• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA(PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPS 2 SMA PGRI 1 BANDUNG)."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Putri Purwati, 2014

No. Daftar/FPIPS/1948/UN.40.2.3./PL/2013

SKRIPSI

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO

STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas

XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari Syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah

Oleh:

Putri Purwati

(0606107)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Putri Purwati, 2014

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO STAY-TWO

STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR

SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)

Oleh Putri Purwati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Putri Purwati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Putri Purwati, 2014

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TWO

STAY-TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran Sejarah di Kelas XI IPS 2 SMA PGRI 1 Bandung)

Oleh :

Putri Purwati

0606107

Disetujui dan Disahkan Oleh :

Pembimbing I

Dr. Nana Supriatna, M, Ed NIP. 196110141986011001

Pembimbing II

Drs. Tarunasena Ma’mur M. Pd. NIP. 196808281998021001

Diketahui Oleh :

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN BERITA ACARA

SURAT PERNYATAAN……….. ...i

KATA PENGANTAR………...ii

UCAPAN TERIMAKASIH………...iii

ABSTRAK...………...iv

A. Latar Belakang Penelitian………...1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian………...7

C. Tujuan Penelitian………...7

D. Manfaat Penelitian………….………...………....8

E. Struktur organisasi Skripsi…..………..…...8

BAB II KAJIAN TEORITIS.………...………...10

A. Metode Pembelajaran Kooperatif……..……… ....10

B. Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…...…...13

C. Aktivitas Belajar………...15

D. Penelitian Terdahulu………...19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...…………..23 A. Metode Penelitian………...23

B. Desain Penelitian …..………...………...24 1. Prosedur Penelitian……… ....25

a. Rencana (Plan)………..………...26

b. Tindakan (Act)………..………...27

c. Pengamatan (Observe)………..………...27

d. Refleksi (reflect) ………...28

2. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….28

3. Teknik Pengumpulan Data ………... ....28

4. Instrumen Penelitian ……….……… ....30

5. Analisis Data ……….……… ....31

6. Validasi Data ……….……… ....32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………...36

A. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan Penerapan Metode Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa ...……….………....38

B. Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray dalam Setiap Siklus………....….39 1. Siklus I ……….. 39

a. Perencanaan……..……….….………..39 b. Pelaksanaan ……….40 c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode

(5)

d. Refleksi ………44

e. Kesimpulan………...45

2. Siklus II………. 45 a. Perencanaan……...……….….………..45 b. Pelaksanaan ………...46

c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray………...……...48

c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…..………...52

c. Pengamatan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray…..………...56

d. Refleksi ……….57 e. Kesimpulan………58

C. Analisis Hasil Penelitian ……..………..58 1. Efektivitas Pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray Dalam Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran sejarah………...58

2. Analisis Seluruh Aktivitas Siswa Dalam Setiap Siklus ………63

D. Kendala-Kendala yang Dihadapi Dalam Menerapkan Metode Kooperatif Tipe Two Stay-Two Stray ………...………...64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………..66

A. Kesimpulan……….66

B. Saran………...67 DAFTAR PUSTAKA……...………68 LAMPIRAN

(6)

23

BAB III

MetodologiPenelitian

A. Metodepenelitian

Metode yang

digunakandalampenelitianinimerupakanpenelitiantindakankelas.Fokusutamapeneli

tianadalahaktivitaspembelajaran yang terjadi di dalamkelasistilahasingnya

(classroom action research).Penelitiantindakankelas (PTK)

adalahsuatubentukpenelitian yang dilaksanakanoleh guru

untukmemecahkanmasalah yang

dihadapidalammelaksanakantugaspokokyaitumengelolapelaksanaanbelajarmengaj

ar.

Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2002:124) menjabarkan penelitian

tindakan kelas sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas mengajarnya atau kualitas mengajar

sejawatnya, atau untuk menguji asumsi-asumsi dalam teori-teori pendidikan

dalam praktek atau kenyataannya di kelas atau juga untuk mengimplementasikan

atau mengevaluasi kebijakan-kebijakan sekolah.

Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan secara timbal balik membentuk

suatu siklus yang terdiri dari perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act),

pengamatan (observe), dan refleksi (reflect). Hubungan antara keempat komponen

tersebut menunjukkan suatu siklus atau kegiatan berulang. Siklus inilah yang

sebetulnya menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa

penelitian tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali

intervensi saja.Apabila digambarkan akan membentuk bagan lingkaran seperti di

(7)

Gambar 3.1 : diadaptasi dari Arikunto (2002 : 92)

Pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi perencanaan pelaksanaan

tindakan TSTS, pelaksanaan tindakan TSTS, melakukan pengamatan terhadap

pelaksanaan metode TSTSdan melakukan refleksi sebagai bahan evaluasi

untuk melakukan tindakan TSTSberikutnya.

B. DesainPenelitian

Desain Penelitian Tindakan Kelas yang akan peneliti gunakan adalah

desain penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc.Taggart. Desain ini

merupakan pengembangan model penelitian tindakan dari Kurt Lewin. Model

yang dikembangkan oleh Kurt Lewin iniberdasarkan konsep pokok bahwa

penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang menunjukkan

langkah, yaitu :

1) Perencanaan atau planing

2) Tindakan atau acting

3) Pengamatan atau observing, dan

4) Refleksi atau reflecting

Setelahdikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc. Taggart pada

tahun 1988, komponen pertama dalam suatu penelitian tindakan adalah

perencanaan, komponen kedua adalah tindakan dan pengamatan. Kemmis dan Perlakuan

Pengamatan

(8)

25

Taggart memandang bahwa tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan

sehingga hasil dari pengamatan ini akan dijadikan dasar untuk langkah berikutnya

yaitu refleksi atau mengamati apa yang sudah terjadi. Setelah tersusun sebuah

refleksi maka dilakukan lagi perencanaan rangkaian tindakan dan pengamatan

selanjutnya, dan begitu selanjutnya. Dengan demikian jangka waktu yang

dibutuhkan dalam suatu siklus sangat tergantung dari permasalahan yang

dihadapi. Berikut adalah bagan penelitian tindakan yang dikemukakan oleh

Kemmis dan Mc Taggart.

Gambar 3.2: diadaptasi dari Hopkins (1993 : 48)

Model Spiral Penelitian Tindakan Kelas dari Kemmis dan Mc. Taggart

1. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan mengacu pada model spiral PTK

Kemmis dan Mc. Taggart di atas. Keempat langkah PTK tersebut merupakan satu

siklus atau putaran, Sukardi (2004: 213) menjelaskan langkah-langkah tersebut

(9)

a. Rencana (plan)

Rencanamerupakan serangkaian tindakan terencana untuk meningkatkan

apa yang telah terjadi. Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus

berorientasi ke depan dan bersifat fleksibel. Dalam tahap ini peneliti akan

menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang akan dilakukan

bersama kolaborator untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisa

masalah yang didapatkan. Pada penelitian ini tahap perencanaan yang disusun

adalah :

a. Menentukan kelas yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian

b. Melakukan observasi pra-penelitian terhadap kelas yang akan digunakan

untuk penelitian.

c. Meminta kesediaan guru untuk menjadi kolaborator peneliti dalam penelitian

yang akan dilaksanakan.

d. Menyusun kesepakatan dengan kolaborator mengenai waktu penelitian.

e. Mendiskusikan pelaksanaan TSTS yang akan diterapkan dalam penelitian

tindakan kelas.

f. Menyusun silabus dan rencana pengajaran yang akan digunakan saat

pembelajaran dalam penelitian.

g. Merencanakan sistem penilaian yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran dengan metode TSTS sehingga dapat mengukur aktivitasbelajar

siswa.

h. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian untuk melihat

pertumbuhan aktivitasbelajar siswa.

i. Merencanakan diskusi-balikan yang akan dilakukan bersama kolaborator

peneliti.

j. Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari

diskusi-balikan yang telah dilakukan dengan mitra peneliti.

(10)

27

b. Tindakan (act)

Langkah kedua yang perlu diperhatikan adalah langkah tindakan atau

pelaksanaan yang terkontrol secara seksama. Tindakan yang akan dilakukan pada

penelitian ini yakni:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun pada tahap

perencanaan, yaitu tindakan yang sesuai dengan silabus dan rencana

pengajaran yang telah disusun.

b. Mengoptimalkan penerapan metode pembelajaran TSTS dalam kegiatan

pembelajaran sejarah.

c. Mengadakan pengamatan dan penilaian terhadap kegiatan TSTS.

d. Mengadakan pengukuran terhadap aktivitasbelajar siswa.

e. Menggunakan instrumen penelitian yang telah disusun.

f. Melakukan diskusi-balikan dengan mitra penelitian.

g. Melakukan revisi tindakan sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi-balikan.

h. Melaksanakan pengolahan data

c. Pengamatan (observe)

Padapenelitian tindakan, observasi mempunyai fungsi mendokumentasikan

penerapan tindakan yang diberikan kepada subjek penelitian. Oleh karena itu,

observasi harus mempunyai beberapa macam keunggulan seperti memiliki

orientasi kedepan, memiliki dasar-dasar cerminan untuk sekarang dan yang akan

datang. Pada tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan

bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan.Pada kegiatan observasi ini, peneliti

melakukan:

a. Pengamatan terhadap keadaan kelas yang diteliti.

b. Pengamatan mengenai kesesuaian penerapan metode pembelajaran TSTS

dengan pokok bahasan yang berlangsung.

c. Pengamatan kesesuaian penerapan metode pembelajaran TSTS dengan

kaidah-kaidah teoritis yang digunakan.

d. Mengamati kemampuan guru dan siswa dalam menerapkan metode

(11)

e. Pengamatan terhadap keterhubungan penerapan metode pembelajaran

TSTSdengan aktivitasbelajar siswa.

d. Refleksi (reflect)

Langkah ini merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali

tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam

observasi. Langkah reflektif ini ditujukan untuk mengevaluasi perencanaan dan

langkah tindakan, serta membantu mengidentifikasi berbagai kendala atau

permasalahan yang muncul pada saat pelaksanaan tindakan. Selain itu juga

dengan adanya refleksi, peneliti dapat menentukan perencanaan dan langkah

tindakan selanjutnya yang lebih efektif disesuaikan dengan hasil penelitian dan

pengamatan sebelumnya. Pada kegiatan ini peneliti melaksanakan kegiatan

diskusi-balikan dengan kolaborator maupun mitra dan siswa setelah tindakan

dilakukan, serta merefleksikan hasil diskusi-balikan untuk siklus selanjutnya.

2. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA PGRI I Bandung yang berlokasi di Jalan

Sukagalih. Sekolah ini memiliki 13 rombongan belajar yang terdiri dari 4

rombongan belajar kelas X program umun, 3 rombongan belajar kelas XI program

IPS, 1 rombongan belajar kelas XI program IPA, 2 rombongan belajar kelas XII

program IPA, dan 3 rombongan kelas XII program IPS. Dalam rencana penelitian

ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 2.

Berdasarkan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti, lokasi ini

dipilih berkenaan dengan masalah yang muncul seperti telah diuraikan pada latar

belakang penelitian dan penting untuk segera diselesaikan. Diharapkan dengan

diterapkannya teknik TSTS ini dapat menumbuhkan aktivitas belajar siswa pada

lokasi penelitian tersebut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

(12)

29

wawancara, serta studi dokumenter. Berikut ini akan diuraikan mengenai teknik

pengumpulan data yang akan dilakukan:

a. Observasi (pengamatan)

Dalam penelitian naturalistik seperti Penelitian Tindakan Kelas, observasi

atau pengamatan merupakan alat pengumpul data yang paling utama. Dalam

penelitian ini, observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara mengamati

semua kejadian yang berlangsung di dalam kelas. Kegiatan tersebut bisa berupa

cara guru menyampaikan pelajaran, kegiatan siswa dalam mengikuti pelajaran,

kondisi kelas, dan kejadian-kejadian lain yang berlangsung secara spontan yang

terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang selanjutnya akan menjadi

catatan dalam catatan lapangan. Format observasi yang akan digunakan adalah

format observasi tertutup dengan model ceklist, dan format observasi terbuka.

b. Metode Wawancara

Wawancara adalah proses pengambilan data di lapangan dengan cara

peneliti mendatangi langsung kepada responden atau subjek yang diteliti. Peneliti

kemudian menanyakan sesuatu yang telah direncanakan kepada responden,

hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian (Sukardi, 2004 : 79).

Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan data secara kualitatif

yang diperoleh untuk bahan analisis pada tahap selanjutnya terutama untuk

mengetahui aktivitas siswa dan tanggapan siswa terhadap proses belajar mengajar.

Bentuk wawancara yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara

terstruktur, peneliti hanya melakukan wawancara kepada sebagian siswa yang

dianggap mewakili keseluruhan siswa. Data hasil wawancara tersebut direkam

dengan menggunakan tape rekaman, untuk membantu peneliti mengingat kembali

hasil wawancara yang telah dilakukan. Hasil wawancara itu dimaksudkan untuk

perbaikan dalam proses belajar mengajar sesuai dengan yang telah direncanakan

bersama peneliti, peneliti mitra, dan guru dalam proses pembelajaran selanjutnya.

c. Studi Dokumenter

Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data melalui

(13)

dokumen elektronik. Dokumen tertulis yang akan peneliti gunakan adalah berupa

dokumen kegiatan belajar mengajar seperti:

1. Daftar kehadiran siswa

2. Silabus dan Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

3. Data hasil observasi kegiatan pembelajaran

4. Data hasil bagan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

5. Data hasil penilaian dan pengukuran aktivitas belajar siswa

6. Data hasil penilaian dan pengukuran aktivitas kelompok

Sedangkan dokumen elektronik yang akan digunakan adalah

berupaKamera digital yang akan digunakan untuk memotret kegiatan

pembelajaran dan pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti sendiri bertindak sebagai instrumen utama

penelitian, instrumen bantu lainnya dalam rencana penelitian ini adalah :

a. Lembar panduan observasi.

Dalam pelaksanaan observasi (pengamatan) peneliti akan menggunakan

format observasi terbuka dan ceklis secara langsung dan tidak langsung.

Observasi terbuka secara langsung akan digunakan oleh peneliti untuk mencatat

semua kejadian yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar sebelum

dilakukan teknik TSTS. Sedangkan catatan lapangan akan peneliti gunakan untuk

mencatat kejadian-kejadian spontan yang terjadi dalam pelaksanaan teknik

TSTSseperti bergurau saat belajar, terlambat masuk kelas, berceletuk dan

sebagainya.

b. Angket / kuesioner

Angket atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak

langsung, yang berisi sejumlah pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah

disediakan. Angket sering digunakan dalam penelitian tindakan kelas.

(14)

31

Pedoman wawancara adalah perangkat pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara melakukan

tanya jawab berkenaan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Pedoman

wawancara dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan rencana

pelaksanaan tindakan, pandangan dan pendapat guru dan siswa, untuk mengetahui

lebih dalam mengenai metode pembelajaran kooperatiftipe TSTS sebagai salah

satu metode pembelajaran yang dikembangkan dalam pembelajaran sejarah, baik

sebelum dilakukan tindakan ataupun sesudah dilakukan tindakan. Wawancara

dialogis dalam bentuk diskusi dan refleksi antarapenelitidengankolaboratorjuga

dilakukan untuk mencari alternatif pemecahan masalah untuk pelaksanaan

tindakan selanjutnya.

d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan (field notes) dibuat oleh peneliti/ mitra peneliti yang

melakukan pengamatan atau observasi. Berbagai aspek pembelajaran di kelas,

suasana kelas, pengelolaan kelas, hubungan interaksi guru dengan siswa, interaksi

siswa dengan siswa, dan lain-lain semuanya dapat dilihat dari catatan lapangan.

5. Analisis Data 1) Kode dan Mengkoding

Menurut Wiriaatmadja (2005: 139) menjelaskan bahwa kode adalah

singkatan kata atau simbol yang dipakai untuk mengklasifikasikan serangkaian

kata. Kode atau mengkoding dilakukan untuk menyederhanakan sejumlah besar

data yang terkandung dalam catatan lapangan, observasi, dan materi dokumen

atau arsip.

2) Catatan Pinggir/catatan reflektif

Dalam Wiriaatmadja (2005: 144), dijelaskan bahwa Catatan pinggir

merupakan komentar pengamat secara spontan dalam pengamatan terhadap situasi

yang ditampilkan dan disimpan di sebelah kanan margin. Baik catatan reflektif

maupun catatan pinggir berfungsi menambah kebermaknaan dan kejelasan kepada

catatan lapangan di samping menggarisbawahi hal-hal yang penting yang terlewat

(15)

akan memberikan kembali gambaran yang terjadi di kelas dan apat menjadi

refleksi terhadap kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam kegiatan

pembelajaran.

6. Validasi Data

Untuk mendapatkan keakuratan dan keobjektifan data yang diperoleh,

maka peneliti akan melakukan validasi data, validasi data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah

1) Triangulasi

Digunakan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber

lain sehingga diperoleh derajat kepercayaan yang maksimal. Dalam proses

triangulasi dilakukan secara reflektif di antara kolaboratif, peneliti dan

kolaborator dengan jalan membandingkan data yang sama dari berbagai sumber.

Kegiatan ini akan dilakukan dengan cara mencari informasi yang didapatkan dari

kolaborator melalui diskusi-balikan, kemudian data tersebut dibandingkan dengan

hasil yang diperoleh dari siswa berupa jurnal kesan dan angket, juga dari observer

berupa catatan lapangan.

2) Member chek

Merupakan kegiatan yang ditujukan untuk melihat kembali kebenaran dan

kevalidan informasi atau data penelitian dengan mengkonfirmasikannya dengan

sumber data. Kegiatan ini akan peneliti lakukan dengan cara menanyakan kembali

informasi informasi-informasi yang telah disampaikan oleh siswa dan guru, pada

waktu yang berbeda. Hal tersebut tiada lain dilakukan agar data yang di dapat

benar-benar valid.

3) Audit trail

Dilakukan dengan cara mengecek kebenaran hasil penelitian sementara

beserta prosedur dan pengumpulan data dengan cara mengkonfirmasikan pada

bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek kesahihannya pada sumber data

tangan pertama. Proses ini juga dilakukan dengan mengkonfirmasikan atau

mendiskusikan dengan sesama rekan mahasiswa yang melakukan penelitian

(16)

33

Pengolahan data untuk mengukur aktivitasbelajar siswa diolah secara

kuantitatif melalui penskoran. Rumus-rumus yang digunakan, antara lain:

Persentasekemampuankompetensistrategis = � ℎ ��

(17)

materi

1. tidakmembaca

3 Aktivitasbertanya(oralactivit

ies)

5. pertanyaansesuaidenganmateri yang

sedangdibahasdanterarah

4. pertanyaansesuaidenganmateri yang

sedangdibahastetapikurang

3. pertanyaankurangsesuaidenganmateri yang

sedangdibahasdankurangterarah

2. pertanyaantidaksesuaidenganmateri yang

(18)

35

Kusumah (Masitoh, 2010:33) disajikandalamtabel di bawahini:

Persentaseskor total siswa Kategoriaktivitassiswa

90%≤A≤100% A (sangatbaik)

(19)

danSangatTidakSetuju (STS). untukmenganalisis data

angketdigunakanrumussebagaiberikut:

P=� x 100 %

Keterangan: P= Presentasejawaban

F=Frekuensijawaban

n =banyakresponden

Setelahdianalisiskemudiandilakukaninterpretasi data

denganmenggunakankategoripresentaseberdasarkanpendapatKoentjaraningrat

(dalamSaripah, 2003: 33)

BesarPresentase Interpretasi

0 % Tidakada

1 % - 25 % Sebagiankecil

26 % - 49 % Hampirsetengahnya

50 % Setengahnya

51 % - 75% Sebagianbesar

76 % - 99 % Padaumumnya

100 % Seluruhnya

tabel 3.3

(20)

66

Putri Purwati, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari bab I sampai bab

IV mulai dari perencanaan dalam penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

TSTS di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung sampai dengan kendala yang

dihadapi oleh guru pada saat menerapkan metode kooperatif tipe TSTS tersebut.

Pertama, sebelummelakukanpenelitian di dalamkelas,

penelititerlebihdahulumembuatperencanaanterkaitdenganpenerapanmetodepembel

ajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung.Perencanaan

yang dilakukanmembutuhkanwaktu yang cukup lama

karenaharusdisesuaikandengankondisikelasdanmembutuhkanbanyakpersiapansepe

rtimateri, danadantenaga.Perencanaan yang

dibutuhkansalahsatunyaadalahmenyusunsilabusdan RPP,

lembarobservasiaktivitassiswa, danmempersiapkanmateri yang

akandisampaikankepadasiswa.

Kedua, penerapanmetodepembelajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI IPS

2 SMA PGRI I Bandung berlangsungselamaempatsiklus.Pelaksanaansiklus I

sampaisiklus IV berjalandengancukup lancer

walaupunpadaawalpenelitiankondisikelascukupsulituntukdikendalikantetapitidak

menjadikendalauntukditerapkannyametodepembelajarankooperatiftipe TSTS

tersebut.

Ketiga, aktivitasbelajarsiswa di kelas XI IPS 2 SMA PGRI I Bandung

mengalamipeningkatan yang

cukupsignifikansetelahditerapkannyametodepembelajarankooperatiftipe TSTS.

Hal tersebutterlihatpadasiklus I sampaisiklus IV yang

mengalamipeningkatansampai 71,1% dari yang awalnyasekitar

35%.Peningkatanaktivitasbelajarsiswaterutamaterjadipadaaktivitasmengeluarkanp

(21)

padasikluske-Putri Purwati, 2014

IV.Peningkatanaktivitasbelajartersebutcukupbesarbiladibandingkanpadasaatprape

nelitian.

Keempat, penerapanmetodepembelajarankooperatiftipe TSTS di kelas XI

IPS 2 SMA PGRI I Bandung inijugatidaklepasdari yang

namanyakendala.Upayauntukmengatasikendalatersebutadalahdenganmelakukandi

skusibalikanantara guru dengan guru

mitrasetelahdilakukannyasetiaptindakan.Diskusibalikantersebutdilakukanuntukme

ngatasikendala yang dialamipadasetiapsiklus agar

padasiklusselanjutnyabisaberjalandenganlebihbaik.

B. SARAN

1. Untuk guru sejarah, supaya mencari lagi metode-metode menarik lainnya

untuk menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan yang nantinya akan

lebih meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalam kelas.

2. Untuk siswa, supaya lebih aktif lagi di dalam kelas dan bisa mengikuti semua

proses pembelajaran dengan baik.

3. Untuk sekolah,supaya lebih memperhatikan aktivitas siswa di dalam kelas

yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

4. Untuk peneliti, supaya lebih banyak membaca referensi baik yang

berhubungan dengan metode maupun dengan materi dan dalam

merencanakan pembelajaran di dalam kelas harus matang dan harus

(22)

68 DAFTAR PUSTAKA

1. SumberBuku

Arikunto, S. (2005).ManajemenPenelitian. Jakarta :RinekaCipta.

Arikunto, S. (2010).ProsedurPenelitian: SuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta.

Hakiim, L. (2007). PerencanaanPembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Hamalik, O. (2009). Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT. BumiAksara.

Hardini, I. danPuspitasari, D. (2012).StrategiPembelajaranTerpadu (Teori, Konsep&Implementasi). Yogyakarta: Familia (Group RelasiInti Media).

Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research. Philadelphia: Open University Press.

Ismaun.(2005). SejarahsebagaiIlmudanWahanaPendidikan.Bandung: HistoriaUtama Press.

Lie, A. (2008). Cooperative Learning, Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-RuangKelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Rasyidin, W. et al. (2012). Landasan Pendidikan. Bandung: Sub Koordinator MKDP Landasan Pendidikan UPI.

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukardi. (2004). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sumiati dan Asra. (2007). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi Pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Press.

Surakhmad, W. (1980).PengantarInteraksiBelajarMengajar. Bandung: Tarsito.

(23)

Warsita, B. (2008). TeknologiPembelajaran. Jakarta: RinekaCipta.

Wiriaatmadja. R. (2002). Pendidikan Sejarah di Indonesia. Bandung: Historia Utama Fresh.

Wiriaatmadja, R. (2006). MetodePenelitianTindakanKelas. Bandung: PT. RemajaRosdakarya

2. Sumberskripsi

Ariwinata. (2010). PenerapanMetodeKooperatifTipe Two Stay-Two Stray UntukMeningkatkanHasilBelajarSiswa

(PenelitianTindakanKelasPadaPembelajaranSejarahdi SMA 14 Bandung).Skripsisarjanapada FPIPS UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Dewi, U. F. (2011).PenerapanMetodePembelajaran Snowball Throwing UntukMeningkatkanAktivitasBelajarSiswaPada Mata PelajaranSejarah (PenelitianTindakanKelas di Kelas XII IPS Madrasah AliyahMuhammadiyah Bandung).Skripsisarjanapada FPIPS UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Masitoh, I. (2010). Teknik Solve It Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa SMP (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri I Bandung). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Saripah, E. (2002). Model Reciprocal Teaching Dalam Pembelajaran Kooperatif Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 2-3 SMU Negeri 8 Bandung. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan

Suhendar, H. (2011). Penerapan Model PembelajaranKooperatifTipe Two

Stay-Two Stray

DalamPembelajaranMatematikaUntukMeningkatkanKemampuanPemecaha nMasalahMatematikSiswa SMA (StudiEksperimenTerhadapSiswaKelas X SMAN 9 Bandung). SkripsiSarjanapada FPMIPA UPI Bandung: tidakditerbitkan.

Widayati, Y. (2008). Penerapan Model

(24)

70

3. Sumber internet

Junaidi.(2011). DefinisiAktivitasBelajar. [online]. Tersedia di:http://www.bukuhalus.com/2011/74/definisi-aktivitas-belajar.html.[25 Juli 2012].

Santoso, B. E. (2011). Model PembelajaranKooperatifTipe Two Stay Two Stray (TSTS). [online]. Tersedia:httpfile://localhost/F:/model-pembelajaran-kooperatif-tipe-two.html. [19 Mei 2011].

http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/view/230

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/1449

Gambar

Gambar 3.1 : diadaptasi dari Arikunto (2002 : 92)
Gambar 3.2: diadaptasi dari Hopkins (1993 : 48)
tabel 3.1 kategoripenskorandalamsetiapaktivitas

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pergantian Jaringan Pipa Dalam Kota Nunukan Tahap I , dimana perusahaan saudara termasuk

[r]

Selain dengan tes, penelitian ini menggunakan instrumen pengembangan bahan ajar berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kedua kelas yang digunakan untuk

MENURUT ORGANI SASI / BAGI AN ANGGARAN, UNI T ORGANI SASI , PUSAT,DAERAH DAN KEWENANGAN. KODE PROVINSI KANTOR PUSAT KANTOR DAERAH DEKONSEN

[r]

Sedangkan other investment inflow dua triwulan , direct investment outflow satu dan dua triwulan, portfolio investment outflow satu triwulan yang lalu menyebabkan nilai

Perihal : Undangan Pembuktian Kualifikasi Untuk Pekerjaan Pengadaan Penyediaan Jasa Perencanaan Teknis Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Muara Enim Tahun

pipa di dalamnya, fluida tersebut mengalir melalui cincin yang berbentuk silinder pipa, maupun silinder dalam dan silinder luar.Karena kedua aliran fluida melintas