• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

i

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(4)

ii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

ii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(5)

iii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(6)

iv

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(7)

v

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(8)

vi

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(9)

vii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(10)

viii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(11)

ix

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan instrumen kebijakan fiskal yang utama bagi pemerintah daerah. Meski bervariasi bobot perannya di tiap daerah menurut tingkat perkembangan ekonomi dan kemajuan masing-masing, secara umum APBN dan APBD menjadi sumber bagi pembiayaan layanan publik dan stimulans bergeraknya ekonomi. Dalam situasi ekonomi yang lesu dan mengalami perlambatan, APBN dan APBD menjadi modalitas sektor publik untuk berkontribusi bagi pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.

Perekonomian Bengkulu Tahun 2018 mampu tumbuh 4,99 Persen (c on c) lebih rendah dari tingkat nasional yang mencapai 5,17 Persen. Pertumbuhan ekonomi Bengkulu menurut pengeluaran didorong oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga dan PMTB, sementara menurut lapangan usaha di dorong oleh lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan, dan lapangan usaha Perdagangan besar, eceran dan reparasi.

Inflasi Tahun 2018 di Bengkulu sebesar 2,35 Persen lebih rendah dari tingkat nasional yang mencapai 3,13 Persen. Inflasi yang rendah ini disebabkan distribusi barang yang lancar serta bertambahnya barang dari sisi penawaran dengan indikator naiknya produksi pertanian yang mampu menahan laju inflasi. Inflasi di Bengkulu dipengaruhi oleh naiknya kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok pengeluaran sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan terjadinya inflasi adalah kelompok pengeluaran kesehatan, pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.

Indikator Kesejahteraan Bengkulu pada tahun 2017 yang diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia sebesar 69,95 mengalami peningkatan sebesar 0,62 dari tahun 2016. Sementara tingkat kemiskinan mengalami penurunan dari 15,59 Persen pada September 2017 menjadi 15,41 Persen pada September 2018. Begitu juga dengan Tingkat pengangguran mengalami penurunan dari 5,50 Persen pada Agustus 2017 menjadi 5,34 Persen pada Agustus 2018. Indikator IPM dan tingkat kemiskinan meskipun lebih baik namun belum dapat mengejar pertumbuhan di tingkat nasional. Sementara indikator gini rasio memperlihatkan lebih baik dari tingkat nasional yaitu sebesar 0,355.

Indikator Makro ekonomi di Bengkulu apabila dibandingkan dengan target yang ada dalam dokumen Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA) tahun 2018 Provinsi Bengkulu, semuanya tidak terpenuhi kecuali untuk tingkat inflasi dan IPM. Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan 5,75 – 6,05 terealisasi 4,99, sementara tingkat kemiskinan dengan target 16,63 Persen terealisasi 15,41 Persen dan tingkat pengangguran dengan target 2,5 Persen terealisasi 3,5 Persen. Untuk inflasi dengan target 4,6 – 5,6 Persen terealisasi 2,35 Persen.

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TAHUN 2018

KFR

RINGKASAN

EKSEKUTIF

(12)

x

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indeks Pembangunan Manusia serta menurunkan tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran maka dapat direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Bengkulu sebagai berikut :

1. Memanfaatkan Dana Desa dengan program cash for Work.

2. Pembangunan berkelanjutan infrastruktur khususnya pada sektor pertanian dan pariwisata.

3. Mendorong investasi di wilayah Bengkulu dengan cara menawarkan kepada investor untuk mengolah sumber daya alam terutama dalam sektor pertanian

4. Memanfaatkan APBN dan APBD untuk meningkatkan kompetensi SDM, yaitu dengan memberikan beasiswa kepada anak-anak Bengkulu yang jumlahnya signifikan.

5. Pemberian bantuan sosial yang tepat sasaran.

Penerimaan Negara di tahun 2018 mencapai Rp2,20 triliun atau 86,95 persen dari target mampu tumbuh 3,85 persen dari tahun 2017, sedangkan realisasi belanja negara mencapai Rp14,17 triliun atau 97,65 Persen dari pagu. Rendahnya Penerimaan disebabkan oleh peneriman perpajakan yang belum mampu mencapai target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 79,86 Persen. Sementara ketergantungan Provinsi Bengkulu ke Pemerintah pusat masih sangat tinggi khususnya dalam pelaksanaan desentralisasi. Tercatat meski mengalami kenaikan penerimaan PAD, namun kesehatan fiskalnya masih kurang.

Realisasi Pendapatan APBD secara agregat pemerintah daerah lingkup Provinsi Bengkulu sampai dengan akhir tahun 2018 mencapai Rp11,35 triliun atau turun 1,52 Persen dibandingkan tahun 2017. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh Dana Transfer dari Pusat yang mengalami penurunan 3,58 Persen. Sementara PAD mampu tumbuh 5,84 Persen dan Lain-lain Pendapatan yang sah juga mampu tumbuh 315,90 Persen. Penurunan pendapatan disebabkan oleh alokasi DAK Fisik yang turun signifikan mencapai 29,78% dari tahun 2017.

Dari analisis kesehatan fiskal, diketahui bahwa semua pemda di Bengkulu kesehatan fiskalnya kurang sehat, dengan indeks kesehatan fiskal antara 42 sampai dengan 54. Artinya pemda di Bengkulu belum mampu membiayai belanja daerahnya secara mandiri. Secara umum, pengelolaan fiskal melalui APBD Kabupaten/Kota/Provinsi di Bengkulu secara agregat dapat diringkas sebagai berikut:

1. Pendapatan meskipun secara agregat menurun dari tahun 2017 yang disebabkan oleh penurunan Dana transfer, namun dari kemandirian fiskal lebih baik, karena PAD dan Lain-lain pendapatan yang sah mampu tumbuh.

2. Rasio PAD sangat kecil sehingga APBD Pemda di wilayah Bengkulu masih tergantung dari Transfer ke Daerah.

3. PAD di wilayah Bengkulu belum mampu untuk membiayai belanja mandatory.

4. Pengelolaan Belanja telah mulai lebih baik dilihat dari belanja langsung dan belanja tidak langsung yang mampu tumbuh yang diharapkan dapat memberikan pegaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Bengkulu.

(13)

xi

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

5. Belanja pegawai masih mengambil porsi APBD yang signifikan, bahkan di Kota Bengkulu rasio belanja pegawai terhadap total belanja pegawai lebih dari 50 Persen.

6. Ruang fiskal yang terbatas mengakibatkan rasio belanja modal menjadi rendah.

7. Pembiayaan yang persentasenya kecil apabila dibandingkan dengan pagu belanja menunjukkan bahwa pemerintah daerah masih memperhatikan asas kehati-hatian (tidak ekspansif), pembiayaan ini bertujuan untuk menutup defisit yang terjadi.

8. SILPA Tahun 2018 menunjukkan besaran yang lebih kecil dari tahun 2017, hal ini menunjukkan bahwa Pemda di Wilayah Bengkulu mampu memanfaatkan sumber-sumber pendapatan untuk dibelanjakan.

Pendapatan Konsolidasi yang merupakan gabungan dari APBD dan APBN Provinsi Bengkulu sampai dengan akhir 2018 sebesar Rp3.837,97 milyar atau naik 5,63 Persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017, sementara Belanja Pemerintah Umum mencapai Rp15.839,80 milyar atau naik 2,67 Persen dibandingkan periode yang sama tahun 2017. Naiknya pendapatan pemerintah umum disumbangkan oleh Pendapatan Perpajakan yang mengalami kenaikan 5,55 persen dan Pendapatan Bukan Pajak (PNBP) yang mengalami kenaikan sebesar 20,20 persen. Sementara naiknya Belanja Pemerintah Umum dipengaruhi oleh belanja Pemerintah yang mengalami kenaikan 4,23 Persen. Sementara dari analisis atas laporan opersional konsolidasi dapat diketahui bahwa Provinsi Bengkulu belum mampu mendanai belanja dari pendapatan yang diterima, hal ini dibuktikan dari Net lending/borrowing terhadap PDRB Provinsi Bengkulu sebesar -6,58 persen.

Dari analisis tematik, dapat diketahui bahwa dana desa mampu sebagai instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dan penurunan tingkat kemiskinan.

Dari ringkasan kajian tersebut di atas, direkomendasikan kepada pemangku kepentingan hal-hal sebagai berikut:

1. Dalam usaha untuk peningkatan PDRB, Pemda se-Provinsi Bengkulu harus memfokuskan kebijakan fiskalnya melalui alokasi APBN dan APBD ke sektor Pertanian. Untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran, pemda dapat memanfaatkan Dana Desa dengan program cash for Work. Kebijakan Dana Desa pada tahun 2019 yang digunakan untuk pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat harus dapat semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui program cash for work. Dengan program ini diharapkan mampu menekan tingkat kemiskinan khususnya di pedesaaan.

2. Terkait dengan target RPJMD indikator ekonomi di Bengkulu, Pemerintah Provinsi direkomendasikan untuk melakukan rasionalisasi target yang telah ditetapkan agar lebih realistis, Rasionalisasi target khusunya untuk indikator pertumbuhan ekonomi, inflasi, tingkat penganguran dan tingkat kemiskinan.

(14)

xii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

3. Terkait dengan pendapatan pajak pemerintah pusat perlu diupayakan kepada Ditjen Pajak untuk :

a. merasionalisasi target penerimaan, karena selama beberapa tahun target yang tercapai hanya berkisar 80 Persen.

b. Menggali potensi perpajakan dari bendahara dan dana desa.

c. Melakukan ekstensifikasi dengan cara semaksimal mungkin meminta kontraktor-kontraktor pelaksana proyek di Bengkulu memiliki NPWP di Bengkulu, sehingga penerimaan pajak akan tercatat di Bengkulu.

4. Untuk mengurangi ketergantungan dari dana transfer, Pemerintah daerah harus mampu meningkatkan PAD dengan mencari sumber-sumber penerimaan yang baru. Dalam jangka pendek disarankan pemda dapat meningkatan PAD melalui sektor pariwisata karena sektor ini mulai berkembang. Peningkatan PAD juga akan mampu meningkatan kesehatan fiskal pemda di Bengkulu yang saat ini masih dalam level kurang sehat. Selain itu peningkatan PAD akan mampu meningkatkan rasio Net lending/borrowing terhadap PDRB yang masih cukup rendah.

5. Dari sisi belanja baik APBN dan APBD, pemerintah pusat maupun pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan porsi dari belanja modal untuk dapat memberikan efek multiplier terhadap perekonomian bengkulu.

6. Pemerintah daerah perlu fokus untuk mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan khususnya untuk komoditas kelapa sawit, karet dan kopi. Pembiayaan dapat dilakukan melalui APBN, APBD. Selain itu untuk meningkatkan pembiayaan yang langsung menyentuh kepada masyarakat pemerintah daerah dapat memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat sebagai sarana pengembangan pada sektor pertanian dan perkebunan.

7. Pemerintah daerah harus dapat mengelola dana desa dengan lebih efisien dan efektif karena terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(15)

xiii

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(16)
(17)

1

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL 1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan penjumlahan nilai output bersih perekonomian yang ditimbulkan oleh seluruh kegiatan ekonomi di suatu wilayah tertentu dan dalam satu tahun. Kinerja perekonomian Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2018 yang tumbuh 4,99 persen tercatat lebih rendah dari target yang ditetapkan dalam Kebijakan

Umum Anggaran (KUA) yang ditetapkan sebesar 5,75 – 6,05 persen. Selain itu, capaian ini juga masih lebih rendah dibawah pertumbuhan ekonomi Nasional yang sebesar 5,17 persen. Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) PDRB Provinsi Bengkulu 2018 mencapai Rp66,41 triliun. Sedangkan Atas Dasar

Harga Konstan (ADHK) sebesar Rp44,17 triliun dan PDRB perkapita mencapai Rp33,826 juta.1 PDRB per kapita tersebut meningkat 2,08 persen dibanding 2017. a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

Laju pertumbuhan PDRB sebesar 4,99 persen (c-to-c) tersebut sedikit meningkat cepat dibandingkan laju pertumbuhan tahun 2017 (4,98 persen). Sementara bila dibanding triwulan III 2018 yang mampu tumbuh 4,99 persen, perekonomian Provinsi Bengkulu mengalami pertumbuhan sebesar 1,64 persen (q-to-q). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu sepanjang tahun 2018 didukung oleh seluruh lapangan usaha. Sumber pertumbuhan terbesar berasal lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran sebesar 1,22 persen. Kategori lain mempunyai andil dibawah 1,0 persen yakni berturut-turut

1angka PDRB per Kapita didapatkan dari PDRB ADHB sebesar Rp.66,41 triliun dibagi proyeksi jumlah penduduk

Provinsi Bengkulu tahun 2018 sebesar 1.963.300 jiwa).

55,38 60,66 66,41 40,08 42,07 44,17 2016 2017 2018 Tr iliun Rup ia h Sumber : BPS Bengkulu

Grafik I.1. Perkembangan PDRB ADHB-ADHK Prov. Bengkulu Tahun

2016-2018

PDRB ADHB PDRB ADHK

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

EKONOMI REGIONAL

Bab I

Kinerja Perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2018 yang diukur berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) mencapai Rp 66,41 Triliun dan PDRB Per Kapita mencapai Rp33,826 Juta. Laju Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu 2018 sebesar 4,99 persen, masih berada dibawah pertumbuhan ekonomi nasional 5,17 persen

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TAHUN 2018

KFR

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

EKONOMI REGIONAL

BAB I

(18)

2

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,90 persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 0,55 persen serta Transportasi dan Pergudangan sebesar 0,48 persen. Sementara itu dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi digerakkan oleh semua komponen. Sumber pertumbuhan terbesar berasal dari pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 3,17 persen, kemudian komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 2,35 persen dan pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 0,21 persen. Secara pangsa distribusi, tidak ada perubahan signifikan jika dibanding dengan struktur permintaan akhir PDRB tahun 2017. Aktivitas perekonomian Provinsi Bengkulu tahun 2018 masih didominasi pengeluaran konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 63,55 persen.

Tabel I.1. Laju Pertumbuhan PDRB 2017-2018 (yoy) Provinsi Bengkulu

Wilayah 2017 2018

I II III IV Tahunan I II III IV Tahunan Provinsi

Bengkulu 5.19 5.27 4.89 4.59 4.98 5.10 5.11 4.99 4,76 4,99

Nasional 5.01 5.01 5.06 5.07 5.07 5.06 5.27 5.17 5,18 5,17

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Data tabel diatas, nampak bahwa dalam periode 2017-2018, pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tercatat berfluktuasi dibanding pertumbuhan ekonomi Nasional. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2018 sebesar 4,99 persen bila dibandingkan terhadap perekonomian pulau Sumatera secara spasial menempatkan Provinsi Bengkulu berada di posisi kelima tertinggi di Sumatera. Namun kontribusi PDRB Provinsi Bengkulu terhadap struktur perekonomian regional Pulau Sumatera hanya sebesar 2,05 persen. Angka tersebut menempatkan kontribusi Provinsi Bengkulu pada posisi terkecil se-pulau Sumatera.

b. Nominal PDRB

1) PDRB Sisi Permintaan

Struktur PDRB Provinsi Bengkulu dari sisi permintaan didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Di tahun 2018 ini Konsumsi Rumah Tangga mencapai Rp42,20 triliun atau 63,55 persen terhadap total PDRB. Komponen terbesar pembentuk struktur PDRB Provinsi Bengkulu berikutnya adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tercatat sebesar Rp27,26 triliun (41,05 persen) dan Ekspor luar negeri sebesar Rp24,19 triliun (36,43 persen).

(19)

3

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU Tabel I.2. PDRB Provinsi Bengkulu ADHB dan ADHK Dari Sisi Permintaan

Tahun 2017-2018 (dalam Miliar Rupiah)

Sumber 2017 2018

ADHB ADHK Dist Growth ADHB ADHK Dist Growth

Konsumsi RT 39.307,25 26.819,26 64,80 5,57 42.202,38 28.152,29 63,55 4,97

Konsumsi LNPRT 1.450,05 1.105,05 2,39 4,79 1.604,09 1.193,81 2,42 8,03

Konsumsi Pemerintah 12.028,80 7.962,15 19,83 2,70 13.081,02 8.397,90 19,70 5,47

PMTB 24.926,49 18.363,25 41,09 5,51 27.263,78 19.351,88 41,05 5,38

Perubahan Inventori 1.196,73 662,23 1,97 (6,03) 421,53 315,70 0,63 (52,33)

Ekspor Luar Negeri 22.074,57 15.960,38 36,39 9,67 24.190,94 16.206,28 36,43 1,54

Impor Luar Negeri 40.326,21 28.798,80 66,48 7,47 42.350,85 29.446,70 63,77 2,25

Total 60.657,68 42.073,52 100,00 4,98 66.412,90 44.171,16 100,00 4,99

Sumber : BPS Provinsi Bengkulu (Diolah)

a) Konsumsi Rumah Tangga

Setelah sempat berfluktusi pada periode 2014-2017, di tahun 2018 komponen ini mengalami kontaksi sebesar 4,97 persen, turun 0,6 persen dibanding tahun sebelumnya. Secara pangsa distribusi, konsumsi Rumah Tangga tetap menjadi kontributor utama dengan menyumbang sebesar Rp42,20 triliun, atau sebesar 63,55 persen dari total nilai PDRB. Jika dibanding kondisi tahun 2017, kontribusi

Konsumsi Rumah Tangga

menurun sebesar 1,25 persen. Fenomena pengaruh musim liburan anak sekolah dan harga karet yang cenderung belum mengalami perubahan serta penurunan aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Pulau Baai berdampak terhadap penurunan konsumsi rumah tangga di Provinsi Bengkulu. 64,94 65,89 65,86 64,8 63,55 6,03 5,32 5,82 5,57 4,97 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 63,00 63,50 64,00 64,50 65,00 65,50 66,00 66,50 2014 2015 2016 2017 2018

SUMBER: BPS PROVINSI BENGKULU (DIOLAH)

Grafik I.2 Perkembangan Pangsa Distribusi dan Laju Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2014-2018

Share Pertumbuhan Dominasi komponen konsumsi rumah tangga mencapai 63,55 persen dari struktur PDRB Provinsi Bengkulu

(20)

4

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

b) Investasi

Kontribusi terbesar berikutnya adalah komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan share sebesar 41,05 persen. Di tahun 2018 nilai PMTB mencapai Rp27,26 triliun dengan tingkat pertumbuhan sebesar 5,38 persen. Meski secara nominal kontribusi Investasi meningkat, namun bila dicermati laju pertumbuhannya, nampak bahwa laju pertumbuhan Investasi tahun 2018 yang sebesar 5,38 persen mengalami perlambatan jika dibanding tahun 2017 yang mampu tumbuh 5,51 persen. Hal ini menunjukkan perannya untuk menggerakkan perekonomian daerah belum optimal. Meski demikian, investasi di Provinsi Bengkulu menunjukkan nilai yang positif dengan fenomena penyerapan belanja modal APBN sampai triwulan IV-2018 mencapai 94,04 persen dan penyerapan belanja modal APBD Kabupaten/Kota sampai triwulan IV-2018 yang cukup tinggi sekitar 92 – 94 persen. Terdapat pula peningkatan cukup tajam impor dalam bentuk barang modal dan masih berjalannya pembangunan PLTU Pulau Baai dan Hotel Mercure di Kota Bengkulu.

Investasi di Provinsi Bengkulu diutamakan untuk industri sektor kelistrikan, perkebunan, perdagangan besar hasil pertanian, dan perhotelan, sehingga dalam perkembangannya investasi yang tumbuh disesuaikan dengan daya dukung sumber daya alam yang berlimpah.

Perkembangan investasi di Provinsi Bengkulu dalam kurun waktu 5 tahun terakhir menunjukkan tren yang positif bahkan mengalami peningkatan angka yang cukup signifikan, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bengkulu, realisasi penanaman modal secara kumulatif tahun 2018 mencapai Rp6,73 triliun, atau meningkat 179,47 persen dari penetapan target nasional untuk Provinsi Bengkulu sebesar Rp3,75 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari PMDN Rp4,90 triliun dan PMA Rp1,83 triliun.

Sedangkan berdasarkan wilayah, investasi di Provinsi Bengkulu masih terkonsentrasi di Kabupaten Lebong dan Kota Bengkulu. Salah satu alasan para investor memilih menanamkan investasinya

karena daerah tersebut terdapat

ketersediaan sumber daya alam yang Kontribusi PMTB

terhadap PDRB Provinsi Bengkulu mencapai Rp27,26 triliun atau 41,05 persen dari total PDRB 0,00 2,00 4,00 (56,98%) ; 3,84 ​ (20,11%) ; 1,35 ​ (9,30%) ; 0,63 ​ (13,61%) ; 0,92 ​

Sumber : DPMPTSP Prov. Bengkulu

Grafik I.3 Realisasi Investasi s.d Th 2018 Per Kab/Kota

Kab. Lebong Kota Bengkulu Kab. Bengkulu Utara Lainnya

(21)

5

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

berlimpah utamanya dari sektor kelistrikan panas bumi di kabupaten Lebong dan PLTU di kota Bengkulu.

Tabel I.3. Perkembangan Investasi di Provinsi Bengkulu (Dalam Miliar Rupiah)

Tahun Investasi PMDN Investasi PMA Investasi Total Penurunan Kenaikan/ Pertumbuhan Investasi (%) s.d 2014 207,88 7,80 215,68 - - s.d 2015 257,23 533,92 791,15 575,46 266,81% s.d 2016 763,32 949,08 1.712,41 921,26 116,45% s.d 2017 296,58 1.850,78 2.147,36 434,95 25,40% s.d 2018 4.902,83 1.830,84 6.733,67 4.586,31 213,58%

Sumber : DPMPTSP Prov. Bengkulu

Investasi meningkat sejalan dengan berlanjutnya proses pembangunan proyek pemerintah maupun swasta antara lain pembangunan proyek geothermal PGE di Hululais dengan kapasitas terpasang 2 x 55 MW di Kabupaten Lebong dan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di kawasan pelabuhan Pulau Baai, pembangunan terminal curah cair pelabuhan, pembangunan salah satu hotel berbintang 4 berlokasi di Kota Bengkulu. Sementara sektor perkebunan utamanya kelapa sawit banyak mendominasi masuknya investasi di Kabupaten Bengkulu Utara. Ketersediaan lahan, daya terpasang dan penyediaan air bersih dinilai menjadi salah satu faktor untuk kemudahan berinvestasi di Provinsi Bengkulu. Pembangunan sektor kelistrikan harus pula didukung dengan ketersediaan jalur transmisi hingga ke industri-industri hilir dan masyarakat di Provinsi Bengkulu yang saat ini justru telah terbangun jaringan transmisi kelistrikan untuk mendukung ketersediaan interkoneksi ke Provinsi Sumatera Selatan yang berbatasan dengan kabupaten Lebong. Apabila ketersediaan sumber daya alam yang berlimpah lebih diberdayakan sebagai pemanfaatan untuk mendukung iklim bertumbuhnya industri hilir yang sangat bergantung pada ketersediaan daya listrik terpasang maka perekonomian di wilayah tersebut akan bergerak lebih baik.

c) Ekspor dan Impor

i). Ekspor-Impor Luar Negeri

Komponen Ekspor dan Impor Luar Negeri (LN) bila dibandingkan dengan tahun lalu mengalami kontraksi cukup signifikan, masing-masing sebesar 1,54 persen dan 2,25 persen.

(22)

6

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Dalam struktur PDRB Provinsi Bengkulu 2018, Nilai riil ekspor barang dan Jasa mencapai Rp24,19 triliun, meningkat 9,61 persen bila dibanding ekspor tahun lalu yang tercatat sebesar Rp22,07 triliun. Nilai Ekspor barang di Provinsi Bengkulu tahun 2018 terutama didukung oleh 3 (tiga) komoditas utama yaitu : Batubara (54,28 persen), Karet (25,91 persen) dan CPO (17,17 persen). Tiga besar negara tujuan utama ekspor komoditas yaitu Belanda (17,32 persen); diikuti Tiongkok (12,62 persen); dan Philipina (11,39 persen). Selain komoditas ekspor utama diatas terdapat ekspor cangkang sawit Provinsi Bengkulu bernilai sebesar 1,41 persen dengan tujuan ekspor Vietnam. Arang cangkang sawit merupakan produk turunan dari kelapa sawit yang memiliki banyak manfaat. Selain sebagai pengganti batu bara, arang cangkang sawit juga bisa diproduksi menjadi karbon aktif (activated carbon). Namun hanya sedikit perusahaan yang sanggup mengekspor cangkang kelapa sawit, akibat terlalu tingginya pajak yang dibebankan oleh pemerintah sehingga komoditi itu sulit mendapatkan pembeli. Usulan kepada pemerintah tengah digulirkan untuk merevisi besaran pajak untuk cangkang yang selama ini mekanisme perhitungannya berpatokan pada harga CPO sedangkan cangkang berupa limbah yang harganya tidak berubah dipasaran dinilai memberatkan eksportir padahal ketersediaannya sebagai limbah dari produk kelapa sawit sangat berlimpah.2

Sementara itu nilai riil impor LN di tahun 2018 sebesar Rp29,47 triliun, juga meningkat dibanding tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp28,80 triliun. Impor barang selama tahun 2018 tercatat sebesar US$ 98,74 juta. Tiga negara utama asal impor adalah Tiongkok (93,27 persen); Malaysia (3,66 persen); dan Singapura (2,90 persen). Menurut komoditas, impor berupa aspal didatangkan dari Singapura dan Malaysia sedangkan impor mesin banyak didatangkan dari Tiongkok. Peningkatan nilai impor pada tahun 2018 ini disebabkan oleh adanya pembangunan proyek PLTU di Kota Bengkulu.

ii) Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan Provinsi Bengkulu selama tahun 2018 tercatat sebesar surplus sebesar US$ 173,15 juta. Bila dibandingkan dengan neraca perdagangan 2017 sebesar US$ 263,32 juta maka terdapat penurunan sebesar 34,24 persen.

2(http://www.netralnews.com/news/ekonomi/read/137960/akibat-pajak-tinggi-eksportir-cangkang-sawit-berguguran)

diakses tanggal 11 Februari 2019).

Komponen ekspor dan impor LN mengalami kontraksi masing-masing sebesar 1,54 persen dan 2,25 persen

(23)

7

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU d) Pengeluaran Pemerintah

Komponen konsumsi Pemerintah merupakan kontributor terbesar keempat dalam struktur PDRB Provinsi Bengkulu, dengan rata-rata share berkisar angka 19 persen. Di tahun 2018, konsumsi pemerintah memberikan kontribusi sebesar Rp13,08 triliun atau 19,70 persen. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, pangsa distribusi dari komponen ini relatif tetap, hanya sedikit turun sebesar 0,66 persen.

Rata-rata pertumbuhan

konsumsi pemerintah dalam kurun waktu 2014 s.d 2018 sebesar 5,04 persen. Laju pertumbuhan tahun 2018 lebih cepat dibanding tahun 2017, yaitu 2,7 persen. Kenaikan tingkat penyerapan belanja barang dan belanja modal pemerintah tahun 2018 meningkat signifikan. Kedua jenis belanja pemerintah ini menunjukan investasi yang dilakukan pemerintah. Semakin besar belanjanya, berarti pengeluaran pemerintah untuk investasi juga semakin besar. Selain itu, telah tersalurkannya Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan Dana Desa sebesar 100 persen turut serta mendorong pertumbuhan konsumsi pengeluaran pemerintah.

2) PDRB sisi penawaran

Dari sisi penawaran (lapangan usaha), pada tahun 2018 ini semua sektor usaha tumbuh positif. Lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi adalah Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 8,03 persen, diikuti oleh Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum sebesar 7,98 persen, dan Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 7,92 persen.

Berdasarkan sumber pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha yang diukur dari persentase PDRB ADHK menunjukkan tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terbesar adalah Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (1,22 persen); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,90 persen) dan Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (0,55 persen).

19,5 20,33 20,29 19,83 19,7 7,52 7,28 2,24 2,7 5,47 0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0 8,0 18 18,5 19 19,5 20 20,5 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu (Diolah)

G r a f i k I . 4 P e r k e m b a n g a n P a n g s a D i s t r i b u s i D a n L a j u P e r t u m b u h a n K o n s u m s i P e m e r i n t a h T a h u n 2 0 1 4 - 2 0 1 8 Share Pertumbuhan Kontribusi pengeluaran pemerintah terhadap PDRB Provinsi Bengkulu sebesar Rp13,08 triliun atau 19,70 persen dari total PDRB Lapangan usaha pada struktur PDRB Prov. Bengkulu 2018 dari sisi Penawaran. kontribusi tertinggi adalah sektor Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,22 persen, sedangkan terendah adalah sektor Jasa Keuangan dan Asuransi (-0,01)

(24)

8

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Tabel I.4 PDRB Provinsi Bengkulu ADHK Dari Sisi Penawaran 2017-2018

(dalam Miliar Rupiah)

Sumber I II III 2017 IV 2017 I II 2018 III IV 2018 Kontri-busi Growth Pertanian Kehutanan & Perikanan 2.938,5 2.975,8 2.991,0 3.024,2 11.929,5 3.030,6 3.066,3 3.087,0 3.125,7 12.309,5 0,90 3,19 Pertambangan & Penggalian 368,4 368,5 371,4 374,5 1.482,8 376,4 379,4 382,3 385,4 1.523,5 0,10 2,75 Industri Pengolahan 640,8 647,3 661,0 676,1 2.625,2 676,5 677,7 679,0 685,3 2.718,5 0,22 3,56 Pengadaan Listrik, Gas 9,3 9,4 9,8 10,2 38,7 10,4 10,4 10,4 10,5 41,7 0,01 7,67 Pengadaan Air 22,7 22,9 23,0 23,3 91,9 23,6 23,9 24,2 24,5 96,2 0,01 4,62 Konstruksi 458,2 461,7 477,4 492,2 1.889,6 490,5 495,4 513,3 527,1 2.026,4 0,33 7,24 Perdagangan

Besar & Eceran

& Reparasi 1.570,4 1.600,9 1.637,6 1.686,1 6.495,0 1.690,8 1.725,7 1.773,4 1.819,3 7.009,2 1,22 7,92 Transportasi & Pergudangan 810,3 820,1 835,2 855,8 3.321,4 861,9 872,8 885,2 904,8 3.524,7 0,48 6,12 Penyediaan akomodasi & makan minum 165,6 169,0 172,6 176,8 684,0 179,3 182,7 186,3 190,2 738,5 0,13 7,98 Informasi dan Komunikasi 456,0 464,8 473,5 483,7 1.878,0 490,7 499,4 508,0 520,2 2.018,3 0,33 7,47 Jasa Keuangan 350,9 349,8 352,6 347,0 1.400,4 354,5 357,2 348,4 336,9 1.397,1 -0,01 -0,23 Real Estate 465,0 470,5 475,3 480,2 1.890,9 484,8 488,3 492,6 498,6 1.964,4 0,17 3,88 Jasa Perusahaan 233,4 236,8 240,0 243,0 953,2 246,3 248,9 252,3 255,7 1.003,3 0,12 5,25 Administrasi Pemerintah 905,3 914,7 922,9 955,6 3.698,4 956,7 972,2 987,5 1.013,4 3.929,8 0,55 6,25 Jasa Pendidikan 657,8 662,6 676,0 682,4 2.678,7 684,5 687,9 696,6 705,1 2.774,2 0,23 3,56 Jasa Kesehatan

dan Keg. Sosial 165,0 168,6 172,4 176,2 682,2 178,8 182,4 185,8 190,0 737,0 0,13 8,03 Jasa Lainnya 81,2 83,5 83,6 85,4 333,6 87,3 89,3 90,3 92,1 359,1 0,06 7,65 PDRB 10.298,7 10.426,8 10.575,5 10.772,5 42.073,5 10.823,5 10.960,1 11.102,8 11.284,8 44.171,2 4,99 4,99

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Sementara Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang memiliki pertumbuhan tertinggi berkontribusi sebesar 0,13 persen. Sementara itu, tiga lapangan usaha yang memiliki kontribusi terendah adalah Jasa Keuangan dan Asuransi (-0,01); Pengadaan Listrik dan Gas dan Pengadaan Air (0,01 persen); serta Jasa Lainnya (0,06 persen).

Berdasarkan data PDRB Provinsi Bengkulu ADHK Dari Sisi Penawaran terdapat tiga lapangan usaha sebagai kontributor terbesar berasal dari lapangan usaha Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan sepeda motor (1,22 persen), Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (0,90 persen) dan Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (0,55 persen) yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Di tahun 2018, lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor berkontribusi sebesar Rp7,01 triliun atau 1,22 persen dari total PDRB Provinsi Bengkulu dengan laju pertumbuhan sebesar 7,92 persen. Meski pertumbuhannya meningkat, namun secara kontribusi terhadap sumber pertumbuhan,

(25)

9

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

mengalami penurunan 6,56 persen, yang berarti terdapat lapangan usaha lain yang nilai tambahnya bertambah besar.

Tetap tumbuhnya sektor perdagangan didorong oleh tingginya konsumsi masyarakat pada periode jelang tahun ajaran baru, hari lebaran, natal dan tahun baru, meningkatnya kegiatan perdagangan komoditas hortikultura yang melimpah serta pelaksnaan beberapa event nasional dan daerah di Provinsi Bengkulu (Festival Tabot, Kompetisi Sains Madrasah dan Bengkulu Expo). Namun demikian, pertumbuhan sektor perdagangan tertahan oleh potensi menurunnya kinerja perdagangan besar seiring perkembangan subsektor perkebunan (kelapa sawit dan karet) yang melambat karena tekanan harga. Selain itu, berkurangnya aktivitas perdagangan produk hortikultura akibat perubahan musim (musim hujan) menjelang akhir tahun diyakini ikut mempengaruhi perlambatan kinerja lapangan usaha ini. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan merupakan kontributor terbesar kedua pembentuk struktur PDRB Provinsi Bengkulu 2018. Pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp12,31 triliun (0,90 persen dari total PDRB). Meski sempat berfluktuasi mulai tahun 2014-2017, pertumbuhan lapangan usaha ini di tahun 2018 tercatat sebesar

3,19 persen. Kenaikan pasokan komoditas hortikultura yang melimpah seiring berdekatannya waktu panen antar daerah sampai dengan triwulan III-2018 mempengaruhi meningkatnya produksi pada subsektor pertanian hortikultura. Namun demikian pertumbuhan yang lebih tinggi tertahan oleh menurunnya kinerja subsektor tanaman hortikultura dan perikanan seiring musim hujan dan gelombang pasang di beberapa perairan di Bengkulu. Penurunan juga terjadi di subsektor perkebunan karena hingga bulan Oktober 2018 harga komoditas utama perkebunan (CPO dan karet) tercatat mengalami penurunan.

2,46 2,26 3,16 3,27 3,19 0,77 0,68 0,93 0,94 0,9 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Grafik I.6 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Tahun 2014-2018

Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan 6,99 7,03 7,8 8,7 7,92 0,99 1,01 1,14 1,3 1,22 2014 2015 2016 2017 2018

SUMBER: BADAN PUSAT STATISTK PROVINSI BENGKULU

Grafik I.5 Perkembangan Sumber Pertumbuhan Dan Laju Pertumbuhan Sektor Perdagangan besar dan eceran, Reparasi mobil dan motor

Tahun 2014-2018 Laju Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan Kontribusi

Perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dalam struktur PDRB sebesar 1,22 persen, dengan laju pertumbuhan 7,92 persen

(26)

10

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib. Kontribusi lapangan usaha

Administrasi Pemerintah,

Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib terhadap PDRB Provinsi Bengkulu tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 14,55

persen dibanding tahun

sebelumnya. Demikian pula

dengan pertumbuhan lapangan usaha Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib meningkat 14,72 persen dibanding tahun 2017. Perkembangan sektor ini di Provinsi Bengkulu dipengaruhi oleh peningkatan penyerapan realisasi APBN/APBD yang tinggi hingga diatas 94 persen.

c. PDRB per kapita

PDRB perkapita dihitung dari hasil bagi antara PDRB

dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun (BPS). Nilai PDRB ADHB per Kapita dalam kurun waktu 2014-2018 wilayah Provinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Secara nominal PDRB per kapita naik dari Rp31,36 juta ditahun 2017 meningkat hingga menjadi Rp33,83 juta ditahun 2018. Laju pertumbuhan ekonomi belum cukup untuk mengurangi kesenjangan pendapatan perkapita Provinsi Bengkulu dari angka rata-rata nasional. Jika pada tahun 2017 rasio antara PDRB perkapita Provinsi Bengkulu dan PDB perkapita nasional adalah sebesar 60,44 persen, maka pada tahun 2018 rasionya menurun tipis menjadi 60,41 persen.

2. Suku bunga

Suku bunga merupakan persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu periode tertentu. Kebijakan terkait suku bunga memiliki

60,70% 59,43% 60,63% 60,44% 60,41% 58,4% 58,8% 59,2% 59,6% 60,0% 60,4% 60,8% 0 10 20 30 40 50 60 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik

Grafik I.8. Nilai PDRB ADHB Per Kapita Prov. Bengkulu dan Nasional Tahun 2014-2018 (Dlm Juta Rupiah)

PDRB ADHB Perkapita Nasional PDRB Perkapita ADHB Prov. Bengkulu Rasio Perbandingan 6,37 8,56 5,49 5,33 6,25 0,54 0,72 0,48 0,47 0,55 2014 2015 2016 2017 2018

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu

Grafik I.7 Perkembangan Sumber Pertumbuhan dan Laju Pertumbuhan Sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib Tahun 2014-2018

(27)

11

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

keterkaitan yang sangat erat dengan laju inflasi, dan kondisi perekonomian secara keseluruhan. Suku bunga/tingkat bunga mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yang tentunya juga akan menentukan tingkat inflasi.

Lebih lanjut, sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight. Pergerakan di suku bunga ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Sumber: BI Perwakilan Bengkulu

Sementara itu, tingkat suku bunga dasar kredit pada bank-bank umum di wilayah Provinsi Bengkulu cenderung mengalami trend menurun di sepanjang tahun 2018. Menurut data Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, suku bunga dasar kredit3

rata-rata selama tahun 2018 sebesar 11,6 persen dan tercatat mengalami menurun dari 12,06 persen di bulan Januari 2018 menjadi 11,42 persen di bulan Desember 2018.

Seperti terlihat pada Grafik 1.9 di atas, seiring dengan penurunan suku bunga tersebut, jumlah pinjaman tiap bulannya mengalami peningkatan. Jumlah penyaluran pinjaman selama tahun 2018 sebesar Rp230,87 Trilyun. Dari jumlah tersebut sebagian besar dari jumlah pinjaman tersebut disalurkan kepada kredit konsumsi (57,68 persen) diikuti kredit modal kerja (27,45 persen) sedangkan yang secara khusus kepada investasi hanya 14,87 persen dari total pinjaman yang disalurkan. Meskipun secara total kredit investasi lebih kecil daripada kredit lainnya, rata-rata pertumbuhan kredit ini masih positif sebesar 32,93 persen selama tahun 2018.

3 Data merupakan rata-rata tertimbang suku bunga dasar kredit dari 14 bank umum di Provinsi Bengkulu

11 11,2 11,4 11,6 11,8 12 12,2 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Grafik I.9 Perkembangan Tingkat suku bunga dan perubahan jumlah

pinjaman wilayah Prop. Bengkulu Tahun 2018

(28)

12

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

3. Inflasi

Laju inflasi di Provinsi Bengkulu diwakili oleh Kota Bengkulu, dengan pertimbangan bahwa kota Bengkulu adalah ibukota Provinsi dan termasuk kota dengan inflasi tertinggi di antara ibukota provinsi di Pulau Sumatera selama beberapa tahun terakhir.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Desember) 2018 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2018 terhadap Desember 2017) mencapai 2,35 persen. Meski masih dibawah target Tingkat Inflasi yang tercantum dalam KUA Provinsi Bengkulu yang sebesar 4,60-5,60 persen dan berada dibawah tingkat inflasi nasional yang tercatat 3,13 persen.

Seiring dengan laju inflasi Nasional, selama tahun 2018 inflasi tertinggi di Provinsi Bengkulu terjadi pada bulan Januari (0,99 persen). yang dipengaruhi oleh naiknya kelompok pengeluaran bahan makanan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok pengeluaran sandang, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, sedangkan kelompok pengeluaran yang menahan terjadinya inflasi adalah kelompok pengeluaran kesehatan, pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Sedangkan pada bulan Agustus 2018 Provinsi Bengkulu mengalami deflasi tertinggi sebesar -1,80 persen. Deflasi tertinggi berturut-turut terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, selanjutnya kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, kemudian kelompok bahan makanan dan kelompok pengeluaran kesehatan. Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok pengeluaran sandang.

4. Nilai tukar

Terdapat korelasi yang kuat antara nilai tukar rupiah terhadap kegiatan ekspor-impor. Jika jumlah ekspor barang ataupun jasa suatu negara meningkat daripada nilai ekspornya, dapat dipastikan nilai tukar mata uang negara tersebut akan menguat. Dengan peningkatan komoditas ekspor baik barang atau jasa berarti permintaan mata

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Prov. Bengkulu 0,99 -0,3 0,37 0,26 0,32 0,81 0,87 -1,8 0,59 -0,74 0,2 0,79 Nasional 0,62 0,17 0,2 0,1 0,21 0,59 0,28 -0,05 -0,18 0,28 0,27 0,62 -2 -1,5 -1 -0,5 0 0,5 1 1,5 Sumber : BPS RI Grafik I. I0

Perkembangan Laju Inflasi Bulanan Prov. Bengkulu-Nasional Tahun 2018

Laju Inflasi tahun kalender Provinsi Bengkulu 2018 tercatat 2,35 persen, berada di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,13 persen.

(29)

13

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

uang akan meningkat. Sebaliknya, bila nilai impor lebih tinggi daripada jumlah ekspor, bisa saja negara mengalami defisit sehingga nilai tukar melemah.

Terdapat korelasi yang kuat antara nilai tukar rupiah terhadap kegiatan ekspor-impor. Jika jumlah ekspor barang ataupun jasa suatu negara meningkat daripada nilai ekspornya, dapat dipastikan nilai tukar mata uang negara tersebut akan menguat. Dengan peningkatan komoditas ekspor baik barang atau jasa berarti permintaan mata uang akan meningkat. Sebaliknya, bila nilai impor lebih tinggi daripada jumlah ekspor, bisa saja negara mengalami defisit sehingga nilai tukar melemah.

Nilai tukar rupiah terhadap US$ merupakan salah satu indikator ekonomi makro yang penting dalam penyusunan APBN. Asumsi ini sangat berpengaruh terhadap penerimaan, pengeluaran serta pembiayaan dalam APBN. Pada APBN 2018, asumsi nilai tukar rupiah ditetapkan sebesar Rp13.400,-. Sepanjang tahun 2018 nilai tukar rupiah terhadap US$ cenderung melampaui asumsi dan berfluktuasi. Pada triwulan terakhir (Oktober-Desember) nilai tukar rupiah terhadap US$ bahkan mencapai angka Rp.15.696,- namun sampai akhir tahun 2018 nilai tukar rupiah akhirnya ditutup pada angka Rp.14.496 per US$.

Tabel I.5 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah dengan PDRB, Investasi dan Inflasi di Prov. Bengkulu Tahun 2014-2018

2014 2015 2016 2017 2018

Nilai Tukar (Rp per 1$) 11.878,00 13.854,00 13.436,00 13.884,13 14.246,43

PDRB Prov. Bengkulu (Miliar Rp) 45.389,90 50.334,02 55.334,02 60.657,68 66.412,90 Nilai Investasi Penanaman Modal

Asing (PMA) (Miliar Rp) 7,80 533,92 949,08 1.850,78 1.830,84

Nilai Investasi Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN) (Miliar Rp) 207,88 257,23 763,32 296,58 4.902,83

Inflasi (%) 10,85 3,25 5,00 3,56 2,35 Rp13.380,36 Rp13.590,05 Rp13.758,29 Rp13.802,95 Rp14.059,70 Rp14.036,14 Rp14.414,50 Rp14.559,86 Rp14.868,74 Rp15.178,87 Rp14.696,86 Rp14.496,95 12.000 12.500 13.000 13.500 14.000 14.500 15.000 15.500

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des Sumber : http://www.bi.go.id/id/moneter/kalkulator-kurs/Default.aspx

Grafik I.11Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing Dollar AS 2018

Nilai Tukar USD

Sumber: BI, BPS, DPMPTSP Provinsi Bengkulu (diolah) Sumber: BI, BPS, DPMPTSP Provinsi Bengkulu (diolah)

(30)

14

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap mata uang Amerika Serikat (AS) secara umum karena kondisi ekonomi dan politik global yang tidak kondusif. Namun pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan kisah sukses yang nyata, Meskipun factor kondisi keuangan global yang lebih ketat, dibayangi perang dagang AS-China, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup kuat.

B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI)

Pada tahun 2017, perkembangan IPM di Provinsi Bengkulu secara umum mengalami peningkatan 0,62 poin atau tumbuh 0,89 persen dibandingkan tahun 2016 dari 69,33 menjadi 69,95, masih lebih rendah dibandingkan dengan IPM nasional yang tercatat sebesar 70,81. Di tingkat nasional, posisi IPM Provinsi Bengkulu menempati peringkat ke-18.

Peningkatan capaian tersebut disebabkan oleh peningkatan tiga indikator dasar perhitungan IPM. Untuk indikator standar hidup sehat, variabel yang digunakan adalah angka harapan hidup, di mana bayi yang baru lahir memiliki peluang untuk hidup hingga 68,59 tahun, meningkat 0,03 tahun dibanding tahun 2016 yang tercatat 68,56 tahun. Sementara itu, indikator pengetahuan yang diwakili harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah juga meningkat. Di tahun 2017, anak-anak usia 7 tahun memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,57 tahun, atau memiliki peluang untuk menamatkan pendidikan mereka hingga perguruan tinggi atau lulus D1, meningkat 0,19 tahun dibandingkan pada 2016. Sedangkan penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 8,47 tahun atau telah menyelesaikan pendidikan hingga kelas VIII (SMP kelas II), juga meningkat 0,10 tahun dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan kedua indikator tersebut tentunya tidak akan terjadi jika tidak dilatarbelakangi oleh kenaikan Pengeluaran Perkapita Disesuaikan (Harga Konstan 2012) sebesar Rp286.000 yang semula Rp9,492 juta menjadi Rp9,778 juta di tahun 2017.

Secara umum, pembangunan manuasia di kabupaten/kota di Propinsi Bengkulu tahun 2017 berada pada kategori “sedang”. Dari sepuluh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bengkulu, hanya pembangunan manusia di Kota Bengkulu yang berada pada kategori “tinggi” mencapai 78,82. Sedangkan sisanya kabupaten lain menyandang status pembangunan manusia “sedang” yaitu berturut turut Kab. Bengkulu Selatan, Kab. IPM Provinsi

Bengkulu 2017 tercatat 69,95 (Kategori Sedang), lebih rendah dengan IPM Nasional sebesar 70,81

(31)

15

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Rejang Lebong, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Mukomuko, Kab. Kepahiang, Kab. Lebong, Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Kaur, dan Kab. Seluma.

Gambar I.1

IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2017

Tabel I.6 IPM Menurut Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bengkulu Tahun 2017

Provinsi

Umur Harapan Hidup saat lahir

(Tahun)

Harapan Lama

Sekolah (Tahun) Sekolah (Tahun) Rata-rata Lama Pengeluaran per Kapita (Rp.000)

IPM Capaian Pertumbuhan (%) 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016 2017 2016-2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Bengkulu Selatan 67,2 67,24 13,46 13,58 8,77 8,78 9.044 9.202 68,71 69,04 0,48 Rejang Lebong 67,58 67,65 13,23 13,31 8,03 8,04 9.520 9.660 68,34 68,61 0,4 Bengkulu Utara 67,4 67,42 12,82 12,83 7,82 7,83 9.566 9.698 67,63 67,8 0,25 Kaur 65,84 65,92 12,94 12,95 7,8 7,96 7.842 7.914 64,95 65,28 0,51 Seluma 66,77 66,85 12,6 12,94 7,55 7,75 7.335 7.584 64,04 65 1,5 Mukomuko 65,88 65,93 12,49 12,7 7,85 7,87 9.482 9.770 66,52 67,07 0,83 Lebong 62,39 62,46 12,15 12,28 7,86 7,87 10.682 10.810 65,58 65,87 0,44 Kepahiang 67,03 67,12 12,66 12,67 7,83 7,84 8.701 8.866 66,35 66,6 0,38 Bengkulu Tengah 67,63 67,64 12,95 12,96 6,89 6,9 8.425 8.701 65,44 65,8 0,55 Kota Bengkulu 69,49 69,52 15,16 15,58 11,46 11,57 12.698 13.164 77,94 78,82 1,13 BENGKULU 68,56 68,59 13,38 13,57 8,37 8,47 9.492 9.778 69,33 69,95 0,89 Sumber : BPS Provinsi Bengkulu

Peningkatan IPM di tingkat provinsi Bengkulu juga tercermin pada level kabupaten/kota. Selama periode 2016 hingga 2017, seluruh kabupaten/kota mengalami

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu Sumber: BPS Provinsi Bengkulu

(32)

16

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

peningkatan IPM sebagaimana terlihat pada table I.6. Pada periode tersebut tercatat tiga kabupaten dengan kemajuan pembangunan manusia paling cepat, yaitu Kabupaten Seluma (1,50 persen), Kota Bengkulu (1,13 persen) dan Kabupaten Mukomuko (0.83 persen). Kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Seluma dan Mukomuko didorong oleh dimensi pendidikan (Harapan Lama Sekolah), sementara di Kota Bengkulu lebih dikarenakan perbaikan dimensi pendidikan dan standar hidup layak. Sementara itu, kemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Rejang Lebong (0,40 persen), Kabupaten Kepahiang (0.38 persen) dan Kabupaten Bengkulu Utara (0.25 persen) tercatat paling lambat selama tahun 2016-2017.

2. Tingkat Kemiskinan

Metode pengukuran kemiskinan di Indonesia masih menggunakan pendekatan ekonomi, yaitu diukur dengan pendekatan pengeluaran atau pendekatan kebutuhan dasar minimum (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengelua ran. Garis kemiskinan makanan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan (setara 2100 kkal per kapita per hari). Sedangkan garis kemiskinan bukan makanan adalah nilai minimum pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan pokok nonmakanan lainnya.

Perkembangan nilai nominal garis kemiskinan Provinsi Bengkulu selama periode 2015-2018 cenderung terus meningkat, dan selalu lebih tinggi dibanding garis kemiskinan Nasional. Pada periode September 2018, garis Kemiskinan Provinsi Bengkulu tercatat sebesar Rp366.889,- meningkat sebesar 3,34 persen bila dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dan meningkat 0,88 persen jika dibanding Maret 2018. Peningkatan ini seiring sejalan dengan inflasi barang dan jasa kebutuhan rumah tangga September 2017 ke September 2018 yang mencapai 0,59 persen.

Garis kemiskinan di Provinsi Bengkulu pada September 2018 sebesar Rp492,115 per kapita per bulan.

242 252 260 265 275 284 295 302 299 325 325 336 344 355 364 367 200 250 300 350 400

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep

2015 2016 2017 2018

RI

BU

SUMBER : BPS PROVINSI BENGKULU

Grafik I.12 Perkembangan Garis Kemiskinan Prov. Bengkulu dan Nasional Periode 2015-2018

Nasional Prov. Bengkulu

(33)

17

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Dalam kurun waktu tahun 2015-2018, meski berpola fluktuatif, namun perkembangan jumlah penduduk miskin di

Provinsi Bengkulu

cenderung menurun. Pada periode September 2015 jumlah penduduk miskin masih sebanyak 322,83 ribu jiwa (17,16 persen), terus menurun hingga menjadi 303,55 ribu jiwa (15,41 persen) di bulan September 2018. Capaian periode September 2018 masih dalam batas tercapai terhadap target Kemiskinan yang tercantum dalam KUA Provinsi Bengkulu 2018 yang sebesar 16,63-16,23 persen.

Persoalan kemiskinan tidak hanya

mencakup urusan jumlah dan

persentase penduduk miskin, namun perlu diperhatikan pula indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2). Secara

sederhana, P1 menggambarkan

sejauhmana pendapatan kelompok penduduk miskin menyimpang dari garis kemiskinan. Sedangkan P2 menyatakan ketimpangan pendapatan diantara penduduk miskin, yang berarti semakin tinggi nilai P1 dan P2 menunjukkan persoalan kemiskinan yang semakin parah.

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Bengkulu cenderung menurun meski tercatat sekali mengalami peningkatan (Maret 2017). Sama halnya dengan indeks Keparahan Kemiskinan

11,22 11,13 10,86 10,7 10,64 10,12 9,82 9,66 17,88 17,16 17,32 17,03 16,45 15,59 15,43 15,41 8 10 12 14 16 18 20 280 290 300 310 320 330 340

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep 2015 2016 2017 2018

SUMBER : BPS PROV. BENGKULU

Grafik I.13 Perkembangan Jumlah Dan Presentase Penduduk Miskin Prov. Bengkulu Tahun 2015-2018

JML PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU % PENDDK MISKIN NASIONAL % PENDDK MISKIN PROV. BENGKULU

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu Sumber: BPS Provinsi Bengkulu

(34)

18

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

(P2). Penyebab kenaikan kedua indeks tersebut adalah pertumbuhan garis kemiskinan lebih cepat dibanding pertumbuhan pengeluaran kelompok penduduk miskin.

Berdasarkan wilayah, baik P1 maupun P2 perdesaan terlihat selalu lebih tinggi dibanding perkotaan. Kondisi tersebut mencerminkan persoalan kemiskinan di perdesaan lebih kompleks dibanding perkotaan. Nilai P1 dan P2 Provinsi Bengkulu periode September 2018 masing-masing sebesar 2,35 dan 0,51. Dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai P1 dan P2 terlihat menurun. Hal ini terkait faktor tingkat pengangguran yang menurun 0,23 poin pada Agustus 2018 (3,51 persen) dari Agustus 2017 (3,74 persen). Dan pertumbuhan ekonomi triwulan III sebesar 4,98 persen cukup membantu menekan laju kemiskinan di Provinsi Bengkulu.

3. Ketimpangan (Gini Ratio)

Indeks Gini atau Koefisien Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh, dengan skala nilai antara 0 hingga

1. Nilai 0 menunjukkan

pemerataan yang sempurna, sedangkan nilai 1 menunjukkan ketimpangan paling parah. Gini Rasio di Provinsi Bengkulu periode September 2018 tercatat 0,355, dibawah rasio gini Nasional yang sebesar 0,384. Angka ini menempatkan Provinsi Bengkulu sebagai provinsi dengan tingkat ketimpangan tertinggi ke-17 dari 34 di Indonesia.

Tabel I.8 Distribusi Pengeluaran Penduduk Per Kapita dan Gini Ratio di Provinsi Bengkulu September 2017 – September 2018

Daerah Susenas Kelompok Penduduk Gini Ratio 40% 40% 20%

Berpengeluaran Rendah Berpengeluaran Menengah Berpengeluaran Tinggi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Perkotaan September 2017 Maret 2018 17,62 16,41 36,76 37,61 45,62 45,97 0,379 0,394

September 2018 17 36,48 46,51 0,388

Perdesaan September 2017 Maret 2018 21,26 21,29 38,25 38,1 40,49 40,62 0,317 0,318

September 2018 21,34 38,01 40,64 0,316 Perkotaan September 2017 19,6 37,36 43,04 0,349 dan Maret 2018 19,07 36,43 44,49 0,362 Perdesaan September 2018 19,37 36,72 43,9 0,355 0,405 0,398 0,385 0,405 0,390 0,379 0,394 0,388 0,345 0,338 0,302 0,296 0,305 0,317 0,318 0,316 0,376 0,371 0,357 0,354 0,351 0,349 0,362 0,355 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45

Mar Sep Mar Sep Mar Sep Mar Sep 2015 2016 2017 2018 Sumber : BPS Prov. Bengkulu

Grafik I. 14

Perkembangan Gini Rasio Menururt Daerah Tempat Tinggal Maret 2015-Sept 2018

Kota Desa Prov. Bengkulu

Sumber: BPS Provinsi Bengkulu Sumber: BPS Provinsi Bengkulu

(35)

19

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

Berdasarkan daerah tempat tinggal, walaupun ketimpangan masih rendah karena indeks masih berada dalam kisaran 0 – 1, namun fenomena tidak meratanya pengeluaran per kelompok penduduk berpengeluaran rendah, menegah dan tinggi baik yang berada pada perkotaan dan perdesaan masih menjadi penyebab terjadinya ketimpangan, sebagaimana terlihat pada tabel I.8.

4. Kondisi Ketenagakerjaan

4.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

TPAK merupakan persentase antara jumlah penduduk tergolong angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) TPAK di Provinsi Bengkulu pada bulan Agustus 2018 sebesar 70,10 persen yang berarti dari 100 penduduk yang berusia ≥ 15 tahun sebanyak 70 orang adalah angkatan kerja. Angka ini meningkat sebesar 0,80 persen jika dibandingkan keadaan pada Agustus 2017 yang mencapai 69,30 persen. Angka tersebut juga masih berada diatas angka TPAK Nasional. Struktur lapangan pekerjaan kondisi Agustus 2018 tidak mengalami perubahan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana sector Pertanian masih menjadi penyumbang terbesar penyerapan tenaga kerja di Provinsi Bengkulu. Sektor Pertanian menyerap tenaga kerja sebesar 49,27 persen, sector perdagangan, rumah makan dan akomodasi menyerap tenaga kerja sebesar 15,76 persen dan sektor industri pengolahan menyerap tenaga kerja sebesar 5,46 persen.

4.2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan perbandingan antara jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkatan kerja. TPT dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan angka pengangguran, karena TPT mencerminkan bagian dari angkatan kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Selama kurun waktu 2014-2018, TPT Provinsi Bengkulu selalu lebih rendah dari

74,38 68,30 73,24 70,7073,5972,70 74,58 69,30 73,12 70,10 60 62 64 66 68 70 72 74 76

Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst 2014 2015 2016 2017 2018

SUMBER : BPS PROV. BENGKULU

Grafik I.15 Perkembangan TPAK Prov. Bengkulu Per Agustus 2014 s.d Agustus 2018

Prov. Bengkulu Nasional Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Bengkulu kondisi Agustus 2018 sebesar 3,50 persen, menurun 0,2 persen jika dibanding Agustus 2017.

(36)

20

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

TPT Nasional, dimana pada periode Agustus 2018 ini tercatat sebesar 3,50 persen. Ini artinya dari 100 angkatan kerja terdapat sekitar 3 orang pengangguran. Angka ini menurun sebesar 0,06 persen jika dibandingkan TPT Agustus tahun 2016.

Capaian sebesar 3,50 persen ini berada di atas target tingkat pengangguran yang ditetapkan dalam KUA Provinsi Bengkulu 2018 yang sebesar 2,5 persen. Penyerapan tenaga kerja hingga Agustus 2018 masih didominasi penduduk bekrja berpendidikan rendah yakni tamat SD kebawah sebanyak 39,51 persen dan tamat SMP sebanyak 20,47 persen, sedangkan yeng berpendidikan tinggi hanya sebanyak 12,11 persen.

Angka pengangguran biasanya diikuti dengan dampak sosial, misalnya: angka kriminalitas. Ditahun 2018, total angka kriminalitas tercatat 128 kasus menurun cukup signifikan dari sebelumnya 225 kasus pada tahun lalu.4

C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL

Efektifitas Kebijakan Makro Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Bengkulu dapat diketahui dengan membandingkan target-target setiap variabel makro ekonomi dan pembangunan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan capaian tahun 2018. Target variabel tersebut sebagaimana telah ditetapkan dalam Nota Kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Bengkulu dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bengkulu Nomor 910/980/BAPPEDA/2017 dan 48/KPB /DPRD.I/2017 tentang Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2018 sebagaimana tertera pada tabel berikut :

4http://pedomanbengkulu.com/2018/11/angka-kriminalitas-2018-menurun/ diakses tanggal 15 Februari 2019

1,62 3,50 3,21 4,90 3,84 3,30 2,81 3,70 2,70 3,50 5,70 5,94 5,81 6,18 5,50 5,61 5,33 5,50 5,13 5,34 - 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst Feb Agst 20 14 20 15 20 16 20 17 20 18

Grafik I.16 Perkembangan TPT Prov. Bengkulu dan Nasional 2014-2018

(37)

21

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU Tabel I.9 Realisasi Indikator Makro Provinsi Bengkulu dan Nasional Tahun 2018

Berdasarkan indikator kinerja capaian tersebut, terdapat beberapa variabel yang telah mencapai target yang ditetapkan. Beberapa indikator tersebut adalah laju inflasi , Indeks Pembangunan Masyarakat dan angka kemiskinan. Sedangkan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan indikator pertumbuhan ekonomi Pemerintah Provinsi Bengkulu perlu melakukan evaluasi atas capaian dimaksud dengan fokus pada penyebab ketidak tercapainya indikator tersebut. Pembangunan Ekonomi perlu lebih diarahkan pada sektor yang memiliki peran/share yang besar pada perekonomian yaitu sektor pertanian dan sektor perdagangan besar dan eceran. Oleh sebab itu perlu penguatan kebijakan pembangunan yang mengakselerasi pertumbuhan sektor pertanian dan sektor perdagangan. Selain itu diperlukan juga kebijakan yang bersifat antisipatif dalam artian untuk menumbuhkan peran sektor lain yang memberi andil bagi pembangunan ekonomi seperti sektor transportasi dan industri pengolahan.

No Indikator (KUA Prov. Bengkulu TA 2018) Target Prov. Bengkulu Realisasi Realisasi Nasional

1 Pertumbuhan Ekonomi 5,75-6,053% 4,99 % 5,17% 2 Inflasi 4,60-5,60% 2,35% 3,13% 3 Indeks Pembangunan Manusia 69,33-71,90% 69,95% 70,81% 4 Kemiskinan 16,63-16,23% 15,41 % 9,66% 5 Pengangguran (TPT) 2,5 % 3,50% 5,34%

Sumber: KUA dan BPS Provinsi Bengkulu Sumber: BPS Provinsi Bengkulu

(38)
(39)
(40)
(41)

23

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

A. APBN TINGKAT PROVINSI BENGKULU 2018

Alokasi belanja APBN tahun 2018 di Provinsi Bengkulu sebesar Rp14,52 triliun, terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat Rp4,72 Triliun dan Transfer Ke Daerah (TKD) berupa DAU, DBH, DID, DAK Fisik, DAK Non Fisik dan Dana Desa Rp9,80 Triliun. Alokasi ini menurun 5,98 persen dibanding Tahun 2017. Realisasi Belanja Negara Tahun 2018 mencapai Rp11,98 triliun (97,67 persen). Sedangkan realisasi pendapatan negara mencapai Rp2,20 triliun (86,85 persen).

Tabel II.1 APBN Provinsi Bengkulu (dalam Miliar Rupiah)

URAIAN 2017 2018

Pagu Realisasi Pagu Realisasi PENDAPATAN NEGARA 2.267,76 2.085,41 2.533,01 2.200,05

Penerimaan Pajak 2.030,00 1.737,40 2.247,11 1.804,37

Penerimaan Negara Bukan Pajak 237,76 348,01 285,90 395,68

BELANJA NEGARA 14.815,78 13.926,88 14.517,99 14.179,47

Belanja Pemerintah Pusat 4.202,56 3.948,93 4.717,26 4.467,15

Transfer Ke Daerah 10.613,22 9.977,95 9.800,73 9.712,32

SURPLUS/DEFISIT ANGGARAN (12.548,02) (11.841,47) (11.984,98) (11.979,42) PEMBIAYAAN - - - -

Pembiayaan Dalam Negeri - - - - Pembiayaan Luar Negeri - - - -

SiLPA/SiKPA (12.548,02) (11.841,47) (11.984,98) (11.979,42)

Sumber: Monev PA, OM SPAN, Simtrada dan Erekon (diolah)

B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI

Pendapatan pemerintah pusat terdiri dari penerimaan pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Realisasi pendapatan negara tahun 2018 meningkat dari Rp2,09 triliun di tahun 2017 menjadi Rp2,20 triliun (meningkat 3,85%). Sektor perpajakan masih mendominasi struktur penerimaan negara yaitu sebesar 82,01 persen.

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN REGIONAL

Bab II

Alokasi belanja negara di Bengkulu Rp14,52 triliun terdiri dari belanja Pemerintah Pusat Rp4,72 triliun dan TKD Rp9,80 triliun Realisasi pendapatan negara Tahun 2018 mencapai Rp2,2 triliun (86,85 persen) atau meningkat Rp 114,64 miliar dibandingkan Tahun 2017

KAJIAN FISKAL REGIONAL

TAHUN 2018

KFR

PERKEMBANGAN DAN ANALISIS

PELAKSANAAN APBN

DI TINGKAT REGIONAL

BAB II

(42)

24

KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI BENGKULU

1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi

Salahsatu sumber penerimaan negara untuk pendanaan belanja adalah melalui perpajakan. Pendapatan perpajakan meliputi semua penerimaan negara yang terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional.

Tabel II.2 Perkembangan Penerimaan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi Bengkulu 2017-2018

(dalam miliar Rupiah)

No Jenis Pendapatan Perpajakan 2017 2018

Target Realisasi Target Realisasi A Pajak Dalam Negeri 2.030,87 1.721,39 2.247,11 1.785,85

1. Pajak Penghasilan 1.008,40 737,13 1.166,46 854,71

a. PPh Migas - 0,58 - 1,13

b. PPh Non Migas 1.008,40 736,55 1.166,46 853,58

c. PPh ditanggung pemerintah

2. Pajak Pertambahan Nilai 962,70 913,12 1.015,60 865,04

a. PPN 962,70 910,03 1.015,60 861,61

b. PPnBM 3,09 - 3,43

3. Pajak Bumi dan Bangunan 30,35 39,46 29,65 34,65

4. Cukai

5. Pajak Lainnya 29,42 31,68 35,40 31,45

a. Pajak Lainnya 22,07 30,69 32,88 31,33

b. Bunga Penagihan Pajak 7,35 0,99 2,52 0,12

B Pajak Perdagangan Internasional 15,19 15,98 12,16 18,51

1. Bea Masuk 0,46 0,47 5,82 11,72

2. Bea Keluar/Pungutan Ekspor 14,73 15,51 6,34 6,79

JUMLAH 2.046,06 1.737,37 2.259,27 1.804,36

Sumber: Kanwil DJP Bengkulu dan Lampung, KPBC Bengkulu dan data SPAN (diolah)

Realisasi penerimaan pajak Tahun 2018 sebesar Rp1,80 triliun (79,86 persen), meningkat dibandingkan realisasi tahun 2017 yang sebesar Rp1,73 triliun. Realisasi pajak Bengkulu hanya berkontribusi 0,13 persen terhadap capaian pendapatan pajak nasional (Rp1,80 triliun berbanding Rp 1.315,9 triliun).

Berdasarkan jenisnya Untuk jenis pajak PPN, PBB dan Pajak Lainnya mengalami kontraksi apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2017. Sedangkan pajak penghasilan dan pajak perdagangan internasional mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2017.

Realisasi penerimaan pajak Bengkulu Tahun 2018 Rp1,80 triliun (79,86 persen) dan memberikan kontribusi 0,13 persen terhadap capaian pajak nasional

Gambar

Grafik I.2 Perkembangan Pangsa Distribusi dan Laju Pertumbuhan  Konsumsi Rumah Tangga Tahun 2014-2018
Tabel I.4 PDRB Provinsi Bengkulu    ADHK Dari Sisi Penawaran 2017-2018
Grafik I.8. Nilai PDRB ADHB Per Kapita Prov. Bengkulu dan  Nasional  Tahun 2014-2018 (Dlm Juta Rupiah)
Grafik I.11Pergerakan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Valuta Asing Dollar AS 2018
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang dilibatkan, dimana industri besar/ sedang adalah industri dengan jumlah tenaga kerja 20 atau lebih, sedangkan industri kecil/ kerajinan rumahtangga adalah

Dimintai pendapat oleh Khalifah dan menyampaikan pendapat kepada Khalifah dalam aktivitas dan perkara- perkara praktis yang berkaitan dengan pemeliharaan urusan dalam masalah

Adapun parameter yang diamati adalah vitamin C, kadar air, dan uji organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma, dan tekstur selai mangga. Untuk analisa vitamin C

Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat Mapadegat dalam pengembangan pariwisata di obyek wisata pantai Mapadegat, sudah ikut serta mendukung

Kemudian, persepsi pemilih perempuan yang memiliki persepsi tidak baik atau menyatakan tidak percaya bahwa visi, misi dan program kerja Ida Astuti (Tan Mei Hwa) sebagai Calon

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Poduk Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK), jumlah penduduk, konsumsi

Pada sub bab metodelogi penelitian ini menjelaskan langkah-langkah yang akan dilalui untuk melakukan penelitian ini dalam penerapan pengenalan penerima surat formal dengan

SUB SEKTOR PETERNAKAN NO KECAMATAN Mekakau Ilir Banding Agung Warkuk Ranau Selatan BPR Ranau Tengah Buay Pemaca 6 Simpang Buana Pemaca Muaradua Buay Rawan 10 Buay Sandang Aji 11