• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Pegawai Balai Kota Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Pegawai Balai Kota Surakarta"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

0

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BALAI KOTA SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Stara I pada Jurusan Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Oleh :

EMIRDA TRI VIA SUKARNO F100130149

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BALAI KOTA SURAKARTA

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada pegawai Balai Kota Surakarta. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pada pegawai Balai Kota Surakarta. Subjek dalam penelitian ini adalah pegawai pada devisi BPPKAD (Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Balai Kota Surakarta sebanyak 90 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan alat ukur skala kepuasan kerja dan motivasi kerja. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 20.00 dan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,721 dengan signifikasi p = 0,000; (p ˂ 0,01) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara variabel kepuasan kerja dengan motivasi kerja. Sumbangan efektif ditunjukkan oleh nilai (r2) = 0,519 yang menunjukkan bahwa sumbangan efektif variabel kepuasan kerja dengan motivasi kerja sebesar 51,9% sehingga menunjukkan bahwa terdapat 48,1% variabel lain yang mempengaruhi motivasi kerja selain variabel kepuasan kerja. Kategori kepuasan kerja tergolong tinggi dengan rerata empirik sebesar 82,39 dan rerata hipotetik sebesar 67,5. Kategorisasi motivasi kerja tergolong tinggi dengan rerata empirik sebesar 91,16 dan rerata hipotetik sebesar 72,5.

Kata Kunci : Kepuasan kerja, motivasi kerja

Abstract

The purpose of this research is to know the relation between job satisfaction with employee motivation to work on the Town Hall of Surakarta. The hypothesis proposed that there are positive relationship between the job satisfaction with employee motivation to work on the Town Hall of Surakarta. The subject in this study was an employee at the BPPKAD (Revenue Agency Financial and assets Management Area) the Town Hall of Surakarta as many as 90 people. The

(6)

2

sampling techniques used in this research was using a technique purposive sampling. This research used quantitative methods with work motivation and job satisfaction scale. Data analysis on this research using SPSS program version 20.00 with product moment correlation method, obtained 0.721 with significance p = 0.000; (p 0.01 ˂) this indicates that there is a very significant positive relationships between the variables job satisfaction with work motivation. Effective contribution from two variables showed value (r2) = 0.519 it means variable job satisfaction affects 51,9% to work motivation and there is 48,1% is influenced by other factors. Job satisfaction relatively high with with the empirical mean of the mean 82.39 and hypothetical amounted to 67.5. work motivation relatively high with empirical mean of the mean 91.16 and hypothetical of 72.5. Keywords: job satisfaction, work motivation

1. PENDAHULUAN

Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia dikelola. Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari proses rekruitmen, training. Pengelolaan sumber daya manusia yang harus matang dimulai dari awal karena nantinya akan sangat menentukkan kelangsungan organisasi. Hal ini menjadi tanggung jawab manajemen atau pemimpin organisasi, karena itu manajemen harus mampu membuat perencanaan yang matang, menyusun strategi yang efektif serta mampu mengkoordinasikan semua komponen perusahaan pada umumnya dan sumber daya pada khususnya, Sutrisno (dalam Sidanti, 2015).

Puluhan pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi terlambat masuk kerja pada hari pertama masuk kerja seusai libur lebaran. Mereka tidak bisa masuk sehingga harus menunggu di sekitar gerbang. Dan ada dua PNS yang tampak nekat memanjat dinding pagar saat satpol PP pergi sebentar meninggalkan gerbang masuk. Para PNS yang terlambat itu tampak menunggu di luar halaman kantor. Ada yang duduk, ada yang berdiri sambil berbincang dengan PNS lainnya. Mereka memarkir kendaraan masing-masing di sekitar gerbang masuk. Gerbang masuk menuju lingkungan Kantor Wali Kota Bekasi dikunci dan

(7)

3

dijaga oleh petugas sehingga mereka tidak dapat masuk, kecuali dua PNS yang terpantau memanjat dinding pagar (Kompas.com, 2016).

Menjalani pekerjaan yang diinginkan ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan kondisi yang ada dilingkungan tempat bekerja. Ragam faktor menentukan kebahagiaan seseorang untuk dapat menikmati masa-masa mencari pengalaman dan mengembangkan diri pada pekerjaannya. Indonesia selama dua bulan mengenai motivasi kebahagiaan di tempat bekerja mengungkapkan 33,4% dengan rentang usia 22-26 tahun, dan pengalaman bekerja 1 – 4 tahun, menyatakan mereka tidak bahagia di tempat kerja. Dari hasil survei tersebut, tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kariernya di tempat bekerja membentuk rasa ketidakpuasan. Dari sebanyak 6,000 responden merasa bahwa pekerjaan yang dilakukan memiliki variasi pekerjaan yang tidak memperkaya pengalaman bekerja. Tidak hanya terbatasnya pengembangan diri, insentif yang diberikan oleh perusahaan juga dirasa tidak cukup untuk membahagiakan para pekerja. Insentif dapat berupa gaji pokok, bonus, kesehatan, transportasi serta komunikasi (Cnnindonesia.com, 2016).

Motivasi kerja adalah suatu sikap atau reaksi baik dari segi emosional ataupun perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang atau kelompok karyawan terhadap lingkungan pekerjaannya (Syah, 2013). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja adalah atasan, rekan, sarana fisik, kebijaksanaan dan peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan. Kebanyakan orang mau bekerja lebih keras jika tidak menemui hambatan dalam merealisasikan apa yang diharapkan, menurut Ravianto ( dalam H. & Handoyo, 2013). Untuk memperoleh motivasi kerja yang diinginkan maka kepuasaan kerja harus ditingkatkan lebih baik, sistematis, berencana dan terus-menerus untuk mengimbangi kondisi dari lingkungan yang selalu membutuhkan tugas kerja yang cakap dan siap dalam menghadapi berbagai tantangan dan masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan tugasnya sehingga mampu memegang tanggung jawabnya masing-masing (H. & Handoyo, 2013).

Kepuasan kerja adalah sikap emosional seseorang yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya, menurut Hasibuan (dalam Wahyudi & Sudibya,

(8)

4

2016). Seseorang akan membawa serta perangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan pengalaman masa lalu yang menyatu membentuk harapan kerja ketika bergabung dalam suatu organisasi sebagai seorang pekerja, menurut Umar (dalam Wahyudi & Sudibya, 2016). Sutrisno (dalam Wahyudi & Sudibya, 2016) kepuasan kerja karyawan merupakan masalah penting yang perlu diperhatikan dalam hubungannya dengan produktivitas kerja karyawan dan ketidakpuasan yang sering dikaitkan dengan tingkat tuntutan dan keluhan pekerjaan yang tinggi. Pekerja dengan tingkat ketidakpuasan yang tinggi lebih mungkin untuk melakukan sabotase. Faktor yang menentukan seorang karyawan merasa puas atau tidak puas dalam bekerja yaitu dari apa yang diharapkan oleh karyawan terhadap pekerjaannya dan apa yang mereka terima sebagai penghargaan dari pekerjaannya.

Dari uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu Apakah ada pengaruh kepuasaan kerja dengan motivasi kerja pada pegawai Balai Kota Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : untuk mengetahui hubungan antara kepuasaan kerja dengan motivasi kerja pada pegawai di Balai Kota Surakarta, untuk mengetahui tingkat kepuasaan kerja di Balai Kota Surakarta, untuk mengetahui tingkat motivasi kerja di Balai Kota Surakarta dan untuk mengetahui sumbangan efektif kepuasaan kerja terhadap motivasi kerja di Balai Kota Surakarta.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Subjek yang digunakan peneliti sebanyak 90 orang yaitu pada devisi BPPKAD (Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Balai Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel untuk penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu jenis sampel yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu dengan jumlah yang sudah ditentukan. Ciri-ciri atau karakteristik yang ditetapkan pada pemilihan subjek penelitian ini adalah pegawai Balai Kota Surakarta pada devisi BPPKAD sebanyak 90 pegawai yang telah ditentukan dari pihak tempat

(9)

5

penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan korelasi product moment.

Metode pengumpulan data menggunakan skala kepuasan kerja dan skala motivasi kerja. Skala kepuasan kerja disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kartono (2004) meliputi : aspek finansial dan jaminan sosial, kondisi dan lingkungan fisik kerja, kesempatan untuk maju dan berkembang, dan aspek psikologis. Jumlah aitem ada 29 yang terdiri dari 15 butir aitem favorable dan 14 butir aitem unfavorable. Kemudian untuk skala motivasi kerja disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Anoraga (2009) yaitu adanya kedisplinan, imajinasi yang tinggi dan daya kombinasi, kepercayaan diri, daya tahan terhadap tekanan dan tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan. Jumlah aitem ada 29 yang terdiri dari 16 butir aitem favorable dan 13 butir aitem unfavorable. Selanjutnya alat ukur kemudian diukur validitas dan reliabilitas dengan menggunakan rumus Aiken’s dan Alpha Cronbach.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian menggunakan teknik analisis product moment dengan menggunakan bantuan SPSS 20 For Windows bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja. Hal tersebut ditunjukkan dengan korelasi r = 0,721 dengan signifikasi p = 0,000 (p < 0,001) yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh peneliti, yaitu terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja, yang menjelaskan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi pula motivasi kerja, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah pula motivasi kerja.

Hal ini sesuai dengan faktor paling dominan yang mempengaruhi motivasi kerja menurut Siagian (dalam Junianto, 2015) antara lain karakteristik biografi, kepribadian, persepsi interprestasi, kemampuan belajar, nilai-nilai yang dianut, sikap, kepuasan kerja, kemampuan.

(10)

6

Menurut (Utomo, 2010) bahwa motivasi kerja diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang. Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seseorang. Proses persepsi ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang. Faktor yang mendorong semangat kerja adalah dengan memberi motivasi dan kepuasan kerja. Motivasi dan kepuasan kerja merupakan suatu dorongan atau rangsangan yang dapat mempengaruhi perilaku karyawan. Dan kepuasan kerja adalah merupakan faktor yang paling dominan untuk meningkatkan motivasi kerja seseorang dalam melakukan suatu pekerjannya sehingga dengan memiliki kepuasan kerja seseorang mendapatkan hal yang optimal.

Menurut Wibowo (2013) motivasi kerja merupakan suatu proses psikologis yang membangkitkan, mengarahkan, dan ketekunan dalam melakukan tindakan secara sukarela yang diarahkan pada pencapaian tujuan. Sedangkan menurut Martoyo (2007) motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja dengan kata lain pendorong semangat kerja. Motivasi yang tinggi akan mendorong seseorang untuk mencapai tujuannya namun apabila motivasi yang dimiliki rendah maka orang tersebut kurang mampu untuk mencapai tujuannya. Handoko (dalam Soegandhi, Sutanto, & Setiawan, 2013) kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana seseorang memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Sehingga dengan motivasi dan kepuasan kerja maka karyawan dapat meningkatkan dan memperbaiki kinerjanya.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui motivasi kerja pada pegawai Balai Kota Surakarta tergolong tinggi dengan diperoleh rerata empirik (RE) sebesar 91,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5. Hal tersebut dapat diartikan bahwa subjek penelitian memiliki motivasi kerja yang terbentuk dari aspek-aspek motivasi kerja yang dikemukakan oleh Anoraga (2009) yaitu adanya kedisplinan dari karyawan, imajinasi yang tinggi dan daya kombinasi, kepercayan diri, daya tahan terhadap tekanan, tanggung jawab. Selain itu motivasi kerja mempunyai

(11)

7

dinamika seperti motivasi rendah, kepuasan tinggi, menunjukkan nilai negatif untuk organisasi dan nilai positif untuk pegawai. Dan sebaliknya motivasi rendah, kepuasan rendah, menunjukkan nilai negatif untuk organisasi dan pegawai.

Kepuasan kerja mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 82,39 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5 yang berarti kepuasan kerja tergolong tinggi. Hal tersebut dapat diartikan bahwa subjek penelitian memiliki kepuasan kerja yang terbentuk dari aspek-aspek kepuasan kerja yang dikemukakan oleh Kartono (2004) yaitu aspek finansial dan jaminan sosial, kondisi dan lingkungan fisik kerja kesempatan untuk maju dan berkembang, dan aspek psikologis. Selain itu kepuasan kerja mempunyai dinamika seperti kepuasan tinggi, motivasi tinggi, menunjukkan nilai positif untuk organisasi dan pegawai. Dan sebaliknya kepuasan rendah, motivasi tinggi, menunjukkan nilai positif untuk organisasi tetapi negatif untuk pegawai.

Sumbangn efektif kepuasan kerja terhadap motivasi kerja sebesar 51,9%, ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar 0,519. Berarti masih terdapat 48,1% variabel lain yang mempengaruhi variabel motivasi, diantaranya motivasi ditunjukkan dalam faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Motivasi intrinsik lebih berorientasi kepada perilaku yang memperlihatkan kepuasan pada pemenuhan psikologis seperti keinginan untuk mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari atasan dan keinginan untuk dapat hidup dan keinginan untuk berkuasa, sementara itu motivasi ekstrinsik lebih kepada pemenuhan tidak langsung seperti materi, kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervisi yang baik, adanya jaminan pekerjaan, status dan tanggung jawab serta peraturan yang fleksibel. 4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan seluruhnya dapat disimpulkan bahwa : ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi motivasi kerja, dan sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah motivasi kerja, kepuasan kerja pada subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) sebesar 82,39

(12)

8

dan rerata hipotetik (RH) sebesar 67,5, motivasi kerja pada subjek penelitian tergolong tinggi, ditunjukkan oleh rerata empirik (RE) sebesar 91,16 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 72,5, dan kepuasan kerja diketahui berkontribusi sebesar 51,9% terhadap motivasi kerja. Berdasarkan dari hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut : Untuk pimpinan Balai Kota Surakarta saran yang dapat diberikan untuk mempertahankan kepuasan kerja pada pegawai di Balai Kota Surakarta dengan cara : memberikan gaji kepada pegawai harus sebanding dengan beban kerja yang telah dilakukan pegawai. Semisal ada tambahan jam kerja pegawai mendapatkan uang tambahan dan gaji pokok, memperhatikan kondisi kerja agar pegawai selalu merasa nyaman dalam bekerja, memberikan kemudahan kepada pegawai dalam mengurus administrasi untuk naik jabatan dan memberikan kebutuhan hidup yang memandai agar pegawai dapat bekerja dengan nyaman, seperti memberikan jaminan kesehatan pada setiap pegawai.

Untuk pegawai Balai Kota Surakarta cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan motivasi kerja dengan cara : menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja, menyakinkan diri sendiri dan dapat berpikir positf bahwa pekerjaan yang telah dikerjakan sesuai dengan prosedur, langsung dapat memperbaiki diri sendiri ketika atasan memberikan teguran atas pekerjaan yang telah dikerjakan dan dapat menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan dengan tepat waktu dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna.

Untuk peneliti diharapkan jika akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama, dan akan menggunakan skripsi ini sebagai referensi, maka sekiranya perlu dikaji kembali. Karena tidak tertutup kemungkinan masih ada pernyataan-pernyataan yang belum atau yang kurang sesuai. Dan saat melakukan penelitian sebaiknya peneliti dapat memilih pada saat awal jam kerja agar subjek masih optimal dalam melakukan pengisian data.

(13)

9 PERSANTUNAN

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan kasih sayangnya dan perhatiannya sampai saat ini. Kakak-kakak yang telah memberikan dukungan kepada penulis. Serta kepada Bapak Achmad Dwityanto. O, S.Psi,M.Si yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, P. (2009). Psikologi kerja. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hendri & Handoyo, D. S. (2013). Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan. Jurnal Psikologi Industri dan Organisasi, 2, 3. Junianto, L. K., Ismail, Z., & Hariyani. (2015). Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi kerja karyawan di grand vella hotel pangkalpinang. Jurnal ilmiah progresif manajemen bisnis, 2(1), 4.

Kartono, K. (2004). Psikologi Sosial Untuk Perusahaan Dan Industri. Jakarta: CV Rajawali.

Martoyo, S. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE. Puluhan PNS Kota Bekasi Terlambat pada Hari Pertama Masuk Kerja Usai

Lebaran. (2016, Januari). Kompas.com. Diunduh dari http://megapolitan.kompas.com/read/2016/07/11/08505781/puluhan.pns.k ota.bekasi.terlambat.pada.hari.pertama.masuk.kerja.usai.lebaran

Sidanti, H. (2015). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Sekretariat DPRD Kabupaten Madiun. Jurnal Jibeka, Vol. 9 No. 1, 2,6.

Syah, H. (2013). Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Dan Motivasi Kerja Karyawan Pada Pt. Graha Raja Empat. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1 No. 2, 4.

Soegandhi, V. M., Sutanto, E. M., & Setiawan, R. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan PT.Surya Timur Sakti Jatim. Jurnal Agora, Vol.1 No.1, 2. Tiga Puluh Tiga Persen Pekerja Indonesia Tidak Bahagia. (2016, Juli).

(14)

http://www.cnnindonesia.com/gaya-10

hidup/20160722101825-277-146292/33-persen-pekerja-indonesia-tidak-bahagia/

Utomo, S. B. (2010). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Berkat Cipta Karya NUsantara Surabaya. Jurnal Akuntansi, Vol. 6, No. 3, 377.

Wahyudi, N. S., & Sudibya, I. A. (2016). Pengaruh Kepuasaan Kerja Dan Komitmen Organisasi Pada Kinerja Karyawan Di Natya Hotel Kuta Bali. Jurnal Manajemen , Vo. 5 No. 2, 5-6.

Referensi

Dokumen terkait

KKKKKKKK

Nilai-nilai kemanusiaan seperti apa yang harus saya kembangkan dalam diri saya sebagai mahasiswa setelah saya melihat kondisi masyarakat seperti yang tercermin dalam

Judul Skripsi : Intensitas Dan Dinamika Perdagangan Produk Industri Mebel Antara Indonesia Dengan Negara Mitra Dagang Utama Tahun 1994-2008 : Pendekatan Perdagangan

x Menerangkan langkah yang sesuai untuk menjaga keselamatan diri semasa berada di rumah, sekolah dan tempat permainan..

transaksi gadai emas antara pihak Bank dan Nasabah. Karakteristik gadai emas adalah pencairan dananya cepat hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat, cara

Uraian tentang frase nominal yang digunakan ini akan memberikan semua kalimat yang muncul, yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, dalam karangan yang disusun

Faktor yang berasal dari luar diri anak inilah yang juga memiliki peran penting dalam mengembangkan kemampuan berbahasa.. Melalui studi pendahuluan dan tes yang

perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran collaborative learning dengan peserta didik