1
PENGARUH PROFESIONALISME DAN SARANA PRASARANA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA DINAS BINA MARGA
KABUPATEN SUKABUMI
Hana Sujana
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya pengaruh Profesionalisme Dan Sarana Prasarana terhadap Produktivitas kerja pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden sebanyak 45 butir pernyataan. Jumlah populasi sebanyak 265 orang pegawai yang digunakan sebagai sampel adalah 159 orang melalui perhitungan dengan rumus slovin.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier parsial dan berganda dengan bantuan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa : secara parsial hasil uji t untuk Profesionalisme mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai, karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Sedangkan Sarana Prasarana mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai, karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Adapun Profesionalisme dan Sarana Prasarana secara bersama-sama diuji melalui uji F mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai.
Kata Kunci: Profesionalisme, Sarana Prasarana, Produktivitas Kerja.
Abstract
This research was conducted to find out the magnitude of the influence of the system of internal control And the competence of Employees against the performance of employees on The Bina Marga Sukabumi district.
This study uses survey method by means of disseminating a questionnaire to the respondent as much as 45 grains statement. Population numbers as much as 266 employees are used as the sample was 159 people through calculations with formulas slovin.
Based on the results of the research with the use of linear regression analysis for partial double and with the help of SPSS version 20 shows that partial test results: by t for internal control System has a positive and significant impact on the performance of the employees, because t count is greater than the t table. While the competence of Employees had a positive and significant impact on the performance of the employees, because t count is greater than the t table. As for the internal control System and the competence of employees simultaneously tested through trials of F has positive and significant influence on the performance of employees.
2 PENDAHULUAN
Berkaitan dengan pelaksanaan dan amanat dari Undang-Undang-Undang no 38 Tahun 2004 Tentang Jalan, maka Dinas Bina Marga diatur berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 25 Tahun 2012 Tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengatur tentang keberadaan Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi. Selanjutnya, Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 51 Tahun 2012 Tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dinas Bina Marga (DBM) Kabupaten Sukabumi mengatur tentang struktur organisasi dan tata kerja DBM.
Oleh karena Dinas Bina Marga merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang melaksanakan urusan dibidang Pekerjaan Umum, maka kebinamargaan yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris daerah, tugas pokoknya adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pengelolaan jalan dan jembatan.
Sebagai satu bagian dari lembaga pemerintahan daerah yang membidangi pengelolaan jalan dan jembatan,
tentunya mempunyai nilai strategis dalam mensukseskan pembangunan daerah khususnya infrastruktur yang sangat menunjang bidang pembangunan lainnya seperti bidang transportasi yang sangat vital terutama yang melalui jalan darat dan jembatan. Sehingga faktor Sumber Daya Manusia dalam hal ini menyangkut Produktivitas kerja pegawai pada sebuah organisasi sangat menentukan berhasil tidaknya visi, misi yang diemban.
Namun demikian menurut hasil pengamatan sementara penulis, Produktivitas kerja pegawai Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi belum optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : Kepemimpinan yang masih belum berjalan secara efektif dan obyektif, Koordinasi dan komunikasi antar seksi/lini yang masih belum optimal, Lingkungan kerja yang masih kurang nyaman dengan variasi pelayanan dan pengawasan yang banyak dan lokasi pelayanan yang kompleks, motivasi pegawai yang masih rendah dan belum optimal yang mungkin disebabkan oleh kurangnya apresiasi terhadap perkerjaan yang dikerjakan, disiplin pegawai yang masih belum optimal dalam hal pelayanan maupun terhadap tugas yang
3
harus dikerjakan, penerapan Budaya
organisasi yang masih belum
dilaksanakan sepenuhnya, Pengawasan atas proses dan hasil pekerjaan baik dalam hal layanan maupun pengawasan barang yang semakin sulit karena pekerjaan yang semakin kompleks sehingga pelaksanaan pengawasan belum optimal, Profesionalisme pegawai yang masih rendah terkait dengan tugas dan kewajiban yang diamanahkan juga dalam kaitan dengan integritas pegawai dan sebagainya.
Dari berbagai faktor yang mempengaruhi Produktivitas kerja pegawai, faktor Profesionalisme dan Sarana Prasarana menurut dugaan
peneliti lebih mendominasi
dibandingkan faktor lainnya. Hal ini karena berdasarkan fenomena yang penulis amati pegawai tidak seluruhnya profesional, sehingga tugas yang dibebankan sering tidak akurat dan terlihat lamban sehingga otomatis berpengaruh terhadap Produktivitas kerja pegawai.
Berdasarkan beberapa uraian yang telah dikemukakan tersebut, penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul Analisis Produktivitas kerja
pegawai Melalui Pendekatan
Profesionalisme dan Sarana Prasarana
Pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
KAJIAN LITERATUR,
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
A. Kajian Literatur Profesionalisme
Menurut Soemaryono dalam Royen (2007:8) profesional merupakan sebuah sebutan dimana orang yang
menyandangnya mempunyai
pengetahuan khusus melalui training dan pengembangan maupun pengetahuan lain. Pendapat tersebut menurut penulis mengandung makna bahwa standar tugas yang dibebankan dapat dilaksanakan dengan baik bahkan cenderung melebihi standar kerja dari pengetahuan yang dimilikinya tersebut. Sedangkan Phillips (1991:43) memberikan definisi profesionalisme adalah sekelompok individu yang bekerja sesuai dengan standard moral dan etika yang ditentukan oleh pekerjaan tersebut.
Dalam www.tunas63.word
press.com, Kriteria profesionalisme dapat di uraikan sebagai berikut:
1. Profesional itu dinyatakan dalam bentuk pekerjaan full-time yang merupakan sumber penghasilan baginya. Profesional memiliki motivasi yang kuat atas pekerjaan yang dinyatakan dengan satu komitmen seumur hidup.
4
2. Profesional memiliki “specialized body of knowledge” dan keterampilan yang didapatkan melalui pendidikan dan pelatihan formal dalam waktu yang cukup lama.
3. Profesional membuat keputusan atas nama klien atas dasar ketetapan yang jelas, berdasarkan pengetahuan teori yang luas dan keahlian didalam penerapan klinis.
4. Profesional memiliki satu orientasi pelayanan. Pelayanan ini dinyatakan secara tidak langsung dalam bentuk ketrampilan diagnostik, kemampuan menerapkan pengetahuan pada kebutuhan khusus dari klien dan tidak mementingkan diri sendiri atau menguntungkan diri sendiri.
5. Memberikan pelayanan berdasarkan pada kebutuhan obyektip dari klien dan tidak ada pamrih tertentu yang diharapkan oleh profesi dari klien. 6. Profesional memiliki otonomi dalam
bertindak dan memutuskan.
Adapun Dimensi dan indikator dari Profesionalisme pegawai menurut Muhibbin Syah (2004:87), dapat diukur dengan:
(1) Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta), dengan indikatornya adalah:
- pengetahuan yang dimiliki, - pengetahuan umum yang bersifat
mendukung,
- mempunyai kecakapan, - mempunyai kewibawaan,
- mampu menggunakan metode penyampaian yang tepat,
- mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas, serta - mampu mengatasi permasalahan
yang muncul
(2) Kompetensi afektif (kecakapan ranah rasa), dengan indikatornya adalah:
- sikap demokratis dan tenggang rasa terhadap pekerjaan,
- aparatur memberikan respon positif terhadap pekerjaan,
- mampu mengajak untuk
berperan aktif selama proses kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan,
- aparatur mempunyai emosi yang stabil (mampu mengendalikan emosi)
(3) Kompetensi psikomotorik
(kecakapan ranah motorik), dengan indikatornya adalah:
- aparatur menunjukkan
kedinamisannya selama bekerja (duduk, berdiri, berjalan).
- aparatur tidak membosankan, - mampu mengoperasionalkan alat
bantu dengan baik,
- terampil menggunakan bahasa (jelas, mudah dipahami), dan
- mampu mengakui
kekurangannya.
Sarana Prasarana
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:80) pengertian sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan; dan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek dan sebagainya).
Menurut Darsini (2001:5) pengertian prasarana adalah : segala sesuatu yang diuatamakan dalam
5
terselenggaranya sebuah proses, sedangkan sarana adalah : segala seuatu yang dapat digunakan sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan; Sedangkan Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk membedakannya, sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak.
Payaman (2000:20) mengatakan bahwa sarana prasarana adalah penunjang dan non penunjang untuk meningkatkan Produktivitas kerja pegawai yang dikelompokkan pada dua golongan yaitu:
1. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara produksi, peralatan produksi, tingkat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) serta kondisi dan suasana lingkungan kerja seperti adanya AC dan lain-lain.
2. Menyangkut kesejahteraan pegawai yang tercermin dalam sistem
pengupahan dan jaminan sosial, serta jaminan kelangsungan kerja.
Produktivitas Kerja Pegawai
Dalam Laporan Dewan
Produktivitas Nasional tahun 1993 dikatakan bahwa “Produktivitas mengandung sikap mental yang selalu berpandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini” (Malayu S.P. Hasibuan, 2009: 125).
Sedangkan secara umum seperti yang banyak tendapat dalam buku-buku teks tentang produktivitas, produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan
keseluruhan sumberdaya yang
digunakan (input).
National Productivity Board of Singapore merumuskan: “Pada dasarnya produktivitas adalah sikap mental (attitude of mind) yang mempunyai semangat untuk bekerja keras dan ingin memiliki kebiasaan untuk melakukan perbaikan” (Manullang K. dan Andreas G. Munthe, 1993:1).
Secara lebih sederhana,
International Labour Organization (ILO) menyatakan bahwa Produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan
6
selama produksi berlangsung (Malayu S.P. Hasibuan, 2009:127).
Menurut Basu Swastha (1995: 281) “Produktivitas adalah suatu konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut ”.
Menurut Husein Umar (2008:9-10) produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu:
1. Efektivitas, dengan indikatornya adalah :
a. Kualitas, terkait dengan mutu
dari pekerjaan yang
dihasilkan.
b. Kuantitas, terkait dengan kapasitas jumlah yang dihasilkan.
c. Waktu, terkait dengan ketepatan waktu pelaksanaan tugas.
2. Efisiensi, dengan indikator : a. Perencanaan
b. Realisasi
Review penelitian Terdahulu`
a. Aziz Saka (2007) dalam tesisnya
yang berjudul “Pengaruh
Profesionalisme dan Sarana
Prasarana Kerja terhadap
Produktivitas kerja pegawai Pada Direktorat Sertifikasi Kelaikan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Departemen Perhubungan”, ditemukan bahwa berdasarkan hasil analisis regresi sederhana, besar pengaruh
Profesionalisme terhadap
Produktivitas kerja pegawai adalah sebesar 57,80 %.
b. Agus Toro (2014) dengan judul : Analisis Produktivitas Kerja Melalui Pendekatan Pengawasan Dan Iklim Organisasi Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta, Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi linier parsial dan berganda dengan bantuan SPSS versi 20 menunjukkan bahwa : secara parsial hasil uji t untuk Pengawasan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja , karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Sedangkan secara parsial hasil uji t untuk Iklim Organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja , karena t hitung lebih besar daripada t tabel. Adapun Pengawasan dan Iklim Organisasi secara bersama-sama diuji melalui uji F mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Soekarno Hatta. B. Kerangka Konseptual C. Hipotesis Profesionalisme Sarana, Prasarana Produktivitas Kerja
7
Berdasarkan kajian literatur dan kerangka pemikiran dapat diajukan hipotesis untuk penelitian ini:
1. Profesionalisme diduga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai Pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
2. Sarana Prasarana diduga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai Pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
3. Profesionalisme dan Sarana Prasarana secara bersama-sama diduga berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Dalam penyusunan tesis ini penulis menerapkan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini mengandalkan angka-angka berupa skor sebagai kerangka dasar analisis. Penelitian kausal tipe riset deskriptif ini dilakukan untuk menentukan hubungan dan mencari pengaruh Profesionalisme
dan Sarana prasaranaterhadap
Produktivitas kerja pegawai. Sumber
data penelitian diperoleh dari data primer sampel yang diambil dari populasi
dengan menyebarkan kuesioner
penelitian. Penyebaran kuesioner dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang menggambarkan kondisi masing-masing variabel yang diteliti sehingga dapat dianalisa Produktivitas kerja pegawai yang ditinjau dari faktor Profesionalisme dan Sarana prasaranapada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
Ket.:
X1 = Profesionalisme
X2 = Sarana Prasarana
Y = Produktivitas Kerja
rx1x2Y = Pengaruh Profesionalisme dan
Sarana Prasarana secara
bersama-sama terhadap
Produktivitas Kerja pegawai. rx1Y = Pengaruh Profesionalisme
secara individual terhadap produktivitas kerja pegawai. rx2Y = Pengaruh sarana prasarana
secara individual terhadap produktivitas kerja pegawai.
8
Pengukuran variabel Sistem Pengendalian Intern, Kompetensi pegawai dan kinerja pegawai dalam penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang masing-masing terdiri dari 15 item pernyataan. Masing-masing variabel memiliki indikator pengukuran yang berbeda yaitu sebagai berikut:
Tabel. 1. Operasionalisasi Variabel Profesionalisme Dimensi Indikator 1. Kompetensi kognitif 1. pengetahuan yang dimiliki; 2. pengetahuan umum yang bersifat mendukung; 3. mempunyai kecakapan dalam melaksanakan tugas 4. mempunyai kewibawaan; 5. mampu menggunakan metode penyampaian yang tepat; 6. mampu menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas; 7. mampu mengatasi permasalahan yang muncul. 2. Kompetensi afektif
1. sikap demokratis dan tenggang rasa terhadap pekerjaan;
2. aparatur memberikan respon positif terhadap pekerjaan;
3. mampu mengajak untuk berperan aktif selama proses kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan; 4. aparatur mempunyai
emosi yang stabil (mampu mengendalikan emosi). 3. Kompetensi psikomotorik 1. aparatur menunjukkan kedinamisannya selama bekerja (duduk, berdiri, berjalan);
2. aparatur tidak membosankan, 3. mampu
mengoperasionalkan alat bantu dengan baik; 4. terampil menggunakan
bahasa (jelas, mudah dipahami).
Tabel. 2. Operasionalisasi Variabel Sarana Prasarana
Dimensi Indikator 1. Penunjang Fasilitas
Peralatan 2. Non Penunjang pengukuran
lingkungan kerja,
keselamatan kerja,
kenyamanan kerja
kesehatan kerja.
Tabel. 3. Operasionalisasi Variabel Produktivitas Kerja Dimensi Indikator 1. EFfektivitas 2. Efisiensi - kualitas kerja - kuantitas kerja - waktu kerja. - input - realisasi penggunaan
Untuk setiap pernyataan tersebut responden diminta menjawab dengan pilihan 1 = sangat tidak setuju; 2 = tidak setuju; 3 = ragu-ragu; 4 = setuju; dan 5 = sangat setuju.
9 Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh karyawan Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi, yang meliputi para staf dan pejabatnya, jumlah keseluruhan adalah sebanyak 266 orang dikurangi penulis menjadi 265 orang.
Dikarenakan ukuran populasi cukup besar bagi peneliti maka diambil sampel. Penetuan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin dengan margin of error ditetapkan 5% sehingga diperolah ukuran sampel 159. Dengan demikian hanya 159 orang pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini.
Selanjutnya dikarenakan populasi tidak dianggap homogen maka sampel didistribusikan dengan teknik penarikan sampel berstrata (sratified random sampling):
No Golongan Populasi Sampel
1 IV 1 1
2 III 99 98
3 II 111 50
4 I 55 20
Jumlah 266 159
HASIL PENELITIAN DAN SARAN
Pengaruh Profesionalisme secara Parsial terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk Koefisien Profesionalisme diperoleh nilai thitung sebesar 38.315 >
dari ttabel sebesar 1,96 sehingga Ho
ditolak dan H1 diterima. Hal itu diartikan bahwa variabel Profesionalisme mempunyai pengaruh signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai (Y) pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi. Adapun besarnya pengaruh Profesionalisme terhadap Produktivitas kerja pegawai sebesar 0,903 atau 90,3%.
Pengaruh Sarana Prasarana Secara Parsial terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS untuk regresi sederhana variabel Sarana prasarana diperoleh nilai thitung
sebesar 41.404 > dari ttabel sebesar 1,96
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Hal itu diartikan bahwa variabel Sarana
prasarana mempunyai pengaruh
signifikan terhadap Produktivitas kerja pegawai (Y) pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi. Adapun besarnya pengaruh Sarana prasarana terhadap
10
Produktivitas kerja pegawai sebesar 0,916 atau 91,6%.
Pengaruh Profesionalisme dan Sarana Prasarana secara Simultan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi
Dengan bantuan pengolahan komputer berdasarkan perhitungan SPSS ver 20 diperoleh Fhitung 970,495.
Sedangkan harga kritis nilai Ftabel dengan
derajat bebas pembilang 2 dan penyebut 158 pada α (0,05) sebesar 3,07. Dengan demikian Fhitung (970,495) > Ftabel (3,07),
sehingga jelas Ho ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel bebas Profesionalisme (X1) dan variabel bebas Sarana prasarana (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat Produktivitas kerja pegawai (Y) pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
Dari hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai R Square sebesar 0,925. Sehingga dengan demikian besarnya
pengaruh variabel bebas
Profesionalisme (X1) dan Sarana prasarana(X2) secara simultan atau bersama-sama sebesar 92,5% terhadap Produktivitas kerja pegawai (Y) pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi,
sedangkan sisanya sebesar 7,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti (epsilon).
Selanjutnya dapat dibuat analisis jalur:
Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian, saran penulis:
1. Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan pegawai Dinas Bina
Marga Kabupaten Sukabumi
senatiasa memiliki sikap Profesional dalam bertugas, karena melalui profesionalisme seorang pegawai
akan mampu meningkatkan
produktivitas.
2. Pentingnya pengadaan,
maintenance, bahkan upgrade sarana prasarana yang dapat menunjang produktivitas pegawai Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
3. Bila memungkinkan pihak
pemangku kebijakan sebaiknya meningkatkan secara bersamaan profesionalisme pegawai serta sarana prasarana karena dapat lebih
X1 Y X2 ɛ 0,075 0,932 5
11
signifikan meningkatkan
produktivitas pegawai pada Dinas Bina Marga Kabupaten Sukabumi.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Panji. 1998. Psikologi Kerja. Cetakan Kedua. Jakarta:Penerbit Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri.
Cetakan ke 2 Edisi IV.Yogyakarta Basu Swastha DH. 1995.Pengantar Bisnis Modern.Yogyakarta: Liberty
Dharma, Agus. P, 1995, Produktivitas dan Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta, Erlangga.
______________, 1998, Meningkatkan Produktivitas Pegawai, Jakarta : Rajawali Press.
Hasibuan, Malayu S.P, 2006,
Manajemen : Dasar, Pengertian, dan Masalah,Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P, 2006,
Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Kunci keberhasilan, Jakarta : CV. Haji Masagung. Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kusriyanto, Bambang.1996,
Peningkatan Produktivitas Karyawan. Jakarta: CV.Kurnia Mangkunegara. A.A Prabu, 2002,
Manajemen Sumber Daya
Manusia, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005, Perilaku dan Budaya Organisasi, Bandung : Rafika Aditama. Mangkuprawira, S,Hubeis, AV. 2007.
Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia
Muhibbin Syah, 2004, “ Psikologi Pendidikan”, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Phillips, J.J, 1991, Handbook of Training Evaluation and Measurement Methods, Houston : Gulf Publishing Company.
Payaman J. Simanjuntak. 2000 Peningkatan Hasil Usaha Kerja,
Pengertian dan Ruang
Lingkup.Jakarta : Prima
Royen. 2007, Aspek - Aspek
Profesionalisme http :// etikatugas. blogspot. com / 2012/05/profesi-profesional-dan
profesionalisme.html. diunduh 17 Maret 2015
Sedarmayanti, 1995, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas kerja, Bandung : Ilham Jaya.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Administrasi (dilengkapi dengan Metode R&D). Bandung : Alfabeta.
Umar, Husein. 2010. Metode Riset Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Wibowo. 2006. Manajemen Perubahan.