• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekstrak Umbi Dahlia (Dahlia variabilis) sebagai Sumber Inulin terhadap Bakteri Usus Halus pada Ayam Kampung Persilangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Ekstrak Umbi Dahlia (Dahlia variabilis) sebagai Sumber Inulin terhadap Bakteri Usus Halus pada Ayam Kampung Persilangan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Ekstrak Umbi Dahlia (Dahlia variabilis) sebagai

Sumber Inulin terhadap Bakteri Usus Halus pada Ayam

Kampung Persilangan

(Effect of Extract Inulin Derived from Dahlia Tuber (Dahlia variabilis) on

Intestinal Bacteria in Crossbred Native Chickens)

Lilik Krismiyanto, Suthama N, Wahyuni HI

Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Kampus Tembalang Semarang 50275 lilikkrismiyanto@gmail.com

ABSTRACT

The present study was done to evaluate the effect of feeding dahlia tuber extract as an inulin source on existence of intestinal microbes of crossbred native chicken. A total of 160 birds of 22 days unsex crossbred native chicken and dahlia tuber extract as a source of inulin were used in this study. The present experiment was assigned in a completely randomized design with four treatments and four replications. Each replication consisted of 10 birds. Dietary treatments were inclusion levels of dahlia tuber extract, namely: T0 (diet without inulin), T1 (diet + 0.39% extract of dahlia tuber), T2 (diet + 0.78% extract of dahlia tuber) and T3 (diet + 1.17% extract of dahlia tuber). Parameters measured were total number of lactic acid bacteria (LAB), intestinal potential hydrogen (pH) and Escherichia coli. Data were subjected to analysis of variance and continued to Duncan test. Results indicated that feeding dahlia tuber extract as an inulin source significantly (P<0.05) increased the population of lactic acid bacteria and lowered the intestinal pH and number of E. coli. In conclusion, feeding dahlia tuber extract at the level of 1.17% (T3) provided better small intestine condition through the improved balance of microbial population and the change in pH.

Key Words: Inulin of Dahlia Tuber, Intestinal Microbes, pH, Crossbred Native Chicken

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengkaji efek pemberian ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber inulin terhadap keberadaan bakteri usus halus ayam Kampung persilangan. Sejumlah 160 ekor ayam Kampung persilangan umur 22 hari unsex dan ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber inulin digunakan pada penelitian ini. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Setiap ulangan terdiri dari 10 ekor ayam. Perlakuan penelitian terdiri dari T0 (ransum basal/RB), T1 (RB + 0,39% ekstrak umbi Dahlia), T2 (RB + 0,78% ekstrak umbi Dahlia) dan T3 (RB + 1,17% ekstrak umbi Dahlia). Peubah yang diamati adalah populasi bakteri asam laktat, Escherichia coli dan pH digesta usus halus. Data dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji wilayah ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inulin dalam bentuk ekstrak umbi Dahlia nyata (P<0,05) meningkatkan populasi bakteri asam laktat, menurunkan pH usus halus dan populasi E. coli. Kesimpulan penelitian adalah pemberian ekstrak umbi Dahlia sampai 1,17% (T3) menghasilkan kondisi usus halus yang lebih baik melalui perbaikan keseimbangan jumlah bakteri dan perubahan pH.

Kata Kunci: Inulin Umbi Dahlia, Bakteri Usus Halus, pH, Ayam Kampung Persilangan

PENDAHULUAN

Bunga Dahlia secara umum dimanfaatkan sebagai bunga potong, tetapi potensi umbinya belum banyak dimanfaatkan, padahal merupakan sumber inulin yang sangat potensial bagi ternak, khususnya unggas. Umbi Dahlia terutama dalam bentuk ekstrak

memiliki kandungan inulin sebesar 89,27% (Saraswanti 2013). Tingginya kandungan inulin memungkinkan umbi Dahlia mempunyai peluang sangat besar untuk dikembangkan dan dieksplorasi sebagai aditif pakan alami. Umbi bunga Dahlia terhitung sejak tanam dapat dipanen pada saat tanaman berumur minimal tujuh bulan, kemudian dapat dipanen kembali

(2)

tiga bulan. Bunga Dahlia menghasilkan umbi mencapai 2 kg/tanaman dan dalam luas 1.400m2 dapat dihasilkan 400-500 kwintal umbi Dahlia (Prihatman 2000).

Inulin berfungsi sebagai prebiotik karena menjadi komponen “substrat pangan” bagi bakteri menguntungkan di dalam usus halus. Inulin telah diteliti oleh Roberfroid (2007) yang menyatakan bahwa inulin dalam bentuk ekstrak atau sintetis memenuhi syarat sebagai prebiotik dan berperan menggantikan antibiotik. Beberapa penelitian sebelumnya sebagai komparasi menggunakan inulin dari tanaman akar chicory (Chicorium intybus) untuk ayam broiler mampu meningkatkan jumlah bakteri asam laktat, menurunkan potensial hidrogen (pH) usus halus dan

Escherichia coli. Pemberian 20 g/kg tepung

akar chicory (Rebole et al. 2010) dan 5 g/kg inulin atau oligosakarida (Sohail et al. 2013) pada ayam broiler dapat meningkatkan populasi Bifidobacteria dan Lactobacillus serta menurunkan E. coli. Peningkatan

Bifidobacteria dan Lactobacillus mampu

memproduksi lebih banyak short chain fatty

acid (SCFA) sehingga pH digesta menurun dan

pertumbuhan E. coli terhambat (Rehman et al. 2008). Bakteri Bifidobacteria dan

Lactobacillus indogenous berkontribusi positif

terhadap keseimbangan bakteri usus halus karena mampu menekan pertumbuhan bakteri patogenik sehingga meningkatkan kesehatan saluran pencernaan (Patterson & Burkholder 2003).

Inulin sebagai pengganti antibiotik digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi yang diawali dari efek modifikasi terhadap keberadaan bakteri dan pH usus halus pada unggas. Manipulasi ransum pada penelitian ini, untuk ayam Kampung persilangan dilakukan dengan pemberian ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber prebiotik inulin. Pemberian inulin diharapkan mampu memperbaiki keseimbangan bakteri usus halus melalui competition exclucive dengan bakteri patogenik, khususnya E. coli (Azhar 2009). Inulin yang tahan terhadap aktivitas enzim pencernaan inang, dapat difermentasi secara optimal dan selektif sehingga menghasilkan metabolit yang dapat menurunkan pH dan pada akhirnya meningkatkan populasi bakteri menguntungkan dan menekan pertumbuhan bakteri patogenik. Berdasarkan permasalahan

seperti diuraikan di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengkaji efek pemberian sumber inulin dari umbi Dahlia dalam bentuk ekstrak terhadap keberadaan bakteri usus halus pada ayam Kampung persilangan.

MATERI DAN METODE Ayam dan ransum penelitian

Penelitian menggunakan ayam Kampung persilangan (ayam Kampung jantan dengan ayam ras petelur betina) umur 22 hari dengan rata-rata bobot badan 180,46±1,21 g sebanyak 160 ekor, dipelihara selama 11 minggu. Bahan penyusunan ransum basal meliputi jagung kuning, bekatul, bungkil kedelai, tepung ikan, CaCO3, mineral dan vitamin yang disusun dengan kandungan protein kasar 17,56% dan energi metabolis 2.807,87 kkal/kg (Tabel 1). Umbi Dahlia sebagai sumber inulin diberikan dalam bentuk ekstrak. Ekstrak umbi Dahlia sesuai level perlakuan, dicampur dengan kurang lebih 20 g ransum dan diberikan pagi hari, setelah ransum tersebut habis terkonsumsi dilanjutkan dengan pemberian ransum tanpa ekstrak. Air minum disediakan ad libitum.

Parameter penelitian

Data meliputi populasi bakteri asam laktat (BAL), E. coli dan pH digesta usus halus diukur pada minggu kesebelas (72-77 hari). Ayam didekapitasi kemudian diseksio untuk mengeluarkan saluran pencernaan dan bagian usus halus dipisahkan. Sebanyak 0,5 g sampel digesta diencerkan dengan 4,5 ml NaCl fisiologis dalam tabung reaksi sampai 10-5. Sampel dari hasil pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 dan 10-5 ditanam ke media deman rogosa

sharpe (MRS) untuk pengamatan BAL dan eosin methyline blue agar (EMBA) untuk

pengamatan E. coli. Penanaman menggunakan metode total plate count yaitu sampel sebanyak 0,1 ml dari masing-masing pengenceran dituangkan ke permukaan media agar yang steril dan padat. Sampel ditebarkan ke seluruh permukaan agar dengan cara goresan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan. Populasi BAL dan E. coli dihitung dari cawan petri setelah diinkubasi selama 48 jam. Perhitungan BAL dan E. coli berdasarkan

(3)

metode standart total plate count (Fardiaz 1992) menggunakan rumus:

Jumlah bakteri =

Tabel 1. Ransum penelitian dan kandungan nutrien

Bahan pakan Komposisi (%) Jagung kuning 47,00

Bekatul 25,00

Bungkil kedelai 18,00

Tepung ikan 8,00

CaCO3 1,20

Vitamin dan mineral 0,80

Total 100,00

Kandungan nutrien:

Energi metabolis (kkal/kg)* 2.807,87 Protein kasar (%)** 17,56 Lemak kasar (%)** 5,75 Serat kasar (%)** 5,94 Methionine (%)*** 0,39 Lysine (%)*** 1,08 Arginin (%)*** 1,23 Kalsium (%)** 1,01 Fosfor (%)** 0,64 *Berdasarkan perhitungan Tabel Hartadi et al. (1993); **Berdasarkan hasil analisis proksimat di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro; ***Berdasarkan Tabel NRC (1984)

Derajat keasaman atau pH diukur dari digesta usus halus yang ditampung dalam cawan, segera setelah ayam dipotong, menggunakan pH meter.

Rancangan percobaan

Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan empat perlakuan dan empat ulangan (masing-masing 10 ekor). Perlakuan yang diterapkan pada penelitian sebagai berikut, T0: Ransum basal tanpa ekstrak umbi dahlia; T1: Ransum basal dengan pemberian ekstrak umbi dahlia 0,39%; T2: Ransum basal dengan pemberian ekstrak umbi dahlia 0,78%;

T3: Ransum basal dengan pemberian ekstrak umbi dahlia 1,17%.

Data yang diperoleh diolah dengan analisis ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diukur. Apabila berpengaruh nyata dilanjutkan dengan uji Duncan (Gaspersz 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber inulin nyata (P<0,05) meningkatkan populasi bakteri asam laktat (BAL), menurukan pH digesta dan jumlah E. coli (Tabel 2). Populasi BAL di dalam usus halus akibat pemberian sumber inulin dari ekstrak umbi Dahlia sebanyak 0,78% (T2) dan 1,17% (T3) nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya (T0 dan T1). Sebaliknya, pH dan populasi E. coli semakin menurun dengan semakin tinggi pemberian ekstrak umbi Dahlia (T0 vs T1, T2 dan T3). Derajat keasaman usus halus (pH) dan jumlah E. coli paling rendah dicapai dengan perlakuan T3.

Pemberian inulin dari ekstrak umbi Dahlia pada taraf 0,78% (T2) dan 1,17% (T3) mampu meningkatkan populasi BAL. Kondisi ini memberikan arti bahwa inulin ternyata mampu dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat

indogenous melalui aktivitas fermentatif sehingga menghasilkan metabolit yang dapat mendukung perkembangan BAL disatu sisi, tetapi disisi lain berdampak negatif terhadap kemampuan hidup bakteri patogenik. Patterson & Burkholder (2003) memperkuat fenomena yang terjadi pada penelitian ini bahwa

Bifidobacteria dan Lactobacillus indogenous

mempunyai kontribusi positif terhadap keseimbangan bakteri usus halus karena mampu menekan pertumbuhan bakteri patogenik. Peningkatan BAL pada ayam Kampung persilangan akibat pemberian ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber inulin sebesar 0,78% (T2) dan 1,17% (T3) ternyata mampu berkompetisi dengan E. coli (Tabel 2). Jozefiak et al. (2008) menunjukkan bahwa pemberian inulin (3 g/kg ransum) pada ayam broiler umur 42 hari dapat meningkatkan jumlah BAL serta menurunkan bakteri

Coliform. Demikian pula pemberian inulin

sebanyak 8 g/kg (Biggs et al. 2007) dan 10 g/kg ransum (Rehman et al. 2008) dapat Jumlah bakteri =

(4)

Tabel 2. Rata-rata BAL, pH digesta dan E. coli pada ayam Kampung persilangan Parameter Perlakuan T0 T1 T2 T3 BAL (104 cfu/g) pH digesta E. coli (102 cfu/g) 2,99c 6,69a 66,25a 34,83b 6,07b 19,50b 64,53a 5,94b 14,75bc 75,00a 5,76b 5,75c a, bSuperskip pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05)

meningkatan jumlah Bifidobacteria dan

Lactobacillus, dan menghambat pertumbuhan

bakteri patogenik serta meningkatkan performans pada ayam broiler.

Inulin dapat difermentasi oleh BAL di dalam usus halus dengan menghasilkan asam lemak rantai pendek atau short chain fatty acid (SCFA) dan asam laktat yang dapat menurunkan pH. Bila populasi BAL meningkat menghasilkan lebih banyak asam lemak rantai pendek, asam laktat dan zat antimikrobia. Bakteri asam laktat juga menghasilkan antimikrobia (bakteriosin) yang bersifat antagonis terhadap pertumbuhan bakteri patogenik dan memperbaiki bakteri menguntungkan dalam usus halus (Azhar 2009). Menurut Murhadi et al. (2009) bahwa semakin tinggi asam laktat dan SCFA yang dihasilkan, nilai pH semakin rendah. Selama proses fermentasi inulin di dalam usus halus, proses depolimerisasi senyawa inulin menghasilkan molekul hidrogen. Hidrogen bebas berikatan satu sama lain dan akumulasi molekul hidrogen memberikan kontribusi langsung pada nilai pH. Semakin baik proses fermentasi substrat inulin berlangsung, molekul hidrogen yang dihasilkan semakin banyak dan pH hasil fermentasi semakin rendah (Gulfi et al. 2005). Pemberian sumber inulin dari ekstrak umbi Dahlia dapat menstimulasi pertumbuhan dan stabilitas populasi BAL. Potensial hidrogen optimum untuk perkembangan dan pertumbuhan BAL berkisar 3,0-8,0 (Drzikova et al. 2005).

Populasi E. coli akibat pemberian inulin pada taraf 0,39% (T1), 0,78% (T2) dan 1,17% (T3) nyata menurun dibandingkan dengan T0. Hal ini sesuai dengan meningkatnya populasi BAL dan menurunnya pH digesta usus halus (Tabel 2). Bakteri asam laktat dapat menciptakan suasana asam sehingga mampu menekan pertumbuhan populasi E. coli. Hasil

penelitian Biggs et al. (2007) dengan pemberian inulin pada taraf 8 g/kg dan Rehman et al. (2008) dengan taraf 10 g/kg dalam ransum ayam broiler menunjukkan respon terhadap terhadap Bifidobacteria dan Lactobacillus dan menghambat pertumbuhan patogenik serta meningkatkan pertambahan bobot badan.

Bakteri asam laktat di dalam saluran pencernaan hidup secara homofermentatif. Senyawa metabolit yang dihasilkan BAL seperti asam organik, hidrogen peroksida dan karbondioksida (CO2). Asam organik (asam laktat) dihasilkan oleh seluruh Lactobacillus dan Bifidobacteria. Mekanisme asam laktat dalam menginaktivasi bakteri dalam bentuk tidak terdisosiasi mudah masuk ke dalam membran sel dan menurunkan pH sel internal. Hal ini dapat menyebabkan protein dan DNA sel bakteri terganggu serta menyebabkan bakteri terhambat (Branen & Davidson 2004). Senyawa H2O2 (hidrogen peroksida) dalam membunuh bakteri adalah: (1) Terjadinya oksidasi pada sel bakteri. Bakteri memiliki gugus sulfidril pada protein dinding sel. Gugus sulfidril akan berinteraksi dengan radikal superoksida oksigen sehingga meningkatkan permeabilitas membran dan mendenaturasi sejumlah enzimsel; (2) Hidrogen peroksida dapat bertindak sebagai perkusor bagi pembentukan radikal bebas yang dapat merusak DNA; (3) Reaksi pembentukan H2O2 akan mengikat oksigen sehingga membentuk suasana anaerob yang tidak nyaman bagi bakteri aerob (Naidu et al. 1999).

Karbondioksida berupa kemampuan

menciptakan kondisi lingkungan anaerob dengan cara menggantikan posisi oksigen dan CO2 terakumulasi dalam membran lipid bilayer yang akan mengganggu permeabilitas membran sehingga menyebabkan kerusakan sel membran (Wang & Gibson 1993).

(5)

KESIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh ekstrak umbi Dahlia sebagai sumber inulin sampai taraf 0,78-1,17% (T2-T3) mampu meningkatkan populasi bakteri asam laktat (BAL), menurunkan pH usus halus dan populasi E. coli.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar M. 2009. Inulin sebagai prebiotik. Sainstek. 12:1-8.

Biggs P, Parsons CM, Fahey GC. 2007. Effect of several oligosaccharides on growth performance, nutrient digestibilities and caecal microbial populations in young chicken. Poult Sci. 86:2327-2336.

Branen JK, Davidson PM. 2004. Enhancement of nisin, lysozyme, and monolaurin antimicrobial activities by ethylene diamine tetra acetic acid and lactoferrin. Int J Food Microbiol. 90:63-74.

Drzikova B, Dongowski G, Gebhardt E, Habel A. 2005. The composition of dietary fibre-rich extrudates from oat affects bile acid binding and fermentation in vitro. Food Chem. 90:181-192.

Fardiaz S. 1992. Analisis mikrobiologi pangan. Jakarta (Indonesia): Raja Grafindo Persada. Gaspersz V. 1991. Metode perancangan percobaan.

Bandung (Indonesia): CV Armico.

Gulfi M, Arrigoni E, Amadò R. 2005. Influence of structure on in vitro fermentability of commercial pectins and partially hydrolysed pectin preparations. Carbohydr Polym. 59:247-255.

Hartadi H, Reksohadiprodjo S, Tillman AD. 1993. Tabel komposisi pakan untuk Indonesia. Yogyakarta (Indonesia): Gadjah Mada University Press.

Jozefiak D, Kaezmarek S, Rutkowski A. 2008. A note on the effect of selected prebiotcs on the performance and ileal microbiota of broiler chickens. J Anim Feed Sci. 17:392-397. Murhadi, Nurdin SU, Aprizal D, Maryanti. 2009.

Pengaruh penambahan cincau pohon (Premna

oblongifolia Merr.) pada pakan terhadap

kandungan bakteri asam laktat digesta dan efek laksatifnya pada tikus pecobaan. Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian. 14:129-140.

Naidu AS, Bidlack WR, Clemens RA. 1999. Probiotic spectra of lactic acid bacteria (LAB). Crit Rev Food Sci Nutr. 39:13-16.

NRC. 1984. Nutrient requirements of poultry. 9th ed. Washington DC (US): National Academic Press.

Patterson JA, Burkholder KM. 2003. Effect of dried

Bacillus subtilis composition and hepatic

lipogenic enzyme activity in female broiler chicken. Br J Nutr. 74:523-529.

Prihatman K. 2000. Bunga dahlia (Dahlia

variabilis). Kemenristek [Internet]. [Disitasi 4

Juni 2013]. Tersedia dari: http://www. ristek.go.id.

Rebole A, Ortiz LT, Rodriguez ML, Alzueta C, Trevino J, Velasco S. 2010. Effect of inulin and enzyme complex, individually or in combination, on growth performance, intestinal microflora, caecal fermentation characteristics and jejunal histomorphology in broiler chicken fed a wheat and barley-based diet. Poult Sci. 89:276-278.

Rehman H, Hellweg P, Taras D, Zentek J. 2008. Effects of dietary inulin on the intestinal short chain fatty acids and microbial ecology in broiler chickens as revealed by denaturing gradient gel electrophoresis. Poult Sci. 87:783-789.

Roberfroid M. 2007. Prebiotics: the concept revisited. J Nutr. 137:830-837.

Saraswanti. 2013. Hasil analisis inulin. Bogor (Indonesia): Saraswanti Indo Genetech. Sohail MU, Ijaz A, Younus M, Shabbir MZ,

Kamran Z, Ahmad S, Anwar H, Yousaf MS, Ashraf K, Shahzad AH, Rehman H. 2013. Effect of supplementation of mannan oligosaccharide and probiotic on growth performance, relative weights of viscera, and population of selected intestinal bacteria in cyclic heat-stressed broilers. J Appl Poult Res. 22:485-491.

Wang X, Gibson GR. 1993. Effects of the in vitro fermentation of oligofructose and inulin by bacteria growing in the human large intestine. J Appl Bacteriol. 75:373-380.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tujuan pembangunan dan prioritas pembangunan iptek yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009, dan Kebijakan Strategis Pembangunan

Oliva mengemukakan bahwa pada prinsip pengembangan kurikulum paling tidak ada 4 (empat) sumber yang menjadi acuan sebuah pengembangan kurikulum yaitu data empiris

Pada saat yang bersamaantimer on delayT1 mendapat arus listrik dan autotransformator tap 1 (mendapat suplai tegangan sebesar 50% dari tegangan normal) akan tersambung

Berdasarkan permasalahan di atas, maka digunakan konsep teori poskolonial untuk mengetahui bagaimana puisi Sajak Pulau Bali menggambarkan Bali sebagai ruang

Serta teman saya dari kecil sampai sekarang Arta Maryadi dan Anggar Jayadi terima kasih sudah terlalu baik kepada saya karena meminjamkan laptop selama saya

Melalui pemahaman cara hidup alamiah ini, Lao Tzu ingin menanamkan sikap hidup manusia agar dapat berserah diri sepenuhnya, sehingga tidak mudah mengeluh dalam mengatasi

Berdasarkan pada uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti yaitu, adakah penurunan perilaku