• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL ELEKTRONIK.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL ELEKTRONIK.docx"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL ELEKTRONIK

MODUL ELEKTRONIK

PANDUAN BELAJAR ELEKTRONIK

PANDUAN BELAJAR ELEKTRONIK

DISUSUN OLEH DISUSUN OLEH

RIZAL MIKA ANDRIES,SST RIZAL MIKA ANDRIES,SST ELTORO

(2)

Pengert

Pengertian Komponen Elektronika Aktif ian Komponen Elektronika Aktif dan Komponen Elektronika Pasifdan Komponen Elektronika Pasif

Pengertian Komponen Elektronika Aktif dan

Pengertian Komponen Elektronika Aktif dan Komponen Elektronika Pasif Komponen Elektronika Pasif  –  –  Komponen Elektronika Komponen Elektronika adalah elemen dasar

adalah elemen dasar yang digunakan untuk membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemasyang digunakan untuk membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemas dalam bentuk diskrit dengan dua ata

dalam bentuk diskrit dengan dua atau lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika memilikiu lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika memiliki fungsinya masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai penghambat, ada fungsinya masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai penghambat, ada yang berfungsi sebagai penguat, ada yang berfungsi sebagai penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai yang berfungsi sebagai penguat, ada yang berfungsi sebagai penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai  penyaring dan ada yang b

 penyaring dan ada yang berfungsi sebagai pengendali. Komponen-komperfungsi sebagai pengendali. Komponen-komponen Elektronika tersebut jugaonen Elektronika tersebut juga memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keinginan memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keinginan  para perancang rangkaian elektronika.

 para perancang rangkaian elektronika. Pengelompok

Pengelompokan an Komponen-kompoKomponen-komponen nen ElektronikaElektronika

Berdasarkan karakteristiknya, Komponen Elektronika dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, Berdasarkan karakteristiknya, Komponen Elektronika dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu komponen elektronika aktif dan komponen elektronika pasif.

yaitu komponen elektronika aktif dan komponen elektronika pasif. 1. Komponen Elektronika Aktif (

1. Komponen Elektronika Aktif (

 A

 Act

ctiivve

e E

E le

lect

ctronic

ronic C

Co

om

mp

po

one

nent

ntss

)) Komponen Elektronika Aktif adalah

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif

dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabilahanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal).

mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal). Komponen-kompon

Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah en elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah Dioda, Transistor danDioda, Transistor dan IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan se

IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, germanium, selenium danmikonduktor seperti silikon, germanium, selenium dan metal oxides.

metal oxides.  – 

 – DiodaDioda

Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari

dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda

Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.Laser.  – 

 – TransistorTransistor

Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif

Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali,yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali, Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transi Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transi storstor Bipolar (NPN & PNP), Transistor

(3)

Pengert

Pengertian Komponen Elektronika Aktif ian Komponen Elektronika Aktif dan Komponen Elektronika Pasifdan Komponen Elektronika Pasif

Pengertian Komponen Elektronika Aktif dan

Pengertian Komponen Elektronika Aktif dan Komponen Elektronika Pasif Komponen Elektronika Pasif  –  –  Komponen Elektronika Komponen Elektronika adalah elemen dasar

adalah elemen dasar yang digunakan untuk membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemasyang digunakan untuk membentuk suatu rangkaian elektronika dan biasanya dikemas dalam bentuk diskrit dengan dua ata

dalam bentuk diskrit dengan dua atau lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika memilikiu lebih terminal penghubung. Setiap komponen elektronika memiliki fungsinya masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai penghambat, ada fungsinya masing-masing dalam suatu rangkaian elektronika, ada yang berfungsi sebagai penghambat, ada yang berfungsi sebagai penguat, ada yang berfungsi sebagai penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai yang berfungsi sebagai penguat, ada yang berfungsi sebagai penghantar, ada juga yang berfungsi sebagai  penyaring dan ada yang b

 penyaring dan ada yang berfungsi sebagai pengendali. Komponen-komperfungsi sebagai pengendali. Komponen-komponen Elektronika tersebut jugaonen Elektronika tersebut juga memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keinginan memiliki nilai dan tipenya masing-masing sehingga dapat menjalankan fungsinya sesuai dengan keinginan  para perancang rangkaian elektronika.

 para perancang rangkaian elektronika. Pengelompok

Pengelompokan an Komponen-kompoKomponen-komponen nen ElektronikaElektronika

Berdasarkan karakteristiknya, Komponen Elektronika dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, Berdasarkan karakteristiknya, Komponen Elektronika dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu komponen elektronika aktif dan komponen elektronika pasif.

yaitu komponen elektronika aktif dan komponen elektronika pasif. 1. Komponen Elektronika Aktif (

1. Komponen Elektronika Aktif (

 A

 Act

ctiivve

e E

E le

lect

ctronic

ronic C

Co

om

mp

po

one

nent

ntss

)) Komponen Elektronika Aktif adalah

Komponen Elektronika Aktif adalah jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk jenis komponen elektronika yang memerlukan arus eksternal untuk dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif

dapat beroperasi. Dengan kata lain, komponen elektronika aktif hanya dapat berfungsi apabilahanya dapat berfungsi apabila mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal).

mendapatkan sumber arus listrik dari luar (eksternal). Komponen-kompon

Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah en elektronika yang digolongkan sebagai komponen Aktif adalah Dioda, Transistor danDioda, Transistor dan IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan se

IC (Intragrated Circuit) yang terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon, germanium, selenium danmikonduktor seperti silikon, germanium, selenium dan metal oxides.

metal oxides.  – 

 – DiodaDioda

Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah Dioda adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari

dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Dioda terdiri dari dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.dua Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Yang termasuk dalam keluarga Dioda diantaranya seperti LED (Light Emitting Diode), DIAC, Dioda Zener, Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda

Dioda Penyearah, Dioda Foto, Dioda Schottky, Dioda Tunnel dan Dioda Laser.Laser.  – 

 – TransistorTransistor

Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif

Transistor adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali,yang berfungsi sebagai Penguat, Penyearah, Pengendali, Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transi Mixer dan Osilator. Komponen yang termasuk dalam keluarga Transistor diantaranya seperti Transi storstor Bipolar (NPN & PNP), Transistor

(4)

 – 

 – IC (Integrated Circuit/Sirkuit IC (Integrated Circuit/Sirkuit Terpadu)Terpadu)

Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari Integrated Circuit atau sering disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Berdasarkan fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Berdasarkan fungsinya, IC dapat dikelompokan lagi menjadi IC Pewaktu (Timer), IC Comparator (Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC Switching menjadi IC Pewaktu (Timer), IC Comparator (Pembanding), IC Logic gates (Gerbang Logika), IC Switching (Pengendali) dan IC Amplifier (Penguat).

(Pengendali) dan IC Amplifier (Penguat). Contoh Karakterist

Contoh Karakteristik Aktif ik Aktif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Aktif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Aktif  Contoh pada Komponen Dioda, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa

Contoh pada Komponen Dioda, seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa Dioda merupakan komponenDioda merupakan komponen elektronika aktif sehingga memerlukan sumber arus listrik dari luar (eksternal) untuk

elektronika aktif sehingga memerlukan sumber arus listrik dari luar (eksternal) untuk mengoperasikannya.

mengoperasikannya. Sebuah Dioda yang Sebuah Dioda yang dipasangkan pada suatu rangdipasangkan pada suatu rangkaian elektronika yang kaian elektronika yang telahtelah diberikan arus listrik tidak akan bekerja (beroperas

diberikan arus listrik tidak akan bekerja (beroperasi) untuk menghantarkan arus listrik apabila tegangan yangi) untuk menghantarkan arus listrik apabila tegangan yang diterimanya belum mencapai titik tegangan tertentu. Khusus untuk dioda yang terbuat dari bahan silikon diterimanya belum mencapai titik tegangan tertentu. Khusus untuk dioda yang terbuat dari bahan silikon memerlukan tegangan 0,7V sedangkan untuk dioda yang terbuat dari

memerlukan tegangan 0,7V sedangkan untuk dioda yang terbuat dari bahan germanium memerlukan 0,3Vbahan germanium memerlukan 0,3V untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya.

untuk dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. 2. Komponen Elektronika Pasif (

2. Komponen Elektronika Pasif (

P

Pasi

asive

ve E

E lect

lectrroni

onic

c C

Com

ompo

ponent

nentss

)) Komponen Elektronika Pasif adalah

Komponen Elektronika Pasif adalah jenis Komponen elektronika yang tidak memerlukan su jenis Komponen elektronika yang tidak memerlukan sumber arus listrikmber arus listrik eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-komponen elektronika yang

eksternal untuk pengoperasiannya. Komponen-komponen elektronika yang digolongkan sebagai komponendigolongkan sebagai komponen  pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor dan Indu

 pasif diantaranya seperti Resistor, Kapasitor dan Induktor.ktor.  – 

 – ResistorResistor

Resistor atau Hambatan

Resistor atau Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat danuntuk menghambat dan

mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Komponen

(Ω). Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Resistor diantaranya seperti Resistor bernilai-komponen yang termasuk dalam keluarga Resistor diantaranya seperti Resistor bernilai tetap, resistor yang dapat diatur hambatannya (variable resis

tetap, resistor yang dapat diatur hambatannya (variable resis tor atau potensiometer), LDR (Light Dependenttor atau potensiometer), LDR (Light Dependent Resistor) dan Thermistor (PTC dan NTC).

Resistor) dan Thermistor (PTC dan NTC).  – 

 – KapasitorKapasitor

Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat Kapasitor (Capacitor) atau Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Kapasitor tersebut diantaranya adalah Kapasitor nilai t

komponen yang termasuk dalam keluarga Kapasitor tersebut diantaranya adalah Kapasitor nilai t etapetap (Keramik, kertas, mika, tantalum dan elektrolit), ka

(Keramik, kertas, mika, tantalum dan elektrolit), kapasitor yang nilai dapat diatur kapasitasnya (VARCOpasitor yang nilai dapat diatur kapasitasnya (VARCO dan Trimmer).

dan Trimmer).  – 

 – InduktorInduktor

Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan menimbulkan medan magnet saat dialiri arus Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Induktor akan menimbulkan medan magnet saat dialiri arus listrik. Satuan Induktansi pada

listrik. Satuan Induktansi pada Induktor adalah Henry (H). Komponen-komponen yang termasuk dalamInduktor adalah Henry (H). Komponen-komponen yang termasuk dalam keluarga Induktor diantaranya seperti air core inductor, iron core i

keluarga Induktor diantaranya seperti air core inductor, iron core i nductor, ferrite core inductor, torroidalnductor, ferrite core inductor, torroidal core inductor, laminated core inductor dan variable inductor.

core inductor, laminated core inductor dan variable inductor.

Contoh Karakteristik Pasif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Pasif Contoh Karakteristik Pasif yang dimaksud pada Komponen Elektronika Pasif Contoh pada komponen Resistor. Tidak seperti D

Contoh pada komponen Resistor. Tidak seperti Dioda, Resistor tidak memerlukan teioda, Resistor tidak memerlukan tegangan 0,3V atau 0,7Vgangan 0,3V atau 0,7V untuk bekerja. Begitu Resistor diberikan tegangan, resistor mulai bekerja secar

untuk bekerja. Begitu Resistor diberikan tegangan, resistor mulai bekerja secar a otomatis tanpa harusa otomatis tanpa harus menunggu hingga mencapai tegangan tertentu.

(5)
(6)

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance. Baca juga : Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya.

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah : 1. Resistor yang Nilainya Tetap

2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas caha ya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor

4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini dis ebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient) Gambar dan Simbol Resistor :

(7)

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat

menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-f ungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor

(Kondensator) adalah Farad (F)

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. J ika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positi f dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini s ering disebut dengan Variable Capasitor. Gambar dan Simbol Kapasitor :

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Pen yambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk  pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah : 1. Induktor yang nilainya tetap

2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable. Gambar dan Simbol Induktor :

(8)

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda. Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai  penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).

2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut s ering disebut dengan Tegangan Zener.

3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.

4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.

5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai  pengendali .

6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser . Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

(9)

Gambar dan Simbol Dioda:

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan

Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Ele ktronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Termi nal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect

Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor. Gambar dan Simbol Transistor :

(10)

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan  jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika

dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang  berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat,

Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).

Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dal am Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

(11)

CARA MENGGUNAKAN MULTI TESTER

Cara Menggunakan Multimeter merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dikuasai jika Anda ingin belajar elektronika.Sebelumnya saya sudah berbagi informasi tentang Peralatan kerja Elektronika salah satunya Multimeter.Jika dibandingkan dengan peralatan lainnya multimeter merupakan peralatan yang

 paling penting dengan kata lain Multimeter itu tangan kanan bagi seorang teknisi elektronika.Bagaimana tidak dengan sebuah alat bisa membantu banyak pekerjaan dari menguji komponen yang akan

dirakit,Mengukur Hambatan,Mengukur tegangan sampai mengukur Arus listrik.Perlu Anda ketahui p ada  prinsipnya pada prinsipnya sebuah multimeter memiliki 3 fungsi pokok yaitu: Ohmmeter untuk mengukur  besaran hambatan listrik,Voltmeter untuk mengukur besaran tegangan listrik dan Amperemeter untuk

mengukur arus listrik.

Mengingat begitu pentingnya kegunaan multimeter kali ini saya akan berbagi informasi tentang Cara Menggunakan Multimeter namun untuk mempersempit pembahasan saya hanya membahas Multimeter Jenis Analog.Berikut ini tutorial selengkapnya:

Cara menggunakan Ohmmeter Ohmmeter dapat dipergunakan untuk:

1.Mengukur besarnya nilai hambatan Resistor,caranya sebagai berikut:

a.Putar sakelar pemilih pada posisi yang dikehendaki(Rx1/Rx10/Rx1k/Rx10k)

 b.Colokkan kabel merah ke lubang positif dan kabel hitam kelubang negatif multimeter. c.Hubungkan colok kabel merah dan colok kabel hitam jarum akan bergerak kekanan

d.Aturlah hingga jarum menunnjuk tepat angka nol dengan memutar pengatur nol yang berada disebelah kanan.

e.Lepaskan kembali colok kabel merah dan hitam jarum akan kembali keposisi semula.

f.Tempelkan colok merah di kaki resistor dan colok hitam dikaki lainnya bisa dengan tanpa s entuhan tangan atau bisa juga dengan dipegang dengan tangan dengan catatan hanya satu tangan jangan kedua tangan

memegang resistor.

g.Jarum akan menunjuk angka teretentu

HP=PJxBU HP=Hasil Pengukuran

PJ=Penunjukkan Jarum BU=Batas Ukur

2.Menguji Putus atau tidaknya sebuah penghantar.

Untuk menguji putus atau tidaknya sebuah penghantar Misalnya Anda ingin menguji sebuah gulungan kawat, kabel atau jalur PCB yang tipis caranya sebagai berikut:

a.Gunakan saklar pada posisi Rx1k

 b.Tempelkan colok kabel merah pada salah satu ujung dan colok hitam pada ujung lainnya.

c.Bila jarum bergerak kekanan berarti kawat tidak putus sebaliknya jika jarum tidak bergerak berarti kawat  putus.Jika multimeter tersebut memiliki fitur Buzz anda bisa menggunakan saklar pada posisi Buzz jika

kedua colok ditempelkan keujung kabel maka jika kawatnya tidak putus maka multimeter akan berbunyi. 3.Menguji Kondensator,Dioda ,Transistor dan Transformator.Silahkan lihat Menguji Komponen.

(12)

Cara menggunakan Voltmeter DC silahkan lihat Mengukur tegangan DC Cara menggunakan Voltmeter AC.

Menurut saya pada prakteknya sebenarnya jarang sekali menggunakan Voltmeter AC karena kebanyakan rangkaian elektronika menggunakan tegangan DC.Meskipun demikian Voltmeter AC tetap dibutuhkan terutama untuk para Teknisi Televisi misalnya untuk mengukur tegangan powersuplynya.Voltmeter AC  juga bisa digunakan untuk mengukur tegangan AC listrik PLN atau Generator.Jika Listrik dirumah anda

stabil saya pikir tidak perlu diukur tegangannya. Cara Menggunakan Amperemeter.

Sama seperti Voltmeter AC Amperemeter juga jarang digunakan.Amperemeter digunakan untuk mengukur  besarnya arus listrik DC yang mengalir pada rangkaian.Umumnya multimeter hanya bisa mengukur arus

listrik DC sampai 500 mA saja.

SIMBOL –  SIMBOL ELEKTRONIKA

SIMBOL KOMPONEN KETERANGAN

Symbol Sambungan

Kabel atau Wire Listrik Konduktor atau Kabel penghubung

Koneksi kabel Statusnya Terhubung

Kabel dengan tidak

terkoneksi Statusnya Tidak Terhubung atau Terputus

 Simbol E lektronika Dasar 

 Relay dan Simbol Saklar /Switch

Toggle Switch S P S T Statusnya Terputus dalam kondisi open

Toggle Switch S P D T Statusnya Memilih dua terminal koneksi

Saklar Push Button [N O] Statusnya Terhubung ketika ditekan

Saklar Push Button [N C] Statusnya Terputus ketika ditekan

(13)

Relay S P S T

Statusnya Koneksi Untuk Open & Close digerakan dengan elektro magnetik.

Relay S P D T

Jumper Koneksi memakai pemakaian jumper

Solder Bridges Koneksi memakai teknik disolder

Symbol Ground

Earth Grounds Statusnya Referensi adalah 0 suatu sumber listrik

Chassis Grounds Statusnya Ground dihubungkan kepada badan suatu rangkaian listrik 

Common / Digital Grounds

Simbol Elektronika Dasar Resistor

Resistor

Resistor bekerja dengan menahan arus yang berjalan dalam suatu rangkaian listrik

Resistor

Potensio Meters

Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada tiga titik terminal bisa diatur

Potensio Meters

Variable Resistors

Berfungsi untuk menahan arus di rangkaian listrik namun angka resistansi pada dua titik terminal bisa diatur

Variable Resistors

Simbol Elektronika Dasar Kapasitor / Condensator

(14)

Condensators Nonpolar

Condensators Bipolar Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator

Kapasitor yang berpolar Disebut ELCO atau Electrolytic Condensator

Variable Condensator Kapasitor yang nilainya pada kapasitansi bisa diatur

Simbol Elektronika Dasar Induktor / Kumparan coil, lilitan, spul, induktor,

kumparan

komponen ini menghasilkan medanmagnet saat arus listrik mengalirinya

Induktor beserta inti besi Kumparan ini memiliki inti besi seperti halnya dengan trafo

Induktor Variable Lilitan ini angka induktansinya bisa diatur

Simbol Elektronika Dasar Power Supply

Sumber tegangn D C Menghasilkn tegangn searh ttap atau konstan

Sumbr Arus Menghasilkn sumbr arus tetap

Sumbr tegangn A C Sumbr tegangn bolak balik seprti dr Perusahaan Listrik Negara / PLN

Generator Penghasil tegangn listrik bolah balik sperti pembngkit listrik Perusahaan Listrik Negara / PLN

Baterai Menghasilkn tegangn searh ttap

Baterai lebih dr 1 Cell Menghasilkn tegagn searh ttap

Sumbr tegangn yg dpt

(15)

Sumbr arus yg dpt diatur Sumbr arus yg berasl dr rangkain listrik lainnya

Symbol Meter (Alat Ukur)

Volt Meters Mengukr tegangn listrik dgn satuan Volt

Ampere Meters Mengukr arus listrk dgn satuan Ampere

Ohm Meters Mengukr resistensi dgn satuan Ohm

Watt Metters Mengukr daya listrk dgn satuan Watt

Symbol Lampu

Lamp

Menghasilkn cahaya saat dialir arus listrik Lamp

Lamp

Symbol Dioda

Dioda Berfungsi sbg penyearh yg dpt mengalirkn arus listrk 1 arah atau forward bias

Zener Dioda Pembuat stabil Tegangn DC / Searah

Schottky Dioda memiliki drop teganan rendh, biasnya terdpt dlm IC logika

Varactor Dioda Gabungn Dioda juga Kapasitor

Tunnel Dioda Tunnel Dioda

(16)

Photo-Dioda Menghasilkn arus listrk saat mendpt cahaya

Symbol Transistor

Transitor Bi polar N P N Arus listrk akan mengalr / EC saat basis /B menjadi positif

Transistor Bi polar P N P Arus listrk akan mengalr/ CE saat basis/ B menjadi negatif

Transitor-Darlington Gabungn dari 2 transistor Bipolar tuk meningkatkn penguatn

Transistor J F E T-N Field Effects Transistor kanal-N

Transistor J F E T-P Field Effects Transistor kanal-P

Transistor N M O S Transistor M O S F E T kanal-N

Transistor P M O S Transistor M O S F E T kanal-P

Symbol dr Komponen Lainnya

Motor adalah simbol Motor Listrik

Transformator, Trafo,

Transformer Penurun & penaik tegangn A C Bolak-Balik

Bell Listrik Berbunyi saat dialir arus listrk

Buzzer Penghasl suar buzz saat dialir arus listrk

Fuse, Sikring

Pengaman yg akan putus saat melebih kapasits arus Sikring/ Fuse

(17)

B u s

Terdir dr banyk jalur data ato jalur addres B u s

B u s

O p t o Coupler Sbg isolasi antar 2 rangkain yg berbda. Dihubungkn oleh cahya

Speakers Mengubh signal listrk menjd suara

Microphone/ Mic Mengubh sinyal suara menjd arus listrk

Operational Amplifier, Op

Amp Penguat sinyal input

Schmitt Triggers Dpt mengurang noise

Analog to Digital, ADC Mngubah sinyal analog menjdi data digital

Digital to Analog, DAC Mngubah data digital menjd sinyal analog

Ocsilator, Crystal Pnghasil pulsa

Symbol Antenna

Antena

Pemancar & penerim sinyal radio Antena

Dipole Antena Gbungan dr simple Antena

(18)

 N O T Gate Out put akan merupkan kebalikn input

A N D Gate Out put akan 0 jk salah 1 input 0

 N A N D Gate Out put akan 1 jk salah 1 input 0

O R Gate Out put akan 1 jk salah 1 input 1

 N O R Gate Out put akan 0 jk salah 1 input 1

EX OR Gate Out put akan 0 jk input adalah sama

D Flip Flop Dpt brfungsi sbg pnyimpan data

Multiplexer 2-to-1

Menyeleksi salah 1 data input yg akan dkirim keoutput Multiplexer 4-to-1

(19)

Pengertian Resistor dan Jenis- jenisnya

Dickson Kho Komponen Elektronika

Pengertian Resistor dan Jenis-jenisnya –  Resistor merupakan salah satu komponen yang paling sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika. Hampir setiap peralatan Elektronika menggunakannya. Pada dasarnya Resistor adalah komponen Elektronika Pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.

Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm. Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, silakan baca : Pengertian, rumus dan bunyi Hukum Ohm.

Jenis-jenis Resistor

Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah Fixed Resistor, Variable Resistor, Thermistor dan LDR.

A. Fixed Resistor

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka. Anda dapat membaca artikel : Cara Menghitung Nilai Resistor berdasarkan Kode Angka dan Kode Warna.

(20)

Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :

Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya adalah :

Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin  banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.

 Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini  biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.

Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)

Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong  berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan

karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.

 Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat  bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.

Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Kerami k dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.

Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis Res istor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).

(21)

B. Variable Resistor

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur sesuai dengan keinginan. Pada umumnya Variable Resistor terbagi menjadi Potensiometer, Rheostat dan Trimpot. Bentuk dan Simbol Variable Resistor

:

Potensiometer

Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resi stansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer  biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.

Rheostat

Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang  bergerak pada bagian atas Toroid.

Preset Resistor (Trimpot)

Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memi liki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar  porosnya.

C. Thermistor (Thermal Resistor)

Thermistor adalah Jenis Resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (Temperature). Thermistor merupakan Singkatan dari “Thermal Resistor”. Terdapat dua jenis Thermistor yaitu Thermistor  NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).

(22)

Bentuk dan Simbol Thermistor :

D. LDR (Light Dependent Resistor)

LDR atau Light Dependent Resistor adalah jenis Resis tor yang nilai Resistansinya dipengaruhi oleh

intensitas Cahaya yang diterimanya. Untuk lebih jelas mengenai LDR, Silakan baca : Pengertian LDR dan Cara Mengukurnya.

Bentuk dan Simbol LDR :

Fungsi-fungsi Resistor

Fungsi-fungsi Resistor di dalam Rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

 Sebagai Pembatas Arus listrik  Sebagai Pengatur Arus listrik  Sebagai Pembagi Tegangan listrik  Sebagai Penurun Tegangan listrik

(23)

Dickson Kho Teori Elektronika

Mengenal Kode-kode Transistor dan Dioda  –  Transistor dan Dioda merupakan komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan Semikonduktor dan masing-masing Transistor maupun Dioda memiliki karakteriktik yang berbeda-beda tergantung pada tipe dan kegunaannya. Di pasaran, terdapat ribuan tipe Transistor dan Dioda yang dirancang khusus untuk keperluan tertentu. Seperti Transistor yang dirancang khusus untuk Penguat daya, Transistor untuk saklar dan Transistor untuk Penggerak (Driver), ada juga yang dirancang khusus untuk rangkaian yang konsumsi daya rendah ataupun dira ncang untuk aplikasi frekuensi tertentu.

Sistem Pengkodean Transistor

Pada dasarnya, kita dapat mengetahui bahan dasar sebuah Transistor/Dioda dan kegunaannya dari kode

Transistor tersebut. Sistem pengkodean Transistor dan Dioda pada umumnya terdiri dari 3 jenis, yaitu sistem  pengkodean Pro-Electron yang dipakai oleh produsen Eropa dan sistem pengkodean JEDEC yang digunakan

oleh produsen Amerika Utara serta sistem pengkodean JIS yang umumnya digunakan oleh produsen Jepang. Sistem Pengkodean JEDEC

JEDEC adalah singkatan dari Joint Electron Devie Engineering Council , Sistem pengkodean Transistor JEDEC ini berasal dari Amerika Utara sehingga banyak digunakan oleh produsen-produsen

Transistor/Dioda yang berasal dari Amerika Utara seperti Amerika Serikat dan Kanada. Sistem pengkodean JEDEC ini memberikan informasi yang sangat sedikit terhadap karakteristik maupun paramet er Transistor dan Dioda yang bersangkutan.

Format sistem pengkodean JEDEC adalah sebagai berikut :  Angka, Huruf, Nomor Seri

Angka Huruf  Nomor Seri

1 = Dioda

 N  Nomor Seri Transistor atau Dioda yang bersangkutan

2 = Transistor 3 = FET

Contoh :

(24)

Sistem Pengkodean Pro-Electron

Sistem Pengkodean Pro-Electron merupakan sistem Pengkodean yang berasal dari Eropa sehingga sering disebut juga dengan sistem pengkodean Eropa. Produsen-produsen transistor dan dioda Eropa pada

umumnya menggunakan sistem pengkodean ini.

Format sistem pengkodean Pro-Electron adalah sebagai berikut :  Huruf, Huruf, Nomor Seri

 Huruf Pertama adalah bahan Semikonduktornya A = Germanium (Ge)

B = Silikon (Si)

C = Gallium Arsenide (GaAs)

 Huruf kedua adalah tipe ataupun aplikasi komponen tersebut. A = Dioda, Daya atau Sinyal Rendah

B = Dioda, Varicap (Variable Capacitane) C = Transistor, Frekuensi Audio, Daya rendah D = Transistor, Frekuensi Audio, Daya tinggi E = Dioda, Tunnel Diode

F = Transistor, Frekuensi Tinggi, daya rendah G = Transistor, ragam keperluan

H = Dioda, peka terhadap Magnetik/sensor L = Transistor, Frekuensi Tinggi, daya tinggi  N = Photocoupler

P = Light Detector (Photo Dioda, Photo Transistor) Q = Light Emitter

R = Piranti Kemudi dan Saklar, daya rendah (Thrystor, Diac) S = Transistor Saklar daya rendah

T = Piranti Kemudi dan Saklar, daya rendah (Thrystor, Diac) U = Transistor Saklar daya tinggi

W = Piranti Surface acoustic wave

X = Dioda Pengganda (Multiplier Diode) Y = Dioda Penyearah (Rectifier Diode)

Z = Dioda, Voltage reference (Pereferensi Tegangan) Contoh :

BC107 menandakan Transistor untuk Frekuensi Audio daya rendah yang terbuat dari bahan Silikon.

Sistem Pengkodean JIS

JIS adalah singkatan dari Japan Industrial Standard , Sistem Pengkodean Transistor JIS ini adalah sistem  pengkodean yang digunakan oleh produsen Jepang.

Format sistem pengkodean JIS adalah sebagai berikut :  Angka, dua huruf, nomor seri

(25)

Arti dari dua huruf ini diantaranya adalah : SA = Transistor PNP, Frekuensi tinggi SB = Transistor PNP, Frekuensi audio SC = Transistor NPN, Frekuensi tinggi SD = Transistor NPN, Frekuensi audio SE = Dioda SF = Thrystor SG = Dioda Gunn SH = UJT SJ = P-channel FET/MOSFET SK = N-channel FET/MOSFET SM = TRIAC SQ = LED SR = Rectifier SS = Signal Diode ST = Avalanche Diode SV = Varicap SZ = Dioda Zener Contoh :

2SC1815 adalah Transistor NPN yang berfrekuensi ti nggi, 2SB646 adalah Transistor PNP untuk frekuensi audio. Ada juga produsen yang mencetak kode Transistor tanpa menampilkan dua karakter pertama seperti Transistor 2SC1815 menjadi C1815

(26)

1. Resistor

Sistem Kode Warna Resistor 4 Pita

Keterangan:

 Pita ke-1 & Pita ke-2 ialah nilai tahanan dengan dua angka.

 Pita ke-3 ialah perkalian desimal. Jumlah nol dibelakang angka kedua.  Pita ke-4 adalah nilai toleransi

Tabel Kode Warna Resistor 4 Pita

Contoh A:

Pita ke-1 bewarna hijau, pita ke-2 bewarna biru, pita ke-3 bewarna perak, dan pita ke-4 bewarna emas.

Maka nilainya ialah 0,56 Ω, dgn toleransi 5%

Contoh B:

Pita ke-1 bewarna hijau, pita ke-2 bewarna biru, pita ke-3 bewarna emas, dan pita ke-4 bewarna emas.

Maka nilainya ialah 5,6 Ω, dgn toleransi 5 %

Contoh C:

Pita ke-1 bewarna hijau, pita ke-2 bewarna biru, pita ke-3 bewarna hitam, dan pita ke-4 bewarna emas.

Maka nilainya ialah 56 Ω, dgn toleransi 5%

Contoh D:

(27)

Maka nilainya ialah 560 Ω, dgn toleransi 5%

Sistem Kode Warna Resistor 5 Pita

Keterangan:

 Pita ke-1; Pita ke-2 serta Pita ke-3 ialah 3 angka nilai tahanan.

 Pita ke-4 ialah perkalian desimal. Jumlah nol dibelakang angka ketiga.  Pita ke-5 ialah nilai toleransi.

Tabel Kode Warna Resistor 5 Pita

Contoh A:

Pita ke-1 bewarna hijau, Pita ke-2 bewarna hitam, Pita ke-3 bewarna hitam, Pita ke-4 bewarna perak, dan Pita ke-5 bewarna Coklat.

Maka nilainya ialah 5 Ω, dgn toleransi 1%

Contoh B:

Pita ke-1 bewarna hijau, Pita ke-2 bewarna biru, Pita ke-3 bewarna merah, Pita ke-4 bewarna emas, dan Pita ke-5 bewarna Coklat.

Maka nilainya ialah 56,2 Ω, dgn toleransi 1%

Contoh C:

Pita ke-1 bewarna hijau, Pita ke-2 bewarna biru, Pita ke-3 bewarna merah, Pita ke-4 bewarna hitam, dan Pita ke-5 bewarna Coklat.

Maka nilainya ialah 562 Ω, dgn toleransi 1%.

(28)

Keterangan:

 Pita ke-1, Pita ke-2 serta Pita ke-3 ialah angka dari nilai tahanan  Pita ke-4 ialah perkalian desimal. Jumlah 0 dibelakang angka ketiga.  Pita ke-5 ialah nilai toleransi.

 Pita ke-6 ialah koefesien suhu.

Tabel Kode Warna Resistor 6 Pita

Contoh:

Pita ke-1 bewarna hijau, Pita ke-2 bewarna biru, Pita ke-3 bewarna hijau, Pita ke-4 bewarna emas, Pita ke-5 bewarna coklat, dan Pita ke-6 bewarna coklat.

Maka nilainya ialah 56,6 Ω, dgn toleransi 1% serta koefesien

Pengertian Rheostat dan jenis- jenis Rheostat

Dickson Kho Komponen Elektronika

Pengertian Rheostat dan jenis-jenis Rheostat  –  Rheostat adalah jenis resistor yang nilai resistansi dapat diatur (Variable Resistor ) dan biasanya digunakan untuk mengendalikan arus listrik (current ) terutama pada rangkaian atau perangkat yang berarus listrik tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa Rheostat adalah Variable Resistor yang berfungsi untuk mengatur aliran arus listrik (current) pada s uatu rangkaian elektronik ataupun listrik. Istilah “Rheostat” berasal dari bahasa Yunani yaitu“Rheos” dan “Statis” yang artinya adalah

 perangkat yang mengendalikan arus listrik (current). Istilah tersebut pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan Inggris yang bernama Sir Charles Wheatstone.

Dalam Struktur Rheostat, satu kaki terminalnya dihubungkan di bagian ujung jalur (track) dan satu

terminalnya lagi dihubungkan pada Wiper (penyapu) atau Sli der (penggeser) Rheostat yang dapat bergerak. Pada saat wiper atau slider bergerak dari satu ujung ke ujung lainnya, nilai resistansi juga akan berubah dari minimum (0) ke maksimum.

Rheostat pada umumnya memiliki dua kaki terminal namun ada juga berkaki terminal tiga. Meskipun ada Rheostat yang berterminal tiga, pada penggunaannya dalam mengendalikan arus listrik (current), kita hanya

(29)

menggunakan dua kaki rheostat dan satu kakinya lagi yang tak terpakai harus dihubungkan dengan kaki terminal Wiper atau slider-nya. Oleh karena itu, sebuah Potensiometer yang umumnya berkaki terminal tiga  juga dapat dimodifikasi menjadi sebuah Rheostat. Hampir semua mekanisme pada Potensiometer digunakan

dalam pemodifikasian menjadi rheostat. Satu-satunya langkah untuk memodifikasikan potensiometer menjadi rheostat adalah dengan menggabungkan salah satu terminal potensiometer dengan terminal Wiper atau slider-nya. Konstruksi tersebut akan dapat membantu mengurangi variasi nilai pada resistansinya dan memperkuat peletakannya pada PCB (tidak mudah goyang).

Baca juga : Pengertian dan Fungsi Potensiometer.

Rheostat yang digunakan untuk mengaliri arus listrik besar ini pada umumnya terbuat dari kawat yang memiliki nilai resistansi tertentu yang digulungkan pada sebuah silinder tahan panas. Slider atau Wiper Rheostat berbentuk jari logam (metal finger) yang dapat bergerak melintasi jalur (track) resistansi yang terbuat dari gulungan kawat beresistansi pada rheostat.

Dalam aplikasinya, Rheostat biasanya digunakan untuk mengendalikan perangkat yang berdaya tinggi

seperti pengatur intensitas lampu, pengatur motor berkecepatan tinggi, pengatur suhu pada pemanas (heater) dan oven.

Simbol Rheostat dan Bagian-bagian utama Rheostat

Jenis-jenis Rheostat

Rheostat dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu Rheostat Rotar y, Rheostat Slide dan Rheostat Trimmer. Berikut ini adalah pembahasan singkat ketiga jenis r heostat yang dimaksud.

(30)

1. Rheostat Rotary

Rheostat Rotary adalah Rheostat yang paling sering digunakan untuk mengatur daya listrik. Sebagian besar Rheostat jenis Rotari ini menggunakan konstruksi terbuka namun ada juga Rheostat Rotari dengan

konstruksi tertutup. Rheostat dipasang secara paralel untuk mengatur tingkat dan rentang daya listrik. Nilai resistansinya diatur dengan cara memutar wiper-nya searah jarum jam ataupun sebaliknya.

2. Rheostat Slide

Rheostat Slide atau Rheostat Linear banyak digunakan pada laboratorium penelitan dan edukasi. Rheostat slide terbuat dari kawat beresisten yang digulungkan pada sebuah silinder yang di isolasi. Rheostat Slide menggunakan Slider atau Penggeser untuk mengatur nilai resistansinya.

3. Rheostat Trimmer

Rheostat Trimmer adalah Rheostat yang berbentuk kecil dan biasanya dipasangkan pada PCB dan harus menggunakan obeng atau alat khusus untuk mengatur nilai resistansinya.

Perbedaan Rheostat dengan Potensiometer

Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang berarti pada fisik dan cara kerja rheostat dengan potensiometer. Potensiometer yang memiliki tiga kaki terminal biasanya digunakan untuk mengatur tegangan (voltage) dengan menggunakan tiga keseluruhan tiga kaki terminalnya sedangkan rheostat digunakan untuk mengatur arus listrik (current) dengan hanya menggunakan dua terminalnya dan umumnya rheostat di gunakan untuk mengatur arus listrik yang tinggi

(31)

Kapasitor

Simbol dan Fungsi Kapasitor beserta jenis-jenisnya –  Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad. 1 Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)

1µF = 1.000nF (nano Farad) 1µF = 1.000.000pF (piko Farad) 1nF = 1.000pF (piko Farad)

Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaran ya sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.

Jenis-jenis kapasitor

Berdasarkan bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk masing-masing jenis Kapasitor :

(32)

A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR) 1. Kapasitor Keramik (Ceramic Capasitor)

Kapasitor Keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak- balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar antara 1pf sampai

0.01µF.

Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan t inggi.

2. Kapasitor Polyester (Polyester Capacitor)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah) 3. Kapasitor Kertas (Paper Capacitor)

Kapasitor Kertas adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.

4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.

5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan  berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada

Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai

Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.

6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai  pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.

(33)

Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :

1. VARCO (Variable Condensator)

VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF

2. Trimmer

Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan  pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika

Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian

Elektronika memerlukannya.

Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :

 Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik

 Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)  Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)

 Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)  Sebagai Kopling

 Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator  Sebagai Penggeser Fasa

 Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul Antena

dan Osilator)

Untuk mengetahui Cara Membaca nilai Kapasitor dan juga cara mengukur / menguji Kapasitor, s ilakan membacanya di artikel : Cara Membaca dan menghitung Nilai Kode Kapasitor dan Cara Mengukur Kapasitor (Kondensator).

(34)

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter –  Kapasitor adalah Komponen Elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara. Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor

(Kondensator), kita memerlukan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai Kapasitansi sebuah

Kapasitor. Selain Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur gabungan yang dapat mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya adalah LCR Meter dan Multimeter.

LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi / Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi / Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R (Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau Resistor) sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang mendapat mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi) dan juga menguji beberapa macam Komponen Elektronika seperti Dioda, Kapasitor, Transistor dan Resistor.

Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai fungsi untuk mengukur nilai

Kapasitor sehingga kita tidak perlu membeli alat khusus untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan tentunya Multimeter sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu dalam Me ngukur Kapasitansi sebuah Kapasitor. Kapasitor yang mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada Kapasitor Elektrolit (ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.

Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi dengan baik, kita juga dapat menggunakan Multimeter Analog dengan Skala Resistansi (Ohm). Multimeter Analog tidak dapat mengetahui dengan pasti nilai Kapasitansi dari sebuah Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat untuk mengetahui apakah Kapasitor

tersebut dalam Kondisi baik ataupun rusak (seperti Bocor ataupun Short (hubungan pendek)).

Menguji Kapasitor dengan Multimeter Analog

Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan Multimeter Analog : 1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K 

2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif 3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif 4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,

(35)

Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi. Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.

Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital

(Yang memiliki Fungsi Kapasitansi Meter)

Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah,  berikut ini caranya :

1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor 2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.

(36)

Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada Multimeter Digital yang memiliki kemampuan mengukur Kapasitansi.

Untuk lebih akurat, tentunya kita memerlukan alat ukur khusus untuk mengukur Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor seperti LCR meter dan Capacitance Meter. Cara pengukurannya pun hampir sama dengan cara menggunakan Multimeter Digital, hanya saja kita perlu menentukan nilai Kapasitansi yang paling dekat dengan Kapasitor yang akan kita ukur dengan cara mengatur Sakelar Selektor LCR meter dan Kapasitansi Meter. Dibawah ini adalah gambar bentuk Capacitance Meter, LCR Meter dan Multimeter.

(37)

Fungsi Dioda dan Cara Mengukurnya

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya –  Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi

menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat

mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

 Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke

arus DC.

 Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.  Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan

 Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya  Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

(38)

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus lis trik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x100 2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang) 3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.

4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter

5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan

6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang). 7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter

8. Jarum harus tidak bergerak.

(39)

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita  juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital (Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)

2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang) 3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)

6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda 7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

8.  Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.

(40)

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital (Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda

2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang) 3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)

6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda 7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.

**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

(41)

 Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak dapat dilihat l agi atau

terhapus (hilang).

Photodiode (Dioda Foto) dan Prinsip kerjanya

Pengertian Photodiode (Dioda Foto) dan Prinsip kerjanya –  Photodiode atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Dioda Foto adalah komponen Elektronika yang dapat mengubah caha ya menjadi arus listrik. Dioda Foto merupakan komponen aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan tergolong dalam

keluarga Dioda. Seperti Dioda pada umumnya, Photodiode atau Dioda Foto ini memiliki dua kaki terminal yaitu kaki terminal Katoda dan kaki terminal Anoda, namun Dioda Foto memiliki Lensa dan Filter Optik yang terpasang dipermukaannya sebagai pendeteksi cahaya.

Cahaya yang dapat dideteksi oleh Dioda Foto diantaranya seperti Cahaya Matahari, Cahaya Tampak, Sinar Inframerah, Sinar Ultra-violet hingga sinar X. Oleh karena itu, Photodiode atau Dioda Foto yang dapat mendeteksi berbagai Cahaya ini telah banyak diaplikasikan ke berbagai perangkat Elektronika dan listrik seperti Penghitung Kendaraan, Sensor Cahaya Kamera, Alat-alat medis, Sc anner Barcode dan peralatan keamanan.

Bahan-bahan Semikonduktor untuk Photodiode (Dioda Foto)

Bahan Semikonduktor yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar Photodiode adalah Silikon (Si), Germanium (Ge), Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP), Indium gallium arsenide (InGaAs).

 Silikon (Si) : Arus Gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar

400nm hingga 1000nm (terbaik di jarak 800nm  –  900nm)

 Germanium (Ge) : Arus Gelap lebih tinggi, berkecepatan rendah, kepekaan (sensitivita s) baik di

 jarak sekitar 900nm –  1600nm (terbaik di jarak 1400nm –  1500nm)

 Indium gallium arsenide phosphide (InGaAsP) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi,

kepekaan (sensitivitas) baik di jarak sekitar 1000nm –  1350nm (terbaik di jarak 1100nm –  1300nm)

 Indium gallium arsenide (InGaAs) : Mahal, arus gelap rendah, berkecepatan tinggi, kepekaan

(sensitivitas) baik di jarak sekitar 900nm –  1700nm (terbaik di jarak 1300nm –  1600nm)

(42)

Prinsip Kerja Photodiode (Dioda Foto)

Photodiode terdiri dari satu lapisan tipis semikonduktor tipe-N yang memiliki kebanyakan elektron dan satu lapisan tebal semikonduktor tipe-P yang memiliki kebanyakan hole. Lapisan semikonduktor tipe-N adalah Katoda sedangkan lapisan semikonduktor tipe-P adalah Anoda.

Saat Photodiode terkena cahaya, Foton yang merupakan partikel terkecil cahaya akan menembus lapisan semikonduktor tipe-N dan memasuki lapisan semikonduktor tipe-P. Foton-foton tersebut kemudian akan  bertabrakan dengan elektron-elektron yang terikat sehingga elektron tersebut terpisah dari intinya dan

menyebabkan terjadinya hole. Elektron terpisah akibat tabrakan dan berada dekat persimpangan PN (PN  junction) akan menyeberangi persimpangan tersebut ke wilayah semikonduktor tipe-N. Hasilnya, Elektron

akan bertambah di sisi semikonduktor N sedangkan sisi semikonduktor P akan kelebihan Hole. Pemisahan muatan positif dan negatif ini menyebabkan perbedaan potensial pada persimpangan PN. Ketika kita

hubungkan sebuah beban ataupun kabel ke Katoda (sis i semikonduktor N) dan Anoda (sisi semikonduktor P), Elektron akan mengalir melalui beban atau kabel tersebut dari Katoda ke Anoda atau biasanya kita sebut sebagai aliran arus listrik.

Model Pengoperasian Photodiode (Dioda Foto)

Terdapat dua model pengoperasian pada Photodiode, yaitu dengan model P hotovoltaic dan model Photoconductive.

1. Model Photovoltaic

Seperti Sel Surya (Solar Sel), Photodiode juga dapat menghasilkan tegangan yang dapat diukur. Namun tegangan dan arus listrik yang dihasilkannya sangat kecil dan tidak cukup untuk menyala sebuah lampu maupun perangkat elektronika.

Baca juga : Pengertian Sel Surya dan Prinsip kerjanya. 2. Model Photoconductive

Karena tidak dapat menghasilkan arus listrik yang cukup untuk kebutuhan rangkaian elektronika, maka  biasanya Photodiode digabungkan dengan sumber tegangan yang dipasangkan secara bias terbalik (reversed  biased voltage). Model Photoconductive ini menggunakan Sumber tegangan lain sebagai penggerak beban

atau rangkaian Elektronika, sedangkan Photodiode sendiri berfungsi sebagai Saklar (Switch) yang mengalirkan arus listrik ketika dikenakan cahaya.

(43)

Pengertian dan Fungsi Dioda –  Dioda Zener (Zener Diode) adalah Komponen Elektronika yang terbuat dari Semikonduktor dan merupakan jenis Dioda yang dirancang khusus untuk dapat beroperasi di ra ngkaian Reverse Bias (Bias Balik). Pada saat dipasangkan pada Rangkaian Forward Bias (Bias Maju), Dioda Zener akan memiliki karakteristik dan fungsi sebagaimana Dioda Normal pada umumnya. Efek Dioda jenis ini ditemukan oleh seorang Fisikawan Amerika yang bernama Clarence Melvin Zener pada tahun 1934 sehingga nama Diodanya juga diambil dari nama penemunya yaitu Dioda Zener.

Bentuk dan Simbol Dioda Zener

Dibawah ini adalah bentuk dan Simbol Dioda Zener :

Prinsip Kerja Dioda Zener

Pada dasarnya, Dioda Zener akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas “Breakdown Voltage” atau Tegangan Tembus Dioda Zenern ya. Karakteristik ini berbeda dengan Dioda biasa yang hanya dapat menyalurkan arus listrik ke satu arah. Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) ini disebut juga dengan Tegangan Zener.

(44)

Dalam Rangkaian diatas, Dioda Zener dipasang dengan prinsip Bias Balik (Reverse Bias), Rangkaian

tersebut merupakan cara umum dalam pemasangan Dioda Zener. Dalam Rangkaian tersebut, tegangan Input (masuk) yang diberikan adalah 12V tetapi Multimeter menunjukan tegangan yang melewati Dioda Zener adalah 2,8V. Ini artinya tegangan akan turun saat melewati Dioda Zener yang dipasang secara Bias

Balik (Reverse Bias). Sedangkan fungsi Resistor dalam Rangkaian tersebut adalah untuk pembatas arus listrik. Untuk menghitung Arus Listrik (Ampere) tersebut, kita dapat menggunakan Hukum Ohm seperti dibawah ini :

(Vinput –  Vzener) / R = I

(12 – 2,8) /460 = 19,6mA

Jika menggunakan Tegangan yang lebih tinggi, contohnya 24V. Maka arus listrik yang mengalir dalam Rangkaian tersebut akan semakin besar :

(24 – 2,8) / 460 = 45mA

Akan tetapi, tegangan yang melewati Dioda Zener akan sama yaitu 2,8V. Oleh karena itu, Dioda Zener merupakan Komponen Elektronika yang cocok untuk digunakan sebagai Voltage Regulator (Pengatur Tegangan), Dioda Zener akan memberikan tegangan tetap dan sesuai dengan Tegangan Zenernya terhadap Tegangan Input yang diberikan.

Pada umumnya Tegangan Dioda Zener yang tersedia di pasaran berkisar di antara 2V sampai 70V dengan daya (power) dari 500mW sampai dengan 5W.

Untuk menghitung disipasi daya Dioda Zener, kita dapat menggunakan rumus : P = Vz I

Contoh : P = 2,8 x 19,6 P = 54,9mW

Dioda Zener biasanya diaplikasikan pada Voltage Regulator (Pengatur Tegangan) dan Over Voltage Protection (Perlindungan terhadap kelebihan Tegangan). Fungsi Dioda Zener dalam rangkaian-rangkaian tersebut adalah untuk menstabilkan arus dan tegangan.

(45)

Pengertian Thermistor (NTC dan PTC) beserta

Karakteristiknya

Dickson Kho Komponen Elektronika

Pengertian Thermistor (NTC dan PTC) beserta Karakteristiknya  –  Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resis tor) yang berkaitan dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC ( Negative Temperature Coefficient ) dan Thermistor PTC ( Positive Temperature Coefficient ).

Komponen Elektronika yang peka dengan suhu ini pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan inggris yang bernama Michael Faraday pada 1833. Thermistor yang ditemukannya tersebut merupakan Thermistor  jenis NTC (Negative Temperature Coefficient). Michael Faraday menemukan adanya penurunan Resistansi

(hambatan) yang signifikan pada bahan Silver Sulfide ketika suhu dinaikkan. Namun Thermitor komersil  pertama yang dapat diproduksi secara massal adalah Thermistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun

1930. Samuel Ruben adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Amerika Serikat.

Seperti namanya, Nilai Resistansi Thermistor NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik / Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekit arnya, semakin tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).

Simbol dan Gambar Thermistor PTC dan NTC

Berikut ini adalah Simbol dan Gambar Komponen Thermistor PTC dan NTC :

Karaktreristik Thermistor NTC dan PTC

Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan (25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :

(46)

Pada umumnya Thermistor NTC dan Thermistor PTC adalah Komponen Elektronika yang berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu (Temperature). Suhu operasional

Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C. Beberapa aplikasi Thermistor NTC dan PTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui cara mengukur/menguji Thermistor (PTC/NTC). Silakan baca artikel : Cara Mengukur Thermistor PTC dan NTC dengan Multimeter.

Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen Elektronika yang digolongkan sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor merupakan komponen yang dapat mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik. Thermistor juga tergolong dalam kelompok Sensor Suhu. Baca juga : Pengertian Sensor Suhu dan Jenis-jenisnya.

Gambar

Gambar dan Simbol Kapasitor :
Gambar dan Simbol Dioda:
Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :
Tabel Kode Warna Resistor 4 Pita
+5

Referensi

Dokumen terkait

Peralatan yang diperlukan untuk mengukur retak pada lereng dengan pasangan batu adalah sebagai berikut:.  Pita Ukur ( 2

Untuk itu diperlukan suatu alat ukur yang fungsinya untuk mengukur debit air pada saluran terbuka salah satunya dengan menggunakan bangunan ukur.. Dalam setiap saluran irigasi

Di rangkaian modulator penulis memberikan supply DC sebesar 15 Volt dan kapasitor yang digunakan sebesar 22 nF dan induktor sebesar 1 µH untuk menyaring frekuensi sebesar 1 MHz,

Gelas Ukur Untuk mengukur volume larutan yang di gunakan atau sebagai tempat untuk menyimpan larutan. Erlenmeyer Sebagai tempat

Setiap alat ukur sebaiknya dikalibrasi terlebih dahulu secara berkala karena alat ukur merupakan alat untuk mengukur suatu benda, sehingga apabila alat ukur tersebut tidak

Multimeter adalah suatu alat ukur listrik yang dipakai untuk menguji atau mengukur komponen serta mengukur besaran-besaran listrik seperti kuat arus listrik (I),

Parameter Kimia Untuk mengukur tingkat kualitas air berdasarkan parameter Kimia dapat menggunakan beberapa alat ukur sepertiberikut: 1 DO Meter atau Dissolve Oxygen Meter Digunakan

Alat ukur Optical Power Meter (OPM) digunakan untuk mengukur besaran listrik dan daya cahaya pada saluran serat