• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN METODE AHP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN METODE AHP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN

METODE AHP

Disusun Oleh Lily Cristie Frensiska

2011.01.0038

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA NUSANTARA JAYA LUBUKLINGGAU

(2)
(3)
(4)

A SUPPORTING SYSTEM OF DECISION IN ALTERNATIVE DETERMINE THE SELECTION OF A CONTRACEPTIVE DEVICES USING AHP METHOD

Lily cristie f1, Alfiarini 2, Arie yandi saputra3 1Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 2,3Dosen Tetap STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau

ABSTRACT

To choose or method of contraception device will not easy will not be easy as they do not know yet about an effect before use it.Not all those methods or contraceptive devices suitable for any body, were a necessity for proper skills to understand and appropriate in an election the method or contraception to be used.In the support system decisions can help in the election of the method or a contraceptive device right.System designed by the use of mysql database to server php as a programming language and wamp server as a web server local.Method of development system system using prototyping. The purpose of supporting system construction of this decision is to help the family planning acceptor in choosing a contraceptive device to suit himself. Research is bounded at the age of, the cost of, side effects, long the use of, the effectiveness of the success of an instrument, the acts of menstruation, a complication potential and health status. This research result is an application of supporting system decision election alternative contraceptives at the midwife juliah maternity practice, am.keb . Testing a system used is a method of black box.

(5)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN ALTERNATIF PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MENGGUNAKAN

METODE AHP

Lily cristie f1, Alfiarini 2, Arie yandi saputra3 1Mahasiswa STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau 2,3Dosen Tetap STMIK Bina Nusantara Jaya Lubuklinggau

Intisari

Untuk memilih metoda atau alat kontrasepsi tidak mudah karena belum mengetahui tentang efek sebelum menggunakannya. Tidak semua metode atau alat kontrasepsi cocok untuk setiap tubuh, untuk itu dibutuhkan ketrampilan yang tepat untuk memahami dan tepat dalam pemilihan metode atau kontrasepsi yang akan digunakan. Di dalam sistem pendukung keputusan dapat membantu dalam pemilihan metode atau alat kontrasepsi yang benar. Sistem dirancang dengan menggunakan MySql untuk database server, PHP sebagai bahasa pemrograman dan Wamp Server sebagai server web lokal. Metode pengambangan sistem sistem menggunakan prototyping .Tujuan dari dibangunnya sistem penunjang keputusan ini adalah untuk membantu para aseptor KB dalam melakukan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya. Penelitian ini dibatasi pada umur, biaya, efek samping, lama pemakaian, efektivitas keberhasilan alat, riwayat haid, komplikasi yang potensial dan status kesehatan. Hasil penelitian ini adalah sebuah program aplikasi sitem penunjang keputusan alternatif pemilihan alat kontrasepsi di Bidan Praktek Bersalin Juliah, Am.Keb. Pengujian sistem yang digunakan adalah metode Black Box.

PENDAHULUAN

Setiap orang tentunya menginginkan buah hati dapat tumbuh sehat, mendapat perhatian penuh, dan tercukupi segala kebutuhannya. Bagi pasangan yang kebetulan sedang mempersiapkan pernikahan, biasanya sudah mulai membicarakan rencana mengenai keluarga yang akan dibangun nantinya, termasuk dalam merencanakan jumlah anak dan waktu lahir masing-masing anak kelak. Satu-satunya cara untuk mengatur jumlah dan waktu kehamilan adalah melalui penggunaan metode atau alat kontrasepsi.

Memilih metode atau alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari setiap individu selalu berbeda, sehingga perlunya pengetahuan yang luas dan tepat mengenai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing metode atau alat kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh pengguna.

Bagi setiap pasangan harus mempertimbangkan penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional, efisien dan efektif. Penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional berarti penggunaan metode atau alat kontrasepsi hendaknya dilakukan secara sukarela tanpa adanya unsur paksaan, yang didasarkan pada pertimbangan secara rasional dari sudut tujuan atau teknis penggunaan, kondisi kesehatan medis, dan kondisi sosial ekonomis dari setiap pasangan.

kehamilan per tahun penggunaannya dari seorang pasangan. Kemudian pemilihan alat kontrasepsi secara efektif harus didasari pertimbangan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan tingkat keberhasilannya. Pemilihan alat kontrasepsi secara efisien dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi. kehamilan per tahun penggunaannya dari seorang pasangan. Kemudian pemilihan alat kontrasepsi secara efektif harus didasari pertimbangan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan tingkat keberhasilannya.

Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan maka penulis mengambil judul “Pendukung Keputusan Alternatif Pemilihan Alat Kontrasepsi Menggunakan Metode AHP”.

LANDASAN TEORI Pengertian Sistem

Menurut Sutabri (2012) Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Yakub (2012) pengertian sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk tujuan tertentu.

Dari pengertian – pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian sistem adalah sekumpulan elemen – elemen yang saling berinteraksi atau berhubungan satu sam lain untuk mencapai tujuan tertentu.

(6)

Pengertian Keputusan

Dalam Pristiwanto (2014) menyebutkan definisi keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai pilihan) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan. Sedangkan dalam Ratih Hafsarah Maharrani, dkk (2010) menyebutkan bahwa keputusan adalah Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya. Setiap keputusan akan membuat pilihan terakhir, dapat berupa tindakan / opini. Pengertian Pendukung Keputusan

Dalam Tesis Edi Setiawan (2011) menjelaskan pengertian sistem pendukung keputusan adalah sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer. McLeod juga mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Dalam Sistem Pendukung Keputusan terdapat tiga tujuan yang harus di capai yaitu: 1) Membantu pengguna dalam pembuatan

keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur.

2) Mendukung keputusan pengguna, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut.

3) Meningkatkan efektivitas pengguna dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi.

Pengertian Alat Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindar dan mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sperma. Kontrasepsi yang ideal harus

dapat bekerja dalam waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas yang tinggi, aman, mudah dalam menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek samping (Dedi Trisnawarman: 2007).

2.2.7 Analytical Hierarchy Process

Dalam Gatot Broto Ismoyo (2014) Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty, seorang ahli matematika dari Universitas Pittsburg, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang dapat membantu kerangka berpikir manusia. Dasar berpikirnya metode AHP adalah proses membentuk skor secara numerik untuk menyusun rangking setiap alternatif keputusan yang berbasis pada bagaimana sebaiknya alternatif itu dicocokkan dengan kriteria pembuat keputusan (Fariz, 2010).

Metode AHP memperhitungkan tingkat validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang didasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hierarki, sehingga menjadi model pengambil keputusan yang komprehensif.

AHP ini juga banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik. Jadi, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan (Priharyanti Wulandari: 2006).

ANALISIS DAN PERANCANGAN

Flow of Document yang berjalan

Aseptor Tenaga Medis

Selesai

Data Aseptor Data Aseptor Data Alat

Input Data Aseptor

Input Data Alat

Data Alternatif Alat

Memilih alat kontrasepsi

Data Alternatif Alat Yang dipilih

Analisis dokumen penentuan yang

sesuai Alat terpasang

(7)

Pada flow of document yang berjalan yaitu Pada di Klinik Bersalin Lubuklinggau, proses pemilihan alat kontrasepsi yang dilakukan oleh calon septor masih secara manual, artinya calon aseptor memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan setelah berkonsultasi dengan tenaga medis yang ada.

Prosedur kerja dalam pemilihan alat kontrasepsi yang sedang berjalan saat ini adalah diawali dari calon aseptor datang ke klinik. Kemudian calon aseptor melakukan konsultasi dengan bidan jenis alat kontrasepsi apa yang sesuai dengan dirinya.

Tenaga medis yang ada kemudian meminta data tentang diri aseptor mulai dari nama, umur, riwayat kesehatan, riwayat haid untuk digunakan sebagai bahan acuan dalam pemakaian alat kontrasepsi. Karena data tentang diri aseptor sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemakaian alat kontrasepsi. Kemudian tenaga medis mendata diri aseptor dan memberikan pilihan jenis alat kontrasepsi yang cocok dengan diri aseptor berdasarkan data aseptor.

Namun dalam kenyataannya, dalam pengambilan keputusan pemakaian alat kontrasepsi sering mengalami kesulitan. Terkadang keputusan yang diambil tidak akurat dan tidak sesuai dengan kondisi aseptor sehingga dapat menimbulkan efek yang berbahaya bagi aseptor tersebut karena proses penentuan hanya berdasarkan data keterangan dan pengamatan terhadap aseptor.

Flow of Document yang ditawarkan

Aseptor Tenaga Medis

Data Aseptor Data Alternatif Data Kriteria

Input Data Database Proses SPK Hasil Pemilihan Alternatif Alternatif Alat Memilih alat kontrasepsi Alat terpasang Selesai

Gambar 2 Flow Of Document yang ditawarkan Pada flow of document yang ditawarkan Berikut prosedur kerja yang penulis tawarkan dalam mengatasi permasalah yang ada.

medis yang ada. Tenaga medis tersebut meminta data diri aseptor kemudian menginputkan data tersebut ke dalam sistem. Tenaga medis juga menginputkan data kriteria dalam pemberian alternatif pemilihan alat kontrasepsi yaitu umur aseptor, riwayat kesehatan, riwayat haid, lama pemakaian, harga alat dan efek samping. Selaiin itu, tenaga medis juga menginputkan data bobot dari setiap kriteria yang ada sebagai nilai pembanding.

Proses selanjutnya yaitu, berdasarkan data yang telah diinputkan, tenaga medis dapat laungsung melakukan proses SPK pada sistem berdasarkan data yang telah ada. Dari hasil proses SPK ini, tenaga medis dapat memberikan alternatif pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan aseptor.

Diagram Konteks

Gambar 3 Diagram Konteks

diagram konteks ada 2 entitas yang terlibat yaitu admin dan aseptor. Admin memberikan 2 data input berupa data alat, data nilai dan data kriteria. Untuk entitas aseptor memberikan 1 data input yaitu data aseptor dan menerima 1 data output yaitu alternatif pemilihan. DFD Level 1 1.0 Pendataan Alternatif Admin 3.0 Pendataan Kriteria 4.0 Pendataan Nilai Kriteria 5.0 Proses SPK Data Alternatif alternatif id_alat id_alat kriteria nilai_kriteria id_kriteria id_kriteria id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria id_alat id_kriteria id_nilai_kriteria Data Kriteria Data Nilai Alternatif Pemilihan Aseptor Data Aseptor Info Data Aseptor

aseptor id_aseptor id_aseptor id_aseptor 2.0 Pendataan Nilai Alternatif nilai_alternatif id_nilai_alternatif id_nilai_alternatif 6.0 Pendataan Aseptor SPK Alternatif Pemilihan Alat

Kontrasepsi Dengan Metode AHP di Klinik Bersalin Admin Aseptor Alternatif Pemilihan Data Alat Data Aseptor Data Nilai Data Kriteria

(8)

DFD Level 1

Diagram level 1 merincikan setiap proses yang ada pada diagram konteks beserta dengan aliran data dan diamana data tersebut disimpan. Gambar 4.3 adalah data flow diagram level 1 pada sistem yang akan dibangun. Untuk diagram level 1 proses dipecah menjadi 4 proses yaitu proses pendataan alat, pendataan kriteria, proses pendataan nilai dan bobot serta proses SPK dengan AHP.

DFD Level 2 Admin 3.2 Kelola Nilai Kriteria Data Nilai 3.3 Cari Nilai Kriteria 3.1 Cek Nilai Kriteria Data Nilai Data Nilai nilai_kriteria id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria id_nilai_kriteria 3.4 Cek Nilai Konsistensi id_nilai_kriteria Data Nilai Gambar 5 DFD level 2

terdapat 4 proses yaitu cek bobot nilai, kelola bobot nilai, cari bobot nilai dan cetak bobot nilai. Terdapat sebuah entitas yaitu admin sebagai pengguna sistem yang mempunyai hak akses dalam melakukan pengolahan data dalam sistem. Dan terdapat 1 tabel yaitu tabel bobot.

ERD (Entity Relationship Diagram)

nilai id_kriteria2

Alternatif M Nilai_Alternatif M Kriteria

kode nama kekurangan id_nilai_alternatif id_kriteria id_alternatif1 id_alternatif2 nilai id_kriteria kode nama Nilai_Kriteria id_kriteria1 memiliki id_nilai_kriteria 1 M Aseptor gangguan periode lama nm_alat mendapatkan 1 1 biaya umur nama id_aseptor pernah id_alternatif kelebihan harga Gambar 6 ERD

Pada Entity Relationship Diagram, banyak alternatif memiliki banyak kriteria. Dimana relasi yang terjadi adalah banyak ke banyak (many to many) sehingga menghasilkan sebuah tabel baru yaitu tabel nilai alternatif. Sedangkan tabel kriteria dengan tabel nilai kriteria memiliki relasi satu ke banyak (one to many).

Rancangan Tabel 1.Tabel Aseptor Nama : Tabel:aseptor

Fungsi : Untuk menyimpan data aseptor Tabel 3.1 Aseptor

Halaman Utama

Gambar 8 Halaman Utama

Halaman utama adalah halaman yang akan muncul pertama kali ketika pengguna membuka sistem penunjang keputusan pemilihan alternatif alat kontrasepsi. Pada halaman index ini terdapat header yang berisi nama tempat dan nama sistem. Juga terdapat form login yang dapat digunakan oleh pengguna untuk masuk dan menggunakan sistem ini. Pada form login ini, pengguna diminta memasukkan username dan password. Jika username dan password sama dengan yang ada dalam database maka sistem akan menampilkan halaman utama admin. Namun jika data tidak sesuai maka sistem akan menampilkan pesan gagal. Form login ini digunakan untuk memberikan hak

N o

Nama Field

Type Size Keterangan Ke

y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 id_asepto r nama umur biaya alat_sblm nm_alat lama periode gangguan Int Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar Varchar 5 50 5 20 50 50 5 5 5 ID Aseptor Nama Aseptor Umur Aseptor Biaya Alat Alat Sebelumnya Nama Alat Lama Pakai Periode Gangguan PK

(9)

akses sistem agar tidak semua orang dapapt menggunakan sistem ini.

Halaman Aseptor

Gambar 8 Halaman Aseptor

Halaman input data aseptor adalah halaman yang digunakan aseptor untuk menambahkan data personal. Jadi sebelum melakukan proses SPK, aseptor diminta untuk mengisi data pribadi. Pada halaman input data aseptor ini terdapat field yang harus diisi yaitu nama aseptor, umur, biaya yang diinginkan, penggunaan alat sebelumnya, nama alat yang dipakai, lama pemakaian, periode haid dan gangguan kesehatan. Sedangkan untuk kode akan muncul secara otomatis.

Halaman Hasil SPK

Gambar 9 Halaman Hasil SPK

Halaman proses SPK adalah halaman yang digunakan untuk melakukan proses pemilihan alternatif menggunakan metode AHP. Pada halaman ini akan ditampilkan nilai berupa nilai perbandingan, nilai normalisasi dan hasil perangkingan alternatif sehingga dapat diketahui secara langsung nama alat yang cocok digunakan oleh aseptor.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada Klinik Bersalin Lubuklinggau terhadap proses pemilihan alternatif alat kontrasepsi, maka dapat diberikan kesimpulan yaitu:

1. Penelitian ini menghasilkan aplikasi sistem penunjang keputusan berbasis web menggunakan metode Analithic Hierarchi Process (AHP) yang dapat digunakan dalam pengambil keputusan memilih alternatif penggunakan alat kontrasepsi bagi calon aseptor.

2. Dengan menggunakan metode AHP maka proses pemilihan alternatif maka calon aseptor dapat memilih alat kontrasepsi dari alternatif yang diberikan dengan cara melakukan perbandingan kriteria yang ada dan perbandingan alternatif setiap kriteria sehingga akan didapat sebuah hasil yang terbaik.

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan pada akhir dari penelitian Laporan Tugas Akhir II ini adalah sebagai berikut:

1. Aplikasi ini agar dapat dikembangkan kembali dengan menambah atau memberikan kriteria yang berbeda sehingga hasil yang didapat lebih maksimal sehingga alternatif alat kontrasepsi yang diberikan dapat sesuai dengan kondisi calon aseptor.

2. Aplikasi ini dapat dikembangkan kembali dengan menggunakan metode yang lain atau menggabungkan metode yang ada dengan metode yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Irwansyah, Edi. 2013. Sistem Informasi Geografis: Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Digibooks. Yogyakarta.

Komputer, Wahana. 2010. Mendesain Website Dinamis dan Menarik Dengan Adobe Dreamweaver CS4. Andi, Yogyakarta. Ratih Hafsarah Maharani, dkk. 2010. Penerapan

Metode Analytical Hierarchi Process Dalam Penerimaan Karyawan Pada PT. Pasir Besi Indonesia. Jurnal Teknologi Informasi, Volume 6 Nomor 1 April 2010. ISSN 1414 – 9999.

Nur Laila, Wahyuni. 2011. Sistem Informasi Pengelolaan Data Inventory Pada Toko Buku Studi CV. Aneka Ilmu Semarang.

(10)

Pristiwanto. Sistem Pendukung Keputusan Dengan Metode Simple Addative Weighting Untuk Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi. Majalah Ilmiah. Informasi dan teknologi Ilmiah (INTI), Voume II, Nomor I, Fegruari 2014, ISSN: 2339-210X.

Setiawan, Edi. 2011. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Kelulusan Sertifikasi Guru. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang.

Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Trisnawarman, Dedi. 2009. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi. Jurnal Manajemen Informatika, Volume 9 Nomor 1 Desember 2007.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Wulandari, Priharyanti. 2006. Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi. Tesis. Program Magister Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia.

Gambar

Diagram Konteks
Diagram level 1 merincikan setiap proses yang ada  pada  diagram  konteks  beserta  dengan  aliran  data  dan  diamana  data  tersebut  disimpan

Referensi

Dokumen terkait

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

respon siswa yang telah disajikan pada Lampiran 23 pada aspek kejelasan cara guru mengajar, menunjukkan hasil persentase respon siswa pada aspek kejelasan

Hasil yang ingin dicapai : Agar siswa mampu terhadapi tanggung jawab tentang pendidika Kesiapan siswa dalam menghadapi pendidikan dan kehidupan dengan mencari pengetahuan

Aktiva Lancar mengalami pertumbuhan sebesar 13,2% dari Rp3.321,3 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp3.760,0 miliar pada tahun 2007, terutama diakibatkan oleh

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

GTI Gold Signature & Priority Jewellery adalah perusahaan pioneer di bidang perdagangan fisik emas batangan (Logam Mulia) yang memperkenalkan konsep yang inovatif dalam

Nilai koefisien jalur dari user satisfaction ke individual impact sebesar 0,980 yang menunjukkan bahwa kualitas system berpengaruh positif terhadap kepuasan

Hasil kali dalam (inner product) merupakan salah satu konsep yang penting untuk mempelajari sifat geometri pada suatu bidang atau ruang.. Panjang suatu garis dan