GAMBARAN
KARAKTERISTIK
MAHASISWA FTI
PERBANAS INSTITUTE
mildawani@perbanas.id MM Tri S Mildawani NIDN: 0312076001 PERBANAS INSTITUTE 1 September 2020Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Profil Kepribadian dan mahasiswa FTI Perbanas Institute. Gambaran karakteristik mahasiswa ini diperlukan untuk lebih memahami dinamika proses dan tujuan belajar mahasiswa. Dengan adanya gambaran karakteristk mahasiswa, maka diharapkan proses belajar mengajar akan dapat dicapai dengan lebih efektif. Untuk mengetahui karakteristik kepribadian, digunakan angket kepribadian yang sudah divalidasi.
Kata kunci:
Karakteristik, kepribadian, mahasiswa
This research was conducted to determine the students personality profile of the FTI Perbanas Institute. This description of student
characteristics is needed to better understand the dynamic of the process and student learning objectives. With the description of student characteristic, it is hoped that the teaching and learning process will be achieved more effectively. To determine personality characteristicsa validated personality questionnaire was used.
Key words: characteristic, personality, students
PENDAHULUAN Dalam lingkup pendidikan, dosen berinteraksi langsung dengan mahasiswa untuk memastikan
terlaksananya proses pembelajaran.Yang dihadapi dosen adalah sejumlah
mahasiswa yang beragam perilaku, sikap, dan kepribadiannya. Pendekatan pengajaran dari dosen tentulah
terpengaruh oleh para mahasiswa, kecuali bila dosen tidak
memperhitungkan atau tak acuh
terhadap fenomena keragaman yang bisa dirumuskan sebagai kepribadian mereka. Meskipun mungkin bukan satu-satunya hal yang perlu diperhatikan, namun diharapkan bahwa pendekatan yang lebih personal akan memberikan capaian prestasi yang lebih menggembirakan..
Kebutuhan untuk mengenal kepribadian masing-masing mahasiswa dapat lebih memampukan dosen
penasihat untuk memberikan bimbingan secara tepat dan terarah.
Meskipun menurut teori kepribadian itu dinamik dan ragamnya tidak terbatas untuk masing-masing individu, tetapi berbagai ahli dapat memberikan deskripsi tentang beberapa tipe (stereotype) kepribadian seseorang. Dengan mengenali kepribadian yang dominan yang menonjol dari kalangan mahasiswa, diharapkan pendekatan dosen akan menjadi lebih baik dengan menyesuaikan pengajarannya sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Secara umum dapat dikatakan bahwa karakteristik kepribadian
merupakan salah satu faktor penunjang
keberhasilan proses belajar Profil kepribadian mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Perbanas perlu dilakukan untuk memahami pendekatan yang tepat yang dapat diterapkan kepada mahasiswa,
Dengan mengetahui karakteristik kepribadian mahasiswa pada umumnya diharapkan bahwa dosen dan para manajemen kampus dapat merancang pola pembelajaran yang tepat. Perlu bagi dosen untuk berempati dalam memilih strategi dan teknik pengajaran yang tepat.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Gambaran Kaakteristik Kepribadian Mahasiswa FTI Perbanas Institute. Pemahaman akan profil karakteristik kepribadian mahasiswa dapat membantu dosen untuk
mengaplikasikan metode yang tepat di dalam proses belajar mengajar.
Menurut G. Allport, psikolog, “Kepribadian adalah organisasi dinamis di dalam individu yang terdiri dari sistem-sistem psikofisik yang
menentukan tingkah laku dan pikirannya secara karakteristik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya”(Gea, 2005). Kepribadian orang menunjuk pada penggambaran sifat, pembawaan, perilaku seseorang yang khas dan yang punya keunikan khusus. Kepribadian seseorang akan lain dengan kepribadian orang lain, sehingga sebenarnya terdapat
gambaran yang hampir tak terbatas mengenai kepribadian. Meskipun demikian para ahli telah mencoba menggolong-golongkan kepribadian dengan pendekatan tipologi, untuk memperoleh “gambaran”
umum/keseluruhan dari suatu kepribadian tertentu.
Salah satu unsur yang melekat pada kepribadian adalah temperamen, dalam mana kepribadian itu dilihat dari segi cirinya yang relatif tetap atau stabil, yang di dalamnya lebih ditentukan oleh unsur bawaan yang dominan. Dalam kerangka penggolongan ini, berbicara mengenai temperamen dapat dikatakan sama dengan berbicara mengenai kepribadian. Kepribadian di sini menunjuk unsur yang stabil atau tetap, dan bukan kepribadian yang telah dikembangkan.
Kepribadian adalah kesatuan organisasi yang dinamis sifatnya dari sistem psikhofisis individu yang menentukan kemampuan penyesuaian diri yang unik sifatnya terhadap
lingkungannya (Allport dalam Kartono, 1980). Jadi, setiap individu itu
mempunyai kepribadian yang khas yang tidak identik dengan orang lain dan tidak dapat diganti atau disubstitusikan oleh orang lain. Jadi ada ciri-ciri dan sifat-sifat individu pada aspek-aspek
psikisnya yang bisa mencerminkan sifat-sifat bawaan dan pengalaman.
Kepribadian dipengaruhi oleh masa lalu dan saat ini (Pervin, 1996).
Ada dua tipe kepribadian yaitu Tipe Kepribadian Ekstover dan Introver. Ekstrover adalah suatu kecenderungan
yang mengarahkan kepribadian lebih banyak keluar daripada ke dalam dirinya. Karakteristik eksrtover adalah banyak bicara, raman, suka bertemu dengan orang-orang, suka mengunjungi tempat baru, aktif, menuruti kata hati, suka berpetualang, mudah bosan, dan tidak suka hal-hal yang rutin dan monoton (Larsen, 2002). Menurut Hall dan Lindzey (1998), orang ekstrover itu selalu mempertahankan pendapatnya, bertindak tanpa berfikir dulu,
menurutkan kata hati, perubahan, periang, supel, optimis, dan senang tertawa.Dia lebih suka bergerak dan melakukan kegiatan, cenderung agresif, mudah kehilangan kesabaran.Secara keseluruhan, perasaannya sulit untuk dijaga dan dia tidak selalu dapat dipercaya.
Introver adalah suatu orientasi ke dalam diri sendiri. Orang introver
cenderung menarik diri dari kontak sosial.Menurut Jung dalam Naisaban, perilaku introver sebagai orang yang pendiamm menjauhkan diri dari
kejadiankejadian luar, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, tidak senang berada di tengah kerumunan banyak orang (Oktavita; Suharto, 2009). Dia orang yang dapar dipercaya, agak pesimis.Baik individu yang ekstrover maupun yang introver tidak berbeda dalam tingkat aktivitas intelektualnya. Tipe kepribadian ekstrover dan introver merupakan dua kelompok sikap yang berbeda (Arifianti, 2012) yang dimiliki individu sehingga menjadi ciri khas individu tersebut yang tampak dalam aktivitas (activity), kesukaan bergaul
(sociability), keberanian mengambil resiko (risktaking), penurutan dorongan hati (impulsiveness), pernyataan
perasaan (expressiveness), kedalaman berpikir (reflectiveness), dan tanggung jawab (responsibility) (Eysensk & Wilson, 1980).
Untuk memahami kepribadian atau temperamen orang, para ahli mengembangkan teknik pendekatan tipologis, yaitu penggolongan
kepribadian berdasarkan beberapa unsur yang dominan.Salah satu penggolongan yang telah dikembangkan sejak lama adalah yang berdasarkan “cairan” yang ada di badan, sejak filsuf Yunani
bernama Hipokrates (460—370 SM) dan Galenus. Sebagaimana filsuf
Empedokles berpandangan bahwa alam semesta itu terbentuk dari empat unsur dasar, yaitu tanah (bersifat kering), air (bersifat basah), udara (bersifat dingin), dan api (bersifat panas), maka
Hipocrates berpendapat bahwa unsur unsur itu terdapat dalam diri manusia dalam jumlah tertentu. Terdapat 4 cairan dalam tubuh, yaitu chole, melanchole, phlegm dan sanguis.Oleh karenanya cairan tubuh tersebut mempengaruhi cirri-ciri tertentu berdasarkan unsur yang dominan, yang disebut temperamen oleh Galenus. Penggolongan ini terus
berkembang menjadi ciri-ciri
temperamen atau kepribadian yang kini menjadi tipe kholeris, sanguinis,
melancholis, dan phlegmatis (Antonius Atosokhi Gea,dkk.,2005). Dalam penelitian di FTI Perbanas ini akan dipakai penggolongan tipologi ini, karena tipologi introver dan extrovert
sudah termasuk di dalam keempat tipologi tersebut.
Tipe koleris atau dominan adalah seseorang yang sangat berorientasi untuk memimpin dalam hal apa saja. Orang ini memiliki ambisi, gairah dan energi untuk menjadi lebih dominan di antara orang-orang lain di
sekitarnya.Banyak orang-orang populer dan pemimpin militer yang memiliki kepribadian ini.
Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan kepribadian Koleris atau Dominance ini terdapat pada orang yang suka bicara blak-blakan, tidak sabaran, mudah marah, kepercayaan diri yang tinggi, suka menyela pembicaraan lawan bicaranya atau menuding-nuding jarinya saat berbicara.Ciri-ciri fisik dan
penampilan biasanya suka pakai baju yang praktis saja, misalnya lengan pendek dan simple untuk pria, dan pada wanita biasanya suka berambut pendek & praktis saja (Sutanto Windura dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/ 26/tipe-kepribadian-koleris-dominance-593199.html; 28/3/2015).
Tipe Sanguinis mempunyai ciri kepribadian yang sifatnya terbuka, bersemangat, banyak bicara, mudah bergaul, lincah, ramah kepada orang lain, lebih berperasaan daripada berpikiran reflektif.Sedangkan tipe Melankholis lebih cenderung bersifat tertutup, pemikir, suka analisis, dengan emosi yang sensitive. Tipe Plegmatis menunjukkan ciri tenang, pelan, tidak banyak bicara, mudah bergaul, memiliki
keseimbangan yang baik (Gea dkk.,2005)
Motif adalah daya penggerak atau pendorong yang terjadi dalam diri seseorang untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Motif mendjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu dirasakan/mendesak (Hakim, 2007; Mastuti, 2009). Motivasi dapat timbul dari dalam (motivasi intrinsik), tetapi dapat juga timbul karena
rangsangan dari luar seseorang (motivasi extrinsik). Penelitian yang akan
dilaksanakan ini akan lebih melihat motivasi intrinsic dari para mahasiswa.
Motivasi dapat rendah, cukup atau pun tinggi, yang mendorong dan mengarahkan seseorang untuk dengan kekuatannya mencapai tujuan (Pujadi, 2007). Selain tentang kepribadian, peneletian ini juga ingin mengetahui motivasi mahasiswa dalam saat tertentu. Pengenalan akan kepribadian dan motivasi mahasiswa pada umumnya diharapkan akan mendasari
pembelajaran yang akan dikelola oleh para dosen/pengajar (Wijaya, 2011).
Penelitian Terdahulu
Salah satu penelitian yang dilakukan adalah penelitian terhadap 30 orang guru MAN Padangsidimpuan. Bahwa motivasi, kepribadian, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi sesuai (fit) untuk menjelaskan komitmen guru pada MAN 2 Padangsidimpuan. Kepribadian memiliki pengaruh
langsung dan bermakna terhadap komitmen guru pada sekolah sebesar 37%. Kepribadian guru dipengaruhi motivasi sebesar 28%. Kepribadian berpengaruh langsung terhadap kepuasan kerja sebesar 42%.
Komitmen guru pada sekolah bermakna dan dipengaruhi oleh kepuasan kerja sebesar 35%. Motivasi berpengaruh terhadap komitmen guru sebesar 60%. Kepuasan kerja merupakan variabel mediator antara kepribadian dan komitmen guru pada sekolah dengan motivasi guru dalam bekerja. Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk prestasi siswa.
Korelasi antara Motivasi dan Kepribadian dan Prestasi Kerja juga telah diteliti. Kali ini terhadap karyawan PT Syngenta Indonesia di Yogyakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja dan kepribadian yang baik akan membuat prestasi kerja karyawan menjadi naik. Lebih lanjut dikatakan bahwa secara pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. parsial variabel motivasi kerja dan kepribadian mempunyai Syngenta Indonesia Yogyakarta. Kenaikan motivasi kerja dan membaiknya
kepribadian akan meningkatkan prestasi kerja karyawan.
Penelitian lain yang dilakukan adalah tentang Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Belajar pada Mahasiswa Akuntansi Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening. . Penelitian ini mencoba menghubungkan antara kepribadian proaktif dengan kinerja belajar melalui motivasi secara langsung dan tidak langsung dengan mensurvei 270 mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa kepribadian proaktif berpengaruh positif secara langsung terhadap motivasi belajar, karena mahasiswa dengan kepribadian proaktif mampu mendorong usahanya dalam belajar dan dengan gigih memotivasi dirinya untuk belajar dan kepribadian proaktif memiliki pengaruh secara negatif terhadap kinerja belajar, hal ini dikarenakan tidak adanya
motivasi mahasiswa untuk belajar lebih giat. keinginannya untuk belajar, sehingga dapat meningkatkan kinerja Motivasi belajar berpengaruh positif terhadap kinerja belajar, karena mahasiswa yang memiliki motivasi belajar akan mendorong belajar. Kemudian, kepribadian proaktif berpengaruh negatif secara tidak
langsung terhadap kinerja belajar karena kurang tingginya motivasi belajar yang dimiliki oleh mahasiswa.Oleh karena itu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian proaktif dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar agar dapat memaksimalkan kinerja belajar mahasiswa.
Penelitian mengenai hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar juga pernah diteliti oleh
Alimuddin S Miru di Makasar, yang mengetengahkan judul “Hubungan Antara Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Diklat Instalasi Listrik Siswa SMK Negeri 3 Makasar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa ada pada kategori sedang, prestasi belajarnya cukup tinggi, dan terdapat hubungan psoitif dan berarti antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar dalam mata diklat instalasi Listrik.
Dari kajian pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahws Kepribadian Mahasiswa penting untuk dikedepankan. Oleh karena itu, maka akan dilakukan penelitian untuk mendapatkan data tentang Profil Kepribadian dan Motivasi Belajar Mahasiswa FTI InstitutPerbanas.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei, untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Kepribadian mahasiswa FTI Perbanas. Diharapkan bahwa pengenalan ini dapat menjadi latar belakang bagi dosen untuk mengelola pembelajaran, karena yang dihadapi adalah mahasiswa dengan kepribadian yang beragam.
Penelitian yang bersifat deskriptif merupakan penelitian awal.
Populasi dan Sampel:
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa FTI Perbanas, yang berjumlah kurang lebih 700 orang.
Survei akan menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk diberikan kepada mahasiswa untuk tiap angkatan, dari tingkat atau tahun
pertama hingga tingkat/tahun ke-empat. Sampel mahasiswa tahun pertama dan tahun kedua diperoleh dengan teknik simple random sampling. Sampel diambil secara acak pada tiap strata angkatan/tahun mahasiswa.Sampel ini adalah sebagian populasi yang mewakili karakteristiknya, dan diambil yang representatif dengan taraf kekeliruan/ kesalahan 5%.
Metode Pengumpulan Data Data diperoleh dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Disebarkan kuesioner sebagai instrumen penelitian sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti untuk kemudian dianalisis secara statistik (Azwar, 2017).
Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner tipe kepribadian yaitu Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI) berbahasa Indonesia yang
sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Prosedur Pengumpulan dan
Analisis Data dilakukan setelah mendapat surat ijin dari Dekan FTI. Data diperoleh dengan mendistribusikan angket Kepribadian kepada 100 orang mahasiswa. Kepada mahasiswa yang menjadi subyek penelitian diberikan pemahaman tentang cara pengisian angket. Jumlah subyek sebanyak 100 orang ditetapkan dengan dasar
pertimbangan pengukuran statistik bahwa untuk mendapatkan data dari suatu populasi maka diperlukan data dari sejumlah sampel, untuk
digeneralisasikan (Aritonang, 2011). Penelitian dilaksanakan pada 12 s/d 29 Mei 2015, di kampus Perbanas Institute, di Jakarta
Subyek penelitian adalah mahasiswa FTI Perbanas yang pada tahun akademik 2014—2015, berjumlah 100 orang mahasiswa.
Pengumpulan data dilakukan pada pertengahan 12 s/d 29 Mei 2015. Data diperoleh melalui serangkaian pertanyaan pada angket yang disebarkan secara langsung pada 100 mahasiswa, laki-laki dan perempuan. Subyek penelitian sebanyak 100 orang ditetapkan dengan dasar pemikiran bahwa angka tersebut sudah memenuhi ketentuan statistik untuk dapat
digeneralisasikan pada populasi mahasiswa FTI (Aritonang, 2011).
Angket yang diberikan adalah angket Kepribadian. Setelah diberikan keterangan tentang cara-cara mengisi angket, maka angket Kepribadian diisi. Dari hasil pengisian angket tersebut, diperoleh data bahwa Kepribadian mahasiswa Fakultas Teknologi
Informasi dapat dikategorikan ke dalam pengertian Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, dan Kholeris.
Berdasarkan penelusuran referensi terhadap penggolongan kepribadian atau temperamen yang dikembangkan oleh Hipocrates, maka disepakati bahwa cairan dominan dalam tubuh seseorang, dapat dipakai sebagai
metode dasar untuk mengenal tipologi kepribadian seseorang. Sebagaimana filsuf Empedokles berpandangan bahwa alam semesta itu terbentuk dari empat unsur dasar, yaitu tanah (bersifat kering), air (bersifat basah), udara (bersifat dingin), dan api (bersifat panas), maka Hipocrates berpendapat bahwa unsur unsur itu terdapat dalam diri manusia dalam jumlah tertentu. Terdapat 4 cairan dalam tubuh, yaitu chole, melanchole, phlegm dan sanguis.
Oleh karenanya cairan tubuh tersebut mempengaruhi cirri-ciri tertentu berdasarkan unsur yang dominan, yang disebut temperamen oleh Galenus. Penggolongan ini terus berkembang menjadi ciri-ciri temperamen atau kepribadian yang kini menjadi tipe kholeris, sanguinis, melancholis, dan phlegmatis (Antonius Atosokhi Gea,dkk.,2005).
Data penelitian menunjukkan bahwa 25.79% mahasiswa FTI mempunyai kepribadian Sanguinis (61.24), 25.75% mahasiswa FTI menunjukkan kepribadian Melankolis, 24.39% mahasiswa FTI menunjukkan kepribadian Plegmatis, dan 24.07% mahasiswa FTI menunjukkan
kepribadian Kholeris.
Lebih lanjut dikatakan, bahwa tipe Sanguinis mempunyai ciri
kepribadian yang sifatnya terbuka, bersemangat, banyak bicara, mudah bergaul, lincah, ramah kepada orang lain, lebih berperasaan daripada berpikiran reflektif. Adapun tipe Melankholis lebih cenderung bersifat tertutup, pemikir, suka analisis, dengan
emosi yang sensitive. Tipe Plegmatis menunjukkan ciri tenang, pelan, tidak banyak bicara, mudah bergaul, memiliki keseimbangan yang baik. Dan, tipe (Gea dkk.,2005). Koleris atau
Dominance ini terdapat pada orang yang suka bicara blak-blakan, tidak sabaran, mudah marah, kepercayaan diri yang tinggi, suka menyela pembicaraan lawan bicaranya atau menuding-nuding jarinya saat berbicara. Ciri-ciri fisik dan penampilan biasanya suka pakai baju yang praktis saja, misalnya lengan pendek dan simple untuk pria, dan pada wanita biasanya suka berambut pendek & praktis saja. (Sutanto Windura dalam
http://edukasi.kompasiana.com/2013/09/ 26/tipe-kepribadian-koleris-dominance-593199.html; 28/3/2015).
PENUTUP
Dalam ranah pendidikan tinggi, yang dihadapi dosen dalam proses pembelajaran adalah manusia muda yang mengikuti perkuliahan pada program studi pilihannya. Dosen menghadapi mereka yang mempunyai kepribadian dan motivasi sendiri. Hal ini perlu memperoleh perhatian agar penyelenggaraan pembelajaran dapat mencapai apa yang diinginkan, secara khusus prestasi belajar mahasiswa.
Penelitian berbentuk survei ini mencoba mengenali profil kepribadian dan motivasi para mahasiswa pada FTI Perbanas, yang hasilnya diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai apa yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, khususnya untuk
rancangan pembelajaran yang diampu dosen.
Data dari pengukuran terhadap mahasiswa FTI adalah bahwa
kepribadian mahasiswa FTI mempunyai kepribadian Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, dan Kholeris. Dari pengamatan keseharian di kampus, diperoleh data bahwa motivasi belajar mahasiswa FTI merupakan salah satu dorongan pencapaian keberhasilan belajar di perguruan tinggi yang cukup tinggi. Mahasiswa mempunyai upaya yang cukup baik dalam mencapai tujuan belajar di kampus Perbanas.
Pengetahuan tentang karakteristik kepribadian perlu
dilengkapi dengan data tentang motivasi belajar mahasiswa, khususnya di FTI (Fakultas Teknologi Informasi). Dengan mengetahui kepribadian dan motivasi belajar mahasiswa, maka diharapkan akan ditemukan satu metode
pembelajaran yang memadai, sehingga tujuan proses belajar mengajar di kampus akan dapat dicapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar (2017). Penyusunan Alat Ukur. Yogyakarta.
Aritonang, Lerbin. 2011. Metode Pengukuran Statistik. Jakarta: Untar.
Arifianti, R. P. 2012. Hubungan Antara Kecenderungan Kepribadian Ekstrovert Introvert dengan Burnout pada Perawat. Skripsi tidak
diterbitkan. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
(http://www.gunadarma.ac.id/ library/articles/graduate/psyc
hology/2008/Artikel_105041 45.pdf, diakses 17 Juni 2012).
Gea, Antonius Atosokhi, dkk. (2005). Relasi dengan Diri
Sendiri.Character Building 1. Jakarta: Elexmedia Komputindo.
Hakim, Thursan. 2007. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Niaga Swadaya
Mastuti, E. 2009.Analisis Faktor Alat Ukur Kepribadian Big Five
(Adaptasi Dari IPIP) pada Mahasiswa Suku Jawa. INSAN, 3(7): 264-276.
Oktavita, Frida. Pengaruh Kepribadian Proaktif terhadap Kinerja Belajar pada Mahasiswa Akuntansi dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening. JurnalIlmiah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Tidak diterbitkan.
Fridaoktavita@gmail.com
Pujadi, A. 2007.Business & Management Journal Bunda Mulia. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi Kasus Pada Fakultas Ekonomi, 3(2): 40-51.
Suharto, D. 2009. Hubungan Antara Tipe Kepribadian dengan Motivasi Untuk Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa Transfer Jurusan Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta, (online). Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (http://etd.eprints.ums.ac.id/6 442/1/J210070136.pdf, diakses 14 Januari 2012) http://edukasi.kompasiana.com/2 013/09/26/tipe-kepribadian-koleris-dominance-593199.html; (28/3/2015) Wijaya, R. S. 2011. Perbandingan Penyesuaian Diri Mahasiswa yang Berkepribadian Ekstrovert dan Introvert pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar
Universitas Haluoleo Kendari, (online). Skripsi tidak diterbitkan. Kendari: Universitas Haluoleo.
(http://www.scribd.com/doc/6 2098182/Jurnal-Per-BandingAn- Penyesuaian-DiriMahasiswa- BerkepribadianEkstrovert-Dan-Introvert, diakses 8 Juni 2012)