BAB V
SAFEGUARD SOSIAL DAN LINGKUNGAN
5.1 Umum
Dalam pelaksanaan program pembangunan pada saat ini ada beberapa syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam mengantisipasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan tersebut, untuk mengantisipasi hal tersebut maka dibuatkan dokumen SAFEGUARD (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan). Peraturan dan perundang-undangan yang berhubungan dengan SAFEGUARD adalah :
Undang-undang No.4 tahun 1982,tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup,
Undang-undang No.5 tahun 1990,tentang Konversi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya,
Undang-undang No.24 tahun 1992,tentang Penataan Ruang,
Keputusan Presiden Republik Indonesia No 23 tahun 1990 tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,
Peraturan pemerintah No. 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup, Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) No. 056/1994,tanggal 18 Maret 1994 tentang Pedoman Ukuran Dampak Lingkungan,
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.Kep.12/MENLH/3/94,tanggal 14 Maret 1994 tentan Pedomam Umum Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL),
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.Kep.11/MENLH/3/94,tanggal 19 Maret 1994 tentang jenis usaha atau kegiatan wajib dilengkapi SAFEGUARD,
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.Kep.13/MENLH/3/94,tangga 19 Maret 1994 tentang Pedoman Susunan Keanggotaan dan Tata Kerja Komisi SAFEGUARD,
Keputusan menteri Lingkungan Hidup No. Kep.154/MENLH/3/1994,tanggal 19 Maret 1994 tentang Pedoman
Safeguard sesungguhnya merupakan salah satu alat untuk tujuan pengelolaan lingkungan hidup yang berperan untuk memasukkan pertimbangan-pertimbangan lingkungan ke dalam proses perencanaan pembangunan. Menurut PP/51/1993,pasal 6 menegaskan bahwa SAFEGUARD merupakan bagian kegiatan studi kelayakan rencana usah atau kegiatan .Ini berarti alternatifyang berkembang dalam studi kelayakan juga perlu dipertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan hidup sebelum dipilih alternative yang layak secara teknis,ekonomis dan lingkugan (termasuk social),dengan demikian SAFEGUARD akan berperan untuk meningkatkan kegunaan proyek dengan mengurangi dampak negative dan memperbesar dampak positif
Sumber pembiayaan untuk safeguard ini bersumber dari pemda melalui dana APBD II dan APBD I juga bersumber dari dana pusat dan masyarakat serta kalangan swasta.
5.2 Komponen Safeguard
Dalam pelaksanaan usaha dan kegiatan pembangunan di bidang pekerjaan umum adalah beberapa kegiatan yang diwajibkan untuk melakanakan kegiatan SAFEGUARD yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dalam rangka untuk menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan menitik beratkan pada keseimbangan antar usaha atau kegiatan dengan lingkungan yang memperoleh manfaat dari usaha atau kegiatan tersebut. Jenis usaha atau kegiatan dibidang pekerjaan umum yang diwajibkan.
5.2.1 Komponen Sosial Ekonomi
Komponen Sosial Ekonomi meliputi pengadaan tanah dan permukiman kembali biasanya terjadi jika kegiatan investasi berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkat kan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
5.2.2 Komponen Sosial Budaya
Kekayaan budaya, RPIJM bidang Ciptakarya tidak mebiayai kegiatan yang dapat menghancurkan atau merusak kekayaan budaya baik berupa benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki nilai spiritual.
5.2.3 Komponen Lingkungan
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dampak sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
- Analisis mengenai Dampak lingkungan atau AMDAL (atau Analisis Dampak Lingkungan-ANDAL dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan – RKL dan Rencana Pemantauan Lingkungan-RPL)
- Upaya pengelolaan lingkungan-UKL dan upaya pemantauan lingkungan-UPL; atau
- Standar Operasi Baku-SOP,
- Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud. 5.3 Metode Pendugaan Dampak
Bagi rencana atau usaha atau kegiatan yang tidak wajib dilengkapi dengan SAFEGUARD disebabkan tidak ada dampak penting secara teknologi sudah dapat dikelola dampak pentingnya, tetap diharuskan Upaya pengelolaan Lingkungan (UKL) dan upaya Pemantauan lingkungan (UPL) sesuai dengan peraturanyang berlaku.UKL dan UPL diatur melalui suatu Pedoman Umum (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep. 12/MENLH/3/94,tanggal 19 Maret 1994)
Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan perlu disusun sedemikian rupa ,sehingga dapat :
Langsung mengemukakan informasi penting setiap jenis rencana usaha atau kegiatan yang merupakan sifat proyek itu sendiri dan dapat menimbulkan dampak potensial terhadap lingkungan.
Informasi komponen lingkungan yang terkena dampak
Upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang harus dilakukan oleh pemrakarsa pada tahap prakonstruksi,konstruksi maupun pasca konstruksi.
Karena UKL dan UPL bukan merupakan bagian dari SAFEGUARD, maka kedua dokumen tersebut tidak dinilai oleh Komisi SAFEGUARD,melainkan diarahkan langsung oleh Instansi Teknis yany membidangi dan bertanggungjawab atas pembinaan usaha atau kegiatan tersebut melalui suatu petunjuk teknis yang bersangkutan. Walaupun tidak dinilai oleh Komisi SAFEGUARD,aka tetapi kedua dokumen tersebut merupakan syarat pemberian isin usaha atau kegiatan dimaksud oleh instansi yang bertanggungjawab(sektoral).
Menurut Peraturan pemerintah Nomor 51/1993,pengertian SAFEGUARD adalah hasil studi mengenai “dampak penting” suatu usaha
atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan,sedangkan dampak penting adalah suatu perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha atau kegiatan
Untuk ukuran “dampak penting” menurut keputusan kepala Bapedal RI Nomor Kep.056/1994 adalah sebagai berikut :
Jumlah manusia yang akan terkena Dampak, Dampak lingkungan suatu kegiatan menjadi penting bila manusia diwilayah studi SAFEGUARD yag terkena dampak lingkungan tetapi tidak menikmati manfaat dari kegiatan ,jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah manusia yang menikmati manfaat dari kegiatan diwilayah studi.
Luas Wilayah Persebaran Dampak,dampak lingkungan suatu kegiatan bersifat penting bila renana usaha atau kegiatan mengakibatkan adanya wilayah yang mengalami perubahan mendasar dari segi intensitas dampak,atau tidak berbaliknya dampak ,atau komulatif dampak
Lamanya Dampak Berlangsung,dampak lingkungan bersifat penting bila rencana usaha atau kegiatan mengakibatkan timbulnya perubahan mendasar dari segi intensitas dampak atau tidak berbaliknya,atausegi komulatif dampak,yang berlangsung hanya pada satu atau lebih tahapan kegiatan (perencanaan,konstruksi,Operasi dan pasca operasi)
Intensitas dampak,intensitas dampak mengandung pengertian yang timbul bersifat hebat ,drastic,serta berlangsung diareal yang bersifat luas,dalam kurun waktu yang relative singkat.Dengan demikian dampak lingkungan yang tergolong penting antara lain; bila rencana usaha atau kegiatan akan menyebabkan perubahan pada sifat-sifat fisik atau hayati lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan menurut perundang-undangan yang berlaku,
Banyaknya komponen Lingkungan lain yang terkena Dampak, Dampak tergolong penting bila rencana usaha atau kegiatan menimbulkan ampak sekunder dan dampak lanjutan lainnya yang jumlah komponennya lebih atau sama dengan komponrn lingkungan yang terkena dampak primer,
Sifat komulatif Dampak,Dampak tergolong penting bila dampak lingkungan berlangsung berulang kali dan terus menerus,sehingga pada kurun waktu tertentu ,atau beragamnya terus menerus sehingga pada kurun waktu tertentu ,atau beragamnya dampak lingkungan
bertumpuk dalam satu ruang tertentu sehingga tidak dapat diassimilasikan oleh lingkungan alam atau social yang menerimanya,
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak, Dampak bersifat penting apabila perubahan yang akan dialami oleh suatu komponen lingkungan tidak dapat dipulihkan kembali walaupun dengan intervensi manusia.
5.4 Pemilihan Alternatif
5.4.1 Proses Pemilihan Alternatif
Keputusan umum dalam peraturan Pemerintah No.51/1993 tentang perbedaan jenis Safeguard adalah sebagai berikut :
SAFEGUARD suatu usaha atau kegiaan seperti yang telah ditetapkan dalam peraturan yang terdahulu
SAFEGUARD kegiatan terpadu/multisektor yang merupakan hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dala suatu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan satu instansi yang bertanggungjawab
SAFEGUARD kawasan yang merupakan hasil studi mengenai dampak lingkungan hidup dalansatunkesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan atau instansi yang bertanggungjawab
SAFEGUARD Regional yang merupakan hasil studi dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan eksistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai dengan RUTRD dengan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
5.4.2 Penyajian Pemilihan Alternatif
5.5 Analisis Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan 5.5.1 Sistem Pengelolaan
Komisi SAFEGUARD pusat terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap yan dibentuk oleh Menteri atau pimpinan lembaga non Departemen, dan dalam menjalankan tugasnya komisi SAFEGUARD pusat dibantu oleh Tim Teknis yang bertugas menilai dokumen-dokumen safeguard.
Komisi Safeguard Daerah yang terdiri dari anggota tetap dan anggota tidak tetap yang dibentuk olh Gubernur ,dan dalam
menjalankan tugasnya Komisi Safeguard daerah dibantu oleh TimTeknis yang bertugas menilai dokumen-dokumen Safeguard.
5.5.2 Pelaksanaan Pengelolaan
Komisi Safeguard Pusat bertugas untuk :
Menyusun pedoman teknis pembuatan Dokumen Safeguard yang meliputi pembuatan kerangka acuan analisis dampak lingkungan (KA ANDAL),Analisa Dampak Lingkungan(ANDAL),Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan lingkungan (RPL).
Menanggapi dokumen KA_ANDAL
Menanggapi dokumen ANDAL
Menanggapi dokumen RKL
Menanggapi dokumen RPL
Membantu penyelesaian diterbitkannya keputusan tentang dokumen ANDAL,RKL,RPL.
Melaksanakan tugas lain yang ditentukan oleh Menteri 5.5.3 Pembiayaan Pengelolaan
Sumber pembiayaan untuk safeguard ini bersumber dari pemda melalui dana APBD II dan APBD I juga bersumber dari dana pusat dan masyarakat serta kalangan swasta.
5.6 Analisis Pemantauan Safeguard Sosial dan Lingkungan 5.6.1 Tipe Pemantauan Kate gori Dampak Persyaratan Pemerintah A Subproyek dapat mengakibatkan dampak
lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan
ANDAL dan RKL/RPL
B Sub proyek dengan ukuran dan volume yang kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihan sangat mungkin dilakukan
UKL/UPL
C Subproyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dam tidak mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air.
Tidak diperlukan ANDAL atau UKL/RPL
5.6.2 Prosedur Pemantauan
Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari beberapa kegiatan utama, yakni ; pentapisan awal sub proyek sesuai dengan criteria sesuai dengan persyaratan safeguard, evaluasi dampak lingkungan: pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari subproyek yang diusulkan (lihat table 1.1), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), Pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.
5.6.3 Pelaksanaan Pemantauan
1. Perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL atau draft UKL/UPL, melaksanakan serta melakukan pemantauan pelaksanaannya.
2. Konsultasi dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau PAP dalam forum stakeholder, baik pada saat perumusan KA-ANDAL, draft ANDAL dan RKL/RPL. 3. Melakukan pelaksanaan RKL/RPL dan hasil pemantauannya 4. Keterbukaan informasi mengenai draft ANDAL dan RKL/RPL
atau UKL/UPL pada public dalam waktu yang tidak terbatas. 5. Penanganan keluhan public secara transparan.