• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS UNSUR POKOK MUSIKAL GENDING ARJE PADA GENDANG BELEQ TELAGA WARU PEDALEMAN DAYA KOTARAJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS UNSUR POKOK MUSIKAL GENDING ARJE PADA GENDANG BELEQ TELAGA WARU PEDALEMAN DAYA KOTARAJA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

47 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

ANALISIS UNSUR POKOK MUSIKAL GENDING ARJE PADA

GENDANG BELEQ TELAGA WARU

PEDALEMAN DAYA KOTARAJA

Alwan Hafiz

[email protected], Universitas Hamzanwadi Muh.Ridwan Markarma

[email protected], Universitas Hamzanwadi Hary Murcahyanto

[email protected], Universitas Hamzanwadi Ismatul Izzah

[email protected], Universitas Hamzanwadi

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan unsur pokok musik Gending

Arje pada Gendang Beleq Telaga Waru Pedaleman Daya Kotaraja. Dengan menggunakan teori

musik dan teori lagu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa unsur musikal

Gending Arje pada Gendang Beleq Telaga Waru mempunyai bentuk lagu satu bagian, memiliki

tekstur homofonis. Pada alat musik ritmis (gendang dan kenceng atau cemprang) menggunakan ritme rhapsodik dan ritme resultant yang hanya terdapat pada alat musik

gendang. Nada ataupaudan yang digunakan pada permainan melodi Gendang Beleq Telaga

Waru adalah paudan kemuning.

Kata Kunci: unsur pokok musical; Gending Arje; Gendang Beleq.

Abstract

This study aimed to know and describe the main elemen musical of gendingarje in gendang beleq telagawaru of pedalemandaye at kotaraja by using music and song theory. This study was used deskriptif qualitative. Base and result showed that the main musicalofgendingarje in gendang beleq telagawaru had asection of song form, homophonis texture. In rhythm music tolls (gendang and kenceng or cemprang) was used rhapsoldic rhythmic and resultant rhythm which was only in gendang music tool. Chord melodiy in Gendang Beleq Telaga Waru of Pedaleman Daye was paudan kemuning.

(2)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

48 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

PENDAHULUAN

Musik tradisional merupakan salah satu kesenian yang menjadi identitas suatu daerah. Pulau Lombok misalnya terdapat beraneka ragam jenis kesenian tradisional yang dimiliki, salah satunya kesenian Gendang Beleq. Kesenian Gendang Beleq merupakan Salahsatu Kesenian yang berasal dipulau Lombok (ALFARGANI, 2019). Terdapat empat penyebutan kesenian Gendang Beleq di pulau Lombok antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Ada yang menyebutnya dengan Kedodak khususnya di Lombok Tengah dan Lombok Barat. Ada yang menyebutnya Kedogdag di Lombok Timur bagian selatan (Naufal, n.d.). Pada pertunjukannya kesenian Gendang Beleq dimainkan secara berkelompok yang membentuk Orchestrs atau dapat dikatakan sebagai musik Ansambel gabungan. Jumlah keseluruhan personel dalam kesenian ini bergantung pada acara yang diikuti. Misalnya dalam sebuah acara festival, personil yang dipakai bisa mencapai dua puluh sampai tiga puluh personil, sementara pada sebuah upacara perkawinan yang fungsinya sebagai pengiring pengantin personil yang dipakai bisa mencapai tujuh belas sampai dua puluh personil.

Alat musik gendang beleq terbagi menjadi dua bagian alat ritmis dan melodis (Maulana, 2016). Alat ritmis yang dimaksud seperti gendang, gong, petuk, cemprang dan rencek. Sementara alat melodis yang dimaksud rangda seruling. Kesenian ini merupakan musik ansambel gabungan yang dimainkan membentuk Orchestra, keutuhan musiknya pun terbentuk oleh dua unsur, yaitu unsur pokok dan unsur ekspresi. Unsur pokok yang dimaksud terdiri dari melodi, harmoni, ritme sedangkan unsur ekspresi yang dimaksud adalah tempo dan dinamika. Keberadaan kesenian

Gendang Beleq hampir bisa ditemukan di daerah mana saja yang ada di Lombok saat

ini, misalnya daerah Kotaraja. Kotaraja merupakan salah satu desa yang ada di pulau Lombok yang menjadi salah satu tempat keberadaan kesenian Gendang Beleq. Salah satu kelompok pelestari kesenian Gendang Beleq yang ada di Kotaraja adalah Sanggar Gendang Beleq Telaga Waru. Sanggar ini merupakan salah satu Sanggar

Gendang Beleq yang masih aktif dan berkembang di Desa Kotaraja. Sanggar Gendang Beleq Telaga Waru ini mulai dirintis sejak tahun 1981 yang dipelopori oleh

Lalu Sukarma. Salah satu Gending yang paling sering dimainkan adalah Gending Arje.

Gending Arje merupakan Gending Yang diadopsi dari Gending Rebana yang dijadikan

sebagai Gending (lagu) pada musik tradisional Gendang Beleq.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19 November 2019 bersama Lalu Sukarma, unsur musikal yang ada pada Gending Arje ini tidak jauh berbeda dengan musik modern pada umumnya, Secara unsur musik saat melakukan wawancara Sekahe tidak paham terhadap unsur musikal yang sebenarnya tetapi pada proses permainan yang dilakukan pada musik tradisional yang dimainkan terdengar sangat mahir sekali. Dari uraian penjelasan yang dituliskan di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis unsur musikal Gending Arje Pada

Gendang Beleq Telaga Waru Pedalaman Daya Kotaraja”. Dengan tujuan dapat

memberikan pemahaman baru secara teori musik kepada Sekahe yang ada pada Sanggar Gendang Beleq Telaga Waru.

(3)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

49 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Menurut (Sugiyono, 2017:9) “metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Bagian ini berisikan jenis penelitian, data dan sumber data, langkah kerja/analisis data. Fokus dalam penelitian ini adalah unsur musikal pada gending arja yang diiringi dengan menggunakan kesenian Gendang Beleq. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan data, reduksi data, analisis data, penyajian, dan terakhir penarikan simpulan. Peneliti menguji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi data. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Sugiyono (2017: 330). Terdapat beberapa teori yang digunakan pertama dari lagu. Lagu merupakan suatu kesatuan musik yang terdiri atas susunan pelbagai nada yang berurutan. Setiap lagu ditentukan oleh panjang-pendek dan tinggi rendahnya nada-nada tersebut (Nasser et al., 2018). Kemudian teori yang kedua adalah teori musik. Musik adalah musik adalah suatu hasil karya bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptaannya melalui unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur, lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan (Hairinnisa, 2018)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesenian Gendang Beleq Lombok termasuk jenis kesenian tradisional yang memiliki tingkat kerumitan yang tinggi dalam pengolahan nadanya. Hal itu terjadi karena dalam kesenian ini terdapat banyak instrumen seperti Gong, Suling, Reong,

Petuk, Kenceng, atau Ceng-ceng dan Rincik. Dalam unsur musiknya menurut hasil

wawancara yang dilakukan pada 17 Maret 2020 bersama Lalu Sukarma yaitu ”Harus te

kuat bedenger musik Gendang Beleqye ampok ne inikbecat menga lek unsure-unsur musik sik arak lek setiap Gending Gendang Beleq” (artinya harus kita sering

mendengarkan musik Gendang Beleq biar cepat dan mudah memahami unsur-unsur musik yang ada pada Gending tersebut). Arje seperti yang disampaikan oleh (Emile Jaques Dalcroze, 1966:55) dalam (Hafiz & Markarma, 2019) explained that music must

be the whole based on listening and listening or on ear music phenomena perception, step by step habituates itself to comprehend the relation among note, key, chord, and whole body as instrument of special training, starting itself become rhythm perception nuance and agogic music”. Menjelaskan Bahwa musik harus seluruhnya didasarkan

atas mendengar dan mendengar atau pada persepsi fenomena musik telinga secara bertahap membiasakan diri untuk memahami hubungan antara catatan, kunci, akor, dan seluruh tubuh oleh sarana latihan khusus, memulai dirinya menjadi apresiasi nuansa ritmis dan agogik musik.

(4)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

50 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

Menurut hasil wawancara yang dilakukan bersama Lalu Sukarma pada tanggal 17 Maret 2020 yaitu: Mun untuk gending Gendang Beleq biesene bdoe ye otak, awak

petutup sikne teparan, lguk le Gending Arje ine beu tekene ndk ne bdoe otak knc penutup karena dmen te maenang ye langsung tanpa arak otak atau penembeq, trs ye doang wah te ulang-ulang”. Jadi Pada umumnya dalam aransemen Gending Gendang Beleq terdiri dari tiga bagian yaitu terdiri dari penembeq atau pembuka Gending, Awak Gending dan Penutuq Gending. Tetapi pada Gending Arje dalamaransemennya hanya

memiliki awak gending saja tanpa ada penembeq dan penutuq gending. Dari Hasil wawancara di atas yang disampaikan oleh Lalu Sukarma pada 17 Maret 2020 di dalam

gending Gendang Beleq biasanya memiliki otak, awak dan penutup gending. Tetapi di Gending Arje hanya memiliki awak gending saja tanpa memiliki otak dan penutup.

Kemudian itu saja yang diulang-ulang. Berdasarkan teori lagu Gending Arje memiliki bentuk lagu satu bagian. Menurut (Prier & Edmund, 2017:6) lagu yang berbentuk satu bagian sangat terbatas jumlahnya. Terdapat hanya dua kemungkinan untuk bervariasi, kemungkinan pertama, A (a a‟): artinya pertanyaan ditirukan atau diulang dengan variasi dalam jawabannya. Kemungkinan kedua, A (a x): pertanyaan dan jawaban berbeda.

Walaupun Gending Arje tidak memiliki pembuka dan penutup tetapi dalam permainan Gending Arje harus diawali dengan aba-aba yang menandakan bahwa permainan yang akan dimainkan adalah Gending Arje. Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Dade pada 26 Mei 2020 mengatakan: alat musik pertama kali te mainag

lek Gending Arje ine diawali dengan kepekaan Gendang dengan tangan sebelah kiri dua kali betimbalan ampok suara pantokan, rembak bareng selapuk alat rembak bareng Gong endah. Malik tulak tipak kepekan ampokne teme Reong kence Suling. Ye Arje sik cere ite. Dalam teori bentuk lagu Gending Arje memiliki introduksi. Bagian yang

muncul pada awal sebuah komposisi dan berfungsi sebagai prolog atau prawacana (kata pengantar) untuk memasuki bagian yang utama karya tersebut dinamakan introduksi. Ia tidak selalu harus memperkenalkan materi tematis dari bagian-bagian pokok karya itu (Miller, 2017:94). Pada permainan Gending Arje walaupun tidak memiliki penutup (Elong) Gending, untuk mengakhiri permainan Gending Arje memiliki aba-aba yang diarahkan oleh pemain Gendang kepada sekahe yang lain bahwa permainan akan segera berakhir. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Lalu Dade pada 26 Mei 2020 mengatakan “timakne ndek bedoe elong lek

Gending Arje ine tetep ye bedoe aba-aba bahwe Gending Arje ine wah selese

(walaupun pada Gending Arje tidak memiliki penutup (Elong) gending tetapi tetap memiliki kode bahwa permainan akan segera berakhir). Berdasarkan teori bentuk lagu

Gending Arje memiliki koda. Istilah koda (coda/couda) diterapkan pada bagian pendek

pada akhir komposisi. Ia berfungsi sebagai konklusi (penutup) atau epilog untuk seluruh komposisi (Miller, 2017:95). Tekstur yang terdapat pada Gending Arje berdasarkan hasil analisis memiliki tekstur homofonis. Menurut (Miller, 2017:50) “jika satu melodi tunggal diiringi oleh bahan bawahan yang harmonis (subordinat). Maka akor-akor lagu tersebut memiliki tekstur homofonis”.

Secara teori musik, unsur musikal yang ada pada Gending Arje adalah unsur musik yang terdiri dari unsur pokok dan unsur ekspresi. Unsur pokok terdiri atas ritme atau irama, melodi, dan harmoni, sedangkan unsur ekspresinya terdiri dari tempo dan dinamika. Untuk memperjelas pernyataan di atas, di dalam masing-masing unsur

(5)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

51 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

tersebut terdapat bagian-bagian, seperti unsur pokok terdiri atas ritme, melodi, dan harmoni sedangkan dalam unsur ekspresi terdapat tempo dan dinamika.

1. Ritme

Ritme adalah salah satu elemen-elemen waktu. Meskipun ritme dapat muncul tanpa melodi (seperti dalam pukulan-pukulan genderang, mengetuk-ketukan sebuah pensil di atas sebuah meja, atau bertepuk tangan), melodi tidak dapat muncul tanpa ritme. Semua melodi mempunyai ritme yang mempengaruhi karakternya, dan melodi adalah unsur pokok (subjek) bagi seluruh unsur-unsur yang sudah dibahas dalam elemen-elemen waktu (Miller, 2017:34). Terkait dengan Gending Arje pada kesenian Gendang Beleq terdapat beberapa alat yang berfungsi sebagai ritme atau ritmis yaitu Gendang, Kenceng, Oncer dan Gong.

a. Gendang

Gendang pada kesenian Gendang Beleq terdapat dua jenis Gendang yaitu

Gendang Nine (perempuan) dan Gendang Meme (laki-laki) atau disebut dengan istilah

Wadon Lanang. Walaupun belum ada yang menulis dan membakukan penyimbolan

nada yang digunakan, terdapat dua istilah penyebutan nada pada Gendang tersebut yaitu nada Dag dan nada Dug. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Lalu Dade pada 26 Mei 2020 yang mengatakan: Kan neke bedeang ye Gendang juluk sik aran

umumne due macem kan lanang, Wadon. Neke le sisi kedua belah Gendang ino arak dua sisi, sisi kiri knc kanan. Lek kiri pengepek lek kanan pengeduk. Laguk lamun secara betimbalan suere lanang harusne bede bareng suere wadon. Suere lanang harusne dag mun secere agol kotaraja, suere nine harusne dug, lamun si kiri je rete ye.

Hal yang sama disampaikan oleh Fahrurozi pada 17 Maret 2020 yaitu “arak due

biesene je, dag lamun le Gendang Meme trs dugle Gendang Nine” (dari hasil

wawancara di atas dapat diartikan bahwa dalam musik Gendang Beleq Ada dua nada yang digunakan pada Gendangnya, yaitu nada dag dan nada dug, nada Dag terdapat pada Gendang laki-laki dan nada Dug terdapat pada Gendang perempuan). Gending

Arje pada kesenian Gendang Beleq. Gendang merupakan instrumen pertama kali

yang dimainkan yaitu diawali dengan kepekan Gendang Dua kali betimbalan yang diawali oleh Gendang Meme dan diikuti oleh Gendang Nine. Hal ini disebabkan karena suara dari Gendang Meme lebih besar daripada suara Gendang Nine dan secara organologi Gendang Meme memiliki ukuran yang lebih besar daripada

Gendang Nine. Lalu wawancara yang dilakukan pada 26 Mei 2020 menyatakan bahwa Gendang Meme harus sik le umumne atau lazimne wah Gendang Meme doang. Ye jeri pemimpin, lamun suere ndkne lazimlah ken belekan sik nine, suatu kebetulan ne belek ongkat Gendang sik nine, paling sekedar jeri kreasi doang, jeri kekembang, jeri penimbal. Lamun sik Meme je wah mule jeri pemimpinlah le suere, le ukuran. Dari segi ukuran sik Meme lebih belek lebih belok. Senada dengan yang disampaikan

Fahrurozi pada 17 Maret 2020 mengatakan “biesene lamun persi ite je Gendang Meme

, karena lekan segi suere Gendang Meme belekan suerene kanca blekan endah ukurane le persi Sanggar ite, laguk terkadang bede-bede sanggar bede persi kan

(Artinya Gendang yang pertama kali dimainkan dalam musik Gendang Beleq adalah Gendang Meme, disebabkan karena Gendang Meme memiliki suara yang

(6)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

52 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

lebih besar daripada Gendang Nine dan Gendang Meme juga memiliki ukuran yang lebih besar dari Gendang Nine).Gending Arje Dalam kesenian.

Gendang Beleq terdapat dua jenis pola ritme yaitu pola ritme tambor dan pola ritme betimbalan. Seperti yang disampaikan oleh Lalu Sukarma pada wawancara yang

dilakukan pada 17 Maret 2020 mengatakan “Lek musik Gendang Beleq arak dua luek

pantokan sik te kedu,arak tersebut pantokan tambor deit arak te sebut pantokan betimbalan, pukulan tambor ino pukulan sik becat deit berembakan tamainang ya adekna sik gairah selapuk pemain, trus pukulan betimbalan ini pukulan sik te mainang pada sekali kali antara Gendang Nine dait Gendang Meme.” Hal yang sama juga

disampaikan oleh Mambang pada 26 Mei2020 “arak due jenis pantokan, pantokan

tambor kanca betimbalan. Nah lamun tambor ino becat kanca rembak, sedangkan betimbalan ino marakengkun te begiliran engkun te maenang ye, saling sambut, saling timballah” (Pada musik Gendang Beleq ada dua jenis pukulan yang digunakan

yaitu tambor dan betimbalan. Pukulan tambor merupakan pukulan yang dimainkan cepat dan bersamaan dan untuk menggairahkan semua pemain. Di pihak lain pukulan

betimbalan merupakan pukulan yang dimainkan secara bergantian antara Gendang Nine dan Gendang Meme).

Notasinya dapat dituliskan seperti yang dituliskan di bawah:

Dalam teori musiknya jenis ritme ini termasuk jenis ritme rhapsodik. Ritme

rhapsodik adalah jenis pola ritme bebas tapitersusun (elizabeth. tth.ttp) dalam Hafiz.

Kedua jenis pola ritme yang dipakai adalah pola ritme Betimbalan. Secara penyimbolan dalam penulisan notasinya dapatdituliskan sebagai berikut:

Berikut foto Gendang Nine dan Meme.

Gambar 4.1Gendang Nine (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

(7)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

53 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

a. Kenceng atau Cemprang atau Rencek

Kenceng atau cemprang adalah instrumen kesenian Gendang Beleq yang

berbentuk seperti simbal. Dalam memainkan kenceng ini biasanya jumlah pemainnya 10-15 orang, kecuali rencek hanya satu orang. Penggunaan nada atau simbol penadanya secara baku belum ada penyimbolannya, hanya para sekaha juga menyebut nadanya dengan nada cek-cek.Pola dasar ritme pada permainan instrumen ini dapat dituliskan seperti di bawah ini

Gambar 4.3Rincik (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

b. Oncer

Oncer merupakan instrumen ritmis dalam kesenian Gendang Beleq. Suara yang dihasilkan pada instrumen ini berbunyi tong. Sama Dengan instrumen yang dijelaskan di atas bahwa jenis ritme pada instrumen ini belum dibakukan namanya atau belum ada istilahnya. Pada permainannya menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan Lalu Sukarma 17 Maret 2020 yaitu “Munte mainang oncer ini harus

te bedoe kejelian kuat sengakne munne salak sik te mainang ya berpengaruh ye lek permainan sik lain karena oncer ine berperan sebagai pengatur tempo dit harus nabeu sik te pedeang nadane kence alat sik lain” (Memainkan oncer memerlukan kejelian

(8)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

54 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

berpengaruh besar bagi permainan instrumen lainnya karena oncer berperan sebagai pengatur tempo dan akan mengakibatkan kesalahan dan harus bisa menyelaraskan nada dengan instrumen lainnya). Dari pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas dapat disimpulkan bahwa ritme yang dipakai dalam memainkan oncer secara teori musiknya disebut dengan ritme metris. Ritme metris adalah ritme yang memberikan tekanan pada ketukan.Secara notasi tradisionalnya partitur instrumen ini dapat dituliskan seperti di bawah ini:

Dari partitur yang dituliskan di atas terlihat bahwa not yang dipakai adalah ½ dengan jumlah ketukan dua ketuk tanpa tanda istirahat. Berikut foto Oncer saat melakukan penelitian

Gambar 4.5Oncer (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

c. Gong

Gong merupakan instrumen ritmis terakhir pada kesenian Gendang Beleq. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Lalu Sukarma pada 17 Maret 2020 diketahui bahwa “Ongkat Suara sik hasilangna Gong ine njer” (suara yang dihasilkan oleh Gong adalah njer). Secara simbolik memang belum ditemukan simbol nada yang dihasilkan, apalagi pola-pola permainan yang dilakukan oleh para pemainnya. Secara notasi tradisionalnya partitur instrumen Gong ini dapat dituliskan seperti di bawah ini:

Dari partitur yang dituliskan di atas terlihat bahwa Gong menggunakan not penuh dengan jumlah ketukan empat ketuk dan menggunakan tanda istirahat not penuh juga. Artinya, permainan Gong ini baru dilakukan setelah menunggu empat ketukan dari instrumen lainnya, dalam hal ini yang menjadi patokannya adalah oncer. Hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Lalu Daripada wawancara yang dilakukan pada 26 Mei 2020 yaitu “ biesene le akhir-akhir bait kence Awal Gending setelah

(9)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

55 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

empat kali ketuk juluk lekan oncer beruk te muniang suara Gong” senada dengan yang

disampaikan oleh Mambang 26 Mei 2020 “jedane je setelah empat kali ketukan oncer,

setelah oncer empat ketuk muni Gong” (Artinya Gong dimainkan setelah mendapatkan

ketukan empat ketukan dari nada Oncer).

Gambar 4.6Gong Meme (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

2. Melodi

Berbagai tinggi rendahnya nada dalam berbagai kemungkinan dikombinasikan dengan nilai nadanya disebut melodi. Melodi yang disusun dengan gubahan memberikan kesan awal, pertengahan,sampai akhir. Melodi adalah serangkaian nada-nada yang biasanya bervariasi dalam tinggi-rendah dan panjang-pendeknya nada-nada. (Miller, 2017:33).Terkait dengan kesenian Gendang Beleq terdapat dua instrumen yang berfungsi sebagai alat melodis yaitu Reong dan Seruling. Reong dan Seruling dalam kesenian ini merupakan sebuah alat yang menunjukan identitas musik etnik dari kesenian Gendang Beleq. Berikut gambar Reong dan Seruling dari hasil penelitian yang dilakukan

Gambar 4.8Seruling (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

Dalam permainan tinggi rendah nada pada alat ini disebut dengan istilah Paudan (hasil wawancara dengan Fahrurozi pada 17 Maret 2020) hal yang sama disampaikan oleh Lalu Dade pada wawancara yang dilakukan pada 26 Mei 2020 “tinggi rendah ne

nada lek permainan Reong dait Seruling ye wah si teparan Paudan”. (tinggi rendahnya

nada dalam permainan Reong dan Seruling disebut dengan paudan). Dalam teori musik istilah paudan disebut dengan pitch. Pitch adalah istilah panjang pendeknya

(10)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

56 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

bunyi digambarkan dengan symbol-simbol. Secara simbolik penulisan nada dalam permainan instrumen ini belum ada kesepakatan bersama dari masyarakat Lombok, akan tetapi dalam melakukan latihan masih pemahaman masing-masing nada dalam

Reong dan Seruling ini disampaikan secara langsung. Pada instrumen Reong terdapat

empat Reong sebagai pengatur melodi pada kesenian Gendang Beleq. Di pihak lain

Seruling terdapat satu Seruling. Secara notasi tradisional yang dibuat dalam bentuk

partiturnya permainan pola melodi kedua instrumen Reong dan Seruling dapat dituliskan sebagai berikut:

Dari partitur yang dituliskan di atas diketahui bahwa nada yang dipakai dalam permainan melodi kedua instrumen ini adalah re-mi-so-la. Hal ini terjadi karena pada dasarnya permainan Reong dan Seruling harus sama. Selain itu menunjukan ciri khas musik Gendang Beleq pada kesenian Gendang Beleq pada saat melantunkan

Gending Arje Lombok. Dari berbagai macam nada tersebut dapat dikatakan bahwa

sebagian besar masuk pada jenis nada slendro. Nada slendro merupakan salah satu jenis nada yang menggunakan nada do-re-mi-so-la. Dalam musik baratnya nada ini termasuk nada pentatonik dan atau dalam istilah Sasaknya disebut dengan kemuning 3. Harmoni

Kesesuaian dan keselarasan bunyi setiap instrumen dalam sebuah band atau gamelan yang tampil sebagai suatu bentuk yang utuh, enak didengar, dan memenuhi syarat suatu karya musik disebut dengan harmoni. Harmoni adalah keselarasan paduan bunyi. Secara teknis, harmoni meliputi susunan, peranan, dan hubungan dari sebuah paduan bunyi dengan bentuk keseluruhan.) Hasil (Wahyono et al., n.d.) wawancara bersama Lalu Sukarma pada 17 Maret 2020 menyampaikan “mainang

Gendang Beleq sine ampok na inik sekek ongkat suarana lekan selapuk alat sik ta mainang, harus te tetu-teu konsentrasi sengak sulit gati dakakna ta paran mudak” Hal

yang sama juga disampaikan oleh Mambang pada 26 Mei 2020 yaitu “Mun te kene

mudaksbnerne ndk ne mudak, lgk karena mungkin ite pede menganggap sebagian dari hobilah jerine ndk ne terasa kesulitane. Trs akal te nyatuang nadane antara klapuk alat je harus te pd konsentrasi” (memainkan musik Gendang Beleq, untuk menghasilkan

harmonisasi dari sekian banyak instrumen yang dimainkan, membutuhkan konsentrasi yang cukup kuat. Tingkat kerumitan dalam memainkan tiap-tiap instrumen ini sangat tinggi walaupun terlihat mudah). Pada permainan harmoni Lalu Dade mengatakan pada wawancara yang dilakukan pada 26 Mei 2020 seperti di bawah ini. “Alat sik

pertama kali te mainang lek Gending Arje ine diawali dengan kepekaan Gendang dengan tangan sebelah kiri dua kali betimbalan ampok suara pantokan, rembak bareng selapuk alat rembak bareng Gong endah. Malik tulak tipak kepekan ampokne teme Reong kence Suling. Ye arje sik cere ite” (Dalam permainan musik Gending Arje alat

(11)

http://e-journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/tmmt

DOI: 10.29408/tmmt.v3i1.3026

e-ISSN: 2621-7244

57 Vol. 3, No. 1, Desember 2020

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diperoleh sebuah simpulan yaitu unsur musikal yang ada pada Gending Arje Gendang Beleq Talaga Waru Pedaleman Daya Kotaraja mempunyai bentuk lagu satu bagian serta memiliki tekstur homofonis. Pada alat musik ritmis (Gendang dan kenceng atau Cemprang) menggunakan ritme rhapsodic dan ritme resultant yang hanya terdapat pada alat musik Gendang. Penggunaan nada pada melodi yang dimainkan lebih mengarah kepada nada slendro atau dalam istilah Sasaknya disebut dengan paudan kemuning.

DAFTAR PUSTAKA

Alfargani, R. G. (2019). Beleq Dalam Konservasi Musik Tradisional Lombokteknik Permainan Gendang. Skripsi Jurusan Seni Dan Desain-Fakultas Sastra Um. Hafiz, A., & Markarma, R. (2019). Musical Elements Of Gendang Beleq Art Teruna

Jaya Sakra Village. The 4th Hamzanwadi International Conference On Education, 24.

Hairinnisa, H. (2018). Unsur Musikal Gending Asmarandane Pada Kesenian Musik

Tradisional Klenang Di Sanggar “Waris Dowe Jero Noer Salim” Desa Kelayu Jorong Kec. Selong Lombok Timur. Universitas Hamzanwadi.

Maulana, M. S. (2016). Bentuk Dan Fungsi Pertunjukan Kesenian Gendang Beleq Di

Desa Kopang Rembiga Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok Tengah.

Universitas Negeri Semarang.

Nasser, G., Fajri, H., & Kusumah, F. S. F. (2018). Perancangan Rhytym Game Pengenalan Lagu Nasional, Lagu Daerah Dan Lagu Anak “Nusa” Menggunakan Unity 2d Game Engine. Seminar Nasional Teknologi Informasi, 1, 270–278. Naufal, A. (N.D.). Nyongkolan Teradisi Unik Pernikahan Di Lombok.

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. In Bandung: Alfabeta Cv.

Wahyono, A. A., Ghozali, I., & Silaban, C. Y. (N.D.). Struktur Musik Nyantuk Durian Masyarakat Desa Medan Jaya, Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Jurnal

Gambar

Gambar 4.1Gendang Nine  (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)
Gambar 4.3Rincik  (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)
Gambar 4.5Oncer  (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)  c.  Gong
Gambar 4.8Seruling  (Dok. Pribadi 26 Mei 2020)

Referensi

Dokumen terkait

Jawa pos sendiri memiliki beberapa divisi di dalamnya seperti yang akan di bahas nantinya ialah divisi pemasaran dimana fungsinya bertugas memasarkan koran baik ke

Karakter siswa SMK yang lebih menekankan kepada praktik mengerjakan suatu proyek akan sangat cocok dengan model PBL, dan untuk membantu siswa menyelesaikan

Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki daerah sebagai amanat Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 diatas, Pemerintah Daerah mengajukan Retribusi Jasa Umum dengan 8

Adanya karakteristik dalam organisasi yang bersifat dinamis, memerlukan informasi, mempunyai tujuan dan struktur, dapat menerangkan bagaimana keteraturan hubungan dan kerjasama

Dakwah dapat di pahami sebagai proses internalisasi, transformasi, transmisi, dan difusi ajaran islam dalam kehidupan masyarakat kampung dalinsaheng kecamatan biaro

Aksi ke Depan Pengukuran Hasil Faktor Kesenjangan Sebab Kesenjanga n Internal Sebab Kesenjangan Eksternal Reformul asi Tujuan Rencana Aksi Data Dasar (Baseline)

Fungsi dan Tugas masing-masing unit sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat No 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah