AgrouYVolume
VI.
No. Z,M:aret
2015ISSN:
1978-2276
KAJIAI{
KANDT]NGAN
MINERAL DAI\ ASAM SIANIDA
UMBI
GADUNG
(Dioscorea hispida Dennst.)PADA
BERBAGAI UMUR
PANEN
RESEACH
ONTHE
STUDY OFMINERAL CONTENTAND
CYANIDE
WM
TUBERS (Dioscorehhpida
Dennst)ON
VARIETY OFIARWSTAGE
Rosanna Christiningsihr) dan Maria Theresia Darini2)r'2) Dosen Fakultas Pertan ian Universitas Sarj anawiyata Tamansi swa
Email : rnathedarini@yahoo. co.id
Abstract
Research on the study of mineral content and cyanide yam tubers ( Dioscore hispida Dennst
)
Wiladeg held in the Village, District Karangnrojo, Gunung Kidul District, from September 2013 toMarch 2014. This study was conducted with a destructive methods of plant samples derivedfrom
yam tuber age of 6, 8, 10, and I2 months, and then analyzed in the laboratory to obtqin data on the
mineral content ie calcium, phosphorus and iron and cyanide. The data obtainedwere then analyzed using linear regressionformula Y = a + bX. The results showed thqt the minerql content of calcium
and phosphorus harvest increased with increasing age, whereas cyanide qcid content decreqsed
with increasing age of the harvest.
Keywords: yqm tubers, cyonide, mineral
Intisari
Penelitian tentang kajian kandungan rnineral dan asam sianida umbi gadung (Dioscore hkpida Dennst) dilaksanakan di Kelurahan Wiladeg, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul mulai bulan September 2013 sampai dengan Maret2074. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode
destruktif sampel tanaman yang berasal dari umbi gadung umur 6, 8, 10, dan 12 bulan, kemudian
dianalisis di laboratorium untuk memperoleh data kandungan mineral yaitu kalsium, fosfor dan zat besi serta asam sianida. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan Regresi linier
dengan rumus Y = a + bX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan mineral kalsium dan
fosfor meningkat dengan bertambahnya umur panen, sedangkan kandungan asam sianida menumn
dengan bertambahnya umur panen.
Kata kunci: umbi gadung, asam sianida, rnineral
Pendahuluan
Penelitian
ini
merupakan sebagiandari
petajalan
penelitian yang terdiri
dari:
penelitian pertama tentangumbi
gadung hasil kandungan karbohidrat pada bebrbagai umur panen, sebagai pendukung ketahanan pangan. Penelitianke
duatentang
kandungan nutrisi,
kadar
senyawadiosginin
sebagaiantifertilitas
dan kadar sianida sebagai racun rodentisida. Penelitian ke tiga mengenai pemanfaatan senyawa diosgini dan sianida untuk mengendalikan pada hama utama tanaman padiAgrowY Volume
VI.
No.
2.Maret
2015
ISSN
:
t978
-2276
yaitu tikus melalui penghambatan perkembang biakan dan peracunan.
Dalam penelitian
ini
ditekankan pada ketahanan pangan, salah satu pendukung ketahanan pangan sebagai sumber karbohidrat adalah umbian. Pangan merupakankebutuhan dasar manusia, yang pemenuhannya adalah
hak
asasi. Pangan adalah budaya yang diwariskan turun temurun, bahkan ada kecenderungan perubahan polamakankarenakemajuantehnologi danpeningkatankesejahteraan. Dapatditunjukkan
adanya perubahan beberapa daerah yang dahulu pangan pokok bukan beras berubah
menjadi beras,
ini
merupakan salahfaktor
peningkatan kebutuhan beras. Faktorlain yang mendukung peningkatan kebutuhan beras adalah pertambahan penduduk,
kompetisi antarafood, feed
danfuel
serta perubahan fungsi lahan. Ketergantungan konsumsi beras dalam pola konsumsi pangan, saatini
tinggi konsumsi beras 139.15 kg/kapita/tahun.Penyediaan dan produksi pangan berhubungan dengan perubahan
iklim
globalyang
berpengaruh terhadap penurunan kapasitasproduksi.
Pangan dihasilkanmerupakan adaptasi antara manusia dan lingkungan, sehingga
faktor
lingkungansangat berpengaruh terhadap
produksi.
Pangan sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. Pasar dan harga pangan yang terus meningkat, pasar pangan internasional yang tidak menentu karena tiap negara cenderung mendahulukan ketahanan pangan domestik secara berlebihan.Sekitar 37,3 juta penduduk hidup dibawah garis kemiskinan, separo dari total
rumahtangga mengkonsumsi makanan kurang dari kebutuhan sehari-hari,
limajuta
balita
berstatusgizi
kurang danlebih
dari
100juta
penduduk beresiko terhadapberbagai masalah
kurang
gizi
(Syarief, 2004). Menurut
Undang-Undangno
7tahun
1996 tentang pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermindari
tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, merata dan terjangkau.Untuk
memenuhi kebutuhan pangan dalamtingkat
nasionalperlu
dikembangkan sumbernutrisi
termasuk unsuremineral
sepertiumbi
gadung. Tanaman gadung secara agronomi danbiokimiawi
mempunyai kelebihan mudah dibudidayakn padalahan yang
tidak
spesifik, dapat ditanam secara tumpangsari dan tahan terhadap organismpengganggu. Budidayatanaman gadung intensif, produksi dapatmencapai 20 ton per hektar.Di
Indonesia, gadung biasanya dikonsumsi setelah direbus, dikukus, digoreng atau bahkan menjadi kerupuk gadung dengan kandungan mineral dan vitaminnyaAgrowY Volume
VI.
No.
2.Maret
2015
ISSN
21978-2276
abu lebih rendah disbanding ketela pohon. Disamping itu umbi gadung mengandung
mineral yaitu kalsium,
fosfor
dan zat besi. Kalsium sebesar 20,00 mg, lebihtinggi
dari terigu dan beras
giling,
sedangkanfosfor
dan zat besi masing-masing sebesar 69,00 mg dan 0,60 mg yang lebih rendah dari terigu dan berasgiling.
Pemanfaatanumbi gadung terkendala akan kandungan senyawa toksik berupa senyawa alkaloid (dioscorin) yang dapat menimbulkan keracunan pada manusia.
Setiap satu batang
umbi
gadung beratnya dapat mencapailima
kilogram.Masa panen
umbi
gadung adalah6
sampai 12 bulan. Diharapkan pengembanganumbi
gadung dengan pemanenan yang berbedawaktu
panennya, dapat menjadi alternative pemenuhan kebutuhan pangan yang bermanfaat. Sebagai bahan pangan, umbian seperti talas, ganyong, uwi, gadung dan gembili dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras, karena mengandungnutrisi
termasuk mineral yang berguna, bahkan dapat diandalkan sebagai sumber pangan pokok. Apabila budidaya dan pemanfaatan tanaman umbian seperti gadung dikembangkan menjadi tanaman komersial dibidang pertanian, maka paling tidaktanaman umbi minor
ini
dapat setara dengan ubijalar
dan ubikayu.
Penelitianini
bertujuan untuk mengetahui: kandungan minEral umbi gadung pada berbagai umur
panen dan kadar asam sianida (HCN) umbi gadung pada bebagai umur panen
Komposisi kandungan
gizi
umbi gadungterdiri
dariair
78,000A, karbohidratl8,00yo,lemak
0,16yo,protein
I,8Iyo,
serat kasar 0,93yo dankadar
abu0,69Yo .Produksi
umbi
gadung dapat mencapai9.76
-
20.00 ton/ha
(Sukarsa, 2009).Kelebihan dari umbi gadung mengandung
vitamin
C: 5,58 ppm, senyawa phenolikasam metyester protocathechin 68 ppm yang berperan sebagai antioksidan. Daun
gadung dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi dan analgesik
(Murthy
et
al.,2004; Asha
&
Nahir,
2005; Behera, 2010). Kadar karbohidratumbi
gadung yang rendah dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula bagi penderita diabetis(
Sunarsihdkk.,
2007). Kandungan mineral dalamumbi
gadung yangterdiri
ataskalsium,
fosfor,
danzat besi masing-masing sebesar 20,00 mg,69 mg dan 0,60 mg (Hartati dkk.,2010).Umbi
gadung mengandung karbohidrat,lemak,
serat kasar,dan abu
lebihrendah dibandingkan dengan ketela pohon Kandungan air dan protein umbi gadung
lebih
tinggi
dibandingkanketela pohon.
Umbi
gadung mengandung phosphor sebanyak 0,09oA, kalsium (CaO) 0,07&,
besi 0,003%. Sumber fosfor yang utama adalah bahan makanan dengan kadar proteintinggi
seperti daging, unggas, ikan, dan telur.Biji-bijian
terutama bagian lembaganya danbiji-bijian
yang utuh (pecahAgrouY Volume
VI.
No.
2.Maret
201"5ISSN
21978-2276
kulit) juga
banyak
mengandungfosfor.
Bahan panganyang
kaya
protein
dankalsium
biasanyajuga
kaya
akanfosfor
(
http://id.shvoong.comimedicine-and-health/nutrition/20S9082-peranan-fosfor-bagi-tubuh-manusia,diakses
tanggal
1Februari 2014).
Kumoro
dan
dkk.
(2011)
dalam penelitiannya menyatakan bahwa proses penurunan kadar sianida dalam umbi gadung dapat dilakukan dengan perendamanair mengalir (leaching) yang kemudian
diikuti
dengan pengukusan.Umbi
gadungdirendam dalam
air
mengalir secarasemibatch
padalaju
alir
optimun yaitu 3
Ll menit,waktu
prosesI
jam
dengan kebutuhanair
sebesar 180liter,
kadar sianida dapat diturunkan dari84,26 ppm per kg gadung menjadi 46,3 ppmlkg gadung ataukurang
lebih
sebanyak 45,05Yo. Namun kebutuhanair
pada penelitianini
relatif
masih banyak, sehinggaperlu diupayakan untuk diminimalkan
(
Retnowati danKumoro
,2012)
Ada beda nyata atau signifikan antara umur panen tanaman gadung terhadap kandungan mineral dan kadar asam sianida umbi gadung.
Metode
Penelitian
Penelitian
dilaksanakanmulai
bulan
September2013
-
Februari 2014,
dikelurahan Wiladeg kecamatan Karangmojo, kabupaten Gunung
Kidul,
laboratoriumFakultas
Pertanian
UST
dan
laboratorium
Biotehnologi
Fakultas
TehnologiPertanian
UGM.
Bahan- bahan yang digunakan dalam penelitian
ini
adalah tanaman gadungumur 6, 8, 10
dan 12bulan,
masing-masing3
tanaman sampel.Alat-alat
yangdiperlukan meliputi timbangan elektrik, oven, rolmeter, penggaris.
Metode yang digunakan adalah metode destruktif sampel tanamanyang berasal dari umbi gadung umur 6, 8, 10 dan 12 bulan, kemudian dianalisis
di
laboratorium untuk memperoleh data kandungan mineral yaitu kalsium, fosfor, danzat besi serta kandungan asam sianida.Pelaksanaan penelitian
meliputi
mengambil tanamansampel
yang berumur6,
8,
10
dan12 bulan,
menganalisis bahandi
laboratorium
dari
sampel umbigadung sesuai dengan umur
panen:
Pengamatan dilakukan terhadap kandungan :kalsium, fosfor, zat besi dan asam sianida. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan regresi linier. :
AgrowY Volume
VI.
No.
2,Maret
2015
ISSN
z1978-2276
Hasil
dan PembahasanHasil pengamatan yang diperoleh selanjutnya dianalisis. Hasil analisis disajikan dalam Tabel 1.
Tabel
l.
Rerata kandungan asam sianida dan mineral umbi gadung (ppm) Umur PanenPengamatan
6 bulan 8 bulan l0 bulan l2 bulan
l.
2. 3. 4. 117,655 139,527 10,653 12,660Dari
analisis variansi diperoleh hasil bahwa kandungan.zat besitidak
nyata, sedangkan kandungan asam sianida,kalsium dan fosfor
menunjukkan bahwahasilnya nyataterhadap perlakuan umur panen.
Dari Tabel 1 tersebut kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi linier.
Persamaan regresi dari masing-masing variabel sebagai berikut:
l.
KandunganAsamSianida:
Y = 277,05-
14,00X
2.
KandunganKalsium:
Y:
717,7I +2,01X
3.
Kandungan Fosfor:
Y:
8,88 +0,I4X
4.
KandunganZat Besi: Y:
14,27-
0,16X
Dari
data yang sudah dianalisis dengan regresilinier
tersebut disajikan dalamgrafik sebagai berikut.
1. KandunganAsam
Sianida,
2501t1
)1 l! 6.4 6.8 7.2 7.6 8.0 8.4 8.8 9.2 9.6 10.010.410.81L.2t7.6t2.0 Umur (bulan)Gambar 1. Hubungan antara
umur
Panen dengan KandunganAsam
SianidaUmbi
GadungAsam Sianida
Kalsium
Fosfor Zat Besi (Fe)
205,106 127,630 g,gg3 13,695 149,508 135,773 9,7744 t2,574 131,782 140,341 10,297 12,374 o p .q 1qn c o 00 5 roo E c o rz Y = 277 ,05 - 14,00X
2.
AgrsnPxVolume
VI.
No.
2.Maret
Zlls
ISSN:1978*2276
6.4 7.2 7.6 8.O 8.4 8.8 9.2 9.6 10.0 10.4 10.811..2t1.6L2.O 1
Umur
(bulan|
iGambar
2.
Hubungan antaraumur
Panen dengan KandunganKalsium
umbi
Gadung X'osfor Y=8,88+0,14X j I 8.0 8.4 8.8 9.2 9.6 10.010.410.811.211.612.0 Umur (bulan)
Gambar
3.
Hubungan antaraumur
Panen dengan KandunganFosfor
umbi
Gadung
Gambar
I
menunjukkan bahwa kandungan asam sianida pada urni gadung yang dipanen umur 6 bulan sebesar 1 93,05 ppm, menurun pada panen umur panen 1 2 bulansebesar 109,05 ppm. Menurut Damardjati dkk. cif. Sasongko (2009), pengelompokan kadar sianida adalah < 50 ppm tidak beracun, 50
-
80 ppm agak beracun, 80-
100ppm beracun, dan
>
100 ppm sangat beracun. Untuk menghilangkan racun sianida dapat dilakukan dengan pencucian atau atau perendaman. Cara lain adalah dengan proses fermentasi (Kordylascif.
Putranto,2002). Proses fermentasiini
diharapkanakan mempercepat pemecahan perkursor sianida sehingga terbentuk
HCN
yangE
,
'6r
135 L) c G t0 5 rgo ! c (! !e 125 3. &10 ot8
o t!5s
! Cg4
7.6 7.2 Y=tl7,7t+2,O!XAgrowY Volume
VI.
No.
2.Maret
2015
ISSN
zt978-2276
lebih mudah diuapkan pada proses pengeringan. Menurut Suryani dan Wesniati cif.
Sasongko (2009),
HCN
mempunyai sifat mudahlarut
dalamair
dan mempunyaititik
didih
29'C.
HCN
disintesis secara ensimatis dari linamarin dan lotaustralinyang umumnya terdapat dalam tanaman dengan perbandingan kuantitatif
93
danT persen. Pada konsentrasi tinggi, sianida terutama dalam bentuk bebas sebagaiHCN
dapat mematikan.
Berdasarkan Gambar
2
menunjukkan bahwa kandungankalsium
meningkatseiring dengan bertambahnya umur umbi atau waktu panen umbi. Fungsi kalsium
pada tanaman meliputi merangsang pembentukan bulu-bulu akar, dalam pembuatan
protein
atau bagianyang
aktif
dari
tanaman, memperkeras batang tanaman dansekaligus merangsang pembentukan
biji,
menetralisir
asam-asamorganik
yangdihasilkan pada saat metabolisme. Kalsium yang terdapat'dalam batang dan daun
dapat
menetralisirkan senyawa atau
suasana keasamantanah,
mempengaruhijumlah
pengambilan bahan makanan pada tanaman,mencegahrontok
bunga dan buah, serta memperkuat batang.Gambar
3
menunjukkan bahwa kandunganfosfor
meningkat seiring dengan bertambahnya umur umbi gadung. Perananfoifor
adalah untuk pembentukan tulang dan gigi, penyimpanan danpengeluaran energi (perubahan antaraAlP denganADP).DNA
dan RNAterdiri
dari fosfor dalam bentuk fosfat; demikian juga membran sel yang membantu menjaga permeabilitassel.
Dalam bahan pangan, fosfor terdapatdalam berbagai bahan
organik
dan anorganik.Enzim
dalam saluran pencernaan membebaskan fosfor yang anorganik dari ikatannya dengan bahan organik.Kesimpulan
Berdasrkan hasil pembahasan dan terbatas pada penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Kandungan mineral kalsium dan fosfor meningkat dengan bertambahnya umurpanen.
2.
Kandungan asam sianida menurun dengan bertambahnya umur panen.Daftar
PustakaAminah
S.,
M.
Yanis,
danN.
Syafrina. 2012.
Kajian
Pengembangan PanganAlternatif
Berbasis Umbian Mendukung Ketahanan Pangan diDKI
Jakartq. http :/ipkpp.ristek. go. id/index.php/penelitian/detail/704.Arista,
K.
2004.
Umbi-umbian
yang
berjasa
yang terlupa. Simpul
PanganAgrowY Volume
VI.
No.
2.
Maret
2015
ISSN
z1978-2276
Asha K.&
G.M. Nair. 2005. Screening of dioscorea sp. for diosgenin from Southern Westem Ghatsof
India. Indian J.of
Plant
Genetic Resources 1S(2): 227-230.
BeheraK.K.,
S. Sahoo andA. Prusti.2010. Biochemical quantification of diosgenin and ascorbic acid from the tubers of different Dioscorea sp found in Orissa.Libyan
Agric.
Res. Cent. J.Intern.l(2):123
-
127.Ekowati.
2007 . Pengaruh Ketebalan Rajangan terhadap KadarAsam Sianida(HCN)
Kerupuk
Gadung.
ThesisFakultos
KesehatanMasyarakat
(JniversitasDiponegoro Semarang.
Ehara, H. 2009. Potency of sago palm as carbohydrate resource strengtheming food
security program. J. Agron. Ind.
37(3):209-
219.Fajar,
A.
-
?. Enrekang Kembangkan Gadung Sebagai Pengganti Beras. KantorKetahanan Pangan Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Haryadi
S.S., Suketi and Ketty.2003. Pengaruh saat pemanenan terhadap produksi4 varitas kangkung darat. Bul.
Agron
17(1): 32-40.Hartatik I., M.E. Yulianto and D. Handayani
.
2011. Reduksi dioscorin umbi gadungmelalui ekstraksi'gelombang mikro. Prosid. Sem. Nas.
Unimus.6046.
HasanSMZ.,
A.A.
Ngadin,
R.M.
Shal
andM.
Mohamad. 2008.Morfological
variability of
greater yam ( Dioscorea alataL.) in
Malaysi a. J.Plant
Gen. Resources6(l):
52-
56.Hudzari,
R.M.,
M.H.A.
Somad,
R.
Syazili,W.M.W
Musaand
M.N.N. Asimi.
2012.Posibility
on agriculture mechanization for tropical yam ( Dioscorea hispida). Int. J. of Biosci. Eng. 2(3):23 -26Idris
danA.A.K.
Sudharmawan. 2010. Pengaruh umur panen terhadapviabilitas
benih kedelai varitas Wilis.J.
Crop Agron.3(2):88
-
91.Juslit. ?. Pengaturan Waktu Tanam dan Waktu Panen Ubikayu. Perpustakaan
Digital
Balai
Penelitian Kacang danumbi.
http://balitkabi.litbang.deptan. go.id/ ubikayu.Kasno,
A., M.
Trustinah,Anwari
danB.
Swasono. 2009. ProspekUmbi
Gadung Sebagai Bahan Pangan dan Sumber Pendapatan. Balai Penelitian Tanoman Kacangan dan Umbian 263- 268.Kusdibyo dan
A.A.
A2ia.2004. Waktu panen dan penyimpanan pasca panen untukmempertahankan mutu umbi kentang olahan. J.
Ilmu Pertanian
11(1):51 -62.Murthy, P. G., T.G. Punithkumar,A. Suresh, H.G. Raviashankar, K.B. Chandrasekhar
and S. Lokesh.
20II.
Evaluationof
ethanolicleaf
ekstractof
Dioscorea hispidaDennst. for anti-inflammatory and analgesic activities. Int. J. Pharm.& Ind.
Res.I(2):83
-
86.AgrowY Volume
VI.
No.
2.Maret
20L5
ISSN
t
\978-2276
sp.
di
kabupatenBantul
dan SlemanD.I.
Yogyakarta dan kekerabatannyaberdasarkan
morfologi
organ
vegetatif.
Pros.
Sem. Etnob.
IV
KeaneLnragamanHayati
Budaya
&
Ilmu
PengetahuanLIPI
Perhimp. Masy. Etnob.MAB
UNESCOInd.381
-
389.Pumomo. 2010. Pemanfaatan Dioscorea sp. oleh masyarakat
Luwuk
dan Banggae Sulawesi Tengah. Telaah Etnobotani. Prosed. Sem. Nas.Biologi
24-25.
Purnomo,
Rugiyah, dan
B.B.
Daryono.
2011. PemanfaatanTradisional
UmbiDioscorea
sp. oleh
Pencludukdi
PemukimanTransmigiasi
di
WlayahKalimantan
Selatandan
Lampung Sumatera: TelaahEtnobotani.
Berk. Penel.Hayati Ed. KhususTF:61- 64.Retnowati D.S. dan
A.C. Kumoro.2012.
Penurunan Sianida dalamUmbi
Gadung dengan Proses Leaching yang bekerja Batch. ProstSem, Nas. TehnikKimia
Kejuangan
2012.ISBN1693-4393. Hal AO1-
AO4.
Yogyakarta6
Maret20t2.
Sukarsa,
E.
2009.
TanamanGadung. http:/iwww.bbpp.lembang.info/index.php/ arsip/artikel-pertanianSunarsih,
E.S., Djadmiko
danR.S. Utomo.
2007. Pengaruh pemberian infusa umbi gadung terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih jantan yangdiinduksi
aloksan.Mojalah
Farmasi'Indonesia. 18(1): 29-
33. hup://mfi.usm.ac.id/files/ned5
Suryono,
A.
2011. Kebijakan
Ketahanan
PanganNasional dan
AntisipasiKerawanan Pangan Global. Makalah seminar dalam rangka
Hari
Pangan Sedunia 2 0 I I . 23 Maret 20 I 1 Yogy akarta.Tahiyaku, J., T. Naksriarpon, P. Pradipasaena dan
O. Miyawaki.
2006.Effect
of
moisture on hydrothermal modiflcation of yam (Dioscorea hi,spida Dennst) starch. J. Biosint. Nutr. Biomed. 58(3):170-T76.Theerasin, S. andA.T. Baker. 2009. Analysis and identifikasi ofphenolic compounds in Dio s core a hispida Dennst. As ia J.
of
Fo od and Agro -Industry
2 (4): 547