materi sistem ekskresi
dipilih karena materi ini bersifat faktual, yaitu melibatkan konsep-konsep yang
terkait dengan masalah kehidupan sehari-hari. Sifat materi yang demikian akan
menuntut siswa berfikir aktif untuk memeroleh pemahaman yang mendalam
mengenai konsep-konsepnya sehingga siswa mampu mengaitkan antara konsep
dengan masalah faktual.
Penggunaan tipe pembelajaran ini dan penerapannya pada materi sistem
5
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kooperatif tipe Two Stay Two Stray karena dengan tipe pembelajaran ini dapat
mengarahkan siswa agar aktif dalam pembelajaran. Menurut Lie (2002),
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray ini dapat digunakan dalam
semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, tipe ini juga
dapat memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk saling bertukar
informasi, pendapat atau ide yang dimiliki oleh masing-masing kelompok
sehingga setiap kelompok mendapat wawasan yang luas dan hasil belajar pun
meningkat. Berdasarkan alasan-alasan di atas sehingga peneliti merasa tertarik
untuk melihat penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas
XI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana hasil belajar siswa SMA kelas XI setelah diterapkan pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada materi sistem ekskresi?”
Rumusan masalah tersebut dikembangkan dalam bentuk pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana penguasaan konsep siswa (kognitif) setelah diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS
pada materi sistem ekskresi?
2. Bagaimana sikap siswa (afektif) pada pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi?
3. Bagaimana tanggapan siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS pada materi sistem
ekskresi?
6
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat penerapan Pembelajaran
Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil
belajar siswa SMA Kelas XI.
D. Batasan Masalah
1. Hasil belajar yang akan dinilai adalah kognitif dan afektif siswa.
2. Materi sistem ekskresi dalam penelitian ini adalah materi mengenai ginjal
pada manusia.
E. Asumsi
1. Pembelajaran Two Stay Two Stray dimanfaatkan siswa untuk bertukar
pikiran dengan siswa lain (Hammiddy, 2010).
2. Pembelajaran Two Stay Two Stray menuntut guru untuk melibatkan siswa
secara aktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna (Hammidy,
2010).
F. Hipotesis
Berdasarkan asumsi di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang signifikan setelah
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay
Two Stray pada materi sistem ekskresi.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, untuk masing-masing pihak akan dijelaskan secara terpisah.
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan pengetahuan dan
7
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai sarana pembelajaran yang menarik untuk bekal kelak ketika menjadi
seorang guru yang terjun di lingkungan sekolah secara langsung.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru kepada
siswa sehingga siswa dapat membedakan bagaimana pembelajaran yang
dapat membantu siswa dalam pencapaian tujuan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat mengembangkan afektif siswa dan sebagai sarana belajar
bekerjasama untuk bekal di kehidupan bermasyarakat.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dengan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pasundan 2 Bandung, yang
beralamat di Jalan Cihampelas No.167 Bandung. Sekolah tersebut dipilih
karena pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang akan diteliti
belum pernah digunakan oleh guru biologi di sekolah tersebut. Subjek
penelitian adalah siswa SMA kelas XI tahun ajaran 2013/2014 yang belum
menerima pembelajaran tentang sistem ekskresi. Kelas yang dijadikan
penelitian hanya satu kelas dengan jumlah siswa 32 orang. Pemilihan tingkat
kelas, yakni kelas XI dipilih terkait materi pembelajaran peneliti yakni sistem
ekskresi.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA
Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2013/2014. Sampel yang digunakan
sebanyak 32 siswa dalam satu kelas yaitu kelas XI IPA 2.
C. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive
sampling karena tipe TSTS ini merupakan pendekatan pembelajaran baru di
sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian sehingga dipilih sampel yang
kelasnya terdiri dari siswa dengan berbagai karakter, yang memiliki tingkat
keaktifan dan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Sehingga diharapkan
dapat terlihat bagaimana penerapan dari perlakuan terhadap siswa dengan
29
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah weak experiment.
Hal tersebut karena tidak sepenuhnya ada pengontrolan variabel-variabel
seperti pada eksperimen sejati (Sugiyono, 2009:74). Variabel terikat pada
penelitian ini yaitu hasil belajar siswa, sedangkan variabel bebasnya yaitu
penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One
Group Pretest-Posttes Design (Sugiyono, 2009). Desain ini hanya melibatkan
satu kelas yaitu sebagai kelas eksperimen. Tujuannya adalah untuk mengetahui
hasil dari penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada
kelas tersebut. Dalam desain penelitian ini terdapat beberapa langkah yang
menunjukkan suatu urutan kegiatan penelitian, yaitu pretest (T1), perlakuan
(X), dan posttest (T2). Perbedaan antara pretest dan posttest diasumsikan
sebagai efek dari perlakuan. Desain penelitian tersebut dapat digambakan pada
Tabel 3.1.
Tabel 3.1. One Group Pretest-Posttes Design
Group Pretest Treatment Posttest
Experiment T1 X T2
Keterangan:
T1 : Tes awal yang diberikan sebelum siswa mendapat pengalaman
pembelajaran.
X : Perlakuan yang diberikan kepada siswa berupa pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
T2 : Tes akhir yang diberikan setelah siswa mendapat pembelajaran dengan
pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
30
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pembelajarn kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
Two Stay Two Stray disebut pula pembelajaran Dua Tinggal Dua Pergi
yaitu pembelajaran yang bertujuan memberi kesempatan kepada kelompok
untuk membagikan hasil dan informasi dari kelompok lain.yang akan
dilihat penerapannya terhadap hasil belajar siswa dan dijaring dengan
menggunakan instrumen berupa tes dan nontes.
2. Parameter yang diukur adalah hasil belajar siswa meliputi dua domain
yaitu kognitif dan afektif.
3. Domain kognitif yang akan dilihat hasilnya yaitu merujuk pada taksonomi
Bloom meliputi ingatan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis
(C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6) dan dijaring dengan instrumen tes
berupa tes objektif dengan 30 soal pilihan ganda. Tes ini akan diberikan
sebelum dan setelah perlakuan (tes awal dan tes akhir).
4. Perilaku atau aspek siswa yang akan dinilai dalam ranah afektif merujuk
kepada Krathwohl yang terdiri dari lima perilaku antara lain penerimaan,
pemberian respon, penilaian, perngorganisasian, dan karakterisasi dan
akan dijaring dengan instrumen nontes berupa format penilaian afektif
(format observasi) yang akan dilakukan selama pembelajaran
menggunakan pembelajaran TSTS.
G. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya
Instrumen yang digunakan untuk menyaring hasil belajar dalam
penelitian ini adalah:
1. Tes Tertulis
Instrumen berupa tes tertulis digunakan untuk mengetahui kemampuan
hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi. Tes tertulis ini berupa soal
pilihan ganda sebanyak 30 soal dengan butir pilihan sebanyak empat butir. Tes
31
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memuat ranah kognitif pada aspek hafalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi
(C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6).
Tabel 3.2. Kisi-kisi Soal Objektif
Indikator Jenjang Kognitif Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan struktur dan fungsi organ ginjal
1,2 3,4 4
Mengaitkan hubungan antara struktur dan fungsi ginjal
5,6 2
Menjelaskan proses terbentuknya urin
9 7,8,10 11 5
Menjelaskan faktor-faktor yang
memengaruhi jumlah urin
12,13 2
Menjelaskan penyakit/kelainan pada ginjal 14,17, 20,21 16,22, 23
19 15,18 10
Menyebutkan zat-zat yang terdapat/tidak dalam urin
24,28 25,29. 30
27 26 7
Jumlah 5 16 4 2 2 1 30
Prosentase (%) 16,6 53,4 13,4 6,66 6,66 3,33 100
2. Format Penilaian Afektif
Format ini digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah
afektif. Instrumen ini berupa daftar cek, artinya observer hanya memberikan
tanda cek (√) jika kriteria yang dimaksud dalam format observasi ditunjukkan
oleh siswa.
32
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Jenjang Afektif Nomor
Pernyataan
Jumlah Pernyataan
1 Tingkat Menerima (Receving) 1,2,3,4 4
2 Tingkat Menanggapi
(Responding)
5,6,7 3
3 Tingkat Menilai (Valuing) 8 1
4 Tingkat Organisasi
(Organization)
9 1
5 Tingkat Karakterisasi Nilai
(Characterization)
10 1
Total 10 10
3. Angket Siswa
Pedoman angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa mengenai
pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
Tabel 3.4. Kisi-kisi Angket
No Aspek yang ditanyakan Nomor
Pernyataan
Jumlah Pernyataan
1 Pembelajaran Biologi 1,4 2
2 Materi Sistem Ekskresi khususnya mengenai ginjal manusia
2,3 2
2 Pembelajaran kooperatif TSTS 6,9,10 3
3 Pemahaman terhadap konsep 5 1
4 Rasa ingin bekerjasama, aktif dan
bertanggung jawab dalam
pembelajaran
7,8 2
Total 10 10
Sebelum dilakukan penelitian, soal tes awal dan tes akhir akan
diujicobakan di kelas lain untuk diketahui daya pembeda, tingkat kesukaran,
tingkat validitas dan reliabilitas soal-soal tersebut. Langkah-langkah
pengolahan data adalah sebagai berikut.
a. Uji daya pembeda
Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan siswa yang pandai
dan siswa yang kurang pandai. Kemampuan soal untuk membedakan siswa
yang pandai dan kurang pandai tersebut diuji dengan menggunakan indeks
diskriminasi, yaitu:
33
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DP = - = PA - PB
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
DP : Daya pembeda
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan
benar
JA : jumlah peserta kelompok atas
JB : jumlah peserta kelompok bawah
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda yang sering digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Kriteria Daya Pembeda
Kriteria Keterangan
Negatif Sangat jelek
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Sangat baik
(Sumber: Arikunto, 2012)
Data rekapitulasi daya pembeda hasil uji coba instrumen dapat dilihat
pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6. Rekapitulasi Daya Pembeda Hasil Uji Coba Instrumen
Klasifikasi No.Soal Jumlah Soal %
Baik sekali 5,31,34,36 4 10
Baik 1,2,6,9,11,15,16,19,20,23,32,33,35 13 32,5
Cukup 4,14,21,22,24,27,28,29 8 20
Jelek 3,7,8,10,12,13,17,18,25,26,30,37,38,39, 40
15 37,5
Jumlah 40 100
b. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran digunakan untuk menunjukkan sukar dan tidaknya
suatu soal. Taraf kesukaran diuji dengan menggunakan rumus:
TK =
34
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
P : indeks kesukaran
B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar S : jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi tingkat kesukaran yang sering digunakan dapat dilihat pada Tabel
3.7.
Tabel 3.7. Kriteria Tingkat Kesukaran (P)
Nilai P Keterangan
0,00 Sangat sukar
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,31 < P ≤ 0,70 Sedang
0,71 < P ≤ 1,00 Mudah
1,00 Sangat mudah
(Sumber: Arikunto, 2012)
Data rekapitulasi tingkat kesukaran butir soal hasil uji coba instrumen dapat
dilihat pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8. Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Hasil Uji Coba
Instrumen
Klasifikasi No.Soal Jumlah Soal %
Sukar 9,10,12,31,36 5 12,5
Sedang 1,2,3,4,5,6,7,8,11,13,14,15, 16,17,18,19,20,21,22,23,24, 25,26,27,28,29,30,31,32,33,
34, 35, 37, 38, 39, 40
35 87,5
Jumlah 40 100
35
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Suatu uji dapat dikatakan mempunyai taraf reliabilitas yang tinggi jika
tes itu dapat memberikan hasil yang tetap. Untuk menguji taraf reliabilitas
suatu tes, maka digunakan rumus:
Spearman-Brown
(Arikunto, 2012)
Keterangan:
r11 : koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
p : proporsi subjek yang menjawab benar
q : proporsi subjek yang menjawab salah (q=1-p)
Σpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
[image:30.595.201.425.420.532.2]Dengan Interpretasi Indeks Reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Indeks Reliabilitas
Indeks Reliabilitas Keterangan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi (Sumber: Arikunto, 2012)
d. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian antara hasil
pengukuran dengan apa yang hendak di ukur. Hal ini ditunjukkan oleh
besarnya angka koefisien korelasi antara hasil pengukuran tersebut dengan
kategorinya.
Validitas ini dapat diselidiki dengan menggunakan rumus korelasi
36
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara skor pada
pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa
X = skor pada pokok uji Y = skor total
[image:31.595.199.426.319.420.2]Dengan Interpretasi Indeks Validitas dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10. Indeks Validitas
Indeks Validitas Keterangan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Cukup
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat tinggi (Sumber: Arikunto, 2012)
Data rekapitulasi validitas butir soal hasil uji coba instrumen dapat
[image:31.595.123.499.489.621.2]dilihat pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Rekapitulasi Validitas Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen
Kriteria No.Soal Jumlah Soal %
Sangat tinggi 0 0
Tinggi 34, 36 2 5
Cukup 2, 5, 11, 19, 20, 21, 31, 35 8 20
Rendah 1, 3, 4, 6, 9, 14, 15,17, 23, 28, 29, 32, 33, 38
14 35
Sangat rendah 7, 8, 10, 12, 13, 16, 18, 22, 24, 25, 26, 27, 30, 37, 39, 40
16 40
Jumlah 40 100
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
37
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi
yang telah dipelajari oleh siswa yaitu materi mengenai ginjal manusia.
b) Observasi, dilengkapi dengan format observasi.
c) Studi kepustakaan, berguna untuk mengetahui data-data yang tertulis.
I. Analisis Data
Data yang diperoleh dari seluruh instrumen yang digunakan, kemudian
dianalisis. Langkah analisis data:
1. Tes Tertulis
Skor dari soal pilihan ganda ini ditentukan oleh jawaban benar saja,
sedangkan jawaban salah tidak diperhitungkan. Jawaban benar diberi skor 1
dan jawaban salah diberi skor 0 dengan menggunakan rumus:
S = Σ R
Arikunto (2006)
Keterangan:
S : Skor yang diperoleh
R : Jumlah jawaban yang benar
Skor yang diperoleh dengan menggunakan rumus di atas kemudian diubah
dengan menggunakan nilai skala 100 dengan menggunakan rumus:
NP =
x 100
Arikunto (2006)
Keterangan:
NP : Nilai yang dicari
R : Skor yang diperoleh siswa
SM : Skor maksimal dari tes yang bersangkutan
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah diberikan
perlakuan, maka dari data tes awal dan tes akhir dihitung gainnya yaitu selisih
38
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dihitung nilai gain ternormalisasi (N-gain). Dapat dihitung dengan
menggunakan rumus N-gain (<g>):
N-gain (<g>) =
Hake (dalam Meltzar, 2002)
Tabel 3.12. Kategori N-gain (<g>)
N-gain Kategori
≥ 0,70 Tinggi
0,30 < NG > 0,70 Sedang
< 0,30 Rendah
Hake (dalam Meltzar, 2002)
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
Chi-kuadrat. Uji normalitas merupakan suatu prasyarat uji statistik yang bertujuan
untuk mengetahui suatu data berdistribusi normal atau tidak. Data yang
digunakan dalam uji normalitas ini adalah nilai tes awal dan tes akhir siswa.
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas:
1) Menentukan nilai tertinggi dan nilai terendah
2) Menentukan rentang (r)
3) Menentukan banyak kelas (k)
4) Menentukan panjang kelas (p)
5) Mencari nilai rata-rata (x)
6) Mencari nilai varians (s2)
7) Mencari nilai standar deviasi (s)
8) Membuat daftar frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang diharapkan
(Ei).
9) Mencari nilai z untuk tiap batas kelas, dengan menggunakan rumus:
z =
39
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11)Menentukan besarnya frekuensi pengamatan (Oi) dan frekuensi yang
diharapkan (Ei).
12)Menentukan χ2 Tabel dengan derajat kebebasan k-3 dan taraf signifikansi
5% atau α = 0,05.
13)Menentukan χ2 hitung dengan menggunakan rumus:
χ2
=
(Sudjana, 2005:273)
14)Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan χ2 Tabel dengan χ2
hitung. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan, diketahui bahwa χ2
hitung lebih kecil daripada χ2 Tabel, maka dapat dikatakan bahwa data
yang diuji pada penelitian ini berdistribusi normal.
Hasil uji normalitas terangkum dalam Tabel 3.13.
Tabel 3.13. Hasil Uji Normalitas Tes Awal dan Tes Akhir
Data χ2hitung χ2Tabel Keterangan
Tes Awal 3,4 7,81 Distribusi normal
Tes Akhir 2,7 7,81 Distribusi normal
Berdasarkan data pada Tabel 3.13., dapat disimpulkan bahwa kedua data
berdistribusi normal karena χ2
Tabel >χ2hitung. Dengan demikian, data penelitian
dapat dilanjutkan dengan pengujian hipotesis secara statistik parametrik.
b. Uji Homogenitas
Setelah diketahui bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal,
maka dilakukan uji homogenitas yang juga merupakan prasyarat uji statistik
selanjutnya. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji F.
perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Mencari nilai F hitung dengan menggunakan rumus:
F hit =
(Sudjana, 2005: 249)
[image:34.595.147.517.390.436.2]40
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Membuat kesimpulan berdasarkan perbandingan F Tabel dengan F hitung.
Tabel 3.14. Hasil Uji Homogenitas
Data Fhitung FTabel Keterangan
Uji F 1,23 1,84 Varians homogen
Berdasarkan data pada Tabel 3.14. di atas, dapat diketahui bahwa F
hitung lebih kecil daripada F Tabel, maka dapat dikatakan bahwa data
yang diuji pada penelitian ini memiliki varians yang homogen.
c. Uji Hipotesis
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa
pada satu kelas eksperimen, dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa. Data
yang diuji merupakan data hasil tes akhir siswa pada materi sistem ekskresi.
Menurut Toothaker (1986 dalam Meltzar 2002) uji statistik parametris yang
digunakan untuk menguji hipotesis dari satu sampel yang tidak diketahui
simpangan baku populasinya adalah t-test one sample. Berikut ini perhitungan
t-test one sample yang digunakan.
t =
(Sudjana, 2005)
Keterangan:
x : Rata-rata tes akhir
µ : 70
S : Standar deviasi tes akhir N : Jumlah siswa
2. Analisis Hasil Belajar Afektif
Dari data lembar observasi dihitung prosentase kemunculan tiap aspek
yaitu dengan rumus:
X = x 100%
(Indiasari, 2004)
41
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
X : Prosentase munculnya aspek selama pembelajaran n : Jumlah aspek yang muncul selama pembelajaran
N : Jumlah aspek yang diharapkan muncul selama pembelajaran
Untuk mengukur aspek afektif siswa sehingga diperoleh kesimpulan
dengan menafsirkan angka prosentase yang didapat dari menganalisis data ke
[image:36.595.216.433.249.393.2]dalam bentuk kata sebagai berikut:
Tabel 3.15. Kategori Aspek Afektif
Prosentase Kategori
80% atau lebih Sangat Baik
60% - 79% Baik
40% - 59% Cukup
21% - 39% Rendah
0% - 20% Sangat Rendah
(Indiasari, 2004)
3. Pengolahan Data Angket
Langkah-langkah dalam menganalisis hasil angket adalah sebagai berikut:
a. Melakukan tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa
b. Menghitung prosentase jawaban siswa untuk masing-masing kriteria
yang ditanyakan dengan perhitungan sebagai berikut:
Prosentase Jawaban =
x 100%
(Arikunto, 2006)
c. Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori
untuk setiap kriteria berdasarkan Tabel aturan Koentjaraningrat tahun
42
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
[image:37.595.212.415.166.292.2]Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.16. Kategori Angket
Prosentase (%) Kategori
0 Tidak ada
1-25 Sebagian kecil
26-49 Hampir separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Sebagian besar
76-99 Hampir seluruhnya
100 Seluruhnya
J. Tahapan Penelitian
Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan penyusunan proposal penelitian
serta kelengkapan alat, bahan dan berbagai macam instrumen penelitian
diantaranya soal pretest dan posttest, lembar observasi dan LKS. Proses
pengajuan proposal dan instrumen dilakukan bertahap sampai tidak ada lagi
koreksi dan yang digunakan merupakan hasil revisi akhir. Selain itu, pada
tahap persiapan ini mulai dilakukan pendekatan dengan pihak terkait
khususnya kepada pihak sekolah sebagai objek penelitian agar didapatkan izin
yang sah untuk penelitian.
2. Tahap Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan sebelum, selama dan setelah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan. Sebelum kegiatan pembelajaran data yang diambil
berupa data gambaran awal siswa sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan dengan menggunakan soal pretest. Pada saat kegiatan
pembelajaran dilakukan observasi terhadap siswa dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan dicatat dalam lembar observasi serta dilakukan
43
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berlangsung dilakukan evaluasi pembelajaran dengan soal posttest dan siswa
diminta untuk mengisi angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa
mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Pengolahan Data dan Interpretasi Data
Pengolahan data dimulai dengan terlebih dahulu melakukan klasifikasi
data sesuai dengan kebutuhan. Untuk melihat pemahaman konsep siswa data
hasil pretest-posttest merupakan data utama yang dipergunakan dengan
menganalisis data gain yang didapat dari hasil pretest dan posttest ini. Data
lembar observasi lebih diutamakan untuk melihat kemampuan afektif siswa
dan data angket untuk mengetahui tanggapan/respon siswa mengenai
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Setelah terkumpul data yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah
melakukan interpretasi data. Beberapa data dilakukan analisis dengan
menggunakan metode statistik agar didapatkan hasil interpretasi data yang
lebih tepat.
4. Penyusunan Hasil Penelitian
Penyusunan hasil penelitian yang dilakukan adalah berupa pembuatan
skripsi sebagai tugas akhir. Setelah data yang didapat diinterpretasikan dan
didapat kecenderungan hasil akhirnya, maka dilakukan penyusunan hasil akhir
penelitian ini. Pada skripsi diuraikan keseluruhan proses penelitian dari tahap
awal hingga akhir sehingga didapatkan hasil dari penerapan pembelajaran
koopertif tipe TSTS pada materi sistem ekskresi khususnya materi mengenai
ginjal manusia terhadap hasil belajar siswa SMA kelas XI sesuai dengan tujuan
44
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K. Alur Penelitian
Pengajuan masalah penelitian
Penyusunan instrumen dan RPP
Judgement instrumen Revisi proposal penelitian
Seminar proposal
Penyusunan proposal penelitian
Uji coba instrumen
Pelaksanaan tes awal Revisi instrumen
Pembelajaran dengan kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dan penilaian afektif
45
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1. Alur Penelitian
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh mengenai
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi, dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray pada materi sistem ekskresi. Hasil belajar yang diamati
adalah penguasaan konsep siswa (kognitif) dan afektif siswa.
Peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat dari hasil tes awal dan
tes akhir serta gain ternormalisasi (N-gain). Dari data yang diperoleh menunjukan
adanya perbedaan antara skor rata-rata tes awal sebelum diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan tes akhir setelah diterapkan pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray. Skor rata-rata tes awal sebesar 43,75 yang
tersebar diantara skor 27 sampai 74 dan skor rata-rata tes akhir sebesar 75,00
yang tersebar diantara skor 47 sampai 93, dengan selisih atau rata-rata gain
sebesar 30,9. Selain itu, peningkatan penguasaan konsep siswa dapat dilihat
berdasarkan skor rata-rata N-gain yang diperoleh sebesar 0,55 yang termasuk ke
dalam kategori sedang.
Hasil belajar siswa ranah afektif termasuk ke dalam kategori sangat baik
dengan nilai rata-rata prosentase sebesar 92,7%. Hasil belajar ranah afektif ini
diperoleh melalui format observasi afektif pada saat pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan hasil analisis angket atau tanggapan siswa, diperoleh hasil
prosentase bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif terhadap
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dan hampir seluruh siswa
menyukai materi sistem ekskresi dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
65
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. SARAN
Pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray yang dilaksanakan
dalam penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran Biologi SMA. untuk
dapat mengimplementasikan pembelajaran kooperatif tipe tersebut dengan baik,
maka sebaiknya sebelum pembelajaran perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Tersedianya fasilitas pembelajaran seperti alat-alat praktikum, media
presentasi, dll.
2. Memberikan teknis pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray kepada siswa agar pada saat pelaksanaan pembelajaran siswa tidak
merasa bingung.
3. Memperhatikan alokasi waktu, sehingga diharapkan lebih dapat mengatur
waktu agar pembelajaran dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Memperhatikan tiap-tiap indikator pada aspek afektif.
5. Untuk menyempurnakan penelitian ini peneliti memberi saran bagi peneliti
lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
penerapan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray di kelas pada
66
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Aqib, Z. (2013). Model-model, Media dan Strategi Pembelajaran Konstektual
(Inovatif). Bandung: Yrama Widya.
Basoeki, S. (1988). Anatomi dan Fisiologi Manusia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Campbell, N.A ,Reece, J.B, Mitchell, L.G. (2002). Biologi Campbell Edisi
Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas. (2011). 18 Karakter Bangsa. [Online]. Tersedia di [ 7 Maret 2014].
Digitaliawati,N. (2005). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik
Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SMP.
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Psikologi suatu Pengantar. Jakarta: Dirjen Dikti P2LPTK
Ersah,S. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay
67
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Fleming, J. dan Ferkins, L. (2010). The Use of Action Learning Strategies for Cooperative Education or Work-integrated Learning Projects. Journal
of Education. 4(1), 1-4.
Fried. (2006). Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
Hammiddy, M. 2010. Improving Students’ Comprehension of Poems Using Two Stay Two Stray Strategy. Journal of Social Sciences.10(1), 316-318.
Indiasari, S. K. (2004). Profil Keterampilan Kooperatif Siswa pada Model
Kegiatan dalam Pembagian Tugas dalam Praktikum Sistem Ekskresi. Skripsi Sarjana Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik.
Bandung:Nusamedia.
Lyana, E. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two
Stray Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP pada Pelajaran Sejarah.Skripsi Sarjana FPIPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Meltzar, D. E. (2002). The Reliationship beetwen Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics : A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores. [online]. Tersedia: http//:www.physics.iastate.edu/per/docs/Addendum on normalized gain.pfd.[Desember 2013].
Muamar. (2012). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Two Stay Two Stray
(TSTS) Untuk Meningkatkan Aspek Kognitif dan Aspek Afektif Siswa Kelas X.5 SMA Negeri 02 Junrejo, Kota Batu. Skripsi Sarjana pada
FPMIPA UIN Malang: tidak diterbitkan.
Maryanto. (1999). “Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction
68
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Journal of Faculty of Educational Sciences [Online], vol 43, 18
halaman. Tersedia: http://dergiler.ankara.edu [5 Februari 2014]
Jager, T. D. (2012). Using Visual Media to Enhance Science Teaching and Learning in Historically Disadvantaged Secondary Schools. Journal
of Education. 47(1), 1-6.
Ling, E. K. H. (2006). A Teacher’s Personal Reflection On The Usage Of
Cooperative Learning Strategies In Teaching Primary School Science.
Journal of Education. 12(28),1-17.
Lie, A. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: P.T. Gramedia.
Pearce, E. (1985). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia.
Purwanto, M. N. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sari, R. R. (2007). Penerapan Penilaian Afektif pada Praktikum SHV (Sistematika Hewan Invertebrata) Terhadap Peningkatan Hasil Praktikum Mahasiswa FKIP Biologi. [Online]. Tersedia: http://etd.eprints.ums.ac.id/8546/1/A420060044.pdf [Desember 2013]
Sapriati, A. (2006). Pengembangan Instrumen Penilaian Praktikum Fotosintesis. [online]. Tersedia: http://linkpdf.com/.../pengembangan-penilaian-praktikum-fotosintesis-pdf [Desember 2013]
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
69
Ai Karwati, 2014
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada materi sistem ekskresi untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA kelas XI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sudjana, N. (2008). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RAD. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2001). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Suprijono, A. (1999). Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Usman, U. dan Setiawati. (2002). Upaya Mengoptimalisasi Kegiatan Belajar
Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Wasis dan Irianto, S. Y. (2009). Ilmu Pengetahuan Umum 3: SMP dan MTS
Kelas IX. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Winatasasmita, D. (1994). Tinjauan Mengenai Praktikum Pada Jurusan