PEDOMAN
Konstruksi dan Bangunan
Perencanaan Trotoar
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
P
Daftar Isi
Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Prakata 1. Ruang Lingkup ...5 2. Acuan Normatif ...53. Istilah Dan Definisi ...5
4. Ketentuan...7 4.1 Ketentuan Umum...7 4.1.1 Fungsi Trotoar ...7 4.2 Ketentuan Teknis...7 4.2.1 Keperluan Trotoar...7 4.2.2 Penempatan Trotoar...7 4.2.3 Dimensi Trotoar ...8 4.2.4 Perlengkapan Trotoar ...9 4.2.5 Tipe Trotoar ...10 4.2.6 Konstruksi Trotoar ...14
4.2.7 Kemiringan Memanjang dan Melintang ...16
4.2.8 Permukaan Trotoar ...17
4.2.9 Pelandaian Trotoar ...20
5. Prosedur Perencanaan ...25
Daftar Tabel
Tabel 1 Nilai N ...8
Daftar Gambar
Gambar 1 Ruang Bebas Trotoar ...9
Gambar 2 Potongan melintang Trotoar pada Rumija yang cukup lebar...10
Gambar 3 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Lereng...11
Gambar 4 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Sandaran Jembatan ...11
Gambar 5 Trotoar dengan Rumija dibatasi bangunan/pertokoan...12
Gambar 6 Trotoar di dalam Terowongan...12
Gambar 7 Trotoar di depan tempat Pemberhentian Bis/Angkot...13
Gambar 8 Trotoar di belakang tempat Pemberhentian Bis/Angkot ...13
Gambar 9 Konstruksi Trotoar Blok Terkunci...14
Gambar 10 Konstruksi Trotoar Beton ...14
Gambar 11 Konstruksi Trotoar Permukaan Aspal ...15
Gambar 12 Kemiringan Memanjang Trotoar dan Penyediaan Landasan Rata...16
Gambar 13 Tekstur Bulat Ubin Peringatan...17
Gambar 14 Tekstur Garis Ubin Pengarah ...17
Gambar 15 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Empat)...18
Gambar 16 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Tiga) ...18
Gambar 17 Penempatan Ubin Pemandu Pada Belokan Trotoar...18
Gambar 18 Penempatan Ubin Pemandu Pada Pelandaian Trotoar Menuju Zebracross ..18
Gambar 19 Denah Penempatan Ubin Pemandu ...19
Gambar 20 Trotoar di Persimpangan dan di tempat-tempat lain yang memerlukan ... pelandaian ...20
Gambar 21 Detail konstruksi Pelandaian trotoar berjalur hijau atau berjalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki...21
Gambar 22 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar tanpa jalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki. Konstruksi ini dipakai pada kerb yang tinggi. ...21
Gambar 23 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar pada pertemuan dengan jalan masuk dari tempat penyeberangan pejalan kaki...22
Gambar 24 Pelandaian Pada Sudut Jalan ...22
Gambar 25 Pelandaian pada Sudut Jalan dengan Pemakaian Tekstur Bulat Ubin Peringatan ...23
Gambar 26 Detail pelandaian pada jalan masuk (untuk kendaraan) ke persil yang berpotongan dengan Trotoar ...24
PRAKATA
Pedoman Perencanaan Trotoar ini merupakan acuan baku baik untuk perencanaan teknis, pelaksanaan pembangunan, maupun untuk pengawasan pembuatan Trotoar.
Draft ini diajukan sebagai revisi terhadap Spesifikasi yang diterbitkan tahun 1990 dengan judul dan nomor: Spesifikasi Trotoar SK SNI S-03-1990-1.
Secara umum Pedoman ini membahas :
1) penyesuaian dengan istilah dan substansi dalam Undang-undang no.38/2004 tentang Jalan,
2) mengacu kepada cara penulisan yang berlaku, dan 3) detail gambar teknik.
Pedoman ini melengkasi Pedoman Teknik tentang Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan antar Kota, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan, spesifikasi kerb, dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
PERENCANAAN TROTOAR
1.
Ruang LingkupPedoman Perencanaan Trotoar ini dimaksudkan sebagai pegangan bagi perencanaan teknis, pelaksana, dan pengawas lapangan dalam menentukan dimensi, bentuk, bahan, dan kemiringan yang diperlukan trotoar.
2.
Acuan NormatifSpesifikasi Trotoar, SK SNI S-03-1990-1
A Policy on Geometric Design of Highway and Streets, AASHTO, 2001 Manual Kapasitas Jalan Indonesia (DitJen Bina Marga, 1997)
Tata Cara Perencanaan Jalan Antar Kota (DitJen Bina Marga, 1997) Tata Cara Perencanaan Jalan Perkotaan (DitJen Bina Marga, 2001) Spesifikasi Kurb Beton, SNI 03-2442-1991
Spesifikasi Latasir, SNI 03-6749-2002
Spesifikasi Beton Struktural, SNI 03-6880-2002
Persyaratan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, KepMen PU No.468,
1998
Petunjuk Perencanaan Trotoar, No.007/T/BNKT/1990
3.
Istilah Dan Definisi3.1
Badan Jalanadalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median, dan bahu jalan.
3.2
Jalur Lalu-lintasadalah bagian daerah manfaat jalan yang direncanakan khusus untuk lintasan kendaraan bermotor (beroda 4 atau lebih).
3.3
Kerb3.4
Pembina Jalanadalah institusi yang bertanggung jawab atas kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan, pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan dalam bidang jalan;
3.5
Pelandaianadalah perubahan kelandaian trotoar pada perpotongan dengan jalur penyeberang pejalan kaki (zebra cross), baik di persimpangan maupun di ruas jalan, dan jalan masuk ke persil. Pelandaian berupa muka perkerasan yang menghubungkan dua muka perkerasan yang berbeda.
3.6
Rumaja (Ruang manfaat jalan)adalah bagian ruang jalan yang meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.
3.7
Rumija (Ruang milik jalan)adalah bagian ruang jalan yang meliputi ruang manfaat jalan dan sejalur tanah
tertentu di luar ruang manfaat jalan.
3.8
Ruwasja (Ruang pengawasan jalan)adalah bagian ruang jalan yang merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan
yang ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan.
3.9
Trotoaradalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan jalur lalu-lintas yang diperkeras dengan konstruksi perkerasan dari: 1) blok terkunci, atau 2) beton, atau 3) aspal.
3.10
Kemiringan Memanjangadalah kemiringan yang diukur sejajar dengan arah perjalanan, yang dihitung dengan membagi perubahan elevasi vertikal dengan jarak horisontalnya
3.11
Kemiringan Melintangadalah kemiringan yang diukur tegak lurus dengan arah perjalanan
3.12
Landasan Rataadalah bagian datar yang harus disediakan pada trotoar pada jarak tertentu bila kemiringan memanjang trotoar cukup besar
4.
Ketentuan4.1
Ketentuan Umum4.1.1 Fungsi Trotoar
Fungsi utama Trotoar adalah memfasilitasi pejalan kaki berupa jalur yang diperkeras untuk melakukan perjalanannya dengan aman dan nyaman. Fungsi Trotoar lainnya antara lain: 1) meningkatkan kelancaran lalu-lintas baik lalu-lintas kendaraan maupun pejalan kaki; 2) memberikan ruang di bawah trotoar untuk menempatkan utilitas kelengkapan jalan
seperti saluran air buangan muka jalan, penempatan rambu lalu-lintas, dan lain-lain.
4.2
Ketentuan Teknis4.2.1 Keperluan Trotoar
Suatu jalan memerlukan Trotoar apabila:
1) terdapat keperluan untuk menyalurkan pejalan kaki dengan lancar dan aman. Ketentuan untuk hal ini mengacu kepada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (DitJen Bina Marga, 1997)
2) terdapat tempat-tempat dimana jumlah lalu-lintas pejalan kaki cukup banyak, atau diperkirakan akan tumbuh menjadi banyak, ketentuan untuk hal ini mengacu kepada MKJI. Tempat-tempat tersebut antara lain:
− perumahan − sekolah
− pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan − terminal dan pemberhentian bis dan angkot − pusat-pusat perkantoran
− pusat-pusat hiburan
− pusat-pusat kegiatan sosial − daerah industri
− jembatan/terowongan.
4.2.2 Penempatan Trotoar
Trotoar ditempatkan sejajar dengan lajur lalu-lintas dan terletak pada Rumaja. Pada tempat-tempat tertentu, Trotoar dapat juga tidak sejajar dengan lajur lalu-lintas misalnya karena topographinya atau pada pertemuan-pertemuan dengan fasilitas jalan yang lain. Trotoar dapat juga terletak di Rumija.
4.2.3 Dimensi Trotoar
Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki rencana (V). Volume pejalan kaki rencana (V) adalah volume rata-rata per menit pada interval puncak. V dihitung berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit selama jam sibuk dalam satu hari untuk 2 (dua) arah.
Lebar trotoar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
N
+
=
35
V
W
(1) Dimana: W= Lebar trotoar (m)V = Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit) N = Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m)
Nilai N ditentukan dalam Tabel 1 berikut:
Tabel 1 Nilai N
N (meter) Keadaan
1,5 1,0 0,5
Jalan di daerah pasar
Jalan di daerah perbelanjaan bukan pasar Jalan di daerah lain
Lebar Trotoar juga dapat ditentukan berdasarkan Tabel 1.
Tabel 2 Lebar Trotoar sesuai penggunaan lahan disekitarnya
Penggunaan Lahan di sekitarnya Lebar minimum mutlak, c (m) • perumahan
• sekolah
• pertokoan dan pusat-pusat perbelanjaan
• terminal dan pemberhentian bis/angkot
• pusat-pusat perkantoran • pusat-pusat hiburan
• pusat-pusat kegiatan sosial • daerah industri
• jembatan dan terowongan
1,20 1,50 2,00 1,50 1,50 2,00 1,50 2,00 1,20
Bila lebar trotoar yang diperoleh dari persamaan (1) lebih kecil dari lebar trotoar pada Tabel 2, maka yang digunakan adalah lebar trotoar pada Tabel 2.
4.2.4 Perlengkapan Trotoar
Trotoar sebaiknya dilengkapi dengan beberapa hal:
- Jalur fasilitas, yaitu jalur diantara Trotoar dengan bahu jalan. Jalur ini disiapkan untuk: 1) penempatan perlengkapan jalan seperti rambu-rambu lalu-lintas, tiang penerangan jalan, dan lain-lain, 2) memisahkan pergerakan arus lalu-lintas kendaraan dengan arus pejalan kaki; 3) memberikan ruang bebas bagi kendaraan parkir membuka pintunya. Jalur fasilitas dikecualikan pada kondisi ruang jalan terbatas, misalnya pada jembatan dan terowongan.
- Ruang bebas
Ruang bebas yang perlu disediakan pada trotoar adalah sebagai berikut: • kebebasan vertikal sekurang-kurangnya 2,5m dari permukaan Trotoar • kedalaman minimum 1,00m dari permukaan Trotoar
• kebebasan samping minimum (e) 0,30m
4.2.5 Tipe Trotoar
1) Trotoar pada Rumija yang cukup lebar
Trotoar yang terletak pada Rumija yang cukup lebar memungkinkan untuk dilengkapi dengan semua elemen trotoar.
Gambar 2 Potongan melintang Trotoar pada Rumija yang cukup lebar
Keterangan Gambar:
• Saluran samping (a), besarnya ditentukan sesuai kebutuhan, mengacu kepada SNI No 03-3424-1994 tentang perencanaan Drainase Permukaan Jalan
• Bagian dari Rumija (b), yang lebarnya bervariasi, dapat dipakai sebagai: jalur hijau, lahan cadangan bagi perlebaran jalan, atau keperluan lainnya.
• Trotoar (c), lebarnya ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
• Jalur fasilitas (d) dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus lalu-lintas dan arus pejalan kaki
• Kebebasan samping bagi jalur pejalan kaki minimum (e), 0,30m • Kebebasan jalur lalu-lintas minimum (f), 0,60m.
2) Trotoar pada Rumija yang terbatas
Trotoar yang terletak pada Rumija yang terbatas (Pada lereng, jembatan, bangunan pertokoan, dan terowongan), sekurang-kurangnya dilengkapi dengan beberapa elemen penting dari trotoar.
Gambar 3 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Lereng
Keterangan Gambar:
• Lebar trotoar (c) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1).
• Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
Gambar 4 Trotoar pada Rumija yang dibatasi Sandaran Jembatan
Keterangan Gambar:
Gambar 5 Trotoar dengan Rumija dibatasi bangunan/pertokoan
Keterangan Gambar:.
• Ruang bebas samping trotoar tidak kurang dari 0,30 m
• Trotoar (c), lebarnya ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
• Kebebasan jalur lalu-lintas minimum 0,60m.
Gambar 6 Trotoar di dalam Terowongan
Keterangan Gambar:
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1).
• Permukaan trotoar dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
3) Trotoar pada pemberhentian Bis/Angkot
Trotoar pada pemberhentian bis/angkot dibedakan menjadi 2(dua) yakni: • di depan pemberhentian bis/angkot
• di belakang pemberhentian bis/Angkot.
Gambar 7 Trotoar di depan tempat Pemberhentian Bis/Angkot
Keterangan Gambar:
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1).
• Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
Gambar 8 Trotoar di belakang tempat Pemberhentian Bis/Angkot
Keterangan Gambar:
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1).
• Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar. • Kebebasan samping bagi jalur pejalan kaki minimum (e), 0,30m
4.2.6 Konstruksi Trotoar
Pada umumnya konstruksi trotoar terdiri dari: 1) Blok terkunci, 2) Beton, dan 3) Perkerasan beraspal. Spesifiksi masing-masing tipe dapat dlihat pada Gambar 9, Gambar 10, dan
Gambar 11 berikut:
1) Blok terkunci
Spesifikasi trotoar dengan konstruksi blok terkunci adalah sebagai berikut:
Gambar 9 Konstruksi Trotoar Blok Terkunci
Keterangan Gambar:
• Dimensi dan bahan kerb trotoar (a) mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai Spesifikasi Kerb Beton
• Blok terkunci mengacu pada SNI 03-2403-1991 mengenai Tata Cara Pemasangan Blok beton terkunci untuk permukaan jalan
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
• Jalur fasilitas dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus lalu-lintas dan arus pejalan kaki
2) Beton
Spesifikasi trotoar dengan konstruksi beton adalah sebagai berikut:
Gambar 10 Konstruksi Trotoar Beton
0,08 0,15
Keterangan
• Dimensi dan bahan kerb trotoar mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai Spesifikasi Kerb Beton.
• Mutu beton trotoar minimal K 175, mengacu pada SNI 03-6880-2002 mengenai Spesifikasi Beton Struktural
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar.
• Jalur fasilitas dapat juga dipakai sebagai jalur hijau dan jalur yang memisahkan arus lalu-lintas dan arus pejalan kaki
3) Perkerasan Beraspal.
Spesifikasi trotoar dengan konstruksi perkerasan beraspal adalah sebagai berikut:
Gambar 11 Konstruksi Trotoar Permukaan Aspal
Keterangan:
• Dimensi dan bahan kerb trotoar mengacu pada SNI 03-2442-1991 mengenai Spesifikasi Kerb Beton
• LATASIR (Lapisan Aspal Tipis Pasir) mengacu pada SNI 03-6794-2002 mengenai Spesifikasi LATASIR
• Lebar trotoar (C) ditentukan sesuai kebutuhan (Tabel 1). Permukaan dimiringkan 2-4% untuk menyalurkan air dari permukaan perkerasan Trotoar
4.2.7 Kemiringan Memanjang dan Melintang
a. Kemiringan memanjang
Kemiringan memanjang trotoar idealnya tidak melebihi 7% dan disediakan landasan rata setiap jarak 9,00 m dengan panjang minimal 1,20m.
Gambar 12 Kemiringan Memanjang Trotoar dan Penyediaan Landasan Rata
b. Kemiringan Melintang
Kemiringan melintang trotoar yang direkomendasikan adalah 2-4% (dapat dilihat pada Gambar 2 s/d Gambar 8).
Panjang Proyeksi Horisontal Peninggian
Landasan Rata
Landasan Rata Permukaan Kemiringan
4.2.8 Permukaan Trotoar
Permukaan trotoar, khususnya untuk para pengguna yang mengalami gangguan penglihatan atau tunanetra, harus stabil, kuat, tahan cuaca, dan tidak licin. Selain ituperlu ditambahkan informasi khusus pada permukaan trotoar. Beberapa tipe informasi yang dapat diakses ya ng ditambahkan ke lingkungan trotoar adalah:
1. Permukaan ubin yang timbul, berfungsi sebagai peringatan. Tekstur ubin peringatan (bulat) memberi peringatan terhadap adanya perubahan situasi di sekitarnya/warning.
Gambar 13 Tekstur Bulat Ubin Peringatan
2. Permukaan ubin yang timbul, yang digunakan untuk menentukan arah. Tekstur ubin pengarah bermotif garis-garis menunjukkan arah perjalanan.
Gambar 14 Tekstur Garis Ubin Pengarah
3. Material yang memiliki perbedaan bunyi/suara yang menyolok 4. Alur
5. Perbedaan warna yang kontras untuk pedestrian dengan kemampuan melihat yang rendah
Susunan ubin pemandu (ubin peringatan dan pengarah), seyogyanya diletakkan pada beberapa lokasi di trotoar sebagai berikut:
Gambar 15 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Empat)
Gambar 16 Penempatan Ubin Pemandu Pada Trotoar (Simpang Tiga)
Gambar 17 Penempatan Ubin Pemandu Pada Belokan Trotoar
Gambar 18 Penempatan Ubin Pemandu Pada Pelandaian Trotoar Menuju
Keterangan Ubin Pemandu: 1. Ubin Pengarah 2. Ubin Peringatan
4.2.9 Pelandaian Trotoar
Pada tempat-tempat penyeberangan pejalan kaki, jalan masuk (akses) dengan atau tanpa jalur fasilitas perlu dibuat pelandaian. Pada Gambar dibawah ini, dibedakan pelandaian trotoar antara lain:
A) pada penyeberangan zabra cross, dimana Trotoar dilengkapi jalur fasilitas B) pada penyeberangan zabra cross, dimana Trotoar tidak dilengkapi jalur fasilitas
C) Pada penyeberangan zebra cross yang juga merupakan akses persil. Kostruksi pelandaian ini, dapat juga dipakai untuk akses persil saja.
Fungsi pelandaian ini adalah:
1) untuk menfasilitasi perubahan tinggi secara baik,
2) untuk menfasilitasi pejalan kaki yang menggunakan kursi roda atau membawa tas besar pembawa barang beroda.
Beberapa tempat yang memerlukan pelandaian dapat dilihat pada Gambar 20, Gambar 24, dan Gambar 25. Sementara detil pelandaian dapat dilihat pada Gambar 21, Gambar 22,
Gambar 23, dan Gambar 26
Gambar 20 Trotoar di Persimpangan dan di tempat-tempat lain yang memerlukan
Gambar 21 Detail konstruksi Pelandaian trotoar berjalur hijau atau berjalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki.
Gambar 22 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar tanpa jalur fasilitas pada pertemuan dengan tempat penyeberangan pejalan kaki.
Konstruksi ini dipakai pada kerb yang tinggi.
A
A
A
A
B
B
B
B
Gambar 23 Detail Konstruksi Pelandaian trotoar pada pertemuan dengan jalan masuk dari tempat penyeberangan pejalan kaki.
Gambar 24 Pelandaian Pada Sudut Jalan
C
C
Gambar 25 Pelandaian pada Sudut Jalan dengan Pemakaian Tekstur Bulat Ubin Peringatan
5. Prosedur Perencanaan
Tahapan yang harus dilakukan dalam perencanaan trotoar adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi jenis kawasan di lokasi mana trotoar akan dibangun.
2. Tentukan besarnya arus pejalan kaki dalam orang/menit/meter dalam satu lintasan,
satu seksi yang mewakili ruas jalan.
3. Dengan menggunakan Persamaan (1), hitung lebar jalur pejalan kaki W dalam
meter
4. Bila lebar trotoar yang diperoleh dari persamaan (1) lebih kecil dari lebar trotoar
pada Tabel 1, maka yang digunakan adalah lebar trotoar pada Tabel 1.
LAMPIRAN A (Informatif)
DAFTAR NAMA dan LEMBAGA 1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum.
2) Penyusun
N a m a Lembaga
Hikmat Iskandar Puslitbang Jalan dan Jembatan
Yoggie Puslitbang Jalan dan Jembatan