• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGASAKHIR PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI. i*5}mmm,wakmlw% mmm. (Disusun otefi: <FatmawatiSungfewamngrum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGASAKHIR PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI. i*5}mmm,wakmlw% mmm. (Disusun otefi: <FatmawatiSungfewamngrum"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TUGASAKHIR

PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR

PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI

i*5}mmm,WakmlW%

mmm

(Disusun otefi:

<FatmawatiSungfewamngrum

99611058 JURUSAN STATISTIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI

TUGAS AKHIR

(DiSusun oteh:

NAMA: FATMAWATI SUNGKAWANINGRUM

NIM

: 99611058

Tugas Akhir ini telah di sahkan dan di setujui untuk diuji

pada tanggal:

Pembimbing I

Kariyam, M.Si

Pembimbing II

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

PENERAPAN MANOVA SATU FAKTOR PADA PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI KEDELAI

TUGASAKHIR

(Disusun Oteh:

NAMA: FATMAWATI SUNGKAWANINGRUM

NIM : 99611058

Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Sebagai Salah Satu

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jurasan Statistika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia.

Pada Tanggal: 16 Desember 2004

TTM PENGUJI

1. Kariyam, Msi

2. Suharno, SP, MP

3.Dra. Sri Haryatihi Kartiko, M.Sc

4. tthoHva Urwatul W, lVi.Si

TANDATANGAN

etigetdhiii,

dan Dmu Pengetahuan Alam

lam Indonesia

Deka

\

igraha, Msi.

(4)

HALAMAN PERSEMBAHAN

TugasJi/(fiir iniSaya persembah^gn untufij

^ JLyafianda e£I6undak}i tercinta atas segata kffsih sayangnya, perhatian

dandbanya.

> SuamiQii tercinta atasperhatian dan dbrongannya.

> Jlde^ade^fyi tersayang Tfeni dtJLri.

(5)

MOTTO

"%flta^g,ntah hoi Dvluhammad' JZpaf&h sama orang-orang yang Berifmu dan

orang-orangyang tidafijieritmu ?"

(Jiz-Zumar9)

"I(mu itu merupaf&n fyhidupan BagilsCam dan tiang Bagi agama."

(K^JZBusysyech)

"(Bagi tiap-tiap sesuatu adajatdn, danjaCan S{§ surga adatah itmu."

(tf.1^ (Daitami)

"(BuRan gunungnya yang fqta taf^tu^tn metdinfan dirisendiri."

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.Penulisan Tugas Akhir ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana di Jurusan Statistika,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyusun Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan yang berasal dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Kariyam, MSi selaku dosen pembimbing I

2. Bapak Suharno, SP, MP selaku dosen pembimbing II

3. Bapak Jaka Nugraha, MSi selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Yogyakarta.

4. Ibu Rohmatul Fajriyah, M.Si, selaku Ketua Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.

5. Seluruh Dosen Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Islam Indonesia, yang telah dengan sabar memberikan

pengetahuan tentang ilmu Statistikaa

(7)

6. Teman-teman Statistikaa angkatan 99 dan 00, khususnya Andi atas bantuan dan masukkannya.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang memberikan

bantuan, hingga selesainya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan,

oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir

kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi semua pihak.

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta? November 2004

Fatmawati Sungkawaningrum

(8)

DAFTARISI

HALAMAN JUDUL

j

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ij

LEMBARPENGESAHAN PENGUJI

jjj

HALAMAN PERSEMBAHAN

jv

HALAMAN MOTTO

v

KATA PENGANTAR

vi

DAFTAR ISI

vjij

DAFTAR TABEL

xi

DAFTAR GAMBAR

xjj

DAFTAR LAMPIRAN

xjjj

INTISARI

xjy

BAB IPENDAHULUAN

j

1.1 LatarBelakangMasalah

I

1.2 Perumusan Masalah

2

1.3 Batasan Masalah

7

1.4TujuanPenelitian

3

1.5ManfaatPenelitian

3

1.6 Sistemarika Penulisan

3

V1H

(9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1. Tanaman Kedelai 5

2.1.1. Taksonomi dan Morfologi Kedelai 5

2.1.2. Varietas Kedelai 8

2.1.3. Manfaat Kedelai 9

2.2. Syarat Tumbuh dan Pertumbuhan Kedelai 10

2.2.1. Syarat Tumbuh 10

2.2.2. Pertumbuhan Kedelai 10

2.3. Sistem Perbanyakan Benih 12

BAB HI LANDASAN TEORI

16

3.1. Manova

^

3.1.1. Pengertian Manova

^

3.1.2. Manova Satu Faktor

16

3.1.3. Langkah-langkah Pengujian Hipotesis

19

3.1.4. Langkah-langkah Manova

*9

BAB IV METODOLOGI PENELITUN

24

4.1. Lokasi dan Waktu

24

4.2. Bahan dan Alat

24

4.2.1. Bahan

24

4.2.2. Alat

24

4.3.RancanganPercobaan

25

(10)

4.4. Pelaksanaan Penelitian

25

4.4.1. Penanaman

25

4.4.2. Pemeliharaan

25

4.4.3. Pengambilan sampel

27

4.4.4. Pengamatan

27

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

30

5.1. Metode Pengambilan Data

30

5.2. Analisis

30

5.2.1. Deteksi Masalah

30

5.2.2. Asumsi Analisis

3q

5.2.3. Interpretasi Hasil

32

5.2.4. Perbandingan Berganda

33

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 39

6.1. Kesimpulan

39

6.2. Saran

39

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Macam Varietas Unggul yang Diambil oleh Peneliti Tabel 2.2 : Kandungan Gizi Kedelai

Tabel 2.3 : Persyaratan Benih Kedelai

Tabel 3.1 : Manova

Tabel 3.2 : Distribusi Wilks Lambda

Tabel 5.1 : Hasil Uji Perbandingan Berganda

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Skema Alur &Lokasi Perbanyakan Benih Tunggal

Gambar 2.2 : Prosedur Pembuatan Benih

Gambar 4.1 : Pengambilan Sampel

Gambar 5.1 : Tabel Box'M

Gambar 5.2 : Uji Multinomial

Gambar 5.3 : Mulfivariat Test

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Kedelai

Lampiran 2 : Output

Lampiran 3 : Program Multinormal

(14)

INTISARI

Mahameru varietas MalahnrTJ (vanfas^almSgung, varietas Wilis, varietas

Kata kunci: Manova satu faktor, varietas kedelai

(15)

ABTRACSI

The result in grows bean anything verifiedfrom seedfactor.In area of

Prambanan has done plantation 6 bean ofvarietion ofkinds to consist of5good

varietions (the varietion Galunggung, varietion Wilis, varietion Mahameru,

varietion Malabar, Bromine of the varietion) and 1 varietionses Imogiri Bantul.

This destination ofthe examination to knowfrom 6 varietionses where sees good

growth and production to which bean.Examinations use to factor of ane of

manova it concludes that goodperson grows bean it is varietion Imogiri Bantul

and varietion Galunggung, and the good bean of the production is varietion

Imogiri Bantid.

Word of the key: Manova a factor, bean of the varietion

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang masalah

Keberhasilan dalam budidaya kedelai salah satunya adalah ditentukan oleh

faktor benih. Sejak tahun 1940 sampai dengan sekarang telah berhasil dilepas varietas unggul kedelai sebanyak 48 varietas kedelai.

Sistem perbanyakan benih pada tanaman pangan menggunakan sistem alih generasi tunggal (one generation flow) yaitu generasi perbanyakan benih sumber

(Breeder Seed, BS) hingga menghasilkan benih sebar (Stock Seed, SS) adalah

sama yaitu 2 generasi pada perbanyakan BS ke Benih Dasar (Foundation Seed,

FS) dan satu generasi pada perbanyakan FS ke SS.

Sistem perbenihan kedelai dilakukan oleh pemerintah (BUMN) dan sedikit

sekali dilakukan oleh swasta. Kendala lain yaitu daya tumbuh cepat menurun dan

umur label relatif pendek, ketersediaan benih sumber sangat terbatas dan tidak

tepat waktu, banyak areal penangkaran lulus lapangan tapi tidak dikuasai menjadi

benih serta prosesing benih biasanya di tingkat petani sehingga quality control

belum bisa dilaksanakan secara benar. Selain itu juga perbedaan harga antara

benih dengan kedelai konsumtifrelatif sedikit.

Sistem perbanyakan one generation tetap dianut sampai sekarang.

Penggunaan pola penyaluran benih dengan sistem JABAL (Jalinan Arus Benih

Antar Lapangan) telah mulai dimanfaatkan terutama untuk tanaman kedelai,

(17)

Dalam

sistem

JABAL

penyediaan

benih

diupayakan

dengan

memperbanyak kembali <J>enih yang dihasilkan di suatu lokasi pada musim

tertentu di lokasi lainnya atau yang sama pada musim berikutnya, baik di lahan

sawah maupun tegalan. Diupayakan agar benih yang dihasilkan tidak mengalami

penyimpanan lebih dari 3 bulan sebelum diperbanyak kembali.

Sebagai langkah awal dalam melakukan perbanyakan benih dengan sistem

JABAL perlu dilakukan pengujian beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan

produksi untuk memilih salah satu varietas yang bisa diterima / dikembangkan di

Daerah Istimewa Yogyakarta.

1.2. Perumusan Masalah

Di daerah Prambanan telah dilakukan penanaman 6 macam varietas yang

terdiri atas 5 varietas unggul (Galunggung, Wilis, Mahameru, Malabar, Bromo)

dan 1 varietas lokal (Imogiri Bantul). Dari keenam varietas tersebut ingin

diketahui varietas mana yang mampu menunjukkan pertumbuhan dan produksi

tinggi.

13. Batasan Masalah

1. Varietas kedelai yang diamati terdiri atas 6 macam yaitu Galunggung, Wilis,

Mahameru, Malabar, Bromo dan Lokal Imogiri Bantul.

2. Pengamatan dan area penanaman dilakukan di Dusun Klero, Desa

Sutnberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY.

3. Hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan metode "Manova Satu

(18)

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mencari varietas kedelai yang mampu menunjukkan pertumbuhan

dan produksi tinggi dengan sistem JABAL (Jalinan Arus Benih Antar Lapangan)

serta pengembangannya di wilayah Daerah Isrimewa Yogyakarta.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini akan dijadikan masukan bagi Pemerintah (Departemen

Pertanian), Swasta, Penangkar benih dan Pengguna benih (Petani) tentang benih

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kedelai

Kedelai merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan kedelai meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk, yakni sekitar 1,8 %

per tahun. Namun, laju pennintaan tersebut temyata belum dapat diimbangi oleh

laju peningkatan produksi sehingga Indonesia hams mengimpor kedelai (Pitojo S,

2003). Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk meningkatkan produksi

kedelai yang salah sarunya adalah melalui pencarian varietas unggul.

2.1.1. Taksonomi dan Morfologi Kedelai

Secara taksonomi (sistemafika rumbuhan) tanaman kedelai

diklasifikasikan sebagai berikut:

Divisi Spermatophyta Subdivisi Angiospermae Kelas Dicotyledonae Ordo Polypetales Familia Leguminoceae Subfamili Papilionoidae Genus Glycine Spesies Glycinemax

Secara morfologis bagian-bagian tanaman kedelai dapat dideskripsikan

(20)

1. Akar

Akar tanaman kedelai berupa akar tunggang yang membentuk

cabang-cabang akar. Akar tumbuh ke arah bawah hingga kedalaman 120 cm, sedangkan

cabang akar berkembang menyamping (horizontal) sampai mencapai jarak 40 cm

tidak jauh dari permukaan tanah. 2. Batang

Tanaman

kedelai

berbatang pendek (30-100 cm),

memiliki

3-6

percabangan dan berbentuk tanaman perdu. Pada pertanaman yang rapat

seringkali tidak terbentuk percabangan atau hanya bercabang sedikit. Batang

tanaman kedelai berkayu, biasanya kaku dan tahan rebah, kecuali tanaman yang

dibudidayakan di musim hujan atau tanaman yang hidup di tempat ternaungi.

3. Daun

Pada node pertama tanaman kedelai yang tumbuh dari biji terbentuk

sepasang daun tunggal. Selanjutnya, pada semua node di atasnya terbentuk satu

daun majemuk. Daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun majemuk

mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing daun berbentuk oval, tipis dan

berwarna hijau. Tunas atau bunga akan muncul pada ketiak daun. Setelah tua,

daun menguning dan gugur, mulai dari daun yang menempel di bagian bawah

(21)

4. Bunga

Tanaman kedelai mulai berbunga pada umur antara 30-50 hari setelah

tanam. Pembentukan bungadimulai dari node bawah ke arah atas sehingga ketika

bunga tersebut membentuk polong, node-node di atasnya masih terns

memunculkan bunga. Bunga kedelai tumbuh berkelompok pada ruas-ruas batang,

berwarna putih atau ungu dan memiliki kelamin jantan dan betina. Penyerbukan

terjadi pada saat mahkota bunga masih menutup, sehingga kemungkinan

terjadinya persilangan alami sangat kecil. Sekitar 60 % bunga rontok sebelum

membentuk polong.

5. Buah

Buah kedelai berbentuk polong. Setiap tanaman mampu menghasilkan

100-250 polong, namun pertanaman yang rapat hanya mampu menghasilkan

sekitar 30 polong. Polong kedelai berbulu dan berwarna kuning kecoklatan atau

abu-abu. Selama proses pematangan buah, polong yang mula-mula berwarna hijau

akan bembah menjadi kehitaman, keputihan atau kecoklatan. Polong yang telah

kering mudah pecah dan bijinya keluar. 6. Biji

Biji terdapat di dalam polong. Setiap polong berisi 1-4 biji. Pada saat

masih muda, biji berukuran kecil, berwarna putih kehijauan dan lunak. Pada

perkembangan selanjutnya biji semakin berisi, mencapai berat maksimal dan

keras. Biji kedelai berkeping dua dan terbungkus oleh kulit tipis.

(22)

Pada umumnya biji berbentuk bulat lonjong, namun ada juga yang

berbentuk bundar atau bulat agak pipih dan kulit biji berwarna kuning, hitam,

hijau atau coklat. Embrio terletak di antara keping biji. Pusar biji atau hilum

melekat pada dinding buah.

2.1.2. Varietas Kedelai

Sampai tahun 1999 di Indonesia telah beredar 48 varietas unggul kedelai

(dalam penelitian ini diambil 5 varietas unggul). Varietas ini telah melalui uji

adaptasi dan observasi yang dilakukan oleh berbagai instansi terkait, yaitu Balai

Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Balai Penelitian Teknologi Pertanian, Perguruan Tinggi atau Instansi Pemuliaan.

Pada tabel 1 berikut ini adalah 5 varietas unggul yang diambil oleh peneliti (Pitojo

S, 2003):

Tabel 2.1. Macam Varietas Unggul yang Diambil oleh Peneliti

Nama Varietas Hasil Persilangan Tahun Dilepas Umur Tanaman Potensi HasO Sifat Unggul

Galunggung Davros dan

TK5

1981 70hari 1,5 ton Tahan lalat bibit

Wilis No. 1682 dan

Orba

1985 88hari 1,6 ton Tahan terhadap penyakit karat

Mahameru Dari populasi

galur murni

Mansuria

2000 83-95 hari 2-2,1 ton Tahan rebah, dan

karat daun

Malabar No. 1592 dan Wilis

1992 70hari 1,27 ton Tahan terhadap

karat daun Bromo Introduksi dari Filipina 1998 85 hari 1,68-2,5 ton Tahan terhadap penyakit karat

(23)

2.1.3. Manfaat Kedelai

Di Indonesia, kedelai sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan

sehari-hari, bahan baku industri, pakan temak, maupun sebagai food therapy.

Kedelai mempakan sumber protein nabati yang murah dan mudah didapat

masyarakat serta efisien. Kandungan zat gizi dalam 100 gkedelai menurut catatan

Departemen Kesehatan RI ditunjukkan dalam tabel 2.

Tabel 2.2. Kandungan Gizi Kedelai (dalam 100 g Bahan)

Jenis Zat Gizi Kadar

Kalori (kal) 331 Protein (g) 34,9 Lemak (g) 18,1 Karbohidrat (g) 48,8 Kalsium (mg) 227 Fosfor (mg) 585 Zat besi (mg) 8,0 Vitamin A (SI) 110 Vitamin Bl (mg) 1,07 Air(g) 7,5 Sumber: Depkes RI

Menurut hasil penelitian, kedelai mengandung asam amino esensial yaitu

asam amino yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan berfimgsi untuk menunjang

pertumbuhan serta pemeliharaan tubuh (Pitojo S, 2003). Selain itu kedelai juga

mengandung zat lesitin yang bersifat emulsif terhadap lemak sehingga kedelai

diyakini dapat mencegah penumpukan kolesterol serta mencegah timbulnya

(24)

2.2. Syarat Tumbuh dan Pertumbuhan Kedelai

Sebagai langkah awal di dalam pencarian varietas unggul perlu diketahui

terlebih dahulu syarat tumbuh dan stadium pertumbuhan tanaman kedelai.

2.2.1. Syarat Tumbuh

Persyaratan tumbuh bagi kedelai meliputi keadaan iklim dan keadaan

tanah.

1. Keadaan Iklim

Kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah tropis

dengan ketinggian tempat 0-900 mdi atas permukaan laut. Kondisi curah hujan

yang optimal antara 100-200 mm/bulan. Pertumbuhan terbaik diperoleh pada

kisaran suhu optimal antara 25° C-27° C, dengan kelembaban udara rata-rata 50%.

Tanaman kedelai membutuhkan intensitas cahaya penuh, dapat tumbuh dan

berproduksi dengan baik di daerah yang terkena sinar matahari selama dua belas

jam sehari.

2. Keadaan Tanah

Kedelai memerlukan tanah yang memiliki aerasi, drainase dan kemampuan

menahan air cukup baik. Sedangkan keadaan pH tanah yang sesuai bagi

pertumbuhan kedelai berkisar antara 5.5-6.5.

2.2.2. Pertumbuhan Kedelai

Pola pertumbuhan varietas memiliki karakter utama yang hampir sama,

yang dibedakan menjadi stadium pertumbuhan vegetatif dan stadium

(25)

1. Stadium Pertumbuhan Vegetatif (V)

Stadium pertumbuhan vegetatif dibedakan lagi menjadi beberapa stadium

sebagai berikut : Stadium Pemunculan (Ve), ditandai dengan pemunculan

kotiledon dari permukaan tanah tempat biji kedelai ditanam. Sebelum kotiledon

muncul, terjadi perkecambahan biji di dalam tanah.

a. Stadium Kotiledon (Vc), ditandai dengan berkembangnya daun unifoliat yang

berasal dari satu node, hingga tepi-tepi daun tidak saling menyentuh.

b. Stadium Buku Pertama (VI), ditandai dengan terurainya daun pertama yang

berasal dari buku unifoliat secara penuh.

c. Stadium Buku Kedua, ditandai dengan mekamya daun majemuk pertama

(trifoliat) pada buku di atas buku unifoliat secara penuh.

d. Stadiiun Buku Ketiga (V3), ditandai dengan mekamya daun majemuk kedua

pada buku ketiga batang utama atau pada buku kedua tempat pijak trifoliat

pertama.

Stadium Buku Keempat (V4), Kelima (V5) dan Keenam (V6) adalah

stadium pertumbuhan selanjutnya, atas dasar buku unifoliat.

2. Stadium Reproduktif

Stadium Reproduktif juga dapat dipisahkan menjadi beberapa stadium,

yaitu sebagai berikut :

a.

Stadium Mulai Berbunga (RI), ditandai dengan bunga pada salah satu buku

batangutamamembuka pertama kali.

b. Stadium Bunga Penuh (R2), ditandai dengan terbukanya bunga yang terletak

pada salah satu dari dua buku teratas pada batang utama dengan daun terbuka

penuh.

(26)

c.

Stadium Mulai Berpolong (R3), ditandai dengan terbentuknya polong

sepanjang 5 mm pada salah satu dari empat buku teratas pada batang utama

dengan terbuka penuh.

d. Stadium Berpolong Penuh (R4), ditandai dengan adanya polong sepanjang 2

cm padasalahsatu dari empat buku teratas pada batang utama

e. Stadium Mulai Berbiji (R5), ditandai dengan telah terbentuknya biji sebesar 3

mm dalam polongpadasalah satu buku teratas, dengan daun terbuka penuh.

f.

Stadium Berbiji Penuh (R6), ditandai oleh terisinya rongga polong dengan

satu biji yang berwarna hijau pada salah satu dari empat buku batang utama

teratas dengan daun terbuka penuh.

g.

Stadium Mulai Matang (R7), ditandai dengan timbuhiya wama matang pada

satu polong pada batang utama.

h.

Stadium Matang Penuh (R8), tercapai pada saat 95 % polong telah bembah

wama menjadi polong matang.

2.3. Sistem Perbanyakan Benih

Benih kedelai bempa bagian tanaman yang berbentuk biji. Untuk

menjamin keberhasilan penanaman di lapangan dan memperoleh produksi yang

maksimal, benih kedelai dipersyaratkan bermutu tinggi. Adapun benih kedelai

yang bermutu tinggi bersifatsebagai berikut:

a. Berdaya kecambah tinggi, lebih dari 80 %

b. Mempunyai vigor yang baik, sehat dan dapat tumbuh cepat secara serentak

c. Murni, tidak tercampur varietas lain

d. Bersih, tidak tercampurkotoran ataupun biji remmputan

(27)

e. Sehat, bernas, tidak keriput, tidak luka bekas gigitan serangga

f.

Masih baru, tidak kurang dari tiga bulan sejak saat dipanen

Atas dasar persyaratan tersebut, benih kedelai dikelompokkan ke dalam

kelas-kelas sebagai berikut :

a. Benih penjenis atau breeder seed (BS), yaitu benih sumber dari varietas

tanaman yang diciptakan oleh pemulia tanaman dan telah dilepas oleh

pemerintah.

b. Benih dasar atau foundation seed (FS), yaim benih keturunan pertama dari

benih penjenis. Benih kelas FS ditandai dengan label putih.

c. Benih pokok atau stock seed (SS), yaim benih keturunan dari benih penjenis

atau benih dasar. Benih kelas SS ditandai dengan label ungu.

d. Benih sebar atau extension seed (ES), yaim keturunan dari benih penjenis,

benih dasar atau benih pokok. Benih tersebut ditandai dengan label biru dan

dimanfaatkan oleh petani untuk pertanaman konsumsi.

Spesikasi yang dipersyaratkan untuk masing-masing kelas benih kedelai

tersebut ditunjukkan dalam tabel 3.

Tabel IX Persyaratan Benih Kedelai

Benih Benih Benih Benih

Faktor Penjenis Dasar Pokok Sebar

(BS) (FS) (SS) (ES)

Daya tumbuh min.(%) 80 80 80 80

Campuran varietas lain maks. (%)

0,0 0,1 0,2 0,5

Kotoran maks. (%) 1,0 1,0 2,0 2,0

Biji rerumputan (%) 0,0 0,0 0,0 0,0

Kadar air maks. (%) 14 14 14 14

Sumber: SK. MentanNo.460/Kpts/Org/XI/1971

(28)

Sejak diterbitkannya Surat Keputusan Direktorat Jenderal Produksi

Tanaman Pangan No. PB. 100.200.3.2000 pada tanggal 22 Maret 2000, pengadaan

benih kedelai dengan cara poly generation flow (banyak alur) tidak berlaku.

Perbanyakan benih kedelai hanya boleh dilaksanakan dengan cara satu alur atau

one generation flow. Pada perbanyakan benih dengan cara tersebut, hasil setiap

kali penangkaran mengalami penurunan kelas dan tidak dapat diperbanyak dalam

kelas yang sama. Skema alur perbanyakan benih tunggal adalah sebagai berikut :

Kelas Benih Lokasi Perbanyakan

BBI/Swasta terakreditasi

BBU/Swasta terakreditasi

BBP/BUMN/Swasta/Koperasi

Petani

Gambar 2.1. Skema alur & lokasi perbanyakan benih tunggal

Dalam bidang perbenihan ada 4 unsur penting yaitu Pengawas/Pembina,

Penangkar benih atau Produsen, Pedagang atau Penyalur, dan Konsumen. Adapun

prosedur pembuatan benih dapat dilihat pada gambar 2.

Benih Penjenis (BS)

1

Benih Dasar (BD)

I

Benih Pokok (BP)

i

Benih Sebar (ES)

(29)

Galur Unggul Persilangan/Pemutihan

(Breeder/Petemak)

1

Uji Adaptasi/Observasi Galur

- — ' ? — —

Pelepasan Varietas

(BBN=Badan Benih Nasional)

I

Perbanyakan Benih Melalui Proses Sertifikasi

(Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan &Hortikultura)

Peredaran Benih Dalam Pengawasan Melalui Cek Mutu/Uji Ulang

(Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan &Hortikultura)

Petani Konsumen Benih

Gambar 2.2. Prosedur Pembuatan Benih

(30)

BAB III

LANDASAN TEORI

Metode statistika multivariat mempakan salah sam alat yang dapat

digunakan untuk menganalisis obyek atau permasalahan yang mempunyai

karakteristik secara serentak. Banyaknya karakteristik akan menyebabkan

timbulnya persoalan yang multivariabel, yaitu menyangkut stmktur hubungan

antar kasus atau obyek dan hubungan antar variabel. Dalam penelitian yang

mengukur

obyek

berdimensi

besar

perlu

dilakukan

upaya

untuk

menginterpretasikan seluruh informasi yang ada melalui penyederhanaan struktur

dan dimensinya. 3.1. MANOVA

3.1.1. Pengertian MANOVA

Manova (Multivariate Analysis of Variance) mempakan perluasan dari

anova, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yangnyata pada

variabel dependen

3.1.2. Manova Satu Faktor

Manova satu faktor adalah suatu cara yang digunakan untuk menganalisis

hubungan antara beberapa variabel dependen dengan satu bagian dari variabel

independen. Maksudnya adalah untuk memahami hubungan yang telah terjadi dan

atau untuk prediksi ke depan berkenaan dengan hubungan yang diteliti.

(31)

Observasi multivariat pada Y

populasi ] : Y

Y — Y

- II - 12 - l.nl

Populasi2: y

Y ' -Y

- 21 - 22 - 2»1 Populasig: V" ,V" ,...,y g\ g2 gnl

Data di modelkan dengan bentuk ^-=//+ r, +*>., (i=l,2,...,g) untuk diamati

apakah mean populasi ke-i, sama atau ada sam mean populasi berbeda.

Hipotesa: H0:T =T = =z =0

1 2 g

: Hl: paling sedikit ada sam rg tidak nol.

Kovariansi sampel untuk variabel ke i dan k :

S= -Y(x„ -iff* - xk\i =\,2-k

Untuk analisa statistik di bentuk tabel Manova:

Sumber varian Percobaan Residual Total

Matrik jurnlahkuadrat

B=fjn!^l-x\x,-x)

1=1

w=£t(xi,-xih-x')

1=1 ;=1

B+W^^-xlx.-x)

;=i /=i Tabel 3.1 : Manova 16

Degree of Fredom (d.f)

g-1 i - i

in,-]

(32)

Statistik uji yang digunakan untuk analisa hipotesis di atas diberikan oleh Wilks

w

yaitu: A* =

B+W

Untuk perhirungan statistik uji akan diberikan dalam tabel berikut :

W\

Tabel 3.2 :Distribusi Wilks Lambda, A =' Xg +

W\ Jumlah variabel Jumlah group Distribusi sampling multivariat

P=l 8^2 ~ F *-l.2>,-») p=2 g^2

M,,-i))-iYi-vr

#-i

^-^Ek4'

p>l g=2

(l",)-p-qi-^

^ ^*

%•(£«> r-p-i

P*l g=3

^-^Yi-VZ)

~F.2P.2((2»y-l)-p-2) Keterangan :

p: Menunjukkan jumlah variabel. Dalam penelitian ini ada 16 variabel.

g: Menunjukkan jumlah group. Dalam penelitian ini ada 6 group.

Namun jika £w, besar, dapat digunakan statistik pendekatan, yaitu:

H-^MAK'W

(33)

3.1.3. Langkah-langkah pengujian hipotesis

(i) Hipotesa:

1 2 i

= 0

Hx: paling sedikit ada sam r, (pengamh varietas) yang tidak nol.

(ii) Tingkat Signifikansi

a=0.05

(hi) Daerah Kritis

(iv) Statistik uji

- 1

2 ) {\B +W\j

(v) Kesimpulan

- Jika Q > 0.05 , maka H0 diterima

- Jika Q < 0.05 , maka H0 di tolak

3.1.4. Langkah-langkah MANOVA

Adapun langkah-langkah di dalam penggunaan manova adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah Manova :

1. Deteksi Masalah

3 kategori manova:

a. Multiple Univariate Questions

MUQ mengidentifikasikan sejumlah variabel dependen untuk dianalisis

secara terpisah.

(34)

b. Struktur Multivariate Questions

Manova digunakan jika ada 2 atau lebih variabel dependen yang

mempunyai hubungan spisifik, untuk membandingkan gmp yang berbeda

pada variabel dependen yangbertujuan efisien statistik.

c. Hakekat Multivariate Questions

Manova digunakan tidak hanya menaksir seluruh perbedaan tetapi juga

perbedaan antara kombinasi variabel dependen. 2. Pemilihan Design Manova

Menggunakan analisis kovariat. Kovariat haras mempunyai hubungan

dengan variabel dependen dan mempunyai pengamh homogenitas.

3. Asumsi Analisis

a. Homogenitas Varian

Uji Homoskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah gmp (data kategori) mempunyai variansi yang sama di antara anggota gmp tersebut. Jika variansi sama, dan ini yang seharusnya terjadi, maka dikatakan ada

homoskedastisitas. Sedangkan jika variansi tidak sama, dikatakan terjadi

heterokedastisitas.

Langkah-langkah pengujian homogenitas varian :

Variansi-kovarian matrix : £=E(x - n\x - ///

E(X) =

-E(xxy

e(x2)

40

Mi M2 = M 19

(35)

(^-^V2)=>«(2))=X27M-'*! -Pi' x2 ~Pl X" ~Pq Xq+\ ~ Pq+l>Xq+2 ~ Pq+2>~>Xp

•• ,xp~Pp]

fe-ftfcr^i)

fe-ttl-Vi-^+j) ••• (x\-P\txp-PP)

(X2 - »lixq+l - JUg+) fe-ftlv2'%) "• (X2-^2.)(^-Mp)

kP ~Ppfxq-H ~Pq+l) {Xp-PP\Xq*2 ~Pq+l) - {Xp ~Ppkq ~Pq)

l(xM-MW\xW„^)) =

°J,<J+1 &l,q+2 • - °"lP °2.<J+1 a2,q+2 • - CT2p a*,*+l CT9.*+2 ' • CT2p

-z»

2],2 mempunyai elemen-elemen kovariansi <r(/,» =i,2-?,./ =?+i,? +2,...,p

antara komponen-komponen xw dan komponen-komponen x®

x- n x- /i

xV-n

~X?-P

(1) (2)

l>_.

•<")',(««

-/'J

qxl lxq

")'

(p-qpcllxq

"J

f.t<2>-/'Y.t<v2)

(p-?)rlLr(p-?,)

£=E^-/,|*-^

' q

2 a1

p - q

Z-i" 20

(36)

Sn-°11••*., alq-H- •<Tlp <V-<rqq <rq,q+i •a<iP °q+\.\- aq+\,q <Jq*\,q+\- aq*l.p

°PY aP-t ap,q+l °P.P .

(i) Hipotesis

//,: Ada salah sam variansi kovarian populasi yang tidak sama.

(ii) Tingkat Signifikansi

a = 0.05

(iii) Daerah Kritis

MC~] >%l{g.i){a)

(iv) Statistik uji

Uji hipotesis

S penduga tak bias £,

Bila N0 benar yaim Z i=••• =Z *=Z

s=

L^-os,-zfo-l)

Adalah penduga gabungan matriks kovariansi J]

(37)

Statistik penguji

M=^(n,-\)\nS -5>,-i)m

MC1 dimana

c-'-i

2p +3P~l

£fo-i)~5>-i)J

6(p +iXfc-i)

Mendekati distribusi chi-kuadrat dengan derajat bebas -(*-i)p(p + i)

bila M besar. Statistik penguji M mempakan generalisasi uji Bartlett untuk

homogenitas variansi. Distribusi statistik M sangat tergantung pada anggapan

multinormalitas.

(iii) Kesimpulan

- Jikanilai signifikansi > 0.05,maka H0 diterima

- Jika nilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

Uji hipotasis tersebut diatas dapat dilihat dari output komputer yaitu

Box'M yang menyatakan bahwa apabila tanda signnifikansi > 0,05 berarti B0

di terima yang berarti variansi semua populasi sama, dan sebaliknyajika H0 di

tolak berarti ada variansi dari populasi yang berbeda.

b. Uji Multinormal

Densitas

normal

multivariat

p

dimensi

untuk

vektor random

X=[xx,X2,

,Xp\ mempunyai bentuk :

/W°

4<,-„)-£-W)

(2^'

i/

(38)

Sifat penting distribusi normal mulrivariat adalah bila X berdistribusi

normal multivariat, yaim:

a. Kombinasi liniear dari komponen-komponen X berdistribusi normal

multivariat.

b. Semua himpunan bagian dari komponen-komponen X berdistribusi

normal multivariat.

c. Kovarian nol mengakibatkan komponen yang bersangkutan independen.

Pemeriksaan

data

multinormal,

dapat

dilakukan

dengan

cara

mengkonstruksikan plot Chi-kuadrat, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung jaraktergeneralisasi

d) =(x-*V'(*~ x\j =U,..,»

b. Mengurutkan d) :dfa <d(2)

<<^2nl

n. ^

c. Membuat plot

MH ;

In

dtamW"!1'"

adalah

persentile 100.V

2 untuk distribusi Chi-kuadrat dengan derajatbebas/;

n

d. Plot bempa garis lums, bila data berdistribusi normal multivariat.

Kelengkungan menunjukkan penyimpangan dari normalitas.

(39)

4. Interpretasi hasil

Langkah-langkah pengujian interpretasi hasil

a. Hipotesis

H0:fl =/U =ld-/d=fd-/d=^

-I ~2 ~3 -4 ~5 -6

Hx: Ada salah satu dari keenam populasi ada beda rata-rata

b. Tingkat Signifikansi a = 0.05 c. Daerah Kritis A' =

w

>

xp\g-iM)

B+W

d. Statistik uji w A' =

B+W

e. Kesimpulan

- Jika nilai signifikansi > 0.05 , maka H0 diterima

- Jikanilai signifikansi < 0.05, maka H0 ditolak

(40)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di lahan sawah petani Dusun Klero, Desa

Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY dengan jenis tanah

Regosol. Penelitian dimulai 9 Juli 2003 sampai dengan 11 Oktober 2003.

4.2. Bahan dan Alat

4.2.1. Bahan

- Benih kedelai 6 Varietas - Urea, SP-36 dan KC1

4.2.2. Alat

- Alat bercocok tanam

- Alat tulis - Roll meter - Mistar - Timbangan - Plastik 25

(41)

4.3. Rancangan Percobaan

Percobaan lapangan ini dilakukan dengan pengujian 6 varietas kedelai.

Adapun perlakuan yang digunakan adalah :

VI = Varietas Galunggung

V2 = Varietas Wilis V3 = Varietas Mahameru V4 = Varietas Malabar

V5 = Varietas Bromo

V6 = Lokal Imogiri Bantul Bantul

4. Pelaksanaan Penelitian

4.4.1. Penanaman

Dalam penelitian ini menggunakan lahan bekas ditanami padi. Petak

percobaan dibuat saluran keliling dengan dicangkul, selanjutoya tanah diratakan

penanaman saluran antar plot dan saluran antar blok menggunakan sistem tugal

dengan jarak 15x30 cm. Benih kedelai ditanam sedalam 2-4 cm, setiap lubang

ditanam benih kedelai sebanyak 2 biji. Penanaman menggunakan petak dengan

ukuran2,3x 10m.

Pemupukan urea SP-36 dan KC1 dilakukan 2 minggu setelah tanam

bersamaan dengan pengairan. Kebutuhan pupuk Urea 50 kg/ha, SP-36 100 kg/ha

danKCHOO/ha.

4.4.2. Pemeliharaan

Pemeliharaan tanaman kedelai sesuai yang dilakukan oleh petani pada

sawah tadah hujan.

(42)

4.4.3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel untuk data skripsi ini adalah sebagai berikut:

Blok I

Blok II

Blok III

- Plot Mh Ml W * * G m IB W B Mh IB G MI «

Gambar 4.1: Pengambilan sampel

27 . G IB Ml « W Mh . Blok

(43)

Keterangan:

-

G menunjukkan varietas Galunggung

-

W menunjukkan varietas Wilis

-

Mh menunjukkan varietas Mahameru

-

Ml menunjukkan varietas Malabar

- B menunjukkan Bromo

-

IBmenunjukkan Lokal Imogiri Bantul

-

Jarak antarplotdan antar blok = 30 cm

-

Luas lahanpenelitian = 61 m x 7.7 m

- Ukuran plot = 2.3 mx 10 m

- Populasi tanaman tiap plot =66 baris x 7 baris =462 rumpun

4.4.4. Pengamatan

A. Pengamatan untuk pertumbuhan kedelai

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman di ukur dari pangkal batang (permukaan tanah) sampai

titik tumbuh (ujung tanaman), pengamatan dilakukan setiap minggu sejak

tanaman umur 2 minggu sampai dengan pertumbuhan vegetatif maksimum.

Tinggi tanaman di ukur dengan satuan centi meter (cm)

2. Jumlah Daun

Jumlah daun diamati setiap minggu sekali yang di mulai sejak keluar daun

majemuk sampai dengan pertumbuhan generatif. Dihitung dari satu pohon secara

keseluruhan

(44)

3. Jumlah Tangkai Tanaman

Jumlah tangkai diamati setiap satu minggu sekali yang di mulai pada 2

minggu setelah tanam sampai dengan pertumbuhan generatif.

4. Jumlah Polong Berisi Satu

Polong yang isinya berjumlah 1biji kedelai. Diamati pada saat panen yang

di lakukan pada setiap 10 tanaman.sampel

5. Jumlah Polong Berisi Dua

Polong yang isinya berjumlah 2biji kedelai. Diamati pada saat panen yang

dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.

6. Jumlah Polong Berisi Tiga

Polong yang isinya berjumlah 3biji kedelai. Diamati pada saat panen yang

dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.

7. Jumlah Polong Berisi Eempat

Polong yang isinya berjumlah 4 biji kedelai. Diamati pada saat panen yang

dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel.

8. Jumlah Polong rusak

Polong yang isinya rusak. Diamati pada saat panen yang dilakukan pada

setiap 10 tanaman sampel.

9. Jumlah polong per rumpun

Jumlah polong di hitung secara keselumhan dari 1pohon. Diamati pada

saat panen yang dilakukan pada setiap 10 tanaman sampel

(45)

10. Lebardaun

Lebardaun di ambil dari daunyang besar. Samanyang di gunakan cm.

11. Berat kering tanaman per plot

Di ambil dari 1 plot tanaman kedelai yang masih ada akar, batang, daun

dan polongnya, yang sudah dikeringkan kemudian di timbang. Satuan yang

digunakan adalah kilogram.

12. Berat kering tanaman per 10 pohon

Di ambil dari 10 sampel pohon yang masih ada akar, batang, daun, dan

polongnya, yang sudah dikeringkan kemudian di timbang. Saman yang di

gunakan adalah gram.

B. Pengamatan untuk hasil kedelai

1. Hasil kedelai per plot

Dari 1plothasil kedelai ditimbang. Saman yang digunakan kilogram.

2. Hasil kedelai per 10 pohon

Hasil penggedikan dari 10 pohon, kemudian di timbang. Saman yang

digunakan gram.

3. Produksi kedelai per hektar

Hasil per hektar di peroleh dari ((hasil per plot) / luasan plot) x 100.000.

Satuan yang di gunakan adalah ton

4. Berat 100 biji kedelai

Berat 100 biji artinya ditimbang 100 biji kedelai dalam kondisi kering

panen. Satuan yang di gunakan adalah gram.

(46)

BABV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.1 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data dalam penulisan skripsi ini mempakan data sekunder,

karena penulis tidak mengikuti penanaman kedelai sampai dengan pemetikan. Penulis mengamati dan mencatat data pada saat tanaman kedelai sudah kering, dengan cara ikut menimbang brangkas kedelai sampai penimbangan biji kedelai

Untuk data dalam skripsi ini ada pada lampiran 1.

5.2 Analisis

Langkah-langkah manova :

5.2.1. Deteksi Masalah

Dari data yang ada penulis menganalisis dengan metode manova satu

faktor, karena variabel responnya lebih dari 1 yaitu ada 16 variabel respon. Dan 6

variabel independen.

5.2.2. Asumsi Analisis

a. Homogenitas

Box's Test of Equality of Covariance Matrices

Box's M 21.830

F 1.429

df1 15

df2 434973.4

Sig. .123

Tests the null hypothesis that the observed covariance

matrices of the dependent variables are equal across groups.

a. Design: Intercept+VARIETAS

Gambar 5.1.; Tabel Box'M

(47)

(i) Hipotesis:

(Keenam varietas mempunyai matrik variansi-kovariansi yang sama)

( Paling tidak ada salah satu dari keenam varietas mempunyai matrik

varian-kovariansi yang berbeda)

(ii) Kriteria Keputusan:

- Jika Signifikansi >0.05 , maka H0 diterima

-Jika Signifikansi <0.05 , maka //, ditolak

(iii) Kesimpulan:

Dari tabel terlihat angka BOX'S Madalah 21.830 dengan sign 0.123.

Karena angka tersebut >0.05 ,maka H0 diterima. Hal ini berarti matriks

varian-kovariansi adalah sama untuk setiap jenis varietas.

b. Uji Multinormal

Harga d(ij)

Gambar 5.2 :Uji Multinormal

(48)

Program Uji Multinormal ada pada lampiran 2

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa data secara keselumhan berdistribusi

normal.

5.23. Interpretasi Hasil

Effect

Intercept Pillai's Trace Wilks* Lambda

Hotelling's Trace

Roy's LargestRoot VARIETAS Pillai's Trace

Wilks' Lambda Hotelling's Trace

Roy's Largest Root h1916.960

Multivariate TestS Value 1.000 .000 1088719 1088719 4.269 .000 90726.574" 90726.574* 90726.574* 90726.574a 2.433 11.925 4965.400"

Hypothesis df I Error df

12.000 12.000 12.000 12.000 1.000 1.000 1.000 1.000 60.000 60.000 60.000 12.000 25.000 8.461 5.000 Sig. .003 .003 .003 .003 .008 .000 .000 a. Exact statistic . »,„„„•

b. The statistic is an upper bound on Fthat yields alower bound on the s^rficance level.

c. Design: Intercept+VARIETAS

Gambar 5J : Multivariat test

Langkah-langkah interpretasi hasil:

a. Hipotesis

,j ~2 -3 ~4 -5 -6

(

Matrik rata-rata dari keenam varietas sama)

Hx = U* y* fl* V* V* M

~1 -2 ~3 ~4 ~5 ~6

(Paling tidak ada satu matrik rata-rata dari varietas yang berbeda)

b. Tingkat Signifikansi

a = 0.05

(49)

c. Daerah Kritis

- Jika Signifikansi > 0.05, maka H0 diterima

- Jika Signifikansi < 0.05, maka N0 ditolak

d. Kesimpulan

Dari output terlihat angka signifikansi dengan prosedur Pillai adalah 0.008.

Dalam hal ini penulis menggunakan angka signifikansi sebasar 0.05, sehingga di

dapat signifikansi kurang dari 0.05 yang berarti H0 ditolak. Artinya paling tidak

ada sam matrik rata dari varietas yang berbeda. Untuk melihat matrik

rata-rata mana yang berbeda , maka langkah selanjutnya di lakukan uji perbandingan

berganda.

5.2.4. Uji Perbandingan Berganda

Berdasarkan uji perbandingan berganda dengan uji Tukey yang ada pada

lampiran 3, di peroleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.3 : Hasil Uji Perbandingan Berganda

No Variabel Hasil

1 Tinggi Tanaman Pg.tt =PAfi.it = Pirn = PMhJt ~Pm.tt ~Pstt

Jumlah Daun Pgd = Pmhd = Pbd < PlBd - Pmid < P«d

Jumlah Tangkai Pgt = Pbt = PmM < PlBl < Pmlt - Pm

Jumlah Polong Sam Pvpl =PmhpX = Pbpl ~ PibpX ~ Pgpl < PmlpX

Jumlah Polong Dua Pmhpl =Pbp2 =Pgp2 <Pvp2 - Pmlpl - PlBpl

Jumlah Polong Tiga PgpT, - Pmlpl ~ Pbpi ~ PmhpS - Pibpi < Pwp3 Jumlah Polong Empat PgpA = PmlpA = PibpA - PmhpA ~ Pvp4 ~ PbpA

Jumlah Polong Rusak Pibpr - Pmhpr ~ Pmlpr ~ Pgpr Pbpr Pwpr

(50)

9 Jumlah Polong Pgp = Pmhp ~ Pbp < Pmlp ~ Pibp < Pvp 10 Lebar Daun Pihld = Pmitd = Pgld ~ Pwld ~ Pmhld = Pbld 11 Berat kering tanaman per plot Pwbk = Pmlbk ~ Pmhbk < Pbbk < Pgbk ~ Plbbk

12 Berat kering tanaman per 10 pohon Pgbkp ~ Pibbkp ~ Pbbkp ~ Pmlbkp < Pmhbkp < Pwb

13 Hasil per plot Pvhp ~ Pmhhp ~ Pmlhp = Pbhp < Pghp KPlbhp

14 Hasil per 10 pohon PiblQ ~ PglO < PbW = Pw\0 = PmlW ~ PmhlO 15 Hasil per hektar Pwha = Pmhha = Pmlha = Pbha < Pgha < Ptbha 16 Berat 100 biji kedelai Pmhbb = Pvbb = Pibbb KPbbb KPmhbb < Pgbb

Keterangan:

ng = Rata-rata variabel dari varietas Galunggung

fjv = Rata-rata variabel dan varietas Wilis timh = Rata-rata variabel dari varietas Mahameru nml = Rata-rata variabel dari varietas Malabar vb = Rata-rata variabel dari varietas Bromo

nib = Rata-rata variabel dari varietas Imogiri Banml

Analisis Uji Perbandingan Berganda :

1. Variabel Tinggi Tanaman

Dari hasil uji tukey secara umum variabel tinggi dari ke enam varietas

adalah sama.

(51)

2. Variabel Jumlah Daun

Variabel daun dari ke enam varietas ada perbedaannya. Varietas

Galunggung jumlahnya sebanding dengan varietas Mahameru, sebanding dengan

varietas Malabar. Ketiganya lebih kecil jumlah daunnya dari varietas Lokal

Imogiri Bantul dan varietas Malabar. Kemudian yang paling banyak jumlah

daunnya adalah varietas Wilis.

3. Variabel Jumlah Tangkai Tanaman

Jumlah tangkai dari ke enam varietas ada perbedaanJumlah tangkai varietas Galunggung sebanding dengan jumlah tangkai varietas Bromo,

sebanding dengan jumlah tangkai Mahameru. Ketiganya lebih sedikit dari jumlah

tangkai varietas Lokal Imogiri Bantul. Lebih sedikit juga dari varietas Malabar

dan varietas Wilis.

4. Variabel Jumlah Polong berisi 1

Jumlah polong yang berisi 1 biji kedelai untuk varietas Wilis, varietas

Mahameru, varietas Bromo, varietas Lokal Imogiri Banml dan varietas

Galunggung adalah sebanding jumlahnya.Kelima varietas tersebut lebih sedikit

dari varietas Malabar.

5. Variabel Jumlah Polong berisi 2

Untuk polong 2 varietas Mahameru, varietas Bromo, dan varietas Galunggung sebanding jumlahnya. Namun ketiganya lebih sedikit dari varietas

Wilis yang sebanding dengan varietas Malabar, sebanding dengan varietas Lokal

Imogiri Bantul.

(52)

6. Variabel Jumlah Polong berisi 3

Untuk polong tiga varietas Galunggung sebanding dengan varietas

Malabar, varietas Bromo, varietas Mahamem, dan varietas Lokal Imogiri Banml.

Kelima varietas tersebut untuk jumlahpolong tiga lebihsedikit dari varietas Wilis.

7. Variabel Jumlah Polong berisi 4

Untuk polong 4 dari keenam varietas tidak mengalami perbedaan. Semua

jumlahnya sebanding.

8. Variabel Jumlah Polong Rusak

Untuk polong rusak keenam varietas jumlahnya sebanding, tidak ada

perbedaan.

9. Variabel Jumlah Polong

Untuk jumlah polong varietas Galunggung, varietas Mahamem, dan

varietas Bromo sebanding jumlahnya. Ketiganya lebih sedikit dari varietas

Malabardan varietas Lokal Imogiri Banml. Yang paling tinggi jumlah polongnya

adalah varietas Wilis. 10. Variabel Lebar Daun

Untuk lebar daun keenam varietas sebanding ukurannya, tidak niengalami

perbedaan.

11. Variabel Berat Kering Tanaman per Plot

Berat tanaman perplot untuk varietas Wilis, varietas Malabar, dan varietas

Mahamem jumlahnya sebanding, dan lebih sedikit dari varietas Bromo. Lebih

sedikit jugadari varietas Galunggung dan varietas Lokal Imogiri Bantul.

(53)

12. Variabel Berat Kering Tanaman per 10 Pohon

Berat tanaman per pohon untuk varietas Galunggung, varietas lokal

imigiri, varietas Bromo, dan varietas Malabaradalah sebanding jumlahnya, dan

lebihkecil dari varietas Mahamem, juga lebih sedikit dari Wilis.

13. Variabel Hasil Kedelai per Plot

Untuk hasil per plot varietas Wilis.varietas Mahameru, varietas Malabar,

dan varietas Bromo adalah sebanding jumlahnya. Keempat varietas tersebut lebih

sedikit dari varietas Galunggung dan varietas Lokal Imogiri Banml.

14. Variabel Hasil Kedelai per 10 Pohon

Untuk hasil per pohon varietas Lokal Imogiri Bantul dan varietas

Galunggung jumlahnya sebanding. Keduanya lebih sedikit dari varietas Bromo,

varietas Wilis, varietas Malabar dan varietas Mahamem.

15. Variabel Produksi per Hektar

Untuk hasil perhektar dari keenam varietas mengalami perbedaan. Varietas

Wilis, varietas Mahamem, varietas Malabar, varietas Bromo jumlahnya

sebanding, lebih sedikit dari varietas Galunggung, lebih sedikit dari varietas

Lokal Imogiri Bantul.

16. Variabel Bferat 100 biji kedelai.

Uhtuk hasil 100 biji varietas Malabar, varietas Wilis, dan varietas Lokal

Imogiri Banml jumlahnya sebanding namun lebih sedikit dari varietas Bromo,

lebih sedikit dari varietasMahamem, lebih sedikitdari varietas Galunggung.

(54)

Karakteristik dari 6 varietas berdasarkan uji Tukey:

1. Varietas Galunggung unggul pada: Berat 100 biji kedelai.

2. Varietas Wilis unggul pada : jumlah daun, jumlah tangkai, jumlah polong 3,

jumlah polong dan berat kerang tanaman per 10 pohon.

3. Varietas Mahamem unggul pada .jumlah hasil per 10 pohon.

4. Varietas Malabar unggul pada : jumlah polong 1, jumlah polong 2, jumlah

tangkai dan hasil per 10 pohon.

5. Varietas Bromo unggul pada: hasil per 10 pohon.

6. Varietas Lokal Imogiri Banml unggul pada : jumlah polong dua, berat kering

tanaman perplot, produksi kedelai perhektar dan hasil per plot.

(55)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisisyang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Varietas yang menunjukkan pertumbuhan kedelai paling bagus

adalah varietas Lokal Imogiri Banml dan varietas Galunggung,.

2. Vatietas yangmenunjukkan produksi kedelai paling tinggi dari keenam varietas

adalah varietas lokal Imogiri Banml.

6.2 Sanin

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka diberikan saran-saran

sebagdi berikut

1. Peflu di kertlbangkan varietas Lokal Itnogiri Bantul unmk menunjahg

i ,

kebutuhan kedelai di wilayah Daerah Isrimewa Yogyakarta, agar pemerintah

tidaic peflu mengimpor kedelai setiap tahunnya.

2. Dapat di kembangkan varietas Galunggung karena sudali sering di tanam oleh petani di Prambanan

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Jonhson,R.A,(1982), Applied Multivariat Statistical Analysis, Prentice-Hall.

Inc. Englewood Cliffs, New jersey 07632

HairJ.F; Anderson,R.E; Tatham,RL; Black,W.C; (1998), Multivariat Data Analysis ; Prentice-Hall Internasional, INC.

Walpole,R,E dan Myers,R.H; (1985) Ilmu Peluang dan Statistika untuk

Insinyurdan ilmuwan, edisi ke-4,1TB, Bandung.

Serijo,P; (2003), BenihKedelai, Kanisius Yogyakarta.

Santoso,S; (2002), SPSS Statistik Multivariat, PT Elex Media Komputindo,

Jakarta

Kartiko,S,H; (1988), Metode Statistika Multivariat, Kamnika Jakarta,

Univertitas Terbuka,

(57)

a>^stn^^wuibw^cowcoc»bicoct> 2"^ X (0 0*. o w 5 *.<k U IO 00 O) O) M M M'O ^-iCB-i^CBOiOXdlO w a)ua>uiuuo)(otoN)s a> to Oi >i a >i <o o as s s to a s on a od ai o ONJ-09CA>«>--»-0»C0C0«>O*--vl-'-vl->-i.-vjg- d)bacoKjcnixcoo'or^cnbik>bnb>b>cnP3c K> -*. co -t^ -£» co a> wuwMotrMjiuaiaai^ o => coco(OCDcococncna>uicna>uiCDcnaooco g OOOUUUiUiUiOUiUUiOUUOOO 3 oooooooooooooooooo -. w *^w- •&-4k. j^-4i. oi en en *. o> co w =f -• S.jQCJ-^ Cp UiUUOIk.011000.0) *. ... vl J 3 p> g p(B j*5-ar--k s m s g urp» n p g is g cnobi'cflON3cotri'N)CDtoKjbibibi'-~j^ai o £ O)-vJO>Cn4i.C0(JlCD-»C0CnCJI-^CD4i.CDCO--l *kNJOK>ON3N)J>-OOltDMCOOOOON3 rr w UlOM^OtO.MfflmiO-OIDS,., OICDN^ (DCUi^U^5gOiaiMOiUOrI;*.<00^ bj^biro'cocoroobjtntoacncoNjbibiiaD 3- 01 —k —k a a a ^ _*. «a .jh ^

cocomc9uua>ia>vio)ci)>iNioi-j'Oi*.B uioo^oa>Moai«^uoioMO)MO)ai OCOOCOOCOCOOOOOJCOOOOOOCD

O o N)M-'JlMUipUpp_LpOMfo^tJkOlS Oi o> in s l» tn-u» at^oi(obib)kiji.^Niai I X X £ CI c O Q O o QQQ| OO _ -. 2 2 2 2 O O O CD 03 CO 2 2 2 -I H H CD CD CD > > > 3] 73 70 >>>CflO)CflCCC 2 2 2 2 2 2 rn m m O CD O ;o vo 33 O CD O c cz c c c c 2 2 2 o o o boiu?PP«!v>MPDiQw',k'M*.owa>- COCDC0UC0K)C0O>O)>l^lv)NU1-'N)N)b) a> j». *. *. ji. en j». *. co UMOMUt 3 ^^ppipiupo^^ois^Qisuu-iO o to b a (o ^ oi co bi b) '^ -j> co ^ '^ m fi> (Q 'w^^wb)N>^barobibib»bic»sk>b>c»— 3 (Q -i o ^-klsj-L-i MMUOOMOj fo K> g> fflbk)W(oMk)*.^coo)bocow-»NjbbiC •o -i. _k _i Q. NJ W M _».t>0fv>|yj_»._i-A\3K) •o ^JkplOiQPpippSNNXONOlSSO)? Oi'c^COWtDCOW^^COCO^COtO^COCOCO ^. (Q (D 3 o o "O U ^ p p j PP P oo Si OO-^-t-^J-i-iOOW-vlO^OCO^OO

(58)

Number of Rows in Varietas

Total number of observations in Varietas = 18

MTB > let k3=kl+2 MTB > set ck3 DATA> k2(l) DATA> end MTB > copy cl-ckl ml MTB > copy ck3 m2 MTB > trans m2 m3 MTB > multy m3 ml m4 MTB > let k4= l/k2 MTB > multy k4 m4 m5 MTB > trans m5 m6 MTB > multy m2 m5 m7 MTB > subtr m7 ml m3 MTB > trans m8 m9 MTB > cova cl-ckl mlO

MTB > invert mlO mil

MTB > multy m8 mil ml2 MTB > multy ml2 m9 ml6 MTB > let k5=k3+l MTB > let k6=k3+3 MTB > let k7=k3+4 MTB > let k8=k3+5 M T B > let k9=k3+6 MTB > let kl0=k3+7 MTB > diago ml6 ck5 MTB > sort ck5 ck6 MTB > set ck7 DATA> l:k2 DATA> end MTB > subtr 0.5 ck7 ck8 MTB > multy k4 ck8 ck9 MTB > invCDV ck9 cklO MTB > Chisquare kl.

MTB > name ckl0='Harga Chi Square* MTB > name ck6=*Harga d(ij)' MTB > plot ckl0*ck6

Plot Harga Chi Square * Harga d(ij) MTB > symbol;

MTB > title"Pemeriksaan Multynormal";

MTB > SeFrame;

MTB > SeAnnotatlon.

(59)
(60)
(61)
(62)

Homogeneous Subsets

TINGGI i

I4.OO MALABAR

2 00 WILIS

300 MAHAMERU

600 IMOGIRI BANTUL

15.00 BROMO

I Sig. N

_Subset_

1 "40.666/ 41.0667 43.9833 48.1000 51.3600 53.7667 .351 5.0U otv-"«~ .

so.

~ZZZZ*Z»^™*^'

Based on Typ. WBm

^e^o - »•»

b. Alpha =05.

-rnkevHSCf'^.

I-^Sn55ung-l 3.00 MAHAMERU

1500 BROMO

600 IMOGIRI BANTUL

\ 4.00 MALABAR

1 2.00 WILIS lsia n "11.566/i 14.8333 14.9333 14.8333 14.9333 19.2000 19.2533

b. Alpha = 05.

47 26.4333 1.000

(63)

O O O CO II <d ii .a -r « o <U « » t a gSSE <& as v ca e?cn g-§ l-Bco • .sens § 3 $ p CO 0> co CM o 5 o "> £ "o © . ^ « CO J= S co >-in o II oo

(64)

< O O o < o o J a. o o £ co ^ ii *-a> « £ O V 2 0) t Q. a> co a> w c 3 & (0 « 9" § c wen a-s E ° IT CO CO J> s = * § 5 2 E £ E O *> £ "O » . « S » « S CO H-p II CO r. Q. ON

(65)

•a

I

co a-to « CO CNI o d ui g $ « a> <u «" 11 .y § -e s ot 6 o OT «o t o. g £S E

8

3

I

S

g»cn g § .£«12 o " = » g a 3 S C (0 ||

is!1.™

O £ O "> 77 V-o g. 3 < S «> " a fi cO w w co w » » co J= S CD V-iri p O in

(66)

o .ri « °* % S tn S o io * = .C E °-ISE? 3 f t OT -O fl>

\

"o-tf> jn a a p CO w ft to CO 55 <o ot % OT OT oi »-. £ O ^= TiC CO % • E £ 8 ^-e fe. a o £ • OT "O fl> in p « CO

(67)

8 = a 1

1|§

x

o.|Er«B <o b c »-<8 Q. . W OT <D * O « DC 551 2 m ' f-o es o r~-. o in eo ° ii it-ib n .y o j!2 n -< fc. o-g sty. e <U <0 0) <0 c 3 *= CO

sets

CO o _ 3 0) ~ £ to S 3 « C o § CO I Ift o CO Q. »n

(68)

x/ARlETAS '"ioO WILIS

| 3.0O MAHAMERU

4.00 MALABAR

1500 BROMO

L00 GALUNGGUNG

|6.00 IMOGIRI BANTUL

sig. HSLPLOT N "1.460U1 _ 1.6533 1.8533 2.7467 2.7467 3.4733 3.4733 4.6533 .143

Based on Type I" &""1 Sauare(Error) =-283.

b. Alpha =.05.

Tnkev HSEf.

feio^rBANtUL

11.00 GALUNGGUNG

i 5.00 BROMO 2.00 WILIS

400 MALABAR

\ 3.00 MAHAMERU

I Sig. HSLPHN N 164.9333 191.5333 193.8000 193.9333 198.2000 .114 .798 3.uu m ™ « — — — — ~ r

™7S^^^

000.

b. Alpba = 05.

53

(69)

in

Gambar

Tabel 2.1 : Macam Varietas Unggul yang Diambil oleh Peneliti Tabel 2.2 : Kandungan Gizi Kedelai
Gambar 2.1: Skema Alur &amp;Lokasi Perbanyakan Benih Tunggal
Tabel 2.1. Macam Varietas Unggul yang Diambil oleh Peneliti
Tabel 2.2. Kandungan Gizi Kedelai (dalam 100 g Bahan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan terkait penetapan sistem nilai tukar rupiah pernah dilakukan oleh bank Indonesia pada saat krisis moneter tahun 1997 yaitu sistem nilai tukar mengambang

Metode bergantung pada ukuran kunci yang dikenal sebagai nilai yang diterima (juga dikenal sebagai &#34;biaya dianggarkan bekerja dilakukan&#34; atau BCWP). Ukuran

Perkebunan V Sei Rokan maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Insentif Terhadap Produktivitas

Penelitian ini menggunakan kuasi eksperimental ( quation experimental ). Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI program IPA SMA Negeri 3 Surakarta tahun

1 Belajar Bersama Mengenali Dampak Sampah 20 Sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk lebih mengetahui bahaya sampah Pengetahua n tentang bahaya sampah semakin

Department of lndustrial Engineering, Faculty of Engineering, Sarjanawiyata Tamansiswa University, Yogyakarta,

Framework EMR yang digunakan adalah framework dari MMRS (Tierney et al., 2002; Tierney et al., 2010) sebagai berikut: (1) registrasi, yaitu mengambil data untuk

Hal ini didukung dari hasil respons siswa pada pernyataan nomor 3 (Saya merasa pembelajaran ini dapat meningkatkan minat saya terhadap pembelajaran