• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

5 A. TINJAUAN TEORI

1. Menstruasi

a. Pengertian Menstruasi

Menstruasi dapat dikelompokkan dalam berbagai pengertian diantaranya adalah macam-macam pengertian menstruasi :

Menstruasi adalah Perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium (Wikjosastro, 2005; Prawirohardjo, 2007). Menstruasi juga dapat diartikan sebagai Pelebaran darah, dan pelepasan darah dalam bentuk perdarahan serta perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi setiap bulan dan dipengaruhi oleh hormone reproduksi (Manuaba, 2007; Ana, 2007). Menurut (Sarwono, 2005 : Derek, 2003) menjelaskan Menstruasi adalah Suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar-kelenjar, dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan. Menstruasi diartikan juga sebagai pengeluaran secara periodic darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita yang berlangsung sebulan sekali.

b. Fase dalam siklus menstruasi menurut Winkjosasto (2005)

Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.

1) Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertairobek dan luruhnya endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5

(2)

hari.

2) Fase intermenstum atau fase proliferasi

Fase yang terjadi pada hari ke-14 pada waktu itu endometrium mengadakan poliferasi. Antara hari ke-12 dan 14 dapat terjadi pelepasan ovum dan ovarium yang disebut ovulasi. 3) Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. c. Gambar dalam siklus menstruasi

d. Tanda dan gejala menstruasi

Menurut Winkjosastro (2005) Pada keadaan normal tanda dan gejala menstruasi adalah sebagai berikut:

1) Perut terasa mulas, mual dan panas. 2) Terasa nyeri saat buang air kecil. 3) Tubuh tidak fit.

4) Demam.

5) Sakit kepala dan pusing. 6) Keputihan.

(3)

8) Gatal-gatal pada kulit. 9) Emosi meningkat.

10) Nyeri dan bengkak pada payudara. 11) Bau badan tidak sedap

e. Gangguan Menstruasi

Berbagai jenis gangguan dapat terjadi pada menstruasi, Winkjosastro (2005) seperti diantaranya : Amenore, Menorragia Hipomenorea, Oligomenorea, danDismenorea.

2. Dismenorea

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ( KTI ) ini yang akan dibahas adalah gangguan menstruasi yang disebut Dismenorea

a. Pengertian Dismenorea

Dismenorea atau nyeri menstruasi merupakan gejala yang paling sering dialami oleh dalam masa menstruasi. Gangguan dismenorea ini, sering terjadi tanpa ada gejala dan intensitasnya sukar dinilai.

Istilah dismenorea hanya digunakan bila nyeri pada menstruasi sedemikian hebatnya, sehingga memaksa klien untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan aktifitasnya sehari-hari selama beberapa jam atau beberapa hari, berdasarkan peraturan kepegawaian (Nawawi, 2007; Manuaba 2007). Dismenorea bisa juga diartikan rasa tidak enak pada perut bagian bawah sebelum dan selama haid dan sering kali adanya rasa mual, nyeri pada waktu menstruasi, nyeri selama siklus haid, nyeri pada perut bagian bawah (Winkjosastro, 2005; Prawirohardjo.S, 2005; Ana, 2007).

b. Pembagian Klinis Dismenorea

Dismenorea menurut Ana, 2007; I.G.B Manuaba (2007) yaitu:

1) Ringan

Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa memerlukan pengobatan.

(4)

2) Sedang

Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri, dan kondisi penderita masih dapat beraktivitas.

3) Berat

Dismenorea berat membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai dengan sakit kepala, kemeng pinggang, diare, dan rasa sakit perut.

c. Pembagian Dismonorea

Dalam ruang lingkup dismenorea kali ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1) Dismenorea Primer ( Dismenorea fisiologis ) a) Pengertian Dismenorea Primer

Dalam pembagian dismenorea kali ini yang akan dibahas adalah mengenai macam-macam pengertian dismenorea primer.

Dismenorea Primer adalah nyeri menstruasi yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat reproduksi yang berhubungan dengan proses menstruasi. Wanita yang bekerja sebagai pegawai yang mengalami menstruasi disertai rasa nyeri diberikan cuti 2-3hari (Prawirohardjo, S. 2006).

Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat genetal yang nyata (Sarwono, 2005).

Dismenorea Primer adalah nyeri haid dijumpai tanpa kelainan alat-alat genetalia yang nyata, terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya 12 bulan (Winkjosastro, 2005).

Dismenorea Primer adalah pada saat haid yang tidak dikaitkan atau patologi pelvis dan biasanya timbul tanpa

(5)

penyakit organik, intensitas dismenorea biasanya berkurang setelah hamil atau pada sekitar umur 30 tahun (Baradero, 2006).

Dismenorea Primer adalah nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelainan (Manuaba, 2007).

b) Patofisiologi Dismenorea Primer

Menurut John (2006) dismenorea primer merupakan suatu cirri-ciri siklus ovulasi dan biasanya timbul pada 6-12 bulan menarche. Wanita dengan dismenorea mempunyai peningkatan aktifitas rahim yang ditunjukkan sebagai peningkatan tonus istirahat. Peningkatan frekuensi kontraksi atau kerja yang tidak terkoordinasi. Prostaglandin adalah CO2 hidrokarbon dengan cincin siklo pentan dan dihasilkan oleh enzim mikrosom (sintesa prostaglandin) dan asam arachidonat.Prostaglandin dilepaskan sebagai akibat dan lisis sel endometrium dengan labilasasi lisosom dan pelepasan enzim, yang merusak membrane sel.

Menurut Liewellyn dan John bentuk ini biasanya mulai 23 tahun setelah menarche dan mencapai maksimal antara usia 15-25 tahun. Frekuensi menurun sesuai pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan. Nyeri ham mulai 24 jam pertama, kram dirasakan pada abdomen bawah, nyeri kram dapat disertai muntah dan diare.

c) Etiologi Dismenorea Primer

Menurut Winkjosastro (2005), penyebab dismenorea primer antara lain :

(1) Faktor Kejiwaan

Faktor ini menurunkan emosional secara tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah timbul

(6)

dismenorea. (2) Faktor Konstitusi

Faktor ini menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri, faktor-faktor ini seperti anemia, penyakit menahun dan sebagainya dapat mempengaruhi dismenorea.

(3) Faktor obstruksi kanalis servikalis

Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer adalah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis akan tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenorea.

(4) Faktor Endokrin

Pada umunya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh konstruksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dan kontraktilitas uterus sedangkan hormone estrogen merangsang kontraktilitas uterus sedangkan hormone progesterone menghambat atau mencegahnya, tetapi teori itu tidak dapat menerangkan fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada saat perdarahan disfungsional, yang biasanya bersamaan dengan kadar estrogen yang berlebih tanpa adanya progesterone.

(5) Faktor Alergi

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanyaasosiasi antara dismenorea dan urtikaria migraine atau asmabronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksin haid.

(7)

mempengaruhi terjadinya dismenorea primer adalah sebagai berikut :

a) Faktor-faktor fisikogenik

Stress, emosional dan ketegangan yang dihubungkan dengan sekolah atau pekerjaan memperjelas beratnya nyeri.

Gangguan keseimbangan antara prostasiklin, yang menyebabkan fase dilatasi, Akan terjadi

iskemiamiometrium (angina uterus) dan

hiperkontraktilitas uterus. Dan pengaruh fasepresin meningkatkan sintesaprostaglandin dan dapat bekerja pada arteri-arteri secara langsung.

b) Tanda-tanda dismenorea primer

Permukaan awal 90% mengalami gejala di dalam 2 tahun menarche. Lamanya berlangsungnya nyeri dan jenis nyeri dismenorea dimulai beberapa jam sebelum atau beberapa setelah permulaan haid dan biasanya berlangsung 48-72 jam. Nyeri diuraikan sebagai mirip kejang dan biasanya paling kuat pada perut bawah dan dapat menyebar kepunggung atau paha sebelah dalam. Gejala yang menyertai mual,dan muntah rasa lelah, diare, nyeri pinggang bawah, nyeri kepala. Dilakukan pemeriksaan pada pelvis normal (John, 2006).

2) Dismenorea Sekunder ( Dismenorea Patologis ) a) Pengertian Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri menstruasi yang disebabkan oleh kelainan dan alat reproduksi wanita.

Pembagian diatas juga dipertegas oleh manuaba (2007), yang mengatakan bahwa dismenorea primer tidak

(8)

terdapat kelainan organ reproduksi dimana uterus tetap dalam batas normal. Dan dismenorea sekunder terjadi bila terdapat kelainan organ reproduksi seperti mioma, polip endometriosis, dan endometriosis.

b) Patofisiologi Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder jarang sekali terjadi sebelum usia 25 tahun dan jarang sebelum 30 tahun. Pada kebanyakan kasus, penyebabnya adalah endometriosis atau penyakit radang pada panggul. Nyeri kram yang khas mulai 2 hari atau lebih sebelum menstruasi, dan nyerinya semakin hebat pada akhir menstruasi. Pada saat ini, nyerinya mencapai puncak dan berlangsung selama 2 hari atau lebih. Penatalaksanaan sama dengan dismenorea primer (John, 2006).

Menurut Mansjoer (2005), penyebab tersering dismenorea sekunder adalah endometriosis dan infeksi kronik genetalia interna.

Manifestasi klinis dan dismenorea sekunder adalah sebagai berikut :

(1) Usia lebih tua

(2) Cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur (3) Tidak berhubungan siklus dengan paritas

(4) Nyeri sering terus menerus

(5) Nyeri dimulai saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah

(6) Berhubungan dengan kelainan pelvic (7) Tidak berhubungan dengan adanya ovulasi (8) Seringkali memerlukan tindakan operatif (9) Terdapat kelainan pelvic

d. Perilaku penanganan

(9)

macam-macam tujuan perilaku penanganan serta penatalaksanaan dismenorea diantaranya yaitu :

1) Tujuan dan perilaku penanganan adalah :

a) Untuk mengurangi bahkan menghilangkan gejala dismenorea primer yang ada.

b) Untuk mengurangi akibat yang timbul dan dismenorea primer dalam aktifitas sehari-hari maupun hubungan interpersonal serta mengusahakan agar efek samping dapat diminimalkan.

2) Penatalaksanaan/penanganan

Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid, misalnya ibu profen, naproksen, asam mefenamat obat ini sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi, untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi (Dismenorea) ini dapat dilakukan beberapa tindakan atau kegiatan yang terarah dan teratur disamping obat-obatan.

Penatalaksanaan dalam upaya untuk mengurangi rasa nyeri adalah pertama singkirkan terlebih dahulu kelainan organ reproduksi apabila seorang mengalami dismenorea maka tindakan non medis adalah melalui asuhan :

a) Istirahat yang cukup

Istirahat yang teratur setiap hari, pada siang hari minimal 1 jam dan pada ma'am hari apabila tidak melakukan aktifitas, segeralah untuk beristirahat minimal 4 jam/hari.

b) Olahraga yang teratur

Olahraga yang teratur setiap sehabis bangun tidur seperti menggerakkan kaki ringan selama 20 menit.

c) Pemijatan

Hal ini dilakukan biasanya pada daerah punggung. d) Yoga

(10)

Dilakukan untuk ketenangan jiwa dan pengembalian konsentrasi, hal ini dapat mengembalikan otak untuk rileks. e) Kompres hangat di daerah perut

Hal ini memicu pengembalian daya konsentrasi nyeri pada perut bawah daerah samping simpisis.

Disamping yang diperlukan bagi seseorang yang mengalami dismenorea adalah melalui medikasi dengan : Pemberian obat analgesic.

Dijelaskan pada penderita atau klien bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, dan lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi mengenai menstruasi perlu dibicarakan. Nasihat-nasihat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga mungkin berguna. Kadang-kadang diperlukan psikoterapi (Postert, 2010). 3) Adapun psikoterapi

Terapi Medis yang utama adalah untuk mengurangi rasa nyeri menstruasi Menurut Winkjosastro (2005) adalah :

a. Terapi Medis untuk dismenorea primer : (1).Obat analgetika

Dewasa ini banyak beredar obat-obat analgetika yang dapat diberikan sebagai terapi simptomatik. Jika rasa nyerinya berat diperlukan istirahat ditempat tidur kompres panas pada perut bagian bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat analgesic yang sering diberikan adalah preparat kombinasi, aspirin, fenasetin, dan kafein. Obatobat paten yang beredar di pasaran ialah antara lain novalgin, ponstan, acet-aminophen dan sebagainya.

(2).Terapi Hormonal

(11)

Tindakan ini bersifat sementara dengan maksud untuk membuktikan bahwa gangguan benar-benar dismenorea primer, atau untuk memungkinkan penderita melaksanakan pekerjaan penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan pemberian salah satu jenis pil kombinasi kontrasepsi.

(3).Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin

Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peranan yang makin penting terhadap dismenorea primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen, dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai : 1 sampai 3 hari sebelum menstruasi dan pada hari pertama menstruasi.

Penatalaksanaan dan dismenorea yaitu singkirkan terlebih dahulu kelainan organ reproduksi. Bila ada obati sesuai kelainan yang ada. Pada wanita usia muda dicoba diobati dahulu. Pada dismenorea primer pengobatanya yaitu:

(a). Antiprostaglandin

Terapi dengan obat nonsteroid

antiprostaglandin memegang peran yang makin penting terhadap dismenorea primer. Termasuk disini indometasin, ibuprofen, dan naproksen dalam kurang lebih 70% penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Hendaknya pengobatan diberikan sebelum haid mulai hari 1 menstruasi sampai 3 hari sebelum haid.

(12)

(nortestosteron), medroksi progesterone asetat, didrogesteron) dan hari ke 5-25 minggu/hari. Pengobatan berlangsung berbulan-bulan. Setelah keluhan nyeri berkurang, progesterone cukup diberikan pada hari ke 16 sampai ke 25 siklus menstruasi.

(c). Rileksasi

Dalam kondisi rileks tubuh juga menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormon yang diperlukan saat kita stress untuk hormon progesterone. Jadi kita perlu rileksasi untuk memberikan kesempatan bagi tubuh untuk memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid yang bebas dan nyeri.

(d). Dilatasi kanalis servikalis

Dilatasi kanalis servikalis dapat memberikan keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostalglandin di dalamnya. Neurektomi prasakral(pemotongan urat saraf sensorik antara uterus dan susunan saraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat saraf sensorik yang ada di ligamentum infundibulum) merupakan tindakan terakhir apabila usaha-usaha lain gagal.

b. Therapy untuk dismenorea sekunder bergantung pada penyebabnya, antara lain :

(1).Untuk infeksi berikan antibiotika yang sesuai.

(2).Untuk endometriosis disesuaikan dengan pengobatan pada endometriosis.

(13)

Therapy bahan alami bukan hanya untuk kesehatan, tapi juga untuk gaya hidup bidang lainnya seperti desain rumah tinggal, arsitektur kantor, bahkan rancangan busana. Selain itu tumbuhan yang banyak dikenal untuk membuat tubuh fit dan mengurangi rasa nyeri menstruasi adalah licorise, tabat barito dan kunyit (Abidin, 2010).

(1).Untuk dismenorea yang disertai dengan adanya infeksi diberikan antibiotic yang sesuai.

(2).Untuk dismenorea yang penyebabnya gangguan atau kelainan organ reproduksi sangat tergantung kepada diagnose medis.

Secara umum dan singkat, berikut antara lain tips-tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala dismenorea Menurut Taruna (2003) yaitu :

(a). Kompres dengan botol panas (hangat) tepat pada bagian yang merasa ham (bisa perut atau pinggang bagian belakang).

(b).Tidur dan istirahat yang cukup, serta olahraga yang teratur, beberapa wanita mencapai keringanan melalui olahraga, yang tak hanya mengurangi stress tapi juga hentikan produksi endofrin otak,penawar sakit yang dialami tubuh. Tidak ada pembesaran aktifitas selama haid.

(c). Kurangi makanan bergaram, seperti kentang goreng, kacangkacangan, dan makanan berbumbu, untuk mengurangi penahanan air berlebih.

(d).Kurangi makanan berupa tepung, gula, kafein, coklat. (e). Makan-makanan berserat dan perbanyak minum air putih. (f). Minum-minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi. (g).Ambil posisi menungging sehingga rahim tergantung

kebawah. Ini bisa membantu relaksasi.

(h).Tarik nafas dalam-dalam secara perlahan untuk relaksasi. (i). Obat-obatan yang digunakan harus atas pengawasan dokter.

(14)

Boleh minum analgetik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual ditoko obat,asal dosisnya tidak lebih dari 3 kali sehari.

(j). Sebagai tambahan mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi untuk menenangkan diri dan pemijatan yang dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Mendengarkan music, membaca buku, atau nonton film juga membantu.

3. Remaja

a. Pengertian Remaja

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari masa anak-anak menuju dewasa.

Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun.

Remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 tahun hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dantinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian dan kemandirian dan identitas sangat menonjol (Pemikiran semakin logis, abstrak dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu diluar keluarga (Notoatmodjo, 2005).

Dilihat dan bahasa Inggris "teenager", remaja artinya yakni manusia berusia belasan tahun. Dimana usia tersebut merupakan perkembangan untuk menjadi dewasa. Oleh sebab itu orang tua dan pendidik sebagai bagian masyarakat yang lebih berpengalaman

(15)

memiliki peranan penting dalam membantu perkembangan remaja menuju kedewasaan. Remaja juga berasal dan kata latin "adolensence" yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007).

Remaja memiliki tempat diantara anak-anak dan oang tua karena sudah tidak termasuk golongan anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh calon (dalam Monks,2003) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.

Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dan masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki masa dewasa.

Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Menurut Zakiah Derajat (2003: 23) remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badanataupun cara berfikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.

Diungkapkan juga oleh santrock (2003: 26) remaja (Adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosialemosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 sampai 21 tahun.

b. Klasifikasi Remaja

Klasifikasi remaja dapat dikelompokkan menjadi 3 macam diantaranya yaitu :

(16)

1) Masa remaja awal 15-18 tahun

2) Masa remaja pertengahan 18-21 tahun 3) Masa remaja akhir > 21 tahun

Tetapi Menurut Deswita (2006: 192) membedakan masa remaja menjadi 4 bagian yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun.

Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini dan Siti Sundari menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan fisik maupun psikologis.

4. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas orgasme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan menurut Purwanto (1998) mengatakan bahwa perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia. Skinner (1936) mengemukakan bahwa perilakuadalah merupakan hasil hubungan antara pasangan (stimulus) dan tanggapan (respon).

Jadi perilaku adalah suatu aktivitas dan individu terhadap lingkungannya yang merupakan respon terhadap stimulus karena adanya dorongan dan dalam dirinya.

b. Domain Perilaku

Menurut Baron and Byrner yang dikutip oleh (Wawan Dewi, 2010, p32) menyatakan bahwa ada 3 komponen yang membentuk perilaku yaitu :

1). Perilaku Kognitif

(17)

keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap perilaku. Atau lebih dikenal sebagai pengetahuan.

a). Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah Kemampuan untuk mengenali atau mengingat kembali, hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil ditempuh dan dikenal. Pengetahuan merupakan hasil dan tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

b). Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu antara lain:

(1).Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari.

(2).Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. (3).Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya.

(4).Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjelaskan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur.

(18)

(5).Sintetis (Syntetis)

Kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(6).Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang Menurut Notoatmodjo (2003;18) faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu:

(1).Inteligensi

Inteligensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau tidaknya dan terpecahnya atau tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan inteligensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalahtaraf intelegensi seseorang. Dapat dikatakan juga bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

(2).Pendidikan

Tugas dan pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau meningkatkan kemampuan

(19)

masyarakat atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang. Pendidikan formal dan non formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu (Notoatmodjo, 2003; 18). Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan.

(3).Pengalaman

Menurut teori deteminan perilaku yang disampaikan WHO, menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam din seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-penilaian kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi seseorang. Secara cammon sence dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih inteligen akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai tarafintelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik dan sebaliknya.

(4).Informasi

Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa dianggap sebagai system informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau

(20)

individu dalam aktifitas sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau pembentukan sikap, perluasan sistem keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003; 102). Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi bootlet, leaflat, rublik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang meliputi tv, video, slide, dan film seta papan (billboard). (Notoatmodjo, 2003; 99)

(5).Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka is akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dan objek tertentu. (Saifudin, 2002;130)

(6).Umur

Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur tingkat kemampuan, kematangan seseorang akan lebih, matang dalam berpikir dan menerima informasi.

(7).Sosial budaya

Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama,kelompok etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.

(8).Status sosial ekonomi

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.individu yang berasal dan keluarga yang berstatus sosial ekonominya baik dimungkinkan

(21)

lebih dibandingkan mereka yang berasal dan keluarga dengan status ekonomi rendah dismenorea akan ditentukan pula salah satunya oleh pengetahuan orangtersebut terhadap dismenorea.

2). Perilaku Afektif

Perilaku yang berhubungan dengan sikap seperti rasa senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, Sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini merupakan arah sikap yaitu positif dan negatif, atau sering dikenal sebagai Sikap perilaku.

3). Perilaku Psikomotor

Perilaku yang kecenderungan dengan bertindak terhadap obyek sikap. Perilaku ini menunjukkan intensitas sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya tindakan atau berperilaku terhadap obyek sikap. Perilaku psikomotor, lebih dikenal sebagai praktek atau perilaku yang tampak dan dapat pula dilihat.

c. Bentuk Perilaku

Secara lebih operasional diartikan suatu respon seseorang terhadap rangsangan dan luar subjek tersebut. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku dapat dibedakan :

1). Bentuk Pasif (Cover Behavior)

Yaitu yang terjadi di dalam diri manusia dan secara langsung tidak dapat terlihat oleh orang lain, dalam bentuk terselubung atau tertutup. Misalnya : Berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.

2). Bentuk Aktif (Overt Behavior)

Yaitu perilaku yang jelas dapat di observasi secara langsung tampak dalam bentuk tindakan yang nyata.

d. Hubungan antara pengetahuan dengan praktek pencegahan yang komprehensif akan dijelaskan menggunakan teori Menurut Lowrence Green (2005) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku manusia dipengaruhi oleh 3 faktor utama yaitu :

(22)

1). Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Faktors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, system nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku, maka sering disebut faktor pemudah.

2). Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, Puskesmas, posyandu, polindes dan sebagainya. Fasilitas ini pada hakekatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktorfaktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.

3). Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat dan tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini adalah undangundang atau peraturan yang terkait dengan kesehatan.

Dalam teori-teori terkait dapat disimpulkan bahwa pengetahuan seseorang dapat mendasari praktek yang terkait dengan pengetahuan dismenorea. Pengetahuan tentang dismenorea akan dapat mempengaruhi.

Namun demikian, banyak banyak teori menyatakan bahwa pengetahuan tidak selalu diikuti oleh praktek yang baik. Praktek dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti motivasi dan perkembangan (Skiner, 2007).

(23)

Apabila dikaji dan teori-teori pembelajaran perilaku yang lain, secara umum terdapat tiga teori pembelajaran perilaku seseorang. Ketiga teori pembelajaran tersebut adalah behaviouristik, kognitif dan konstruktivistik (Skiner, 2007 ; Yulaelawati, 2004)

1). Behaviouristik merupakan teori belajar berdasarkan pada perubahan tingkah laku.Behaviourisme menekankan pada pola perilaku barn yang diulang-ulang sampai menjadi tahu. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran behaviouristik antara lain:

a). Menekankan perhatian pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah seseorang diberi perlakuan.

b). Perilaku seseorang dapat berkembang berdasarkan pemahaman belajar dan berbagai sumber.

2). Kognitif merupakan teori berdasarkan proses berpikir di belakang perilaku. Perubahan perilaku diamati dan digunakan sebagai indikator terhadap apa yang terjadi dalam tingkah laku seseorang tersebut.

3). Konstruktivis merupakan bertingkah laku dan berpengetahuan pasif. Untuk membangun suatu pengetahuan bare, seseorang akan menyesuaikan informasi barn atau pengetahuan barn yang disampaikan oleh orang lain dengan pengetahuan atau pengalaman yang telah dimilikinya melalui interaksi sosial dengan orang lain. Adapun beberapa hal tentang konstruktivis adalah sebagai berikut:

a). Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang ada sebelumnya.

b). Belajar mengetahui tingkah laku merupakan personal individu masing-masing.

c). Pembelajaran merupakan proses aktif dimana makna dikembangkan berdasarkan pengalaman.

d). Pengetahuan tumbuh karena adanya keingintahuan seseorang tentang berbagai informasi suatu pandangan dalam berinteraksi atau bekerjasama dengan orang lain.

(24)

e. Pengukuran perilaku

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden. (Notoatmodjo, 2003), yang terinci sebagai berikut:

1). Pengukuran Pengetahuan : Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket.

2). Pengukuran Sikap : Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan penilaian pendapat seseorang terhadap tindakan yang telah dilakukan dengan wawancara secara langsung kepada responden.

3). Pengukuran Psikomotor : Tindakan dapat diukur dengan wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diketahui dari suatu objek penelitian atau responden kedalam suatu tindakan.

(25)

B. KERANGKA TEORI

Dari tinjauan teori yang ada, dapat dilihat kerangka teori sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori (menurut Lowence Green, 2005)

Predisposing Factors a. Pengetahuan b. Sikap c. Kepercayaan d. Nilai Enabling Factors a. Ketersediaan sarana prasaran b. Fasilitas Kesehatan Reinforcing Factors a. Sikap b. Perilaku tokoh masyarakat c. Tokoh agama Perilaku Pencegahan dan Pengobatan

(26)

C. KERANGKA KONSEP

Dari kerangka teori yang ada, maka dibuat konsep penelitian sebagai berikut:

D. HIPOTESIS

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri Madrasah Aliyah Banat Kudus tentang Dismenorea dengan praktek pencegahan dan pengobatannya.

Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea

Praktek Pencegahan dan Pengobatan dismenorea

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Teori (menurut Lowence Green, 2005)Predisposing Factorsa. Pengetahuanb

Referensi

Dokumen terkait

Tuturan tersebut mengandung maksud bertanya. Selain maksud bertanya, tuturan tersebut juga mengandung maksud yang terimplikasi. Adapun implikasi dari tuturan “ Mila,,ndek bitaok wah

Dasar hukum kelembagaan Kesatuan Bangsa dan Politik tingkat propinsi dan kabupaten atau kota adalah Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana

Memberi contoh dalam kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam melaksanakan tugas, terutama kepada karyawan yang berada. dibawah pengawasan saya secara

(2) Dimana, TC adalah Biaya total yang dikeluarkan untuk membudidayakan melati selama 4 tahun; Xi adalah Jumlah fisik dari input yang diperlukan dalam

Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan

butir atau serpih atau butir ya.n& dikerjakan form of Oakes or other worked pins (except Dour, poats secara lain (lr.ecuall tepunc, menir dan tepunc kasar), and

Dari berbagai kegiatan pengembangan terlihat bahwa komoditi yang diutamakan untuk dikembangkan di Kecamatan Kaliorang adalah: (1) tanaman pangan: padi sawah, jagung