• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ustek Air Bersih

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ustek Air Bersih"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

1 DATA ADMINISTRASI

1.1 Data Organisasi Perusahaan

A. Data Administrasi

1. Umum

1 Nama (PT/CV/Firma/Koperasi) : PT. MAZA PRADITA SARANA

2 Status (PT/CV/Firma/Koperasi) : Pusat Cabang 3 Alamat (PT/CV/Firma/Koperasi) : Jl. Salendro Timur VI No. 22 Bandung

No. Telepon : 022-7301490

No. Fax : 022-7301490

E-mail : Maza_dita@yahoo.co.id

2. Ijin Usaha

1. No. IUJK : 1-3273-087399-1-000179 Tgl. 02 Februari 2010 Masa berlaku ijin usaha : s/d 22 Januari 2016

Instansi pemberi ijin usaha : BPMPPT Pemerintah Kota Bandung

3. Ijin Lainnya

1. No. SBU : 00003632

Masa berlaku ijin usaha : s/d 02 April 2014

Instansi pemberi ijin usaha : Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional 2. No. SIUP : 510/2-07402/2010/P.2/441-BPPT Tgl. 04 Februari

2011

Masa berlaku ijin usaha : s/d 04 Februari 2016

Instansi pemberi ijin usaha : Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Pemerintah Kota Bandung

3. No. TDP : 101115115196 Tgl. 22 Januari 2010 Masa berlaku ijin usaha : s/d 22 Januari 2015

Instansi pemberi ijin usaha : BPMPPT Pemerintah Kota Bandung

B. Landasan Hukum Pendirian Perusahaan 1 Akta Pendirian (PT/CV/Firma/Koperasi)

a. Nomor Akta : 1

b. Tanggal : 1 April 2002 c. Nama Notaris : Nurul Aeni, SH 2 Akta Perubahan Terakhir

a. Nomor Akte : 1

b. Tanggal : 22 Desember 2004 c. Nama Notaris : Nurul Aeni, SH 3 Akta Perubahan Terakhir

a. Nomor Akte : 6

b. Tanggal : 22 Desember 2006 c. Nama Notaris : Harry Susanto, SH

√ √ V

(2)

4 Akta Pernyataan Keputusan Rapat a. Nomor Akte : 1

b. Tanggal : 3 Nopember 2008 c. Nama Notaris : Harry Susanto, SH

C. Pengurus

1. Komisaris

No Nama No. KTP Jabatan dalam

Perusahaan

1 N. Zakaria 1050241201500001 Komisaris

2. Direksi

No Nama No. KTP Jabatan dalam

Perusahaan

1 N. Zakaria 1050241201500001 Komisaris

2 Ir. Deny Zaelani 3273120502720017 Direktur Utama

3 Novitasari, Amd 156036703750003 Direktur I

4 Taty Rohayati, SE.Ak 1016264501740004 Direktur II

D. Data Keuangan

1. Susunan Kepemilikan Saham (Untuk PT) / Susunan Persero (Untuk CV/Firma)

No Nama Nomor KTP Alamat Persentase

1 Ir. Deny Zaelani 3273120502720017 GG H.Kurdi 2 No 5 Bandung

70%

2 Novitasari, Amd 1.5603.670375.0003 Jl.Baros Utama No.43/1 Cimahi

15%

3 Nining Zakaria 1050241201500001 GG H.Kurdi 2 No 5 Bandung

15%

2. Pajak

1 Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.081.228.-5.441.000

2 Bukti Pelunasan Pajak Tahun

Terakhir Nomor/Tanggal :

Tanda Terima SPT Tahunan 424-01-00003090 Tanggal 06 Maret 2013

3 Laporan Bulanan PPH/PPN tiga bulan terakhir Nomor/ Tanggal :

November 2013 : PPH Pasal 21 : S- 01109865/PPH2109/WPJ.09/KP.0403/2013 Tanggal 09 Desember 2013 PPN : S- 01109860/PPN1111/WPJ.09/KP.0403/2013 Tanggal 09 Desember 2013 Desember 2013 : PPH Pasal 21 : S- 01002868/PPH2109/WPJ.09/KP.0403/2014 Tanggal 17 Januari 2014 PPH Pasal 25/Pasal 29 : S- 01002872/PPH25/WPJ.09/KP.0403/2014

(3)

Tanggal 17 Januari 2014 PPN : S- 01002863/PPN1111/WPJ.09/KP.0403/2014 Tanggal 17 Januari 2014 Januari 2014 : PPH Pasal 21 : S-01068290/PPH2109/WPJ.09/KP.0403/2014 Tanggal 07 Februari 2014 PPH Pasal 25/Pasal 29 : S-01068289/PPH25/WPJ.09/KP.0403/2014 Tanggal 07 Februari 2014 PPN : PEM: 01010411\424\Feb\2014 Tanggal 10 Februari 2014

(4)

E. Data Peralatan / Perlengkapan No Jenis/Nama Alat Jumlah

Kapasitas atau Output pada

saat ini

Merk/Model/Type Tahun

Pembuatan Kondisi % Lokasi Sekarang

Bukti Kepemilikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

A PERALATAN KANTOR

1 Kursi + Meja Tamu 1 1 President 2005 90 Bandung Milik Sendiri

Kursi Tamu 1 1 Lokal 2009 100

2 Filing Cabinet 3 3 President 2005 100 Bandung Milik Sendiri

3 Meja Komp + Kursi 5 5 Elephant 2005 100 Bandung Milik Sendiri

2 2 Lokal 2005 100 Bandung Milik Sendiri

4 Meja Tulis + Kursi 6 6 Elephant 2005 100 Bandung Milik Sendiri

5 Komputer 2005 100

a. Pentium II 2 2 Intel 1996 10 Bandung Milik Sendiri

b. Pentium III 2 2 Intel dan Zyrex 1998 25 Bandung Milik Sendiri

c. Pentium IV 3 3 Smart, Dell, 2007 50 Bandung Milik Sendiri

d. Core 2 duo 2 2 Acer 2008 100 Bandung Milik Sendiri

e. Intel I3 2 2 Rakitan 2010 100 Bandung Milik Sendiri

6 Note Book Pentium IV 2 2 Toshiba / Acer 2007 100 Bandung Milik Sendiri

7 Printer

a. Canon 2 14 Mbps BJ 1000 SP 2005 100 Bandung Milik Sendiri

1 14 Mbps Pixma Ip 1860 2005 100 Bandung Milik Sendiri

1 18 Mbps Pixma Ip 2770 2005 100 Bandung Milik Sendiri

b. Epson Stylus 1 12 Mbps C 200 2005 100 Bandung Milik Sendiri

1 16 Mbps C 87 2007 100 Bandung Milik Sendiri

1 16 Mbps R 230 2007 100 Bandung Milik Sendiri

1 18 Mbps C 90 2008 100 Bandung Milik Sendiri

1 20 Mbps TX III 2010 100 Bandung Milik Sendiri

c. Minolta Laser 1 1 Magic Color 2300DI 2005 100 Bandung Milik Sendiri

8 Digitizer 1 1 Calcomp 2005 100 Bandung Milik Sendiri

9 Scanner 3 3 Acer & Umax, Canon Lide

100 2010 100 Bandung

Milik Sendiri

10 Plotter 3 3 Calcomp, HP DesainJet 750 c 2005 100 Bandung Milik Sendiri

11 Mesin Pemotong Kertas 4 4 ITO SPC 2005 100 Bandung Milik Sendiri

(5)

No Jenis/Nama Alat Jumlah

Kapasitas atau Output pada

saat ini

Merk/Model/Type Tahun

Pembuatan Kondisi % Lokasi Sekarang

Bukti Kepemilikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

13 Lettering Set 3 3 Kent 2005 100 Bandung Milik Sendiri

14 Mesin Jidil Ring 1 1 Brother 2005 100 Bandung Milik Sendiri

B PERALATAN LAB :

1 Atterberg 1 1 Lokal 2005 100 Bandung Milik Sendiri

2 Botton Graph 2 2 Delph 2005 100 Bandung Milik Sendiri

3 Direct Shear Test 1 1 Lokal 2005 100 Bandung Milik Sendiri

4 Extruder Undisturbed 3 3 Lokal 2005 100 Bandung Milik Sendiri

5 Picno Meter 10 10 Lokal 2005 100 Bandung Milik Sendiri

6 Timbangan Halus 4 4 Lokal 2003 100 Bandung Milik Sendiri

7 Timbangan Kasar 2 2 Lokal 2003 100 Bandung Milik Sendiri

C PERALATAN SURVEY :

1 Theodolit T2 Wild 3 3 Wild 2006 100 Bandung Milik Sendiri

2 Water Pas 3 3 Sokhisha 2007 100 Bandung Milik Sendiri

3 Theodolit T 0 2 2 - 2005 100 Bandung Milik Sendiri

4 Pita Ukur Baja 4 4 Wild 2009 100 Bandung Milik Sendiri

5 EDM 2 2 Sokhisha 2005 100 Bandung Milik Sendiri

6 Total Station 2 2 Sokkia 2005 100 Bandung Milik Sendiri

7 Water Pump 1 1 TONE NAS 2 2007 100 Bandung Milik Sendiri

8 GPS 5 5 76CSX Garmin 2010 100 Bandung Milik Sendiri

8 Kamera 2 2 Cannon EOS Rebel T21 18Mp 2010 100 Bandung Milik Sendiri

8 Altrimeter 2 2 ALT 345 2005 100 Bandung Milik Sendiri

9 Salinometer 1 1 Beckman 2005 100 Bandung Milik Sendiri

10 Triponder 1 1 Reytone 2005 100 Bandung Milik Sendiri

11 Sony DSR PD170P 1 1 Sony 2007 100 Bandung Milik Sendiri

12 Handycam 1 1 Sony 2008 100 Bandung Milik Sendiri

D KENDARAAN :

1 Mobil 1 1 Toyota Kijang 1995 1995 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Toyota Avanza 2008 2008 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Daihatsu Ceria 2004 2004 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Nissan Grand Livina 2007 2007 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Honda Jazz 2007 2007 100 Bandung Milik Sendiri

(6)

No Jenis/Nama Alat Jumlah

Kapasitas atau Output pada

saat ini

Merk/Model/Type Tahun

Pembuatan Kondisi % Lokasi Sekarang

Bukti Kepemilikan

1 2 3 4 5 6 7 8 9

2 Motor 1 1 Honda Supra 2002 2002 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Suzuki Titan 2010 2010 100 Bandung Milik Sendiri

1 1 Honda Revo 2010 2010 100 Bandung Milik Sendiri

6 6 Yamaha Mio 2006/2007 2006, 2007,

2010 100 Bandung

Milik Sendiri

1 1 Jupiter Z 2005 2005 100 Bandung Milik Sendiri

(7)

1.2 Daftar Pengalam Kerja Sejenis 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

No Nama Pekerjaan Bidang / Sub Bidang Pekerjaan Lokasi Pekerjaan

Pemberi Tugas Kontrak Tgl Selesai Menurut

Nama Alamat No & Tanggal Nilai (Rp) Kontrak BA. Serah Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih Kelurahan Sukanegla Kecamatan Garut Kota

Sipil Hidrologi Kabupaten Garut

Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut Jl. Semarang No.115 Tarogong Garut 602.21/51/SPK/ PKPA/ DED/AB-PLP/2011 45.840.000 22/07/2011 19/09/2011 2. Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih

Sipil Hidrologi Kabupaten Garut

Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut Jl. Semarang No.115 Tarogong Garut 602.21/14/SPK/ PKPA AB-PLP/DED AB/2010 95.190.000 29/10/2010 27/12/2010

3. Penyusunan DED Penyediaan Air Bersih Pulau Jemaja

Sipil Hidrologi Pulau Natuna

Departemen PU Dirjen Cipta Karya

Jl. Karisma D4 Permata IV Tanjungpinang 45.1.4.4/KONTR AK/ P3KP/2007 49.885.000 11/10/2007 24/10/2007

4. Instalasi Air Minum / Air Bersih

Sipil Hidrologi Kabupaten Serang

Dinas Pekerjaan Umum

Jl. Sama’un Bakri 0564/2048/DPU K/2006

130.190.000 24/10/2006 20/12/2006

(8)

No Nama Pekerjaan Bidang / Sub Bidang Pekerjaan Lokasi Pekerjaan

Pemberi Tugas Kontrak Tgl Selesai Menurut

Nama Alamat No & Tanggal Nilai (Rp) Kontrak BA. Serah Terima

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona Industri Kabupaten Subang Kabupaten Subang Pemukiman dan Kebersihan Ghofarana No. 11 Subang KPPR211PUPPBJ .KUDTRPW2009 6. Perencanaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum (Pengeboran Air Artesis di Kecamatan Batujajar)

Sipil Hidrologi Kabupaten Bandung Barat Dinas Pekerjaan Umum Jl. Cihaliwung No. 39 Padalarang 601.3/27/KRK/D PU/2008 30.048.000 06/06/2008 06/07/2008

(9)

1.3 Uraian Pengalaman Kerja Sejenis 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir

1.

Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih Kelurahan Sukanegla Kecamatan Garut Kota

1 Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih Kelurahan Sukanegla Kecamatan Garut Kota

3

Lingkup Produk

Utama : 1. Perencanaan dan DED Air Bersih di Sukanegla Garut

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Kabupaten Garut

5 Nilai Kontrak : Rp 45.840.000,-

6 No. Kontrak : 602.21/51/SPK/PKPA/ DED/AB-PLP/2011

7 Waktu Pelaksanaan : 60 (Enam Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(10)

2.

Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih

1 Pengguna Jasa : Dinas Tata Ruang Perumahan dan Cipta Karya Kabupaten Garut

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Pengembangan Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perencanaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Pedesaan DED Perencanaan Teknis Air Bersih

3

Lingkup Produk

Utama : 1. Perencanaan, pengembangan dan DED Air Bersih Pedesaan

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Kabupaten Garut

5 Nilai Kontrak : Rp 95.190.000,-

6 No. Kontrak : 602.21/14/SPK/PKPA AB-PLP/DED AB/2010

7 Waktu Pelaksanaan : 60 (Enam Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(11)

3.

Penyusunan DED Penyediaan Air Bersih di Pulau Jemaja

1 Pengguna Jasa : Departemen PU Dirjen Cipta Karya

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Penyusunan DED Penyediaan Air Bersih di Pulau Jemaja

3

Lingkup Produk

Utama : 1. Penyusunan DED Air Bersih di Pulau Jemaja

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Pulau Natuna

5 Nilai Kontrak : Rp 49.885.000,-

6 No. Kontrak : 45.1.4.4/KONTRAK/ P3KP/2007

7 Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(12)

4.

Instalasi Air Minum / Air Bersih

1 Pengguna Jasa : Departemen PU Kab. Serang

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Instalasi Air Minum / Air Bersih

3

Lingkup Produk

Utama : 1. Instalasi Air Minum / Air Bersih

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Kabupaten Serang

5 Nilai Kontrak : Rp 130.190.000,-

6 No. Kontrak : 0564/2048/DPUK/2006

7 Waktu Pelaksanaan : 60 (Enam Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(13)

5.

Penyusunan Master Plan Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona Industri Kabupaten Subang

1 Pengguna Jasa : Departemen PU Kab. Subang

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Penyusunan Master Plan Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona Industri Kabupaten Subang

3

Lingkup Produk

Utama : 1.

Penyusunan Master Plan Jaringan Air Bersih dan Limbah di Zona Industri Kab. Subang

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Kabupaten Subang

5 Nilai Kontrak : Rp 95.040.000,-

6 No. Kontrak : 0501KKK-KPPR211PUPPBJ.KUDTRPW2009

7 Waktu Pelaksanaan : 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(14)

6.

Perencanaan Konstruksi Jaringan Air Bersih / Air Minum (Pengeboran Air Artesis di Kecamatan Batujajar)

1 Pengguna Jasa : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Bandung Barat

2 Nama Paket

Pekerjaan :

Perencanaan Konstruksi Jaringan Air Bersih / Air Minum (Pengeboran Air Artesis di Kecamatan Batujajar)

3

Lingkup Produk

Utama : 1. Perencanaan Konstruksi Jaringan Air Bersih/Air Minum di Batujajar

2

Membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan akhir pekerjaan

4 Lokasi Proyek : Kabupaten Bandung Barat

5 Nilai Kontrak : Rp 30.048.000,-

6 No. Kontrak : 601.3/27/KRK/DPU/2008

7 Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga Puluh) Hari Kalender

8

Nama Pemimpin Kemitraan (Jika Ada) :

Alamat :

Negara Asal

9

Jumlah Tenaga

Ahli : Tenaga Ahli Asing ……… Orang Bulan

Tenaga Ahli Indonesia 4 Orang Bulan

10 Perusahaan Mitra Kerja Jumlah Tenaga Ahli

Asing Indonesia a. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan b. ………. ………. Orang Bulan ……… … Orang Bulan

Tenaga Ahli Tetap Yang

Terlibat Posisi Keahlian Jumlah Orang Bulan a. Team Leader (Sipil Hidrologi) Team Leader/Ahli Lingkungan 1

b. Ahli Arsitektur Ahli Hidrologi Sungai 1

c. Ahli Lingkungan Ahli Geografi 1

(15)

2 PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Pada sub bab ini diuraikan mengenai tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) serta pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam pekerjaan Perencanaan Air Bersih Tahun Anggaran 2014.

2.1 Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja

Secara garis besar, substansi yang dijelaskan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan Air Bersih Tahun Anggaran 2014 sudah baik dan sesuai uraian yang dijelaskan dalam Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan Air Bersih di Kab. Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2014 dijelaskan pada uraian berikut ini:

Uraian Substansi Tanggapan Saran

a. Latar Belakang Pekerjaan ini dilatarbelakangi perlunya penanganan yang memadai agar senantiasa dapat berfungsi untuk mendukung

tersedianya kebutuhan air bersih, dimana untuk mengatasi kekurangan kebutuhan air bersih dengan cara peningkatan PSAB dan penyambungan SRM khusus Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Latar belakang kegiatan perlu didukung oleh dasar hukum ataupun hasil identifikasi di lokasi yang bermasalah.

b. Maksud dan Tujuan

Maksud kegiatan cukup jelas yakni membantu Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Gorontalo Utara dalam pekerjaan Perencanaan Air Bersih dengan tujuan tercapainya penanganan air bersih di Kab. Gorontalo Utara, sehingga kegiatan pembangunan yang ada dapat optimal dalam mengurangi permasalahan yang timbul pada waktu jaringan air bersih tersebut dioperasikan

Tujuan yang ingin dicapai adalah merencanakan air bersih sesuai dengan standar yang ada untuk mengatasi permasalahan.

c. Sasaran Sasaran pekerjaan sudah jelas yakni untuk mendapatkan jaminan bahwa, hasil pekerjaan yang diperoleh dengan baik dan benar dan sesuai dengan isi dokumen kontrak.

Perlu dijelaskan langkah-langkah atau tahapan yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. d. Sumber

Pendanaan

Sumber pendanaan APBD Kabupaten Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2014

Sudah jelas

e. Lingkup Kegiatan

Perencanaan Air Bersih meliputi koordinasi dan pembinaan teknis serta melaksanakan perencanaan teknis secara profesional,

Penjelasan tambahan mengenai batasan

(16)

Uraian Substansi Tanggapan Saran

efektif dan efisien yang dilakukan.

f. Lokasi Kegiatan Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo Utara sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan

Sudah jelas

g. Pendekatan dan

Metodologi

Pekerjaan dilaksanakan berdasarkan standar teknis dan spesifikasi yang sekarang

digunakan oleh Direktorat Jenderal PSDA

Sudah jelas

h. Jangka Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan kegiatan 30 (tiga puluh) hari kalender

Sudah jelas

i. Tenaga Ahli Pekerjaan ini dilaksanakan oleh ahli sipil sebagai team leader, Cost Estimator, Ahli

Teknik Lingkungan, Ahli Perpipaan dan

tenaga penunjang lainnya.

Sudah jelas

j. Keluaran Terlaksananya pembangunan sesuai rencana yang telah ditetapkan

Penjelasan mengenai batasan output pekerjaan. k. Laporan Pelaporan kegiatan terdiri dari laporan

pendahuluan, laporan antara, draft laporan akhir dan laporan akhir yang diserahkan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

Sudah jelas

Uraian diatas menggambarkan tanggaapan dan saran terhadap Kerangak Acauan Kerja (KAK) pekerjaan Perencanaan Air Bersih di Kab. Gorontalo Utara Tahun Anggaran 2014 yang secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsultan sebagai pihak yang natinya terlibat dalam kegiatan tersebut paham dengan kerangka kerja dan terutama tujuan yang telah ditetapkan.

2.2 Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja

2.2.1 Pendekatan Umum

Salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya di muka bumi adalah air. Dengan semakin pesatnya laju pertumbuhan penduduk maka sebagai konsekuensinya adalah berkurangnya luas lahan untuk berbagai jenis pemanfaatan diantaranya adalah pemukiman, jalan, kawasan industri dan lain-lain yang membentuk suatu kawasan perkotaan yang gersang. Daerah vegetasi yang berupa hutan sudah banyak yang dialihkan fungsinya, sehingga mengakibatkan berkurangnya kantong-kantong resapan air. Kondisi tersebut pada saat musim hujan, hanya sedikit air hujan yang meresap ke dalam tanah dan sebagian besar akan melimpas di permukaan yang cukup besar yang menyebabkan terjadinya erosi lahan maupun banjir/genangan. Pada saat musim kemarau cadangan air dalam tanah yang hanya sedikit akan sangat cepat habis sehingga terjadi kekeringan baik pada sumur-sumur dangkal maupun alur-alur sungai. Pengembangan Kab. Gorontalo Utara berikut dengan jaringan transportasi pendukungnya seperti jalan dengan kawasan lainnya, akan menjadikan daerah tersebut menjadi daerah yang akan berkembang pesat. Hal ini akan memicu naiknya kebutuhan akan air di daerah tersebut, baik akan kebutuhan air domestik industri

(17)

maupun air bersih/minum. Selama proses dan pasca pembangunannya, Kab. Gorontalo Utara seperti pada daerah lainnya, akan mengalami terjadinya pacuan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Sementara itu volume ketersediaan sumber air yang ada di Kab. Gorontalo Utara relatif tetap, sehingga perlu adanya pengaturan pemakaian air yang baik, agar potensi sumber daya air yang ada dapat digunakan secara optimum dan berkelanjutan. Permasalahan kontinuitas, kuantitas dan kualitas dari sumber air baku yang digunakan untuk pelayanan air bersih pada kondisi saat ini belum dapat memenuhi harapan masyarakat.

Berbagai usaha sebagai antisipasi untuk menghadapi permasalahan tersebut perlu disiapkan oleh pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengkaji pembangunan sistem air bersih, kapasitas potensi sumber daya air, sarana pengadaan air yang ada dan sarana pengadaan air yang mungkin dikembangkan di Kab. Gorontalo Utara.

Berlandaskan dari kondisi tersebut maka sudah selayaknya bila dilakukan upaya pemberdayaan sumber-sumber air yang potensial guna keperluan pemenuhan kebutuhan air bersih. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Gorontalo Utara untuk mewujudkan penyediaan air bersih yang layak secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas di Kab. Gorontalo Utara adalah dengan mengembangkan pembangunan sistem air bersih perkotaan. Untuk mencapai tujuan pembuatan perencanaan air bersih maka perlu dilakukan analisa hidrologi dan perencanaan air bersih. Untuk lebih jelasnya metodologi penyusunan Perencanaan Air Bersih dapat dilihat pada Gambar berikut ini.

(18)
(19)

2.2.2 Perencanaan Sistem Air Bersih

Perencanaan pembangunan sistem air bersih perkotaan di Kab. Gorontalo Utara ini nantinya diharapkan dapat mencapai hasil yang optimal, maka dari itu Konsultan akan melakukan peninjauan berbagai aspek terhadap pekerjaan, baik aspek teknis, sosial-ekonomi maupun aspek lingkungan. Konsultan akan meneliti kembali potensi alamiah daerah yang akan direncanakan beserta seluruh batasan-batasannya untuk kemudian menyusun sasaran yang dapat diterapkan dalam suatu Program Rencana Pengembangan dan menganalisa serta mengevaluasi pengaruh terhadap kondisi daerah kajian.

Perencanaan suatu jaringan transmisi air bersih suatu kawasan perlu mempertimbangkan beberapa aspek yaitu sosial budaya, teknis, biaya dan lingkungan. Untuk mencapai perencanaan yang tepat, efektif dan efisien maka diperlukan metodologi perencanaan. Adapun langkah-langkah kegiatan dalam perencanaan ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan masalah.

2. Mengumpulkan data, yaitu data primer dan data sekunder.

3. Menganalisis data, meliputi analisis proyeksi penduduk dan proyeksikebutuhan air pada tahun rencana.

4. Merencanakan jaringan, bangunan penunjang dan reservoir.

5. Menghitung volume dan biaya keseluruhan yang tercakup dalam RAB. 6. Membuat Rencana Kerja dan Syarat-syarat, serta gambar desain.

2.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan

2.3.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan antara lain : 1. Pengumpulan data

a. Pengumpulan data sekunder, yang diperoleh antara lain dan studi perencanaan daerah pengairan maupun pembangunan fisik daerah pengairan tersebut sebelumnya

b. Pengumpulan data-data penunjang lainnya yang menyangkut daerah areal studi seperti daerah administrasi, peta topografi, DAS, data iklim dan sebagainya

2. Penyusunan rencana kerja

Rencana kerja diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan teknis di lapangan maupun dalam pembiayaan. Dalam rencana kerja perlu dituangkan secara cermat macam dan volume kegiatan, serta waktu yang diperlukan sejak awal sampai dengan akhir pelaksanaannya, metodologi dan sebagainya.

(20)

2.3.2 Tahap Pelaksanaan

1. Pengamatan Awal Kondisi Umum Daerah Studi a. Lokasi

Untuk memberikan gambaran tentang proyek, dijelaskan tentang tata letak lokasi daerah studi, yang meliputi uraian tentang jarak dan arah dan ibu kota kabupaten atau kota terdekat. Kemudian diuraikan juga batas-batas secara hidrologis, geografis dan administrative serta banyaknya desa maupun kecamatan yang termasuk ke dalam wilayah studi. Untuk memperjelasnya dilengkapi dengan peta.

b. Iklim

Menguraikan pembagian musim dilokasi proyek berdasarkan karakteristik iklim yang ada, terutama yang berkaitan dengan rencana pengamanan tebing pantai. Factor iklim lain yang perlu disajikan adalah keadaan curah hujan, temperatur, kelembaban, penyinaran matahari, kecepatan angin dan evaporasi. Semua data iklim tersebut dinyatakan dalam nilai rata-rata maksimum dan minimum. Informasi penyebaran peralatan stasiun klimatologi dijelaskan juga.

c. Sarana dan prasarana umum

Menggambarkan tentang ketersediaan sarana/prasarana umum dilokasi studi, seperti sarana dan prasarana jalan, listrik, air bersih, kesehatan, pasar dan lembaga perkreditan untuk mendukung usaha pada daerah tersebut.

2. Pengamatan Komponen Lingkungan a. Lahan/Tanah

- Status lahan - Tata guna lahan

- Kerentanan bahaya banjir dan erosi

- Kesuburan tanah dan kesesuaian lahan (lampirkan hasil uji laboratorium resmi beserta interprestasinya)

b. Sumber daya air

- Air bersih di daerah lokasi - Peruntukannya

- Kualitas fisik kimia (lampirkan hasil uji laboratorium resmi dibandingkan dengan baku mutu lingkungan yang ada)

c. Flora dan fauna

- Sebutkan jenis-jenis flora dan fauna air dan darat yang terdapat dilokasi dan sekitar lokasi rencana kegiatan

(21)

- Jelaskan apakah ada/tidak jenis flora dan fauna langka yang dilindungi d. Kehidupan sosial budaya

Uraian secara singkat dan jelas kondisi masyarakat di sekitar lokasi rencana kegiatan dan segi kependudukan (jumlah menurut jenis, umur dan kepadatan), mata pencaharian, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, kondisi kesehatan, agama, adat istiadat, persepsi masyarakat dan tingkat kamtibmas.

e. Lain-lain

- Uraian ada/tidaknya daerah sensitive/kritis yang berkaitan dengan daya dukung lingkungan (hutan lindung, cagar alam, cagar budaya, daerah pariwisata dan sebagainya) - Ungkapan rencana umum tata ruang daerah/kota dimana rencana kegiatan berada 3. Dampak Yang Akan Terjadi Terhadap Rencana Kegiatan

Uraikan secara singkat dan jenis dampak yang akan terjadi akibat rencana kegiatan terhadap komponen lingkungan meliputi :

a. Dampak terhadap sumber daya alam - Erosi, sedimentasi dan sebagainya b. Dampak terhadap fisika kimia

- Sumber dampak

- Jenis dan potensi dampak - Sifat dan tolah ukur dampak c. Dampak terhadap hayati

- Sumber dampak

- Jenis dan potensi dampak - Sifat dan tolah ukur dampak

d. Dampak terhadap sosial ekonomi budaya - Sumber dampak

- Jenis dan potensi dampak - Sifat dan tolah ukur dampak

2.3.3 Kegiatan Penyusunan Laporan Pendahuluan

Kegiatan Penyusunan Laporan Pendahuluan ini merupakan tahapan awal yang harus dilakukan oleh Konsultan sebagai tahap awal persiapan, sebelum pihak Konsultan pelaksana pekerjaan yang menang melaksanakan survey lapangan dan sosialisasi

Dengan adanya laporan pendahuluan ini, diharapkan pihak Pemberi Pekerjaan dapat mengetahui secara jelas konsep/kerangka dasar kegiatan Studi Jaringan air, mulai tahap input - proses, sampai output yang dihasilkan.

(22)

Isi dari Laporan Pendahuluan sebagaimana diuraikan diatas kemudian dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian dijadikan bahan diskusi dengan Pihak Pemberi Pekerjaan, dan hasilnya menjadi pedoman dalam survey dan pengumpulan data maupun sampai penyusunan rencana.

2.3.4 Kegiatan Pengumpulan Data 2.3.4.1 Survey Instansional

Survey Instansional, adalah kegiatan survey dilakukan ke berbagai Dinas/Bagian/Badan/Kantor baik pemerintah maupun swasta untuk memperoleh data yang bersifat sekunder atau data yang tersaji dalam bentuk laporan tertulis. Data dan informasi yang dikumpulkan, antara lain adalah :

 Peraturan perundangan berupa Undang-undang, Peraturan Pemerintah RI dan Peraturan Daerah tentang Jaringan air bersih, dan yang berkaitan derigan Penataan Ruang Kawasan Perkotaan.

 Kebijakan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah tentang Pembangunan Sistem Jaringan air bersih dan Pengembangan Kawasan Perkotaan.

 Program-program Pembangunan Pusat dan Daerah yang bersifat lintas sektoral yang akan dilaksanakan di kawasan perkotaan.

 Strategi dan rencana pengembangan daerah perkotaan termasuk infrastukturnya dalam rangka pengembangan Kabupaten Gorontalo Utara yang terintegralisir dan berwawasan lingkungan.

 Data informasi sekunder mengenai kondisi fisik dasar, sosial ekonomi, kependudukan, prasarana dan sarana yang ada, peruntukan lahan.

 Peta-peta dasar yang diperlukan, baik yang dibutuhkan untuk analisa maupun untuk perencanaan.

a. Pembahasan Sistem Jaringan air bersih

Berdasarkan data dasar yang berhasil dikumpulkan, kemudian dilakukan pembahasan mengenai sistem jaringan air bersih yang ada secara makro. Adapun aktifitas pembahasan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

 Menyiapkan Peta Sistem Jaringan air bersih Berdasarkan Peta Dasar Yang Diperoleh, Yang Selanjutnya Peta Ini Akan Digunakan Untuk Pembahasan Sistem Jaringan air bersih

 Menginvestarisasikan Setiap Permasalahan Yang Berhubungan Dengan Masalah Jaringan air, bersih Terutama Kejadian-Kejadian Yang Pernah Terjadi Dan Merugikan Akibat Dari Tidak Berfungsinya Sistem Jaringan air Yang Ada Ataupun Oleh Sebab-Sebab Lain.

(23)

 Membahas dan menganalisa menganai kepadatan serta penyebaran penduduk

 Membahas dan menganalisa setiap permasalahan yang dianggap mendukung dan berhubungan dengan penentuan sistem jaringan air yang akan diterapkan

 Kemudian seluruh masalah yang ada itu diplotkan ke dalam peta sistem jaringan air tersebut di atas, atau sedemikian rupa dipersiapkan plotting setiap permasalahan dalam peta tersebut sebagai acuan untuk di-superimposekan dalam pemanfaatannnya

 Dari hasil pembahasan dapat diperoleh :

- Gambaran menganai kejadian-kejadian yang merugikan akibat tidak berfungsinya sistem jaringan air

- Susunan cara penanggulangan yang mungkin dapat diterapkan yang diplot dalam bentuk Lay-out rencana sistem jaringan air yang akan dibahas dan ditinjau di lapangan

b. Sosialisasi

Sosialisasi dilakukan sebanyak 1 (satu) kali yaitu setelah penyusunan laporan Pendahuluan. Dalam sosialisasi ini Konsultan mengundang Tim Teknis dan Instansi Pemerintah Daerah yang terkait, Instansi Vertikal (PLN, Telkom, BPJ, dll), DPRD, Kecamatan, Kelurahan. Tokoh Masyarakat, LSM setempat dan Akademisi.

Sosialisasi Penyusunan Laporan Pendahuluan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang pekerjaan perencanaan air bersih yang akan dilakukan, juga memberikan penjelasan tentang rencana kerja yang akan dilakukan oleh Konsultan serta melakukan penjaringan aspirasi masyarakat yang meliputi : informasi dan permasalahan yang ada, pertanyaan dan saran serta masukan masyarakat mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.

2.3.4.2 Survey Sosial-Ekonomi

Maksud dan tujuan kegiatan ini ialah untuk meneliti kembali perkembangan masyarakat di daerah/lokasi proyek serta mengidentifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi. Sedangkan tujuannya adalah mencari cara pemecahan serta upaya peningkatan taraf hidup melalui pendayagunaan sumber daya alam yang ada dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.Lingkup Kegiatan pekerjaan ini meliputi sebagai berikut :

1. Survey dan Inventarisasi Perkembangan Sosial Penduduk, meliputi :

a. Pengumpulan data sekunder untuk mendapatkan gambaran secara menyeluruh tentang aspek-aspek demografi seperti jumlah serta perkembangan penduduk (Jumlah Jiwa, Kepala Keluarga/KK, Kelahiran, Kematian, Umur Penduduk, dan lainnya).

(24)

c. Perkembangan masyarakat di dalam pendidikan, keagamaan, kebudayaan, ketrampilan petani, kesejahteraan petani dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang ada beserta sarana yang tersedia.

d. Status tanah yang akan dimanfaatkan dan pemukiman serta keadaan fasilitas umum yang tersedia.

2. Survey dan Inventarisasi Keadaan Ekonomi Masyarakat, meliputi :

a. Mengadakan inventarisasi mengenai luas dan pola usaha serta perkembangannya

b. Menganalisa perkembangan masyarakatm pengeluaran keluarga dan perkembangan inventasi usaha

c. Meneliti tentang hambatan-hambatan yang dihadapi masyarakat dalam rangka peningkatan penggunaan air untuk keperluan sehari-hari

d. Menginventarisasi masalah yang berhubungan dengan penggunaan air bersih

2.3.4.3 Survey Komponen Lingkungan

Tujuan studi penyusunan dokumen UKL dan UPL pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kegiatan pembangunan yang diperkirakan menimbulkan dampak terhadap lingkungan

b. Mengidentifikasi kondisi rona lingkungan awal, khususnya komponen lingkungan yang akan mengalami perubahan mendasar sebagai akibat dari kegiatan pembangunan

c. Memperkirakan kemungkinan dampak yang akan timbul akibat kegiatan pembangunan d. Menyusun saran tindak (arahan) pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan

sehingga dampak negatif dapat dihindarkan atau ditekan sekecil mungkin dan mengembangkan atau meningkatkan dampak positif.

Sasaran yang ingin dicapai dalam penyusunan dokumen UKL dan UPL adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui berbagai dampak yang mungkin timbul terhadap lingkungan dan arahan langkah pencegahan atau penanggulangannya

b. Sebagai bagian dan proses pengelolaan sumber daya alam dengan konsep menjaga kelestarian lingkungan hidup tanpa mengabaikan konsep pembangunan berkelanjutan

2.4 Kegiatan Analisa dan Perencanaan Teknis

2.4.1 Analisa Potensi Air 2.4.1.1 Analisa Kebutuhan Air

Jumlah penduduk dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan air bersih di daerah tersebut. Selain untuk memprediksi kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari, jumlah penduduk juga dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan lainnya. Kebutuhan di suatu daerah secara umum dapat

(25)

diklasifikasikan berdasarkan sifat pengguna air. Klasifikasi yang biasa digunakan adalah sebagai berikut :

- Kebutuhan Domestik.

Kebutuhan domestik mencakup kebutuhan air bersih untuk kegiatan rumah tangga, seperti mencuci, memasak dan keperluan lainnya. Kebutuhan domestik bervariasi

sesuai dengan tingkat ekonomi pengguna air. Rentang penggunaan air untuk kebutuhan domestik adalah 75 - 340 LCPD (liter perkapita perhari)

- Kebutuhan Komersial

Yang dikategorikan sebagai fasilitas komersial antara lain adalah pertokoan, perkantoran, pasar dan sebagainya. Rentang penggunaan air untuk kebutuhan komersial adalah 40 – 490 LCPD

- Kebutuhan Industri

Yang dikategorikan sebagai fasilitas industri antara lain adalah pabrik, industri kerajinan dan sebagainya. Rentang penggunaan air untuk kebutuhan industri adalah 75 – 300 LCPD

- Kebutuhan untuk fasilitas umum dan faktor kehilangan air

Yang termasuk fasilitas umum adalah gedung pertemuan untuk umum, sekolah, tempat ibadah, tempat rekreasi, dan hidran kebakaran. Sedangkan faktor kehilangan air mencakup kesalahan bacaan pada alat ukur, sambungan yang kurang baik, dan kebocoran. Rentang penggunaan air untuk bagian ini adalah 40 – 190 LCPD

Klasifikasi kebutuhan berdasarkan pengguna air didapatkan dari beberapa referensi diantaranya adalah Goodman (1984), Gupta (1989) dan WHO. Tabel Klasifikasi kebutuhan berdasarkan pengguna air dapat dilihat pada Tabel berikut.

Kebutuhan Air Berdasarkan Klasifikasi Pengguna

Pengguna Air

Kebutuhan Air (LCPD)

Goodman Gupta WHO

Min Max Rerata Rerata Min Max

Domestik Komersial Industri

Umum dan Kehilangan Air

75 75 40 40 340 300 490 190 210 80 190 95 230 75 170 100 150 90 40 70 260 160 65 115 Jumlah 230 1320 575 575 350 600

Ket. LPCD (Liter perkapita perhari)

(26)

2.4.1.2 Ketersediaan Air

Ketersediaan air didefinisikan sebagai volume air yang secara hidrologis diperkirakan tersedia untuk dilihat potensinya sebagai sumber air baku. Analisis ketersediaan air baku dilakukan berdasarkan potensi sumber air, dengan batasan kelestarian fungsi konservasi lahan. Secara kuantitatif besar ketersediaan air akan ditentukan berdasarkan debit andalan Q80 dan Q90 yaitu debit yang probabilitas kejadiannya mencapai masingmasing 80 % dan 90 %. Penentuan debit andalan dilakukan dengan memanfaatkan debit hasil pemodelan hujan aliran permukaan. Penentuan besaran debit andalan dilakukan dengan menggunakan metode plotting Wiebull :

Dimana : P = Probabilitas T = Periode ulang M = Ranking N = Jumlah data

Persamaan tersebut dapat dipergunakan untuk menetapkan periode ulang dan probabilitas dari suatu peristiwa/besaran yang terjadi dalam rangkaian data sebanyak n tahun. Proses perhitungan debit andalan selanjutnya menggunakan Simulasi Debit Metode FJ. Mock, dimana dalam simulasi ini menyajikan suatu sistem dengan model yang menirukan sifat-sifat dari sistemnya. Simulasi debit cara ini memerlukan beberapa komponen masukan, dimana data curah hujan merupakan salah satu komponen masukan yang dalam studi ini dipakai rerata curah hujan bulanan daerah. Komponen simulasi debit yang lain adalah evapotranspirasi, infiltrasi dan kelengasan tanah (soil moisture). Untuk perhitungan evapotranspirasi akan dipakai Metode Penman. Debit aliran masuk ke dalam reservoir berasal dari hujan yang turun didalam daerah cekungan sebagian dari hujan tersebut menguap, sebagian lagi turun mencapai permukaan tanah. Hujan yang turun mencapai tanah sebagian masuk ke dalam tanah (resapan), yang akan mengisi pori-pori tanah sebagian mengalir di atas tanah (aliran permukaan).

Jika pori tanah sudah mengalami kejenuhan, air akan masuk ke dalam tampungan air tanah. Gerak air ini disebut perlokasi. Sedikit demi sedikit air dari tampungan air tanah mengalir ke luar sebagai mata air menuju alur dan disebut aliran dasar. Sisa dari curahan hujan yang mengalir di atas permukaan, disebut aliran permukaan, bersama aliran dasar bergerak masuk menuju reservoir. Penguapan peluh (evapotranspirasi) tidak terjadi di atas permukaan tetapi juga di bawah permukaan

(27)

tanah di mana akar-akar tanaman berada. Uraian di atas merupakan filosofi yang mendasari model FJ. Mock.

A. Hujan rata-rata bulanan

Daerah tadah hujan dan reservoir relatif sangat kecil sehingga prakiraan aliran sudah cukup teliti bila diambil secara bulanan. Apabila di daerah semi kering pada umumnya aliran dasar tidak ada dan reservoir tidak dibangun di sungai. Dalam keadaan seperti itu aliran masuk ke reservoir hanya dapat diperkirakan dari curah hujan. Curah hujan rata-rata bulanan dihitung melalui data dari pos hujan terdekat.

Pos hujan dipilih dengan persyaratan sebagai berikut :

 Pilih satu pos hujan yang jaraknya terdekat dengan reservoir, kurang dari 10 km.

 Jika tidak ada pos hujan dengan jarak lebih kecil dari 10 km, cari pos lain dengan jarak antara 11 km sampai 20 km tetapi jumlahnya harus minimal dua pos hujan.

 Bila kedua pos dengan jarak antara 11 – 20 km tidak dapat diketemukan, cari 3 pos hujan atau lebih disekeliling lokasi dengan jarak kurang dari 50 km.

Rumus untuk menghitung hujan rata-rata bulanan sebagai berikut : RJan = 1/nS (RJan)i

RFeb = 1/nS (RFeb)i RMar = 1/nS (RMar)i Dimana :

RJan = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di daerah tadah hujan (mm/bulan). (RJan)I = hujan rata-rata bulanan untuk bulan Januari di pos ke-1 (mm/bulan)

n = jumlah pos hujan

B.Penguapan

Perhitungan penguapan (evapotranspirasi) ini dapat didekati secara empiris dengan berbagai persamaan hasil penelitian, dimana penerapannya antara lain didasarkan pula oleh ketersediaan data-data di sekitar lokasi proyek.

Untuk suatu daerah dimana data-data suhu udara, kelembaban, kecepatan angin dan durasi penyinaran matahari atau radiasi tersedia, disarankan untuk menggunakan Metode Penman (1948), yang dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan dibandingkan metode yang lain.

(28)

Dengan :

ETo = evapotranspirasi (mm/hari) W = faktor suhu udara

Rn = net radiasi ekuivalen dengan evaporasi (mm/hari) F (u) = fungsi akibat kecepatan angin

(ea-ed) = perbedaan antara tekanan uap jenuh pada kondisi suhu udara rata-rata dengan tekanan uap jenuh rata-rata dalam mbar.

C = faktor penyesuaian akibat perubahan cuaca pada siang dan malam hari

C. Simulasi Debit Aliran Metode FJ. Mock

Perhitungan dengan Metode FJ. Mock didasarkan pada perkiraan hitungan pendekatan dengan menggunakan data hujan. Prinsip dasar metode ini dasarkan pada hujan yang jatuh pada catchment sebagian akan hilang sebagai evapotranspirasi, sebagian langsung akan menjadi aliran permukaan dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah (infiltrasi).

Proses infiltrasi pada tahap pertama akan menjenuhkan tanah permukaan dan kemudian menjadi perkolasi membentuk air bawah permukaan (ground water) yang selanjutnya akan keluar ke sungai sebagai aliran dasar (base flow).

Dalam hal ini harus ada perimbangan antara hujan yang jatuh dengan evapotranspirasi aliran permukaan dan infiltrasi yang selanjutnya berupa kelembaban tanah dan debit air bawah permukaan (ground water discharge). Aliran dalam sungai adalah jumlah dari aliran langsung dipermukaan tanah dan aliran dasar (base flow).

Persamaan yang digunakan adalah :

Dengan :

Q = Debit (m3 /det)

Dro = Direct run off (m3/det/km2)

Bf = Base flow (m3/det/km2)

A = Luas catchment (km2) Dro = Ws – I Bf = I – Vn Ws = Water surplus I = Infiltrasi Vn = Storage volume

(29)

R = Curah hujan Et = Evapotranspirasi

D. Kapasitas Tampungan

Berdasarkan peta situasi topografi skala 1 : 1.000, diperoleh hubungan antara elevasi, luas genangan air dan volume tampungan, dimana grafik hubungan antara elevasi (H), luas permukaan (A) dan volume tampungan (S).

Dalam menentukan/memilih kapasitas rencana waduk akan dipilih/dibandingkan dari tiga hal, yaitu : 1. Volume Tampungan yang diperlukan menyediakan air untuk :

 Kebutuhan untuk dimanfaatkan /disadap

 Volume cadangan untuk kehilangan air karena penguapan dan resapan  Ruangan untuk menampung sedimen

2. Volume air yang tersedia (potensi) selama musim hujan, yang merupakan jumlah air maksimum yang dapat mengisi tampungan waduk

3. Daya tampung (potensi) topografi lokasi rencana waduk untuk menampung air, yaitu volume maksimum tampungan waduk yang terbentuk karena dibangunnya suatu waduk.

Dari ketiga besaran tersebut dipilih yang terkecil sebagai volume/kapasitas tampung desain.

2.4.2 Perhitungan Neraca Air

Untuk mengetahui sampai berapa besar ketersediaan air di Kab. Gorontalo Utara dari waktu ke waktu, maka dilakukan Analisa Neraca Air. Hubungan linier antara aliran masuk (inflow), aliran keluar (outflow) dan volume air tasik (storage) dari waktu ke waktu dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

St = Volume air di akhir bulan t (m3)

St-1 = Volume air di akhir bulan t-1 (m3)

It = Aliran masuk selama bulan t (m3)

Ot = Aliran keluar selama bulan t (m3)

Rt = Kehilangan air karena rembesan selama bulan t (m3)

Et = Kehilangan air karena evaporasi selama bulan t (m3)

Kehilangan air akibat rembesan ( R ) diambil berdasarkan angka koefisien permeabilitas dikalikan dengan luas dasar tasik yang terendam air. Sedangkan kehilangan air karena evaporasi bergantung

(30)

pada luas permukaan air tasik. Semakin luas permukaan air tasik semakin besar kehilangan air akibat evaporasi, sebagaimana persamaan berikut ini :

Dimana :

E = Kehilangan air tasik karena evaporasi (m3)

Eo = Evaporasi potensial dari Penman (mm/bln) A = Luas permukaan air tasik (m2)

2.4.3 Kualitas Air Yang Dibutuhkan 2.4.3.1 Parameter Kualitas Air A. Suhu

Kisaran suhu yang disyaratkan untuk air dengan peruntukan air minum adalah antara 40o F – 50o F.

Di dalam air umumnya memiliki suhu di bawah 40o F. ketika suhu berada di atas 50o F, air akan

berkurang kemungkinannya untuk dikonsumsi dan juga untuk beberapa penggunaan tertentu. Air yang memiliki suhu di atas 80oF tidak dianjurkan sebagai air baku, sedangkan suhu di atas 90o F tidak

layak sebagai air baku. Beberapa akibat kenaikan suhu air adalah :

Meningkatnya populas beberapa bakteri

Jumlah beberapa mirkoorganisme akan meningkat ketika suhu meningkat dari 90o F ke 100o F.

Keefektifan dari zat disinfektan akan meningkat

Pada suhu di atas 4o C viskositas dan densitas air akan meningkat

Penggumpalan zat kimia dan proses sedimentasi akan meningkat

B. Warna

Warna air menunjukkan tingkat kelayakan yang sedikit signifikan dari sumber air yang diambil. Warna tidak layak secara visual. Warna bisa disebabkan karena kandungan material atau sisa buangan industri dan dapat menyebabkan proses koagolasi pada pengolahan airnya menjadi lebih sulit. Standar kandungan warna pada air yang diperbolehkan adalah sekitar 20 ppm dan yang dianjurkan adalah kurang dari 10 ppm.

C. Kekeruhan (Turbiditas)

Turbiditas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana cahaya dapat menembus badan air. Turbiditas merupakan ukuran yang tepat untuk mengetahui kandungan bahan terlarut di air. Air yang terpopulasi selalu mengandung padatan yang dapat dibedakan atas empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifat lainnya, terutama kelarutannya yaitu :

1. Padatan terendap (sedimen) 2. Padatan tersuspensi dan koloid

(31)

3. Padatan terlarut

2.4.3.2 Standar Baku Mutu Kualitas Air

Jenis air yang dibutuhkan adalah air baku (raw water) untuk penyiapan dan pengolahan air dengan kwalitas “air minum” dan “air proses industri”. Air baku untuk minum maupun proses industri harus memenuhi standar baku mutu air berdasarkan PP 20/90 mengenai penggolongan air menurut peruntukannya, yaitu Air Baku Golongan B. Air yang dikategorikan sebagai golongan Badalah air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, keperluan komersial di perkotaan dan industri atau pembangkit listrik.

2.4.3.3 Pengambilan dan Pengawetan Sampel Air

Sebagai langkah awal dari pengumpulan data kwalitas air adalah pengambilan contoh uji air. Metode pengambilan contoh air yang digunakan dalam studi ini mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SK SNI M-02-1989-F) mengenai Metode Pengambilan Contoh Kwalitas Air untuk bidang Pekerjaan Umum. Pengambilan contoh uji air yang akan dilakukan adalah pengambilan contoh uji sesaat (Grab Sampling) dengan menggunakan botol lamout. Terhadap beberapa parameter, pengukuran langsung dilakukan di lokasi pengambilan contoh uji, seperti :

Penentuan pH, temperatur dan oksigen terlarut dengan menggunakan Water Quality Checker

Pengamatan benda terapung dan lapisan minyak secara visual Untuk parameter lainnya uji contoh airnya dilakukan di laboratorium.

2.4.3.4 Metoda Analisa Sampel Air

Metode uji air dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian air secara fisik, kimia dan mikrobiologi dengan tujuan untuk memperoleh hasil uji sifat fisika, kimia dan mikrobiologi dari air. Metode uji parameter kwalitas air dilakukan dengan mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk bidang Pekerjaan Umum mengenai kualitas air tahun 1990 dan Standar Methods for the

Examination of Water and Watewater (APHA, 1985). 2.4.4 Perencanaan Bangunan Pengambilan

Bangunan pengambilan (intake) pada tasik ini berfungsi untuk menyadap, mengatur sejumlah air dari tampungan dan melepas kembali ke saluran atau pipa (fungsi suplesi) sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan. Lokasi dan tipe bangunan pengambilan harus didasarkan pada kondisi topografi dan geologi teknis serta pertimbangan ekonomis. Kapasitas aliran sistem bangunan pengambilan pada dasarnya menggunakan persamaan yang sama dengan persamaan pada debiut yang lewat

(32)

pintu air. Perbedaannya adalah jenis bahan yang digunakan sehingga mempengaruhi sifat kekasarannya.

Pemilihan tipe bangunan pengambilan air dilakukan dengan memperhatikan beberapa alternatif sebagai berikut :

2.4.4.1 Pengambilan Bebas (Free Intake)

Bangunan pengambilan air berupa free intake digunakan jika elevasi muka air di lokasi bangunan pengambilan cukup tinggi dibandingkan dengan elevasi lahan yang akan dituju, sehingga air dapat dialirkan secara gravitasi. Free intake memerlukan bangunan pelengkap lain berupa pintu air dan sedimen trap. Pintu air digunakan untuk mengontrol debit air yang dialirkan maupun debit banjir. Sedimen trap digunakan untuk mencegah sedimen masuk ke saluran pembawa. Keuntungan bangunan pengambilan free intake adalah strukturnya ringan, sistem pengoperasian bangunan relatif sederhana dan biaya operasional relatif rendah. Pintu air ditutup dan dibuka sesuai kebutuhan, sementara itu pemblasan sedimen trap dilakukan secara periodik. Kerugian free intake memerlukan elevasi muka air di pintu pengambilan yang tinggi agar tercapai tinggi tekan (head) yang cukup untuk mengalirkan air.

2.4.4.2 Bendung

Pada daerah dengan kondisi topografi yang datar, terdapat kemungkinan bahwa elevasi sumber air (sungai/danau) tidak berbeda jauh dengan elevasi lahan yang akan dituju. Bendung digunakan untuk mempertinggi muka air ekisting di sungai/danau, sehingga dihasilkan head/tinggi tekan yang cukup untuk mengalirkan air secara gravitasi. Sebagaimana free intake, bangunan pengambilan air berupa bendung memerlukan bangunan pelengkap berupa pintu air dan sedimen trap.

Keuntungan dari penggunaan bendung adalah dapat mengakomodir muka air eksisting yang rendah di sungai/danau, sehingga dapat tetap dimanfaatkan dan dialirkan secara gravitasi. Selain itu sistem pengoperasiannya sederhana dan biaya operasionalnya relatif rendah. Kerugian penggunaan bendung adalah terdapat kemungkinan terdapat adanya genangan tambahan akibat peninggian muka air disekitar bendung. Selain itu penggunaan bendung sangat tergantung pada kondisi tanah setempat terutama pada tanah pondasi dan nilai permeabilitas tanah.

2.4.4.3 Pompa

Penggunaan pompa dapat mengatasi adanya keterbatasan head/tinggi tekan akibat kondisi topografi di kawasan ini. Elevasi air yang rendah di danau/sungai dapat diangkat hingga elevasi

(33)

tertentu, sehingga dapat dialirkan menuju pengguna air. Sistem penggunaan pompa dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Semi gravitasi, Air dipompa dari sumber (danau/sungai) ke pengolahan air melalui saluran terbuka

Penggunaan pompa sepenuhnya, Air dipompa dari sumber untuk kemudian dialirkan ke pengolahan air melalui saluran tertutup

Bangunan lain yang diperlukan dalam penggunaan sistem pompa antara lain adalah rumah pompa dan saringan. Keuntungan penggunaan pompa adalah dapat mengatasi keterbatasan head/tinggi tekan akibat rendahnya elevasi muka air sungai/danau eksisting. Selain itu penggunaan pompa secara penuh juga dapat memperkecil resiko kehilangan air akibat permeabilitas tanah. Kerugian penggunaan pompa adalah memerlukan biaya operasional harian yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan bangunan lainnya.

2.4.4.4 Kombinasi Bendung-Pompa

Pembuatan bendung bertujuan untuk meninggikan elevasi muka air sehingga dihasilkan head yang cukup untuk mengalirkan air secara gravitasi. Seandainya head yang tercapai tidak cukup untuk mengalirkan air secara gravitasi, maka kombinasi penggunaan bendung dan pompa dapat dilakukan. Keuntungan penggunaan kombinasi antara bendung dan pompa adalah head yang dihasilkan akan semakin tinggi. Dengan kombinasi ini beban pompa untuk menarik air dapat dikurangi. Sistem ini adalah biaya konstruksi dan operasional yang tinggi.

2.4.5 Saluran / Pipa Transmisi

Saluran pembawa diperlukan untuk mengalirkan air dari bangunan pengambilan sampai dengan terminal akhir/tampungan air sebelum air baku masuk ke bangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Saluran pembawa dapat berupa kombinasi saluran terbuka dengan saluran tertutup, yaitu saluran terbuka ditempatkan pada lokasi yang melewati laut/selat. Kelebihan saluran pembawa kombinasi saluran terbuka dan saluran tertutup biaya konstruksi relatif murah, sedangkan kekurangannya adalah kehilangan akibat permeabilitas tanah dan penguapan menjadi lebih besar.

Sedangkan bila saluran pembawa direncanakan dengan saluran tertutup, mulai dari bangunan pengambilan sampai dengan tampungan akhir sebelum air masuk ke IPA kehilangan air akibat permeabilitas dan penguapan relatif kecil. Sedangkan kekurangannya adalah biaya konstruksi lebih mahal.

2.4.5.1 Perencanaan Sistem Pompa dan Perpipaan

(1) Sistem Pompa

(34)

Dimana :

Ns = kecepatan khusus N = kecepatan putaran (rpm) Q = kapasitas debit (m3/det)

H = tinggi total (m)

Kehilangan tinggi energi total (Head Pompa) akibat gesekan dan kehilangan minor adalah sebagai berikut :

Dimana :

Hp = Head pompa (m)

Z = selisih ketinggian pipa (m) f = koefisien gesekan pipa d = diameter pipa (m) I = panjang pipa (m)

Kapasitas multi-pompa bersusun seri adalah sebagai berikut :

Sedangkan untuk kapasitas multi-pompa bersusun paralel adalah sebagai berikut :

Dimana :

1,2,3 … = jenis pompa dan posisi yang berbeda Q = debit yang masuk ke pompa (m3/det)

H = tinggi pompa (m)

= efisiensi pompa

= berat jenis air

Tekanan mutlak pompa di intake harus Net Positive Suction Head (NPSH) dengan rumus :

(35)

Dimana :

Po = tekanan mutlak pada permukaan tampungan, tekanan atmosfir untuk tampungan terbuka

Z = elevasi suction intake (m)

HL = kehilangan tinggi akibat gesekan dan local head sampai ke suction inlet. (2) Sistem Jaringan Pipa

Pipa tunggal dengan pompa

Persamaan energi pada sistem ini yang diterapkan dari hulu dan hilir pipa adalah sebagai berikut :

Dimana :

Hp = tinggi energi karena pompa (m)

Z = perbedaan tinggi hulu dan hilir (m) hf = kehilangan tinggi akibat gesekan (m) hm = kehilangan tinggi minor (m)

Tinggi energi Hp dengan kekuatan pompa dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

BHP = kekuatan pompa Hp = tinggi pompa (m)

Q = debit masuk ke pompa (m3/det)

= efisiensi

Susunan pipa seri dirumuskan sebagai berikut :

Dimana :

Q1,2 = debit masing-masing pipa (m3/det)

Hf = kehilangan energi gesekan masing-masing pipa (m) Hf = (f.I/d).(V2/2g)

f = 64/Re Re = Vd/v

(36)

Dimana :

f = faktor gesekan I = panjang pipa (m) D = diameter pipa (m)

V = kecepatan aliran dalam pipa (m2/det)

v = viskositas dinamis zat cair (m2/det)

2.4.5.2 Penyiapan Gambar Rancangan Konstruksi

Seluruh penggambaran baik layout maupun tampak dan potongan-potongan detail akan dilakukan dengan menggunakan program AutoCAD, dengan menggunakan standar penggambaran KP-07.

2.4.5.3 Penyusunan Spesfikasi Teknis

Spesifikasi teknis akan disusun berdasarkan metode pelaksanaan, jenis peralatan dan bahan yang paling optimum, serta standar-standar yang berlaku. Spesifikasi teknis ini merupakan salah satu dari buku dokumen lelang yang dapat menjadi acuan dan ditindaklanjuti pada tahap konstruksi.

2.4.5.4 Perhitungan Kuantitas Pekerjaan

Kuantitas pekerjaan fisik dapat dihitung setelah gambar rancangan dan spesifikasi teknik telah diasistensi dan disetujui oleh direksi. Kuantitas pekerjaan tersebut akan dihitung secara komputerisasi menggunakan fasilitas AutoCAD dan Ms-Excel, sehingga akan diperoleh hasil yang teliti.

2.4.6 Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi dimaksudkan untuk memperbaiki pemilihan investasi. Perhitungan percobaan sebelum melaksanakan proyek untuk menentukan hasil dari berbagai alternatif dengan jalan menghitung biaya dan manfaat yang dapat diharapkan dari masing-masing alternatif tersebut. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa sumber-sumber yang tersedia bagi pembangunan adalah terbatas.

Salah-satu aspek dari analisis ini adalah layak atau tidaknya pembangunan dilaksanakan menurut perhitungan ekonomis. ekonomi proyek dimaksudkan untuk menilai apakah suatu proyek layak terhadap investasi yang ditanam untuk konstruksi, eksploitasi dan pemeliharaan proyek.

Perhitungan dari analisis proyek adalah besarnya tambahan (manfaat) yang dihasilkan dari pelaksanaan suatu proyek. Tambahan biaya (cost) dan manfaat (benefit) disini berbeda antara kondisi apabila proyek tersebut dilaksanakan dengan kondisi apabila proyek tidak jadi dilaksanakan. Perbedaan kondisi inilah yang disebut kondisi “tanpa proyek” dengan kondisi “adanya proyek”.

(37)

Perangkat yang digunakan dalam tinjauan ekonomis alternatif penanganan adalah NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), dan B/C (Benefit Cost Ratio).

NPV digunakan untuk melihat selisih manfaat (benefit) dan biaya (cost) yang dihitung pada saat kini. NPV sangat bermanfaat karena dapat menunjukan ukuran relatif proyek. NPV dapat bernilai positif atau negatif, namun untuk melihat proyek nilai NPV haruslah positif untuk tingkat bunga yang ditentukan.

IRR, jika diaplikasikan pada aliran manfaat dan biaya, adalah suatu nilai bunga dimana besarnya NPV adalah sama dengan nol. Untuk proyek nilai IRR harus sama dengan atau lebih besar dari pada biaya kesempatan mendapatkan modal atau tingkat bunga.B/C, diterapkan untuk melihat besarnya perbandingan antara manfaat yang akan diperoleh dan besarna biaya yang harus dikeluarkan. Nilai BCR lebih besar dari 1.0 merupakan persyaratan untuk suatu proyek.

Untuk dapat membandingkan keuntungan dan biaya tersebut diperlukan keseragaman nilai harga pada tahun yang sama, dapat berupa nilai uang saat ini (Present Value) ataupun nilai uang akan datang (Future Value).

Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang (Present Value) adalah : P = F / (1 + i ) n

Dimana :

P = Nilai uang sekarang

F = Nilai uang tahun yang akan datang I = Besarnya bunga uang

N = Jangka waktu (tahun)

Parameter-parameter ekonomi yang biasa digunakan dalam analisa ekonomi adalah sebagai berikut.

A. Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara “present value benefit” dan “present value” dari biaya, yang dinyatakan dengan rumus :

dimana :

t = umur proyek i = tingkat bunga

Bt = benefit (manfaat proyek) pada tahun t Ct = cost ratio (biaya) pada tahun t

 

    n i t t t t i C B NPV 1 (

(38)

Bila nilai NPV > 0 dan positif berarti proyek dapat dilaksanakan, karena akan memberikan manfaat. NPV = 0, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar biaya (cost) yang dilakukan, sedangkan apabila nilai NPV < 0, maka proyek tidak akan memberi manfaat sehingga tidak layak untuk dilaksanakan.

B. Interest Rate of Return (IRR)

Nilai IRR adalah nilai discount rate ( i ) sehingga NPV proyek sama dengan nol. NPV dapat dinyatakan dengan persamaan

Bila nilai IRR > social discount rate, maka proyek layak untuk dilaksanakan, dan bila IRR < social discount rate, maka proyek proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

C. Benefit Cost Ratio (B/C)

Benefit cost ratio adalah perbandingan antara benefit dan cost yang sudah disesuaikan dengan nilai sekarang (present value). B/C ratio dapat dinyatakan dengan persamaan :

Proyek dapat dikatakan layak apabila parameter : - Apabila nilai B/C > 1,

- NPV > 0

- EIRR > suku bunga bank.

2.5 Penyusunan Draft Laporan Akhir

Draft Laporan Akhir merupakan hasil pengkajian lebih dalam dan penyempurnaan dari Laporan Antara, berisi uraian tentang :

 Gambaran Umum Kabupaten Gorontalo Utara, Tujuan dan sasaran, arah kebijakan perencanaan dan pengembangan tata ruang kota baik fisik, sosial, budaya dan ekonomi, serta potensi dan permasalahan jaringan air bersih di Kab. Gorontalo Utara.

 Menyusun konsep kebijakan dan strategi dalam rangka mewujudkan suatu sistem perencanaan air bersih yang terpadu sebagai upaya mengatasi permasalahan air bersih di Kabupaten Gorontalo Utara.

1

0 (    

n i t t t t IRR C B NPV

 

 

 

n i t t t n i t t t

i

C

i

B

C

B

1

1

/

Referensi

Dokumen terkait

hidayahnya serta inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul : Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih Untuk Kebutuhan Air Bersih

Dengan ini Pokja BLPBJ mengundang perusahaan Saudara untuk Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya Paket Pekerjaan Pengawasan Teknis Pembangunan Jaringan

Berkaitan dengan butir 1 (satu) di atas, kami sampaikan bahwa Seleksi Sederhana dengan Pascakualifikasi untuk paket Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Jaringan Air Bersih/Air

Sehubungan dengan Pelelangan Kegiatan Pembangunan Jaringan Air Bersih / Air Minum (DAU&amp;DAK) Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ngada Tahun Anggaran 2013 bertempat di Kantor

PDAM Kota Gorontalo merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah di Kota Gorontalo yang menyediakan jasa pelayanan dan pendistribusian air bersih ke konsumen

Perencanaan Instalasi air bersih, air kotor dan air bekas pada pembangunan gedung seperti yang telah disebutkan di atas terdiri dari empat lantai, sumber air

Pembangunan Sarana Air Bersih ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih setiap saat sehingga dapat meningkatnya kesejahteraan masyarakat

Studi Perencanaan Jaringan Distribusi Air Bersih di Desa Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.. Peraturan Menteri PU Penyelenggaraan Pembangun