Putri Purwati, 2014
No. Daftar/FPIPS/1948/UN.40.2.3./PL/2013
SKRIPSI
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO
STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas
XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh:
Putri Purwati
(0606107)
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Putri Purwati, 2014
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO
STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR
SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)
Oleh Putri Purwati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Putri Purwati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Putri Purwati, 2014
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO
STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS
BELAJAR SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)
Oleh :
Putri Purwati
0606107
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Pembimbing I
Dr. Nana Supriatna, M, Ed NIP. 196110141986011001
Pembimbing II
Drs. Tarunasena Ma’mur M. Pd. NIP. 196808281998021001
Diketahui Oleh :
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN BERITA ACARA
SURAT PERNYATAAN……….. ...i
KATA PENGANTAR………...ii
UCAPAN TERIMAKASIH………...iii
ABSTRAK...………...iv
A. Latar Belakang Penelitian………...1
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian………...7
C. Tujuan Penelitian………...7
D. Manfaat Penelitian………….………...………....8
E. Struktur organisasi Skripsi…..………..…...8
BAB II KAJIAN TEORITIS.………...………...10
A. Metode Pembelajaran Kooperatif……..……… ....10
B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…...…...13
C. Aktivitas Belajar………...15
D. Penelitian Terdahulu………...19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...…………..23 A. Metode Penelitian………...23
B. Desain Penelitian …..………...………...24 1. Prosedur Penelitian……… ....25
a. Rencana (Plan)………..………...26
b. Tindakan (Act)………..………...27
c. Pengamatan (Observe)………..………...27
d. Refleksi (reflect) ………...28
2. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….28
3. Teknik Pengumpulan Data ………... ....28
4. Instrumen Penelitian ……….……… ....30
5. Analisis Data ……….……… ....31
6. Validasi Data ……….……… ....32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...36
A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ...……….………....38
B. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray dalam Setiap Siklus………....….39 1. Siklus I ……….. 39
a. Perencanaan……..……….….………..39 b. Pelaksanaan ……….40 c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode
d. Refleksi ………44
e. Kesimpulan………...45
2. Siklus II………. 45 a. Perencanaan……...……….….………..45 b. Pelaksanaan ………...46
c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray………...……...48
c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…..………...52
c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…..………...56
d. Refleksi ……….57 e. Kesimpulan………58
C. Analisis Hasil Penelitian ……..………..58 1. Efektivitas Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran sejarah………...58
2. Analisis Seluruh Aktivitas Siswa Dalam Setiap Siklus ………63
D. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Menerapkan Metode Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray ………...………...64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..66
A. Kesimpulan……….66
B. Saran………...67 DAFTAR PUSTAKA……...………68 LAMPIRAN
23
BAB III
MetodologiPenelitian
A. Metodepenelitian
Metode yang
digunakandalampenelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas.Fokusutamapeneli
tianadalahaktivitaspembelajaran yang terjadi di dalamkelasistilahasingnya
(classroom action research).Penelitiantindakankelas (PTK)
adalahsuatubentukpenelitian yang dilaksanakanoleh guru
untukmemecahkanmasalah yang
dihadapidalammelaksanakantugaspokokyaitumengelolapelaksanaanbelajarmengaj
ar.
Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2002:124) menjabarkan penelitian
tindakan kelas sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar
sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dalam teori-teori pendidikan
dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan
atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.
Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan secara timbal balik membentuk
suatu siklus yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act),
pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Hubungan antara keempat komponen
tersebut menunjukkan suatu siklus atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang
sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa
penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali
intervensi saja.Apabila digambarkan akan membentuk bagan lingkaran seperti di
Gambar 3.1 : diadaptasi dari Arikunto (2002 : 92)
Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi perencanaan pelaksanaan
tindakan TSTS, pelaksanaan tindakan TSTS, melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan metode TSTSdan melakukan refleksi sebagai bahan evaluasi
untuk melakukan tindakan TSTSberikutnya.
B. DesainPenelitian
Desain Penelitian Tindakan Kelas yang akan peneliti gunakan adalah
desain penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc.Taggart. Desain ini
merupakan pengembangan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin. Model
yang dikembangkan oleh Kurt Lewin iniberdasarkan konsep pokok bahwa
penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukkan
langkah, yaitu :
1) Perencanaan atau planing
2) Tindakan atau acting
3) Pengamatan atau observing, dan
4) Refleksi atau reflecting
Setelahdikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart pada
tahun 1988, komponen pertama dalam suatu penelitian tindakan adalah
perencanaan, komponen kedua adalah tindakan dan pengamatan. Kemmis dan Perlakuan
Pengamatan
25
Taggart memandang bahwa tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan
sehingga hasil dari pengamatan ini akan dijadikan dasar untuk langkah berikutnya
yaitu refleksi atau mengamati apa yang sudah terjadi. Setelah tersusun sebuah
refleksi maka dilakukan lagi perencanaan rangkaian tindakan dan pengamatan
selanjutnya, dan begitu selanjutnya. Dengan demikian jangka waktu yang
dibutuhkan dalam suatu siklus sangat tergantung dari permasalahan yang
dihadapi. Berikut adalah bagan penelitian tindakan yang dikemukakan oleh
Kemmis dan Mc Taggart.
Gambar 3.2: diadaptasi dari Hopkins (1993 : 48)
Model Spiral Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Mc. Taggart
1. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada model spiral PTK
Kemmis dan Mc. Taggart di atas. Keempat langkah PTK tersebut merupakan satu
siklus atau putaran, Sukardi (2004: 213) menjelaskan langkah-langkah tersebut
a. Rencana (plan)
Rencanamerupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan
apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus
berorientasi ke depan dan bersifat fleksibel. Dalam tahap ini peneliti akan
menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan
bersama kolaborator untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa
masalah yang didapatkan. Pada penelitian ini tahap perencanaan yang disusun
adalah :
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian
b. Melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan
untuk penelitian.
c. Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian
yang akan dilaksanakan.
d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian.
e. Mendiskusikan pelaksanaan TSTS yang akan diterapkan dalam penelitian
tindakan kelas.
f. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat
pembelajaran dalam penelitian.
g. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan metode TSTS sehingga dapat mengukur aktivitasbelajar
siswa.
h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat
pertumbuhan aktivitasbelajar siswa.
i. Merencanakan diskusi-balikan yang akan dilakukan bersama kolaborator
peneliti.
j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari
diskusi-balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.
27
b. Tindakan (act)
Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan atau
pelaksanaan yang terkontrol secara seksama. Tindakan yang akan dilakukan pada
penelitian ini yakni:
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap
perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana
pengajaran yang telah disusun.
b. Mengoptimalkan penerapan metode pembelajaran TSTS dalam kegiatan
pembelajaran sejarah.
c. Mengadakan pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan TSTS.
d. Mengadakan pengukuran terhadap aktivitasbelajar siswa.
e. Menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun.
f. Melakukan diskusi-balikan dengan mitra penelitian.
g. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi-balikan.
h. Melaksanakan pengolahan data
c. Pengamatan (observe)
Padapenelitian tindakan, observasi mempunyai fungsi mendokumentasikan
penerapan tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian. Oleh karena itu,
observasi harus mempunyai beberapa macam keunggulan seperti memiliki
orientasi kedepan, memiliki dasar-dasar cerminan untuk sekarang dan yang akan
datang. Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan
bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan.Pada kegiatan observasi ini, peneliti
melakukan:
a. Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti.
b. Pengamatan mengenai kesesuaian penerapan metode pembelajaran TSTS
dengan pokok bahasan yang berlangsung.
c. Pengamatan kesesuaian penerapan metode pembelajaran TSTS dengan
kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.
d. Mengamati kemampuan guru dan siswa dalam menerapkan metode
e. Pengamatan terhadap keterhubungan penerapan metode pembelajaran
TSTSdengan aktivitasbelajar siswa.
d. Refleksi (reflect)
Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali
tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam
observasi. Langkah reflektif ini ditujukan untuk mengevaluasi perencanaan dan
langkah tindakan, serta membantu mengidentifikasi berbagai kendala atau
permasalahan yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan. Selain itu juga
dengan adanya refleksi, peneliti dapat menentukan perencanaan dan langkah
tindakan selanjutnya yang lebih efektif disesuaikan dengan hasil penelitian dan
pengamatan sebelumnya. Pada kegiatan ini peneliti melaksanakan kegiatan
diskusi-balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan
dilakukan, serta merefleksikan hasil diskusi-balikan untuk siklus selanjutnya.
2. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA PGRI I Bandung yang berlokasi di Jalan
Sukagalih. Sekolah ini memiliki 13 rombongan belajar yang terdiri dari 4
rombongan belajar kelas X program umun, 3 rombongan belajar kelas XI program
IPS, 1 rombongan belajar kelas XI program IPA, 2 rombongan belajar kelas XII
program IPA, dan 3 rombongan kelas XII program IPS. Dalam rencana penelitian
ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2.
Berdasarkan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti, lokasi ini
dipilih berkenaan dengan masalah yang muncul seperti telah diuraikan pada latar
belakang penelitian dan penting untuk segera diselesaikan. Diharapkan dengan
diterapkannya teknik TSTS ini dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa pada
lokasi penelitian tersebut.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
29
wawancara, serta studi dokumenter. Berikut ini akan diuraikan mengenai teknik
pengumpulan data yang akan dilakukan:
a. Observasi (pengamatan)
Dalam penelitian naturalistik seperti Penelitian Tindakan Kelas, observasi
atau pengamatan merupakan alat pengumpul data yang paling utama. Dalam
penelitian ini, observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara mengamati
semua kejadian yang berlangsung di dalam kelas. Kegiatan tersebut bisa berupa
cara guru menyampaikan pelajaran, kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran,
kondisi kelas, dan kejadian-kejadian lain yang berlangsung secara spontan yang
terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang selanjutnya akan menjadi
catatan dalam catatan lapangan. Format observasi yang akan digunakan adalah
format observasi tertutup dengan model ceklist, dan format observasi terbuka.
b. Metode Wawancara
Wawancara adalah proses pengambilan data di lapangan dengan cara
peneliti mendatangi langsung kepada responden atau subjek yang diteliti. Peneliti
kemudian menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden,
hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian (Sukardi, 2004 : 79).
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara kualitatif
yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk
mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar.
Bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara
terstruktur, peneliti hanya melakukan wawancara kepada sebagian siswa yang
dianggap mewakili keseluruhan siswa. Data hasil wawancara tersebut direkam
dengan menggunakan tape rekaman, untuk membantu peneliti mengingat kembali
hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil wawancara itu dimaksudkan untuk
perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan
bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.
c. Studi Dokumenter
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui
dokumen elektronik. Dokumen tertulis yang akan peneliti gunakan adalah berupa
dokumen kegiatan belajar mengajar seperti:
1. Daftar kehadiran siswa
2. Silabus dan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3. Data hasil observasi kegiatan pembelajaran
4. Data hasil bagan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
5. Data hasil penilaian dan pengukuran aktivitas belajar siswa
6. Data hasil penilaian dan pengukuran aktivitas kelompok
Sedangkan dokumen elektronik yang akan digunakan adalah
berupaKamera digital yang akan digunakan untuk memotret kegiatan
pembelajaran dan pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS.
4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti sendiri bertindak sebagai instrumen utama
penelitian, instrumen bantu lainnya dalam rencana penelitian ini adalah :
a. Lembar panduan observasi.
Dalam pelaksanaan observasi (pengamatan) peneliti akan menggunakan
format observasi terbuka dan ceklis secara langsung dan tidak langsung.
Observasi terbuka secara langsung akan digunakan oleh peneliti untuk mencatat
semua kejadian yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar sebelum
dilakukan teknik TSTS. Sedangkan catatan lapangan akan peneliti gunakan untuk
mencatat kejadian-kejadian spontan yang terjadi dalam pelaksanaan teknik
TSTSseperti bergurau saat belajar, terlambat masuk kelas, berceletuk dan
sebagainya.
b. Angket / kuesioner
Angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak
langsung, yang berisi sejumlah pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah
disediakan. Angket sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas.
31
Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan
tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Pedoman
wawancara dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan rencana
pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa, untuk mengetahui
lebih dalam mengenai metode pembelajaran kooperatiftipe TSTS sebagai salah
satu metode pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, baik
sebelum dilakukan tindakan ataupun sesudah dilakukan tindakan. Wawancara
dialogis dalam bentuk diskusi dan refleksi antarapenelitidengankolaboratorjuga
dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah untuk pelaksanaan
tindakan selanjutnya.
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan (field notes) dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang
melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai aspek pembelajaran di kelas,
suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi
siswa dengan siswa, dan lain-lain semuanya dapat dilihat dari catatan lapangan.
5. Analisis Data 1) Kode dan Mengkoding
Menurut Wiriaatmadja (2005: 139) menjelaskan bahwa kode adalah
singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan serangkaian
kata. Kode atau mengkoding dilakukan untuk menyederhanakan sejumlah besar
data yang terkandung dalam catatan lapangan, observasi, dan materi dokumen
atau arsip.
2) Catatan Pinggir/catatan reflektif
Dalam Wiriaatmadja (2005: 144), dijelaskan bahwa Catatan pinggir
merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi
yang ditampilkan dan disimpan di sebelah kanan margin. Baik catatan reflektif
maupun catatan pinggir berfungsi menambah kebermaknaan dan kejelasan kepada
catatan lapangan di samping menggarisbawahi hal-hal yang penting yang terlewat
akan memberikan kembali gambaran yang terjadi di kelas dan apat menjadi
refleksi terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran.
6. Validasi Data
Untuk mendapatkan keakuratan dan keobjektifan data yang diperoleh,
maka peneliti akan melakukan validasi data, validasi data yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah
1) Triangulasi
Digunakan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber
lain sehingga diperoleh derajat kepercayaan yang maksimal. Dalam proses
triangulasi dilakukan secara reflektif di antara kolaboratif, peneliti dan
kolaborator dengan jalan membandingkan data yang sama dari berbagai sumber.
Kegiatan ini akan dilakukan dengan cara mencari informasi yang didapatkan dari
kolaborator melalui diskusi-balikan, kemudian data tersebut dibandingkan dengan
hasil yang diperoleh dari siswa berupa jurnal kesan dan angket, juga dari observer
berupa catatan lapangan.
2) Member chek
Merupakan kegiatan yang ditujukan untuk melihat kembali kebenaran dan
kevalidan informasi atau data penelitian dengan mengkonfirmasikannya dengan
sumber data. Kegiatan ini akan peneliti lakukan dengan cara menanyakan kembali
informasi informasi-informasi yang telah disampaikan oleh siswa dan guru, pada
waktu yang berbeda. Hal tersebut tiada lain dilakukan agar data yang di dapat
benar-benar valid.
3) Audit trail
Dilakukan dengan cara mengecek kebenaran hasil penelitian sementara
beserta prosedur dan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan pada
bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek kesahihannya pada sumber data
tangan pertama. Proses ini juga dilakukan dengan mengkonfirmasikan atau
mendiskusikan dengan sesama rekan mahasiswa yang melakukan penelitian
33
Pengolahan data untuk mengukur aktivitasbelajar siswa diolah secara
kuantitatif melalui penskoran. Rumus-rumus yang digunakan, antara lain:
Persentasekemampuankompetensistrategis = � ℎ ��
materi
1. tidakmembaca
3 Aktivitasbertanya(oralactivit
ies)
5. pertanyaansesuaidenganmateri yang
sedangdibahasdanterarah
4. pertanyaansesuaidenganmateri yang
sedangdibahastetapikurang
3. pertanyaankurangsesuaidenganmateri yang
sedangdibahasdankurangterarah
2. pertanyaantidaksesuaidenganmateri yang
35
Kusumah (Masitoh, 2010:33) disajikandalamtabel di bawahini:
Persentaseskor total siswa Kategoriaktivitassiswa
90%≤A≤100% A (sangatbaik)
danSangatTidakSetuju (STS). untukmenganalisis data
angketdigunakanrumussebagaiberikut:
P=� x 100 %
Keterangan: P= Presentasejawaban
F=Frekuensijawaban
n =banyakresponden
Setelahdianalisiskemudiandilakukaninterpretasi data
denganmenggunakankategoripresentaseberdasarkanpendapatKoentjaraningrat
(dalamSaripah, 2003: 33)
BesarPresentase Interpretasi
0 % Tidakada
1 % - 25 % Sebagiankecil
26 % - 49 % Hampirsetengahnya
50 % Setengahnya
51 % - 75% Sebagianbesar
76 % - 99 % Padaumumnya
100 % Seluruhnya
tabel 3.3
66
Putri Purwati, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari bab I sampai bab
IV mulai dari perencanaan dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe
TSTS di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung sampai dengan kendala yang
dihadapi oleh guru pada saat menerapkan metode kooperatif tipe TSTS tersebut.
Pertama, sebelummelakukanpenelitian di dalamkelas,
penelititerlebihdahulumembuatperencanaanterkaitdenganpenerapanmetodepembel
ajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung.Perencanaan
yang dilakukanmembutuhkanwaktu yang cukup lama
karenaharusdisesuaikandengankondisikelasdanmembutuhkanbanyakpersiapansepe
rtimateri, danadantenaga.Perencanaan yang
dibutuhkansalahsatunyaadalahmenyusunsilabusdan RPP,
lembarobservasiaktivitassiswa, danmempersiapkanmateri yang
akandisampaikankepadasiswa.
Kedua, penerapanmetodepembelajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI IPS
2 SMA PGRI I Bandung berlangsungselamaempatsiklus.Pelaksanaansiklus I
sampaisiklus IV berjalandengancukup lancer
walaupunpadaawalpenelitiankondisikelascukupsulituntukdikendalikantetapitidak
menjadikendalauntukditerapkannyametodepembelajarankooperatiftipe TSTS
tersebut.
Ketiga, aktivitasbelajarsiswa di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung
mengalamipeningkatan yang
cukupsignifikansetelahditerapkannyametodepembelajarankooperatiftipe TSTS.
Hal tersebutterlihatpadasiklus I sampaisiklus IV yang
mengalamipeningkatansampai 71,1% dari yang awalnyasekitar
35%.Peningkatanaktivitasbelajarsiswaterutamaterjadipadaaktivitasmengeluarkanp
padasikluske-Putri Purwati, 2014
IV.Peningkatanaktivitasbelajartersebutcukupbesarbiladibandingkanpadasaatprape
nelitian.
Keempat, penerapanmetodepembelajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI
IPS 2 SMA PGRI I Bandung inijugatidaklepasdari yang
namanyakendala.Upayauntukmengatasikendalatersebutadalahdenganmelakukandi
skusibalikanantara guru dengan guru
mitrasetelahdilakukannyasetiaptindakan.Diskusibalikantersebutdilakukanuntukme
ngatasikendala yang dialamipadasetiapsiklus agar
padasiklusselanjutnyabisaberjalandenganlebihbaik.
B. SARAN
1. Untuk guru sejarah, supaya mencari lagi metode-metode menarik lainnya
untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan yang nantinya akan
lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.
2. Untuk siswa, supaya lebih aktif lagi di dalam kelas dan bisa mengikuti semua
proses pembelajaran dengan baik.
3. Untuk sekolah,supaya lebih memperhatikan aktivitas siswa di dalam kelas
yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
4. Untuk peneliti, supaya lebih banyak membaca referensi baik yang
berhubungan dengan metode maupun dengan materi dan dalam
merencanakan pembelajaran di dalam kelas harus matang dan harus
68 DAFTAR PUSTAKA
1. SumberBuku
Arikunto, S. (2005).ManajemenPenelitian. Jakarta :RinekaCipta.
Arikunto, S. (2010).ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta.
Hakiim, L. (2007). PerencanaanPembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Hamalik, O. (2009). Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT. BumiAksara.
Hardini, I. danPuspitasari, D. (2012).StrategiPembelajaranTerpadu (Teori, Konsep&Implementasi). Yogyakarta: Familia (Group RelasiInti Media).
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.
Ismaun.(2005). SejarahsebagaiIlmudanWahanaPendidikan.Bandung: HistoriaUtama Press.
Lie, A. (2008). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas. Jakarta: PT. Grasindo.
Rasyidin, W. et al. (2012). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan UPI.
Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.
Surakhmad, W. (1980).PengantarInteraksiBelajarMengajar. Bandung: Tarsito.
Warsita, B. (2008). TeknologiPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.
Wiriaatmadja. R. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia. Bandung: Historia Utama Fresh.
Wiriaatmadja, R. (2006). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. RemajaRosdakarya
2. Sumberskripsi
Ariwinata. (2010). PenerapanMetodeKooperatifTipe Two Stay-Two Stray UntukMeningkatkanHasilBelajarSiswa
(PenelitianTindakanKelasPadaPembelajaranSejarahdi SMA 14 Bandung).Skripsisarjanapada FPIPS UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Dewi, U. F. (2011).PenerapanMetodePembelajaran Snowball Throwing UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPada Mata PelajaranSejarah (PenelitianTindakanKelas di Kelas XII IPS Madrasah AliyahMuhammadiyah Bandung).Skripsisarjanapada FPIPS UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Masitoh, I. (2010). Teknik Solve It Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri I Bandung). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Saripah, E. (2002). Model Reciprocal Teaching Dalam Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-3 SMU Negeri 8 Bandung. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Suhendar, H. (2011). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe Two
Stay-Two Stray
DalamPembelajaranMatematikaUntukMeningkatkanKemampuanPemecaha nMasalahMatematikSiswa SMA (StudiEksperimenTerhadapSiswaKelas X SMAN 9 Bandung). SkripsiSarjanapada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.
Widayati, Y. (2008). Penerapan Model
70
3. Sumber internet
Junaidi.(2011). DefinisiAktivitasBelajar. [online]. Tersedia di:http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html.[25 Juli 2012].
Santoso, B. E. (2011). Model PembelajaranKooperatifTipe Two Stay Two Stray (TSTS). [online]. Tersedia:httpfile://localhost/F:/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. [19 Mei 2011].
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/230
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/1449