Keefektifan Sabtu Literasi untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Siswa SD N 3 Banjar Jawa
Ade Asih Susiari Tantri
1, Putu Mas Dewantara
2 2,
1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Undiksha e-mail: [email protected]
ABSTRACT
The aim of this research was to describe an activity called Sabtu Literasi at SD N 3 Banjar Jawa and measure its effectiveness in improving students’ writing achievement. The present study was descriptive qualitative study. Data were gained from several resources, namely principal, teacher, students and administration staff; the setting of conducting Sabtu Literasi; and observation toward Sabtu Literasi. Data collection in the presents study was nonparticipant observational method, unstructured interview, and questionnaire. Data analysis, that is Miles and Huberman, includes data reduction, data display, and conclusion drawing. The result of the research was Sabtu Literasi is one program to develop literacy culture conducted at SD N 3 Banjar Jawa. This activity is conducted from 11.30 to 12.30. Reading activity is done for 30 minutes and then the students retell the story they have read orally and in written. Based on the result of writing test, Sabtu Literasi could improve the students’ writing achievement.
Keywords: Sabtu Literasi and writing achievement
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kegiatan sabtu literasi di SD N 3 Banjar Jawa dan mengukur keefektifannya untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber, yaitu: kepala sekolah, guru, siswa, dan pegawai; tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan sabtu literasi; dan observasi terhadap kegiatan sabtu literasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: metode observasi nonpartisipan, wawancara tak terstruktur, dan angket. Teknik analisis data model Miles dan Model Huberman yang digunakan meliputi reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan
.
Hasil penelitian ini, yaitu sabtu literasi merupakan salah satu program pengembangan budaya literasi yang dilaksanakan di SD N 3 Banjar Jawa. Kegiatan ini dilakukan mulai pukul 11.30-12.30. Kegiatan membaca dilakukan selama 30 menit dan kemudian siswa menceritakan kembali cerita yang dibaca secara lisan dan tulisan. Dari hasil tes menulis, kegiatan sabtu literasi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.Kata kunci: sabtu literasi dan kemampuan menulis
1. Pendahuluan
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Dikatakan bersifat produktif karena penulis menuangkan ide, gagasan, pedapat, pengalaman, kritik, dan saran dengan merangkai kata-kata menjadi paragraf kemudian wacana yang mudah dipahami oleh pembaca. Inilah yang dikatakan bahwa menulis merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Menurut Sri Hastuti (dalam Slamet, 2009: 98), menulis merupakan proses yang kompleks karena memerlukan cara berpikir yang teratur dan memenuhi persyaratan penulisan, antara lain: 1) kesatuan gagasan yang ditulis, 2) kalimat yang digunakan harus jelas dan efektif, 3) paragraf disusun dengan baik, 4) tulisan harus disesuaikan dengan kaidah ejaan yang benar, dan 5) kosa kata yang dimiliki harus memadai.
Dari butir kelima jelas bahwa penguasaan kosa kata yang memadai diperoleh dari kebiasaan membaca buku. Selain itu, agar dapat menuangkan ide dengan lancar modal utama yang harus dimiliki adalah pengetahuan dan wawasan yang luas. Salah satu cara yang efektif dan bisa dilakukan dimana saja untuk menambah pengetahuan dan wawasan adalah melalui membaca. Rahim (2011:1) menyatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat menuntut seseorang gemar membaca. Seseorang yang gemar membaca akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang baru sehingga kecerdasannya meningkat dan mampu menjawab tantangan hidup di masa depan. Hal ini dipertegas oleh Irianto dan Febrianti (2017: 641), generasi muda yang memiliki
kemampuan literasi yang baik akan mudah memahami informasi secara lisan dan tulisan. Kemampuan literasi yang baik ini juga akan memengaruhi keberhasilan prestasi generasi muda.
Oleh karena itu, modal penting yang harus dimiliki oleh siswa agar mampu menulis dengan baik adalah pengetahuan dan wawasan yang luas serta penguasaan kosa kata yang memadai, yaitu diperoleh melalui kegiatan membaca. Hal ini dipertegas oleh Ahuja dan Ahuja (2010: 214), bahwa pentingnya membaca untuk dapat menulis dengan baik tidak bisa dipungkiri. Seseorang yang banyak membaca akan lebih mudah menulis karena membaca adalah kegiatan menambah pundi-pundi pengetahuan.
Fakta yang lain menurut Nurhadi (2016: 11), Jepang bukan saja terkenal sebagai negara industri, tetapi juga tekenal dengan komik, novel, dan film kartun. Hal ini diperoleh oleh Jepang karena diawali oleh tradisi membaca dan kemudian dilanjutkan dengan menulis. Maka dari itu, sangat penting meningkatkan minat baca siswa sebagai generasi yang memajukan negara Indonesia.
Begitu pentingnya kegiatan membaca untuk keberhasilan siswa dan kemajuan negara Indonesia, seharusnya sejalan dengan minat baca yang tinggi. Namun, dari hasil survey Unesco (sumber: http://gobekasi.pojoksatu.id), hanya 1 dari 1000 masyarakat Indonesia yang memiliki minat dan pemahaman membaca yang tinggi. Tidak heran juga bahwa di dalam pembelajaran di sekolah, kegiatan menulis dirasakan sangat sulit oleh siswa. Hal ini karena Kemampuan menulis berkorelasi positif dengan kemampuan membaca. Semakin banyak membaca, semakin mudah siswa menuangkan gagasan dan pendapatnya melalui tulisan.
Untuk mendukung program pemerintah meningkatkan minat baca siswa melalui Gerakan Litrerasi Sekolah (GLS), SD N 3 Banjar Jawa adalah sekolah yang sangat serius dan konsisten menerapkan program budaya literasi atau bisa juga disebut sebagai GLS (Gerakan Literasi Sekolah). Program budaya literasi ini sudah dilakukan selama 2 tahun. Salah satu program dalam kegiatan ini adalah Sabtu Literasi. Program Sabtu Literasi ini diharapkan dapat menumbuhkan kebiasaan siswa membaca sehingga menjadi sebuah budaya. Tidak hanya itu, program budaya literasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan kemampuan menceritakan kembali informasi yang dibaca secara lisan dan tulisan. Maka bedasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kegiatan Sabtu Literasi di SD N 3 Banjar Jawa dilakukan dan apakah kegiatan Sabtu Literasi efektif meningkatkan kemampuan menulis siswa. Tujuannya adalah agar diketahui oleh pengampu kebijakan, khususnya bagi sekolah dasar yang lainnya bagaimana kegiatan Sabtu Literasi dilakukan dan sejauh keefektifan kegiatan Sabtu Literasi dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.
2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan ini akan menggambarkan sesuai dengan keadaan senyatanya di lapangan mengenai keefektifan Sabtu Literasi di SD N 3 Banjar Jawa untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Data penelitian yang akan dikumpulkan berupa informasi yang berhubungan dengan pendapat, perilaku, pandangan, dan tindakan dalam hal keefektifan sabtu literasi untuk meningkatkan kemampuan menulis siswa. Data ini dikumpulkan dari beberapa sumber, yaitu: kepala sekolah, guru, siswa, dan pegawai; tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan sabtu lietrasi; dan observasi terhadap kegiatan Sabtu Literasi. Teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
a. Metode observasi yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi nonpartisipan. Peneliti hanya berperan sebagai pengamat dan memotret kegiatan Sabtu Literasi tersebut.
b. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan kepala sekolah, guru, dan siswa.
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan, yaitu teknik analisis model Miles dan Model Huberman (dalam Moleong, 2013). Model ini meliputi tiga komponen utama, yaitu sebagai berikut.
a. Reduksi Data. Kegiatan yang dilakukan dalam reduksi data adalah memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian.
b. Sajian Data. Setelah data direduksi, maka kegiatan selanjutnya penyajian data, yaitu upaya untuk menampilkan sekumpulan informasi yang sudah disusun secara sistematis sehingga memungkinkan peneliti untuk menarik simpulan atau suatu tindakan.
c. Penarikan Simpulan. Dalam penelitian ini, peneliti merumuskan simpulan berdasarkan data yang diperoleh dan menyajikannya secara deskriptif kualitatif, yaitu menyajikan temuan di lapangan dengan kata-kata. Simpulan perlu diverifikasi agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 3. Hasil dan Pembahasan
a. Kegiatan Sabtu Literasi di SD N 3 Banjar Jawa
Secara sederhana literasi dikatakan sebagai kegiatan melek baca-tulis (Suroso, 2007:11). Dalam artian, kegiatan literasi tidak hanya kegiatan membaca tetapi apa saja yang bisa dihasilkan dari kegiatan membaca itu. Tentunya tidak hanya kegiatan membaca saja yang diutamakan, tetapi dari membaca itu siswa mampu menulis, berbicara, dan berpikir lebih kritis. Menurut Yuliyati (2014:118), sekolah harus memiliki program yang teratur dan tersistem yang mengarahkan siswa membaca dan menulis sesering mungkin sehingga sehingga kegemaran membaca dan menulis tumbuh secara otomatis. Setelah itu budaya baca-tulis akan tumbuh pada siswa. Kegiatan literasi seperti inilah dilaksanakan oleh secara serius dan konsisten oleh SD N 3 Banjar Jawa.
Tahap pengembangan budaya literasi di SD N 3 Banjar Jawa dikenal dengan sebutan Sabtu Literasi. Kegiatan ini disebut dengan Sabtu Literasi karena dilakukan setiap hari Sabtu mulai pukul 11.30-12.30. Kegiatan Sabtu Literasi ini dilakukan di kelas dengan dipandu oleh masing-masing wali kelas.
Dalam kegiatan ini siswa diarahkan untuk membaca secara mandiri. Buku diambil dari perpustakan mini yang ada di kelas. Siswa juga dikenankan untuk membawa buku cerita dari rumah. Guru bersama-sama siswa membaca buku cerita yang disuka. Namun, sesekali guru juga membacakan cerita dengan nyaring kepada siswa. Dari hasil kuisioner yang diberikan kepada wali kelas 1-6 mengenai Sabtu Literasi, kegiatan yang dilakukan setelah siswa membaca, yaitu: mendiskusikan sikap moral yang bisa dipertik dari cerita yang dibacakan; menceritakan kembali cerita yang sudah disimak secara lisan dan tulisan; menceritakan kembali apa yang sudah dibaca dan siswa yang lain memberikan tanggapan; melakukan kegiatan tanya jawab terkait dengan isi bacaan dengan tujuan menggali sikap-sikap yang ada pada cerita tersebut; mengidentifikasikan buku yang dibacanya seperti: tokoh, watak masing-masing tokoh, latar cerita, serta amanat cerita yang dibaca dan mempresentasikan hasilnya di depan teman-temannya.
Dari 90 siswa (tersebar dari kelas 4-6) yang diberikan kuisioner, 90 siswa atau 100% siswa menyatakan suka dengan kegiatan Sabtu Literasi. Selain itu, saat kegiatan Sabtu Literasi berlangsung siswa menyatakan sangat suka dengan kegiatan sabtu literasi. Dari hasil observasi pun siswa terlihat sangat tertib dan disiplin memilih buku di perpustakaan mini. Siswa menyimak dengan baik instruksi dari guru dan kemudian membaca buku yang dipilih dengan senang.
Kegiatan pada saat Sabtu Literasi berlangsung selama 30 menit. Tiga puluh menit kemudian siswa diajak untuk menceritakan kembali buku yang dibaca, baik secara lisan maupun tulisan. Kegiatan lainnya misalnya: setelah membaca siswa bersama-sama guru membahas sikap-sikap yang bisa digali dari cerita; bertanya jawab mengenai isi buku; serta mengidentifikasikan buku cerita yang dibacanya, seperti: tokoh, watak masing-masing tokoh, latar cerita, serta amanat cerita yang dibaca. Berikut adalah gambar kegiatan sabtu literasi.
Gambar 1. Kegiatan Sabtu Literasi
Demikialah kegiatan Sabtu Literasi yang dilakukan oleh SD N 3 Banjar Jawa. Sabtu Literasi adalah salah satu program pendukung budaya literasi yang dikerjakan dengan konsisten dan serius selama 2 tahun di SD N 3 Banjar Jawa. Kegiatan ini sangat menyenangkan. Ada beberapa kendala yang dihadapi oleh guru saat pelaksaan program ini, seperti: buku cerita yang kurang memadai; waktu yang disediakan kurang cukup; dan di saat tertentu kegiatan ini tidak dilakukan karena terbentur kegiatan lain, misalnya persiapan lomba. Hal ini bisa diantisipasi dengan menyarankan kepada siswa untuk membawa buku dari rumah; memaksimalkan waktu yang ada; dan memaksimalkan kegiatan sabtu literasi di minggu berikutnya.
b. Keefektifan Sabtu Literasi untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa
Tidak bisa dipungkiri bahwa, semakin banyak membaca semakin mudah siswa menuangkan idenya memalui tulisan. Dengan kata lain, skemata dan pembedaharaan kata yang diperoleh dari kegiatan membaca memudahkan siswa menulis. Siswa yang terbiasa membaca akan memiliki kemampuan menulis yang baik. Dari hasil penelitian Situmorang, dkk (2013:9), bahwa kebiasaan membaca berhubungan dengan kemampuan siswa menulis narasi. Hubungan ini bernilai postif, artinya semakin sering atau terbiasa siswa membaca semakin meningkat kemampuan menulis narasi.
Hal ini juga terlihat dari kegiatan sabtu literasi yang dilakukan selama 2 tahun di SD N 3 Banjar Jawa. Ini hanya salah satu program dari kegiatan budaya literasi yang dilaksanakan di SD N 3 Banjar Jawa. Program lainnya adalah 15 menit membaca sebelum jam pelajaran, pojok baca, dan penataan lingkungan yang kaya teks. Dari hasil tes keterampilan menulis yang diberikan untuk mengukur kefektifan kegiatan sabtu literasi, dapat diambil simpulan bawah kegiatan ini dapat meningkatan kemampuan menulis siswa. Kemampuan menulis yang ditekankan di kegiatan ini adalah kegiatan menuliskan kembali cerita yang telah dibaca. Berikut tabel peningkatan kemampuan menulis siswa kelas IV, V, dan VI.
Tabel 1. Data Peningkatan Rata-Rata Kelas Kemampuan Menulis di Kelas IV, V, dan VI
No Kelas Tes I Tes II Ket
1 IV A 58, 4 69,1 Meningkat
2 IV B 67,4 78,1 Meningkat
8 VI B 77 83,4 Meningkat
9 VI C 73,6 82,4 Meningkat
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatakan rata-rata kelas kemampuan menulis siswa kelas IV, V, dan VI SD N 3 Banjar Jawa. Hal ini jelas karena adanya program sabtu literasi yang menekankan kegiatan membaca dengan menceritakan kembali apa yang dibaca secara lisan dan tulisan.
4. Simpulan
Kegiatan sabtu literasi sangat disukai oleh siswa SD N 3 Banjar Jawa. Kegiatan ini dikemas selama satu jam. Setengah jam untuk membaca dan setengah jam lagi untuk kegiatan menyampaikan kembali apa yang dibaca secara lisan dan tulisan. Untuk kelas awal, yaitu kelas 1 dan 2, guru membacakan buku cerita dengan nyaring kemudian bersama-sama mendiskusikan pesan moral yang terdapat dalam cerita. Kemudian untuk kelas 3-6 kegiatan sabtu literasi dilakukan dengan kegiatan membaca buku cerita yang disukai kemudian siswa menceritakan kembali apa yang dibaca secara lisan dan tulisan. Selain itu, kegiatan yang lainnya adalah mendiskusikan tema, tokoh, latar, dan pesan yang diperoleh dari cerita. Dari hasil tes keterampilan menulis yang diberikan untuk mengukur kefektifan kegiatan sabtu literasi, dapat diambil simpulan bawah kegiatan ini dapat meningkatan kemampuan menulis siswa. Kemampuan menulis yang ditekankan di kegiatan ini adalah kegiatan menuliskan kembali cerita yang telah dibaca.
5. Daftar Rujukan
Ahuja, P dan Ahuja, G.C. 2010. Membaca Secara Efektif dan Efesien. Jakarta: Kiblat Buku Utama. Irianto, P.O dan Febrianti, L.Y. 2017. Pentingnya Penguasaan Literasi Bagi Generasi Muda Dalam
Menghadapi Mea. The Development of Language and Education Toward Asean Economic
Community.10-11 Februari, 2017, Semarang, Indonesia. Hlm. 640-647.
Moleong, L.J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nurhadi. 2016. Strategi Meningkatkan Daya Baca. Jakarta: Bumi Aksara.
Rahim, F. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Situmorang, P.D. 2013. Hubungan antara Kebiasaan Membaca dan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas IX SMP Tunas Harapan. Jurnal Kata (Bahasa, Sastra dan Pembelajarannya). Vol.
1,No.7,Hal.1-9.http://id.portalgaruda.org/index.php?ref=browse&mod=viewarticle&article=287243WA%20KEL AS%20IX%20SMP. Diakses tanggal 5 Oktober 2017.
Slamet, St. Y. 2009. Dasar-dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta: UNS Press. Suroso. 2007. Panduan Menulis Artikel dan Jurnal. Yogyakarta: Penerbit Elmatera Publishing.
Website Resmi Pemerintah Bekasi. 2016. Survei UNESCO: Minat Baca Masyarakat Indonesia 0,001
Persen. Http://gobekasi.pojoksatu.id/. Diakses tanggal 1 November 2016.
Yuliati. 2014. Model Budaya Baca-Tulis Berbasis Balance Literacy dan Gerakan Informasi Literasi di
SD. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jil. 20, No.1, Hal. 117-126.
Http://download.portalgaruda.org/article.php?article=262009&val=398&title=MODEL%20BUDA
YA%20BACA-TULIS%20BERBASIS%20%20BALANCE%20LITERACY%20DAN%20GERAKAN%20%20INF ORMASI%20LITERASI%20DI%20SD. Diakses tanggal 7 Oktober 2017.