• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN KETUA KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa Peraturan Komisi Aparatur Sipil Negara nomor

6 Tahun 2016 tentang Jabatan dan Kelas Jabatan di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara perlu disesuaikan dengan sistem pemberianl tunjangan kinerja pegawai negeri, sehingga perlu diganti;

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai mana ·dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan peraturan Komisi Aparatur Sipil Negara ten.tang penegakan disiplin dalam pelaksanaan pemberiaµ tunjangan kinerja pegawai di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6 , Tambahan Lembaran. Negara Republik Indonesia Nomor 5494 );

2. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1976 tentang cuti Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 57 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3093);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 7 4 , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 4. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang

Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah;

5. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara;

6. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2016 tentang Hak Keuangan Asisten KASN;

7. Peraturan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara Nomor 1 Tahun 2014 ten tang Organisasi dan Tata Kerja

(2)

Sekretariat Komisi Aparatur Sipil Negara;

8. Peraturan Ketua Komisi Aparatur Sipil Negara Nomor 2 Tahun 2015 ten tang Organisasi dan Tata Kerja di Lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN KETUA KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA TENTANG PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAW AI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Ketua ini yang dimaksud dengan:

1. Tunjangan kinerja adalah sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2016 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara. 2. Pegawai adalah Pegawai Negeri dan pegawai lainnya yang

berdasarkan Keputusan pejabat berwenang diangkat dalam suatu jabatan atau ditugaskan dan bekerja secara penuh di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara.

3. Jam kerja adalah jam kerja sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah.

4. Alasan yang sah adalah ·. alasan yang dapat dipertanggungjawabkan yang disampaikan secara tertulis dan dituangkan dalam surat permohonan izin/pemberitahuan serta disetujui oleh pejabat yang berwenang sesuai ketentuan yang diatur dalam peraturan Ketua ini.

BAB II

HARI, JAM KERJA, DAN CATATAN KEHADIRAN Bagian Kesatu

Hari dan Jam Kerja Pasal 2

Hari dan jam kerja di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara diatur sebagai

berikut: ·

1. Hari Senin s.d. Kamis :Pukul 08.00 - 16.30 waktu setempat Istirahat :Pukul 12.00 - 13.00 waktu setempat 2. Hari jumat

Istirahat

:Pukul 08.00 - 17.00 waktu setempat :Pukul 11.30 - 13.00 waktu setempat

(3)

Bagian Kedua Pencatatan Kehadiran

Pasal 3

1) Setiap pegawai wajib masuk dan pulang bekerja sesuai ketentuan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 2.

2) Setiap pegawai wajib mencatatkan waktu kedatangan dan kepulangan kerja pada mesin pencatat kehadiran.

3) Pencatatan kehadiran dapat dilakukan secara manual dalam hal:

a. Mesin pencatatan kehadiran mengalami kerusakan/tidak berfungsi; b. Pegawai belum terdaftar dalam sistem pencatatan kehadiran;

c. Telapak tangan tidak terekam dalam mesin pencatatan kehadiran; d. Terjadi keadaan kahar (force majeure); atau

e. Lokasi kerja tidak memungkinkan untuk disediakan mesm pencatatan kehadiran.

Pasal 4

Setiap pegawai yang terlambat masuk kerja paling lama ·60 (enam puluh} menit diwajibkan untuk mengganti waktu keterlambatan setelah waktu kepulangan kerja pada hari yang bersangkutan sesuru dengan waktu keterlambatan tersebut.

Bagian Ketiga Pencatatan Kehadirari

Pasal 5

Pada upacara bendera peringatan hari-hari besar nasional, setiap pegawai yang tercatat wajib mencatatkan kehadiran sebelum dan sesudah pelaksanaan upacara bendera pada mesin pencatat kehadiran dikantor Komisi Aparatur Sipil Negara.

Pasal 6

1) Pegawai yang karena tugas kedinasan tidak dapat melakukan pencatatan kedatangan dan/ atau kepulangan kerja dengan menggunakan mesin pencatat kehadiran, wajib menyampaikan surat tugas dari pimpinan satuan organisasi/unit kerjanya, sebagaimana formulir surat tugas dalam Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini.

2} Surat tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan sebelum atau sesudah melaksanakan tugas kedinasan.

3) Dalam hal pejabat Pimpinan KASN karena tugas kedinasan tidak dapat melakukan pencatatan kedatangan dan/ atau kepulangan kerja dengan menggunakan mesin pencatat kehadiran wajib menyampaikan surat keterangan yang ditandatangani yang bersangkutan, sebagaimana

(4)

formulir surat keterangan sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI · yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini.

4) Surat tugas dan surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) disampaikan kepada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 7

Pegawai yang telah mendapatkan izin cuti, wajib menyampaikan surat izin cuti pada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 8

Pegawai yang mendapatkan penugasan untuk melakukan perjalanan dinas atau melakukan pendidikan dan pelatihan, wajib menyampaikan surat tugas dimaksud kepada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 9

1) Pegawai yang tidak masuk kerja karena sakit, wajib memberitahukan kepada pimpinan unit kerjanya dan menyampaikan · surat keterangan dari pimpinan unit kerjanya dengan melampirkan surat keterangan sakit dari dokter.

2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada layat ( 1) disampaikan kepada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 10

1) Pegawai yang tidak masuk kerja karena · · keperluan pen ting atau mendesak, antara lain karena orang tua/anak/istri/suami/kakak/adik sakit keras atau meninggal dunia, dapat mengajukan permohonan cuti karena alasan penting.

2) Surat izin cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 11

1) Pegawai yang terlambat masuk kerja atau pulang sebelum waktunya karena keperluan penting atau mendesak, antara lain karena orang tua/anak/istri/suami/kakak/adik sakit keras atau meninggal dunia, dapat mengajukan permohonan izin kepada pimpinan unit kerjanya, untuk selanjutnya dibuatkan surat keterangan, sebagaimana formulir surat keterangari dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini.

2) Surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) disampaikan kepada Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

(5)

Bagian Keempat

Penanggung jawab pencatatan dan pelaporan kehadiran Pasal 12

Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran.

Pasal 13

Penanggung jawab pencatatan kehadiran sebagaimana dimaksud dalam pasal ( 12) wajib melaporkan rekapitulasi kehadiran pegawai setiap bulan kepada Kepala Sekretariat KASN dengan tembusan diserahkan kepada Bagian Keuangan KASN.

Pasal 14

Kepala Bagian SDM dan Umum yang bertanggung jawab menangani pencatatan kehadiran pada satuan organisasi/unit kerja sebagaimana dimaksud pada pasal (12) wajib menyampaikan informasi mengenai akumulasi pegawai yang tidak mematuhi jam kerja dan telah memenuhi ketentuan untuk dijatuhi hukuman disiplin kepada Kepala Sekretariat Komisi Aparatur Sipil Negara.

Bagian Kelima

Mesin pencatat kehadiran tidak berfungsi Pasal 15

1) Apabila mesin pencatat kehadiran tidak berfungsi, pencatatan kedatangan dan kepulangan kerja pegawai dilakukan dengan mengisi formulir daftar hadir sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini.

2) Penanggung jawab pencatatan kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pimpinan unit kerja yang bersangkutan.

3) Pimpinan unit kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menyampaikan daftar hadir kepada Kepala Bagian SDM dan Umum Komisi Aparatur Sipil Negara.

BAB III

PELANGGARAN JAM KERJA Pasal 16

1) Pegawai dinyatakan melanggar jam kerja apabila: a. Tidak masuk bekerja;

b. Terlambat masuk bekerja; c. Pulang sebelum waktunya; d. Tidak berada ditempat tugas;

(6)

e. Tidak mengganti waktu keterlambatan;

f. Tidak melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan waktu yang ditentukan; dan/atau

g. Tidak mencatatkan kehadiran kerja, tanpa alasan yang sah. 2) Pegawai yang melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud

pada ayat ( 1), dikenakan sanksi pengurangan pembayaran tunjangan kinerja yang besamya dinyatakan dalam % (perseratus), paling ban yak 100°/c> ( seratus perseratus) dalam 1 ( satu) bulan.

3) Pegawai tidak dinyatakan melanggar jam kerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) apabila ketidakhadiran, keterlambatan masuk kerja, pulang sebelum waktunya, tidak berada ditempat tugas, tidak mengganti waktu keterlambatan, dan/ atau tidak mencatatkan kehadiran kerja, dengan menggunakan alasan yang sah.

4) Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dituangkan dalam surat permohonan izin/pemberitahuan yang disetujui oleh:

a. Wakil Ketua KASN, untuk surat permohonan izin/pemberitahuan yang diajukan oleh pejabat pimpinan tinggi pratama;

b. Anggota KASN, untuk surat permohonan izin/pemberitahuan yang diajukan r oleh pejabat setara Eselon II Kelompok Kerja; dan

c. Pejabat Eselon II atau setara, untuk surat permohonan . izin/pemberitahuan yang diajukan oleh pejabat Eselon III,

pejabat Eselon IV, dan pejabaf: fungsional dilingkungannya masing-masing.

5) Surat permohonan izin/pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini.

6) Surat permohonan izin/pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) wajib disampaikan kepada pejabat yang menangani daftar hadir paling lambat 3 (tiga) hari setelah tanggal terjadinya ketidakhadiran, keterlambatan masuk bekerja, pulang sebelum waktunya, tidak berada ditempat tugas, tidak mengganti waktu keterlambatan, dan/atau tidak mencatatkan kehadiran kerja. 7) Surat permohonan izin/pemberitahuan sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) yang disampaikan lebih dari 5 (lima) hari dinyatakan tidak berlaku dan dianggap melanggar jam kerja.

Pasal 17

1) Pegawai yang melanggar jam kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1), dihitung secara kumulatif mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan dengan ketentuan sebagai berikut:

(7)

a. Tidak termasuk bekerja 1 (satu) hari dihitung sebagai 1 (satu) hari tidak masuk bekerja;

b. Terlambat masuk bekerja dan/ atau pulang sebelum waktunya dihitung berdasarkan jumlah waktu keterlambatan/pulang sebelum waktunya sesuai ketentuan mengenai hari dan jam kerja;

c. Tidak berada di tempat tugas _dihitung berdasarkan jumlah waktu ketidakberadaan pegawai di tempat tugas yang dibuktikan dengan surat keterangan dari atasan langsung sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini;

d. Tidak mencatatkan kehadiran kerja dan/atau pulang kerja juga dihitung sebagai keterlambatan masuk bekerja atau pulang sebelum waktunya selama 7 ,5 (tujuh setengah) jam; dan

e. Bagi yang tidak mengganti waktu keterlambatan perhitungan komulatif berdasarkan pada waktu keterlambatannya.

2) Perhitungan jumlah waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d dilakukan dengan konversi 7,5 (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk bekerja.

3) Pegawai yang melanggar jam kerja dan telah memenuhi akumulasi 5 (lima) hari tidak masuk kerja atau lebjh dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan pemerintah yang mengatur mengenai disiplin pegawai negeri sipil.

BAB IV

PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA Pasal 18

1) Pegawai di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara, selain penghasilan yang berhak diterima menurut peraturan perundang-undangan, diberikan tunjangan kinerja setiap bulan.

2) Pegawai di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi pegawai yang melaksanakan tugas pada:

a. Kelompok Kerja KASN; dan b. Sekretariat KASN;

Pasal 19

Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam pasal ( 18), tidak diberikan kepada;

a. Pegawai di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara yang nyata-nyata tidak mempunyai tugas/pekerjaan/jabatan tertentu:

b. Pegawai di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara yang diberhentikan untuk sementara (schorsing) atau dinonaktifkan:

(8)

c. Pegawai negeri sipil di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara yang diberhentikan dari pekerjaan/jabatannya dengan diberikan uang tunggu (belum diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil);

d. Pegawai Negeri Sipil Komisi Aparatur Sipil Negara yang diperbantukan/dipekerjakan pada badan/instansi lain di luar lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara; dan

e. Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara yang diberikan cuti di luar tangungan negara atau dalam bebas tugas untuk menjalani masa persiapan pensiun.

Pasal 20

1) Pembayaran tunjangan kinerja dilaksanakan setiap tanggal 1 (satu) pada bulan berikutnya kecuali pembayaran tunjangan kinerja bulan Desember dapat dibayarkan pada awal bulan januari oleh unit kerja yang bertugas menangani pembayaran tunjangan kinerja di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara.

2) Dalam hal tanggal 1 (satu) jatuh pada hari libur pembayaran tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan pada hari kerja sebelum atau sesudah tanggal 1 (satu).

3) Tunjangan kinerja diberikan terhitung mulai tanggal pegawai yang bersangkutan telah secara nyata melaksanakan tugas/jabatan/pekerjaan, sekurang-kurangnya selama satu bulan terhitung mulai tanggal 1 (satu).

4) Dalam hal tanggal 1 (satu) jatuh pada hari libur m~ka tunjangan kinerja diberikan terhitung mulai hari kerja berikutnya.

BABV

PEMOTONGAN TUNJANGAN KINERJA Bagian kesatu

Pemotongan pembayaran tunjangan kinerja karena pelangaran hari dan jam kerja.

Pasal 21

1) Pemotongan tunjangan kinerja diberlakukan kepada; a. Pegawai yang tidak masuk bekerja;

b. Pegawai yang terlambat masuk bekerja; c. Pegawai yang pulang sebelum waktunya;

d. Pegawai yang tidak menganti waktu keterlambatan; e. Pegawai yang tidak mencatatkan waktu masuk kerja;

f. Pegawai yang tidak mencatatkan waktu pulang kerja; g. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin; dan/atau

h. Pegawai yang tidak mengikuti upacara bendera peringatan hari-hari besar nasional;

2) Pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) dinyatakan dalam % (perseratus)

(9)

Pasal 22

Ketentuan pemotongan tunjangan kinerja diatur sebagai berikut;

a. Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf a, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 3% (tiga perseratus) untuk tiap 1 (satu) hari tidak masuk bekerja;

b. Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf b, huruf d, dan huruf e, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan Ketua ini; dan

c. Pegawai sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf c, dan huruf h, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak dipisahkan dari peraturan Ketua ini.

Pasal 23

Ketentuan pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat ( 1) tidak berlaku bagi Ketua, W akil Ketua dan Anggota KASN.

Pasal 24

Pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud .dalam pasal 22 dihitung secara kumulatif dalam 1 (satu) bulan paling banyak sebesar 100% ( seratus perseratus).

Pasal 25

Ketentuan pemotongan tunjangan kinerja sebagaiman dimaksud dalam pasal 22 huruf a tidak qerlaku bagi pegawai yang tidak masuk bekerja karena:

a. Menjalani cuti tahunan, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus);

b. Menjalani cuti karena alasan penting, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus);

c. Menjalani cuti sakit diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (satu koma lima perseratus);

d. Menjalani cuti bersalin, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus);

e. Menjalani cuti besar, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (empat perseratus) perhari.

Pasal 26

1) Pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf b hanya diberikan bagi pegawai yang mengajukan cuti karena alasan pen ting dengan alasan orang tua, mertua, istri/ suami, anak, saudara kandung, atau menantu meninggal dunia.

2) Pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) diberlakukan dengan ketentuan paling lama 3 (tiga) hari kerja untuk setiap pengajuan cuti karena alasan penting karena orang tua, istri/ suami, anak, dan/ atau saudara kandung meninggal dunia.

3) Pegawai yang menjalani cuti karena alasan penting melebihi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pada hari berikutnya dikenakan

(10)

pemotongan tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 · huruf a.

Pasal 27

1) Pegawai yang sedang menjalani cuti sakit sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf c diberlakukan ketentuan sebagai berikut:

a. Pegawai yang sakit dengan keterangan dokter namun tidak menjalani rawat inap, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus).

b. Pegawai yang menjalani rawat inap di puskesmas atau rumah sakit atau tempat perawatan lainnya yang dibuktikan dengan surat keterangan rawat inap dan fotocopy rincian biaya rawat inap dari puskesmas atau rumah sakit, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja 0% (nol perseratus).

c. Pegawai yang menjalani rawat jalan setelah selesai menjalani rawat inap yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter rumah sakit atau dokter kantor, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus).

d. Pegawai yang mengalami kecelakaan dalam keadaan dinas atau yang berhubungan dengan dinas, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus).

e. Pegawai wanita yang mengalami gugur kandungan namun tidak menjalani rawat inap yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus).

2) Surat keterangan dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disesuaikan dengan ketentuan yang mengatur mengenai Cuti Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 28

Pegawai wanita yang sedang menjalani cuti bersalin sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf d untuk melaksanakan persalinan sejak diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, diberlakukan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 0% (nol perseratus).

Bagian Kedua

Pemotongan Pembayaran Tunjangan Kinerja Karena Dijatuhi Hukuman Disiplin

Pasal29

Pegawai sebagaimana · dimaksud dalam pasal 21 ayat (1) huruf g yang berdasarkan peraturan pemerintah yang mengatur mengenai disiplin Pegawai Negeri Sipil dijatuhi hukuman disiplin karena melakukan pelanggaran disiplin, dikenakan pemotongan tunjangan kinerja dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Hukuman Disiplin Ringan:

1. Sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran lisan;

(11)

2. Sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa teguran tertulis; dan 3. Sebesar 15% (lima belas perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika

pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pemyataan tidak puas secara tertulis.

b. Hukuman Disiplin Sedang:

1. Sebesar 50°/o (lima puluh perseratus) selama 4 (empat) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;

2. Sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 5 (lima) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan

3. Sebesar 50% (lima puluh perseratus) selama 6 (enam) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 ( satu) tahun.

c. Hukuman Disiplin Berat:

1. Sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 1 (satu) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan

pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;

2. Sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 2 (dua) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin beru~a pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah;

3. Sebesar 90% (sembilan puluh perseratus) selama 3 (tiga) bulan, jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan; dan

4. Sebesar 100% (seratus perseratus), jika pegawai dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau pemberhentian tidak dengan hormat dan mengajukan banding administratif ke Badan Pertimbangan Kepegawaian.

Pasal 30

Pegawai yang tidak masuk kerja tan pa izin atau alasan yang sah dan/ atau terlambat masuk kerja dan/atau pulang kerja sebelum waktunya tanpa izin atau alasan yang sah yang setelah diakumulasikan selama 5 (lima) hari kerja atau lebih selain dikenakan pemotongan Tunjangan Kinerja sebagaimana dimaksud pasal 23, dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan pemerintah yang mengatur tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 31

Pegawai yang tidak mencatatkan kehadiran sebelum dan sesudah Upacara Bendera Peringatan Hari-hari Besar Nasional sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (2) dikenakan sanksi pemotongan pembayaran Tunjangan Kinerja:

(12)

a. Sebesar 3% (tiga perseratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan, untuk setiap kali tidak mencatatkan kehadiran sebelum dan sesudah upacara, dikecualikan bagi pegawai yang tidak masuk kerja dengan alasan yang sah.

b. Sebesar 1 % (satu perseratus) dari jumlah Tunjangan kinerja selama 1 (satu) bulan, untuk setiap kali terlambat/tidak mencatatkan kehadiran sebelum upacara.

c. Sebesar 1 % (satu perseratus) dari jumlah Tunjangan Kinerja selama 1 (satu) bulan, untuk setiap kali tidak mencatatkan kehadiran setelah upacara atau melebihi batas waktu yang telah ditentukan.

Pasal 32

Sanksi pemotongan pembayaran Tunjangan Kinerja tidak dikenakan terhadap pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagai akibat dari melakukan perbuatan melawan hukum dan/atau melalaikan kewajibannya yang mengakibatkan kerugian negara dan telah dijatuhi Tuntutan Ganti Rugi.

BAB VI

PEMBERLAKUAN PEMOTONGAN TUNJANGAN KINERJA

Pasal 33

Pemotongan Tunjangan Kinerja akibat penjatuhan hukuman disiplin diberlakukan terhitung mulai bulan berikutnya sejak keputusan penjatuhan hukuman disiplin ditetapkan.

Pasal 34

1) Dalam hal pegawai dijatuhi lebih dari satu hukuman disiplin pada bulan yang bersamaan, maka terhadap pegawai yang besangkutan diberlakukan pengurangan Tunjangan Kinerja berdasarkan hukuman disiplin yang paling berat.

2) Dalam hal pegawai dijatuhi hukuman disiplin pada bulan berikutnya kembali dijatuhi hukuman disiplin, maka terhadap pegawai yang bersangkutan diberlakukan pemotongan Tunjangan Kinerja berdasarkan hukuman disiplin yang paling berat.

BAB VII

KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 35

Tunjangan Kinerja bagi pegawai yang meninggal dunia dibayarkan untuk 1 (satu) bulan berjalan.

(13)

Pasal 36

Pegawai yang melaksanakan tugas belajar di luar negeri selama lebih dari 6 (bulan), diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari besaran sesuai dengan jabatan terakhir yang di dudukinya.

Pasal 37

Calon Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Komisi Aparatur Sipil Negara diberikan Tunjangan Kinerja sebesar 80°/4> (delapan puluh perseratus) dari besaran Tunjangan Kinerja sesuai dengan tugasnya.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 38

Peraturan Ketua ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan.

Ditetapkan di jakarta

Pada tanggal ?. fVftlL 2.0\8

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA KETUA,

(14)

LAMPIRAN I

PERATURAN KETUA

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA NO MOR 2 TAHUN 2018

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA

PERSENTASE PEMOTONGAN TUNJANGAN KINERJA. BAGI PEGAWAI YANG TERLAMBAT MASUK BEKERJA TINGKAT KETERLAMBATAN (TL) TL 1 TL2 TL3 TL4 PERSENTASE WAKTU MASUK BEKERJA

POTONGAN 0 % dengan kewajiban mengganti waktu 08.00 s.d. 09.00 keterlam batan 0, 1% apabila tidak mengganti waktu keterlambatan 09.01 s.d. 09.30 0,4% 09.31 s.d. 10.00 l 0,7% ~ 10.01 dan/atau tidak

mencatatkan waktu masuk 1,0% kerja

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA KETUA,

(15)

LAMPIRAN II

PERATURAN KETUA

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2018

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

PERSENTASE PEMOTOWGAN TUNJANGA.N' KINERJA BAGI PEGAWAI YANG PULANG SEBELUM WAKTUNYA TINGKAT PULANG SEBELUM WAKTU (PSW) PSW 1 PSW 2 PSW 3 PSW4

WAKTU PULANG BEKERJA PERSENTASE

SENIN S.D. KAMIS JUMAT POTONGAN

16.00 s.d. 16.29 16.30 s.d. 17.29 0,1% 15.30 s.d. 15.59 16.00 s.d. 16.29 0,4% 14.00 s.d. 14.29 15.30 s.d. 15.59 0,7% > 13.59 dan/atau > 15.29 dan/ atau

tidak mencatatkan tidak mencatatkan 1,0%

waktu pulang kerja waktu pulang kerja

KOMIS! APARATUR SJPIL NEGARA KETUA,

(16)

LAMPIRAN III

PERATURAN KETUA

KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2018

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANMN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA

FORMULIR DAFTAR HADIR

(Apabila Mesin Pencatat Kehadiran Tidak Berfungsi) Hari/Tanggal

Unit Kerja

NO NAMA, NIP

1 2

KEDATANGAN KEPULANGAN

TANDA TANDA KETERANGAN

JAM

TANGAN JAM TANGAN

3 4 5 6 7

~

...

'.

••···

(17)

Menimbang Dasar Kepada Untuk LAMPIRAN IV PERATURAN KETUA

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2018

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI

DI LINGKUNGAN KOMIS! APARATUR SIPIL

NEGARA FORMATSURATTUGAS KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA SURATTUGAS Nomor: ST/xxxx/ ... KASN/xx/xxxx . . ...

:Surat/surat undangan dari ... nomor ... tanggal. ... . MEMBER! TUGAS:

: Sdr ... , NIP ... , Jabatan ... . : mengikuti/menghadiri ... : ... pada hari ... , pada tanggal.. ... , pukul.. ... s.d ... , bertempat di ... .

Dikeluarkan di Jakarta,

Pada tanggal ... . (Pimpinan Sekretariat•/Pokja)

(18)

LAMPIRAN V

PERATURAN KETUA

KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA NOMOR 2 TAHUN 2018

TENTANG

PENEGAKAN DISIPLIN DALAM PELAKSANAAN PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA PEGAW AI DI LINGKUNGAN KOMIS! APARATUR SIPIL NEGARA

FORMAT SURAT KETERANGAN PERMOHONAN IJIN/PEMBERITAHUAN*)

KOMlSI APARATUR SlPIL NEGARA

SURAT KETERANGAN

Nomor:

xx.xx/ ...

KASN/xx./xxxx

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

NIP Jabatan Unit Kerja

dengan ini menerangkan bahwa: Nama

NIP Jabatan

pada hari ... , tanggal.. ... , terlambat masuk kerja / pulang sebelum waktunya / tidak masuk kerja / ... *) selama ... hari/jam/menit*). Pada hari ... tanggal ... ! ...•.••••••• karena ... bertempat di ... . Surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, ... . (Pimpinan Unit Kerja)

Referensi

Dokumen terkait

Harga telur ayam ras yang ada Kabupaten Bengkulu Selatan dipengaruhi oleh harga telur ayam ras yang ada di Bengkulu Utara dan Rejang Lebong yaitu pada taraf kepercayaan 99%

Biasanya aktifitas pengkaderan yang dilakukan oleh organisasi atau lembaga pendidikan cenderung menggunakan poa kurikulum pendidikan konvensional kurikulum utama yaitu

Cendawan yang menyerang tanaman hortikultura pada umumnya adalah Botryodiplodia sp., Fusarium sp., Chepalosporium sp., dan yang sering menyebabkan penyusutan hasil

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala kekurangan nitrogen pertama terlihat pada daun tua yang ditandai dengan perubahan warna daun menjadi hijau kekuningan (klorosis),

…yang diberi nama Bedhaya Luluh, sebagai suri tauladan wujudan menyatunya Mardawa Budaya dengan Pamulangan Beksa Ngayogyakarta yang sudah menjadi satu keutuhan tak terpisahkan,

Dengan menggunakan reaktor dan katalis tersebut dilakukan suatu proses reaksi secara kontinyu untuk mengetahui pengaruh waktu reaksi dan laju alir terhadap

Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Edisi Keenam Jilid 1, (Erlangga, 2008), hlm.. Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pemecahan masalah