BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Boja Kendal yang beralamat di Jalan Raya Tampingan Kec. Boja, Kab. Kendal. Telp. (0294) 571255, Kode Pos 51381. SMP Negeri 2 Boja
berstatus sebagai Sekolah Negeri, status
akreditasi A pada Tahun 2007. N.S.S.
201032407052, Luas lahan/tanah 11450 m2.
Status tanah/sertifikat tanah milik sendiri.
SMP Negeri 2 Boja Kendal memiliki Visi: “LUHUR BUDI PEKERTI UNGGUL DALAM PRESTASI”, dengan indikator sebagai berikut : 1) Terwujudnya prestasi akademik dan non akademik, 2) Terwujudnya sarana prasarana yang memadai yang mendukung pencapaian prestasi. 3)
Terwujudnya tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan yang kompeten dan profesional. 4) Terwujudnya sistem penilaian yang akurat, 5) Terwujudnya standar pengelolaan manajemen yang handal, 6) Terwujudnya standar pembiayaan yang memadai, 7) Terwujudnya lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, nyaman, indah, rindang dan asri, 8) Terwujudnya budaya belajar untuk membentuk kepribadian dan berkarakter.
Adapun misi SMP Negeri 2 Boja Kendal adalah 1) Mewujudkan pengembangan prestasi akademik dan nonakademik, 2) Mewujudkan pengembangan inovasi model pembelajaran, 3)
Melaksanakan pengembangan proses
pembelajaran, 4) Mewujudkan pengembangan sarana prasarana pendidikan yang berbasis IT, 5) Melaksanakan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten dan profesional, 6)
Mewujudkan kelembagaan dan manajemen
sekolah yang handal, 7) Mewujudkan program penggalian pembiayaan sekolah yang memadai, 8) Mewujudkan sistem penilaian yang akurat dan adil, 9) Mewujudkan lingkungan sekolah yang kondusif, bersih, indah, nyaman, rindang dan asri, 10) Melaksanakan budaya sekolah untuk membentuk kepribadian dan Karakter Building.
Tujuan yang hendak dicapai pada 4 tahun mendatang oleh SMP Negeri 2 Boja Kendal adalah 1) Mampu meningkatkan skor (GSA) rata-rata mata pelajaran dari 6.8 menjadi 7.6, 2) Menjuarai
berbagai lomba baik akademis maupun
nonakademis di tingkat kabupaten sampai dengan propinsi, 3) Mampu mengembangkan sarana
prasarana yang memadai sehingga dapat
menunjang proses pembelajaran, 4) Mampu memiliki tenaga pendidik yang kompeten dan
professional, 5) Mampu memiliki tenaga kependidikan yang mampu melayani secara optimal, 6) Mampu mewujudkan system penilaian yang cepat, tepat dan akurat, 7) Siswa memiliki sikap perilaku yang baik dan menjalankan ibadah
sesuai dengan kaidah yang dianut, 8)
Mengembangkan proses pembelajaran yang
inovatif, kreatif dan akuntabel, 9) Mampu menguasai keterampilan komputer, 10) Mampu menciptakan lingkungan sekolah tertata nyaman dan kondusif.
Jumlah tenaga pendidik beserta kualifikasi pendidikan terdiri dari 4 guru berpendidikan S2, 41 guru berpendidikan S1, 2 orang berpendidikan SLTA. Sehingga total tenaga kependidikan sejumlah 47 orang. Adapun jumlah pegawai terdiri dari 1 orang berpendidikan D2, 6 orang berpendidikan SLTA, 3 orang berpendidikan SD. Jumlah siswa masing-masing kelas VII terdiri dari 256 siswa, kelas VIII terdiri dari 246 siswa, kelas IX terdiri dari 244 siswa.
Jenis kegiatan Pengembangan diri meliputi: BK, Bola Voli (pa), MTQ/BTA (pa/pi), Pramuka, Paduan Suara / Band, Paskibra, Seni Tari, PMR, Basket (pa/pi), dan Sepak Takraw.
Adapun prestasi akademik yang telah dicapai dalam 3 tahun terakhir sebagaimana tabel berikut.
Tabel 4.1
Rata-Rata Nilai Ujian Nasional
No. Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Nasional 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1 Bahasa Indonesia 8,39 7.88 7,50 2 Bahasa Inggris 5,63 5.57 5,87 3 Matematika 6,37 6.48 5,10 4 I P A 7,25 5.92 5,74
Sumber: Data diolah, 2015. Tabel 4.2
Rata-Rata Nilai Ujian Sekolah
No. Mata Pelajaran Rata-rata Nilai Ujian Sekolah 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1 Pend. Agama 7,53 7,75 7,77 2 Pend. Kewarganegaraan 7,23 7,92 6,96 3 IPS 7,43 7,52 8,03 4 Penjaskes 7,20 7,55 7,48 5 Seni Budaya 7,76 7,73 7,89 6 TIK 7,42 7,52 7,63 7 Bahasa Jawa 7,73 7,78 7,28 8 Mulok 8,44 8,11 8,27
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Kualitas Perencanaan Pembelajaran
Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja Kabupaten Kendal pada bulan November 2014, terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar di kelas IX, setelah penulis olah dapat disampaikan dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.3
Rekap Nilai Perencanaan Pembelajaran (IPKG 1)
No Nama Mapel Nilai Predikat
1 Gr 1 Bahasa Indonesia 88,25 A 2 Gr 2 PKn 77,94 B 3 Gr 3 IPA Terpadu 79,41 B 4 Gr 4 PAI 80,28 B 5 Gr 5 TIK 79,41 B 6 Gr 6 IPS Terpadu 72,05 B 7 Gr 7 Ketrampilan 77,94 B 8 Gr 8 Seni Budaya 79,41 B 9 Gr 9 Matematika 82,35 B 10 Gr 10 Bahasa Jawa 73,57 B 11 Gr 11 IPS Terpadu 77,94 B 12 Gr 12 IPA Terpadu 80,88 B 13 Gr 13 Bimbinga Konseling 86,00 A 14 Gr 14 Penjasorkes 85,25 B 15 Gr 15 Bahasa Inggris 76,59 B 16 Gr 16 Bahasa Inggris 75,00 B 17 Gr 17 Bahasa Inggris 80,88 B 18 Gr 18 Matematika 85,29 B 19 Gr 19 Matematika 77,94 B 20 Gr 20 Matematika 80,88 B Jumlah 1597,26 Rata - rata 79,86 B Tertinggi 88,25 A Terendah 73,57 B
Sumber : Data penelitian, diolah.
Data rekapitulasi penilaian perencanaan pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai
tertinggi adalah 88,25 (A), terendah 73,58 (B), dengan rata-rata adalah 79,86 (B)
Walaupun nilai perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru menunjukkan rata-rata yang baik yaitu 79,86, namun perlu dilihat pula hasil rekap nilai perencanaan pembelajaran per komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut ini
Tabel 4.4
Rekapitulasi Nilai Komponen Perencanaan Pembelajaran Guru
No
Nama guru/ Kode
Mata pelajaran Komponen Perencanaan
Jum lah Rata-rata 1 2 3 4 5 1 Gr 1 Bahasa Indonesia 4 3,50 3 3,50 3,66 17,66 3,53 2 Gr 2 PKn 4 3 2,66 3,25 2,66 15,57 3,11 3 Gr 3 IPA Terpadu 4 3,25 3 2,55 3 15,75 3,15 4 Gr 4 PAI 4 3,25 3 3 3 16,25 3,25 5 Gr 5 TIK 4 3 3 4 3 17 3,43 6 Gr 6 IPS Terpadu 3,33 3 2,33 3 2,66 14,29 2.85 7 Gr 7 Ketrampilan 4 3 3 2 3 15,00 3,00 8 Gr 8 Seni Budaya 3,66 3 3 3 3,66 15,99 3,98 9 Gr 9 Matematika 4 3,5 3,25 3 2,66 16,41 3,28 10 Gr 10 Bahasa Jawa 3.66 3 2,66 2,5 3 14,82 2,96 11 Gr 11 IPS Terpadu 4 3 3 3 2,66 15,66 3,13 12 Gr 12 IPA Terpadu 3.66 3,75 2,66 3 3 16.07 3,21 13 Gr 13 Bimbinga Konseling 3,25 3 3,66 3,5 4 17,41 3,48 14 Gr 14 Penjasorkes 4 3,25 3 3,25 3,66 17.16 3,43 15 Gr 15 Bahasa Inggris 3 3 2,33 3 3 14,33 2,86 16 Gr 16 Bahasa Inggris 3,66 3 2,33 3 3 14,99 2,99 17 Gr 17 Bahasa Inggris 3,33 3,75 2,66 3,25 3 15,99 3,19 18 Gr 18 Matematika 4 3,75 3 3,25 3 17 3,4 19 Gr 19 Matematika 3.33 3,50 2,66 3 3 15,41 3,08 20 Gr 20 Matematika 4 3,25 3 3 3 16,25 3,15 Jumlah 71,63 64,7 57,2 61,0 61,2 315,92 63,18
Nilai Komponen (skala ratusan) = Nilai diperoleh : Nilai maksimal x100
89,53 80,98 71,5 76,31 76,61 394,9 78,98
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan: Lima Komponen perencanaan
Pembelajaran, 2) Pemilihan dan pengorganisasian Materi Pembelajaran, 3) Pemilihan Sumber
Belajar/Media Pembelajaran, 4) Metode
Pembelajaran, dan 5) Penilaian hasil Belajar.
Menurut tabel di atas, nilai tertinggi berdasarkan perhitungan dalam instrumen IPKG 1 adalah komponen 1 (satu) yaitu perumusan tujuan pembelajaran dengan nilai 89,53, nilai terendah adalah komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai 71,5 sedangkan komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran dengan nilai 80,93, komponen 4 (empat) yaitu metode pembelajaran dengan nilai 76,31 sedangkan komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar nilainya adalah 76,61, dengan rata-rata nilai komponen adalah 78,98.
Berdasarkan hasil penilaian perencanaan pembelajaran setiap mata pelajaran, dapat ditampilkan tabel data sebagai berikut:
Tabel 4.5
Rekapitulasi Nilai Perencanaan Pembelajaran Guru setiap Mata Pelajaran
N
o Mata pelajaran
Komponen Perencanaan Jum
Lah Rata-rata 1 2 3 4 5 1 Bahasa Indonesia 4 3,50 3 3,50 3,66 17,66 3,53 2 PKn 4 3 2,66 3,25 2,66 15,57 3,11 3 IPA Terpadu 3,83 3,5 2,83 2,77 3 15,93 3,18 4 PAI 4 3,25 3 3 3 16,25 3,25 5 TIK 4 3 3 4 3 17 3,43 6 IPS Terpadu 3,66 3 2,55 3 2,66 14,98 2,99 7 Ketrampilan 4 3 3 2 3 15,00 3,00 8 Seni Budaya 3,66 3 3 3 3,33 15,99 3,98 9 Matematika 3,77 43,33 2,88 3,08 3 16,06 3,212 10 Bahasa Jawa 3.66 3 2,66 2,5 3 14,82 2,96 11 Bahasa Inggris 3.33 3,11 2,44 3,08 3 14,96 2,99 12 Penjas 4 3,25 3 3,25 3,66 17.16 3,43 13 Bimbingan Konseling 3,25 3 3,66 3,5 4 17,41 3,48 Jumlah 49,16 40,94 37,68 39,93 40,97 208,6 8 41,73 Nilai Komponen (skala
ratusan) = Nilai diperoleh : Nilai
maksimal x100
94,53 78,73 72,46 76,78 78,78 401,30 80,26
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam tabel 4.5 di
atas tentang hasil penilaian perencanan
pembelajaran yang terdiri dari 5 (lima) komponen dalam perencanaan yang disusun guru, diperoleh data bahwa nilai untuk komponen 1 (satu) yaitu perumusan tujuan pembelajaran adalah 94,53, nilai komponen 2 (dua) yaitu pemilihan dan pengorganisasian materi pembelajaran adalah
78,73, nilai komponen 3 (tiga) yaitu pemilihan sumber belajar/media pembelajaran adalah 72,46,
nilai komponen 4 (empat) yaitu metode
pembelajaran adalah 76,78, dan nilai komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar adalah 78, 78.
Nilai tertinggi adalah komponen 1 (satu) yaitu 94,53 (A), terendah adalah komponen 3 (tiga) yaitu 72,46 (B), dengan rata–rata nilai komponen adalah 80,26 dengan predikat Baik (B). Rendahnya nilai komponen pemilihan sumber belajar/media pembelajaran disebabkan banyak faktor antara
lain keterbatasan sumber belajar/media
pembelajaran yang dimiliki oleh sekolah,
keterbatasan kemampuan guru dalam
menggunakan media pembelajaran yang ada di sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:
Memang benar, masih ada sebagian guru yang belum mampu menyusun RPP yang memenuhi syarat PAKEM dengan memilih sumber belajar/media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Hal lain yang menjadi penyebab adalah kompetensi guru dalam menyusun RPP PAKEM masih perlu ditingkatkan (hasil wawancara, 4 Des 2014)
Hal senada ditegaskan juga oleh Sri Winda selaku pengampu mata pelajaran IPA sebagai berikut:
...terus terang saya masih mengalami kesulitan untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai materi, disamping masih terbatasnya jumlah alat/media yang dimiliki sekolah....
Berdasarkan perolehan nilai setiap
komponen perencanaan ternyata rata-rata nilainya hanya 80,26 dan belum menunjukkan rata-rata nilai yang Amat Baik, hal ini menunjukkan bahwa pada setiap komponen perencanaan guru masih perlu ditingkatkan kompetensinya. Disisi lain penyebab belum maksimalnya nilai setiap komponen perencanaan oleh guru karena sebagian guru masih mengcopy paste RPP yang di buat oleh MGMP atau sumber lain yang belum disesuaikan dengan kondisi sekolah.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut :
Akan tetapi berdasarkan kondisi yang ada, ternyata masih ada sebagian guru yang belum mampu menyusun RPP secara mandiri, mereka masih menggunakan RPP yang di kembangkan oleh MGMP (mengcopy paste), yang terkadang belum tentu cocok dengan kondisi riil di sekolah. (hasil wawancara Kepala Sekolah, 4 Des 2014)
4.2.2 Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran
4.2.2.1 Hasil Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Berdasarkan pengambilan data yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 2 Boja
Kabupaten Kendal pada bulan November 2014, terhadap 20 guru mata pelajaran yang mengajar kelas 9, setelah penulis olah dapat disampaikan dalam tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.6
Rekap Nilai Pelaksanaan Pembelajaran (IPKG 2)
No Nama Mapel Nilai Predikat
1 Gr 1 Bahasa Indonesia 84,44 B 2 Gr 2 PKn 80,23 B 3 Gr 3 IPA Terpadu 80,85 B 4 Gr 4 PAI 77,90 B 5 Gr 5 TIK 78,48 B 6 Gr 6 IPS Terpadu 77,84 B 7 Gr 7 Ketrampilan 79,44 B 8 Gr 8 Seni Budaya 82,77 B 9 Gr 9 Matematika 82,00 B 10 Gr 10 Bahasa Jawa 81,39 B 11 Gr 11 IPS Terpadu 80,81 B 12 Gr 12 IPA Terpadu 81,97 B 13 Gr 13 Bimbinga Konseling 81,88 B 14 Gr 14 Penjasorkes 83,44 B 15 Gr 15 Bahasa Inggris 80,42 B 16 Gr 16 Bahasa Inggris 78,57 B 17 Gr 17 Bahasa Inggris 85,00 B 18 Gr 18 Matematika 82,5 B 19 Gr 19 Matematika 79,5 B 20 Gr 20 Matematika 78,5 B Jumlah 1617,93 Rata – rata 80,89 B Tertinggi 85,00 B Terendah 77,84 B
Data rekapitulasi penilaian pelaksanaan pembelajaran di atas menunjukkan bahwa nilai tertinggi adalah 85,00 (B), terendah 77,84 (B), dengan rata-rata adalah 80,89 (B)
Walaupun nilai pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menunjukkan rata-rata yang baik yaitu 77,84, namun perlu dilihat pula hasil rekap nilai pelaksanaan pembelajaran per komponennya, seperti tertulis dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.7
Rekapitulasi Nilai Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Guru No Nama guru/ Kode Mata pelajaran
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
Jum lah Rata-rata 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Gr 1 Bhs.Ind 4 3,5 3,11 2,66 3,5 3,66 3 3,25 26,93 3,36 2 Gr 2 PKn 3,5 3,25 3,28 2,33 3,16 4 3 3,25 25,77 3,22 3 Gr 3 IPA 4 3,66 3,33 3 2,66 3,16 2,5 3,25 25,56 3,19 4 Gr 4 PAI 3,25 3 3 2,66 3 3,66 2,5 3,25 24,32 3,04 5 Gr 5 TIK 3,25 3 3 2,66 2,83 4 3 3,25 24,99 3,12 6 Gr 6 IPS 3,25 3 3,14 2,66 3 3,66 3 3 24,71 3,08 7 Gr 7 Ketrampila 3,5 3 2,77 3 3,16 4 2,5 3,25 25,18 3,14 8 Gr 8 S. Budaya 3,25 3,4 3,14 3,33 3 4 3 3,25 26,37 3,29 9 Gr 9 Mat 3,5 3 3,16 3,16 3 2,66 2,83 3,25 24,56 3,07 10 Gr 10 Bhs. Jawa 3,5 3 2,77 3 3,16 4 2,5 3,25 25,18 3,14 11 Gr 11 IPS 4 3 3,14 2,66 3 4 3 3,25 26,05 3,25 12 Gr 12 IPA 3,5 3,66 3,28 2 2,83 4 3 3,25 25,52 3,19 13 Gr 13 B K 3,5 3 2,77 3 3,16 4 2,5 3,25 25,18 3,14 14 Gr 14 Penjas 3,5 3 2,77 3 3,16 4 2,5 3,25 25,18 3,14 15 Gr 15 B. Inggris 3,25 3,4 3,14 3,33 3 4 3 3,25 26,37 3,29 16 Gr 16 B. Inggris 3,5 3 2,77 2,66 2,83 4 3 3 24,76 3,09 17 Gr 17 B. Inggris 4 3,66 3,14 2,66 3,16 3,66 3 3,25 26,53 3,31 18 Gr 18 Math 3,5 3,33 3,16 3 3 3,16 3 2,75 24,9 3,11 19 Gr 19 Math 3,5 3 3,16 2,75 2,33 3 3 3,25 23,99 2,99 20 Gr 20 Math 3.5 3 3.16 2.33 2.88 3 2.5 3 23.37 2.92 Jumlah 71 63.86 61.19 55.85 59.82 73.62 56.33 63.75 505.4 63.17 Nilai Komponen (skala ratusan) = Nilai diperoleh : Nilai maksimal x100 88.75 79.82 76.49 69.81 74.77 92.02 70.41 79.68 631.7 8 78.97
Sumber : Data penelitian, diolah.
Keterangan : komponen 1 adalah membuka pelajaran, komponen 2 adalah penguasaan materi, komponen 3 adalah pendekatan dan strategi,
komponen 4 adalah pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah peran aktif siswa, komponen 6 adalah penggunaan bahasa, komponen 7 adalah penilaian proses dan hasil belajar, serta komponen 8 adalah menutup pelajaran
Menurut tabel 4.7 di atas, nilai tertinggi adalah komponen 6 (enam) yaitu penggunaan bahasa dengan nilai 92,02 (A) nilai terendah adalah komponen 4 (empat) yaitu pemilihan sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai 69,81 (C) dengan rata-rata nilai komponenya adalah 78,97 (B). Dua komponen dengan nilai terendah adalah komponen 4 (empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dengan nilai 69,81 dan komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan hasil belajar dengan nilai 70,41.
Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran setiap mata pembelajaran, dapat ditampilkan tabel data sebagai berikut :
Tabel 4.8
Rekapitulasi Nilai Pelaksanaan Pembelajaran Guru setiap Mata Pelajaran
No Mata
pelajaran
Komponen Pelaksanaan Pembelajaran
Jml Rt2 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Bhs Indonesia 4 3,5 3,11 2,66 3,5 3,66 3 3,25 26,9 3,4 2 PKn 3,5 3,25 3,28 2,33 3,1 4 3 3,25 25,7 3,22 3 IPA Terpadu 4 3,66 3,33 3 2,6 3,16 2,5 3,25 25,5 3,19 4 PAI 3,25 3 3 2,66 3 3,66 2,5 3,25 24,3 3,04 5 TIK 3,25 3 3 2,66 2,8 4 3 3,25 24,9 3,12 6 IPS Terpadu 3,25 3 3,14 2,66 3 3,66 3 3 24,7 3,08 7 Ketrampilan 3,5 3 2,77 3 3,1 4 2,5 3,25 25,1 3,14 8 Seni Budaya 3,25 3,4 3,14 3,33 3 4 3 3,25 26,3 3,29 9 Matematika 3,5 3 3,16 3,16 3 2,66 2,8 3,25 24,5 3,07 10 Bahasa Jawa 3,5 3 2,77 3 3,1 4 2,5 3,25 25,1 3,14 11 Bhs. Inggris 3,5 3 2,77 3 3,1 4 2,5 3,25 25,1 3,14 12 Penjas 3,25 3,4 3,14 3,33 3 4 3 3,25 26,3 3,29 13 Bimbingan Konseling 3,5 3 2,77 2,66 2,8 4 3 3 24,7 3,09 Jumlah 45,5 41,2 39,3 37,4 39 48,8 36 41,75 329 41,2 Nilai Komponen (skala ratusan) = Nilai diperoleh : Nilai maksimal x100 87,5 79,2 5 75,7 4 72,0 1 75, 88 93,8 4 69, 86 80,28 634, 39 79,2 9
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan paparan data dalam table 4.8 di
atas tentang hasil penilaian pelaksanaan
pembelajaran yang terdiri dari 8 (delapan) komponen yang dilakukan guru, diperoleh data sebagai berikut: nilai untuk komponen 1 (satu) yaitu membuka pelajaran adalah 87,5 (A), nilai komponen 2 (dua) yaitu pengasaan materi adalah
79,25 (B), nilai komponen 3 (tiga) yaitu pendekatan dan strategi adalah 75,74 (B), nilai komponen 4 (empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran adalah 72,01 (B), dan nilai komponen 5 (lima) yaitu peran aktif siswa adalah 75,88 (B), nilai komponen 6 (enam) yaitu penggunaan bahasa adalah 93,84 (A), nilai komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan hasil belajar adalah 69,86 (C) serta nilai komponen 8 (delapan) yaitu menutup pelajaran adalah 80,28 (B)
Nilai tertinggi adalah komponen 6 (enam) yaitu 93,84 (A), terendah adalah komponen 7 (tujuh) yaitu 69,86 (C), dengan rata–rata nilai komponen adalah 79,29 dengan predikat Baik (B)
Rendahnya nilai komponen 4 (empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran disebabkan antara lain keterbatasan sarana dan prasarana khususnya sumber belajar/media pembelajaran yang dimiliki sekolah, dan masih perlu ditingkatkannya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran yang ada.
Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Endang Sulistyani,S.Pd sebagai waka sarpras sebagai berikut:
Ketersediaan sarana dan prasarana, sumber belajar/media pembelajaran yang belum memadahi, mengingat banyaknya jumlah kelas
yang ada sehingga terkadang antar guru berebut duluan untuk menggunakan media /alat peraga yang sama. Faktor lain adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih belum mampu menggunakan media/alat peraga yang sudah dimiliki oleh sekolah. Faktor ketiga adalah rendahnya semangat belajar, dan terbatasnya jumlah LCD menjadi faktor keempat (wawancara tanggal 10 Desember 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh
Sugiyanta,S.Pd sebagai pengampu mata pelajaran IPA Terpadu sebagai berikut:
Iya benar, masih ada keterbatasan media pembelajaran, sehingga harus bergilir gantian dalam menggunakan media seperti LCD. Demikian juga untuk SDM, memang masih ada sebagian guru yang enggan menggunakan LCD, sehingga bisa menghambat daya imajinasi siswa. (wawancara tanggal 15 Desember 2014)
Demikian halnya dengan rendahnya nilai komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan hasil belajar siswa disebabkan antara lain : guru tidak/belum melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan yang direncanakan. Sebagian guru masih ada yang berpendapat yang terpenting sudah menyusun perencanaan, tetapi dalam pelaksanaannnya terkadang tidak sesuai yang direncanakan, (hanya untuk memenuhi kebutuhan administrasi belaka)
Hal ini senada dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala sekolah yang menyatakan sebagai berikut :
Ya, pada sebagian guru, kriteria penilaian dan alat evaluasi yang disusun sudah mengukur keberhasilan pembelajaran, akan tetapi masih ada sebagian guru yang lain yang belum menyusun dan melaksanakan penilaian proses pada saat pembelajaran berlangsung. Bahkan ada sebagian guru juga yang belum melaksanakan penilaian sesuai dengan yang direncanaan dalam RPP. (wawancara Kepala Sekolah, 4 Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Sujiyah, S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa Inggris yang mengatakan sebagai berikut:
Ya, pada prinsipnya saya tetap mengagendakan penilaian saat proses pembelajaran. Namun, saya juga terkadang tidak memberikan penilaian saat proses pembelajaran karena keterbatasan waktu (wawancara guru, 15 Des 2014)
4.2.2.2 Kendala Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan catatan pembinaan yang diberikan oleh supervisor (baik kepala sekolah maupun pengawas sekolah) selama observasi kelas dan berdasarkan hasil wawancara dengan responden yaitu kepala sekolah, guru maupun siswa, diperoleh beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran PAKEM, yaitu :
a. Dalam kegiatan pendahuluan yaitu membuka pembelajaran belum seluruh guru melakukannya sesuai dengan yang direncanakan di RPP dengan alasan keterbatasan waktu.
b. Pada kegiatan inti, tentang langkah-langkah pembelajaran PAKEM, belum semua guru melaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disusun, guru beralasan karena kondisi siswa yang belum siap, guru yang belum mampu menerapkan strategi
pembelajaran PAKEM dan fasilitas
sekolah/sarana dan prasarana.
c. Penggunaan media pembelajaran/alat
peraga pendidikan oleh guru masih kurang sehingga situasi pembelajaran belum menarik bagi siswa.
d. Penyediaan Fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang pembelajaran PAKEM oleh sekolah dirasakan masih kurang.
e. Kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran PAKEM masih perlu ditingkatkan.
f. Sarana dan prasarana, Sumber Daya Manusia (SDM), rendahnya semangat belajar siswa, terbatasnya jumlah LCD.
g. Siswa tidak maksimal dalam berpikir, tidak siap menerima pelajaran, suasana kelas gaduh sehingga KBM tidak efektif .
h. Guru sudah menggunakan media tetapi pembelajaran membosankan karena terlalu monoton.
i. Mindset guru tentang PAKEM yang belum merata, dari segi improvisasi guru belum maksimal, jarang sekali guru mempunyai kemauan untuk mengadakan inovasi.
Kendala-kendala dalam pembelajaran
PAKEM di SMPN 2 Boja tersebut ditegaskan oleh kepala sekolah dan beberapa guru. Sebagaimana dikemukakan oleh Sri Winda selaku pengampu mapel IPA sebagai berikut.
Iya, pada tahap kegiatan pendahuluan yaitu membuka pembela jaran belum seluruh guru melakukannya sesuai dengan yang direncanakan di RPP dengan alasan keterbatasan waktu. (hasil wawancara guru, 15 Des 2014)
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Ida Rosida, S. Pd. selaku waka kurikulum sebagai berikut.
Sesuai dengan prosedur, pada tahap kegiatan pendahuluan para guru membuka pembelajaran, namun belum seluruh guru melakukannya sesuai dengan yang direncanakan di RPP dengan berbagai alasan. Demikian juga SDM di SMPN 2 Boja masih perlu ditingkatkan guna menciptakan SDM
berkualitas. (hasil wawancara guru, 15 Des 2014)
4.2.3 Kualitas Evaluasi Pembelajaran 4.2.3.1 Kualitas Butir Soal
Kualitas butir soal dalam mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran sangatlah penting bagi guru. Berdasarkan hasil penilaian
perencanaan pembelajaran khususnya
komponen 5 (lima) yaitu penilaian hasil belajar ternyata nilainya masih rendah yaitu 76,61. Setelah dilihat secara menyeluruh tentang instrumen penilaian yang disusun oleh guru dalam RPP, ternyata belum semua guru menyusun instrumen penilaian secara lengkap. Butir soal yang disusun guru dalam RPP masih bersifat sampel saja, sehingga tidak bisa diketahui apakah semua indikator penguasaan materi oleh siswa sudah semuanya diukur melalui butir soal yang disusun oleh guru. Berdasarkan kaidah penulisan butir soal, masih ditemukan adanya soal yang belum memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal masih perlu ditingkatkan.
4.2.3.2 Kualitas Hasil Belajar
Berdasarkan hasil obsevasi, penilaian
yang dilakukan oleh guru setelah
melaksanakan pembelajaran dimasukkan
dalam daftar nilai ulangan harian ke- 2 pada kelas IXC diperoleh data nilai seperti dalam tabel berikut :
Tabel 4.9
Rekap Nilai Ulangan Harian Kedua Kelas IX C
Nomor Nilai per Mata Pelajaran
Juml ah R ata -r ata Ur ut Induk P end Aga ma P Ke wa rga ne g B I ndone sia B I nggr is M atema ti ka P eng Ala m P eng S os ial S eni B uda ya P enjas or ke s T ek Inf or mas i B aha sa J awa M ulok II KKM 73 73 73 70 70 70 75 72 72 72 72 75 1 5984 73 84 80 75 70 80 75 80 75 75 75 80 922 76,83 2 6015 75 72 73 70 80 80 75 80 80 75 75 80 915 76,25 3 5951 80 80 84 70 75 85 85 85 80 80 80 80 964 80,33 4 5922 75 72 80 70 75 85 85 85 80 85 80 85 957 79,75 5 6083 80 84 76 80 75 75 80 85 80 72 80 85 952 79,33 6 6050 80 78 84 85 80 90 85 80 85 75 75 80 977 81,42 7 5985 73 88 92 75 75 90 85 80 75 75 75 85 968 80,67 8 6090 75 88 88 80 75 70 65 85 75 80 80 80 941 78,42 9 5960 75 84 92 80 85 85 75 80 75 85 75 80 971 80,92 10 5990 80 92 84 75 70 70 75 90 80 75 85 80 956 79,67 11 6058 80 76 86 75 65 75 75 85 75 75 90 80 937 78,08 12 6029 73 84 88 70 65 85 70 85 75 75 75 75 920 76,67 13 6122 75 88 84 70 80 70 70 80 80 85 85 85 952 79,33 14 6030 80 84 84 70 75 75 75 80 80 90 75 85 953 79,42 15 5935 75 72 80 70 70 70 80 80 85 85 85 80 932 77,67 16 6035 75 88 88 75 80 80 80 85 85 85 85 80 986 82,17 17 5971 75 84 84 85 70 90 80 90 85 75 85 80 983 81,92 18 6127 75 80 84 75 85 80 90 85 75 75 85 85 974 81,17 19 6069 80 88 88 70 80 80 85 85 75 75 75 80 961 80,08 20 5940 75 80 84 70 75 80 75 80 75 80 75 75 924 77,00 21 6002 75 80 75 65 75 70 70 80 80 75 75 75 895 74,58 22 6003 73 80 84 80 75 80 75 80 80 75 80 75 937 78,08 23 6004 80 80 84 85 75 75 75 80 80 75 80 80 949 79,08 24 6102 80 84 84 70 80 75 75 80 85 72 75 80 940 78,33 25 5943 73 60 84 70 75 75 80 80 85 75 75 75 907 75,58 26 6106 75 88 88 85 75 75 85 85 75 72 80 85 968 80,67 27 6109 80 92 84 90 80 90 75 90 75 90 90 80 1016 84,67 28 5978 80 80 84 75 85 80 75 80 75 75 80 80 949 79,08 29 6014 80 76 80 75 85 85 75 85 75 72 80 80 948 79,00 30 5950 73 73 75 70 75 75 70 80 80 72 75 75 893 74,42 Nilai Rata-rata 77 81 84 75 76 79 77 83 79 78 80 80 948 79 Nilai Tertinggi 80 92 92 90 85 90 90 90 85 90 90 85 1016 85 Nilai Terendah 73 60 73 65 65 70 65 80 75 72 75 75 893 74 Tuntas (%) 100 87 100 97 93 100 83 100 100 100 100 100 Tidak tuntas (%) 0 13 0 3 7 0 17 0 0 0 0 0
Sumber : Data penelitian, diolah.
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, rekap nilai berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang sudah ditetapkan oleh sekolah, menunjukkan bahwa dari 12 mata pelajaran yang diajarkan, 8 diantaranya menunjukkan bahwa seluruh siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan 4 mata pelajaran yang lain yaitu PKn, Bahasa Inggris, Matematika, IPS, menunjukkan hanya ada beberapa siswa yang belum mencapai KKM.
Berdasarkan data di atas, bisa dikatakan bahwa secara umum kualitas hasil belajar pada ulangan harian adalah baik.
Sebagaimana dikemukakan oleh
Sugiyanta, S.Pd selaku pengampu mapel IPA Terpadu sebagai berikut:
Saya cukup bangga karena siswa-siswa mampu mencapai nilai di atas standar minimal KKM yang telah saya tetapkan 70. Meskipun 100% siswa tuntas, namun saya tetap memacu siswa agar selalu mempertahankan pestasinya. (hasil wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut juga dikemukakan oleh Nanik Sulistyawati, S.Pd selaku pengampu mapel IPS sebagai berikut.
Ya, benar. Pada prinsipnya saya memaksimalkan pengelolaan pembelajaran dengan harapan siswa mampu mencapai nilai KKM sebagaimana yang telah saya tetapkan. (hasil wawancara, 15 Des 2014).
4.2.3.3 Kualitas Waktu dalam Perencanaan
Perencanaan pembelajaran harus disusun oleh guru sebelum melakukan pembelajaran, bahkan seharusnya sudah diperiksa oleh kepala sekolah. Yang dilakukan di SMP Negeri 2 Boja, perencanaan pembelajaran disusun oleh guru pada masa liburan semester sebelum tahun pelajaran dimulai, dan dilakukan secara bersama-sama melalui kegiatan IHT yang difasilitasi oleh sekolah.
Dengan demikian dilihat dari aspek kualitas waktu dalam menyusun perencanaan bagi guru adalah sangat cukup.
Sebagaimana dikemukakan oleh Ida Rosida, S.Pd selaku Waka Kurikulum sebagai berikut:
Ya, saya rasa untuk waktu perencanaan pembelajaran bagi para guru sudah cukup. Hal ini karena adanya waktu-waktu libur yang bisa dimanfaatkan oleh para guru dalam perencanaan pembelajaran (hasil wawancara, 15 Des 2014).
4.2.3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria minimal yang ditetapkan oleh sekolah
di awal tahun pelajaran, dan harus
disosialisasikan kepada stakeholder sekolah terutama orang tua siswa dan siswa. KKM di
tentukan oleh guru melalui analisis dengan
memperhatikan aspek intaks siswa,
kompleksitas mata pelajaran dan daya dukung. Berdasarkan data di SMP Negeri 2 Boja pada tahun pelajaran 2014/2015 tentang
KKM, diperoleh data KKM sekolah
sebagaimana dalam tabel berikut : Tabel 4.10
Kriteria Ketuntasan Minimal
No Mata Pelajaran VII Kelas VIII IX
1 Pendidikan Agama 73 73 73 2 Pendidikan Kewarganegaraan 73 73 73 3 Bahasa Indonesia 73 73 73 4 Bahasa Inggris 68 69 70 5 Matematika 70 70 70 6 IPA 70 70 70 7 IPS 73 74 75 8 Seni Budaya 72 72 72 9 Penjasorkes 72 72 72 10 TIK 72 72 72 11 Bahasa 72 72 72 12 Ketrampilan 72 73 75
Sumber : Data Sekolah, diolah.
Memperhatikan data tabel 4,10 KKM di atas, terlihat bahwa dari dua belas mata pelajaran yang ada, hanya dua mata pelajaran yaitu IPS dan Mulok Ketrampilan yang KKM nya 75, selebihnya KKM mata pelajaran yang lain masih kurang dari 75. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas KKM di SMP 2 Boja mayoritas masih di bawah KKM Nasional yaitu 75.
Sebagaimana dikemukakan oleh
Haryanto,S.Pd selaku pengampu mapel Bahasa Indonesia sebagai berikut:
Ya, saya menentukan KKM untuk kelas VII, VIII dan IX dengan KKM yang sama yaitu 73. Nilai KKM 73 ini sudah saya pertimbangkan agar tidak memberatkan dan tidak terlalu ringan bagi siswa (hasil wawancara, 15 Des 2014).
Pernyataan tersebut dikemukakan oleh Ida Rosida, S.Pd, selaku waka kurikulum sebagai berikut:
Ya, benar. Selaku waka kurikulum, saya menghimbau pada rekan guru untuk bisa memperhatikan penentuan nilai KKM, agar KKM tidak terlalu rendah maupun tinggi sehingga memberatkan siswa, selain itu jg harus mempetimbangkan intake siswa, kompleksitas materi dan daya dukung yang tersedia. (hasil wawancara, 15 Des 2014).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pembahasan Hasil Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan hasil penilaian perencanaan pembelajaran yang telah dipaparkan di atas, bisa dikatakan bahwa perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja pada dasarnya telah mengacu model RPP pembelajaran PAKEM. Dimana dalam RPP yang
disusun oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja dilihat dari sisi sistematikanya sudah mencakup komponen RPP yang benar yaitu meliputi:
Identitas sekolah, Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, Indikator pencapaian hasil
belajar, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, pendekatan dan metode
pembelajaran, langkah kegiatan pembelajaran (pendahuluan, inti dan penutup), alat dan sumber belajar serta penilaian pembelajaran. Hal ini telah sesuai dengan komponen RPP PAKEM yang dikemukakan oleh Uzer Usman (2008) yang
menyebutkan secara teknis rencana
pembelajaran minimal mencakup komponen-komponen berikut: (1) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar, (2) Tujuan pembelajaran. (3) Materi pembelajaran. (4) Pendekatan dan metode pembelajaran. (5) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran. (6) Alat dan sumber belajar. (7) Evaluasi pembelajaran.
Lebih lanjut Uzer Usman (2008)
menegaskan bahwa bagi guru, RPP berfungsi sebagai acuan untuk melaksanakan proses pembelajaran di kelas agar lebih efektif dan efisien. Berdasarkan RPP inilah seorang guru
diharapkan bisa menerapkan pembelajaran secara terprogram.
Namun demikian secara kualitas nilai semua komponen masih menunjukkan nilai yang belum mencapai Amat Baik. Hal ini dibuktikan
dengan hasil penilaian perencanaan
pembelajaran yang telah mencapai nilai rata-rata 78,98 dengan predikat Baik. Walaupun hasil perencanaan pembelajaran secara umum nilainya sudah baik, setelah dicermati lebih lanjut nilai RPP per komponen, ternyata masih ada komponen yang sangat penting dalam sebuah perencanaan, yang nilainya masih rendah yaitu pada komponen 3 (tiga) tentang pemilihan
sumber belajar/media pembelajaran yang
nilainya hanya 71.5 dan masuk dalam kategori B. Hal ini perlu pendapatkan perhatian baik dari guru maupun kepala sekolah, agar guru meningkatkan kompetensinya dalam pemilihan dan pemanfaatan sumber/media pembelajaran.
Rendahnya kemampuan guru dalam
memilih dan menggunakan sumber
pembelajaran/media pembelajaran disebabkan karena sebagian guru belum memiliki kompetensi yang baik dalam memilih dan menggunakan
sumber pembelajaran/media pembelajaran.
sarana prasarana/media pembelajaran yang ada di sekolah.
Secara umum kualitas perencanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru-guru SMP Negeri 2 Boja sudah baik, karena setelah dilakukan penilaian sudah memenuhi unsur-unsur pokok yang seharusnya ada dalam RPP,
demikian juga halnya dengan rumusan
tujuannya sudah benar sesuai dengan
kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Kategori nilai Baik yang diperoleh dalam perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru disebabkan karena sebagian besar guru aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah yang diadakan setiap 2 (dua) minggu sekali maupun MGMP Kabupaten yang diadakan setiap bulan sekali pada minggu keempat. Selain itu, kemampuan guru dalam menyusun RPP juga dipengaruhi dengan adanya fungsi kepala sekolah sebagai supervisor yang telah menjalankan tugasnya dengan baik yaitu dengan memeriksa RPP guru sebelum digunakan dalam pembelajaran. Kualitas kemampuan guru dalam menyusun RPP juga dipicu oleh adanya kegiatan rutin kompetisi guru berprestasi tingkat kabupaten yang biasa diadakan tiap semester.
4.3.2 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di SMP Negeri 2 Boja pada dasarnya sudah sesuai dengan model PAKEM, hal ini ditunjukkan dengan adanya sebagian besar guru dalam pelaksanaan pembelajarannya sudah memenuhi kriteria aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan, namun demikian kompetensi guru tetap masih sangat perlu ditingkatkan terus agar kualitas pembelajaran semakin baik sehingga hasilnya pun juga akan semakin baik.
Kompetensi guru dalam membuka
pelajaran secara umum sudah baik, namun masih dijumpai beberapa guru dalam kegiatan membuka pelajaran ini banyak menghabiskan waktu sehingga tidak sesuai dengan yang direncanakannya.
Pada kegiatan inti, sebagian guru telah melaksanakan dengan baik, akan tetapi pada komponen pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran dan komponen penilaian proses dan hasil belajar, masih diperoleh nilai yang rendah yaitu 69,81 (C) dan 70,41 (C). Hal ini
terjadi karena kompetensi guru dalam
pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran masih sangat kurang. Banyak
komputer / LCD sebagai media. Dengan demikian untuk menyikapi hal tersebut, dalam kegiatan inti ini guru dituntut untuk lebih kreatif memanfaatkan lingkungan yang ada sebagai media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak harus di dalam kelas tetapi bisa juga dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan lingkungan yang ada. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius dari guru maupun sekolah agar kompetensi dan kreativitas guru lebih
ditingkatkan, agar siswa gembira dalam
mengikuti pelajaran sehingga mereka akan mencintai ilmu yang dipelajarinya. Dengan suasana yang gembira dan mencintai ilmu yang dipelajarinya tentu siswa akan lebih mudah menyerap materi pelajaran sehingga tujuan yang direncanakan bisa tercapai.
Demikian halnya dengan kegiatan penutup, terkadang guru lupa tidak memberikan refleksi dan penugasan. Hal ini didasari alasan bahwa waktunya sudah habis. Kegiatan refleksi sangat penting untuk mengetahui seberapa besar materi yang sudah diserap dan dipahami oleh siswa, oleh karena itu guru harus lebih disiplin dalam pemanfaatan waktu, agar semua kegiatan bisa dilaksanakan dengan baik.
Berdasarkan hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran di atas, ternyata faktor kedisiplinan guru dalam menggunakan waktu berdasarkan
perencanaan yang telah disusun perlu
mendapatkan perhatian yang serius. Hal ini tidak senada dengan pendapat Carol (1968) dalam Uno (2013 : 190) yang mengatakan bahwa apabila siswa diberi kesempatan menggunakan waktu yang dibutuhkan untuk belajar dan ia menggunakan sebaik-baiknya, maka ia akan mencapai hasil yang diharapkan. Dengan demikian setiap siswa yang memiliki kecakapan normal, apabila diberi waktu yang cukup untuk belajar mereka akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi belajarnya memungkinkan. Sehingga sudah saharusnya guru merancang dan memberikan waktu yang
cukup bagi siswa selama melaksanakan
pembelajaran, bukan banyak digunakan untuk hal-hal yang di luar proses pembelajaran.
Secara kuantitatif berdasarkan hasil
penilaian pelaksanaan pembelajaran yang
dipaparkan di atas, diperoleh data bahwa pada dasarnya semua guru memperoleh nilai rata-rata 80.89 dengan predikat Baik. Namun demikian setelah dilihat nilai per komponen pelaksanan pembelajaran yang meliputi 8 komponen yaitu :
komponen 1 adalah membuka pelajaran,
komponen 2 adalah penguasaan materi,
komponen 3 adalah pendekatan dan strategi, komponen 4 adalah pemanfaatan sumber belajar/media pembelajaran, komponen 5 adalah
peran aktif siswa, komponen 6 adalah
penggunaan bahasa, komponen 7 adalah penilaian proses dan hasil belajar, serta komponen 8 adalah menutup pelajaran. Ternyata di peroleh data bahwa nilai komponen 1 (membuka pelajaran) nilainya adalah 88,75 (A), komponen 2 (penguasaan materi)nilainya adalah 79,82 (B), komponen 3 (pendekatan dan strategi) nilainya adalah 76,49 (B), komponen 4
(pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran) nilainya adalah 69,81 (C),
komponen 5 (peran aktif siswa) nilainya adalah 74.77 (B), komponen 6 (penggunaan bahasa) nilainya adalah 92,02 (A), komponen 7 (penilaian proses dan hasil belajar) nilainya adalah 70,41 (C), serta komponen 8 (menutup pelajaran) nilainya adalah 79,68 (B).
Nilai rata-rata pelaksanaan pembelajaran semua guru di SMP Negeri 2 Boja sudah Baik, karena secara umum dilihat dari sisi kualifikasi dan kompetensi guru memang sudah baik. Hal ini juga disebabkan karena adanya program
kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin tiap 2 kali dalam 1 semester. Selain supervisi oleh kepala sekolah, guru juga mampu menciptakan interaksi dengan siswa yang baik sehingga pembelajaran lebih kondusif. Hal
ini sebagaimana ditegaskan oleh Rustaman (2001),
bahwa dalam proses pembelajaran terdapat
kegiatan interaksi antara guru-siswa dan
komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar.
Dalam proses pembelajaran, guru dan siswa
merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan, yang harus terjalin interaksi yang
saling menunjang agar hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal.
Sedangkan untuk nilai per komponen, khususnya pada kegiatan inti pelajaran, setelah dicermati ada dua komponen yang nilainya masih dalam kategori Cukup, yaitu komponen 4 (empat) yaitu pemanfaatan sumber belajar dan media pembelajaran dan komponen 7 (tujuh) yaitu penilaian proses dan hasil belajar. Mengingat pentingnya kedua komponen tersebut, maka guru maupun kepala sekolah agar memberikan perhatian. Rendahnya nilai kedua komponen ini disebabkan masih terbatasnya kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber
belajar dan media pembelajaran, juga disebabkan masih terbatasnya media/alat pembelajaran yang disediakan oleh sekolah.
Pada dasarnya pelaksanaan pembelajaran PAKEM di SMP 2 Boja sudah berjalan dengan baik sesuai dengan hasil penelitiannya Blimpo dan Evans (2001) yang mengatakan bahwa proses pembelajaran menjadi lebih bernilai dengan hasil optimal jika dikelola secara efektif dan efisien dengan menerapkan model PAKEM, namun masih perlu pembenahan dan peningkatan.
Disisi lain sebagai pembanding, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh M.Kafit (2009) tentang Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Komputer Untuk Meningkatkan hasil Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas VIII MTs NU Hasyim Asyari Honggowongso Jekulo Kudus,
menyatakan bahwa: Penggunaan media
pembelajaran komputer mampu meningkatkan
prestasi belajar IPA, karena dengan
menggunakan media tersebut siswa lebih tertarik
dan lebih termotivasi. Dengan demikian
kompetensi guru SMP Negeri 2 Boja khususnya
dalam pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran sangat perlu ditingkatkan agar
hasil/prestasi belajar siswa pun juga semakin meningkat.
Merujuk hasil penelitian Ratam (2006) tentang Pengaruh Pola Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan Motivasi Belajar terhadap Ketuntasan Belajar IPS Materi Sejarah Siswa Sekolah Dasar Di Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga, mengatakan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dengan Pola PAKEM lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketuntasan belajar siswa dengan mengunakan pola konvensinal/ceramah.
Dengan demikian, sekalipun di SMP Negeri 2 Boja sudah mengimplementasikan MBS dan PAKEM, namun, dengan pencapaian prestasi belajar siswa yang belum memenuhi harapan, maka kompetensi guru dalam menerapkan PAKEM masih sangat perlu ditingkatkan, dan sekolah perlu memberikan dukungan dengan memberikan fasilitas yang cukup bagi guru untuk melaksanakan PAKEM.
4.3.3 Pembahasan Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan pendapat Uno (2013: 96) tentang bagaimana menilai siswa dalam strategi pembelajaran aktif (PAKEM), dikatakan bahwa apapun caranya, sebenarnya sistem penilaian yang efektif dan edukatif adalah sistem yang
dirancang untuk meningkatkan, bukan mengaudit siswa, prestasi siswa memungkinkan siswa untuk menunjukkan pembelajaran mereka dengan cara-cara yang merefleksikan konteks, yang suatu saat akan mereka temui di kehidupan nyata mereka (penilaian otentik). Menurut Asmani (2013: 105) salah satu kriteria penilaian yang sesuai dengan konsep PAKEM yaitu penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model PAKEM yaitu penilaian otentik yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran peserta didik melalui berbagai
teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan perbuatan.
Sementara itu, bentuk penilaian non-tes
dilakukan dengan menggunakan skala sikap, ceklis, kuesioner, studi kasus, dan portofolio.
Mengacu pada hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang salah satu komponennya adalah penilaian proses dan hasil pembelajaran, ternyata yang dilaksanakan oleh guru SMP Negeri 2 Boja belum dilaksanakan dengan baik. Hal ini tentunya belum sesuai sepenuhnya dengan
karateristik evaluasi yang seharusnya dilakukan dalam model PAKEM yang meliputi pretest, penilaian proses dan postest maupun bentuk penilaian lainya seperti portopilio, penugasan
terstruktur maupun kegiatan mandiri
terstruktur. Perencanaan evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan yang meliputi kualitas butir soal, kualitas hasil belajar, kualitas waktu dalam perencanaan dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diperoleh hasil bahwa kualitas butir soal ternyata belum semua guru menyusun instrumen penilaian secara lengkap dalam RPP.
Butir soal yang disusun guru dalam RPP ternyata masih bersifat sampel saja, dan atau bahkan mengambil soal yang sudah jadi, sehingga tidak bisa diketahui apakah semua indikator penguasaan materi oleh siswa sudah semuanya diukur melalui butir soal yang disusun oleh guru. Berdasarkan kaidah penulisan butir soal, masih ditemukan adanya soal yang belum memenuhi kaidah, sehingga kualitas butir soal
masih perlu ditingkatkan validitas dan
reliabilitasnya.
Namun demikian kualitas hasil belajar, secara umum sebenarnya sudah baik, hal ini
dibuktikan dengan 8 mata pelajaran
sedangkan 4 mata pelajaran yang lain yaitu mata pelajaran PKn, Bahasa Inggris, Matematika dan IPS hanya menunjukkan beberapa anak yang belum mencapai batas tuntas.
Berdasarkan waktu yang ada bagi guru untuk menyusun perangkat pembelajaran, pada dasarnya sangat cukup, karena dilaksanakan pada saat liburan semester, sebelum masuk tahun palajaran baru dengan diberikan fasilitasi dari pihak sekolah.
Kualitas KKM di SMP 2 Boja perlu adanya peningkatan menuju KKM Nasional yaitu 75, hal ini terlihat dari dari data KKM sekolah hanya dua mata pelajaran yang KKM nya 75, yaitu mata pelajaran IPS dan Ketrampilan, sedangkan mata pelajaran yang lain KKM nya masih di bawah 75.
Pentingnya mengevaluasi pembelajaran
karena guru akan mengetahui tingkat
keberhasilan maupun bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Uno (2008: 95), bahwa Evaluasi akhir atau post test berfungsi untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan yang dicapai siswa pada akhir pengajaran. Jika hasil evaluasi akhir kita bandingkan dengan evaluasi awal, maka dapat diketahui seberapa jauh efek atau pengaruh dari pengajaran yang telah kita berikan, disamping
sekaligus dapat pula diketahui bagian-bagian mana dari bahan pengajaran yang masih belum dipahami oleh sebagian besar siswa.