• Tidak ada hasil yang ditemukan

III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III METODE PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

29

III METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil wilayah administrasi Kota Depok dengan fokus wilayah pengamatan dibatasi pada kawasan penggunaan lahan komersial, jasa dan perdagangan pada Jalan Margonda Raya Kota Depok. Pemilihan Jalan Margonda Raya ini didasarkan pada fungsi jalan, fungsi kawasan dan perkembangan media luar ruang yang ada pada koridor Jalan Margonda Raya cukup banyak dan bervariasi. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi sangat strategis yang terletak di koridor jalan Margonda Raya.

Pengumpulan data primer dan sekunder pada penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai dari awal minggu ke dua bulan Februari hingga akhir Maret 2013. Untuk ruang lingkup wilayah studi ini dapat dilihat pada peta Gambar 5.

Gambar 5 Peta jalan Margonda Raya Kota Depok

(Sumber: Diskominfo Kota Depok, 2012)

Desain Penelitian

Sebagai upaya mengembangkan studi agar mendapat penyelesaian atas pemasangan media luar ruang. Pendekatan ini gunanya untuk memberi batasan sudut pandang terhadap materi yang dianalisis. Pendekatan studi ini juga bertujuan untuk mengarahkan proses berpikir dan juga sebagai proses kerja untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Pendekatan merupakan cara melihat dan

(2)

30

menyikapi sesuatu obyek yang diteliti, dengan demikian tujuan penelitian dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti.

Penelitian ini dirancang sebagai pendekatam penelitian kuantitatif, berupa penelitian survei bersifat deskriptif-korelasional. Jadi, pendekatan kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei, yaitu dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau sistematis yang sama kepada banyak orang (kuesioner), untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis (Prasetyo & Jannah 2005). Deskriptif dalam penelitian ini mendeskripsikan karakteristik masyarakat, persepsi masyarakat terhadap aspek komunikasi visual, tipologi dan estetika media luar ruang, sementara itu korelasional dalam penelitian ini melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi masyarakat.

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2012), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah masyarakat yang berada di jalan Margonda Raya Kota Depok pada hari kerja dan jam sibuk. Jumlah populasi di jalan Margonda Raya Kota Depok menggunakan standar dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok yaitu 1 orang per 4 m2. Penelitian Diskominfo Kota Depok (2012) menyebutkan bahwa jumlah populasi orang-orang yang berada di jalan Margonda Raya Kota Depok adalah sebanyak 1625 orang/m2

Dari jumlah populasi tersebut, ditentukan jumlah sampel penelitian. Jumlah

sampel penelitian tersebut didapat berdasarkan rumus Slovin yang diutarakan oleh

Bungin (2005) :

Keterangan :

n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah Populasi

d : Nilai Presisi adalah 90 % = 0,1

Jumlah sampel penelitian berjumlah 94 masyarakat. Dalam penelitian ini,

teknik pengambilan sampel yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif menggunakan teknik accidental sampling atau convenient sampling, yaitu sampel penelitian yang ditemukan langsung di lapangan yang dipilih sebagai subyek. Menurut Neuman (2000), convenience sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan subyek yang bersedia dan mau memberikan respons pada penelitian.

Data

Data penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder didapatkan dari analisis dokumen-dokumen dan pustaka yang berasal dari berbagai sumber yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

n = N .

(3)

Data Primer dalam penelitian ini berupa peubah-peubah yang diteliti, yaitu Peubah X : Karakteristik masyarakat yang meliputi :

X1. Karakteristik Personal X1.1. Umur X1.2. Jenis kelamin X1.3. Tingkat pendidikan X1.4. Jenis pekerjaan X1.5. Tingkat pendapatan X2. Karakteristik Cultural X2.1. Asal / suku X3. Karakteristik Physical

X3.1. Frekuensi keberadaan di jalan Margonda Raya Peubah Y : Persepsi masyarakat

Y1. Persepsi masyarakat terhadap aspek komunikasi visual Y1.1. Persepsi masyarakat terhadap huruf atau tipografi, Y1.2. Persepsi masyarakat terhadap warna,

Y1.3. Persepsi masyarakat terhadap ukuran, Y1.4. Persepsi masyarakat terhadap tekstur,

Y1.5. Persepsi masyarakat terhadap layout atau tata letak, Y1.6. Persepsi masyarakat terhadap Ilustrasi.

Y2. Persepsi masyarakat terhadap karakteristik dan tipologi media luar ruang yang meliputi :

Y2.1. Persepsi masyarakat terhadap isi pesan

Y2.2. Persepsi masyarakat terhadap bahan yang digunakan Y2.3. Persepsi masyarakat terhadap sifat informasi

Y2.4. Persepsi masyarakat terhadap teknis pemasangan

Y3. Persepsi masyarakat terhadap estetika media luar ruang meliputi :

Y3.1. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut bentuknya

Y3.2. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut penampilannya

Y3.3. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut keindahannya

Y3.4. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut kesesuaian penempatannya

Y3.5. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut kesesuaian satu media dengan media lainnya

Y3.6. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut kesesuaian penempatan ukuran dengan lingkungannya

Y3.7. Persepsi masyarakat terhadap kondisi media luar ruang menurut pencahayaan di malam hari

Data sekunder, berupa data dari instansi-instansi terkait serta pengkajian terhadap laporan penelitian yang temanya relevan dengan permasalahan yang diteliti. Data sekunder pada instansi-instansi sebagai berikut :

1. Badan Penanaman Modal Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T), 2. Dinas Tata Ruang dan Permukiman (DISTARKIM),

3. Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA), 4. Dinas komunikasi dan informasi (DISKOMINFO),

(4)

32

5. Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BIMASDA), 6. Dinas Perhubungan (DISHUB), dan

7. Biro Periklanan di wilayah Depok.

Teknik pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah pengumpulan data sekunder yaitu melakukan pengumpulan berbagai informasi berupa telaah pustaka, dalam hal ini peneliti mempelajari data baik kuantitatif ataupun kualitatif melalui sumber dokumenter yakni data mengenai kawasan studi, berbagai artikel yang berkaitan dengan materi penelitian, laporan dari konsultan dan sebagainya. Data dan informasi tersebut dikumpulkan guna menunjang, memperjelas serta melengkapi kajian teori. Tahap kedua yakni pengumpulan data primer, diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya terdapat tahap screening kemudian disusun sedemikian rupa sehingga dapat menangkap makna dari konsep yang diteliti.

Wawancara berkuesioner dilakukan setelah pemilihan lokasi penelitian, yang dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa lokasi sangat strategis yang terletak di koridor jalan Margonda Raya dengan mengikuti penetapan tingkat strategis pemasangan media luar ruang dari BPMP2T Kota Depok. Oleh karena itu dalam penentuan tingkat strategis tidaknya jalan Margonda Raya dalam penelitian ini paling tidak digunakan tiga indikator utama yaitu trafffic (keramaian lalu lintas kendaraan sekitar lokasi/titik/kawasan), density (kepadatan/keramaian orang sekitar lokasi/titik/kawasan) dan activity center (keberadaan pusat aktivitas sekitar lokasi/ titik/kawasan).

Indikator pertama yakni keramaian/kepadatan lalu lintas di jalan Margonda Raya dipergunakan sebagai indikator dengan logika bahwa kendaraan (baik roda dua maupun roda empat) yang melintas lokasi/titik/kawasan tersebut tentunya membawa pengendara serta penumpang yang punya potensi untuk ditarik perhatiannya terhadap keberadaan sebuah media luar ruang yang terpasang. Dengan menghitung banyak kendaraan yang melintas selama satu jam kemudian dapat ditentukan tingkat kepadatan lalu lintasnya apakah masuk kategori rendah, sedang dan tinggi. Pada gilirannya kemudian (digabung dengan dua indikator lain), indikator ini akan menentukan tingkat strategis sebuah lokasi/ titik/kawasan. Sebagai catatan pengamatan kepadatan lalu lintas dilakukan pada hari biasa dan hari khusus (pasaran, hari libur dsb), jam sibuk atau ramai dan jam sepi lalu lintas di cari rata-ratanya. Catatan lain, karena kendaraan roda empat secara rata-rata membawa penumpang dua kali lebih banyak dibanding roda dua, maka perhitungannya dilipat duakan.

Indikator pertama ini perlu diperkuat juga dengan pertimbangan yang sifatnya non kuantitatif agar kesimpulan yang diperoleh tidak menyesatkan. Salah satu pertimbangan tersebut misalnya adalah tingkat kerawanan atau suatu titik atau kawasan jalan Margonda Raya terhadap kecelakaan lalu lintas. Suatu titik atau kawasan boleh jadi dari segi traffic ramai, namun karena rawan kecelakaan (contoh perempatan jalan tanpa traffic light) tentunya tidak akan dikategorikan strategis untuk pemasangan media luar ruang. Indikator kedua densitas mengukur kepadatan orang baik yang berdomisili maupun sekedar jalan (tanpa kendaraan) yang melintas kawasan. Kategori yang dipergunakan sama yakni rendah, sedang dan tinggi, semakin pada sebuah kawasan semakin potensial menarik perhatian orang dan semakin strategis kawasan tersebut.

(5)

Keberadaan pusat aktivitas seperti mal, pertokoan, sekolah, perguruan tinggi dan perkantoran di jalan Margonda Raya juga merupakan indikator yang penting terdapat pusat aktivitas, semakin besar potensi terjadinya konsentrasi masa yang dapat ditarik perhatiannya. Indikator ketiga ini pun harus disertai catatan lain agar kesimpulan tidak keliru. Pusat aktivitas berupa komplek perkantoran pemerintah Kota Depok selayaknya tak pantas dimasukan dalam kawasan strategis pemasangan media luar ruang. Demikian halnya dengan kawasan budaya atau sejarah serta dalam radius tertentu kawasan sekolah atau pendidikan. Dari hasil pengamatan dan perhitungan terhadap lokasi pemasangan media luar ruang di jalan Margonda Raya diperoleh hasil yang ringkasannya tersaji pada Tabel 1.

Dari Tabel 1 nampak terdapat lokasi atau kawasan yang termasuk kategori kurang strategis untuk pemasangan media luar ruang dikarenakan traffic rendah, dan sedang, densitas rendah, serta tak ada pusat aktivitas sekitarnya.

Dari sudut pandang kepentingan pemasangan media luar ruang tentunya titik lokasi tersebut kurang strategis, karena bagaimana orang akan sempat melihat iklan yang terpasang jikalau pada saat yang bersamaan harus berkonsentrasi ke jalan. Sebaliknya lokasi atau kawasan di mana traffic tinggi, densitasnya tinggi Dan banyak terdapat pusat aktivitas akan dimasukkan kategori strategis untuk pemasangan media luar ruang. Meskipun demikian ada daerah yang densitasnya sedang saja masuk kategori strategis. Hal ini dengan pertimbangan karena kawasan tersebut sangat padat lalu lintas kendaraan sehingga masuk kategori ini, meskipun tentunya jenis atau bentuk media luar ruang terpasang di sana haruslah disesuaikan.

(6)

34

Tabel 1 Penetapan tingkat strategis pemasangan media luar ruang di Jalan Margonda Raya

No Titik Lokasi Indikator Kesimpulan

Utama Tambahan

1 Pertigaan Jalan Margonda Raya -Dewi Sartika

Traffic: rendah, Densitas : rendah, Pusat aktivitas:

tidak ada

Cenderung ramai, tapi tidak rawan ada trafffic light

Kurang Strategis

2 Pertigaan Jalan Margonda Raya - Siliwangi Traffic: sedang, Densitas : rendah, Pusat aktivitas:

tidak ada

Ramai, tapi tidak rawan ada rafffic

light

Kurang Strategis

3 Jalan Margonda Raya - Depan Kantor Walikota Depok

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Perkantoran , Bank

Ramai, tapi tidak rawan ada rafffic

light

Strategis

4 Jalan Margonda Raya - Depan Terminal Depok

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Perkantoran , Mal, Bank, Jembatan penyebrangan

Sangat Ramai, tapi tidak rawan ada

rafffic light

Sangat Strategis

5 Pertigaan Jalan Margonda Raya -Arief Rahman Hakim

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Bengkel Terbesar , perniagaan

Cenderung Ramai, tapi tidak rawan ada rafffic light

Strategis

6 Jalan Margonda Raya - Depan Mal Depok Traffic: Tinggi Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas: Mal,

Pusat Niaga, dan perkantoran

Cenderung ramai, tapi tidak rawan ada trafffic light

Strategis

7 Pertigaan Jalan Margonda Raya -Pesona Khayangan

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Niaga, dan Perumahan elite

Cenderung ramai, tapi tidak rawan ada trafffic light

Strategis

8 Perempatan Jalan Margonda Raya –Ir. Juanda

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Niaga, dan pintu keluar Tol Cijago, SPBU

Cenderung Ramai, tapi tidak rawan ada rafffic light

(7)

No Titik Lokasi Indikator Kesimpulan

Utama Tambahan

9 Jalan Margonda Raya - Depan Detos dan Margocity

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Perkantoran , Mal, Bank, Jembatan penyebrangan

Sangat Ramai, tapi tidak rawan ada

rafffic light

Sangat Strategis

10 Jalan Margonda Raya - Depan Universitas Gunadarma

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Niaga, Universitas

Sangat ramai, tapi tidak rawan ada

trafffic light

Sangat Strategis

11 Jalan Margonda Raya - Depan Apartemen Margonda Residence

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Niaga, Apartemen, Restoran

Cenderung ramai, tapi tidak rawan ada trafffic light

Strategis

12 Jalan Margonda Raya - Depan Gg. Kober Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas:

Pusat Niaga, Jalur pejalan Kaki menuju UI, Restoran, Apartemen

Sangat ramai, tapi tidak rawan ada

trafffic light

sangat strategis

13 Perempatan Jalan Margonda Raya –Akses UI

Traffic: Tinggi, Densitas : Tinggi, Pusat aktivitas: BSI, Sangat Ramai, tapi tidak rawan ada rafffic light

Sangat Strategis

(8)

36

Instrumentasi

Instrumentasi merupakan alat untuk mengumpulkan data. Instrumentasi data penelitian ini dibangun dalam bentuk kuesioner, berupa daftar pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan peubah-peubah yang diteliti. Kuesioner ini terdiri atas empat bagian. Bagian pertama berisikan butir-butir pertanyaan/pernyataan mengenai karakteristik personal, cultural dan physical responden, bagian kedua berisikan butir-butir pernyataan mengenai persepsi responden terhadap aspek komunikasi visual media luar ruang di jalan Margonda Raya Kota Depok, bagian ketiga berisikan butir-butir pernyataan mengenai persepsi responden terhadap tipologi media luar ruang di jalan Margonda Raya Kota Depok, dan bagian keempat berisikan butir-butir pernyataan mengenai persepsi responden terhadap estetika media luar ruang di jalan Margonda Raya Kota Depok

Definisi Operasional

Definisi operasional dari berbagai peubah yang diamati dalam penelitian ini berisikan indikator dan parameter-parameter yang diukur, yang dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Karakteristik masyarakat

Karakteristik personal, karakteristik cultural dan karakteristik physical adalah ciri-ciri yang terdapat dalam diri individu yang berkaitan dengan cara pandang individu terhadap suatu obyek meliputi:

a) Umur

Selisih antara tahun masyarakat dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan. Peubah ini diukur dengan menghitung selisih antara tahun masyarakat dilahirkan hingga tahun pada saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam tahun kategorinya didapat setelah penelitian karena merupakan penilaian rasio. Peubah ini digolongkan menurut Kementerian Kesehatan RI (2009) menjadi pemuda (15-25 tahun), dewasa (26-36 tahun), paruh baya (37-47 tahun) dan lanjut usia (48-58 tahun)

b) Jenis kelamin :

Sifat fisik masyarakat sebagaimana yang tercatat dalam kartu identitas yang dimiliki masyarakat, yang dinyatakan dalam dua variasi (jenis) yaitu laki-laki dan perempuan. Peubah ini diukur menggunakan skala nominal, dengan melihat sifat fisik masyarakat yang dinyatakan dalam dua jenis yaitu laki-laki (1) dan perempuan (2).

c) Tingkat pendidikan :

Jenjang sekolah formal tertinggi terakhir yang telah diselesaikan oleh masyarakat. Peubah ini diukur menggunakan skala ordinal, dengan mengetahui lamanya menyelesaikan sekolah formal tertinggi terakhir yang telah ditempuh oleh masyarakat. Tingkat pendidikan masyarakat di golongkan menjadi: 1= SD 2= SLTP 3= SLTA 4= S1 5= S2

(9)

6= S3.

d) Jenis pekerjaan

Jenis pekerjaan diukur dengan menggunakan skala nominal yaitu: 1= sudah bekerja;

2= belum bekerja e) Tingkat pendapatan :

Jumlah pendapatan rata-rata yang diperoleh masyarakat setiap bulannya. Peubah ini diukur menggunakan skala interval, dengan mengetahui jumlah penghasilan rata-rata yang diperoleh masyarakat setiap bulannya dan dinyatakan dalam rupiah, yang digolongkan menjadi empat kategori pendapatan individu antara lain:

Rp.500.000,00 – 1.250.000,00 >Rp 1.250.000,00 – 2.000.000,00, >Rp. 2.000.000,00 – 2.750.000,00, >Rp.2.750.000,00

f) Asal Suku Bangsa

Asal Suku Bangsa berhubungan dengan budaya yang dibawa dari tempat asal dan tinggal seseorang. Asal suku bangsa diukur menggunakan skala nominal, yang dalam penelitian ini adalah masyarakat berasal dari :

1= Pulau Jawa

2= dari luar Pulau Jawa. g) Frekuensi melintas

Frekuensi melintas diukur menggunakan skala rasio, dengan mengetahui seringnya masyarakat berada di jalan Margonda Raya Kota Depok. Penilaiannya dikelompokan menjadi lima kategori, terdiri dari <1 kali per minggu, 1 kali per minggu, 3 kali per minggu, 5 kali perminggu dan setiap setiap hari.

2. Persepsi masyarakat

Persepsi atau cara pandang beberapa individu yang dianggap dapat mewakili masyarakat lainnya dalam wilayah yang sama terhadap aktivitas perusahaan dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan mengenai perusahaan tersebut. Persepsi dapat diukur berdasarkan pengetahuan dan pengalaman responsden terhadap media luar ruang. Terdapat tiga obyek persepsi akan diukur dengan menggunakan skala interval berskala lima terhadap sebuah penyataan yang mencakup pilihan: (5) sangat setuju; (4) setuju; (3) cukup setuju; (2) tidak setuju; dan (1) sangat tidak setuju. Skor tersebut berlaku bagi pertanyaan positif, sedangkan bagi pernyataan negatif skor akan dibalik. Setelah itu, skor total dari masing-masing peubah persepsi akan digolongkan kembali menjadi selang. Tiga obyek persepsi masyarakat yang akan dikaji yaitu

a. Persepsi masyarakat terhadap aspek komunikasi visual media luar ruang Kota Depok

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap aspek komunikasi visual yang digunakan pada media luar ruang. Persepsi masyarakat digolongkan menjadi sangat buruk jika mempunyai selang 1-1.8, buruk jika mempunyai selang 1.81-2.61, cukup baik jika mempunyai selang 2.62-3.42, baik jika mempunyai selang 3.43-4.23, sangat baik jika mempunyai selang 4.24-5. Persepsi masyarakat terhadap media luar ruang dibagi atas:

(10)

38

1) Menurut huruf / typography

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap olah huruf yang akan diolah sebagai materi yang ditampilkan

2) Menurut warna

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap warna yang merupakan unsur penting dalam obyek desain. Dengan warna orang bisa menampilkan identitas, menyampaikan pesan atau membedakan sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas.

3) Menurut ukuran

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap ukuran yang merupakan unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain sehingga orang akan tahu mana yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.

4) Menurut tekstur

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tekstur yang merupakan tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba, yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya. 5) Menurut layout / tata letak

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap layout yang merupakan merupakan sistem penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik.

6) Menurut ilustrasi

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap ilustrasi untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Ilustrasi juga adalah menampilkan informasi dengan keterampilan gambar tangan dan penuangan daya imajinasi ataupun melalui fotografi atau keduanya.

b. Persepsi masyarakat terhadap tipologi media luar ruang

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tipologi pada media luar ruang. Persepsi masyarakat digolongkan menjadi sangat buruk jika mempunyai selang 1-1.8, buruk jika mempunyai selang 1.81-2.61, cukup baik jika mempunyai selang 2.62-3.42, baik jika mempunyai selang 3.43-4.23, sangat baik jika mempunyai selang 4.24-5. Persepsi masyarakat terhadap media luar ruang dibagi atas:

1) Berdasarkan isi pesan

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tipologi media luar ruang berdasarkan isi pesan, klasifikasi ini menyangkut media luar ruang yang memberikan informasi suatu barang atau jasa untuk kepentingan dagang (private sign) atau yang mengandung informasi pelayanan kepada masyarakat (public sign).

(11)

2) Berdasarkan bahan yang digunakan

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tipologi media luar ruang berdasarkan bahan yang digunakan, klasifikasi ini menyangkut media luar ruang permanen dan media luar ruang temporer.

3) Berdasarkan sifat informasi

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tipologi media luar ruang berdasarkan sifat informasi, klasifikasi ini menyangkut Media luar ruang yang bersifat langsung yang berkaitan dengan kegiatan pada suatu bangunan atau lingkungan tempat media luar ruang tersebut diletakkan dan Media luar ruang yang bersifat tidak langsung yang berisi pesan–pesan yang tidak mempunyai keterkaitan langsung dengan kegiatan dalam bangunan atau lingkungan.

4) Berdasarkan teknis pemasangan

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap tipologi media luar ruang berdasarkan teknis pemasangan, klasifikasi ini menyangkut berbagai jenis pemasangan media luar ruang yang terpasang di jalan.

c. Persepsi masyarakat terhadap estetika media luar ruang

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika yang digunakan pada media luar ruang. Persepsi masyarakat digolongkan menjadi sangat buruk jika mempunyai selang 1-1.8, buruk jika mempunyai selang 1.81-2.61, cukup baik jika mempunyai selang 2.62-3.42, baik jika mempunyai selang 3.43-4.23, sangat baik jika mempunyai selang 4.24-5. Enam obyek Persepsi masyarakat terhadap estetika media luar ruang yang dikaji yaitu:

1) Menurut bentuknya

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut bentuknya.

2) Menurut penampilannya

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut penampilannya.

3) Menurut kesesuaian penempatannya

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut kesesuaian penempatannya.

4) Menurut kesesuaian satu media dengan media lainnya

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut kesesuaian satu media dengan media lainnya.

5) Menurut kesesuaian penempatan ukuran dengan lingkungannya Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut kesesuaian satu media dengan media lainnya.

6) Menurut pencahayaan di malam hari

Merupakan cara pandang masyarakat terhadap estetika media luar ruang menurut pencahayaan di malam hari dengan media lainnya.

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Data memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena data menggambarkan peubah yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Data penelitian tidak akan berguna jika instrumen yang digunakan

(12)

40

untuk mengumpulkan data tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Menurut Sugiyono (2012), validitas penelitian ditentukan oleh pengukuran. Instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berkaitan dengan seberapa baik suatu konsep dapat didefinisikan oleh suatu ukuran. Reliabilitas data ditunjukkan oleh stabilitas dan konsistensi instrumen yang digunakan dalam mengukur suatu konsep. Pengukuran yang reliabel akan menunjukkan instrumen yang dapat dipercaya, yang diharapkan juga dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya.

Cara pengukuran validitas instrumen penelitian dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan cara: (1) membangun validitas (construct validity), artinya peneliti menyusun tolok ukur berdasarkan kerangka konsep yang diukur, (2) validitas isi (content validity), artinya isi instrumen telah mewakili semua aspek yang dianggap ditemukan dalam kerangka konsep, dan (3) validitas eksternal (external validity), artinya instrumen yang digunakan tidak berbeda hasilnya dengan instrumen lama yang telah valid (Sugiyono 2012).

Pengujian validitas instrumen penelitian ini dilakukan dengan teknik validitas isi yaitu menyesuaikan daftar pernyataan dengan kerangka konsep yang telah disusun sebelumnya dan difokuskan pada peubah-peubah yang diteliti. Dari hasil uji validitas instrumentasi yang diujikan pada 16 masyarakat yang berada di jalan Margonda Raya diperoleh nilai kritis pada tabel product moment pearson sebesar 0,508. Dengan nilai kritis tersebut terdapat 11 pertanyaan yang tidak valid dan dibuang, tetapi terdapat juga 10 pertanyaan yang nilai kritisnya tidak terlalu jauh di bawah 0,508 dimodifikasi tata bahasanya agar dapat lebih dipahami secara lebih detail oleh responsden. Dari hasil uji reliabilitas instrumentasi yang diujikan pada 16 orang masyarakat yang berada di jalan Margonda Raya menggunakan rumus split-half reliability test diperoleh kisaran nilai koefisien reliabilitas antara <0,6–0,842 dan dapat dikatakan reliabilitas instrumennya berkisar antara cukup reliabel sampai dengan sangat reliabel

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini diolah dan dianalisis dengan prosedur analisis statistik deskriptif dan analisis rank Spearman untuk mengetahui nilai hubungan antar peubah yang diuji. Hubungan antar peubah dianalisis menggunakan SPSS versi 16 dengan Uji Chi-Square untuk melihat hubungan antara peubah jenis kelamin, jenis pekerjaan dan suku bangsa dengan persepsi masyarakat (untuk salah satu data minimum skala pengukurannya nominal) dan Uji Korelasi rank Spearman digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik masyarakat dan persepsi (untuk minimum skala pengukurannya ordinal) dengan aspek komunikasi visual, karakteristik tipologi dan estetika media luar ruang.

a. Karakteristik personal, karakteristik cultural, karakteristik physical dan persepsi masyarakat terhadap komunikasi visual, tipologi dan estetika media luar ruang

Untuk mengetahui karakteristik masyarakat dilakukan perhitungan skor tiap-tiap peubah yang digunakan kemudian dilakukan pengelompokkan data sesuai peubah masing-masing. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap data tersebut untuk menggambarkan tingkat karakteristik

(13)

personal, karakteristik cultural, karakteristik physical di jalan Margonda Raya.

Untuk mendeskripsikan tingkat persepsi masyarakat dilakukan perhitungan skor dari setiap peubah dan total skor dari seluruh peubah menggunakan skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skor maka tingkat persepsi masyarakat juga semakin tinggi. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1.

interval skor = selisih total skor tertinggi dan total skor terendah ...(1) Jumlah Kelas

Berdasarkan hasil kuesioner tersebut selanjutnya dilakukan analisis secara deskriptif kualitatif dan sintesa hasil yang mendalam untuk menggambarkan persepsi masyarakat terhadap setiap indikator yang ada dengan menjumlahkan skor setiap peubah dalam tiap tahap kegiatan menggunakan Skala Likert dengan ketentuan semakin tinggi skornya maka tingkat persepsinya juga semakin tinggi. Tingkat persepsi masyarakat dalam menilai media luar ruang dibagi menjadi 5 kategori yaitu (1) sangat buruk, (2) buruk, (3) cukup baik, (4) baik, dan (5) sangat baik. Interval skor untuk setiap kelas dihitung dengan menggunakan rumus seperti pada Persamaan 1. b. Hubungan karakteristik masyarakat dan persepsi masyarakat terhadap

komunikasi visual, tipologi dan estetika media luar ruang

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peubah karakteristik personal, karakteristik cultural, karakteristik physical (X) dan peubah persepsi masyarakat terhadap komunikasi visual, tipologi dan estetika media luar ruang (Y) digunakan teknik analisis korelasi rank Spearman yang digunakan untuk melihat hubungan antara karakteristik masyarakat dan persepsi (untuk minimum skala pengukurannya ordinal) dan Chi-Square untuk melihat hubungan antara peubah jenis kelamin, jenis pekerjaan dan suku bangsa dengan persepsi masyarakat (untuk salah satu data minimum skala pengukurannya nominal) dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono 2012):

Keterangan:

rs = koefisien korelasi Spearman

di = selisih peringkat peubah X dan Y n = banyaknya sampel

rank Spearman :

r

s

= 1-

(14)

42

Nilai rs berkisar antara -1 hingga 1. Nilai rs bernilai positif jika

peringkat peubah X makin besar dan peringkat peubah Y juga makin besar, sebaliknya bernilai negatif jika peringkat peubah X makin besar sedangkan peringkat peubah Y makin kecil. Hipotesis yang diajukan adalah :

Ho : X dan Y saling bebas

H1 : X dan Y berhubungan langsung atau kebalikan. Kaidah keputusannya :

1. Jika rs > tabel rank Spearman untuk α(2)(n) atau rs < - tabel Spearman

untuk α(2)(n) maka tolak Ho

2. Jika rs > tabel rank Spearman untuk α(1)(n) atau rs < - tabel Spearman

untuk α(1)(n) maka tolak Ho.

Keterangan

2

= Chi-Square

O = nilai observasi dari baris dan kolom E = nilai harapan dari baris dan kolom

Setelah diketahui nilai 2 melalui perhitungan, kemudian digunakan tabel 2. kemudian membandingkan antara nilai 2 hitung dengan2 tabel dan

menggunakan hipotesis berikut :

H0 = tidak ada hubungan nyata antara karakteristik masyarakat dengan persepsi masyarakat

H1 = ada hubungan nyata antara karakteristik masyarakat dengan persepsi masyarakat

Bila nilai 2 hitung sama atau lebih besar dari 2 tabel untuk tingkat

signifikansi tertentu maka tolak H0. Bila terjadi sebaliknya maka H0 diterima. Sebelum melakukan perbandingan nilai 2 hitung dengan 2 tabel

ditentukan terlebih dahulu tingkat signifikansi (α) dan derajat bebas (df) melalui rumus: keterangan : r = jumlah baris c = jumlah kolom Chi-Square :

2

=

...(3)

df = (r-1)(c-1

.... (4)

Gambar

Gambar 5  Peta jalan Margonda Raya Kota Depok
Tabel 1  Penetapan tingkat strategis pemasangan media luar ruang di Jalan Margonda Raya

Referensi

Dokumen terkait

Dilatarbelakangi oleh fenomena bahwa ruangan kelas sebagai lingkungan fisik sekolah yang dapat mempengaruhi perilaku siswa terutama pada motivasi belajar, serta

ASEAN sebagai organisasi regional di kawasan Asia Tenggara dituntut untuk lebih berperan aktif dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di Myanmar.. Kerjasama

Setelah menyimak penjelasan guru tentang tanggung jawab warga, siswa dapat mengumpulkan informasi tentang pelaksanaan pemilihan kepala desa di desanya.. Setelah

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat signifikan yang terjadi pada variabel X terhadap variabel Y, maka dapat dikatakan Sosialisasi (X1), Pengetahuan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGAJUAN SURAT IZIN

Jika Anda mendapatkan informasi orang dalam yang penting tentang ADM atau perusahaan lain (seperti perusahaan pelanggan atau pemasok) selama bekerja dengan perusahaan kita,

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BARANG TOKO CANTIK KOTA TIDORE KEPULAUAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN HTML :

Tahap pelaksanaan adalah tahap untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian adalah melakukan tes kemampuan yang ditunjang dengan teknik wawancara, tes dilakukan untuk