LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR BAHASA INGGRIS DENGAN
METODE INTERAKTIF DI TAMAN BACAAN MATAHARI
KELURAHAN JATISARI, BEKASI
Oleh:Tryanti Abdulrahman/NIP.19851309200812 2 002 Drs. Deddy Suezdi, MM
Periode: Semester Ganjil September 2016 – Januari 2017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI‟IYAH TAHUN 2016
HALAMAN PENGESAHAN
KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
1. Judul Kegiatan PKM : Program Bimbingan Belajar Bahasa Inggris dengan metode interaktif
2. Nama Mitra Program PKM : Taman Bacaan Matahari 3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama : Tryanti Abdulrahman, S.Pd, MA b. NIDN : 0013098501
c. Jabatan/Gologan : Penata Muda/III B
d. Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris e. Perguruan Tinggi : Universitas Islam As-Syafi‟iyah f. Bidang Keahlian : Pendidikan dan Pengajaran
g. Alamat Kantor/Telp/Surel: Jl. Jatiwaringin Raya No 12 Pondok Gede Jakarta Timur
4. Anggota Tim Pengusul :Hanafi Wibowo, S.Pd, M.Pd
5. Lokasi Kegiatan/Mitra : Jl. Wibawa Mukti Kelurahan Jati Sari RT/RW 018/005 Kec. Jati Asih – Bekasi
6. Jangka waktu Pelaksanaan: Tiga Bulan 7. Biaya Total : Rp 3.000.000,-
8. Sumber Dana : LPPM Universitas Islam As-Syafi‟iyah
Mengetahui, Jakarta, 28 Januari 2017
Dekan Ketua Tim Pengusul
Drs, Ari Sumitro, MM.M.Pd Tryanti Abdulrahman, S.Pd, MA
PENGANTAR
Dengan atas rahmat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan karunia-Nya. Kami berusaha untuk menjalankan program Taman Bacaan komunitas yang dibawah naungan Dharma Wanita Kemetrian PPN/BAPPENAS yang bernama “Taman Bacaan Matahari” untuk merangsang minat baca masyarakat dalam rangka mencerdaskan anak bangsa.
Berkenaan dengan program tersebut di atas, kami menjalankan program bimbingan bahasa inggris dengan metode interaktif untuk bagi anak-anak TK dan SD dilingkungan RW 005 yang rutin mengakses taman bacaan. Kegiatan ini ditujukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, potensi masyarakat, generasi penerus bangsa dan ikut serta dalam mencerdaskan bangsa. Laporan kegiatan ini dibuat sebagai tracking jalannya kegiatan Taman Bacaan Matahari di yang berlokasi di komplek Bappenas Jatisari periode 2016/2017.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi
Taman Bacaan Masyarakat pada dasarnya didirikan untuk ikut serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa dalam melestarikan program pendidikan non formal. Melalui pembudayaan minat baca, masyarakat akan meningkat pengetahuannya, meningkat kesehatannya, dan meningkat taraf ekonominya. Sehingga akan berdampak positif dalam mengurai pengangguran dan kemiskinan. Layaknya TBM lainnya, visi dan misi Taman Bacaan Matahari yang didirikan oleh Dharma Wanita Kementrian PPN/Bappenas juga memiliki visi dan misi yang sama dan peruntukannya bagi masyarakat perumahan Bappenas dan sekitarnya. Membaca ada keterampilan dan kebiasaan yang harus dimiliki oleh setiap orang. Menurut Heuken (1989) dengan membaca pula seseorang akan terbentuk kepribadiannya menjadi lebih baik. Kepribadian merupakan pola menyeluruh semua kemampuan, perbuatan serta kebiasaan seseorang, baik jasmani, mental, rohani, emosional maupun sosial. Semua ini telah ditatanya dalam caranya yang khas, di bawah beraneka pengaruh dari luar. Pola ini terwujud dari tingkah lakunya dalan usaha manusia yang sebagaimana dikehendakinya. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Widarso (1994) “membaca untuk hidup”, artinya membaca agar kita bisa hidup lebih baik, lebih arif, lebih mengerti tabiat dunia.
Disamping hal tersebut diatas, pendidikan merupakan faktor penting untuk mengentaskan rakyat dari kebodohan, keterbelakangan dan kemiskinan. Pemerintah berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa . Hak untuk mendapatkan pengajaran atau pendidikan dinyatakan dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menetapkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pengajaran. Salah satu upaya yang dapat di jadikan sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
masyarakat terhadap berbagai bidang pengetahuan adalah melalui kegiatan gemar membaca. Minat dan kebutuhan masyarakat untuk gemar membaca memerlukan perhatian serius baik dari pemerintah, pihak swasta, pemerhati pendidikan, pelaku pendidikan dan dari pihak yang peduli akan pendidikan. Adanya Taman Bacaan MATAHARI dengan penuh harap semoga dapat bermanfaat dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas. Insyaalloh Taman Bacaan Matahari memberikan layanan baca yang relevan dengan kebutuhan masyarakat tingkat ekonomi menengah dan bawah, Mereka adalah komunitas peduli bacaan masyarakat yang memiliki sebuah harapan untuk lebih cerdas dan arif dalam menyikapi hidup dengan banyak membaca.
Saat ini pengelola telah melakukan identifikasi kebutuhan (need assessment). Untuk membuat suatu program layanan, sudah menjadi ketentuan mutlak bahwa identifikasi kebutuhan perlu dilakukan. Taman bacaan Matahari bisa memperoleh gambaran tentang kondisi masyarakat dan kebutuhan masyarakat sekitar. Pengadaan bahan bacaan. Bahan bacaan yang disediakan dalam taman bacaan ini telah disortir sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta minat masyarakat. Misalkan bahan bacaan tentang buku-buku parenting, buku-buku pendidikan, buku-buku keterampilan, buku-buku-buku-buku cerita anak-anak usia sekolah. Dalam hal pengadaan buku bisa dengan pengumpulan buku-buku bekas layak baca yang telah difilterisasi serta bantuan donator. Adapun kegiatan filterisasi dilakukan oleh ibu-ibu pengurus Taman Bacaan Matahari
Taman Bacaan Matahari memiliki koleksi buku-buku yang banyak namun belum dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Khususnya untuk ketersediaan buku bahasa inggris, taman bacaan matahari memiliki beberapa koleksi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat namun belum secara maksimal dimanfaatkan. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di Taman Bacaan Matahari mengingat situasi yang ada saat ini.
1.2 Identifikasi dan Perumusan masalah
Beberapa kendala yang dihadapi antara lain sebagai berikut:
1. Kurang aktifnya pengelola taman bacaan untuk menjalankan program-program yang sudah dicanangkan
2. Tidak adanya instruktur di Taman Bacaan
3. Buku-buku, sumber belajar dan fasilitas lainnya yang memadai namun tidak dimanfaatkan secara efektif dan efisien oleh masyarakat khususnya anak-anak
4. Ketersediaan buku bahasa inggris yang belum dimanfaatkan oleh anak-anak
5. Minimnya dana yang dialokasikan untuk kegiatan taman bacaan Adapun rumusan masalah dalam kegiatan pengabdian ini yakni:
a. Bagaimana pemanfaatan sumber belajar dan fasilitas yang ada di taman bacaan matahari untuk pembimbingan belajar bahasa inggrris bagi anak-anak dengan suasana belajar yang interaktif dan sesuai dengan kondisi anak-anak saat ini?
b. Apa manfaat yang diperoleh dari program bimbingan belajar?
1.3 Kerangka Pemecahan Masalah
Untuk menjawab masalah diatas, perlu adanya pelaksanaan program pengabdian pada masyarakat Dalam hal ini, kami memprioritaskan untuk bimbingan belajar bahasa inggris dengan metode interaktif seperti projek, role play, simulasi dan percobaan science. Pemberian materi dilaksanakan dengan prinsip-prinsip Teaching English for Young Learners dan diselingi dengan kegiatan interaktif lain seperti games dan video interaktif.
1.4 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dilaksanakan kegiatan pengabdian adalah:
1. Membantu dalam rangka pemerataan pendidikan melalui layanan baca yang cerdas.
2. Mensosialisasikan taman baca kepada masyarakat yang tinggal di Perumahan Bappenas dan sekitarnya serta menggerakkan, mendorong masyarakat melalui berbagai kegiatan positif
3. Meningkatkan minat anak dalam belajar bahasa inggris
4. Memanfaatkan koleksi buku yang disesuaikan dengan kebutuhan warga 1.5 Manfaat Kegiatan
Kegiatan ini memberi manfaat bagi:
1. Masyarakat khususnya anak-anak sehingga mereka memiliki dasar bahasa inggris yang bisa menjadi bekal untuk kejenjang selanjutnya 2. Anak-anak terlatih dalam memanfaatkan fasilitas video dan internet
untuk belajar bahasa inggris.
3. Bagi orang tua atau masyarakat umum, dengan mengikuti kegiatan ini mereka memperoleh tambahan wawasan dan keterampilan tentang teknik pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak.
4. Kegiatan ini juga memberi ruang yang cukup bagi mereka untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman dengan sesama rekan profesi maupun dengan trainer.
5. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada Dosen PSPBI FKIP UIA untuk melakukan collaborative research dengan Masyarakat sekitar 6. Kegiatan ini memberi ruang bagi dosen dan guru sebagai praktisi untuk
berinteraksi secara langsung sehingga membuka peluang terjadinya kerjasama di masa depan guna mencari solusi bagi permasalahan real yang ada di lapangan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Sebagai seorang pendidik anak usia dini sebelum mereka memulai pembelajaran, mereka harus mengetahui karakteristik anak-anak yang dididik terlebih dahulu, karena itu membantu mereka dalam memudahkan perkembangan anak-anak dalam pembelajaran. Adapun secara umum karakteristik anak-anak usia dini yang dimaksud, antara lain:
a. Aspek Kognitif
1. Mereka telah memiliki kemampuan untuk mengintepretasikan arti/makna.
2. Mereka memiliki daya perhatian dan konsentrasi yang terbatas.
3. Mereka telah memiliki daya untuk berimaginasi.
4. Mereka memahami situasi.
b. Aspek Afektif
1. Mereka senang menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru.
2. Mereka senang berbicara.
3. Mereka senang bermain dan bekerja sendiri.
4. Mereka tertarik pada aktivitas yang sesuai dengan mereka.
c. Aspek Psikomotorik
1. Mereka memiliki keterampilan dalam bahasa secara terbatas namun kreatif.
2. Mereka dapat belajar dengan melakukan sesuatu.
3. Mereka belajar bahasa Inggris dengan mempraktikannya.
4. Mereka dapat bekerja sama dengan orang dewasa.
5. Mereka akan belajar dengan sangat baik apabila mereka terlibat dalam
Dengan memperhatikan karakteristik anak-anak tersebut, tujuan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini secara umum dapat ditentukan sebagai berikut :
1. Membuat anak merasa berkompeten dan percaya diri dalam bahasa
Inggris.
2. Menyediakan lingkungan pembelajaran yang aman, bersifat
menghibur dan rekreatif serta mendidik.
3. Menciptakan pembelajar bahasa Inggris untuk jangka panjang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini agar pembelajaran tersebut dapat mencapai tujuan seperti yang diharapkan:
1. Melengkapi aktivitas pembelajaran dengan media visual dan
gerakan-gerakan serta kombinasi antara „bahasa lisan‟ dengan „bahasa tubuh‟ atau „demonstrasi‟.
2. Melibatkan anak-anak di dalam pembuatan media visual.
3. Berpindah dari aktivitas yang satu ke aktivitas yang lain dengan cepat.
4. Membangun rutinitas di dalam kelas dengan menggunakan bahsa Inggris.
5. Gunakan bahasa ibu apabila diperlukan.
6. Mengajar berdasarkan tema dan menstimulasi imajinasi dan kreativitas
anak-anak.
7. Mengunakan cerita dan konteksyang sudah dikenal oleh anak-anak.
8. Mengundang masyarakat sekitar (orang tua, mahasiswa, dsb.) yang bisa
berbahasa Inggris untuk bercerita di dalam kelas. 9. Berkolaborasi dengan guru lain di sekolah kita.
10. Berkomunikasi dengan guru atau pengajar untuk anak usia dini lainnya
di luar sekolah tempat kita mengajar
Metode-metode Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak
Berbagai macam metode yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini, antara lain:
1. Metode TPR (Total Physical Response Method)
Metode ini dikembangkan oleh James Asher, seorang profesor psikolog Universitas Negeri San Jose California. Metode ini adalah metode yang sesuai untuk mengajarkan bahasa Inggris pada anak usia dini dimana pembelajarannya lebih mengutamakan kegitan langsung yang berhubungan dengan kegiatan fisik (physical) dan gerakan (movement). Dalam metode ini, Asher mengatakan bahwa semakin sering atau semakin intensif memori seseorang diberikan stimulasi maka semakin kuat asosiasi memori berhubungan dan semakin mudah untuk mengingat (recalling). Kegiatan mengingat ini dilakukan secara verbal dengan aktivitas gerak (motor activiy).
Contoh pembelajaran dari metode ini adalah sebagai berikut: ketika mengenalkan kata stand up (berdiri) semua anak ikut berdiri sambil mendengarkan (listening) kata stand up dan mengucapkan (speak) kata stand up tersebut. Di sini kita sebagai pendidik tidak perlu menekankan pada pengenalan bahasa tulis (written language) meskipun kita bisa sekali-sekali menuliskan kata tersebut tapi tidak menjadi keharusan. Kemudian kita bisa menguatkan pengenalan kata tersebut sambil bernyanyi dan bergerak sesuai perintah lagu:
Every body sit down, sit down, sit down Every body sit down just like me
Every body stand up, stand up, stand up Every body stand up just like me
Kegiatan pengenalan bahasa Inggris dengan metode ini diharapkan dapat berlangsung secara terus menerus dan bertahap, apalagi dengan pembelajaran dengan cara menarik sehingga anak bisa senang dan ceria akan memaksimalkan kemampuan belajar bahasa kedua anak sehingga akan muncul anak-anak Indonesia yang fasih berbahasa Inggris.
Metode ini adalah salah satu metode mengajarkan bahasa Inggris dengan menggunakan nyanyian/lagu segai medianya.
Mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa asing di Indonesia, tentunya proses pembelajarannya memerlukan pendekatan yang tepat dan efektif. Keberhasilan pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang guru dalam menyajikan proses kegiatan belajar-mengajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak. Bukan hanya dengan nyanyian saja akan tetapi nyanyian yang diiringi oleh musik akan membatu proses pembelajaran pada anak. Karena musik dapat memperkaya kehidupan rohani dan memberikan keseimbangan hidup pada anak. Melalui musik, manusia dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan hatinya serta dapat mengendalikan aspek emosionalnya. Adapun nyanyian adalah bagian dari musik. Pada hakikatnya nyanyian bagi anak-anak adalah sebagai berikut: a. Bahasa Emosi, dimana dengan nyanyian anak dapat mengungkapkan
perasaannya, rasa senang, lucu, kagum, haru.
b. Bahasa Nada, karena dapat didengar, dinyanyikan, dan dikomunikasikan.
c. Bahasa Gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan
yang teratur), pada irama (gerak/ketukan panjang pendek tidak teratur), dan pada melodi (gerakan tinggi rendah).
Keuntungan mengajarkan bahasa Inggris menggunakan nyanyian adalah sebagai berikut:
1. Melalui lagu akan memotivasi anakuntuk lebih senang mempelajari bahasa
Inggris.
2. Dengan menyanyi anak menjadi senang dan lebih mudah dalam memahami
materi ajar yang disampaikan. Kemampuan guru dalam memilih lagu dan menciptakan gerakan sesuai dengan usia perkembangan anak akan berdampak pula terhadap berhasilnya proses pembelajaran bahasa Inggris pada anak usia dini.
3. Melalui nyanyian dan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, pendidik
bahkan dapat memudahkan anak dalam memahami materi yang disampaikan.
4. Anak dibuat senang, tidak bosan, dan tertarik mengikuti proses
pembelajaran.
Dengan nyanyian seorang anak akan lebih cepat mempraktikkan suatu materi yang disampaikan oleh pendidik. Selain itu, kemampuan anak dalam mendengar (listening), bernyanyi (singing), berkreativitas (creative) dapat dilatih melalui cara ini.
3. Teaching English By Using Games
Pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan permainan sebagai medianya mempunyai keutungan penyampaian materi dapat diseragamkan, proses pembelajaran lebih menarik, proses belajar anak lebih interaktif, jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar anak dapat ditingkatkan, Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, sikap positif anak terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkaan. Dengan media, proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik. Hal ini dapat meningkatkan kecintaan dan apresiasi anak terhadap ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran dan peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif
4. Teaching English By Using Stories
Belajar bahasa Inggris juga bisa dilakukan dengan cara membaca cerita pendek berbahasa Inggris. Dengan membaca kalimat perkalimat bahasa Inggris tetapi yang masih mudah dipahami akan sangat membantu anak dalam memahami cerita berbahasa Inggris tersebut.
BAB III Metode Kegiatan 1.1 Khalayak Sasaran
Sasaran kegiatan PKM ini adalah masyarakat RW 005 khususnya anak-anak usia TK dan SD Kelurahan Jatisari Bekasi sebanyak 50 orang. Keberadaan Taman Bacaan Matahari dibawah Dharma Wanita Bappenas perlu diarahkan menjadi lembaga yang berkwalitas. Untuk itu sumber belajar dan fasilitas harus dimanfaatkan untuk peningkatan sumber daya manusia-nya dalam hal ini pengajarnya. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP UIA memiliki banyak trainer dibidang ini yang tentunya bersedia membantu peningkatan kwalitas pengajaran pada pendidikan anak usia dini.
1.2 Metode Pelaksanaan Program
Metode pelaksanaan kegiatan yang menjadi prioritas adalah pengajaran intensif praktek dan latihan kepada anak-anak di Taman Bacaan Matahari Kelurahan Jatisari dan Kegiatan PKM ini menekakan pada penggunaan video edukatif berupa lagu, digital story telling, cerita, permainan dan kerajinan untuk membantu penyelenggaraan proses pembelajaran bahasa Inggris. 1.3 Langkah-langkah kegiatan
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini memiliki langkah yang berbeda setiap kali pelaksanaan. Adapun bentuk kegiatannya adalah sebagai berikut:
1. Morning Assembly yang dilaksanakan setiap minggu pagi dalam bentuk senam Pagi Bersama Anak-anak
3. Seni Kreasi (creativity and art) : Mewarnai, Playdough, Wonder art dan Origami
4. Story telling: The purple turtle, Save the Butterfly dan Indonesian Folktales 5. Permainan Edukasi Giant twister dan tebak kata
6. Seminar “Exploring the world with book” dan “Jangan Jadikan Aku Planet Plastik”
7. Live Action Sampah, Garbage Games and Lomba Memilah sampah 1.4 Bahan dan Alat yang digunakan
Adapun bahan alat yang diperlukan adalah chart, buku, worksheet, giant twister, laptop, Projector/LCD dan Speaker
Bab IV
Pelaksanaan Kegiatan 4.1 Hasil Kegiatan
Kegiatan pengabdian yang dilaksanakan dengan tatap muka dan praktek bimbingan belajar bahasa inggris dengan metode interaktif baik menggunakan buku, role play, simulasi, projek, media audio visual atau video edukatif ini berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana yang diharapkan. Pertemuan tatap muka dilakukan dengan metode ceramah, kemudian dilanjutkan dengan praktek-praktek menirukan bahasa inggris melalui lagu atau kreativitas lainny. Hal tersebut diawali dengan pengajaran, dilanjutkan praktek oleh para siswa, penampilan video, pelaksanaan projek dan refleksi serta kegiatan lainnya. Dalam pelaksanaannya berlangsung selama enam bulan (satu semester). Anak-anak yang merupakan warga RT005 kelurahan Jatisari kecamatan JAti Asih Bekasi merupakan peserta dari kegiatan pengabdian ini.
Pelaksanaan kegiatan Pengabdian ini dilakukan oleh 2 (satu) orang tim pengabdi Universitas Islam As-Syafi‟iyah jurusan Bahasa Inggris yang terdiri atas 1 (satu) orang dosen sebagai ketua dan 1 (satu) orang dosen sebagai pembantu pelaksana. Adapun pokok bahasan ataupun materi yang disampaikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkat atau level kemampuan bahasa inggris anak- anak yaitu untuk anak TK dan SD
Hasil dari pengabdian ini diharapkan dapat melatih bahasa inggris siswa dan menambah sumber media belajar sendiri. Selain itu pula dapat menambah literatur belajar siswa selain dengan penggunaan buku ajar.
Hasil kegiatan pengabdian secara garis besar mencakup beberapa aspek yakni: penggunaan buku bahasa inggris dipadankan dengan metode interaktif memenuhi kriteria dan syarat pemenuhan media pembelajaran serta kemampuan peserta dalam memahami kosa kata bahasa Inggris yang diaplikasikan dalam praktek penggunaan bahasa.
Tahapan-tahapan Dalam kegiatan PKM Bimbingan Belajar Bahasa Inggris
Pengajaran bahasa Inggris dilakukan secara bertahap. Sama halnya dengan belajar bahasa Indonesia anak tidak langsung berbicara, membaca dan menulis secara bersamaan. Sebelum bisa berbicara dalam bahasa Indonesia mereka harus mendengarkan terlebih dahulu bahasa Indonesia. Jika mereka tidak pernah mendengarkannya mereka akan mengalami kesulitan dalam berbicara. Itu sebabnya biasanya anak yang tuli juga otomatis bisu karena dia tidak bisa mendengar sehingga tidak bisa menirukannya. Jadi, pada intinya belajar bahasa apapun caranya sama. Berikut ini adalah tahapan-tahapan dalam belajar bahasa Inggris yang diterapkan dalam kegiatan pengabdian ini:
1. Listening (Mendengar)
Selain mendengar kita berbicara, anak juga bisa mendengar dengan cara dibacakan buku cerita dalam bahasa Inggris,mendengar nyanyian sederhana ataupun menonton DVD atau video berbahasa Inggris. Tapi untuk pengetahuan awal, sebagai pendidik kita harus memilih kata-kata yang sedikit dan sederhana.
2. Speaking (Berbicara)
Setelah anak sering mendengar dalam bahasa Inggris, anak bisa didorong untuk berbicara dalam kalimat-kalimat sederhana. Misalnya, dengan menerapkan waktu 30 menit sehari sebagai waktu keluarga untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Layaknya anak usia balitayang baru memulai berbicara, anak juga memulai berbicara dalam bahasa Inggris meskipun dengan satu kata
seperti book (buku) ketika melihat kakaknya membawa buku. Lalu kembangkan menjadi kalimat-kalimat pendek seperti, she brings book.
3. Reading (Membaca)
Ada dua metode umum dalam mengajarkan anak belajar membaca dalam bahasa Inggris yaitu whole language approach dan phonic.
a. Whole language approach adalah suatu metode belajar membaca dengan
menjadikan bahasa sebagai salah satu kesatuan tidak terpisah-terpisah.belajar membaca juga harus sesuai dengan konteksnya.
b. Phonic adalah suatu metode belajar membaca melalui huruf dengan cara
mengejanya satu persatu, misalkan “cat” (kucing) berarti dieja “keh-e-teh” dan dibaca “ket”.
4. Writing (Menulis)
Ini adalah tahapan yang paling sulit dalam belajar bahasa Inggris, karena ada banyak aturan yang harus dipatuhi. Biasanya orang Indonesia pasti akan kesulitan untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Sebenarnya bukan karena tidak bisa melainkan karena takut salah. Padahal meskipun kita salah mengucapkan susunan beberapa kalimat atau salah kata bahasanya lawan bicara kita pasti mengerti. Tapi lain halnya dengan menulis, ketika kita melakukan banyak sekali kesalahan tata bahasa dan cara pengejaan bisa jadi orang yang membaca tulisan kita tidak mengerti apa yang kita tulis. Karena ini relatif sulit, maka menulis menjadi tahapan terakhir. Sebagai pendidik kita tidak boleh terburu-buru mengajarkan grammar atau menulis apabila anak belum menguasai tiga tahap sebelumnya.
Kegiatan inti diatas di integrasikan melalui projek, presentasi, simulasi, games dan kegiatan kreatifitas art lainnya. Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian ini berjalan dengan baik sebagaimana yang direncanakan. Keberhasilan ini dapat dilihat dari komponen-komponen diatas serta sikap siswa yang termotivasi untuk belajar bahasa Inggris dikelas. Dengan pemahaman siswa
tentang kosa kata bahasa Inggris yang diaplikasikan dalam praktek sesuai dengan tema pembelajaran merupakan keberhasilan utama dalam kegiatan pengabdian ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Kegiatan pengabdian berupa Bimbingan belajar bahasa inggris dengan metode interaktif ini berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari bertambahnya pengetahuan siswa tentang kosa kata bahasa Inggris, kreatifitas siswa dalam praktek bahasa inggris, motivasi siswa yang tinggi, serta hasil karya siswa yang memiliki nilai seni yang baik.
1.2 Saran
Perlu adanya tambahan waktu untuk kegiatan pengabdian karena mengingat waktu pelaksanaan tidak cukup. Serta perlu adanya kegiatan lanjutan lainnya dengan memanfaatkan buku dan sumber belajar lainnya sebagai media pembelajaran secara periodik dan berkala.
Daftar Pustaka
Azhar, Arsyad, 1997, Media Pengajaran, Cet. 1, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Game (LWG) terhadap Peningkatan KosakataBahasa Inggris pada Anak Studi Kasus
Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 4 Pucang dalam http://journal.unair.ac.id/filerPDF/01I
rianiIndriHapsari,EfektifitasLudoWor dsGame.pdf. Diunduh 17 Maret 2012
Heinich, R, Modelda, M, Russell, J.D., & Smaldino, S.E. 2002. Instructional Media and Tecghnology for Learning, 7th edition. New Jersey: Prentice Hall,Inc.
Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Satra. Surakarta: Yuma Pustaka.
Matodang, Elisabeth Marsaulina. 2005. Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Usia Dini Melalui Music and Movement (Gerak dan Lagu). Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005.
Miarso, Y. 20041. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media.
Mindradini, Listiyorini Etta. 2012. Penggunaan Metode Bernyanyi untuk Meningkatkan Pembiasaan Dalam Pembentukan Nilai - nilai Moral pada Anak Kelompok B di TK Dharmahusada Surabaya. Skripsi Tidak diterbitkan. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Surabaya.
Sadiman, Arif. dkk., 2005, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai, 2009, Media Pengajaran, cet. 8, Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Yamin, Martinis, 2008, Desain pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press
Lampiran
Taman Bacaan Matahari
Menggelar kegiatan
“Sebarkan Semangat Membaca”
Anak-anak Usia 4-6 Tahun:
Setiap Hari Minggu
Pukul 09.00-11.00 WIB Coloring dan Playdough
Membaca sambil Bermain dan Bernyanyi Storytelling (Dongeng)
Anak-Anak dan Remaja, Usia 7-15 Tahun:
Setiap Hari Minggu
Pukul 15.00-17.00 WIB Menjelajahi Dunia Dengan Membaca Bimbingan Belajar Bahasa Inggris
Games (Tebak Kata, Giant Twister, Baca Cepat)
Tempat : Taman Bacaan Matahari
Sekretariat RT 18 Jatisari Bappenas,
Jati Asih-Bekasi
Contact Person: Ms. Tia 08111566366
BURUAN DATANG, BE ON TIME, JANGAN SAMPAI
TERLEWATKAN LHO !!!!!
GRATIS DAN