• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PENILAIAN No.: XXXX

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PENILAIAN No.: XXXX"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENILAIAN

No.: XXXX

Tim Penilai CIPSED TEAM atau DINAS KOPERASI TEAM

Nama LKM Koperasi “Sejahtera” Alamat: Jl. xxxx Kabupaten XX, Propinsi X Telp. Fax. Kontak Utama Bpk. Farid / Ketua, 081111

Tujuan Penilaian Memberikan feedback atas kinerja LKM

Tanggal XXX

I. LEGALITAS

Koperasi Sejahtera didirikan tanggal 20 Maret 1998 berdasarkan akte pendirian No.56 yang dibuat dihadapan Ahmad Siregar, SH, notaris di Bandung, Jawa Barat. Ijin operasi sebagai koperasi simpan pinjam diperoleh pada tanggal 18 Juni 1998 sesuai dengan keputusan Menteri Koperasi dan UKM No.205/BH/KWK.9/VI/1998. Koperasi juga terdaftar pada kantor pajak dengan nomor NPWP: XXXX

Koperasi Sejahtera didirikan dengan semangat untuk mengatasi kesulitan pengusaha mikro dalam mendapatkan modal kerja dan kerapkali terjebak dalam lingkaran rentenir (lintah darat). Kondisi inilah yang mendorong beberapa alumni Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi di Jawa Barat untuk membentuk koperasi simpan pinjam. Dengan modal awal Rp.30juta mereka membangun koperasi yang kini bertumbuh menjadi koperasi breast Rp.1 milyar.

Dengan semangat dari masyarakat dan untuk masyarakat, Koperasi Sejahtera berupaya untuk memberikan pendidikan secara terus menerus untuk meningkatkan manfaat keberadaan koperasi bagi warga sekitar. Tiap tahun terjadi pertumbuhan anggota koperasi hingga mencapai 1000 nasabah (anggota & calon anggota) per Desember 2010.

Rapat Anggota sebagai perangkat tertinggi dari koperasi pun dijalankan tiap tahun untuk mengesahkan anggaran serta rencana kerja koperasi dan, jika ada, pengangkatan perangkat koperasi baru seperti penunjukkan pengurus dan pengawas koperasi.

II. HUBUNGAN DENGAN PIHAK KETIGA

Koperasi Sejahtera berhasil membina hubungan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam upaya pengembangan usaha mikro, antara lain:

- Bank BTN Syariah (2007, 2 tahun): kerjasama ini memberikan akses pinjaman bagi Koperasi Sejahtera untuk mendapatkan modal kerja Rp.750juta bagi para pelaku usaha mikro di pasar tradisional

(2)

- BAZNAS (2004); kerjasama semi hibah yang diberikan oleh BAZNAS untuk para korban banjir, dimana dana tersebut harus dicairkan sebagai pinjaman modal kerja untuk waktu 10 tahun

- Kementrian Koperasi (2006); kerjasama program dana bergulir sebesar Rp.300juta - Hibah dari Kementrian Lingkungan Hidup (1998): hibah Rp.22.5juta untuk pembelian

infrastructure koperasi

- Bank Mandiri (2010 – 2012): kerjasama pembiayaan umum sebesar Rp.1milyar dengan jaminan piutang lancar.

Koperasi Sejahtera juga membina hubungan baik dengan koperasi lain sebagai wadah sharing pengalaman sekaligus strategi manajemen resiko (misal mencegah terjadinya double financing) baik secara informal maupun formal (melalui asosiasi koperasi syariah).

III. KEPEMILIKAN dan TATA KELOLA

Sebagiamana disebut dalam seksi I laporan ini, Koperasi Sejahtera ini didirikan dengan semangat untuk membantu pengusaha mikro mendapatakan pembiayaan yang layak untuk mendukung usahanya.

Berangkat dari keprihatinan sekelompok alumni STIE di Jawa Barat, Koperasi Sejahtera dibentuk dengan berbasis di kampus dengan modal awal Rp.30juta yang disetor oleh 25 orang alumni STIE. Per tanggal 31 Desember 2010, jumlah ekuitas koperasi adalah sebagai berikut:

Rp. (000) % Simpanan Pokok 6,050 4% Simpanan Wajib 2,125 3% Modal Sumbangan 50,000 11% Modal Pinjaman - 0% cadangan 87,8090 59% Net Profit 31,967 23% Total 177,951 100.00%

Koperasi ini membedakan 2 tipe keanggotaan: 1) Anggota Khusus

a. Adalah mereka yang menyetor simpanana pokok dan wajib, memiliki hak suara dan berpartisipasi aktif dalam RAT

b. Jumlahnya sekarang 68 orang dimana 25 diantaranya adalah pendiri koperasi 2) Anggota Umum

a. Adalah mereka membayar simpanan pokok dan wajib, memiliki hak suara namun tidak aktif memberikan suara dalam RAT (melimpahkan pada anggota khusus) b. Saat ini jumlahnya adalah 593orang

Pengurus (dan Pengelola) Koperasi Sejahtera berdasarkan RAT 2010 adalah sebagai berikut: Ketua : Bpk. Farid SE. Ak

Sekretaris : Ibu. Suprapti Bendahara : Bpk. Dutarman, SE.

Manajer : Ibu. Tuti Jumlah Staff : 10 orang

(3)

Bapak Farid, 40 tahun, adalah ketua koperasi, memiliki pengalaman professional diberbagai organisasi. Selain sebagai dosen di STIE, Bpk. Farid juga menjadi fasilitator untuk pelatihan bagi staff dan calon anggota koperasi. Beliau lulus dari STIE tahun 1995 dan memiliki spesialisasi dibidanga manajemen keuangan.

Ibu Tuti, 33 tahun, adalah manajer koperasi sejak 5 tahun terakhir. Lulus sebagai salah satu alumni terbaik dari STIE dan telah berpengalaman selama 3 tahun sebagai manajer kredit disalah satu bank swasta, Ibu Titin mampu mengelola koperasi dengan baik termasud didalamnya mengontrol kemampuan pengelolaan simpan pinjam. Untuk mendukung kinerjanya, Ibu Titin menambah pengetahuan dengan berbagai jenis pelatihan baik yang diadakah oleh konsultan professional maupun asosiasi.

Koperasi Sejahtera didukung oleh 10 staff, dimana 4 diantaranya merupakan lulusan universitas (sarjana) dan sisanya SMA dan Diploma 3.

Struktur organisasi --- Direktur/ Manager Kasir/Teller Administrasi Umum Administrasi Keuangan Pembukuan Anggota Badan Pengawas Badan Pengurus Rapat Anggota Tahunan

(4)

Visi

Menjadi lembaga keuangan mikro yang mempunyai keunggulan komesial yang sekaligus mampu memberikan layanan sosial kepada masyarakat terutama kepada para anggota melalui berbagai program keuangan mikro, dimana melalui hal tersebut Koperasi Sejahtera dapat berperan alktif dalam memerangi kemiskinan.

Misi

Koperasi Sejahtera menyediakan jasa keuangan yang ramah dan berkelanjutan bagi masyarakat produktif berpendapatan rendah.

Berdasarkan interview dengan staff dan pengelola, semua staff mengerti dan tahu visi misi organisasi dan memiliki kejelasan atas tugas dan wewenang masing-masing posisi dalam struktur organisasi. Sosialisasi tentang visi dan misi terjadi setiap saat, terutama saat RAT. Saat ini visi misi organsisasi ditempel juga di ruang kerja kantor. Sedang tugas dan wewenang masing-masing staff tertuang dalam kontrak kerja masing-masing yang juga diingatkan kembali melalui rapat koordinasi tiap minggu.

IV. OPERASI

a. Produk dan Jasa/Layanan

Sebagai lembaga keuangan maka kegiatan yang pokok dilaksanakan oleh Koperasi Sejahtera adalah kegiatan simpan pinjam. Namun secara khusus lembaga ini menjalankan kegiatan dengan mengambil model syariah. Disamping kegiatan komersil, terdapat juga kegiatan yang bersifat sosial (baitul mal) dan sumber dana juga dari sumbangan sosial (zakat, infak, sedekah).

Adapun kegiatan yang bersifat komersial dengan pendekatan syariah tersebut adalah: a. Mudharabah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal.

b. Musyarakah. Pembiayaan dimana lembaga berkontribusi modal dan tenaga. c. Murabahah. Skema jual beli dimana terdapat mekanisme margin atau mark up. d. Qordhul Hasan. Pinjaman kebaikan yang hanya pokoknya saja berhak ditagih. e. Al Rahn. Skema gadai.

f. Al Ijarah. Sistem sewa dimana bisa diakhiri dengan kontrak sewa beli.

Sampai dengan Desember 2010, lembaga ini telah menyalurkan 60% dari total volume pencairannya ke sector pertanian, dan penyaluran kepada industri rumah tangga yakni 8%, ke sector perdagangan sebesar 20%, ke sector jasa-jasa 7% dan sisanya 4% ke lain-lain. Sebagian besar jenis akad yang dilakukan mengikuti pola jual beli (murabahah), dimana lembaga melakukan mark up atas harga pokok dan angsuran berkisar antara 3-10 bulan.

Produk tabungan dimulai dari nilai Rp. 10.000 paling rendah, sementara untuk jumlah minimal pembiayaan adalah Rp. 200,000, sementara maksimal adalah Rp. 10 juta.

(5)

b. Karakteristik wilayah operasi

Berikut adalah karakterisktik operasional:

o Area operasi mencakup berbagai pasar di Jawa Barat seperti Pasar Kodam, Pasar Karina, Rawamangun, Pondok Gede, pasar klender, Jatinegara, pulo gadung dan Depok o Sebagian besar nasabah potensial berasal dari petani, buruh, pedagan kecil seperti

kelontongan, warung makan, pedagang sayur, dan penyedia jasa tukang cukur dan penjahit.

c. Manajemen dan Sistem

Ditinjau dari segi manajemen dan oraganisasi bisnis maka lembaga ini telah membuat berbagai system dan tata kelola internal yang umum berlaku di lembaga keuangan, dan telah terdapat pembagian fungsi-fungsi seperti administrasi, account officer funding, account officer pembiayaan, kasir/teller, dan operasional.

Untuk meningkatkan efisiensi kerja dan memperbaiki tingkat kecepatan pelayanan maka dalam operasionalnya lembaga ini telah menerapkan prosedur administrasi berbasikan computer, dan telah terinstalasi dengan baik suatu system software pendukung yang produknya diperoleh dari PINBUK.

V. RINGKASAN KINERJA KEUANGAN a. Tingkat Kesehatan

Tabel berikut menunjukkan ringkasan hasil dari analisa terhadap tingkat kesehatan koperasi Sejahtera dengan melihat komponen-komponen utama penilaian tingkat kesehatan yaitu Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandirian dan Pertumbuhan, Jatidiri Koperasi.

Des. 2008 Des. 2009 Des. 2010 Apr. 2011 Mei. 2011 Jun. 2011 Tingkat Kesehatan 79.99 79.99 79.86 70.44 71.54 71.43

Status Kesehatan Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat Cukup Sehat

Sampai dengan tahun 2011, tingkat dan status kesehatan dari Koperasi Sejahtera masih berstatus cukup sehat. Salah satu komponen yang masih kurang terpenuhi yakni kualitas aktiva produktif. Dimana sampai dengan periode terakhir, lembaga tersebut belum mengalokasikan adanya cadangan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), sebagai pengurang dari total nilai portofolio kredit/pembiayaan diberikan. Meski, pada kenyataanya lembaga membuat pencatatan pencadangan umum, dicatat sebagai komponen cadangan pada bagian ekuitas, dan dapat dialokasikan sebagai cadangan resiko. Paktek semacam ini tidak sesuai dengan pencatatan pada sistem standar akuntasi lembaga keuangan.

(6)

b. Laporan Laba - Rugi

Rp.’000 % Rp.’000 % Rp.’000 % Rp.’000 % Rp.’000 % Rp.’000 %

Pend. Bunga / Bagi Hasil 55,820 91.51% 74,098 90.37% 155,922 94.78% 19,826 96.83% 19,282 95.91% 25,117 96.58%

Bea/Provisi/Komisi 5,181 8.49% 7,892 9.63% 8,588 5.22% 650 3.17% 823 4.09% 890 3.42%

Lain-lain 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%

Total Pend. Operasi 61,001 100.00% 81,990 100.00% 164,510 100.00% 20,476 100.00% 20,105 100.00% 26,007 100.00% Biaya Bunga/Bagi Hasil 8,587 14.08% 18,015 21.97% 58,284 35.43% 9,296 45.40% 7,589 37.75% 11,120 42.76%

Umum & Adm 36,213 59.36% 46,268 56.43% 74,259 45.14% 5,291 25.84% 4,796 23.85% 6,388 24.56%

Total Biaya Operasi 44,800 73.44% 64,283 78.40% 132,543 80.57% 14,587 71.24% 12,385 61.60% 17,508 67.32% Laba (Rugi) Operasi 16,201 26.56% 17,707 21.60% 31,967 19.43% 5,889 28.76% 7,720 38.40% 8,499 32.68% Laba Non Opr. (Rugi) - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% Laba (Rugi) Sebelum Pajak 16,201 26.56% 17,707 21.60% 31,967 19.43% 5,889 28.76% 7,720 38.40% 8,499 32.68% Perkiraan Pajak Pengh. - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00% - 0.00%

Laba Bersih 16,201 26.56% 17,707 21.60% 31,967 19.43% 5,889 28.76% 7,720 38.40% 8,499 32.68%

Des. 2008 Des. 2009 Des. 2010 Apr. 2011 Mei. 2011 Jun. 2011

Dari table tersebut terlihat bahwa pendapatan bagi hasil hanya Rp. 55 juta pada 2008, dan secara bertahap meningkat menjadi Rp. 74 juta pada 2009 kemudian hampir menjadi dua kali lipat yakni Rp. 155 juta sampai dengan tahun 2010. Per April 2011 jumlahnya pendapatan dari system bagi hasil telah mencapai Rp. 25 juta;

Sementara itu, dari table diatas dapat dilihat bahwa margin biaya-biaya operasional, yakni proporsi total biaya operasi terhadap total pendapatan operasi memperlihatkan kecenderungan yang terus meningkat dari 73.44% pada 2008 menjadi 78.4% pada 2009, dan lalu naik menjadi 80.57% di 2010 dan selanjutnya terjadi penurunan kecenderungan selama 3 bulan terakhir di 2011. Hal ini mengindikasikan bahwa lembaga berupaya mengelola margin biaya operasioalnya. Dimana jika diteliti lebih jauh terlihat bahwa margin biaya umum dan administrasi mengalami penurunan trend secara terus menerus, semenetara margin biaya bagi hasi atas dana yang dihimpun justru mengalami gejalan peningkatan secara terus menerus. Hal ini erat berkaitan dengan masuknya dana-dana komersil ke dalam lembaga (dana pinjaman dari lembaga lain) yang ternyata meminta imbal hasil atau pembayaran bunga yang lebih tinggi.

Laba bersih meningkat dari Rp. 16 juta pada 2008 menjadi Rp. 17 juta di 2009, dan menjadi Rp. 32 juta pada 2010. Sampai dengan Juni 2011 jumlah laba bersih telah mencapai Rp. 8.5 juta. Secara bertahap laba bersih terus mengalami akumulasi selama tahun 2011.

Secara umum, tingkat profitabilitas dari lembagai menunjukkan hasil yang baik, berarti bahwa lembaga telah mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang memadai yang dapat menutup segala biaya operasional dimana laba ini sebagian besar berasal dari ekspansi portofolio kredit/pembiayaan yang diberikan.

(7)

c. Aktiva

Des. 2008 Des. 2009 Des. 2010 Apr. 2011 Mei. 2011 Jun. 2011 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Kas 44,632 24,363 17,263 8,663 59,482 33,053 Bank 1,809 30,996 77,735 20,258 129,928 55,034 Piutang - - - - - - Kredit/Pembiayaan Diberikan 239,146 277,493 679,198 796,260 828,439 917,750 PPAP - - - - - - Investasi - - - - - - Total Aktiva Lancar 285,587 332,852 774,196 825,181 1,017,849 1,005,837 Aktiva Tetap (Netto) 74,252 81,081 75,028 75,028 75,178 75,178 Macam-macam Aktiva (Misc.) 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 2,650 Total Aktiva 362,489 416,583 851,874 902,859 1,095,677 1,083,665

Total aktiva dari lembaga mengalami peningkatan terus menerus dari hanya sebanyak Rp. 362 juta pada 2008 meningkat menjadi Rp. 416 juta pada 2009 atau terjadi peningkatan 15% dan lalu hampir menjadi dua kali lipat menjadi Rp. 851 juta pada 2010; dan selanjutnya terus berkembang hingga menjadi Rp. 1 milliar sampai dengan Juni 2011. Komponen utama dari aktiva yang mengalami peningkatan secara pesat adalah berasal dari kredit/pembiayaan diberikan dimana hanya berjumlah Rp. 239 juta pada 2008 menjadi Rp. 277 juta di 2009 dan lalu menjadi Rp. 679 juta pada 2010, selanjutnya posisi terakhir per Juni 2011 telah mencapai Rp. 917 juta.

Seperti talah dijelaskan pada bagian sebelumnya, lembaga belum membuat alokasi khusus yang dicatat sebagai penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP), dimana angkanya merupakan pengurang daripada total jumlah portofolio kredit. Hal ini mengakibatkan tingkat kualitas aset produktif menjadi rendah dan mempengaruhi tingkat dan status dari kesehatan lembaga. Tingkat kolektibilitas dari pembiayaan yang diberikan oleh lembaga masih berada pada level yang baik selama tiga tahun belakangan yakni masih berada dibawah 10%. Namun pada tiga bulan terakhir di 2011, terjadi penurunan dari tingkat kolektibilitas tersebut. Hal ini patut menjadi titik perhatian.

Lembaga tidak memiliki perubahan yang relative berarti dalam kepemilikian atas harta atau aktiva tetap selama tahun-tahun terakhir operasionalnya. Dalam hal ini tidak terjadi pengembangan dengan misalnya pembukaan kantor atau cabang operasional baru.

(8)

d. Kewajiban dan Ekuitas (Passiva)

Des. 2008 Des. 2009 Des. 2010 Apr. 2011 Mei. 2011 Jun. 2011 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Rp.’000 Kewajiban Lancar - - - 2,349 2,349 2,349 Tabungan 20,771 9,308 17,841 14,422 13,061 12,658 Deposito/Tabungan Berjangka - 1 1 1 1 1 Dana Sosial - - - - - - Hutang - - - - - - Dana Pinjaman Diterima 5,278 34,455 431,081 461,814 648,272 628,164 Kewajiban Prog. Jk. Panjang 225,000 225,000 225,000 225,000 225,000 225,000 Kewajiban lainnya - - - - - - Total Kewajiban 251,049 268,764 673,923 703,586 888,683 868,172 Simpanan Pokok 6,150 6,150 6,050 7,050 7,050 7,050 Simpanan Wajib 2,125 2,125 2,125 5,125 5,125 5,125 Modal Sumbangan 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 Modal Pinjaman/Penyertaan - - - - - - Cadangan 36,964 71,837 87,809 131,210 137,099 144,819 Akumulasi Laba (Rugi) 16,201 17,707 31,967 5,888 7,720 8,499 Total Ekuitas / Modal 111,440 147,819 177,951 199,273 206,994 215,493 Total Kewajiban & Ekuitas 362,489 416,583 851,874 902,859 1,095,677 1,083,665

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa total aktiva mengalami peningkatan 15% dari 2008 ke 2009 dan pada tahun berikutnya mengalami peningkatan kurang lebih 50%. Dan koperasi Sejahtera masih terus mengalami peningkatan pada periode selanjutnya. Jika melihat sumber dana atau darimana peningkatan itu berasal maka table diatas menunjukkan bahwa ternyata lembaga telah berhasil dalam mengumpulkan pendanaa dari pihak ketiga yakni dari tabungan disamping penerimaan pinjaman dari lembaga-lembaga lain.

Total dana pihak ketiga pada tahun 2008 sebesar Rp. 20 juta dan mengalami penurunan akibat tarikan tabungan pada 2009 sehingga hanya sebesar Rp. 9juta. Selama tahun 2010, lembaga berhasil menarik kembali dana masyarakat sehingga meningkat menjadi Rp. 17 juta. Dari hasil diskusi dengan pengelola dan penelusuran lapangan, ditemukan bahwa sangat sulit bagi lembaga untuk menggalang dana masyarakat secara besar-besaran karena beberapa factor, diantaranya ternyata tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga koperasi pada umumnya masih minim diakibatkan pengalaman masa lalu dimana banyak koperasi “buruk” yang melarikan dana masyarakat, sehingga membuat citra koperasi secara umum menjadi ikut jatuh di mata masyarakat sekitar, masyarakat masih enggan untuk mempercayakan dananya di koperasi. Disamping itu ternyata bahwa masyarakat yang terlayani adalah sebagian besar orang-orang yang berprofesi sebagai buruh tani dan nelayan kecil yang memiliki pendapatan sangat minim, sehingga sangant sulit menyisihkan penghasilan untuk tabungan. Disamping itu tabungan akan cepat ditarik kembali jika terjadi kebutuhan keluarga yang mendesak dan mendadak.

Untuk menyiasati keterbatasan pendanaan dari masyarakat, maka lembaga berusaha mendapatkan pendanaan dari sumber-sumber komersil dan kelembagaan baik swasta atau pemerintah. Seperti terlihat dari table diatas penerimaan pendanaan hanya sebesar Rp. 5 juta pada 2008 lalu menjadi Rp. 34 juta di 2009 dan melonjak menjadi Rp. 431 juta di 2010, dan per posisi Juni 2011, telah mencapai angka sebanyak Rp. 628 juta. Disamping itu lembaga juga

(9)

pernah menerima dana program dari pemerintah dan nilai kewajiban yang masih tersisa yakni Rp. 225 juta.

Seperti halnya kondisi yang umum terdapat pada lembaga koperasi jumlah modal inti yakni simpanan keanggotaan sangat berjumlah terbatas, perkembangannya tidak secepat perkembagan dari jumlah total kekayaan (aktiva). Simpanan pokok hanya sebesar Rp. 100,000, sementara simpanan wajib hanya sebesar Rp. 10.000 per bulan. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa akumulasi simpanan pokok sampai dengan posisi terakhir hanya sebanyak Rp. 7 juta disamping jumlah simpanan wajib sebanyak Rp. 5 juta. Namun, untuk memperkuat struktur permodalan, pihak pengelola dan pengurus, memutuskan untuk mempertahankan sejumlah besar dari laba yang diperoleh menjadi laba ditahan dan cadangan, sebagai bagian dari struktur ekuitas. Angka terakhir per di tahun 2011 menunjukkan jumlahnya telah mencapai Rp. 144 juta.

e. Rasio-Rasio Keuangan

Criteria Dec. 2008 Dec. 2009 Dec. 2010 Apr. 2011 May. 2011 Jun. 2011

LIQUIDITY Current Ratio (Kep. Mgt) 1374.9% 3576.0% 4339.4% 4920.3% 6605.1% 6702.5%

Quick (Acid Test) Ratio (Kep. Mgt) 223.6% 594.7% 532.5% 172.4% 1229.1% 587.0%

Cash Ratio (Kep. Mgt) 223.6% 594.7% 532.5% 172.4% 1229.1% 587.0%

LEVERAGE Debt Ratio 60% - 70% 69.3% 64.5% 79.1% 77.9% 81.1% 80.1%

Debt to Equity Ratio Max 5 x 2.25 1.82 3.79 3.53 4.29 4.03

Loan to Deposit Ratio (LDR) Max. 90% 95.3% 103.2% 100.8% 113.6% 93.5% 106.0%

PROFITABILITY ROA Min.1.5% 4.5% 4.3% 3.8% 0.7% 0.7% 0.8%

ACTIVITY BOPO Max. 92% 73.4% 78.4% 80.6% 71.2% 61.6% 67.3%

Tabel diatas memperlihatkan hasil dari pengukuran terhadap rasio-rasio keuangan yang dimilki oleh koperasi SEjahtera.

Secara umum tingkat likuiditas lembaga berada pada posisi aman, dimana lembaga berusaha menjaga tingkat likuiditas berada jauh diatas rata-rata kewajiban lancar yang dimiliki. Secara keuangan hal ini menggambarkan adanya dana-dana yang tidak disalurkan ke sektor produktif, namun kebijakan lembaga dalam menjaga tingkat kewaspadaan atas kebutuhan penarikan mendadak nasabah juga menjadi pertimbangan. Ketidakmampuan lembaga menyediakan dana ketika terjadi permintaan penarikan dana tiba-tiba dapat berakibat rusaknya reputasi dan berdampak buruk pada citra lembaga.

Tingkat leverage atau rasio hutang terhadap total aset dan terhadap permodalan yang dimiliki juga masih dalam taraf aman selama tiga tahun terakhir, meski pada bulan-bulan terakhir 2011 terjadi peningkatan signifikan. Disamping itu, lembaga juga cukup agresif menyalurkan segala potensi pendanaan yang dimiliki menjadi kredit, hal ini tergambar dari rasio LDR yang tinggi. Ditinjau dari tingkat profitabilitas, maka lembaga mampu menjaga tingkat perolehan keuntungan yang memadai, tergambar dari ROA yang jauh diatas rata-rata standar yang berlaku. Sementara tingkat efisiensi biaya (aktivitas operasi) masih memperlihatkan gambaran yang baik, terlihat dari rasio BOPO yang masih cukup terjaga dan berada dibawah standar yang dianjurkan.

(10)

VI. RENCANA KERJA dan REALISASI

Posisi diharapkan

per Des. 2011 Posisi Aktual Per Juni 2011 Pencapaian per Juni 2011 Rp.’000 Rp.’000 %

Pembiayaan 1,200,000 917,750 76%

Tabungan & Deposito 25,000 12,658 50%

Pendapatan Bagi Hasil 170,000 25,117 15%

Biaya Bagi Hasil 60,000 11,120 19%

Laba Bersih 40,000 8,499 21%

Secara umum, capaian kinerja keuangan koperasi Sejahtera per semester awal 2011 masih cukup, beberapa target tengah tahunan relatif terlampaui seperti target pembiayaan dan tabungan serta deposito yang telah mencapai setengah target. Sementara target pendapatan dan laba bersih masih berada dibawah yang diharapkan, namun hasil tersebut diharapkan masih akan terus tumbuh pada bulan-bulan berikutnya.

VII. PEMENUHANAN TERHADAP KRITERIA KELAYAKAN KHUSUS

No. Persyaratan Minimum Keterangan Status

1. Status Sehat & memenuhi syarat legal lending limit 71.43 No

2. Visi, misi dan rencana operasi yang jelas Ya OK

3. Kesesuaian visi, misi, program & rencana terhadap

tujuan pengembangan ekonomi mikro Kredit modal kerja mikro 78% dari total transaksi OK 4. Aktivitas kredit mikro dan tabungan selama min 3th Ya OK 5. Sistem pembukuan dasar & pembuatan lap. Keuangan Ya OK 6. Kesan positif & kredibilitas dari otoritas lokal &

komunitas Ya OK

7. Pengalaman kredit yang baik dari bank Ya OK

8. Keinginan untuk membuat perbaikan organisasi diperlukan

Ya OK

9. Memiliki nasabah (peminjam & penabung) aktif min.

500 orang sekitar 2700 rekening OK

10. Kredit mikro bergulir min. Rp.200juta Kira-kira. Rp.350juta OK 11. Rasio kecukupan operasi (OSS) min. 100% (artinya telah

mencapai titik impas operasi)

148% OK 12. Tingkat pinjaman lancar min.90% pada saat penilaian 60% No

(11)

VIII. KESIMPULAN

Berdasarkan informasi diatas, dapat disimpulakan bahwa:

a) Koperasi memiliki legalitas yang sah, didirikan berdasarkan undang-undang berlaku b) Koperasi memiliki sumberdaya manusia yang cukup potential (baik dari sisi jumlah

maupun kualitas) untuk menjalankan kegiatan simpan pinjam secara professional dan bertumbuh

c) Koperasi memiliki pasar (nasabah) dan berpotensi memenangkan persaingan dipasar d) Secara umum koperasi memiliki potensi keberlanjutan yang masuk akal yang

ditunjukkan, antara lain laporan keuangan yang positif dan meningkatnya keuntungannya dari tahun ke tahun, menunjukkan manfaat berkelanjutan bagi anggota (salah satunya, konsisten membagikan SHU) serta nasabah yang tumbuh dari tahun ke tahun serta jumlah asset yang dapat diterima dalam skala ekonomis usaha.

e) Serta koperasi juga memiliki kriteria yang dibutuhkan untuk ikut serta dalam program khusus

Maka kami merekomendasikan koperasi ini LAYAK untuk turut serta dalam program:

a) Pendampingan teknis untuk peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan kemampuan lembaga dalam melayani kebutuhan masyarakat

b) Pendampingan dalam pemenuhan kaidah standar akuntasi pelaporan keuangan c) Pendampingan dalam perbaikan kualitas aktiva

Gambar

Tabel berikut menunjukkan ringkasan hasil dari analisa terhadap tingkat kesehatan koperasi  Sejahtera dengan melihat komponen-komponen utama penilaian tingkat kesehatan yaitu  Permodalan, Kualitas aktiva produktif, Manajemen, Efisiensi, Likuiditas, Kemandi
Tabel diatas memperlihatkan hasil dari pengukuran terhadap rasio-rasio keuangan yang dimilki  oleh koperasi SEjahtera

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tujuan untuk memproduksi etanol dari bahan lignoselulosa, kita harus (a)membuka ikatan lignoselulosa untuk mengakses rantai polimer selulosa dan hemiselulosa dengan

Adapun hasil yang diperoleh adalah (1) kemampuan siswa kelas VII SMPN 5 Cilawu dalam mengapresiasi prosa fiksi sebelum menggunakan metode bermain peran masih rendah, ini

Berdasarkan fakta yang sudah dicantumkan sebelumnya, hipotesis yang dikemukakan peneliti adalah indeks massa tubuh memiliki hubungan yang bermakna dengan venectasia

41 Pada ayat ini tidak terdapat perbedaan penafsiran, hanya saja Bintu al-Syathi’ menyebutkan makna lain dari al-sail yaitu selain orang yang meminta sedekah tetapi orang

Berdasarkan analisa mengenai pendekatan Teknis pada Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidika UHAMKA, maka program dasar aspek teknis ditentukan sebagai berikut: Tabel 5..

a) Aplikasi dapat digunakan oleh pendonor darah, admin PMI dan petugas PMI. b) Aplikasi menggunakan layanan peta dari Mapbox.. c) Batas maksimal radius pencarian

Berdasarkan realitas yang terjadi dengan melihat berbagai fakta yang terjadi dilapangan pada saat penyidik melakukan penangkapan terhadap kapal ikan yang

Hasil rancangan produk divisualisasikan ke dalam bentuk nyata, dan dilakukan pengujian terhadap rancangan produk yaitu dengan cara alat bantu pemindahan galon