MONITORING HEMODINAMIK
Fatimah Zahrah
23.37 913 2011
• monitoring aliran darah yang melalui sistem kardiovaskuler.1
Monitoring Hemodinamik
• untuk mendeteksi insufisiensi kardiovaskuler, mencari faktor yang
berkontribusi terhadap terjadinya kelainan dan memberikan tatalaksana yang tepat.1
Tujuan
Tekanan Darah Arteri
O
Mean Arterial Pressure adalah rata-rata tekanan arteri dalam satu
siklus pulsasi.
O
Pengukuran tekanan darah arteri sangat dipengaruhi dengan tempat
pengukuran dan level ketinggian.
O
Pada pasien dengan penyakit vaskular perifer berat, mungkin saja
Monitoring Non Invasif
O
Indikasi : prosedur anestesi
O
Kontraindikasi :
1.
abnormalitas vaskuler pada ekstremitas (dialysis shunts)
2.terpasangnya jalur intravena pada ekstremitas
Palpasi
O
Tekanan darah sistolik dapat ditentukan dengan:
a) lokasi terabanya denyut perifer
b) memompa manset tekanan darah, proksimal dari
denyut nadi sampai aliran terbendung
c) melepaskan tekanan 2 – 3 mmHg tiap denyut nadi
d) mengukur tekanan manset sampai pulsasi teraba lagi
Doppler Probe
O Sensitif untuk mengukur tekanan darah
pada pasien obesitas, anak-anak dan pada pasien dengan syok.
O Efek doppler adalah perubahan pada
frekuensi gelombang suara ketika sumber suara bergerak secara relatif terhadap pemeriksa.
O Ketika sel darah merah bergerak melalui arteri, perubahan frekuensi Doppler akan dideteksi oleh probe.
O Perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan dan yang diterima ditunjukan oleh karakteristik suara monitor.
Auskultasi
Pengembangan dari manset arteri kolaps
aliran turbulen dan suara Korotkoff.
Osilometri
Osilasi akan melemah bila manset dipompa melebihi tekanan sistolik. Ketika tekanan manset diturunkan ke tekanan sistolik, pulsasi diteruskan ke seluruh manset dan osilasi akan meningkat. Osilasi maksimal timbul ketika mean arterial pressure, kemudian
Arterial Tonometri
O Tonometri arterial mengukur tekanan darah arteri denyut per denyut
dengan merasakan tekanan yang diperlukan untuk menekan sebagian arteri superfisial yang ditunjang oleh struktur tulang.
O Tonometer terdiri dari beberapa transduser independen yang ditaruh di
kulit di atas arteri. Stress kontak antara tekanan tranduser yang langsung di atas arteri dan kulit memantulkan tekanan intraluminal.
Monitoring Invasif
O Indikasi : 1. Hipotensi
2. Deviasi tekanan darah yang besar
3. Penyakit end-organ yang membutuhkan pengaturan tekanan darah
denyut per denyut secara tepat dan
4. Kebutuhan analisis gas darah arteri. O.Kontraindikasi :
Kecurigaan adanya insufisiensi vaskuler pada end artery yang kecil
Pemilihan Arteri untuk Kanulasi
1.
Arteri radialis
2.
Arteri ulnaris
3.
Arteri brachialis
4.
Arteri femoralis
5.
Arteri dorsalis pedis dan tibia posterior
6.
Arteri aksilaris
Kanulasi Arteri
Supinasi dan ekstensi dari pergelangan tangan memberikan pemaparan yang cukup dari arteri radialis. Denyut radialis diraba dan arteri ditentukan dengan menekan perlahan ujung
jari tengah dan telunjuk anestesiolog tangan non dominan pada area dengan denyut maksimal.2,3 Setelah diasepsis, 1%
lidokain diinfiltrasikan langsung ke kulit dengan sudut 45 derajat, mengarah ke titik yang dipalpasi.
Bila ada darah yang tampak, jarum direndahkan membentuk sudut 30 derajat dan dimasukan 1 – 2 mm untuk meyakinkan ujung kateter masuk dengan baik ke lumen pembuluh darah.
Memutar kateter kadangkala membantu memasukan kateter melalui dari jarum lalu ditarik. Kencangkan tekanan di atas arteri, proksimal ujung kateter dengan ujung jari tengah dan manis mencegah darah menyembur ketika tube dihubungkan.
Gunakan selotip tahan air atau jahitan untuk menjaga kateter tetap pada tempatnya
O
Komplikasi monitoring intraarterial termasuk
hematoma, perdarahan, vasospasme, arterial
thrombosis, embolisasi gelembung udara,
nekrosis kulit sekitar kateter, kerusakan
saraf, infeksi, kehilangan jari dan injeksi
intra arterial yang tak disengaja.
O
Faktor yang berkaitan dengan meningkatnya
komplikasi termasuk kanulasi lama,
hiperlipidemia, cobaan insersi yang
berulang, wanita, sirkulasi ekstrakorporal
dan penggunaan vasopresor
Elektrokardiograf
Semua pasien seharusnya dimonitor
elektrokardiografinya saat operasi. Tidak ada
kontraindikasi.
2Saat akhir diastol, atrium berkontraksi sehingga menimbulkan gelombang P. Setelah itu, ventrikel terisi dan menunggu untuk terjadinya sistol. Komplek QRS mulai
menggambarkan aktivitas elektrik sistol setelah terjadi penundaan atrioventricular node (AV). Depolarisasi ventrikel dari AV node ke sistem intraventrikuler melalui berkas Purkinje. QRS normal bertahan selama 120 milidetik, dan dapat memanjang pada pasien dengan kardiomiopati dan gagal jantung.2
Kateterisasi Vena
Sentral
O Indikasi
1. Penatalaksanaan cairan pada hipovolemia dan syok 2. Infus obat kaustik
3. Nutrisi parenteral total 4. Aspirasi emboli udara 5. Insersi lead intrakutaneus
6. Akses vena pada pasien dengan vena perifer yang buruk
O. Kontraindikasi
Tumor, gumpalan atau atau keadaan vegetasi pada katup trikuspid yang dapat menyebabkan embolisasi.
Kateterisasi Vena
Sentral
O Kanulasi vena sentral melibatkan proses memasukkan kateter ke dalam vena sehingga ujung kateter terletak di sistem vena dalam toraks. Karena lokasi ini menghubungkan ujung kateter ke tekanan intrathoraks, inspirasi akan menurunkan atau meningkatkan tekanan vena sentral, tergantung apakah ventilasi dikontrol atau spontan. 2
O Risiko kanulasi vena sentral termasuk infeksi, emboli udara atau thrombus, disritmia
(menandakan ujung kateter berada pada atrium kanan atau ventrikel), hematoma, hidrotoraks,
chylothoraks, perforasi jantung, tamponade
jantung, trauma pada saraf dan arteri yang terdekat dan trombosis. 2
Kateterisasi Arteri Pulmonalis
O
Indikasi
Ketidakstabilan hemodinamik atau selama prosedur bedah yang
mempunyai kemungkinan insiden tinggi komplikasi hemodinamik.
2O
Kontraindikasi
1.
Left branch bundle block komplit
2.Wolff-Parkinson-White syndrome
3.Malformasi Ebstein
4.
Infeksi pada pasien bakteremia
5.Pembentukan thrombus
Kateterisasi Arteri Pulmonalis
O Insersi PAC membutuhkan akses vena sentral. Dari kateter vena sentral, sebuah dilator dan pembungkus di masukkan melalui kawat pengarah.
O Setelah diinsersi, kateter dicek dengan mengembangkan dan mengempiskan balonnya dan mengirigasi semua lumen intravaskuler dengan salin yang
diheparinisasi.
O Kateter dimasukkan melalui pembungkus ke dalam vena juguler interna. Pada kira – kira 15 cm, ujung distal seharusnya memasuki atrium kanan, dan vena sentral melacak variasi respirasi yang memastikan posisi intrathoraks.
O Peningkatan tiba – tiba pada tekanan sistolik pada pelacak distal mengindikasikan lokasi ujung kateter pada ventrikel kanan . Jalan masuk ke arteri pulmonal biasanya terdapat pada 35 – 45 dan ditandai oleh peningkatan tiba – tiba saat tekanan diastolik.
Curah Jantung
O
Indikasi
Pengukuran cardiac output agar dapat memperkirakan
perhitungan stroke volume.
O
Kontraindikasi
Kontra indikasi untuk pengukuran curah jantung dengan
thermodilution sama dengan kontraindikasi kateterisasi
Thermodilution
O
Injeksi sejumlah cairan dengan suhu dibawah suhu
tubuh ke atrium kanan akan mengubah suhu darah
yang menyentuh termistor pada ujung PAC.
O
Derajat perubahan akan mencerminkan curah jantung.
O
Perubahan suhu minimal bila ada aliran darah yang
Dye Dilution
O
Pewarna indosianin hijau (atau indikator lain)
disuntikan melalui kateter vena sentral, yang kemudian
akan tampak pada sampel arteri yang dianalisa dengan
detektor tertentu, sebuah densitometer untuk indosianin
hijau.
O
Daerah yang dibawah kurva indikator pewarna
Pulse Contour Devices
O
Pulse contour devices menggunakan pelacakan
tekanan arteri untuk memperkirakan cardiac output
dan parameter dinamis lainnya seperti tekanan
pulsasi dan variasi stroke volume dengan ventilasi
mekanik.
O
Indikasi: digunakan untuk menentukan apakah
Doppler Esofagus
Doppler esofagus berpegang pada prinsip Doppler
untuk mengukur velositas aliran darah dari
descending thoracic aorta yang meningkat dengan
iskemia miokardium dan interpretasi yang
berbeda-beda.
2Thoracic Bioimpedance
O Perubahan dari volume thoraks
menyebabkan perubahan pada resistensi toraks (bioimpedance). Bila perubahan thoracic
bioimpedance diukur seletah depolarisasi ventrikel, stroke volume dapat terus ditentukan.2
O Teknik non invasif ini
membutuhkan 6 pasang elektroda ECG untuk menginjeksi
microcurrent dan untuk
merasakan bioimpedance pada kedua sisi dada.
Fick Principle
Jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh seorang individual (VO2) sama dengan perbedaan
antara oxygen content (C) arteri dengan vena (a-v) dikalikan dengan cardiac output (CO).2
Konsumsi O2 V O2
CO =--- = a-v O2 perbedaan isi Ca O2-Cb O2
Campuran venous dan arterial oxygen content dapat ditentukan dengan mudah jika kateter arteri pulmoner dan arterial line terpasang. Konsumsi oksigen dapat dikalkulasi
Echocardiography
O Transesophageal echocardiography
(TEE) dan transthoracic
echocardiography (TTE) merupakan
alat yang paling baik dalam
mendiagnosis dan memeriksa fungsi kardiovaskuler perioperatif.
O Terbatasnya akses ke dada di kamar
operasi menjadikan TEE salah satu pilihan ideal untuk memvisualisasikan jantung.
O Disposable TEE probe sekarang
tersedia sehingga dapat tetap bersama pasien yang sedang kritis selama beberapa hari. Hal ini memungkinkan pemeriksaan TEE secara intermiten.2