KONSEP SEHAT DAN TIDAK SEHAT
Dalam kehidupan manusia modern dan teknologi maju seperti sekarang ini terdapat kriteria yang bisa dikategorikan dalam hidup sehat yaitu sebagai berikut :
1. Tidak sakit badan dan jiwa. 2. Cukup makan bergizi. 3. Hidup dilingkungan bersih.
4. Serta perilaku dan interaksi sesuai dengan etika dan hukum.
Apabila sebuah keluarga memiliki empat kriteria tersebut diatas dapat dikatakan bahwa keluarga itu adalah keluarga sehat dalam arti paling sempurna atau lengkap. Dari ketidaklengkapan empat unsur diatas maka muncullah konsep-konsep alternatif yang mengandung pernyataan dalam arti tidak sehat dari segi tertentu, contohnya seperti berikut :
1. Keluarga sakit-sakitan 2. Keluarga miskin 3. Keluarga kumuh
4. Keluarga jorok dan lain sebagainya. CIRI-CIRI KELUARGA SEHAT
Dari penjelasan seperti diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep keluarga sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut seperti :
1. Sehat badan dan sehat jiwa. 2. Terpenuhinya makanan bergizi. 3. Terciptanya lingkungan bersih.
4. Interaksi sesuai dengan etika dan hukum.
Sehat dibagi menjadi dua yaitu sehat hakiki yang mencakup kesehatan badan dan jiwa, dan sehat sempurna yaitu sehat yang mencakup keempat kriteria yang dikategorikan sebagai golongan sehat (tidak sakit badan dan jiwa, cukup makanan bergizi, hidup dilingkungan bersih, serta perilaku dan interaksi sesuai dengan etika dan hokum.
KONSEP SEJAHTERA
Setelah dilakukan observasi terhadap kehidupan beberapa keluarga yang hasilnya telah dianalisis, dan ditulis secara konsepsional, rinci dan sistematis, dapat dijelaskan beberapa pengertian keluarga sejahtera dan bercirikan sebagai berikut, yaitu :
Hidup makmur.
Dalam kelompok teratur. Berdasarkan sistem nilai. Bebas dari penyakit. Tidak ada gangguan. Menyenangkan.
Banyak sekali faktor untuk menjelaskan hidup sejahtera, diantaranya yakni seperti : Politik Ekonomi Sosial Budaya Kesehatan Keamanan dan
Hiburan yang saling berkorelasi antara satu dengan yang lain.
Keluarga sejahtera dalam arti yang paling sempurna atau lengkap adalah keluarga sejahtera yang sangat ideal, tetapi sangat jarang sekali dijumpai. Dalam kehidupan keluarga yang sejahtera dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu:
KATEGORI KELUARGA SEJAHTERA a. Keluarga prasejahtera.
b. Keluarga sejahtera. c. Keluarga cukup sejahtera. d. Keluarga sempurna sejahtera.
12 INDIKATOR KELUARGA SEHAT 1. Keluarga Mengikuti Program KB (Keluarga Berencana)
Tentu sudah tidak asing lagi bukan dengan slogan 2 anak cukup. Yap,,itulah program pemerintah melalui dinas BKKBN untuk mensosialisasikan kepada masyarakat Indonesia. Program 2 anak cukup ini tentu bertujuan agar keluarga Indonesia lebih sejahtera, karena semakin kedepan biaya hidup dan pendidikan semakin melangit, sedangkan pendapatan rata-rata per kapita masih rendah. Adanya program 2 anak cukup memungkinkan agar keluarga yang dibina lebih berkualitas, mendapatkan asupan gizi dan pendidikan yang cukup. Demi suksesnya program ini perlu adanya program KB, nah KB ini jenisnya bermacam-macam. Ada yang hormonal dan non hormonal. KB hormonal antara lain pil KB, implant, dan suntik sedangkan non hormonal berupa kondom, IUD/spiral dan sistem kalender. Setiap jenis KB memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Tinggal tergantung pasutri mau pilih yang mana. Mungkin nanti saya bakalan buat blog tentang KB tersendiri. Salah satu keluarga sehat adalah keluarga yang menggunakan KB, sehingga dapat tercipta keluarga yang harmonis dan berkualitas. Tentu kita tidak mau lagi mendengar banyak anak-anak yang terlantar, tidak mendapatkan asupan gizi dan pendidikan yang baik. Mari sukseskan program 2 anak cukup. 2. Ibu Hamil Memeriksakan Kehamilannya (ANC) Sesuai Standar
Perlu diketahui ANC adalah singkatan dari Ante Natal Care. ANC ini bertujuan untuk mempersiapkan janin dan ibu melewati masa persalinan dan pasca persalinan (nifas dan menyusui). Melalui programlah yang memungkinkan ibu dan bayi lahir selamat dan sehat serta dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi yang juga merupakan salah satu indikator maju atau tidaknya suatu negara. ANC ini minimal dilakukan sebanyak 4x. Trimester I (<14 minggu) satu kali kunjungan, kehamilan trimester II (14-28 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan. Masyarakat bisa
melakukan ANC di bidan, puskesmas atau dokter keluarga terdaftar. Kalau mau lebih dari 4x kunjungan jauh lebih baik. Selama proses ANC kita akan mendapatkan banyak sekali informasi dan pengetahuan mengenai persalinan dan perawatan bayi. Pokoknya program ini penting banget deh buat pasutri yang ingin punya anak. Mungkin di lain kesempatan saya bakalan nulis blog tersendiri tentang ANC.
3. Bayi Mendapatkan Imunisasi Lengkap
Buat para orang tua sebenarnya gak usah bingung kapan mau mengimunisasi anaknya. Pada saat nanti ANC biasanya akan dikasih jadwal pemberian imunisasi, nah itulah pentingnya ANC. Jadi para orang tua tinggal mengikuti jadwalnya saja.
Ada 5 imunisasi wajib bagi seluruh anak di Indonesia antara lain : BCG (Bacille Calmette-Guérin) , Hepatitis B, Polio, Campak, DPT (dypteri, pertusis, tetanus). Imuniasi tersebut bisa dilakukan di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya secara GRATIS karena merupakan program pemerintah. Selain 5 jenis imuniasi wajib di atas, ternyata masih banyak lagi jenis imunisasi yang ada seperti imunisasi influenza, campak, tifoid, dll. Akan tetapi untuk mendapatkan imunisasi tambahan tersebut pasien harus membayar karena tidak termasuk dalam program pemerintah. Ada yang bilang “anak saya sudah di vaksin tapi kok masih sakit juga”. Ya benar, vaksin tidaklah 100% dapat melindungi anak, jika ia kuat maka tidak akan terkena penyakit, namun apabila sampai jatuh sakit tentunya tidak separah anak yang belum di imunisasi. Mungkin kalau boleh saya tambahkan, selain imunisasi mungkin indikator keluarga sehat bisa ditambahkan dengan pemberian vitamin A secara rutin. Jadi mungkin judulnya “Bayi mendapatkan imunisasi dan vitamin A lengkap”
ASI baiknya diberikan hingga anak berumur 2 tahun. Sangat krusial untuk terus diberikan secara terus menerus sampai anak berumur 6 bulan. Masalah yang sering ditemui adalah ASI yang tidak dapat keluar dari payudara sang bunda. Pada dasarnya Allah telah menciptakan tubuh perempuan dengan sangat indah dan sempurna. Secara otomatis wanita yang melahirkan akan mengeluarkan ASI, sudah pasti… Tapi kok ada yang gak keluar yah ? biasanya hanya karena kondisi psikologis si ibu pasca melahirkan, atau kurang di stimulasi. Bisa juga karena asupan gizi si ibu yang kurang baik saat mengandung, atau bahkan karena memang pernah ada riwayat operasi payudara.Oleh karena itu perlu dilakukannya ANC secara rutin untuk mempersiapkan hal-hal seperti di atas. Yuk para moms kita sama-sama sukseskan ANC minimal 4x selama kehamilan… Hidup ibu sehat !!!….hidup bayi sehat!!…. demi kesejahteraan keluarga tercinta.
5. Pemantauan Pertumbuhan Balita
Lagi-lagi nanti saat ANC kita juga akan diinformaskan mengenai KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS berisi jadwal pemberian imuniasi dan vitamin A serta grafik pertumbuhan balita. Sebenarnya masih banyak lagi informasi-informasi penting yang ada di dalam KMS. Makanya selain rajin update foto bayi di medsos, tidak ada salahnya juga jika para bunda rajin update KMS anaknya. Idelanya tiap bulan balita selalu ditimbang di posyandu/puskesmas untuk nanti
dicatat di KMS. Biasanya nanti di posyandu/puskesmas akan ada penyuluhan, pengobatan atau pembagian makanan tambahan untuk balita. Pokoknya seru deh kegiatan ini. Walaupun saya belum punya bayi, tapi saya pernah merasakan keseruan acara posyandu ini. Daripada pada bunda ngerumpi di depan warung, mendingan ngerumpi di posyandu sambil nimbang anak-anaknya. Asik kan ??
6. Penderita TB Paru Yang Berobat Sesuai Standar
TB paru ini masih menjadi penyakit yang sangat diperhatikan pemerintah karena penyebarannya yang sangat cepat dan pengobatan yang sangat lama. Enam bulan adalah waktu yang paling cepat untuk pengobatan TB Paru. Penyakit ini sebenarnya sangat mudah untuk dicegah. Membuat rumah dengan ventilasi yang baik dan kebersihan lingkungan adalah kunci utamanya. Selain itu penggunaan masker pada pasien yang terkena TB Paru adalah kunci utama untuk mencegah penyebarannya. Hal yang paling sulit adalah menjaga kepatuhan pasien untuk minum obat secara rutin, sehingga diperlukan komitmen yang tinggi baik dari pasien, keluarga pasien dan petugas kesehatan untuk mengatasi penyakit ini.
7. Penderita Hipertensi Yang Berobat Teratur
Bukan rahasia umum lagi kalau hipertensi atau penyakit darah tinggi adalah penyakit yang paling banyak kita temui di masyarakat. Pengobatan penyakit ini juga tidak kalah susahnya dengan pengobatan TB Paru sehingga menjadi salah satu indikator keluarga sehat di Indonesia. Pengobatan hipertensi tak jarang membutuhkan waktu seumur hidup agar tekanan darahnya tetap terkontrol. Banyak sekali komplikasi akibat penyakit ini antara lain yang paling sering adalah
stroke. Penderita perlu rutin dan sedini mungkin mengobati penyakit ini agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah.
8. Penderita Gangguan Jiwa Berat Yang Diobati
Hampir sama dengan dua penyakit sebelumnya. Penyakit kejiwaan membutuhkan perawatan khusus dan support keluarga yang besar.
10. Tidak Ada Anggota Keluarga Yang Merokok
Selain dapat menyebabkan TB paru, rokok juga memberikan peranan besar dalam timbulnya kanker. Ini adalah masalah dan dilema nasional. Tidak perlu saya uraikan panjang lebar dampak negatif dari rokok karena sudah sangat banyak yang membahasnya. Semua kembali ke pribadi masing-masing. Rp 12.000 untuk sebungkus rokok rasanya akan lebih arif jika dibelikan susu atau bubur kacang ijo untuk anak.
Hey para bapak-bapak yang merokok, kalian itu menyakiti istri dan anak-anak kalian. Begitukah yang namanya sayang anak sayang istri ?? think again !…
Hey para anak-anak gaul yang merokok ? kalau kalian masih beli rokok dari uang jajan dari ortu, mendingan kalian ngaca dulu deh udah bisa cari duit sendiri atau belum. Kalau kalian udah bisa cari duit sendiri, ya gak apa-apalah kalian bakar duit kalian sendiri. Saya gak peduli. hahahaha…asalkan tidak merokok di tempat umum saja. Dan kalau sakit jangan berobat kefasilitaskesehatan ya
10. Sekeluarga Sudah Menjadi Anggota JKN
JKN adalah Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan program pemerintah agar seluruh rakyatnya memiliki jaminan kesehatan melalui suatu badan yang bernama BPJS Kesehatan. Rasanya nama BPJS jauh lebih ngetop dibanding JKN. Program ini baru eksis sejak Januari 2014. Jadi bisa dibilang program JKN ini masih baru dan masih banyak warga Indonesia yang belum mendaftarkan dirinya, sehingga perlu adanya sosialisasi besar-besaran mengenai manfaat menjadi peserta JKN. Memang benar masih banyak kekurangan terkait pelayanan JKN ini, oleh karena itu seluruh komponen pemerintahan dan masyarakat tentunya harus sama-sama bergotong royong mensukseskan program yang mulia ini demi Indonesia yang lebih sehat. Untuk lebih lengkapnya bisa klik link BPJS Kesehatan
11. Mempunyai Sarana Air Bersih
Air bersih adalah kebutuhan pokok setiap keluarga, mulai dari keperluan mencuci sampai keperluan air minum. Tentunya keberadaan sarana air bersih menjadi peran penting dalam 12 indikator keluarga sehat. Maraknya penyakit diare dan saluran pencernaan lainnya seperfi tifus dll semuanya bersumber dari asupan makan dan minum yang tidak baik. Keluarga yang sehat wajib memiliki sarana air bersih yang memadai. Selain menggali sumur pribadi, warga juga bisa menggunakan jasa PDAM untuk keperluan air bersih. Namun ada juga yang berinisiatif untuk menampung air hujan. Apa saja rasanya tidak masalah asalkan bersih dan mencukupi. Tentu hal ini bukanlah hal yang sepele, dibutuhkan peran dari instansi terkait untuk memeratakan penyebaran air bersih di Indonesia.
Selain menggunakan air bersih dalam aktivitas rumah tangga. Jamban juga memegang peranan penting dalam suksesnya keluarga sehat Indonesia. Penyakit-penyakit saluran pencernaan seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya juga dipengaruhi oleh penggunaan jamban yang tidak semestinya. Buang air sembarangan sangat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan sumber mata air yang tentu akan menjadi sumber penularan penyakit bagi warga disekitar.