• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

72

JPMP 1 (1) (2017) 72 -79

Jurnal Pendidikan MIPA Pancasakti

http://e-journal.ups.ac.id/index.php/jpmp email: adminjpmp@upstegal.ac.id

PENYUSUNAN SKALA MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

PENERAPAN MODEL RASCH

Nur Aeni1, Purwo Susongko2, M. Shaefur Rokhman3

1Prodi Pendidikan Matematika, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia 2Prodi Pendidikan IPA, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia

3Prodi Pendidikan MAtematika, FKIP Universitas Pancasakti Tegal, Indonesia

Kata Kunci: Motivasi Belajar Matematika, Model Rasch, Validitas Messick

Abstrak

_______________________________________________________________

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menyusun tes motivasi belajar matematika yang terstandarisasi, (2) Memvalidasi tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch dilihat dari aspek isi, substantif, struktur, eksternal, dan konsekuensi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik SMA N 1 Pagerbarang. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA N 1 Pagerbarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah lembar jawab angket motivasi belajar matematika sebanyak 180 lembar. Jenis penelitian ini adalah penelitian Research and development (RnD) yang mengikuti tahapan model Plomp dengan dimodifikasi sesuai kebutuhan penelitian . Tahapan model Plomp terdiri dari 4 tahap yaitu: (1) tahap investigasi awal; (2) tahap perancangan; (3) tahap realisasi/konstruk ; (4) tahap tes, evaluasi dan revisi. Analisis data secara rasional berbantuan para ahli, sedangkan analisis data secara empiric menggunakan teori respon butir model Rasch dengan bantuan program R versi 3.1.2 dan SPSS versi 17.0 Hasil penelitian menunjukan bahwa , (1) Penyusunan tes motivasi belajar matematika yang terstandarisasi dilakukan dengan, (a) menganalisis teori yang mendukung dalam penyusunan skala motivasi belajar matematika; (b) pendefinisian konsep dan operasional; (c) menetukan dimensi dan indikator; (d) menyusun butir-butir tes; (e) butir tes divalidasi secara rasional; (f) uji coba lapangan; (g) data divalidasi secara empiric menggunakan teori respon butir model Rasch dengan bantuan program R versi 3.1.2 dan SPSS versi 17.0 (2) Validitas tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch dilihat dari aspek isi, substantif, struktur, eksternal dan konsekuensi terbukti bahwa tes motivasi belajar matematika valid.

© 2017UniversitasPancasaktiTegal ISSN 2597-7024

(2)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

73

PENDAHULUAN

Matematika disebut sebagai inti dari ilmu, matematika merupakan kunci dari pengetahuan lain yang dipelajari di sekolah dan merupakan wadah untuk membangun warga negara yang memperhatikan lingkungan serta bertanggung jawab kepada masyarakat, bangsa, dan negara disamping beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Depdikbud, 2003:1).Dengan demikian matematika menjadi mata pelajaran yang penting dalam pendidikan.

Setiap individu mempunyai cara pandang tersendiri dalam menyikapi pelajaran matematika. Ada yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang menyenangkan dan ada juga yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit. Bagi yang menganggap matematika hal yang menyenangkan akan muncul motivasi dalam diri sendiri untuk mempelajari matematika. Sebaliknya, bagi yang menganggap matematika sulit maka akan bersikap pesimis dan kurang termotivasi untuk mempelajarinya.

Motivasi belajar merupakan salah satu indikator untuk menentukan keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar dan prestasi belajar peserta didik. Motivasi merupakan gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu (Suranto,2015). Motivasi juga merupakan motor penggerak atau dorongan dalam perbuatan yang dapat membuat peserta didik tergerak untuk belajar.

Motivasi dapat diperoleh peserta didik dari berbagai arah, yakni dari dalam diri peserta didik yang disebut sebagai motivasi intrinsik maupun dari luar diri peserta didik yang disebut motivasi ekstrinsik. Menurut Sardiman (Susanti dan Nuryatin,2015) motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam peserta didik sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik peserta didik adalah perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi tersebut. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan hal dan keadaan yang datang dari luar individu peserta didik yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.Motivasi belajar dalam penelitian ini

adalah motivasi belajar intrinsik. Motivasi intrinsik lebih berpengaruh dari pada motivasi ekstrinsik, hal ini disebabkan motivasi intrinsik bersifat panjang (dalam waktu yang lama), tidak mudah pudar atau hilang. Jika peserta didik sudah memiliki motivasi intrinsik, proses pengelolaan pembelajaran menjadi jauh lebih mudah. Peserta didik juga akan berusaha untuk memahami pembelajarannya dan berusaha sebaik mungkin. Peserta didik yang tidak memiliki motivasi intrinsik akan jauh lebih sulit dikelola pembelajarannya.

Berdasarkan uraian di atas, perlu dilakukan pengukuran tes motivasi belajar karena selama ini belum ada tes motivasi belajar yang terstandarisasi. Untuk memperoleh gambaran representatif tentang motivasi belajar maka disusunlah sebuah instrumen yang valid dan reliabel sehingga dapat mengukur dengan tepat motivasi belajar matematika peserta didik.

Penyusunan skala dalam penelitian ini menggunakan Item Response Theory (IRT), model yang digunakan adalah model Rasch. Model Rasch adalah model yang paling sederhana yaitu hanya dengan satu parameter butir dan menggunakan tetapan faktor skala sebesar 1. Model Rasch dipakai karena memiliki beberapa kelebihan, misalnya parameter butir yang dihasilkan tidak tergantung pada sampel, memberikan informasi yang lebih banyak dibanding teori klasik psikometri dan memerlukan ukuran sampel yang cukup mudah dipenuhi. Analisis Rasch pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi validitas konstrak seperti halnya dijelaskan oleh Messick (Susongko,2016) yang meliputi aspek isi, substantif, struktur,ekstrinsik, konsekuensi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana menyusun tes motivasi belajar matematika yang terstandarisasi?; dan (2) Bagaimana validitas tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch dilihat dari aspek isi, substantif, struktur, ekstrinsik, konsekuensi? Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang penting bagi guru khususnya tentang tes motivasi belajar metamatika yang valid dan reliabel. Serta sebagai usaha dalam meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

(3)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

74

METODE

Penelitian ini adalah penelitian pengembangan menurut Plompyang yang dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan penelitian menjadi empat tahap yaitu, (1) tahap investigasi awal. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan berbagai informasi sebagai bahan perencanaan produk yang akan dikembangkan, (2)tahap perancangan. Tahap pemikiran dalam

mendesign perangkat,(3) tahap

realisasi/konstruksi. Tahap ini adalah realisasi dari tahap perancangan, artinya peneliti mulai melaksanakan rancangan yang telah dibuat secara bertahap (4) tahap tes, evaluasi dan revisi. Pada penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah semua peserta didik SMA N 1 Pagerbarang. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMA N 1 Pagerbarang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik convenience sampling. Dengan menggunakan teknik ini, responden yang dipilih tergantung sepenuhnya kepada

kemudahan peneliti.Data yang diperoleh dalam penelitian adalah (1) penilaian item motivasi belajar matematika dari para hali untuk menentukan validitas isi berdasarkan analisis kualitatif rasional indikator yang dilihat dari aspek materi, konstruksi dan bahasa, (2) hasil penilaian para ahli terhadap suatu item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstrak yang diukur (Hendryadi, 2014) menggunakan validitas isi Aiken’s V, (3) lembar jawab angket motivasi belajar matematika sebanyak 180 lembar.

Teknik analisis menggunakan program R versi 3.1.2 pada paket eRm, selain itu juga menggunakan bantuan notepad serta SPSS versi 17.0. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan teori respon butir model Rasch untuk mengetahui kevalidan dan reliabel tes motivasi belajar matematika. Validitas yang digunakan adalah validitas Messick yang terdiri dari aspek isi, substantif, struktur, eksternal dan konsekuensi.

Tabel 1

Kriteriates yang valid dilihat dari berbagai aspek validitas dan kriterianya

AspekValiditas

Konstruk Indikator Kriteria

Isi Ujikecocokan item

(itemfit) P > 0.01

Person-item Map Semua tingkat kesukaran item

beradapada domain kemampuan testee

Person/Item Map Kemampuan testee sama atau

mendekati tingkat kesukaran item FungsiInformasiTes Fungsi Informasi tes mempunyai nilai

maksimal pada domain kemampuan

testee

Substantif Person fit statistic P > 0.01

Struktural Ujiunidimensi Ada satu factor utama yang digambarkan lewat Scree Plot hasil analisis faktor

UjiInvariansi (LRtest) P < 0,01 Eksternal nilaiseparation Person strata mendekati 1,0

Konsekuensial DIF Tidak terdapat DIF yang signifikan

HASIL

Berdasarkan analisis kualitatif rasional indikator yang dilihat dari aspek materi, konstruksi dan bahasa diperoleh bahwa setiap pernyataan mengukur satu motivasi belajar matematika sehingga asumsi unidimensi terpenuhi.

Langkah selanjutnya butir tes tersebut dianalisis secara kualitatif dengan validitas isi Aiken’s V yang didasarkan pada hasil penilaian para ahli terhadap suatu item dari segi sejauh mana item tersebut mewakili konstrak yang diukur, terlihat bahwa nilai V lebih besar dari 0,5 maka butir tidak ada yang digugurkan.

(4)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

75

Berikut hasil analisis item motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch.

Uji kecocokan item (itemfit) terhadap 19 item motivasi belajar matematika dengan penerapan model Raschmenghasilkan bahwa semua item memiliki nilai P > 0,01 yang memenuhi taraf signifikan 1%, maka dapat dikatakan bahwa 19 item semuanya memenuhi kriteria sebagai item yang cocok untuk mengukur motivasi belajar matematika dengan tingkat kesukaran antara -2 sampai dengan +2.

Pada uji kecocokan person (person fit) dengan signifikansi 1% ada 6 testee yang tidak konsisten atau ditolak oleh model yaitu nomor 34, 38, 63, 74, 82, 87. Maka ada 174 testee yang dianggap konsisten dan diterima oleh model atau sekitar 96,6% memenuhi validitas substantif.

Eigenvalue selanjutnya dapat disajikan

dengan screeplot pada gambar 4. Mencermati hasil scree plot tersebut, nampak bahwa eigenvalue mulai landai pada faktor ke-3. Ini menunjukan bahwa terdapat 1 faktor yang dominan pada perangkat butir skala motivasi belajar matematika, 1 faktor lainnya juga memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap komponen varians yang dapat dijelaskan (banyaknya lereng curam pada sree

plot menunjukan banyaknya dimensi).Hal ini

menunjukan bahwa perangkat butir skala motivasi belajar matematika mengukur satu faktor dominan, yaitu motivasi belajar matematika, dengan demikian asumsi unidimensi menggunakan analisis faktor terpenuhi.

Berdasarkan uji invariansi parameter dengan Anderson LR-test menggunakan model

Rasch diperoleh nilai LR sebesar 170.762

dengan Chi-square df 56 dan nilai p yaitu 0, maka tes motivasi belajar matematika bersifat invariansi. Nilai yang diperoleh dengan penerapan model Rasch menggunakan R program versi 3.1.2 menunjukan nilai separation

reliability atau Person strata adalah 0.7732

artinya item motivasi belajar matematika bersifat eksternal dengan skor yang didapat mendekati 1.0. Dari tabel 2 terlihat bahwa 19 item motivasi belajar matematika tidak bias

-3 -2 -1 0 1 2 3 -1 0 1 2 3 4 Item/Person Map Infit t statistic L a te n t D im e n si o n P1 P2 P3 P4 P5 P6P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25P28 P26 P27 P29 P30 P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 P43 P44 P45 P46 P47 P48 P49 P50 P51 P52 P53 P54 P55 P56 P57 P58 P59 P60 P61 P62 P63 P64 P65 P66 P67 P68 P69 P70 P71 P72 P73 P74 P75 P76 P77 P78 P79 P80 P81 P82 P83 P84 P85 P86 P87 P88 P89 P90 P91 P92 P93 P94 P95 P96 P97 P98 P99 P100 P101 P102 P103 P104 P105 P106 P107 P108 P109 P110 P111 P112 P113 P114 P115 P116 P117 P118 P119 P120 P121 P122 P123 P124 P125P126 P127 P128 P129 P130 P131 P133 P132 P134 P135 P136 P137 P138 P139 P140 P141 P142 P143 P144 P145 P146 P147 P148 P149 P150 P151 P152 P153 P154 P155 P156 P157 P158 P159P160 P161 P162 P163 P164 P165 P166 P167 P168 P169 P170 P171 P172 P173 P174 P175 P176 P177 P178 P179 P180 V1:1 V1:2 V1:3 V2:1 V2:2 V2:3 V3:1 V3:2 V3:3 V4:1 V4:2 V4:3 V5:1 V5:2 V5:3 V6:1 V6:2 V6:3 V7:1 V7:2 V7:3 V8:1 V8:2 V8:3 V9:1 V9:2 V9:3 V10:1 V10:2 V10:3 V11:1 V11:2 V11:3 V12:1 V12:2 V12:3 V13:1 V13:2 V13:3 V14:1 V14:2 V14:3 V15:1 V15:2 V15:3 V16:1 V16:2 V16:3 V17:1 V17:2 V17:3 V18:1 V18:2 V18:3 V19:1 V19:2 V19:3

Gambar 1 person-item map tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch.

Gambar 3 fungsi informasi tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch.

Gambar 4 scree plot hasil analisis factor tes motivasi belajar matematika. Gambar 2 item/person map tes motivasi belajar

matematika dengan penerapan model Rasch.

(5)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

76

gender, terlihat dari P Value uji Wald semuanya diatas 0,01. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dari gambar 5 yang menunjukan uji DIF untuk setiap butir antara testee laki-laki dan

perempuan dimana semua item menunjukan harga yang berbeda dilihat dari garis yang tidak berhubungan antara testee laki-laki dan perempuan.

Tabel 2

uji wald berdasarkan jenis kelamin pada skala motivasi belajar matematika

Item z-statistic p-value Item z-statistic p-value Item z-statistic

V1 c1 -0.766 0.444 V8 c1 -0.590 0.555 V14 c1 0.138 0.890 c2 -0.327 0.744 c2 -0.369 0.712 c2 0.303 0.762 c3 0.600 0.549 c3 -0.629 0.529 c3 1.018 0.309 V2 c1 -2.527 0.011 V9 c1 -0.385 0.700 V15 c1 2.523 0.012 c2 -0.040 0.968 c2 -0.344 0.731 c2 1.030 0.303 c3 -1.790 0.073 c3 -0.521 0.602 c3 1.491 0.136 V3 c1 1.057 0.290 V10 c1 -0.398 0.690 V16 c1 -0.252 0.801 c2 1.909 0.056 c2 -0.409 0.683 c2 -0.975 0.330 c3 1.738 0.082 c3 0.947 0.344 c3 -1.209 0.227 V4 c1 0.306 0.759 V11 c1 -0.975 0.330 V17 c1 -0.111 0.911 c2 0.200 0.841 c2 -0.956 0.339 c2 0.446 0.656 c3 0.512 0.608 c3 -0.468 0.640 c3 -0.521 0.602 V5 c1 -1.098 0.272 V12 c1 -1.304 0.192 V18 c1 1.492 0.136 c2 -1.503 0.133 c2 -0.414 0.679 c2 1.436 0.151 c3 -0.578 0.563 c3 -0.100 0.921 c3 1.278 0.201 V6 c1 -0.750 0.453 V13 c1 0.239 0.811 V19 c1 0.953 0.340 c2 -0.438 0.661 c2 -0.451 0.652 c2 1.363 0.173 c3 0.533 0.594 c3 -1.945 0.052 c3 2.068 0.039 V7 c1 0.306 0.759 c2 0.131 0.896 c3 0.234 0.815 -2 -1 0 1 2 3 4 PLOT DIF theta b u ti r V1.c1 V1.c2 V1.c3 V2.c1 V2.c2 V2.c3 V3.c1 V3.c2 V3.c3 V4.c1 V4.c2 V4.c3 V5.c1 V5.c2 V5.c3 V6.c1 V6.c2 V6.c3 V7.c1 V7.c2 V7.c3 V8.c1 V8.c2 V8.c3 V9.c1 V9.c2 V9.c3 V10.c1 V10.c2 V10.c3 V11.c1 V11.c2 V11.c3 V12.c1 V12.c2 V12.c3 V13.c1 V13.c2 V13.c3 V14.c1 V14.c2 V14.c3 V15.c1 V15.c2 V15.c3 V16.c1 V16.c2 V16.c3 V17.c1 V17.c2 V17.c3 V18.c1 V18.c2 V18.c3 V19.c1 V19.c2 V19.c3 LRtest1.2 LRtest1.1

(6)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

77

PEMBAHASAN

Penelitian ini menyusun skala motivasi belajar matematika dengan model Rasch. Model Rasch dipakai karena memiliki beberapa kelebihan, misalnya parameter butir yang dihasilkan tidak tergantung pada sampel, memberikan informasi yang lebih banyak dibanding teori klasik dan memerlukan ukuran sampel yang cukup mudah dipenuhi. Validitas yang digunakan adalah validitas Messick, yang terdiri dari validitas isi, substantif, struktural, eksternal, konsekuensi.

Validitas isi suatu instrumen adalah sejauhmana butir-butir dalam instrumen itu mewakili komponen-komponen dalam keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauh mana butir-butir itu mencerminkan ciri perilaku yang hendak diukur (Retnawati, 2016). Terdapat empat indikator dalam validitas isi diantaranya : (1)uji kecocokan item (item fit) dari hasil analisis menunjukan bahwa nilai P untuk semua item lebih dari 0,01 maka tidak ada item yang tidak fit atau dapat dikatakan bahwa semua item cocok untuk mengukur motivasi belajar matematika dengan tingkat kesukaran item berada di -2 sampai dengan +2; (2) person-item map yang dilihat pada gambar 1 memberikan informasi tentang kemampuan item motivasi belajar matematika yang dapat dikerjakan peserta didik. Pada person-item map kemampuan peserta didik disamakan dengan tingkat kesukaran yaitu berada di -2 sampai dengan +2. Contohnya

dapat dilihat pada gambar 1 untuk item nomor 1 bagus untuk kemampuan antara -1 sampai dengan +2, item nomor 7 untuk kemampuan antara -2 sampai dengan +2, item nomor 13 bagus untuk kemampuan antara -1 sampai dengan +2, begitu juga untuk item nomor 19. Dari gambar tersebut maka dapat dikatakan bahwa semua item motivasi belajar berada pada domain kemampuan testee; (3) Item/person map dapat dilihat pada gambar 2 memperlihatkan bahwa item motivasi belajar matematika berdistribusi pada kemampuan -3 sampai dengan +3; (4) fungsi informasi tes yang dilihat pada gambar 3 menunjukkan bahwa tes motivasi belajar matematika akan memberikan nilai informasi yang tinggi pada rentang kemampuan -2 hingga + 2.Validitas substantif berkaitan dengan substansi dari aspek isi, dengan menemukan secara empirik bahwa pengambil tes secara aktual benar-benar melibatkan kemampuan bidang yang diukur dalam menjawab butir tes. Dilihat dari tabel 4.8 person fit bahwa testee yang konsisten dan diterima oleh model adalah 96,6% dengan nilai P > 0,01 . Testee yang konsisten atau fit adalah testee yang dapat menjawab semua item yang mempunyai tingkat kesukaran dibawah kemampuanya . Sedangkan testee yang tidak konsisten adalah testee yang tidak bisa menjawab item yang mempunyai tingkat kesukaran diatas kemampuan testee. Terdapat 6 testee yang tidak konsisten dari 180 testee. Berikut 6 testee yang tidak konsisten atau ditolak oleh model.

Tabel 3

Person fit yang tidak konsisten atau ditolak oleh model Rasch

Person Chisq Df p-value Outfit MSQ Infit MSQ Outfit t Infit t P34 37.395 18 0.005 1.968 1.966 2.12 2.14 P38 35.627 18 0.008 1.875 1.873 2.00 2.03 P63 38.012 18 0.004 2.001 1.944 2.14 2.10 P74 37.586 18 0.004 1.978 1.911 2.18 2.09 P82 38.727 18 0.003 2.038 1.848 2.43 2.10 P87 35.941 18 0.007 1.892 1.747 2.58 2.27

(7)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

78

Mencermati hasil scree plot yang dapat dilihat pada gambar 3, nampak bahwa eigenvalue mulai landai pada faktor ke-3. Ini menunjukan bahwa terdapat satu faktor yang dominan yaitu motivasi belajar matematika, faktor lainnya juga memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap komponen varians (banyaknya lereng curam pada sree plot menunjukan banyaknya dimensi) dengan demikian asumsi unidimensi terpenuhi. Pada uji invariansi parameter dengan Anderson LR-test menggunakan model Rasch diperoleh nilai LR sebesar 170.762 dengan Chi-square df 56 dan nilai p yaitu 0, dengan taraf signifikan 1% maka dapat dikatakan bahwa tes motivasi belajar matematika bersifat invariansi. Karena tes motivasi belajar matematika memenuhi asumsi unidimensi dan bersifat invarian maka dapat dikatakan bahwa validitas struktural terpenuhi.

Pada validitas eksternal dilihat dari nilai separation reliability atau Person strata adalah 0.7732 artinya item motivasi belajar matematika bersifat eksternal dengan skor yang didapat mendekati 1.

Dari tabel 2 bahwa 19 item motivasi belajar matematika tidak bias gender, terlihat dari P Value uji Wald semuanya diatas 0,01. Hal ini dijelaskan lebih lanjut dari gambar 5 yang menunjukan uji DIF untuk setiap butir antara testee laki-laki dan perempuan dimana semua item menunjukan harga yang berbeda dilihat dari garis yang tidak berhubungan antara testee laki-laki dan perempuan. Karena tes motivasi belajar matematika tidak mengandung DIF maka validitas konsekuensi terpenuhi.

Dari pembahasan tersebut didapatkan bahwa tes motivasi belajar matematika memenuhi validitas Messick akibatnya tes motivasi belajar matematika terbukti valid dengan penerapan model Rasch.

SIMPULAN

Penyusunan tes motivasi belajar matematika yang terstandarisasi dilakukan dengan, (a) menganalisis teori yang mendukung dalam penyusunan skala motivasi

belajar matematika; (b) pendefinisian konsep dan operasional; (c) menetukan dimensi dan indikator; (d) menyusun butir-butir tes; (e) butir tes divalidasi secara rasional; (f) uji coba lapangan; (g) data divalidasi secara empirik menggunakan teori respon butir model Rasch dengan bantuan program R versi 3.1.2 dan SPSS versi 17.0

Validitas tes motivasi belajar matematika dengan penerapan model Rasch dilihat dari aspek isi, substantif, struktur, eksternal dan konsekuensi terbukti bahwa tes motivasi belajar matematika valid.

saran yang perlu disampaikan melalui penelitian ini sebagai berikut, (1) Penelitian ini masih dalam tahap pengembangan sehingga penelitian ini masih bisa dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya. (2) Perlu dilakukan penelitian sejenis yang berkelanjutan sehingga mutu pendidikan dapat terus dipantau dan berkembang menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, Ekawati. 2014. Pengaruh Motivasi Dan Minat Terhadap Hasil Belajar Matematika Kelas VII di SMP N 13 Banjarmasin. Online. Vol.9(2). (10 Desember 2016)

A’yuni, dkk. 2016. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen. Dalam makalah metode penelitian pendidikan. Universitas Negeri Yogyakarta . Online. (10 Desember 2016)

Aziz, Rahmat.2015. Aplikasi Model Rasch Dalam Pengujian Alat Ukur Kesehatan Mental Di Tempat Kerja. Jurnal Psikologi Islam (JPI) Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Online. Volume 12 Nomor 2. (17 Desember 2016) Cleopatra, Maria. 2015. Pengaruh Gaya

Hidup Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Online. Vol.5(2). (5 Desember 2016)

Gasco, J., & Villarroel, J. D. (2014). The motivation of secondary school students in mathematical word problem solving.

(8)

Nur Aeni, dkk / JPMP 1 (1) (2017) 72-79

79

Electron. J. Res. Educ. Psychol, 12, 83-106.

Hendryadi. 2014. Conten Validity (Validitas Isi). Online. www.teorionline.net. (5 Desember 2016)

Lasidi. 2016. Mengoptimalkan Motivasi Belajar Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Penyelesaian Masalah Akibat Adanya Keberagaman Budaya Melalui Contextual Teaching And Learning Kelas XII TKR-3 SMK N 3 Surabaya. Online. Vol.2. (3 Desember 2016) Lusiana, dkk. 2013. Analisis Motivasi Belajar

Pada Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 3 Gorontalo.Skripsi Universitas Negeri Gorontalo.

Matondang, Zulkifli. 2009. Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Online. Vol.6 No.1. (17 Desember 2016)

Nasution, Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Online. USU digital library. (5 Desember 2016)

Nuraeni, Devi.2013. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Kelas VB SD Negeri Tambakrejo Kabupaten Purworejo.Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta.

Retnawati, Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian . Yogyakarta : Parama publising

Rofiqoh, Aeni Khusniyati. 2016. Konsistensi Peserta Didik Dalam Menjawab Butir-Butir Tes Pilihan Ganda Matematika. Skripsi Universitas Pancasakti Tegal Sumintono, Bambang. 2014. Model Rasch

untuk Penelitian Sosial Kuantitatif. Dalam makalah Institute of Educational Leadership, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia. Online .(17 Desember 2016)

Suranto. 2016. Pengaruh Motivasi, Suasana Lingkungan Dan Sarana Prasarana Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus Pada SMA Khusus Putri SMA Islam Diponegoro Surakarta). Online. Vol.25. (2 Desember 2016)

Susanti dan Nuriyatin. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI. Online. Vol.3(2). (5 Desember 2016)

Susongko, Purwo. 2013 . Penilaian Hasil Belajar . Tegal: Universitas Pancasakti Tegal.

. 2016. Validation Of Science Achievement Test with the Rasch Model. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. Online. Vol.5(2). (26 November 2016).

Syamaro, dkk. 2016. Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Siswa Pada Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Di MTS Al-Hidayah Dukupuntang Kabupaten Cirebon (Pokok Bahasan Kubus dan Balok). Online. Vol.4. (2 Desember 2016) Warti, Elis. 2016. Pengaruh Motivasi Belajar

Siswa terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut. Online. Vol.8. (30 November 2016)

Widhiarso, Wahyu. 2011. Evaluasi Properti Psikometris Skala Kepatutan Sosial Adaptasi dari Marlowe-Crowne Social Desirability Scale.Jurnal INSAN Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Online. Vol. 13 No. 03 .(17 Desember 2016)

Yusrizal. 2008. Pengujian Validitas Konstruk Dengan Menggunakan Analisis Faktor. Jurnal Tabularasa PPS UNIMED. Online. Vol.5 No.1. (17 Desember 2016)

Zahro, dkk. 2017.Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Dengan Menggunakan Strategi Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) Berbasis Karaketer Pada Pokok Bahasan Hukum newton. Jurnal Wahana Pendidikan Fisika. Online. Vol.2 No.1. (20 Desember 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Metode kegiatan untuk mencapai target tujuan yaitu untuk menambah pengetahuan masyarakat Dusun Buani tentang instalasi listrik yang benar dan aman sesuai dengan

Para pemuda inilah yang mengadakan kongres pemuda pertama tahun 1926 yang menghasilkan perlunya mencanangkan suatu organisasi pemuda tingkat Nasional.Dan atas usul

Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara bimbingan orang tua pada aspek keagamaan dengan kemampuan membaca Al- Qur’an siswa di kelas X SMA Walisongo

Ada bebera- pa hal yang menjadi alasannya, antara lain: Pertama, pemilu 2009 adalah pemilu ketiga yang diikuti oleh Partai Golkar pasca refor- masi tahun 1998; Kedua, pemilu

Proses ekstraksi dilakukan dalam reaktor berpengaduk yang dilengkapi waterbath dengan memvariasikan jenis pelarut, yaitu : n-heksana, etanol, dan isopropanol serta ukuran biji

Keberadaan pemimpin dalam instansi sangat penting karena memiliki peranan yang strategis dalam mencapai tujuan instansi, sebab tanpa kepemimpinan yang baik dan berkualitas,

Berdasarkan perhitungan koefisien determinasi (R Square) adalah mendekati angka tolak ukurnya, berarti angka ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel jumlah hotel (X1) dan

Rypkema dan Tiesdell (1996) dalam bukunya tentang revitalisasi bangunan tua di perkotaan menyatakan bahwa bangunan-bangunan tua bersejarah, kebanyakan tidak memiliki