• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENURUNAN KADAR BAHAN ORGANIK AIR GAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERMODIFIKASI Fe(OH) 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENURUNAN KADAR BAHAN ORGANIK AIR GAMBUT DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERMODIFIKASI Fe(OH) 3"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

57

PENURUNAN KADAR BAHAN ORGANIK AIR GAMBUT

DENGAN MENGGUNAKAN ZEOLIT ALAM TERMODIFIKASI Fe(OH)

3

Ino Kasanora Husada1*, Lia Destiarti1, Rudiyansyah1 1

Progam Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi,

*email : inohusada13@gmail.com

ABSTRAK

Kandungan bahan organik yang tinggi pada air gambut selain menyebabkan pH air menjadi rendah, dapat juga menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme dalam air yang dapat menimbulkan bau jika bahan organik tersebut terurai. Pada penelitian ini dikaji kemampuan zeolit alam termodifikasi Fe(OH)3 untuk menurunkan kadar bahan organik air gambut melalui

proses adsorpsi menggunakan sistem batch. Zeolit alam termodifikasi Fe(OH)3 dibuat melalui

interaksi antara zeolit alam teraktivasi dengan Fe(OH)3 0,1 M. Variabel yang diuji meliputi

kecepatan pengadukan, waktu kontak, dan rasio antara massa zeolit termodifikasi Fe(OH)3

dengan volume air gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan pengadukan optimum yang dibutuhkan adalah 150 rpm dengan waktu kontak selama 120 menit dan rasio massa zeolit termodifikasi Fe(OH)3 terhadap volume air gambut 1:20. Efektivitas penurunan

kadar bahan organik yang diperoleh pada kondisi optimum adalah 72,46% dengan kemampuan zeolit termodifikasi Fe(OH)3 dalam mengikat bahan organik adalah 4,92 mg/g.

Kata kunci : air gambut, bahan organik, zeolit alam, besi(III) hidroksida

PENDAHULUAN

Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah berawa atau dataran rendah yang mempunyai ciri-ciri umum yaitu intensitas warna yang tinggi (kuning atau merah kecokelatan), pH rendah antara 2-5, rasanya asam, kandungan zat organiknya tinggi, serta rendahnya konsentrasi partikel dan kation (Kusnaedi, 2006). Bahan organik di dalam air gambut didominasi oleh zat humat yang memiliki berat molekul hingga 100.000 Dalton (Da) dan berada dalam rentang ukuran koloid (Gonder, et al., 2005; Leenheer, 2003). Dengan ukuran tersebut, maka senyawa organik yang ada di dalam air gambut sulit untuk dipisahkan.

Kandungan bahan organik yang tinggi menyebabkan pH air menjadi rendah, menimbulkan bau akibat penguraian mikroorganisme, serta dapat menghasilkan senyawa trihalometan (THM) yang bersifat toksik bila diolah menggunakan klorin (Wagner, 2001). Berdasarkan uji pendahuluan yang telah dilakukan oleh Afrita (2011), kadar senyawa organik terlarut pada air gambut di Kota Pontianak mencapai 184-273 mg/L KMnO4. Jumlah ini

melebihi ambang batas yang telah ditentukan dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 yaitu sebesar 10 mg/L KMnO4. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penelitian mengenai cara pengolahan air gambut agar dapat menjadi air yang layak untuk digunakan sebagai sumber air bersih. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan zeolit.

Pengembangan teknik pengolahan air menggunakan zeolit alam telah dilakukan oleh beberapa peneliti untuk menurunkan kandungan bahan organik, kesadahan air, dan logam-logam berat. Secara umum zeolit alam memiliki kapasitas pertukaran kation yang baik, seperti pada amonium dan ion logam berat. Namun untuk meningkatkan kemampuannya dalam menyerap bahan organik yang bermuatan negatif, zeolit perlu dimodifikasi terlebih dahulu. Salah satu metode modifikasi yang dapat digunakan adalah dengan interaksi zeolit terhadap Fe(OH)3 (Margeta, et al.,

2013).

Zeolit termodifikasi Fe(OH)3 telah

digunakan untuk menyerap fluorida dan timbal pada air (Sun, et al., 2011; Kragovic,

et al.,2010). Siddiq (2012) telah

(2)

58 untuk menyerap fenol. Siddiq (2012) dan Kragovic, et al. (2010) menggunakan FeCl3

sebagai sumber Fe(OH)3, sedangkan

Grygar, et al. (2007) menggunakan Fe(NO3)3 untuk menyerap arsenik pada air.

Berdasarkan studi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai penurunan kadar bahan organik air gambut menggunakan zeolit termodifikasi Fe(OH)3.

Penurunan kadar bahan organik terjadi berdasarkan pembentukan kompleks besi(III) dengan bahan organik di dalam pori zeolit sehingga mudah untuk dipisahkan. Penelitian dilakukan dengan melihat pengaruh kecepatan pengadukan zeolit termodifikasi didalam air gambut, rasio antara massa zeolit termodifikasi dengan volume air gambut, dan waktu kontak antara zeolit termodifikasi dengan air gambut terhadap kadar bahan organiknya.

METODOLOGI Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayakan ukuran 100 mesh, ball filler, batang pengaduk, buret, cawan porselin, corong buchner, seperangkat alat gelas, kertas Whatman no.42, klem, magnetic stirer, mortar, neraca analitik, oven, pH meter, pipet ukur 10 dan 25 mL, shaker, tanur.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuades, air gambut, FeCl3 2 M, H2C2O4 0,01 N, H2SO4 8 N, HCl

4 M, KMnO4 0,01 N, NaOH 5 M, dan zeolit

alam.

Sintesis Zeolit Termodifikasi Fe(OH) Zeolit dicuci menggunakan akuades, kemudian digiling dengan mortar dan diayak sehingga diperoleh zeolit dengan ukuran butir lolos ayakan 100 mesh. Serbuk zeolit dipanaskan dalam oven pada temperatur 300°C selama 3 jam. Sebanyak 50 g zeolit

diaktivasi mengunakan larutan HCl 4 M sebanyak 125 mL. Campuran diaduk dengan pengaduk magnet selama 90 menit kemudian disaring dan dibilas dengan akuades sampai pH netral. Setelah itu, zeolit dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dipanaskan dalam tanur pada temperatur 300°C selama 3 jam.

Sebanyak 45 g zeolit yang telah diaktivasi ditambahkan 300 mL larutan Fe(OH)3 dengan konsentrasi 0,1 M.

Campuran diaduk selama 2 jam dan didiamkan 4 jam, lalu disaring. Zeolit hasil modifikasi dipanaskan dalam oven pada temperatur 100°C selama 1 jam dan selanjutnya dicirikan menggunakan SEM-EDX (Siddiq, 2012).

Penentuan Kadar Bahan Organik Air Gambut dengan Menggunakan Zeolit Alam Termodifikasi Fe(OH)3

Sampel air gambut disaring menggunakan kertas saring Whatman no.42 dan filtrat yang dihasilkan merupakan sampel uji. Selanjutnya sampel tersebut diukur kadar bahan organik sebelum dikontakan dengan zeolit termodifikasi Fe(OH)3. Setelah itu dimasukkan air gambut

ke dalam 5 buah botol masing-masing sebanyak 20 mL. Sebanyak 0,5 g zeolit termodifikasi Fe(OH)3 dimasukkan ke dalam

masing-masing botol. Semua botol ditutup dan dikocok menggunakan shaker dengan variasi kecepatan 100, 150, 200, 250, dan 300 rpm selama 30 menit. Selanjutnya larutan disaring dan ditentukan kandungan bahan organiknya dengan titrasi permangananometri.

Kecepatan pengadukan optimum yang diperoleh kemudian digunakan dalam penentuan waktu kontak optimum. Adapun variasi waktu kontak yang digunakan yaitu 60, 90, 120, 150, dan 180 menit. Setelah itu dilakukan penentuan variasi volume air gambut dengan massa zeolit termodifikasi Fe(OH)3 sebanyak 1 g menggunakan

kecepatan pengadukan dan waktu kontak optimum yang telah diperoleh. Adapun variasi volume air gambut yang digunakan yaitu 20, 30, 40, 50, dan 60 mL.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sintesis zeolit termodifikasi Fe(OH)3

dilakukan dengan menyisipkan logam Fe3+ ke dalam rongga zeolit yang sudah diaktivasi. Ion Fe3+ berinteraksi dengan kation dapat tukar pada zeolit, dimana satu ion Fe3+ akan menggantikan tiga ion alkali (Xn+) dalam kerangka zeolit (Rahmani, et al., 2010). Reaksi yang terjadi pada sintesis zeolit termodifikasi Fe(OH)3 adalah sebagai

berikut :

3Xn+[(AlO2)x(SiO2)y]·zH2O + Fe(OH)3

→ Fe3+[(AlO

(3)

59 Zeolit yang sudah termodifikasi Fe(OH)3 tampak berubah warna menjadi

hijau kehitaman. Perubahan warna ini diakibatkan oleh adanya ion Fe3+ yang masuk ke dalam rongga zeolit. Perbandingan warna zeolit sebelum dan sesudah dimodifikasi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Zeolit alam teraktivasi HCl 4 M dan zeolit alam termodifikasi Fe(OH)3

Zeolit yang sudah dimodifikasi dikarakterisasi untuk mengamati morfologi permukaan zeolit dan melihat komponen logam utama dalam zeolit. Gambar 2 menunjukkan bahwa zeolit termodifikasi Fe(OH)3 tersusun oleh partikel-partikel yang

ukurannya lebih besar daripada zeolit yang tidak dimodifikasi dengan Fe(OH)3. Adanya

partikel-partikel yang lebih besar tersebut disebabkan oleh masuknya ion Fe3+ kedalam rongga zeolit dengan menggantikan kation-kation yang terdapat didalam rongga zeolit (Syafii, dkk., 2010). Hal ini didukung dengan hasil pengukuran menggunakan EDX bahwa kadar Fe pada zeolit termodifikasi meningkat sebesar 4,20%. Peningkatan kadar besi ini menunjukkan bahwa proses modifikasi telah berhasil dilakukan.

Gambar 2. Mikrograf SEM perbesaran 1000x pada zeolit sebelum (a) dan setelah (b) dimodifikasi dengan Fe(OH)3.

Penambahan senyawa Fe(OH)3

terhadap zeolit menyebabkan ion Fe3+ dapat memasuki rongga-rongga zeolit dan dapat dipertukarkan dengan kation-kation dalam rongganya. Ion Fe3+ memiliki bilangan koordinasi 6 dapat mengikat senyawa bermuatan negatif (ligan) untuk membentuk kompleks. Senyawa kompleks dengan bilangan koordinasi 6 merupakan kompleks yang paling stabil, sebab pada pembentukan kompleks itu dilepas sejumlah besar energi ikatan membentuk ikatan dengan ligan (Cotton dan Wilkinson 1989).

Penurunan Kadar Bahan Organik Air Gambut dengan Menggunakan Zeolit Alam Termodifikasi Fe(OH)3

Penurunan kadar bahan organik pada air gambut dengan zeolit termodifikasi Fe(OH)3 merupakan proses interaksi.

Interaksi antara senyawa organik dan zeolit termodifikasi dapat ditingkatkan dengan proses pengadukan. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap penurunan kadar bahan organik air gambut disajikan pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik hubungan antara kecepatan pengadukan terhadap persen efektivitas

Interaksi antara zeolit termodifikasi Fe(OH)3 dengan air gambut menunjukkan

bahwa pengadukan pada kecepatan 150 rpm mampu mengikat bahan organik secara optimal, yaitu sebesar 36,68%. Efektivitas penurunan kadar bahan organik air gambut meningkat pada kecepatan pengadukan 150 rpm, akan tetapi setelah itu efektivitas penurunannya terus berkurang seiring dengan bertambahnya kecepatan pengadukan yang digunakan. Pengikatan bahan organik pada zeolit termodifikasi

0 10 20 30 40 100 150 200 250 300 % E fe k ti v it a s Kecepatan Pengadukan (rpm)

a

b

(4)

60 Fe(OH)3 ini dapat terjadi akibat adanya ion

Fe3+ yang mengikat senyawa organik air gambut yang bermuatan negatif.

Penelitian yang dilakukan oleh Aftrita (2011) dalam penurunan kadar bahan organik air gambut menggunakan resin Dowex Marathon 11 menghasilkan kecepatan pengadukan optimum pada 200 rpm dengan rata-rata efektivitas penurunan kadar bahan organik 5,5 %. Perbedaan kecepatan optimum yang diperoleh ini terjadi karena adanya perbedaan jenis adsorben yang digunakan sehingga kondisi yang dibutuhkan dalam proses adsorpsi senyawa organik juga berbeda.

Gambar 4. Grafik hubungan antara waktu kontak terhadap persen efektivitas

Setelah diperoleh kecepatan pengadukan optimum, kemudian dilakukan penurunan kadar bahan organik gambut zeolit termodifikasi Fe(OH)3 menggunakan

variasi waktu kontak dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Pengaruh waktu kontak terhadap efektivitas penurunan kadar bahan organik air gambut disajikan pada Gambar 4.

Penurunan kadar bahan organik air gambut menunjukkan peningkatan yang cukup besar pada rentang waktu kontak 60 menit hingga 120 menit Efektivitas penurunan kadar bahan organik air gambut yang diperoleh pada waktu kontak 120 menit mencapai 68,18%.

Penambahan waktu kontak menjadi 150 menit menunjukkan penurunan persen efektivitas yang tidak signifikan namun terus menurun hingga mencapai waktu kontak 180 menit. Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu kontak 120 menit zeolit termodifikasi Fe(OH)3 sudah jenuh karena

ion Fe3+ di dalam rongga zeolit sudah habis terikat dengan bahan organik air gambut.

Sun, et al. (2011) melakukan penelitian menggunakan zeolit termodifikasi besi(III) untuk menurunkan kadar fluorida di dalam air minum. Efektivitas penurunan kadar flourida tertinggi yang diperoleh adalah 92% pada waktu kontak 120 menit. Dengan demikian maka zeolit termodifikasi besi(III) mampu menyerap fluorida di dalam air minum secara lebih baik daripada kadar bahan organik air gambut.

Kecepatan pengadukan dan waktu kontak optimum yang telah diperoleh kemudian digunakan dalam penurunan kadar bahan organik dalam 5 variasi volume air gambut. Data yang diperoleh disajikan dalam pada Gambar 5.

Gambar 5. Grafik hubungan antara volume air gambut terhadap persen efektivitas

Penggunaan 1 g zeolit termodifikasi Fe(OH)3 pada volume air gambut 20 mL

memberikan penurunan kadar bahan organik yang paling tinggi. Efektivitas penurunan kadar bahan organik yang diperoleh pada kondisi optimum adalah 72,46%. Seperti yang terlihat pada Gambar 5 penambahan volume air gambut menyebabkan efektivitas penurunan kadar bahan organik air gambut berkurang. Adanya penambahan volume air gambut menyebabkan bertambahnya jumlah mol bahan organik sehingga ion Fe3+ tidak mampu lagi untuk mengikat bahan organik dalam jumlah yang lebih banyak tersebut.

Penelitian lainnya dilakukan Mawaddah, dkk., (2014) dalam menurunkan kadar bahan organik air gambut menggunakan biji asam jawa sebagai koagulan. Jika dibandingkan dengan penurunan kadar bahan organik 0 20 40 60 80 60 90 120 150 180 % E fe k ti v it a s

Waktu Kontak (menit)

0 20 40 60 80 20 30 40 50 60 % E fe k ti v it a s

(5)

61 menggunakan biji asam jawa sebagai koagulan ini memberikan hasil yang lebih baik daripada menggunakan zeolit termodifikasi Fe(OH)3. Penurunan kadar

bahan organik air gambut optimum diperoleh pada penggunaan 2 g biji asam jawa dalam 200 mL air gambut. Pada kondisi optimum tersebut kadar bahan organik air gambut dapat diturunkan hingga 50%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penurunan kadar bahan organik air gambut memberikan hasil terbaik pada kecepatan pengadukan optimum 150 rpm, waktu kontak optimum 120 menit, dan massa zeolit alam termodifikasi Fe(OH)3 sebanyak

1 g/ 20 mL air gambut (1:20) dengan efektivitas penurunan sebesar 72,46 %.

DAFTAR PUSTAKA

Afrita, D., 2011, Pengurangan Bahan Organik di Dalam Air Gambut dengan Menggunakan Resin Penukar Anion (Dowex Marathon 11), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Tanjungpura, Pontianak, (Skripsi).

Cotton F.A., Wilkinson, G., 1989,Kimia Anorganik Dasar, Penerjemah : Suharto S., Jakarta: UI Press.

Gonder, Z.B., Yasemin, K., Ilda, V., Hulusi, B., 2006, Capacity Loss in an Organically Fouled Anion Exchanger, J. Desalination,189:303-307.

Grygar, T., Hradil, D., Bezdicka, P., Dousova, Apek, L.C., Schneeweiss, O., 2007, Fe(III)-Modified Montmorillonite and Bentonite: Synthesis, Chemical and Uv-Vis Spectral Characterization, Arsenic Sorption, and Catalysis Of Oxidative Dehydrogenation of Propane, J. Clays and Clay Minerals, 55(2):165–176. Kragović, M., Daković, A., Milićević, S.,

Sekulić, Z., Trgo, M., Perić, J., Medvidović, N.V., Ugrina, M., Nuić, I.,

2010, Immobilization of Lead from Aqueous Solutions Using The Natural and Fe(III)-Modified Zeolite, Proceedings of the 3rd Croatian-Slovenian Symposium on Zeolites. Kusnaedi, 2006, Mengolah Air Gambut dan

Kotor untuk Air Minum, Penebar Swadaya, Jakarta.

Margeta, K., Logar, N.Z., Šiljeg, M., Farkaš, A., 2013, Natural Zeolites in Water Treatment– How Effective is Their Use, InTech, Chapter 5 (e-Book). Mawaddah, D., Zaharah, T., A., Gusrizal,

2014, Penurunan Bahan Organik Air Gambut Menggunakan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica linn), 3(1):27-31.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001, Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Rahmani A, Nouri J, Kamal GS, Mahvi AH, Zarem R., 2010, Adsorption of Fluoride from Water by Al3+ and Fe3+Pretreated Natural Iranian Zeoliteirs, Int. J. Environ Res.,4:607-614.

Siddiq, F., 2012, Optimasi Zeolit Alam Termodifikasi Fe(OH)3 Sebagai

Penukar Anion, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi).

Sun, Y., Fang, Q., Dong, J., Cheng, X., Xu, J., 2011, Removal of Fluoride from Drinking Water by Natural Stilbite Zeolite Modifiedwith Fe(III), J. Desalination, 277:121-127.

Syafii F., Sugiarti, S., Charlena, 2010, Modifikasi Zeolit Melalui Interaksi dengan Fe(OH)3 untuk Meningkatkan

Kapasitas Tukar Anion, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi).

Wagner, E.G., Pinhiero, R.G., 2001, Upgrading Water Treatment Plants, Spon Press, New York.

Gambar

Gambar 1.  Zeolit alam teraktivasi HCl 4 M  dan  zeolit  alam  termodifikasi  Fe(OH) 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan komposisi kelamin, jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2014 sebesar 98 persen, mengalami penurunan dari tahun 2013 sex ratio sebesar

Hasil iterasi terakhir akan menghasilkan faktor-faktor penentu pengembangan wisata Bendung Gerak Waru Turi yang disepakati oleh semua responden.Hasil yang

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Product Moment diketahui bahwa ada hubungan positif antara harga diri dengan pengungkapan

Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul: “PENGARUH PELAKSANAAN ETIKA PROFESI, INDEPENDENSI, PROFESIONALISME DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP

[r]

Akulturasi budaya tampak pada gaya bangunan rumah tinggal dan dua sistem adat lama ( pepadun dan sebatin ), beserta benda-benda upacara adat Begawi, sedangkan

Guru memberikan wawasan kepada semua siswa sebelum pembelajaran dimulai bahwa tujuan dari belajar PAI pada bab Akhlaq dengan tema toleransi dan kerukunan

Faktor lain yang terjadi pada kekerasan dalam rumah tanggadi Karawang yaitu rata-rata profesi seorang suami sebagai petani yang penghasilannya tidak sesuai dengan