• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

73

PENGARUH INOVASI PRODUK, SOCIAL MEDIA MARKETING DAN

CITRA MEREK TERHADAP MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN

DAN DAMPAKNYA TERHADAP IMPULSIVE BUYING PADA

SEKTOR UMKM KERAJINAN TANAH LIAT DI DESA WISATA

GERABAH KASONGAN YOGYAKARTA

Oleh:

1

Mariah, 2Siti Ruhana Dara

Manajemen, Fakultas Bisnis, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis Jalan Pulomas Selatan Kav. 22, Jakarta Timur, DKI Jakarta, Indonesia 13210

Email : 1mariah@kalbis.ac.id, 2siti.dara@kalbis.ac.id ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of product innovation, social media marketing and brand image on the interest of tourist visits and its impact on impulsive buying in the clay craft UMKM sector in the village of Kerabah Kasongan, Yogyakarta. This research has a type of quantitative research with 100 respondents who are consumers. clay crafts. The sampling method was purposive sampling. This study uses quantitative research methods by conducting surveys, the results of validity and reliability tests using SPSS v 20.0, and hypothesis testing is carried out using multiple linear regression methods. The results showed that product innovation had no effect on visiting interest, social media marketing had an effect on visiting interest, brand image had an effect on visiting interest and visiting interest had an effect on impulsive buying.

Keywords: product innovation, social media marketing, brand image, impulsive buying, interest in visiting.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Inovasi Produk, Sosial Media Marketing dan Citra Merek terhadap Minat Kunjungan Wisatawan dan dampaknya terhadap Impulsive Buying pada sector UMKM Kerajinan Tanah Liat di Desa Gerabah Kasongan Yogyakarta.Penelitian ini memiliki jenis penelitian kuantitatif dengan responden sejumlah 100 orang yang merupakan konsumen kerajinanx tanah liat. Metode pengambilan sampel adalah purposive sampling. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan melakukan survey, Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas mengunakan SPSS v 20.0, danl uji hipotesis dilakukan dengan metode regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa inovasi produk tidak berpengaruh terhadap minat berkunjung, sosial media marketing berpengaruh terhadap minat berkunjung, citra merek berpengaruh terhadap minat berkunjung dan minat berkunjung berpengaruh terhadap impulsive buying.

Kata kunci : inovasi produk, sosial media marketing, citra merek, impulsive buying, minat kunjungan PENDAHULUAN

Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata di kawasan Asia Pasifik yang banyak diminati oleh

wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan karena keindahan alam dan adat istiadat yang dimilikinya. Hal ini terbukti dengan

(2)

74

makin bertambahnya arus wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang datang ke Yogyakarta dari tahun ke tahunnya. Perkembangan ini ternyata membuka peluang bagi industri kerajinan (craft) untuk lebih berkembang dan menjadi produk andalan yang diharapkan mampu menyediakan lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja serta mampu mendatangkan devisa bagi negara. Sebagai bentuk peran aktif dari pemerintah dan masyarakat bahwa dalam perkembangan kepariwisataan terutama untuk menghadapi arus wisatawan baik mancanegara maupun wisatawan nusantara yang terus bertambah, maka pemerintah dan masyarakat telah membangun atau menyediakan prasarana dan sarana pariwisata.

Kabupaten Bantul memiliki banyak industri kerajinan yang dapat ditawarkan menjadi objek wisata alternative meliputi bermacam wisata alam, budaya, pendidikan dan lainnya. Kerajinan Gerabah di Kasongan merupakan salah satu objek wisata unggulan di Kabupaten Bantul yang menawarkan keindahan bentuk kerajinan yang terbuat dari tanah liat. Kasongan adalah nama daerah tujuan wisata di wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan hasil kerajinan gerabahnya (tanah liat). Tempat ini tepatnya terletak di daerah Padukuhan Kajen, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, sekitar 6 km dari Alun-alun Utara Yogyakarta ke arah Selatan. Kasongan, Bantul, Provinsi DIY terkenal akan hasil kerajinan masyarakatnya berupa gerabah, dan patung dari tanah liat. Sedangkan Kasongan sebagai desa wisata belum memiliki museum seni gerabah sebagai wadah/sarana para seniman guna memamerkan hasil karyanya kepada masyarakat umum ataupun sebagai penyimpan karya para seniman-seniman yang ada di Kasongan sendiri.

Potensi masyarakatnya yang terus maju dan kreatif untuk menciptakan inovasi terhadap seni gerabah tentunya membuat daya tarik tersendiri dan potensi lingkungannya yang saling terkait dan melengkapi membuat sebuah sinergi yang baik dan tak dapat terpisahkan. Potensi sebuah desa wisata untuk berkembang tergantung dari masyarakatnya sendiri dan dalam hal ini Kasongan Bantul bisa maju dan menjadi daya tarik tersediri bagi wisatawan baik asing maupun lokal. Wisata Gerabah Kasongan mulai dikenal awalnya karena semua penduduk di daerah tersebut membuat kerajinan tanah liat (gerabah) berupa perlengkapan rumah tangga mulai dari kuali, kendi, celengan dan sebagainya. Awalnya desa tersebut banyak sekali dikunjungi oleh para pendataang atau wisatawaan, akan tetapi 3 tahun terakhir ini sudah mulai sepi dikunjungi dan banyak penduduk desa tersebut yang sudah beralih profesi lain mengingat menurunya penjualan pada kerajaninan tanah liat.

KAJIAN PUSTAKA

Mengingat perubahan selera yang cepat dalam teknologi dan persaingan, perusahaan tidak bisa hanya mengandalkan produk yang ada untuk mempertahankan pertumbuhan atau untuk mempertahankan laba . Perusahaan yang memiliki harapan untuk mempertahankan pasar dan laba kinerja bisa dengan melakukan inovasi produk yang berkelanjutan. Inovasi produk meliputi berbagai kegiatan pengembangan produk - perbaikan produk, pengembangan yang seluruhnya baru, dan perluasan yang meningkatkan jangkauan atau jumlah lini produk yang dapat ditawarkan perusahaan. Inovasi produk tidak dapat disamakan dengan penemuan. Sebuah inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, produk atau bagian dari teknologi yang telah dikembangkan dan dipasarkan untuk pelanggan yang

(3)

75 dirasa sebagai sesuatu yang baru. Kita

mungkin menyebutnya sebagai proses identifikasi, menciptakan dan memberikan nilai-produk baru atau manfaat yang tidak ditawarkan sebelumnya di pasar. Dengan produk baru atau yang dimaksud dengan produk asli, perbaikan produk, memodifikasi produk dan merek baru dari perusahaan yang berkembang melalui penelitian sendiri dan upaya pengembangan. (Kotler dan Amstrong, 2008 : 603-604).

Citra merek dapat didefinisikan sebagai suatu persepsi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk tertentu.Terdapat beberapa definisi tentang citra merek, berikut ini beberapa definisi citra merek menurut para ahli. Menurut American Marketing Associationdalam Kotler dan Keller (2008:258) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasinya, yang

dimaksudkan untuk

mengidentifikasikanbarang atau jasadari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferesiasikan dari barang atau jasa pesaing. Menurut Kotler dan Armstrong(2008:275) Citra merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya, citra merek dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar control perusahaan. Faktor-faktor Pembentuk Citra Merek , ada beberapa faktor pembentuk citra merek yaitu :

1. Kualitas dan mutu, berkaitan dengan kualitas produk barang yang ditawarkan oleh produsen dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau diandalkan, berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Kegunaan atau manfaat, yang terkait dengan fungsi dari suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh konsumen.

4. Pelayanan,yang terkait dengan tugas produsen dalam melayani konsumennya.

5. Resiko, terkait dengan besar kecilnya akibat untung dan rugi yang mungkin dialami oleh konsumen.

6. Harga, yang dalam hal ini berkaitan dengan tinggi rendahnya atau banyak sedikitnyajumlah uang yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mempengaruhi suatu produk, juga dapat mempengaruhi citra jangka panjang.

7. Citra yang dimiliki oleh merek itu sendiri, yaitu berupa pandangan, kesepakatan, dan informasi yang berkaitan dengan suatu merek dari produk tertentu

Menurut Zarella (2010,dalam Irfan,2014:13), sosial media adalah paradigma media baru dalam konteks industri pemasaran. Weber (2009,dalam Bambang dkk,2011:35) juga menyatakan hal yang sama bahwa media tradisional seperti TV, radio dan koran memfasilitasi komunikasi satu arah sementara media sosial komunikasinya dua arah dengan mengijinkan setiap orang dapat mempublikasikan dan berkontribusi lewat percakapan online. Menurut Neti (2011,dalam Sigit,2014:1380) pemasaran media sosial adalah upaya untuk menggunakan media sosial guna membujuk konsumen kepada satu perusahaan, produk atau jasa yang berharga. Pemasaran media sosial adalah pemasaran menggunakan jaringan sosial, blog pemasaran dan banyak lagi .Hal senada juga dipaparkan oleh Wikipedia yaitu “Social media marketing is commercial promotion conducted through social media websites. Many companies promote their products by posting frequent updates and providing special offers through their social media profiles

Pembelian impulsive biasaanya terjadi dikarenakan adanya

(4)

76

ketertarikankonsumen terhadap suatu produk pada saat pertama kali konsumen melihatnya. Menurut Utami (2010:51) Pembelian impulsif ( Impulse buying ) adalah pembelian yang terjadi ketika konsumen melihat produk atau merek tertentu, kemudian konsumen menjadi tertarik untuk mendapatkannya, biasanya karena adanya ransangan yang menarik dari toko tersebut. Menurut Verplanken (2009:1), pembelian impulsif adalah Impulsive buying has been described as an unplanned purchase behaviour characterized by the sudden, powerful and often persistent, urge to purchase that is initiated spontaneously upon confrontation with a particular item, and accompanied by feelings of pleasure and excitemen.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelian impulsif (impulsive buying)atau pembelian tidak terencana merupakan pembelian yang tidak rasional dan terjadi secara spontan karena munculnya dorongan yang kuat untuk membeli dengan segera pada saat itu juga dan adanya perasaan positif yang kuat mengenai suatu benda, sehingga pembelian berdasar impuls tersebut cenderung terjadi dengan adanya perhatian dan mengabaikan konsekuensi negatif. Dalam hal ini minat berkunjung merupakan bentuk atau wujud dari minat berperilaku, sedangkan definisi minat berperilaku menurut Simamora (2002:153) secara teoritis minat perilaku dibedakan dari sikap dimana diartikan sebagai suatu kecenderungan potensial untuk mengadakan reaksi jadi dapat diterangkan bahwa sikap mendahului perilaku. Model ini merupakan model sikap yang berkaitan antara sikap, norma subyektif, minat berperilaku dan perilaku. Model ini di dasarkan pendekatan yang menyatakan bahwa peramalan perilaku atau pilihan konsumen dimasa akan datang dapat dilakukan berdasar apa yang telah mereka katakan tentang minat mereka

untuk membeli atau mengambil keputusan. Minat berkunjung dilakukan berdasar apa yang telah mereka katakan tentang minat mereka untuk mengambil keputusan. Adapun proses dalam pengambilan keputusan meliputi:

1. Pemrakarsa (initiator)

2. Pemberi pengaruh (influencer) 3. Pengambil keputusan (decider) 4. Pembeli (buyer)

5. Pemakai (user)

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan dalam hal ini hubungan tersebut bersifat kausal dimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2012: 11). Melalui penelitian ini dapat diketahui pengaruh inovasi produk, sosial media marketing dan citra merek terhadap minat minat berkenjung dan dampkanya terhadap impulsive buying, dimana inovasi produk, sosial media marketing citra merek dan minat berkunjung merupakan variabel independen (bebas) dan impulsive buying merupakan variabel dependen (terikat). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk memperoleh datanya. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan sebagai responden.

(5)

77 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016: 215) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang yang berada di daerah Jakarta, yang mengetahui marketplace Blibli.com 2. Sampel

Sampel merupakan sub kelompok elemen populasi yang terpilih untuk berpartisipasi dalam studi (Malhotra, 2009:364). Sampel dalam penelitian ini adalah pembeli yang dipilih secara acak berjumlah 100 orang yang merupakan konsumen produk Zara

Untuk memperoleh data serta keterangan yang diperlukan dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan beberapa cara untuk mengumpulkan data, yaitu sebagai berikut:

1. Studi Lapangan

Studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan menyebarkan kuesioner secara langsung kepada subjek penelitian. Menurut Sugiyono (2016: 142) kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Instrumen yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini adalah instrument skala likert. Menurut Sugiyono (2016: 93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data sekunder dengan sumber data yang diperoleh dari penelitian terdahulu, buku, dan jurnal.

Menurut Sugiyono (2016: 121) instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Priyanto (2016: 51) untuk menentukan suatu item layak digunakan atau tidak, yaitu dengan melakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total item. Dalam penelitian ini peneliti melakukan uji validitas item dengan metode korelasi Pearson dan Corrected Item-Total Correlation.

Menurut Sugiyono (2016: 121) instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Menurut Priyatno (2016: 60) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Untuk penentuan apakah instrument reliable atau tidak, bisa digunakan batasan tertentu seperti: reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Menurut Priyatno (2016: 109) uji normalitas residual digunakan untuk mapakah nilai residual yang dihasilkan dari model regresi terdistribusi secara normal atau tidak.

Dalam penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan metode Uji Kolmogorov-Smirnov, yang dimana apabila signifikansi lebih dari 0,05 maka residual terdistribusi secara normal, dan jika signifikansi kurang dari 0,05 maka tidak normal. Menurut Priyatno (2016: 116) uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

(6)

78

korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Metode pengujian yang biasa digunakan yaitu dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas.

Menurut Priyanto (2016: 117) uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan uji heterosdisitas dengan metode uji statistik glejser. Kriteria dari uji heterosdisitas yaitu:

1. Jika nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual > 0,05, maka “tidak terjadi heterosdisitas”.

2. Jika nilai signifikansi antara variabel bebas dengan absolut residual < 0,05, maka “terjadi heterosdisitas”.

Menurut Sugiyono (2012: 277) analisis regresi linier ganda digunakan apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Menurut Priyatno (2016: 92) uji analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Dalam penelitian ini antara Persepsi Online Store (X1) , Persepsi

Offline Store (X2), Persepsi Nilai (Y)

dan Minat Beli (Z) dalam bentuk persamaan regresi. Rumus persamaan regresi linier berganda yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + € Keterangan: Y = Variabel terikat X1, X2 = Variabel bebas a = Nilai Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi Menurut Sugiyono (2012: 212) Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui presentase pengaruh variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variasi-variasi terikat. Dibawah ini menunjukkan hasil uji koefisien determinasi (R2), berikut kriteria pengujiannya:

1. Nilai R2 mendekati nol, berarti variabel bebas (X1 dan X2) secara

keseluruhan tidak menjelaskan variabel terikat (Y).

2. Nilai R2 mendekati satu, artinya variabel bebas (X1 dan X2) secara

keseluruhan menjelaskan variabel terikat (Y).

3. Menurut Priyatno (2016: 67) uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini uji T dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh signifikan antara atau tidak antara variabel independen iklan (X1) dan citra merek (X2) terhadap variabel dependen minat beli (Y). T tabel dapat dihitung pada tabel statistik pada signifikan 0,05 dengan df = n- k- 1. Jika : thitung < ttabel jadi Ho

dan Ha tidak diterima sehingga artinya tidak pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dan sebaliknya apabila, thitung > tkritis

jadi Ho ditolak dan Ha diterima sehingga artinya ada pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Menurut Priyatno (2016: 107) uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian:

(7)

79 1. H0 diterima bila F hitung ≤ F

tabel.

2. H0 ditolak bila F hitung > F tabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1

Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk

Dimensi Item Pernyataan Total Pearson Correlation Nilai r Tabel Ketera ngan Inovasi Produk IP1 0,693 0,214 Valid IP2 0,714 0,214 Valid IP3 0.661 0,214 Valid IP4 0.686 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020 Dari hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r table, r tabel dicari pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60 maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 1 menunjukan bahwa semua indikator Inovasi Produk dikatakan valid, karena nilai Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214

Tabel 2

Hasil Uji Validitas Variabel Sosial Media Marketing Dimensi Item Pernyataan Total Pearson Correlation Nilai r Tabel Keteran gan Sosial Media Marketin g SMM1 0.704 0,214 Valid SMM2 0.790 0,214 Valid SMM3 0.835 0,214 Valid SMM4 0.811 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020 Dari hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r table, r tabel dicari pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60 maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 2 menunjukan bahwa semua indikator Sosial Media Marketing dikatakan valid, karena nilai Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.361

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Variabel Citra Merek Dimensi Item Pernyataan Total Pearson Correlation Nilai r Tabel Keterangan Citra Merek CM1 0.755 0,214 Valid CM2 0.862 0,214 Valid CM3 0.718 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020 Dari hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r table, r tabel dicari pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60 maka didapat r tabel 0.214 Pada tabel 3 menunjukan bahwa semua indikator Citra Merek dikatakan valid, karena nilai Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214.

Tabel 4

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berkunjung

Dimensi Item Pernyataan Total Pearson Correlation Nilai r Tabel Keterangan Minat Beli MB1 0.760 0,214 Valid MB2 0.780 0,214 Valid MB3 0.720 0,214 Valid MB4 0.809 0,214 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020 Dari hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r table, r tabel dicari pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60 maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 4 menunjukan bahwa semua indikator Minat Berkunjung dikatakan valid, karena nilai Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214

Tabel 5

Hasil Uji Validitas Variabel Impulsive Buying

Dimensi Item Pernyataan Total Pearson Correlation Nilai r Tabel Keterangan Impulsive Buying IB1 0.724 0,214 Valid IB2 0.721 0,214 Valid IB3 0.774 0,214 Valid IB4 0.772 0,214 Valid IB5 0.828 0,214 Valid IB6 0.711 0,214 Valid

(8)

80

Sumber : Hasil Pengolahan Data Kuesioner, 2020 Dari hasil analisis yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai r table, r tabel dicari pada signifikan 0.05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 60 maka didapat r tabel 0.214. Pada tabel 5 menunjukan bahwa semua indikator Impulsive Buying dikatakan valid, karena nilai Corrected Item – Total Correlation lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0.214.

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Dimensi Nilai Cronbach

Alpha Jumlah Indikator Inovasi Produk Sosial MM Citra Merek Minat B Impulsive B 0.739 6 0.788 4 0.658 3 0,741 4 0,849 6

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020 Pada tabel 6 menunjukan bahwa indikator Inovasi Produk, Sosial Media Marketing, Citra Merek, Minat Beli dan Impulsive Buying dinyatakan reliabel karena mempunyai cronbach Alpha>0,6.

Tabel 7 Uji Normalitas

Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Stat istic df Sig. Unstandardi zed Residual .046 60 .200 *

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019 Dari tabel 7 terlihat bahwa semua indikator variabel indikator Inovasi Produk, Sosial Media Marketing, Citra Merek, Minat Berkunjung dan Impulsive Buying sudah terdistribusi normal dimana nilai Sig nya diatas >0,05

Tabel 8 Uji Multikolinearitas

Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) -526 601 X1 1.667 .099 .491 2,036 X2 2.757 .008 .630 1,586 X3 3.948 .000 .524 1,907

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020 Tabel 8 menunjukan hasil uji multikolinearitas, dari hasil uji tersebut diperoleh nilai Inflation Factor (VIF) sebesar 2.036 pada variabel Inovasi Produk (X1), Sosial Media Marketing(X2)

sebesar 1.586 dan variabel Citra Merek (X3) sebesar 1.907 dan nilai Tolerance

sebesar 0.491 Inovasi Produk (X1), Sosial

Media Marketing (X2) sebesar 0.630 dan

variabel Citra Merek (X3) sebesar 0.624 .

Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas karena nilai Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,1.

Tabel 9 Uji Heteroskedasitas

Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) 1.229 .199

IP -379 .706 .491 2.036 SMM .265 .792 .630 1.586 CM -1.545 .128 .524 1.907

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020 Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa hasil uji heteroskedasitas menggunakan metode uji Glesjer memperoleh nilai signifikasi (Sig) untuk setiap variabel. Inovasi Produk memperoleh nilai signifikasi sebesar 0.491, Sosial Media Marketing memperoleh nilai signifikasi sebesar 0,630 dan Citra merek

(9)

81 memperoleh nilai signifikasi sebesar

0,524. Karena nilai signifikasi ketiga variabel tersebut lebih dari 0,05, maka sesuai dengan uji Glesjer dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedasitas.

Tabel 10

Hasil Uji Regresi Linear Berganda (X1, X2, X3 terhadap Y)

Model B Std.Error Beta

1 (Constant) -1.113 2.118

X1 .235 .140 .195 X2 .417 .106 .444 X3 .467 .169 .283

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2019

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e Y = - 1.113 + 0,235 (X1) + 0.417 (X2) +0.467 (X3) +e Keterangan: Y = Variabel terikat X1, X2, X3 = Variabel bebas a = Nilai Konstanta b1, b2 = Koefisien regresi

Tabel 10 menunjukan hasil uji regresi linier berganda, penjelasan persamaan regresi tersebut sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar -1.113, artinya artinya jika Persepsi Online Store dan Persepsi Offline Store 0, maka Persepsi Nilainya sebesar -1.113

2. Koefisien regresi variabel Inovasi Produk sebesar 0.235, artinya jika Inovasi Produk mengalami kenaikan satu satuan, maka Inovasi Produk akan mengalami peningkatan sebesar 0.235 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap.

3. Koefisien regresi variabel Sosial Media Marketing sebesar 0.417, artinya jika Sosial Media

Marketing mengalami kenaikan satu satuan, maka Sosial Media Marketing akan mengalami peningkatan sebesar 0.417 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap

4. Koefisien regresi variabel Citra Merek sebesar 0.467, artinya jika Citra Merek mengalami kenaikan satu satuan, maka Citra Merek akan mengalami peningkatan sebesar 0.467 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya tetap

Tabel 11

Hasil Uji Determinasi (X1, X2 dan X3 Terhadap Y)

Model Summary Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792a .628 .608 1.882

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020 Tabel 11 menunjukan nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.608 (60.8%). Hal ini menunjukan persentase pengaruh variabel independen Inovasi Produk, Sosial Media Marketing dan Citra Merek terhadap variabel dependen Minat Berkunjug sebesar 60.8% sedangkan 39.2 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Tabel 12

Hasil Uji T (X1, X2 dan X3 Terhadap Y)

Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) -.526 .601 X1 1.667 .099 .491 2.036 X2 3.948 .088 .630 1.586 X3 2.757 .000 .524 1.907

(10)

82

1. Pada variabel Inovasi Produk (X1)

menunjukan nilai Sig 0.099 > 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa variabel Inovasi Produk (X1) tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel Minat Berkunjung (Y). 2. Pada variabel Sosial Media

Marketing (X2) menunjukan nilai

Sig 0.008 < 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa variabel Sosial Media Marketing (X2)

berpengaruh signifikan terhadap variabel Minat Berkunjung (Y). 3. Pada variabel Citra Merek (X3)

menunjukan nilai Sig 0.000 < 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa variabel Sosial Media Marketing (X2) berpengaruh signifikan

terhadap variabel Minat Berkunjung (Y).

Tabel 13

Hasil Uji Determinasi (Y TerhadapZ)

Model Summary Mode l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .758a .574 .567 2.955

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020 Tabel 13 menunjukan nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0.567 (56.7%). Hal ini menunjukan persentase pengaruh variabel Minat Berkunjung terhadap Variabel Impulsive Buying sebesar 56.7% sedangkan 43.3 % dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Tabel 14

Hasil Uji Regresi Linear Berganda (Y Terhadap Z)

Model t Sig Tolerance VIF

1 (Constant) 2.006 .050

Y 8.847 .000 1.000 1.000

Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner, 2020

Tabel 14 menunjukan bahwa variabel Minat Berkunjung (Y) menunjukan nilai Sig 0.000 < 0,05. Hasil ini menyatakan bahwa variabel Minat Berkunjung (Y)

berpengaruh signifikan terhadap variabel Impulsive Buying (Z).

Tabel 15

Hasil Mean Variabel Inovasi Produk

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Produk kerajinan tanah liat di desa gerabah kasongan saat ini sudah memiliki banyak inovasi sehingga konsumen memililki banyak pilihan 4,33 2. Inovasi pada produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah

Kasongan saat ini sudah sesuai dengan keinginan kosumen 4,05 3. Inovasi produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat diperkenalkan secara cepat kepada konsumen 4,00 4. Konsumen merasa bahwa inovasi pada produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan sangat terlihat perbedaannya dibandingkan 3,95

(11)

83 Tabel 16

Hasil Mean Variabel Sosial Media Marketing

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Content pemasaran media social dari produk kerajinan tanah liat Gerabah Kasongan sangat menarik 3,93 2. Content sharing produk kerajinan tanah liat kasongan membuat saya melakukan pembelian 3,65 3. Saya mengetahui produk kerajinan tanah liat dari gerabah kasongan karena banyaknya hastag produk tersebut 3,63 4. Saya memiliki komunitas khsusus untuk kolektor produk kerajinan tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan dibandingkan sebelun inovasi

3,17

Tabel 17

Hasil Mean Variabel Citra Merek

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Produk kerajinanan tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan sangat dikenal, oleh banyak orang.

3.85

2.

Produk kerajinan tanah liat dari desa Gerabah Kasongan memiliki kualitas dan ciri khas yang berbeda dengan produk kerajinan tanah liat lainnya.

3.97

3.

Produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan memiliki

penampilan dan nilai estetika yang menarik.

4,15

Tabel 18

Hasil Mean Variabel Impulsive Buying

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Saya membeli produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan karena adanya kebutuhan produk kerajinan tanah liat secara mendadak

3,48

2.

Saya merasa antusias sewaktu berbelanja produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan

3,9

3.

Setelah melihat produk kerajinan tanah liat di Gerabah Kasongan saya langsung melakukan pembelian, padahal tidak termasuk dalam daftar belanja saya

3,6

4.

Saya hanya berkunjung sesekali ke Desa Gerabah Kasongan, jadi setiap saya kesana pasti membeli produk kerajinan tanah liat

3,7

5.

Saya langsung melakukan pembelian produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan karena memiliki simpanan uang yang dapat saya belanjakan.

3,47

6.

Perhatian saya sebagian besar tertuju pada item-item yang saya rencanakan untuk dibeli selama saya berbelanja di Desa Gerabah Kasongan.

3,73

Tabel 19

Hasil Mean Variabel Minat Berkunjung

No Pernyataan Nilai Mean

1.

Saya sangat menyukai produk kerajinan tanah liat terutama yang berasal dari Desa Gerabah Kasongan,

(12)

84

karena memiliki ciri khas yang berbeda.

2. Saya menginformasikan kepada kerabat terdekat untuk membeli produk kerajinan tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan.

3,95

3.

Saya tidak pernah membeli produk kerajinan tanah liat selain dari Desa Gerabah Kasongan

3,28

4.

Sebelum saya membeli produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan, saya mencari informasi mengenai keunggulan produk tanah liat nya.

3,89

PENUTUP

Simpulan

Kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Inovasi Produk tidak berpengaruh terhadap Minat Berkunjung

2. Sosial Media Marketing berpengaruh terhadap Minat Berkunjung

3. Citra Merek berpengaruh terhadap Minat Berkunjung

4. Minat Berkunjung berpengaruh terhadap Impulsive Buying

Implikasi Manajerial Inovasi Produk

Berdasarkan hasil analisis menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai mean terendah dari variabel Inovasi

Produk (X1) yaitu 3.95 terdapat pada indikator no 4 yaitu “Konsumen merasa bahwa inovasi pada produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan sangat terlihat perbedaannya dibandingkan dengan sebelum adanya inovasi”, dalam hal ini baiknya para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat meingkatkan inovasi produk agar memiliki perbedaan dengan kerajinan tanah liat yang berada di daerah lainnya, sejauh ini inovasi produk yang di buat seperti celengan karakter dan asbak karakter kurang begitu diminati dan baiknya inovasi produk yang dibuat lebih kepada nuansa kerajinan tanah liat khas dari Gerabah Kasongan misal wastafel atau pot yang di desain dalam bentuk minimalis sehingga cocok untuk konsep hunian saat ini ataupun dengan meningkatkan nilai estetika pada kerajinan tanah liat agar menarik perhatian para kolektor yang menyukai produk kerajinan tanah liat. Sedangkan untuk nilai mean tertinggi terdapat pada indikator no 1 dengan nilai 4,33 yaitu “Produk kerajinan tanah liat di desa gerabah kasongan saat ini sudah memiliki banyak inovasi sehingga konsumen memililki banyak pilihan”, dalam hal ini baiknya inovasi yang dilakukan dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga konsumen puas dengan kerajinan tanah liat dan bentuk inovasi dapat terus disesuaikan dengan selera konsumen.

Implikasi Manajerial Sosial Media Marketing

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai mean terendah dari variabel Sosial Media Marketing (X2) yaitu 3.17 terdapat pada indikator no 4 yaitu “Saya memiliki komunitas khsusus untuk kolektor produk kerajinan tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan.”, dalam hal ini baiknya para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat membangun komunitas para

(13)

85 kolektor ataupun pemakai produk

kerajinan tanah liat melalui Sosial Media Marketing dengan membuat group untuk saling bertukar informasi, kemudian selalu memakai hastag pada saat upload di Sosial Media Marketing dan aktif di group-group yang ada di sosial media lainnya agar komunitas yang dibangun lebih banyak dikenal oleh konsumen dan menjaring lebig banyak kolektor-kolektor produk kerajinan tanah liat. Sedangkan untuk nilai mean tertinggi terdapat pada indikator no 1 dengan nilai 3.93 yaitu “Content pemasaran media social dari produk kerajinan tanah liat Gerabah Kasongan sangat menarik” . Dalam hal ini para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat mempertahankan dengan tetap membuat content yang menarik agar konsumen tertarik dan melakukan pelmbelian.

Implikasi Manajerial Citra Merek

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai mean terendah dari variabel Citra Merek (X3) yaitu 3.85 terdapat pada indikator no 1 yaitu “Produk kerajinanan tanah liat dari Desa Gerabah Kasongan sangat dikenal, oleh banyak orang.”, dalam hal ini baiknya para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat meningkatkan penggunaan Sosial Media Marketing, bukannya hanya untuk menjual saja, namun juga digunakan sebagai media promosi dengan terus mengupdate informasi, membuat content menarik contoh proses pembuatan kerajinan tanah liat dan juga menggunakan instagram advertising agar dapat dilihat oleh lebih banyak orang dan menjangkau seluruh pasar yang ada di Indonesia. Selain itu juga perlu menjalin engagement dengan para pengikut sosial media marketing dengan cara membuat sesi tanya jawab via story ataupun dengan membuat program promosi seperti giveaway dan lainnya. Sedangkan untuk nilai mean tertinggi terdapat pada indikator no 3

dengan nilai 4.15 yaitu “Produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan memiliki penampilan dan nilai estetika yang menarik.dalam hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagy dengan membuat produk kerajinan tanah liat yang di minati dan mengikuti selera konsumen.

Implikasi Manajerial Impulsive Buying

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai mean terendah dari variabel Impulsive Buying (Z) yaitu 3.47 terdapat pada indikator no 5 yaitu “Saya langsung melakukan pembelian produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan karena memiliki simpanan uang yang dapat saya belanjakan.”, dalam hal ini baiknya para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat membuat beberapa jenis kerajinan dengan variasi harga yang berbeda, mulai harga murah sampai dengan harga tinggi yang disesuaikan dengan kualitas produknya, sehingga konsumen yang memiliki uang terbatas dapat membeli produk kerajinan tanah liat sesuai dengan kondisi keuangannya agar pelaku usaha tidak kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pembeli. Sedangkan untuk nilai mean tertinggi terdapat pada indikator no 2 dengan nilai 3,9 yaitu “Saya merasa antusias sewaktu berbelanja produk kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan” dalam hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagy dengan membuat produk kerajinan tanah liat yang di minati dan mengikuti selera konsumen dan mendisplay produk yang dijual dengan semarik mungkin.

Implikasi Manajerial Minat

Berkunjung

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20 menunjukan nilai mean terendah dari variabel Minat Berkunjung (Y) yaitu 3,28 terdapat pada indikator no 3 yaitu “Saya tidak pernah membeli produk kerajinan tanah liat selain

(14)

86

dari Desa Gerabah Kasongan”, dalam hal ini baiknya para pelaku usaha kerajinan tanah liat di Desa Gerabah Kasongan dapat terus mempromosikan produk kerajinan tanah liat baik dengan menggunakan sosial media marketing ataupun dengan group-group UMKM dan Paguyuban di setiap daerah yang di bantu oleh pemerintah agar produk kerajinan tanah liat khas Gerabah Kasongan dapat dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu juga, baiknya para pelaku usaha Kerajinan Tanah Liat juga aktif dalam kegiata pameran baik tingkat lokas dan nasional. Sedangkan untuk nilai mean tertinggi terdapat pada indikator no 1 dengan nilai 4,08 yaitu “Saya sangat menyukai produk kerajinan tanah liat terutama yang berasal dari Desa Gerabah Kasongan, karena memiliki ciri khas yang berbeda.” dalam hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagy dengan membuat produk kerajinan tanah liat yang di minati dan mengikuti selera konsumen serta dapat terus meningkatkan nilai estetika pada produk kerajinan tanah liat.

DAFTAR PUSTAKA

Alfani P dkk. (2018). Analisis faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya pembelian impulsif produk fashion di outlet cardinal Mega Mall Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntasi. Vol 6. No 4.

Alma, B. (2013). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta.

Assauri, S. (2013). Manajemen Pemasaran . Jakarta : Rajawali Pers.

Eko, P. dkk. (2016). Analysis Pengaruh Citra Merek, Strategi Promosi, Atribut Produk, Harga Terhadap

Minat Berkunjung Serta

Pengaruhnya Terhadap Minat Beli (Studi Empiris pada Pameran Computer di Javamall Semarang). Journal of Management. ISSN : 2502-7689 Vol. 2. No. 2

Ginting, H dan Nembah, F. (2011). Manajemen Pemasaran. Bandung : CV Yrama Widya

Giri, M.F dan Heppy, M. (2015). Pengaruh Social Media Marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe. eProceedings of Management. Vol. 2, No.3

Hasibuan, M. S.P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara Kotler, P dan Amstrong, G. (2008).

Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta : Erlangga

Kotler, P dan Amstrong, G. (2014). Principle Of Marketing. 15 th Edition. New Jersey : Pearson Pretice Hall.

Kotler, P dan Kevin, L.K. (2016). Marketing Management. 15 th Edition. New Jersey : Pearson Pretice Hall.

Lupiyoadi, R. (2004). Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Parktek. Jakarta : Salemba Empat. Malhotra, N.K. (2009). Riset Pemasaran

Pendekatan Terapan Jilid 1. Jakarta:PT Index.

Nayyar. E.V. (2012). Packaging-An Innovativesource of Impulsive and Abrupt Buying Action. International Journal of Management & Information Technology. Vol. 1, No.1.

Priyatno, D. (2016). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahnnya

(15)

87

Dengan SPSS Praktis dan Mudah Dipahami untuk Tinkat Pemula dan Menengah. Yogyakarta: Gava Media

Simamora, B. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Sopa, M. Ramdan, P dan Adimulya. (2013). Strategi Inovasi Produk

Wisata Dalam Upaya

Meningkatkan Minat Berkunjung Wisatawan Ke Grama Tirta Jatiluhur Purwakarta. Jurnal Pariwisata dan Budaya Universitas Bina Sarana Informatika, Fakultas Ekonomi dan bisnis.Vol 4. No 2.

Sugiyono. (2012). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sugiyono. (2016). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung : Alfabeta

Tjiptono, Fandy dan Diana, A. (2012). Brand Management dan Strategy. Yogyakarta : Andi

Utami, W.C. (2010). Manajemen Ritel : Strategi dan Implementasi Ritel Modern. Jakarta : Salemba Empat. Wijayanto, Dian. (2009). Pengantar

Referensi

Dokumen terkait

his method disaggregate population based on urban land use (settlement and infrastructure) obtained from land use map. Furthermore, in this research, settlement and

assessment pada pembelajaran fisika dengan menggunakan model cooperative learning tipe STAD, (2) mengetahui tingkat kelayakan instrumen performance assessment

[r]

Otorisasi dan pengesahan oleh manajemen, pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola, atau, jika relevan, pemegang saham atas transaksi signifikan pihak berelasi di luar

Semua perubahan pada penjelasan tersebut di atas merupakan perubahan dokumen pengadaan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan

Apache tomcat adalah server web berbasis opensource yang mendukung untuk penggunaan JSP (Java Server Pages).. Secara default, server tomcat ini belum memiliki package admin,

Pada penelitian ini, kedua jenis lampu tersebut digunakan kembali untuk menguji mutu berbagai jenis minyak nabati, membedakan minyak baru dan kadaluwarsa, dan

Berdasarkan hal tersebut, dengan terbentuknya jaringan mati atau keropeng maka absorbsi obat akan terhambat dan selanjutnya akan menyebabkan waktu kontak obat