• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Dan Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Karakteristik Dan Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa Oleifera L.)"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera

L.)

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI FARMASI

KUPANG

(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera

L.)

Oleh :

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Telah disetujui untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah

Kupang, 17 Juli 2018 Pembimbing

(Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc) NIP. 197003121989022001

(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK DAN STABILITAS SEDIAAN

KRIM EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera

L

.)

Oleh :

Maria Susana Moe

PO.530333215669

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal Juli 2018

Susunan Tim Penguji 1. Yorida F. Maakh., S.Si.,Apt., M.Sc 2. Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi

(4)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi,dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Kupang, Juli 2018

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik dan tepat pada waktunya dengan judul “Karakteristik Dan Stabilitas Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)” Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.). Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan tugas akhir pada Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari dukungan dan doa berbagai pihak. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dra. Elisma, Apt., M.Si selaku Ketua Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang.

2. Maria I. M. Indrawati., S.Pd., M.Sc selaku penguji II sekaligus pembimbing yang selalu membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Yorida F. Maakh., S.Si,Apt., M.Sc selaku penguji I yang telah memberikan kritikan dan saran membangun pada proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 4. Priska E. Tenda., SF., Apt., M.Sc selaku pembimbing akademik

5. Asmaira Tarigan., A.Md.F, Falentinus S. Duly., A.Md.F dan Maria O. Biru., A.Md.F selaku pembimbing di laboratorium farmakognosi, farmasetika dan kimia yang telah membimbing selama proses penelitian

(6)

vi

6. Para Dosen Program Studi Farmasi yang telah memberikan saran dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

7. Kedua orang tua, Bapak Arnol, Mama Bernadeth, kakak Ari, Charles, dan adik Alan serta seluruh keluarga yang tak henti-hentinya memberikan doa dan dukungan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Sahabat-sahabat terbaik Natalia, Arselia, Adina, kak Ines, Biyun, Novan, Noya, Tomi, Os, kak Hen serta teman-teman seperjuangan angkatan 16 yang selalu memberi dukungan dan doa.

9. Semuapihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini sangat diharapkan dari para pembaca guna menyempurnakan penulisan selanjutnya

Kupang, Juli 2018

(7)

vii INTISARI

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang sekarang cukup populer. Daun kelor mengandung senyawa flavonoid yang sangat tinggi yang bersifat sebagai antioksidan.Antioksidan sangat baik untuk kesehatan kulit. Salah satu grup flavonoid yang dimiliki daun kelor adalah Kuarsetin, dimana kuarsetin memiliki kekuatan antioksidan empat sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E. Dalam penelitian ini ekstrak etanol daun kelor diformulasikan kedalam sediaan krim untuk mengetahui karakteristik dan stabilitasnya. Daun kelor diekstraksi menggunakan pelarut etanol 70% dengan metode maserasi. Ekstrak etanol daun kelor diformulasi kedalam 2 formula dengan formula I menggunakan ekstrak sebanyak 2 % dan formula II sebanyak 4 %. Krim yang telah terbentuk di uji karakteristik yang meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, viskositas, tipe emulsi dan stabilitasnya yang disimpan selama empat minggu dalam tiga suhu berbeda. Hasil penelitian menunjukan KrimEkstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) kedua formula memenuhi syarat karakteristik krim, meliputi pH, viskositas, dan tipe emulsi, namun tidak memenuhi pengujian daya sebar, dan organoleptis serta homogenitas pada formula I. Kedua formula tidak stabil pada penyimpanan suhu tinggi ditandai dengan terjadinya perubahan warna, bentuk, dan aroma.

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN...ii

LEMBAR PENGESAHAN ...iii

LEMBAR PERNYATAAN ...iv

KATA PENGANTAR ...v

INTISARI ...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 3 1. Tujuan umum ... 3 2. Tujuan khusus ... 3 D. Manfaat Penelitian ... 4 1. Bagi Institusi ... 4 2. Bagi Masyarakat ... 4 3. Bagi Peneliti ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Klasifikasi Tanaman Kelor ... 5

B. Morfologi Tanaman Kelor ... 5

C. Kandungan gizi daun kelor ... 6

D. Manfaat ... 6 E. Ekstraksi ... 7 F. Pelarut ... 7 G. Krim ... 8 H. Formulasi ... 8 I. Karakteristik krim ... 10

BAB III METODE PENELITIAN ... 12

A. Jenis penelitian ... 12

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 12

1. Tempat Penelitian ... 12

2. Waktu Penelitian ... 12

C. Variabel Penelitian ... 12

D. Sampel ... 12

E. Definisi Operasional ... 13

F. Alat dan Bahan ... 14

1. Alat... 14

2. Bahan ... 14

G. Prosedur Penelitian ... 14

1. Pembuatan Simplisia... 14

(9)

ix

3. Uji Bebas Etanol ... 15

4. Uji kualitatif ekstrak ... 16

5. Formulasi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor ... 17

6. Identifikasi karakteristik sediaan krim ekstrak etanol daun kelor 18 H. Analisis Data ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...21

A. Hasil Ekstraksi Daun Kelor ... 21

B. Karakteristik dan Hasil Uji kualitatif Ekstrak Etanol Daun Kelor ... 22

C. Karakteristik Krim Ektrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) .. 22

1. Pengamatan Organoleptis ... 23

2. Pengujian Homogenitas ... 24

3. Pengujian Viskositas ... 25

4. Pengujian pH... 26

5. Pengujian Daya Sebar ... 26

6. Pengujian Tipe Emulsi ... 29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 32

A. Simpulan ... 32

B. Saran ... 32

DAFTAR PUSTAKA ...33 LAMPIRAN

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Formula Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.) ... 17 Tabel 2. Tabel Hasil Uji Bebas Etanol Dan Kualitatif Ekstrak ... 22 Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptis krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)...23 Tabel 4 Hasil pengujian homogenitas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)...24 Tabel 5. Hasil pengujian viskositas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)...25 Tabel 7. Hasil pengujian daya sebar krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)...29 Tabel 8. Hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Pada Suhu Penyimpanan...30 Tabel 9. Simpulan hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kurva daya sebar krim suhu tinggi ... 27

Gambar 2. Kurva daya sebar krim suhu kamar ... 28

Gambar 3. Kurva daya sebar krim suhu rendah ... 28

Gambar 4. Daun Kelor Segar ... 43

Gambar 5. Proses Pengeringan ... 43

Gambar 6. Proses Penyerbukan... 43

Gambar 7. Serbuk Simplisia ... 43

Gambar 8. Proses Maserasi ... 43

Gambar 9. Pemekatan Ekstrak Dengan Evaporator ... 43

Gambar 10. Ekstrak Etanol Daun Kelor ... 43

Gambar 11. Uji Bebas Etanol... 43

Gambar 12. Identifikasi Senyawa Flavonoid ... 44

Gambar 13. Identifikasi Senyawa Steroid ... 44

Gambar 14. Identifikasi Senyawa Polifenol ... 44

Gambar 15. Penimbangan Bahan ... 44

Gambar 16. Krim formula I ... 44

Gambar 17. Krim Formula II ... 44

Gambar 18. Pengujian Viskositas Krim ... 45

Gambar 19. Pengujian pH Krim... 45

Gambar 20. Pengujian Daya Sebar Krim ... 46

Gambar 21. Pengujian Homogenitas... 46

Gambar 22. Pengujian Tipe Emulsi ... 47

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ... 36

Lampiran 2. Surat Determinasi Tumbuhan Kelor ... 37

Lampiran 3. Skema Kerja ... 38

Lampiran 4. Perhitungan pengambilan bahan ... 39

Lampiran 5. Lampiran Perhitungan Rendemen Simplisia dan Ekstrak ... 41

Lampiran 6. Data Kadar Air Ekstrak ... 42

Lampiran 7. Proses Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor ... 43

Lampiran 8. Hasil Uji Organoleptis Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)...48

Lampiran 9. Hasil Uji Homogenitas Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)...49

Lampiran 10. Hasil Uji pH Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.).50 Lampiran 11.Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor Moringa oleifera L.)...51

Lampiran 12 Hasil Uji Tipe Emulsi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)...54

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan kelor (Moringa oleifera L.) merupakan salah satu jenis tanaman yang sekarang cukup populer. Tumbuhan kelor asli Indonesia sudah terkenal manfaatnya sampai ke mancanegara. Banyak peneliti yang sudah menemukan manfaat daun kelor untuk kesehatan tubuh. Tumbuhan kelor sudah dianggap sebagai tanaman ajaib yang dapat digunakan sebagai obat herbal segala penyakit (Krisnadi, 2010). Beberapa bagian dari tumbuhan kelor dapat dimakan dan sudah dikonsumsi oleh manusia secara turun-temurun (Fahey, 2005).

Daun kelor mengandung senyawa flavonoid yang sangat tinggi yang bersifat sebagai antioksidan.Antioksidan sangat baik untuk kesehatan kulit.Kulit sehat merupakan kulit yang tidak mengandung penyakit, baik yang terkena langsung maupun tidak langsung (Wasitaadmadja, 1997). Kulit bisa mengalami penuaan dengan cepat jika sering terpapar sinar matahari oleh karena itu diperlukan salah satu bentuk perlindungan kulit dari bahaya lingkungan, yaitu dengan menggunakan produk kecantikan atau kosmetik (Lephart, 2016).

Berdasarkan penelitian sebelumnya daun kelor segar memiliki kekuatan antioksidan tujuh kali lebih banyak dibandingkan vitamin C (Fuglie, 2001). Kuarsetin merupakan salah satu grup flavonoid yang dimiliki daun kelor, dimana kuarsetin memiliki kekuatan antioksidan empat sampai lima kali lebih tinggi dibandingkan vitamin C dan vitamin E (Sutrisno, 2011).

(14)

2

Pada penelitian ini daun kelor diolah dengan cara diekstraksi dan diformulasi kedalam sediaan krim dengan dua variasi konsentrasi yaitu 2% dan 4%. Konsentrasi ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya yang menunjukan bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun kelor dapat meyebabkan terjadinya perubahan warna yang spesifik pada sediaan terutama pada penambahan ekstrak lebih dari 6%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan pada penelitian sebelumnya adalah 3 %, 6% dan 9 %, konsentrasi yang disarankan adalah 3% (Sugihartini dan Nuryanti, 2016).

Ekstraksi daun kelor dilakukan dengan metode maserasi dengan etanol 70% sebagai pelarut. Metode maserasi digunakan karena sifat zat aktif yang ingin ditarik tidak tahan terhadap pemanasan. Penggunaan pelarut etanol 70% karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa flavonoid yang ingin ditarik, yaitu polar, lebih selektif kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas, netral, tidak beracun, absorbsi baik, dan dapat bercampur dengan air dalam berbagai perbandingan(Ditjen POM, 1986). Ekstrak yang diperoleh diformulasi kedalam sediaan krim.

Krim adalah sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan yang sesuai (Anief, 1997). Sediaan krim dipilih karena lebih mudah dalam penggunaannya, mudah tercuci dan larut dalam air, serta dapat menyebar secara merata (Ansel, 1989).

Krim tersusun dari beberapa komponen yaitu zat berkhasiat, basis krim dan bahan tambahan berupa pengaroma dan pengawet. Basis krim yang dipilih dalam penelitian ini adalah vanishing cream. Vanishing cream merupakan krim

(15)

3

tipe minyak dalam air mengandung asam stearat dan trietanolamin. Asam stearat dengan trietanolamin akan membentuk krim tipe minyak dalam air yang stabil dan halus (Rowe dkk., 2009).Untuk menjamin krim yang dibuat memenuhi standar maka akan dilakukan uji karakteristik yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH, tipe emulsi,viskositas, dan stabilitas krim.

B. Rumusan Masalah

Apakah krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) yang diformulasi memenuhi kriteria karakteristik dan stabilitas krim?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.) 2. Tujuan khusus

a. Untuk mendeskripsikan bentuk, warna, bau, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas dan tipe emulsi dari krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.)

b. Untuk mendeskripsikan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor

(16)

4 D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi

Sebagai referensi dalam bidang farmasetika 2. Bagi Masyarakat

Sebagai sumber informasi tentang pemanfaatan bahan alam khususnya daun kelor sebagai bahan kecantikan atau kosmetik

3. Bagi Peneliti

Sebagai bentuk aplikasi nyata dari ilmu yang sudah diperoleh selama perkuliahan di Jurusan Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Tanaman Kelor

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta Super Divisi : Spermatophyta Kelas : Dicotyledoneae Sub kelas : Dilleniidae Bangsa : Capparales

Suku : Moringaceae

Marga : Moringa

Jenis : Moringa oleifera Lamk.

Sinonim : Moringa pterygosperma Gaertn N. W.(Rollof dkk., 2009) B. MorfologiTanaman Kelor

Kelor (Moringa oleifera L.) tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian kurang lebih 1000 mdpl. Kelor banyak ditanam sebagai pagar di halaman rumah atau ladang. Daun kelor dapat dipanen setelah tanaman tumbuh 1,5 hingga 2 meter yang biasanya memakan waktu tiga sampai enam bulan. Namun dalam budidaya intensif yang bertujuan untuk produksi daunnya, kelor dipelihara dengan ketinggian tidak lebih dari satu meter (Kurniasih, 2014).

Daun kelor muda umumnya berwarna hijau muda dan berubah menjadi hijau tua pada daun yang sudah tua. Daun kelor berbentuk bulat telur dengan

(18)

6

tepi daun rata dan ukurannya kecil bersusun majemuk dalam satu tangkai (Tilong, 2012).

C. Kandungan gizi daun kelor

Daun kelor merupakan salah satu bagiandari tanaman kelor yang telah banyak ditelitikandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelorsangat kaya akan nutrisi, diantaranya kalsium,besi, protein, vitamin A, vitamin B danvitamin C. Selain itu, daun kelor juga mengandung berbagai macam asam amino, antara lain asam amino yang berbentuk asam aspartat, asam glutamat, alanin, valin, leusin, isoleusin, histidin, lisin, arginin, venilalanin, triftopan, sistein dan methionin (Aminah dkk., 2015). Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g (Yameogo dkk., 2011) D. Manfaat

Di Indonesia daun kelor sering dikonsumsi sebagai sayuran dan dapat berfungsi meningkatkan jumlah ASI (air susu ibu) pada ibu menyusui (Tilong, 2012). Penelitian lain menyatakan bahwa daun kelor mengandung vitamin C setara vitamin C dalam 7 jeruk, vitamin A setara vitamin A pada 4 wortel, kalsium setara dengan kalsium dalam 4gelas susu, potassium setara dengan yangterkandung dalam 3 pisang, dan protein setaradengan protein dalam 2 yoghurt (Aminah dkk., 2015). Selain itu daun kelor telah diidentifikasi mengandung antioksidan tinggi dan berkhasiat sebagai antimikroba (Das dkk., 2012)

(19)

7 E. Ekstraksi

Ekstraksi berasal dari kata “extrahere”, menarik sari. Ekstraksi adalah suatu proses untuk menarik satu atau lebih zat berkhasiat dari bahan asal dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Salah satu metode ekstraksi adalah maserasi (Syamsuni, 2006).

Maserasi adalah proses penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam simplisia dalam cairan penyari pada suhu ruang. Farmakope Belanda menetapkan suhunya antara 15ºC-25ºC (Syamsuni, 2006). Pada umumnya maserasi dilakukan dengan merendam 10 bagian serbuk simplisia dalam 75 bagian cairan penyari. Keuntungan metode maserasi adalah mudah dilakukan untuk mengekstrak senyawa bioktif dan alat yang digunakan relatif sederhana serta kerusakan pada komponen kimia zat sangat rendah (Tiwari dkk., 2011).

F. Pelarut

Pemilihan pelarut yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa faktor, diantaranya murah dan mudah didapat, stabil secara fisika dan kimia, dan tidak merusak zat-zat berkhasiat. Pelarut yang yang biasa digunakan dalam metode maserasi adalah air, etanol, etanol-air, atau pelarut lain. Etanol 70% dipilih karena memiliki sifat yang sama dengan senyawa flavonoid yang ingin ditarik, yaitu polar. Bila cairan penyari yang digunakan air maka perlu ditambahkan pengawet untuk mencegah adanya bakteri (Ditjen POM, 1986).

Etanol dapat melarutkan zat-zat tertentu, tidak sebanyak air dalam melarutkan berbagai jenis zat, oleh karena itu lebih baik dipakai sebagai cairan

(20)

8

penarik untuk zat berkhasiat tertentu. Etanol juga berguna sebagai pengawet, etanol dapat menyebabkan enzim-enzim tidak bekerja termasuk peragian serta menghambat pertumbuhan jamur. Salah satu keuntungan menggunakan etanol 70% adalah tidak beracun dan tidak berbahaya (Syamsuni, 2006).

G. Krim

Krim merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut dalam bahan dasar yang sesuai, biasanya berupa emulsi kental dan mengandung air tidak kurang dari 60%. Krim digunakan untuk pemakaian luar. Krim memiliki dua tipe yaitu krim tipe emulsi minyak dalam air dan krim tipe emulsi air dalam minyak (Anief, 2006).

Krim tipe emulsi minyak dalam air ditujukan untuk penggunaan dalam sediaan kosmetik dan estetika. Krim juga dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vagina. Bahan pengemulsi krim harus disesuaikan dengan sifat dan jenis krim yang dikehendaki. Stabilitas krim akan rusak jika sistem campurannya terganggu oleh perubahan komposisi dan suhu, misalnya jika ada penambahan salah satu fase yang berlebihan (Syamsuni, 2006).

H. Formulasi

Krim tersusun dari beberapa komponen yaitu zat berkhasiat, basis krim dan bahan tambahan berupa pengaroma dan pengawet.. Proses pembuatan krim dilakukan dengan meleburkn bagian lemak diatas tangas air, kemudian bagian air ditambahkan dengan zat pengemulsi. Setelah itu, diaduk sampai terbentuk suatu campuran yang berbentuk krim (Syamsuni, 2006).

(21)

9

Basis krim yang digunakan dalam formula ini adalah basi vanishing cream. Tiap 1004 g mengandung:

Asam stearat 142 Gliserin 100 Natrium tetraborat 2 Trietanolamin 10 Air suling 750 Nipagin q.s. Oleum Rosae q.s. a. Asam stearat

Asam stearat berfungsi sebagai basis dan agen pengemulsi untuk pemakaian luar. Dalam keadaan netral asam stearat mampu memberi penampilan yang kental. Asam stearat dinetralkan dengan trietanolamin. Konsentrasi yang digunakan dalam sediaan krim yaitu 1-20% (Rowe dkk., 2009)

b. Gliserin

Gliserin digunakan sebagai pelembab dan pelunak dalam formulasi sediaan topikal. Gliserin digunakan juga sebagai pelarut dalam emulsi. Gliserin digunakan sebagai pelembab dan pelunak dalam sediaan topikal adalah dengan konsentrasi kurang dari 30% (Rowe dkk., 2009)

c. Natrium tetraborat

Natrium tetraborat digunakan sebagai agen pengemulsi dalam sediaan topikal, misalnya krim (Rowe dkk., 2009)

(22)

10 d. Trietanolamin

Trietanolamin umumnya digunakan dalam formulasi sediaan topikal, terutama formulasi emulsi. Trietanolamin digunakan sebagai agen pengemulsi yang menghasilkan butiran halus dan untuk menstabilkan tipe emulsi minyak dalam air. TEA dengan konsentrasi 2-4% digunakan untuk emulsifikasi (Rowe dkk., 2009)

e. Air suling

Air suling merupakan cairan jernih yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau yang digunakan sebagai pelarut (Depkes RI, 1995a)

f. Nipagin

Nipagin (metil paraben) digunakan sebagai pengawet untuk fase air. Dalam sediaan topikal digunakan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,02-0,3% (Rowe dkk., 2009)

g. Oleum rosae

Oleum rosae (minyak mawar) merupakan minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar misalnya Rosa gallica L. dan beberapa varietas Rosa lain. Minyak mawar digunakan sebagai pengaroma (Depkes RI, 1979)

I. Karakteristik krim

a. Organoleptis

Pengujian organoleptis bertujuan untuk mengetahui warna, bentuk, dan bau sediaan (Anief, 1997)

(23)

11 b. Homogenitas

Pengujian homogenitas bertujuan untuk melihat kemerataan zat dalam sediaan yang dibuat (Depkes RI, 1979)

c. Viskositas

Pengujian viskositas bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tahanan sediaan untuk mengalir (Remington, 1995)

d. Daya sebar

Pengujian daya sebar bertujuan untuk melihat seberapa besar luas daerah sebar sediaan saat diaplikasikan pada kulit (Voight, 1995)

e. pH

Pengujian pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman atau kebasahan dari sediaan krim. Krim memiliki pH sekitar 4,5-6,5, jika pH terlalu asam akan menyebabkan iritasi kulit dan pH terlalu basa menyebabkan kulit bersisik, maka Krim yang baik harus memenuhi persyaratan pH, sehingga dapat diterima kulit dan tidak menyebabkan iritasi (Wasitaadmadja, 1997) f. Tipe emulsi

Pengujian tipe emulsi untuk mengetahui tipe emulsi minyak dalam air atau air dalam minyak pada sediaan krim yang dibuat (Anief, 1997)

g. Stabilitas

Pengujian stabilitas bertujuan untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama penyimpanan, dimana terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas fisik suatu sediaan yaitu suhu, kelembaban, cahaya, dan oksigen (Voight,1995).

(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika, Laboratorium Farmakognosi, Laboratorium Kimia, Laboratorium Fisika Farmasi Prodi Farmasi Poltekkes Kemenkes Kupang

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2018 C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L)

D. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) dengan variasi konsentrasi 2% dan 4 %

(25)

13 E. Definisi Operasional

1. Daun Kelor adalah daun yang diambil dari Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dengan kriteria berwarna hijau, tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.

2. Krim ekstrak etanol daun kelor adalah krim yang dibuat dari ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) yang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan basis vanishing cream

3. Karakteristik krim adalah pengujian sediaan krim ekstrak etanol daun kelor

(Moringa oleifera L.) yang berupa uji organoleptis, uji daya sebar, uji homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, dan uji viskositas

4. Stabilitas adalah pengujian kemampuan sediaan krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) pada suhu rendah (±4ºC), suhu kamar (±25ºC), dan pada suhu tinggi (±40ºC) yang disimpan selama 4 minggu

(26)

14 F. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah mortir & stamper, batang pengaduk, cawan porselen, toples kaca maserasi, penangas air, spatel, pipet tetes, sendok tanduk, blender (Miyako), labu alas bulat (Pyrex), erlenmeyer 250 ml (Pyrex),beaker glass 250 ml (Pyrex), gelas ukur (Pyrex), timbangan digital (Shimadzu), oven(Wtcbinder), Mousture Balance (KERN DBS60-3), kertas perkamen, evaporator(Eyela), tabung reaksi (Pyrex), kertas perkamen, viskometer(Wagtech), kertas indikator universal danpH meter (Milwaukee)

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun kelor (Moringa oleifera L.),ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.),etanol 70% (one med), asam asetat, H2SO4pekat (Emsure), H2SO4 6N (Emsure), serbuk Mg (Emsure), HCl pekat (Emsure), FeCL3 1%, asam stearat, gliserin, natrium tetraborat, trietanolamin, air suling, nipagin, dan oleum rosae

G. Prosedur Penelitian

1. Pembuatan Simplisia

Tanaman kelor sebelum digunakan akan dideterminasi yang dilakukan di UPT Materia Medika Batu, Kota Batu, Jawa Timur. Daun kelor diambil di Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang dengan kriteria daun yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda.Daun kelor kemudian dipisahkan dari rantingnya. Daun kelor selanjutnya disortasi basah dicuci dengan air. Selanjutnya daun kelor dikeringkan dengan cara

(27)

diangin-15

anginkan pada suhu ruang tanpa terpapar sinar matahari langsung, kemudiansimplisia daun kelor diserbuk.

2. Ekstraksi

Serbuk simplisia daun kelor sebanyak 300 gram direndam dengan 1500 ml etanol 70%, lalu ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya. Setelah 5 hari diserkai, peras, lalu cuci ampas dengan 750 etanol 70%. Kemudian dipindahkan kedalam bejana tertutup, lakukan remaserasi selama 2 hari, lalu maserat dituang dan disaring. Hasil maserat kemudian diuapkan dengan rotary evaporator dengan suhu 50ºC, hingga dihasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental tersebut ditimbang dan dihitung rendemen ekstrak kental (Depkes RI, 2000).

Rendemen=

3. Uji Bebas Etanol

Pengujian bebas etanol dilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan asam asetat dan asam sulfat lalu dipanaskan (tabung ditutupi aluminium foil). Ekstrak dikatakan bebas dari etanol jika tidak ada bau ester yang khas dari ekstrak (Ditjen POM, 1987).

(28)

16 4. Uji kualitatif ekstrak

a. Uji Kadar Air

Uji kadar air dilakukan dengan alat moisture balance. Ekstrak ditimbang sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam alat yang telah disiapkan dengan suhu 105ºC dan waktu 60 menit. Kemudian catat kadar yang tertera pada alat. Syarat kadar air untuk ekstrak kental adalah <10 % (Depkes RI, 1995b)

b. Uji Kandungan Flavonoid

Sebanyak 0,1 g ekstrak dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan etanol 70% 1ml. Ekstrak kemudian ditambahkan serbuk Mg dan HCl pekat. Ekstrak mengandung flavonoid jika terbentuknya warna orange, merah, atau kuning(Putra dkk., 2016).

c. Uji kandungan polifenol

Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Reaksi positif jika terbentuk warna kehitaman atau biru tua (Putra dkk., 2016).

d. Uji kandungan steroid

Sebanyak 0,1 g ekstrak ditambahkan 2 ml kloroform kemudian tambahkan H2SO46N 5 tetes. Reaksi positif ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi cokelat (Gafur dkk., 2013).

(29)

17

5. Formulasi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Tabel 1. Formula krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

Bahan F1 F2

Ekstrak etabol daun kelor 2% 4%

Asam stearat 27,72 27,15 Gliserin 19,52 19,12 Natrium tetraborat 0,39 0,38 Trietanolamin 1,95 1,91 Air suling 146,41 143,42 Nipagin 0,35 0,34 (Depkes RI, 1978) Keterangan:

F1 : Krim dengan konsentrasi ekstrak 2% F2 : Krim dengan konsentrasi ekstrak 4%

Pembuatan Krim

Krim akan dibuat sebanyak 200 g tiap formula.

Fase minyak (asam stearat dan gliserin) dipanaskan di atas penangas air hingga melebur sempurna. Masukan hasil leburan kedalam mortir panas lalu gerus. Fase air (trietanolamin, natriumtetraborat, dan aquadest) dilarutkan diatas penangas air kemudian ditambahkan kedalam fase minyak gerus hingga mortir dingin dan terbentuk emulsi. Dimasukkan ekstrak etanol daun kelor dalam mortir, kemudian ditambahkan nipagin yang sebelumnya dilarutkan dengan air panas (7 ml untuk formula I dan 6,8 ml untuk formula II) sebagai pengawet dan minyak mawar sebagai pengaroma sedikit demi sedikit lalu gerus hingga homogen. Krim dimasukkan dalam pot salep.

(30)

18

6. Identifikasi karakteristik sediaan krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.)

Sediaan krim yang telah dibuat dilakukan pengamatan untuk melihat karakteristik sediaan yang meliputi :

a. Uji organoleptis

Pemeriksaan organoleptis meliputi penggunaan panca indera, yaitu mendeskripsikan bentuk, warna, dan bau dari sediaan (Anief, 1997) b. Uji homogenitas

Pengujian dilakukan dengan mengoleskan 0,1 g zat yang akan diuji pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok. Krim harus homogen dan tidak terlihat adanya butiran halus (Depkes RI, 1979) c. Uji viskositas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan rotary viscometer dengan cara memasukan sediaan pada gelas piala, kemudian memasang rotor No. 4. Spindel dicelupkan kedalam sediaan kemudian alat dinyalakan, kecepatan alat dipasang pada 10 rpm dan 20 rpm. Catat hasil yang diperoleh (Remington, 1995)

d. Uji pH

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat pH meterdengan cara mencelupkan alat kedalam sediaan lalu catat hasil yang tertera pada alat. Rentang pH yang dapat diterima kulit adalah dengan rentang 4,5-8,0 (SNI, 1996)

(31)

19 e. Uji daya sebar

Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara krim ditimbang sebanyak 0,5 g diletakkan ditengah cawan petri yang posisinya terbalik, cawan petri yang lain diletakkan diatas krim, dibiarkan selama 1 menit kemudian ukur diameter krim yang menyebar. Tambahkan beban 50 gram dan biarkan selama 1 menit, lalu catat kembali diameter sebaran. Kemudian beban diganti dengan 100 g, catat perubahan diameter sebaran (Voight, 1995)

f. Uji tipe emulsi

Pengujian tipe emulsi dilakukan dengan cara krim dimasukkan kedalam erlenmeyer kemudian diencerkan dengan air (Anief, 1997)

g. Uji stabilitas

Pengujian stabilitas dilakukan dengan cara krim disimpan pada suhu rendah (4-8ºC) yaitu dalam lemari pendingin, pada suhu kamar (±25ºC) yaitu pada ruang laboratorium farmasetika dan suhu tinggi (40ºC) dalam oven, kemudian diamati bentuk, warna, bau, homogenitas, viskositas, dan pH. Pengamatan dilakukan pada minggu ke 0, 1, 2, 3 dan 4(Remington, 1995)

(32)

20 H. Analisis Data

Data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan cara deskriptif kualitatif dengan kategori:

1. Uji organoleptis tidak menunjukan adanya pemisahan fase emulsi, tidak terjadi perubahan warna dan tidak timbulnya bau tengik (Anief, 1997)

2. Uji homogenitas tidak menunjukan adanya butiran halus pada saat dioleskan pada kaca (Depkes RI, 1979)

3. Uji viskositas sediaan memenuhi syarat jika nilai viskositas berada pada rentang 2000-50000 cps (Remington, 1995)

4. Uji pH niali pH yang diperoleh menunjukan nilai pH yang dapat diterima kulit yaitu antara 4,5-8,0(SNI, 1996)

5. Uji daya sebar memenuhi syarat jika daya sebar berkisar antara 5-7 cm yang berarti sangat mudah menyebar. Jika kurang dari 3 cm maka dikatakan tidak menyebar (Voight, 1995)

6. Uji tipe emulsi jika krim dapat encer dengan air maka krim tersebut memiliki tipe emulsi minyak dalam air (Anief, 1997)

7. Uji stabilitas dikatakan memenuhi syarat apabila setelah penyimpanan selama 4 minggu dan dengan 3 suhu berbeda krim tidak mengalami perubahan warna, bentuk, bau, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, dan tipe emulsi (Remington, 1995)

(33)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Ekstraksi Daun Kelor

Daun kelor yang digunakan diambil dari Kelurahan Penfui Kecamatan Maulafa Kota Kupang. Serbuk simplisia yang diperoleh memiliki rendemen sebesar 8,57% dan ekstrak etanol daun kelor yang memiliki rendemen sebesar 19,41 % (lampiran 5). Penelitianyang dilakukan oleh Hardiyanthi(2015) rendemen ekstrak yang diperoleh sebesar 5,35 % lebih kecil dari renedemen yang diperoleh pada penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya perbedaan jumlah simplisia yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan simplisia sebanyak 300 gram pada penelitian Hardiyanthi simplisia yang digunakan hanya 50 gram. Hasil rendemen juga dipengaruhi oleh kadar airekstrak.Semakin kecil kadar air semakin kecil pula ekstrak yang diperoleh (Rahmawati, 2008).

Ekstrak kemudian dilakukan uji bebas etanol dengan metode esterifikasi yang memberikan hasil positif karena setelah penambahan asam asetat dan asam sulfatpada ektraktidak tercium aroma ester. Setelah dilakukan uji bebas etanol dilakukan uji kadar air ekstrak, kadar air yang diperoleh adalah 5,31% yang berarti memenuhi syarat kadar air ekstrak kental, yaitu <10% (Depkes RI, 1995b)(lampiran 6).

(34)

22

B. Karakteristik dan Hasil Uji kualitatif Ekstrak Etanol Daun Kelor

Tabel 2. Tabel Hasil Uji Bebas Etanol Dan Kualitatif Ekstrak

No. Uji Hasil

1 Organoleptis Bau: khas daun kelor; bentuk:

kental; warna: hijau kecokelatan

2 Flavonoid +

3 Polifenol +

4 Steroid +

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Uji organoleptis ekstrak yang diperoleh menunjukan hasil berbau khas daun kelor, berbentuk kental dan memiliki warna hijau kecokelatan (lampiran 7 gambar 10).Uji kandungan flavonoid, polifenol dan steroid berturut-turut memiliki hasil positif. Uji kandungan flavonoid menghasilkan warna merah (lampiran 7 gambar 12), uji kandungan steroid menghasilkan warna cokelat

(lampiran 7 gambar 13), dan uji kandungan polifenol menghasilkan warna biru

tua, yang lama kelamaan menjadi kehitaman (lampiran 7 gambar 14). C. Karakteristik Krim Ektrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Krim ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.) dibuat dalam dua formula dengan basis yang sama, yaitu vanishing cream dengan perbedaan konsentrasi 2 % untuk formula I dan 4% untuk formula II.Pengamatan yang dilakukan terhadap sediaan krim, yaitu stabilitas krim meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, pH, tipe emulsi dan viskositas. Pengujian stabilitas krim dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sediaan krim dapat bertahan dan tidak mengalami kerusakan apabila disimpan di suhu dan dalam jangka waktu tertentu.

(35)

23

Pengamatan dilakukan selama 4 minggu dengan 3 suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu suhu rendah, suhu kamar dan suhu tinggi(lampiran 7). Pengamatan stabilitas krim harusnya dilakukan selama 12 minggu namun dalam penelitian ini hanya dilakukan selama 4 minggu karena keterbatasan waktu. 1. Pengamatan Organoleptis

Tabel 3. Hasil pengamatan organoleptis krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Minggu Bau Bentuk Warna

SR SK ST SR SK ST SR SK ST

Formula I

0 TT TT TT SPE SPE SPE HM HM HM

1 TT TT T SPE SPE E HM HM HG

2 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

3 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

4 TT TT T SPE SPE SP HM HM HG

Formula II

0 TT TT TT SPE SPE SPE HT HT HT

1 TT TT T SPE SPE E HT HT HK

2 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

3 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

4 TT TT T SPE SPE SP HT HT HK

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018) Keterangan:

SR=Suhu Rendah; SK= Suhu Kamar; ST=Suhu Tinggi; TT=Tidak Tengik; T=Tengik; SPE=Semi Padat Encer SP=Semi Padat; E= Encer; HM= Hijau Muda; HT=Hijau Tua; HK=Hijau Kecokeltan, HG=Hijau Gelap.

Hasil pengamatan organoleprtis krim formula I dan formula II dengan masing-masing replikasi dan suhu penyimpanannya menunjukan bahwa krim mengalami perubahan pada penyimpanan selama 4 minggu. Perubahan bentuk yang spesifik terjadi pada kedua formula pada penyimpanan suhu tinggi, bau bentuk dan warna kedua formula mengalami perubahan. Formula I mengalami perubahan bentuk dari semi padat encer menjadi encer yang kemudian menjadi semi padat, perubahan warna dari hijau muda menjadi hijau gelap serta perubahan bau menjadi tengik yang

(36)

24

sebelumnya memiliki aroma Oleum rosae. Formula II juga mengalami perubahan bentuk dari semi padat encer menjadi encer kemudian menjadi semi padat, perubahan warna dari hijau tua menjadi hijau kecokelatan serta bau yang sebelumnya beraroma Oleum rosae menjadi tengik. Hal ini disebabkan oleh kesalahan teknis pada saat penyimpanan. Krim disimpan didalam oven dengan suhu yang diatur 40ºC, namun suhu pada oven tidak stabil dan naik hingga ± 100ºC, menyebabkan krim berubah bentuk menjadi encer. Perubahan warna dan bau pada krim disebabkan karena pada suhu tinggi terjadi oksidasi yaitu antara krim dan oksigen serta dalam formula mengandung trietanolamin yang merupakan amin bersifat basa dan flavonoid mengandung senyawa fenol yang jika beraksi dengan basa akan terjadi perubahan warna(Harbone, 1987) (lampiran 8).

2. Pengujian Homogenitas

Tabel 4. Hasil pengujian homogenitaskrim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.) Minggu Homogenitas SR SK ST Formula I 0 H H H 1 H H H 2 TH TH H 3 TH TH H 4 TH TH H Formula II 0 H H H 1 H H H 2 H H H 3 H H H 4 H H H

(Sumber: Data Primer Penelitian,2018) Keterangan:

SR=Suhu Rendah; SK= Suhu Kamar; ST=Suhu Tinggi; H=Homogen; TH=Tidak Homogen.

(37)

25

Pengujian homogenitas bertujuan untuk melihat kemerataan zar dalam sediaan krim yang telah dibuat sehingga pada saat diaplikasikan kepada kulit yang membutuhkan semua kulit memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat khasiat dari zat aktif yang terkandung dalam sediaan.

Pengamatan homogenitas formula I dari minggu ke-0 sampai minggu ke-4 dengan masing-masing replikasi pada suhu penyimpanan yang berbeda menunjukan terdapatnya butiran halus setelah dioleskan pada kaca pada minggu ke-3 dan ke- 4 yang berarti sediaan dikatakan tidak homogen. Hal ini disebabkan oleh pada saat krim dibuat terbentuk busa karena kecepatan dalam pengadukan dan setelah disimpan terbentuk butiran kecil pada krim. Formula II tetap homogen dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4, sehingga pada saat pemakaian semua zat aktif memiliki kesempatan yang sama untuk menempati tempat terapi(lampiran 9).

3. Pengujian Viskositas

Tabel 5. Hasil pengujian viskositas krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Kecepatan Replikasi Rata-rata

1 2 3

Formula I

20 rpm 8836,1 cPs 9796,2cPs 9529 cPs 9387,1 cPs

Formula II

20 rpm 7050,4 cPs 6610,5cPs 7124,1cPs 6928,3 cPs

(Sumber: Data Primer Penelitian,2018)

Keterangan: cPs= satuan Viskositas; Rpm= Rotasi Permenit.

Pengujian viskositas dilakukan pada minggu ke-0 setelah krim dibuat. Pengujian menggunakan viskometer dengan rotor nomor 4 dan kecepatan 20 rpm untuk tiap formula dengan replikasi 3 kali. Berdasarkan

(38)

26

data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa kedua formula memenuhi syarat viskositas krim yang berkisar antara 2000-50000 cps. Semakin besar viskositas krim maka semakin baik kemampuan krim untuk melekat pada kulit.

4. Pengujian pH

Pengujian pH krim dilakukan menggunakan pH meter pada minggu ke-0 sampai minggu ke-3, pada minggu ke-4 menggunakan indikator universal karena pH meter mengalami kerusakan. Pengujian pH dilakukan untuk mengetahui apakah krim memiliki pH yang dapat diterima kulit tidak terlampau asam atau basa yaitu berkisar antara 4,5-8,0(SNI, 1996).

pH krim yang diperoleh mengalami perubahan dari minggu ke-0 hingga minggu ke-4 namun masih masuk dalam rentang syarat pH kulit (lampiran 10).

5. Pengujian Daya Sebar

Pengujian daya sebar kedua formula dilakukan dari awal setelah krim dibuat dengan masing-masing replikasi sampai pada minggu ke-4. Pengujian daya sebar dilakukan untuk melihat seberapa besar luas daerah sebaran suatu krim pada saat diaplikasikan pada kulit. Semakin besar daya sebar krim maka semakin luas kontak antara krim dan kulit sehingga zat aktif dapat menyebar secara merata pada kulit (lampiran 11).

(39)

27

Gambar 1. Kurva daya sebar krim suhu tinggi

Daya sebar pada penyimpanan suhu tinggi mengalami penurunan yang tidak stabil, Hal ini disebabkan oleh kesalahan teknis pada saat penyimpanan. Krim disimpan didalam oven dengan suhu yang diatur 40ºC, namun suhu pada oven tidak stabil dan naik hingga ± 100ºC, sehingga pada saat krim di amati berubah encer dan kemudian memadat kembali, pada saat penambahan beban daya sebar krim tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Sehingga daya sebar yang diperoleh <5 cm yang berarti tidak memenuhi syarat. 0 1 2 3 4 5 6 7 Cawan 50 100 F1M0 F1M1 F1M2 F1M3 F1M4 F2M0 F2M1 F2M2 F2M3 F2M4

Daya Sebar Krim Suhu Tinggi

D aya Seb ar (cm ) Beban (gram)

(40)

28

Gambar 2. Kurva daya sebar krim suhu kamar

Daya sebar pada penyimpanan suhu kamar mengalami kenaikan seiring ditambahnya beban sehingga krim pada suhu kamar memiliki daya sebar yang memenuhi syarat, yaitu sekitar 5-7 cm.

Gambar 3.Kurva daya sebar krim suhu rendah

0 1 2 3 4 5 6 7 Cawan 50 100 F1M0 F1M1 F1M2 F1M3 F1M4 F2M0 F2M1 F2M2 F2M3 F2M4

Daya Sebar Krim Suhu kamar

D aya Seb ar (cm ) Beban (gram) 0 1 2 3 4 5 6 7 Cawan 50 100 F1M0 F1M1 F1M2 F1M3 F1M4 F2M0 F2M1 F2M2 F2M3 F2M4

Daya Sebar Krim Suhu Rendah

D aya Seb ar (cm ) Beban (gram)

(41)

29

Daya sebar pada suhu rendah juga memenuhi syarat. Maka dapat disimpulkan bahwa daya sebar pada suhu rendah dan suhu kamar memenuhi syarat sehingga pada saat krim dioleskan pada kulit, krim dapat menyebar dengan baik, namun krim pada suhu tinggi tidak memenuhi daya sebar karena memiliki daya sebar < 5cm (lampiran 11).

6. Pengujian Tipe Emulsi

Tabel 6. Hasil pengujian daya sebar krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Minggu Tipe Emulsi

SR SK ST

Formula I

0 M/A M/A M/A

1 M/A M/A M/A

2 M/A M/A M/A

3 M/A M/A M/A

4 M/A M/A M/A

Formula II

0 M/A M/A M/A

1 M/A M/A M/A

2 M/A M/A M/A

3 M/A M/A M/A

4 M/A M/A M/A

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Pengujiantipe krim dilakukan dengan cara pengenceran menggunakan air. Tipe krim diuji mulai dari awal setelah krim dibuat hingga minggu ke-4 dengan masing-masing replikasi.Berdasarkan hasil uji tipe emulsi kedua formula dengan masing-masing replikasi dan suhu penyimpananmenunjukan kedua formula memiliki tipe emulsi minyak dalam air. krim tipe minyak dalam air memiliki sifat mudah dicuci dengan air, tidak lengket pada kulit dan menciptakan rasa dingin pada kulit serta krim mudah kering setelah dioleskan pada kulit.

(42)

30

Tabel 7.Hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera

L.)Pada Suhu Penyimpanan

Uji Suhu Rendah Suhu Kamar Suhu Tinggi

Formula I Organoleptis MS MS TMS Homogenitas TMS TMS MS Viskositas MS MS MS Ph MS MS MS Daya Sebar MS MS TMS Tipe Emulsi MS MS MS Formula II Organoleptis MS MS TMS Homogenitas MS MS MS Viskositas MS MS MS pH MS MS MS Daya Sebar MS MS TMS Tipe Emulsi MS MS MS

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Keterangan: TMS=Tidak Memenuhi Syarat; MS=Memenuhi Syarat.

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa pada penyimpanan suhu renda dan suhu kamar kedua formula memenuhi syarat uji organoleptis, viskositas, pH, daya sebar, dan tipe emulsi, namun pada penyimpanan suhu tinggi kedua formula tidak memenuji syrata uji organoleptis dan daya sebar. Formula I juga tidak memenuhi syarat uji homogenitas pada suhu rendah dan suhu kamar.

Uji organoleptis dan uji daya sebar tidak memenuhi syarat karena terjadi perubahan bau, bentuk, dan warna krim pada penyimpanan suhu tinggi. Pada saat dilakukan pengujian daya sebar krim pada penyimpanan suhu tinggi tidak menunjukan perubahan yang signifikan walaupun sudah ditambah beban sehingga hanya memiliki daya sebar <5cm.

(43)

31

Tabel 8. Simpulan hasil pengujian Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Formula Organoleptis Homogenitas Viskositas pH Daya

Sebar

Tipe Emulsi

I - - + + - +

II - + + + - +

(Sumber: Data Primer Penelitian, 2018)

Keterangan: +=Memenuhi Syarat; - = Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan semua uji yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa formula I tidak memenuhi syarat organoleptis, homogenitas dan daya sebar sedangkan formula II tidak memenuhi syarat organoleptis dan daya sebar.

Perbedaan variasi konsentrasi krim ekstrak etanol daun kelor tidak memiliki pengaruh yang spesifik terhadap karakteristik dan stabilitas krim, namun bedasarkan pengamatan organolepstis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin banyak ekstrak yang ditambahkan semakin cokelat warna krim yang terbentuk.

Hasil penelitian yang negatif disebabkan oleh beberapa kekurangan dalam proses penelitian diantaranya, kesalahan dalam penyimpanan suhu tinggi (oven), dan terjadinya kerusakan alat sehingga pada saat pengujian harus menggunakan alat lain, yaitu pH meter diganti dengan kertas indikator universal.

(44)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dapat di simpulkan bahwa:

1. KrimEkstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)formula I dan II memenuhi syarat karakteristik krim meliputi pH (4,5-8), viskositas (2000-50000 cPs), dan tipe emulsi (M/A) namun tidak memenuhi pengujian daya sebar (5-7 cm) dan organoleptis. Formula I juga tidak memenuhi syarat homogenitas.

2. KrimEkstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)yang telah dibuat stabil dalam penyimanan suhu rendah dan suhu kamar namun tidak stabil pada penyimpanan suhu tinggi ditandai dengan terjadinya perubahan warna, bentuk, dan aroma.

B. Saran

Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang aktivitas antioksidan dari krimekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera L.), dan melakukan standarisasi krim serta pengujian stabilitas krim secara mikrobiologi.

(45)

33

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., Ramdhan, T., dan Yanis, M., 2015. Kandungan Nutrisi dan Sifat Fungsional Tanaman Kelor (Moringa oleifera). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta, Volume 5 .

Anief, M., 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit, Cetakan Pertama. UGM Press, Yogyakarta.

--- M., 2006. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktik. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, IV. ed. UI Press, Jakarta. Das, A.K., Rajkumar, V., Verma, A.K., dan Swarup, D., 2012. Moringa Oleifera

Leaves Extract: A Natural Antioxidant For Retarding Lipid Peroxidation In Cooked Goat Meat Patties. International Journal of Food Science and Technology, 585–591.

Depkes RI, 1978. Formularium Nasional, II. ed. Jakarta.

--- 1979. Farmakope Indonesia, III. ed. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

--- 1995a. Farmakope Indonesia, IV. ed. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

--- 1995b. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

--- 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

Ditjen POM, 1986. Sediaan Galenik. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta.

--- 1987. Analisis Obat Tradisional. Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan R. I., Jakarta.

Fahey, J.W., 2005. Moringa Oleifera: A Review of the Medical Evidence for Its Nutritional, Therapeutic, and Prophylactic Properties. Part I. Trees for Live Journal, USA.

Fuglie, L., 2001. The Miracle Tree : The Multiple Attributes of Moringa. Dakar, . Gafur, M.A., Isa, L., dan Bialangi, N., 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa

Flavonoid dari Daun Jamblang (Syzygium cuminy). Universitas Gorontalo, Gorontalo, .

(46)

34

Harbone, J.B., 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan. Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Hardiyanthi, F., 2015. 'Pemanfaatan Aktivitas Antioksidan Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Dalam Sediaan Hand and Body Cream', . UniversitasIslam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Krisnadi, A.D., 2010. Kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia, Blora.

Kurniasih, 2014. Khasiat Dan Manfaat Daun Kelor. Pustaka Baru Press, Yogyakarta. Lephart, E.D., 2016. Skin Aging And Oxidative Stress: Equol’s Anti-Aging Effects

Via Biochemichal And Molecular Mechanisms.

Putra, I.W.D.P., Dharmayudha, A.A.G.O., dan Sudimartini, L.M., 2016. Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L) di Bali.

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana, .

Rahmawati, I., 2008. 'Penentuan Lama Pengeringan Pada Pembuatan Serbuk Biji Alpukat', , Skripsi Fakultas Teknologi Pertanian, . Universitas Brawijaya, Malang.

Remington, J.P., 1995. The Science and Practice of Pharmacy 19th Edition. Mark Publishing Company, Easton Pensylvania.

Rollof, M.M., Weisgerber, U., Lang, B., dan Stimm, 2009. Moringa Oleifera LAM. WILLEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, Weinheim.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Owen, S.C., 2009. Hanbook Of Pharmaceutical Exipients, 5th ed. The Pharmaceutical Press, London.

SNI, 1996. Sediaan Tabir Surya. Badan Standarisasi Nasional.

Sugihartini, N. dan Nuryanti, E., 2016. Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Sediaan Antiaging. Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, .

Sutrisno, L., 2011. Efek Pemberian Ekstrak Metanol Daun Kelor (Moringa oleifera) Meningkatkan Apoptosis Pada Sel Epitel Kolon Tikus (Rattus Norvegius) Wistar yang diinduksi 7,12 Dimetilbenzen. Malang: Universitas Brawijaya, .

Syamsuni, 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

(47)

35

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaue, G., dan Kaur, H., 2011. Phytochemical Screening And Extraction: A Review, International Pharmaceutical Sciencia Vol.1: .

Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 5th edition. ed. UGM Press, Yogyakarta.

Wasitaadmadja, S.M., 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta Penerbit UI Press.

Yameogo, W.C., Bengaly, D.M., Savadogo, A., Nikièma, P.A., dan Traoré, S.A., 2011. Determination of Chemical Composition and Nutritional values of Moringa oleifera Leaves. Pakistan Journal of Nutrition, 10: 264–268.

(48)

36

LAMPIRAN

(49)

37

(50)

38 Lampiran 3. Skema Kerja

Pembuatan simplisia

Ekstrak etanol daun kelor

Tumbuhan kelor di determinasi kemudian dicuci, dirajang, ditimbang, dikeringkan, diserbukkan

Pengujian kadar air dan bebas etanol

Formulasi krim ekstrak etanol daun kelor

Mengidentifikasi karakteristik dan stabilitas krim ekstrak etanol daun kelor

Perhitungan rendemen Diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%

Uji homogenitas Uji organileptis

Uji pH

Uji daya sebar Uji viskositas

Uji tipe emulsi Uji stabilitas

(51)

39 Lampiran 4. Perhitungan pengambilan bahan

1. Etanol

Maserasi dilakukan dengan perbandingan 10 : 75 maka untuk 200 gram simplisia kering dibutuhkan etanol sebanyak 2250 ml etanol 70%

2. Formula I

a. Ekstrak etanol daun kelor

b. Vanising cream 200 - 4 g = 196 g 1) Asam stearat 2) Gliserin 3) Natrium tetraborat 4) Trietanolamin 5) Air suling 6) Nipagin

(52)

40 3. Formula II

a. Ekstrak etanol daun kelor b. Vanising cream 200 - 8 g = 192 g 1) Asam stearat 2) Gliserin 3) Natrium tetraborat 4) Trietanolamin 5) Air suling 6) Nipagin

(53)

41

Lampiran 5. Lampiran Perhitungan Rendemen Simplisia dan Ekstrak Bobot sampel segar = 3500 g

Serbuk simplisia = 300 g % Rendemen = = 8,57 % Bobot simplisia =300 g Bobot cawan = 82,95 g Bobot ektrak + cawan = 141,20 g

Bebot ekstrak = (bobot ekstrak + bobot cawan) – bobot cawan

=141,20 g -82,95 g

=58,25 gram

% Rendemen =

(54)

42 Lampiran 6. Data Kadar Air Ekstrak

Replikasi 1 2 3

Bobot (g) 2,060 2,056 2,105

Hasil 4,97% L 5,19%L 5,76%L

(55)

43

Lampiran 7. Proses Pembuatan Krim EkstrakEtanol Daun Kelor

(Moringa oleifera L.)

Gambar 4. Daun Kelor Segar Gambar 5. Proses Pengeringan

Gambar 6. Proses Penyerbukan

Gambar 7. Serbuk Simplisia

Gambar 8. Proses Maserasi Gambar 9. Pemekatan Ekstrak Dengan Evaporator

(56)

44 Gambar 12. Identifikasi Senyawa Flavonoid

Gambar 13. Identifikasi Senyawa Steroid

Gambar 14. Identifikasi Senyawa Polifenol

Gambar 15. Penimbangan Bahan

Gambar 16. Krim formula I

(57)

45 Gambar 18. Pengujian Viskositas Krim

(58)

46 Gambar 20. Pengujian Daya Sebar Krim

Suhu Rendah Suhu Kamar Suhu Tinggi Gambar 21. Pengujian Homogenitas

(59)

47 Gambar 22. Pengujian Tipe Emulsi

Gambar 23. Penyimpanan Krim Pada Suhu Rendah, Suhu Kamar, Dan Suhu Tinggi

(60)

48

Lampiran 8.Hasil Uji Organoleptis Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan pengamatan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer

Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda 2 Suhu Kamar Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer

Warna Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda Hijau muda

3 Suhu Tinggi Bau Oleum rosae Tengik Tengik Tengik Tengik

Bentuk Semi padat

encer

Encer Semi padat Semi padat Semi padat Warna Hijau muda Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap Hijau gelap II 1 Suhu Rendah Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua 2 Suhu Kamar Bau Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae Oleum rosae

Bentuk Semi padat

encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer Semi padat encer

Warna Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua

3 Suhu Tinggi Bau Oleum rosae Tengik Tengik Tengik Tengik

Bentuk Semi padat

encer

Encer Semi padat Semi padat Semi padat

Warna Hijau tua Hijau

kecokelatan Hijau kecokelatan Hijau kecokelatan Hijau kecokelatan

(61)

49

Lampiran 9. HasilUji Homogenitas Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor Moringa oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 2 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 3 Suhu Rendah Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Tidak

Homogen

Tidak Homogen

Tidak Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen II 1 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 2 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen 3 Suhu Rendah Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Kamar Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Suhu Tinggi Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen

(62)

50

Lampiran 10. Hasil Uji pH Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera

L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4 I 1 Suhu Rendah 7,1 7,0 6,9 7,1 7 Suhu Kamar 7,1 7,0 6,5 7,1 6 Suhu Tinggi 7,1 7,0 6,3 5,6 6 2 Suhu Rendah 7,1 7,1 6,9 7 6 Suhu Kamar 7,1 7,1 6,7 7,1 6 Suhu Tinggi 7,1 6,9 6,4 5,6 6 3 Suhu Rendah 7,1 7,0 6,8 7,2 7 Suhu Kamar 7,1 7,1 6,7 7 7 Suhu Tinggi 7,1 7,0 6,5 5,5 6 II 1 Suhu Rendah 6,8 6,8 6,7 6,8 7 Suhu Kamar 6,8 6,8 6,4 6,8 6 Suhu Tinggi 6,8 6,9 6,6 5,8 6 2 Suhu Rendah 6,8 6,7 6,5 6,9 7 Suhu Kamar 6,8 6,5 6,5 6,6 7 Suhu Tinggi 6,8 6,8 6,8 5,9 6 3 Suhu Rendah 6,8 6,5 6,7 6,8 6 Suhu Kamar 6,8 6,8 6,7 6,7 6 Suhu Tinggi 6,8 6,9 6,5 6 6

(63)

51

Lampiran 11.Hasil Uji Daya Sebar Krim Ekstrak Etanol Daun Kelor Moringa oleifera L.)

Minggu ke-0 (pada saat awal setelah krim dibuat) Formula Beban (g) Suhu rendah Suhu kamar Suhu Tinggi Replikasi 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata I Cawan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 50 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 5,3 100 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 II Cawan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 4,2 100 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5,5 Minggu ke-1 Formula Beban (g) Suhu rendah Suhu kamar Suhu Tinggi Replikasi 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata I Cawan 3,5 3,5 3,2 3,4 3,6 3,5 3,8 3,6 2 2,1 1,8 1,9 50 4,3 4,6 4,7 4,5 4.5 4,8 4,5 4,6 2 2,3 2 2,1 100 5,5 5,5 5,7 5,6 5,4 5,5 6 5,6 2,3 2,3 2 2,2 II Cawan 3,5 3,3 3,5 4 3 3,6 3,8 3,4 1,8 2 2 1,9 50 4 4 4,1 4 4,3 4,5 4,5 4,4 2 2 2 2 100 5,3 5,5 5,6 5,5 5 5,3 5,8 5,4 2 2,2 2,1 2,1

(64)

52 Minggu ke-2 Formula Beban (g) Suhu rendah Suhu kamar Suhu Tinggi Replikasi 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata I Cawan 3,8 3,5 3,2 3,5 3,5 3,8 3,5 3,6 2 2 2 2 50 5 4,8 4,6 4,8 4,1 4,7 4,4 4,4 2,1 2,1 2 2,1 100 6 5,6 5,7 5,7 5 5,6 5,8 5,4 2,1 2,3 2 2,1 II Cawan 3,6 3,5 3,5 3,5 3,3 3,6 3,8 3,5 2,1 2 2,3 2,1 50 4 4 4,1 4 4,3 4,5 4,7 4,5 2,6 2,3 2 2,3 100 5,5 5,5 5,8 5,6 5,5 5,3 6 5,6 2,7 2,3 2,1 2,3 Minggu ke-3 Formula Beban (g) Suhu rendah Suhu kamar Suhu Tinggi Replikasi 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata I Cawan 4 3,3 3,5 3,6 3,4 3,5 3 3,3 2 2 2,2 2,1 50 4,3 4,3 4,7 4,4 4 5 4,5 4,5 2,5 2,4 2,5 7,4 100 5,5 5,4 6 5,6 5,5 6,3 5 5,6 2,8 2,6 2,8 2,7 II Cawan 3,5 3,7 3,4 3,5 3 3,5 4 3,5 2 2 2 2 50 4 4,8 4 4,2 4,5 4 5,8 4,7 2,1 2 2,3 2,1 100 5,5 6 5 5,5 5 5,4 6,3 5,6 2,8 2,5 2,8 2,7

(65)

53 Minggu ke-4 Formula Beban (g) Suhu rendah Suhu kamar Suhu Tinggi Replikasi 1 2 3 Rata- rata 1 2 3 Rata-rata 1 2 3 Rata-rata I Cawan 3,5 3 3,3 3,3 3,2 3 3,3 3,2 2,1 2 2,2 2,2 50 4,2 4,3 4 4,2 4 4 4 4 2,3 2,1 2,3 2,2 100 5 5 5,2 5,1 5,5 5,1 5 5,2 2,4 2,2 2,3 2,3 II Cawan 3,5 3,8 3 3,4 3,6 3,2 3 3.3 2,3 2 2 2,1 50 4,4 4 4,3 4,2 4,2 4,8 4,3 4,4 2,3 2,1 2,1 2,1 100 5,4 5 5,5 5,3 5,3 5,2 5,5 5,3 2,5 2,1 2,2 2,3

(66)

54

Lampiran 12.Hasil Uji Tipe Emulsi krim Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L.)

Formula Replikasi Penyimpanan Minggu

0 1 2 3 4

I 1 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

2 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

3 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

II 1 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

2 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Tinggi M/A M/A M/A M/A M/A

3 Suhu Rendah M/A M/A M/A M/A M/A

Suhu Kamar M/A M/A M/A M/A M/A

(67)

55

Gambar

Tabel 2. Tabel Hasil Uji Bebas Etanol Dan Kualitatif Ekstrak
Tabel  3.  Hasil  pengamatan  organoleptis  krim  Ekstrak  Etanol  Daun  Kelor
Tabel  4.  Hasil  pengujian  homogenitaskrim  Ekstrak  Etanol  Daun  Kelor
Tabel  5.  Hasil  pengujian  viskositas  krim  Ekstrak  Etanol  Daun  Kelor
+7

Referensi

Dokumen terkait

kali akan naik ojek dari sana, tidak mudah membedakan mana tukang ojek yang ramah dan mana yang suka marah sebab wajah mereka sama dinginnya.. Karena sudah larut petang, kendaraan

Rasul menjalankan tugasnya dengan metode bi al-hikmah, dimana metode ini dilakukan rasul selama berdakwah, tidak hanya sembunyi-sembunyi tetapi juga pada

Luas serangan kedua jenis hama pada tegakan damar menunjukan bahwa luas serangan sangat berat pada tegakan damar disebabkan oleh Valanga nigricormis yaitu pada tingkat

Tugas Sarjana ini Berjudul “Usulan Perbaikan Fasilitas Kerja Pole Carrier pada Operator Pemindahan Tiang Listrik di PT.. Sumbetri

Di Indonesia, akibat tekanan kemiskinan dan perkembangan lebih lanjut dari ekonomi dan teknologi, sekurang-kurangnya dalam satu dekade terakhir pelan-pelan

Data pengamatan pertambahan panjang sulur tanaman buah naga, setelah dilakukan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa secara interaksi perlakuan pupuk kandang sapi dan

a. Kesalahan yang dilakukan siswa berkemampuan awal tinggi dalam menyelesaikan soal-soal pecahan berdasarkan taksonomi bloom pada tahap menganalisis. 1) Kesalahan prosedural,

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan anugerah serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang