• Tidak ada hasil yang ditemukan

Safety of PT KAI. VP Safety Ahmad Najib T. JAKARTA, 20 DES 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Safety of PT KAI. VP Safety Ahmad Najib T. JAKARTA, 20 DES 2012"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Safety of PT KAI

JAKARTA, 20 DES 2012

(2)

The improvement is showed by decreasing number of railways accident

• Before 2009, IR was focusing on Operational and

Technical issues.

• In 2009 a new IR focus on Safety.

• Since 2009 total numbers of accidents reduced.

• But, in 2010 Fatalities With Injuries (FWI) increased as

result of major accident in Central Java (Petarukan) -

40 Fatalities, 25 Serious Injury, 16 Minor Injury

7 12 10 10 48 32 4 8 50 91 107 6 8.45 11.455 51.735 4.83 0 10 20 30 40 50 60 0 20 40 60 80 100 120 2008 2009 2010 2011

FWI Rate

Meninggal Death Luka Berat Injured Luka Ringan Minor Injured FWI

140 95 133 113 100 76 54 0 20 40 60 80 100 120 140 160 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Nu mb er of A cc iden t

Total Accident Occur

99 9 3 29 75 5 3 12 114 3 6 10 102 4 6 1 79 7 11 3 70 4 0 2 53 1 0 0 0 20 40 60 80 100 120

Derailment Collision Natural Disaster Others

Accident Type

(3)

Toleransi Keselamatan

Penetapan toleransi keselamatan dalam RKAP 2012 : 40 PLH , berarti menuntut adanya suatu :

Pola pencegahan kecelakaan yang lebih efektif di banding tahun 2011,

Toleransi PLH

2012

2011

PT KAI

40

68

PT KAI / bulan

3.3

5.7

per daerah / tahun

3.3

5.7

(4)

KEGIATAN YANG DILAKUKAN S.H.E. SEJAK TAHUN 2009

Kampanye

Inspeksi

Pendataan

Evaluasi

Pembentukan

Safety Inspektor

Kerjasama

dengan ARA

Pembangunan

ISSMS

Kampanye :

Keselamatan, Kepatuhan,

Identifikasi Potensi Bahaya

Inspeksi :

Stasiun,

Sarana (Dipo dan Balai Yasa),

Perlintasan,

Track

Pendataan :

Mendata level keselamatan

Stasiun, Sarana,

Perlintasan Sebidang

Kerjasama Peningkatan

Keselamatan dg ARA:

Review sistem keselamatan ,

Training Investigator,

Workshop Keselamatan,

Seminar Nasional

(5)

4

K

EB

IJA

K

AN

OPER

A

SI

U

JI

PET

IK

PEM

B

IN

A

A

N

PEN

GEN

D

A

L

IA

N

U

JI

PET

IK

PEMBINAA

N

PENGE

ND

AL

IAN

TEK

NIS

DA

N UJI

PETI

K

E V ALU ASI S OS IALIS ASI S UPE RVI S I DA N UJI P E TIK +

-

TINGKAH LAKU ANTI BAHAYA

PENYEBAB

ORANG

TEKNIS

UNTUK TIDAK TERULANG, LAKUKAN :

POTENSI

KEBIASAAN JELEK

PERISTIWA PERNAH TERJADI

PEMBINAAN

PEMELIHARAAN

DIKLAT - DIKLAP

PERAWATAN

IDENTIFIKASI

CONTOH

INSTRUKTUR

TUTORIAL

INVESTIGASI

AUDIT

EVALUASI

OBSERVASI

INSPEKSI

IDENTIFIKASI SOSIALISASI

UJI PETIK

SUPERVISI

DATA

PERBAIKAN

PENGENDALIAN

SAFETY MIND

SAFETY

W

O

RK

ROAD MAP TO ZERO ACCIDENTS

RO

AD M

AP

T

O

ZERO

F

A

T

ALL

ITY

ACCIDENTS

(6)

ISSMS – Key components

REG

OP

Safety

culture.

Regulatory compliance.

Governance and internal control arrangements

Review of the safety management system

Safety performance measures

Safety Audit System

Safety audit arrangements

Safety Tasks and Safety Modules

Safety interface coordination

Safety Policy

Safety policy

Safety Responsibility Statements / Cards

Management responsibilities, accountabilities and

authorities.

Corrective action

Safety Management Process

Document control arrangements and information

management.

Safety Critical Items / Systems

Management of change

(7)

6

ISSMS – Key components

REG

OP

Risk Control System

Risk management

Human factors.

Procurement and contract management

General engineering and operational systems safety

requirements

Safety Committees

Process control

Asset management

Internal communication

Management of notifiable incidents / events

Security management.

Emergency management

Rail safety worker competence.

Fatigue

Drugs and alcohol

Health and fitness

Resource Availability

(8)

KOMITMEN KESELAMATAN

PRIORITAS KESELAMATAN

“ safety is good for business”

HARMONISASI

(9)

8

DAPATKAH KESELAMATAN KERETA API TERWUJUD ?

DENGAN PASTI MEMBUTUHKAN DUKUNGAN :

1. PEMERINTAH

2. REGULATOR

(10)

Adapun Ditjen Kereta Api adalah badan regulator industri perkeretaapian

di Indonesia yang berdiri pada tahun 2005 ~ setelah KAI berdiri

E Penyangga Pelaksana Kerja

Perusahaan Kereta Api didirikan di Indonesia

Pembentukan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Rel (DLLAJR),

Ditjen Perhubungan Darat (KM 24 Tahun 2001)

Fungsi Regulator

1864

1968

Peta Perjalanan PT KAI dan Ditjen Kereta Api

(1864-Sekarang)

Perumka berubah menjadi PT.KAI

(Kepres 39 tahun 1999)

1999

2005

Pembentukan Ditjen Perkeretaapian dari DLLAJR (Perpres No.10 Tahun 2005)

Peran Sebelum Dibentuk DLLAJR Peran Sesudah Dibentuk DLLAJR Peran Sesudah Dibentuk Ditjen KA

DLLAJR

Pembina Teknis KA

(merencanakan & melaksanakan

pembinaan kompetensi; kualifikasi teknis tenaga, sarana, prasarana KA)

Regulator dan Pembina Teknis KA

(Menyusun, mengawasi dan mengevaluasi kebijakan teknis serta membina tenaga teknis KA)

N/A

Ditjen KA

N/A N/A Regulator dan Pembina Teknis KA

(Menyusun, mengawasi dan mengevaluasi kebijakan teknis serta membina tenaga teknis KA)

PT KAI

Regulator dan Operator Perkeretaapian di Indonesia

Operator Perkeretaapian di Indonesia

(beroperasi sesuai regulasi dan kebijakan DLLAJR)

Operator Perkeretaapian di Indonesia

(beroperasi sesuai regulasi dan kebijakan Ditjen KA)

Fungsi Operator

2007

Penegasan Pemisahan Regulator dan Operator (UU No.23 Tahun 2007)

(11)

10

10

PT. KAI telah membangun kerjasama dengan Industri Perkeretaapian

Australia mengenai Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian

(12)

Hingga tahun 2012 Program Peningkatan Keselamatan yang telah

dilaksanakan oleh PT. KAI…

Agustus – Desember

2010

 Pengenalan terhadap ISSMS;  Membantu KAI mengidentifikasi Elemen Penting ISSMS yang menjadi prioritas;

 Membantu PT. KAI dalam mempersiapkan Proposal Program Secondment;  Membantu PT. KAI dalam

mengikuti kegiatan

Konferensi Perkeretaapian Internasional.

 Mengkaji metodologi audit keselamatan dan keamanan;  Penyelenggaraan training investigasi kecelakaan;  Melaksanakan workshop/seminar tentang keselamatan perkeretaapian.  Melakukan konsultasi dengan industri perkeretaapian internasional;  Pengumpulan informasi dan

data keselamatan perkeretaapian;

 Membentuk kerjasama dengan industri

perkeretaapian Australia.

Membangun kerja sama dengan Industri Kereta

Api Australia

Annex 1

Pilot Project Program Peningkatan Keselamatan Annex 2 Penyusunan Kerangka ISSMS

Februari - Maret

2011

Oktober – November

2011

 Pengembangan versi awal 28 elemen ISSMS;

 Asistensi Implementasi Manajemen Risiko;  Pemetaan Proses Bisnis

Keselamatan;  Pengembangan SOP Keselamatan di Direktorat Keselamatan dan Keamanan. Annex 3

Penyusunan ISSMS dan Rencana Implementasi

April - November

2012

Pengembangan dan Implementasi Sosialisasi dan Peningkatan Kapasitas SDM

(13)

12

12

ISSMS adalah Sistem Manajemen Keselamatan berbasis manajemen

risiko yang memerlukan perbaikan yang berkelanjutan

Supporting Main Process

Sumber: Analisis Arghajata

Direction and Governance Risk Management Process Engineering Assets and Procurement Communication, Consultation and Interface Safety Indicator System Review A B C F G Safety Improvement Human Resources D E Kerangka ISSMS

Ancaman bahaya harus dieliminasi atau kegiatan harus dihentikan

Mengurangi risiko sampai sewajar mungkin dengan kontrol yang tepat

Tidak diperlukan kontrol tambahan terhadap risiko

Zona relatif aman

Zona risiko berbahaya yang dapat dikendalikan

Zona yang tidak dapat ditoleransi

Manajemen Risiko

Elemen Kunci ISSMS

Kerangka Kerja

ISSMS

Deskripsi

 Terdapat banyak jenis risiko di Perusahaan yang harus dikelola (Keselamatan, Keuangan, Reputasi, dll)

 Elemen utama ISSMS adalah manajemen risiko

keselamatan yang mengelola risiko dengan pendekatan

preventif, prediktif dan antisipatif sesuai kemampuan yang ada pada Perusahaan

 Selalu ada peluang mengurangi risiko, sehingga dibutuhkan perbaikan ISSMS yang berkelanjutan

Elemen kunci

(14)

Proses implementasi melalui tahapan tertentu dengan jangka waktu

tertentu sesuai dengan keadaan di PT.KAI

Fase Implementasi ISSMS

1 – 2 Tahun 3 – 5 Tahun 5 – 10 Tahun++

Perbaikan awal, berbasis proyek, ruang lingkup terbatas, belum sempurna – Berkembang dengan melihat dan melaksanakan

Membangun dalam skala kecil,

menyebarkan ke daerah lain, meningkatkan ruang lingkup dan skalanya – Meningkatkan

kapabilitas

Memperkuat sistem dan prosesnya- Pendewasaan Perbaikan berkelanjutan Ti n gk at R is iko Tidak Diterima

Mobiliasi dan Start-up

1

2

3

4

Diterima

Langkah Implementasi Awal untuk 1-2

Tahun

Tindakan yang tidak boleh dilakukan:

 Implementasi ‘Terburburu-buru’ – Butuh waktu

untuk meningkatkan kapabilitas dan pengetahuan  Menggunakan ISSMS untuk menyalahkan pihak

lain jika terjadi kesalahan

 Meyakini bahwa ISSMS memecahkan semua

permasalahan di KAI

A B C F G H

Komitmen dari jajaran pimpinan

Pembentukan Komite Keselamatan dan Keamanan Komunikasi dan Sosialisasi mengenai ISSMS

Pelatihan, pendidikan untuk pengembangan SDM Merekrut Profesional Keselamatan dan Keamanan Peninjauan Proses yang telah dilaksanakan

D

E

Kejelasan peran dan tanggung jawab keselamatan dan keamanan

Melaksanakan Pilot Project untuk elemen kunci ISSMS Langkah Implementasi Awal untuk 1-2 tahun

(15)

14

14

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan PT Flora Sawita Chemindo Medan yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama 6 tahun dan berskala besar

No.5 tahun 1996 Pasal 3 Ayat 1 dan 2 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bahwa setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja

Sistem informasi manajemen pembelian dan penjualan motor berbasis web dikembangkan di Cipulir Motor Jakarta Selatan, sistem tersebut mengolah data customer yang

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), mengetahui langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan

Standar Beton Indonesia Plant JTB Cepu merupakan perusahaan konstruksi yang memproduksi beton berkualitas yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3..

Lebih lanjut, sistem "smart multi measurement device" berbasis website yang dikembangkan PPNS akan mempermudah SPTP dalam melakukan audit sistem manajemen keselamatan dan kesehatan

Tampilan Pengerjaan Selesai Pada Sistem Informasi Manajemen Pemeliharaan Mesin Produksi Berbasis Web Pada PT Budi Jaya Banjarindo Perbaikan yang telah selesai akan di review kembali

Berisi kebijakan SMK3 Tentu, dengan senang hati saya akan bantu membuat deskripsi tentang SMK3. SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja) adalah suatu sistem yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem manajemen organisasi yang meliputi perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan Utama SMK3: Mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, dan nyaman. Meningkatkan produktivitas kerja. Memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Meningkatkan citra perusahaan. Komponen Utama SMK3: Kebijakan K3: Pernyataan resmi dari pimpinan tertinggi perusahaan tentang komitmen perusahaan terhadap K3. Organisasi dan tanggung jawab: Penunjukan petugas K3, pembentukan panitia K3, dan penetapan tanggung jawab masing-masing pihak terkait. Perencanaan dan program K3: Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengembangan program K3 untuk mengendalikan risiko. Implementasi: Pelaksanaan program K3 yang telah direncanakan, termasuk pelatihan K3 bagi pekerja. Pemeriksaan dan evaluasi: Melakukan pemeriksaan dan evaluasi secara berkala terhadap pelaksanaan program K3. Tindakan perbaikan: Melakukan tindakan perbaikan terhadap ketidaksesuaian yang