• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG INSENTIF PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT. K-LINK INTERNATIONAL"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

DI PT. K-LINK INTERNATIONAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S-1)

Dalam Ilmu Syariah

Oleh:

AMI SHOLIHATI NIM: 082311001

JURUSAN HUKUM EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)
(3)
(4)
(5)

Alhamdulillahirabbil'aalamiin. Tiada sesuatupun yang dapat memberikan rasa bahagia melainkan senyum manis penuh bangga dengan penuh rasa bakti, cinta dan kasih sayang dan dengan segala kerendahan hati kupersembahkan skripsi ini untuk

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku serta mencurahkan kasih sayangnya serta selalu mengalirkan do'a-doa dan semangat kepada penulis

Kakakku Khairul Anam yang telah menyemangatiku dan membantuku berupa doa, moral serta materiil. Terima kasih kakakku tersayang

Adikku Mohammad Alfian Afif yang telah memberi semangat, motivasi dalam belajar, dan canda tawanya.

Kandaku terkasih Imam Ali Muntaha, kepadamu aku berkeluh kesah atas saran, nasihat dan motivasimulah aku mampu merampungkan skripsiku.

Sahabat-sahabat MUA 08 khususnya Azizah, Mb Dewi serta MUB 08 senasib seperjuangan yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan terima kasih canda tawanya.

Tim KKN Ds.Sedadi Kec. Penawangan Kab. Grobogan Posko 11 yang telah senantiasa memberikan semangatnya padaku khususnya Pipit, Syahna, Ulfah, Mb May, Mb Army, Mb Ririn, Za Cute terima kasih banyak atas segala motivasi dan doanya serta Pak Kordes Anwar M Cahyo yang selalu memberikan kesempatan pulang sampai merampungkan skripsi ini, saya ucapkan banyak terima kasih juga (Friendship is Never Die).

Kakak kost sari (mb Indry, mb Ely, mb Putri, mb Itus, mb Umy, mb Farida) dan kawan-kawan angkatan kost sari Arifa Imut, Khaura Ulfa, Anifa Hana serta adik-adikku kost sari khusunya de okcy dan de ana yang telah memberi motivasi cepat lulus. Terima Kasih yang terdalam untuk semuanya.

Tak ada yang mampu ku persembahkan selain kata terima kasih yang sebesar-besarnya dan skripsi ini sebagai wujud dari terima kasihku untuk semuanya.

(6)

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisikan materi yang telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 25 Mei 2012

Deklarator

(7)

member sebagai pembeli, konsumen, pemasar, promoter dan sebagai distributor. MLM (Multi Level Marketing) memberikan peluang bagi siapa saja yang bergabung untuk memperoleh "Passive Income". Passive incame artinya memperoleh pendapatan atau penghasilan walaupun sudah tidak bekerja lagi. Di PT. K-Link ada 11 insentif istimewa yang bisa diperoleh para member. Penelitian ini menjelaskan masalah insentif passive income yang ada di PT. K-Link dan menjelaskan analisa hukum islam tentang passive income di PT. K-Link International.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insentif passive income di PT. K-Link dan untuk mengetahui hukum islam tentang passive income pada Multi

Level Marketing Syariah di PT. K-Link International. penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah menjadikan bahan pertiimbangan dalam rangka penetapan insentif kepada para member, terutama perusahaan dalam menetapkan insentif passive income untuk member yang aktif dalam menjalankan pembinaan ataupun melakukan penjualan.

Jenis penelitian ini adalah Clinical Legal Research (penelitian hukum) dan Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu data-datanya berupa data yang diperoleh dari buku kerja ataupun starterkit dan hasil wawancara di PT. K-Link International. adapun untuk menganalisis data penulis menggunakan metode Diskriptif Analisis, yakni sebuah metode analisis mendiskripkan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual secara sistematis dan akurat melalui tahap-tahap mencari fakta-fakta yang ada relevansinya dengan insentif passive income dan mencari gagasan hukum islam tentang insentif passive income.

Adapun hasil dalam penelitian ini adalah insentif passive income diperoleh member yang berperingkat Royal Crown Ambassador, Crown Ambassador,

Emerald Manager, Sapphire Manager, Diamond manager, dan Senior Crown Ambassador. Peringkat-peringkat tersebut yang sudah mahir menjalankan SEGITIGA-S (Sikap, Service, Sponsoring) dan MLM PT. K-Link belum memenuhi ketentuan hukum Fatwa tentang PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) No: 75/DSN MUI/VII/2009. insentif yang diperoleh member yang berperingkat atas adalah passive income karena member yang berperingkat atas tersebut mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari downlinenya dan dari hsil jerih payah para downline.

(8)

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Menguasai, yang telah menciptakan alam dengan segala isinya, atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang selalu menunggu syafaatnya. Berkenaan dengan selesainya skripsi ini, yang berjudul: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG

PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT.

K-LINK INTERNATIONAL, yang disusun untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk mencapai gelar sarjana dalam ilmu Syari’ah IAIN Walisongo Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih:

1. Bapak Dr. Imam Yahya M.Ag selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang.

2. Bapak Drs. Ghufron Ajib, M.Ag selaku pembimbing I serta Bapak H.Suwanto S.Ag.,MM selaku pembimbing II, yang telah membimbing proses penulisan skripsi ini terimakasih atas bimbingan dan motivasinya serta saransarannya sehingga skripsi ini selesai.

3. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang beserta karyawan-karyawan atas bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah sekaligus penulisan skripsi ini.

(9)

mendukung dan mendoakan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam penyusunan dan penulisan, sehingga saran dan kritik yang konstruktif saya harapkan, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Semarang, 29 Mei 2012 Penulis

(10)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

HALAMAN DEKLARASI ... vi

HALAMAN ABSTRAK ... vii

HALAMAN PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

BAB I ... PENDAHULUAN A. . Latar Belakang Masalah ... 1

B... Rumusan Masalah ... 9

C... Tujuan dan Manfaat ... 9

D. . Tinjauan Pustaka ... 10

E. .. Metode Penelitian ... 12

F. .. Sitematika Penelitian ... 15

BAB II PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG INCOME A. Konsep Income ... 17

1... Pengertian Income (pendapatan) ... 17

2. . Jenis-jenis Income (pendapatan) ... 22

a.. Active Income ... 22

b. Passive Income ... 22

B.. Hukum Islam Tentang Income (Pendapatan) ... 27

C.. Konsep Dasar Multi Level Marketing ... 35

(11)

Gambaran Umum PT. K-Link International

1. Sejarah Berdirinya PT. K-Link International ... 40 2. Prinsip dan Falsafah PT. K-Link International ... 41 3. Rancangan Pemasaran PT. K-Link International ... 43 B... Prakt

ek Pelaksanaan Sistem Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link International

1. Data Perolehan Pendapatan Member Berdasarkan Peringkat 45 2. Pembagian Bonus ... 46 BAB IV ANALISIS PRAKTEK PELAKSANAAN SISTEM PASSIVE

INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT.

K-LINK INTERNATIONAL

A. Analisis Tentang Passive Income di PT. K-Link International 68 B. Analisis Hukum Islam Tentang Passive Income di PT. K-Link

International ... 75 BAB V PENUTUP

A. . Kesimpulan ... 81 B. . Saran ... 82 C. . Penutup ... 83

(12)

1 A. Latar Belakang Masalah

Salah satu pola bisnis yang saat ini sangat marak dilakukan adalah bisnis dengan sistem MLM (Multi Level Marketing) yang merupakan salah satu cabang dari direct selling1 adalah salah satu sistem bisnis yang pemasaran produknya menggunakan member sebagai pembeli, konsumen, pemasar, promoter dan sebagai distributor . Multi level marketing adalah pemasaran yang berjenjang banyak.2 Disebut multi level karena merupakan suatu organisasi distributor yang melaksanakan penjualan yang berjenjang banyak atau bertingkat-tingkat. MLM ini disebut juga sebagai networking marketing. Disebut demikian karena anggota kelompok tersebut semakin banyak, sehingga membentuk sebuah jaringan kerja (network) yang merupakan suatu sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja berupa sekumpulan banyak orang yang kerjanya melakukan pemasaran.

Dan kian hari kian berkembang, bahkan muncul MLM yang berbasis Syariah. Perusahaan berbasis syariah diwajibkan memenuhi janji atau komitmennya. Ini sesuai dengan ajaran Islam, secara realitas, kini perusahaan

1

Direct Selling (penjualan langsung) adalah metode penjualan barang dan atau jasa tertentu kepada konsumen, dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringanpemasar yang dikembangkan oleh mitra usaha. Bekerja berdasarkan komisis penjualan, bonus penjualan, dan iuran keanggotaan yang wajar. Yang termasuk direct selling adalah Single

Level Marketing dan Multi Level Marketing.Kuswara, Mengenal MLM Syari’ah dari Halal

Haram, Kiat Berwirausaha, Sampai Dengan Pengelolaannya, Depok: QultumMedia, Cet-Ke 1, 2005, h.16.

2

Gemala Dewi, Hukum Perikatan Islam Indonesia, Jakarta : Kencana, Cet Ke-2, 2005, h. 187.

(13)

MLM sudah banyak tumbuh di dalam dan diluar negeri. Bahkan di Indonesia sudah ada yang secara terang-terangan menyatakan bahwa MLM tersebut menyatakan bahwa MLM tersebut sesuai syariat,seperti Ahad Net,MQ Net,dan PT. K-LINK yang menjalankan Prinsip Syariah dan memperoleh Sertifikat halal dari DSN – MUI.3 Ketentuan yang harus dipenuhi oleh pemohon Penjualan Langsung Berjenjang Syariah yaitu :

1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa,

2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram,

3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat,

4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang diperoleh,

5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS,

3

(14)

6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan, 7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara

reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa,

8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra,

9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya,

10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain,

11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut,

12. Tidak melakukan kegiatan money game.4

Dalam prakteknya bisnis MLM dapat berpotensi merugikan masyarakat dan mengandung hal-hal yang diharamkan.5 Apabila dalam sistemnya mengandung unsur gharar atau ketidakjelasan dalam transaksi penjualan barang dan jasa yang menuntut membernya untuk melakukan

4

Fatwa DSN-MUI No. 75 Th. 2009, h. 5.

5

(15)

pembayaran tanpa disertai adanya produk yang jelas sama halnya dengan

money game (melipat gandakan uang) dan dalam marketing plan-nya mengandung skema piramida maka hukumnya haram.6 dalam marketing plan di PT. K-Link mempunyai beberapa standar yang bisa didapatkan. standar tersebut adalah PBV (Poin Business Value) dan PGBV(Poin Group Busines

Value). Jika semua dalam jaringan aktif memenuhi dua standar tersebut maka akan memiliki bisnis yang besar. standar PBV(Poin Business Value) ada tiga tingkatan yaitu 100 BV(Busines Value), 200 BV(Busines Value) dan 400 BV(Busines Value). Ketiga standar tersebut tergantung dari besar kecilnya keinginan terhadap penghasilan yang akan di raih dalam menjalankan usaha bersama K-Link. Semakin besar standar yang dipenuhi maka semakin besar penghasilan yang bisa diraih dan jika memenuhi standar maksimal dan menduplikasikan kepada seluruh jaringan yang aktif maka mendapatkan penghasilan maksimal dari setiap posisi pada jenjang karier. 7

PT. K-Link juga memiliki K-System yang merupakan sebuah sistem pendukung yang dikelola antara para leader K-LINK dan perusahaan K-Link. K-System berfungsi untuk membangun jaringan yang besar dan solid, kuncinya memiliki sistem yang sederhana namun powerful dan tujuan dari adanya K-System adalah untuk menduplikasikan pengetahuan sistem yang benar secara teori melalui Pertemuan, Kaset dan Buku.8 Jika usaha bersama K-Link ingin berubah menjadi bisnis yang menghasilkan passive income,

6

Setiawan Budi Utomo, Fiqh Aktual Jawaban Tentang Masalah Kontenporer, Jakarta : Gema Insani Press, 2003, h. 104.

7

Opcit, Djoko Komara, h. 51.

8

Djoko Komara, Foundation Pack ( Paket Membangun Pondasi Jaringan Usaha Yang

(16)

fokus kerja 1-3 tahun menduplikasikan K-System 3 sampai 5 lapis kedalam tiga kaki utama. itulah sebabnya jika mahir dan fasih dalam menjalankan SEGITIGA-S( Sikap, Servis, Sponsoring) maka tidak menjalankan langkah membimbing, maka tidak terbebani banyak pekerjaan lagi dan memiliki tenaga dan waktu yang sangat terbatas. 9

Dalam passive income yang dimaksud adalah mendapat bonus secara pasif tanpa melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa dan penghasilan yang didapatkan tanpa harus bekerja lagi. setiap distributor memiliki impian masing-masing dan mereka bisa bekerja secara mandiri. Mereka sudah memiliki kesadaran bahwa ini adalah bisnis mereka sendiri maka meskipun tidak lagi membantu bisnis mereka akan tetap berkembang. Kemudian seiring dengan membesarkan bisnis mereka, maka akan selalu mendapatkan Royalti selama bisnis mereka berjalan. Tentunya besar royalti tergantung jenis marketing plan perusahaan itu sendiri. Jika membangun cukup banyak pemimpin dalam grup, maka dengan sendirinya akan mendapatkan passive income yang banyak tanpa harus mengeluarkan modal.10

Seorang Distributor K-Link dimungkinkan untuk mendapatkan penghasilan sekaligus dalam satu bulan.

Rancangan Pemasaran K-Link Nusantara bercirikan 2 Rancangan (2 Plan).

9 Ibid. h. 92.

10

Pindi Kisata,Why Not MLM-Sisi Lain MLM,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Cet. Ke- 2,2005,h. 14-15.

(17)

Rancangan Pemasaran A (Plan A) 74%

Pada rancangan ini Distributor/Usahawan berkesempatan mendapatkan 11 insentif istimewa, yaitu :

1. Keuntungan Langsung (lebih kurang) 20% , 2. Bonus Perkembangan 28% ,

3. Bonus Kepemimpinan 30% ,

4. Dana S.E.R.D (Sapphire Manager, Ruby Manager, Emerald Manager,

Diamond Manager) 3% , 5. Dana Crown 1%,

6. Dana Crown Ambassador 2% ,

7. Dana Senior Crown Ambassador 1% , 8. Dana Royal Crown Ambassador 1% , 9. Dana Mobil/Rumah 3% ,

10. Bonus Akhir Tahun 3% , 11. Insentif ke Luar Negeri 2% .

Rancangan Pemasaran B (Plan B) 72%

Distributor/Usahawan juga akan mendapatkan 4 insentif istimewa, yaitu :

1. Dana Dinamis 9% , 2. Bonus Infiniti 20% , 3. Uni Level Bonus 28% , 4. Global Sharing Bonus 15%.

(18)

Distributor mencapai 399 BV (Busines value) setiap bulan hanya Plan A Distributor mencapai 400 BV (Busines value) setiap bulan, Plan A dan B akan didapat passive income secara otomatis. Pencapaian penghasilan (Plan A dan B) yang sangat mudah dan diluar dari Keuntungan Langsung.11

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang insentif passive income di PT.K-link dan sehubungan dengan fenomena yang bertentangan antara buku kerja PT.K-Link dengan ketentuan- ketentuan DSN-MUI tentang ketentuan hukum Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, maka penulis juga tertarik membahasnya mengenai kajian hukum islam berkenaan dengan insentif passive income di PT. K-Link. Untuk membahas permasalahan tersebut penulis mengambil sebuah judul “ TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PASSIVE INCOME PADA MULTI LEVEL MARKETING SYARIAH DI PT.

K-LINK NUSANTARA”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut adalah :

1. Apa yang termasuk Insentif Passive Income di PT. K-Link International? 2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang Insentif Passive Income pada

Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link International?

11

(19)

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui Insentif Passive income pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-LINK Nusantara.

2. Untuk mengetahui tinjauan hukum islam tentang insentif passive income pada Multi Level Marketing Syariah di PT. K-Link Nusantara.

Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi perusahaan K-Link dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka penetapan pembagian insentif kepada para member.

2. Bagi Penulis dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis dapatkan selama di institusi tempat penulis belajar.

3. Bagi Pembaca dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai MLM yang bersistem syariah.

D. Telaah Pustaka

Pembahasan mengenai Multi Level Marketing dari tinjauan hukum Islam sangatlah beraneka ragam, bahkan penulis tidak memungkirinya, permasalahan Multi Level Marketing bukanlah hal yang baru untuk diangkat dalam sebuah penulisan skripsi maupun literatur lainnya. Sebelumnya telah ada karya ilmiah yang lainnya yang membahas tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah, yaitu :

Skripsi karya Helin Rizka Amanati, yang membahas tentang “ANALISIS PELAKSANAAN FATWA DSN-MUI TENTANG SISTEM

(20)

PENJUALAN LANGSUNG BERJENJANG SYARIAH DI AHAD NET INTERNASIONAL SEMARANG”. Dalam karya skripsi ini penulis menjelaskan titik permasalahan mengenai bagaimana pemenuhan syarat dan rukun jual beli pada sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di Ahad Net Internasional Semarang dan bagaimana penerapan kriteria fatwa DSN MUI pada sistem penjualan langsung berjenjang syariah di Ahad Net Internasional Semarang, dalam karya ilmiah tersebut dijelaskan bahwa praktek jual beli di MLM pada Ahad Net dalam pemenuhan rukun dan syarat jual beli tidak melanggar syariat islam. Adanya pihak penjual, pembeli, dan obyeknya telah memenuhi persyaratan berdasarkan hukum islam dan sistem yang dijalankan oleh Ahad Net Internasional Semarang tidak bertentangan dengan kriteria yang telah ditentukan dalam fatwa MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009.12

Sunarno yang membahas tentang “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA MLM SYARIAH DI PT AHAD NET INTERNASIONAL”. Dari judul skripsi tersebut penulis menjelaskan pandangan hukum Islam tentang sistem penetapan harga pada MLM Syari'ah PT. AHAD-Net Internasional. Secara umum, harga produk yang diberlakukan oleh PT. AHAD-Net Internasional sesuai dengan keinginan mitra niaga dan tidak mahal, dengan kata lain harga tersebut adalah adil dengan tidak memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan yang wajar. Namun jenis produk diterjen dinilai tidak adil karena harga produk tersebut dinilai mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem

12

Helin Rizka Amanati, Analisis Pelaksanaan Fatwa Dsn-Mui Tentang Sistem Penjualan

Langsung Berjenjang Syariah Di Ahad Net Internasional Semarang,Semarang :IAIN WALISONGO,2006

(21)

penetapan harga pada PT. AHAD-Net Internasional sudah tidak ditemukan kebijakan yeng bertentangan dengan hukum islam.13

Puspita Rachmawati yang membahas tentang “MULTI LEVEL

MARKETING PADA PERUSAHAAN TIANSHI SOLO DITINJAU DARI HUKUM ISLAM”. Karena disinyalir dalam praktek bisnis ini nampak menyalahi ketentuan dalam hukum Islam. Seperti halnya dalam hal pembagian point keuntungan yang terkesan eksploitasi, melalui pemanfaatan posisi yang dilakukan oleh upline terhadap downline. Dan kebanyakan masyarakat yang langsung terjun menekuni bisnis MLM ini belum memahami karakteristik bisnis MLM secara utuh, bahkan pelaku dan pengelola bisnis MLM ini pun tidak mengetahui perbedaan tersebut. Mereka menganggap bisnis MLM dapat menjangkau kendala-kendala seperti fleksibilitas dalam waktu, biaya, tenaga kerja, dan lain-lain, meskipun tetap mempunyai kesulitan dalam mencari

downline dan memasarkan barang yang diperdagangkan.14

Ada perbedaan yang mendasar dari karya-karya skripsi tersebut dengan skripsi ini, baik dari segi aspek tema maupun obyek penelitian. Karya-karya skripsi diatas tema yang diangkat bersifat umum dengan membahas tentang pemenuhan syarat dan rukun jual beli, sistem penetapan harga dan pembagian point keuntungan pada perusahaan MLM. Sedangkan dalam penelitian ini penulis akan menitik beratkan pada Insentif Passive Income di PT. K-Link International

13

Sunarno, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi Level

Marketing Syariah PT Ahad Net Internasional, Surakarta, UMS, 2010.

14

Puspita Rachmawati, Multi Level Marketing Pada Perusahaan Tianshi Solo Ditinjau

(22)

E. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian hukum Doctrinal, suatu penelitian hukum yang dikerjakan dengan tujuan menemukan asas atau doktrin hukum positif yang berlaku.15 Dalam penelitian ini peneliti bekerja secara analitis induktif. Prosesnya bertolak dari premise berupa norma hukum positif yang diketahui dan berakhir (sementara) pada penemuan asas-asas hukum atau doktrin.16 Sebagai usaha untuk menemukan hukum

in concreto. Norma-norma hukum in abstracto diperlukan mutlak sebagai

premise mayor, sedangkan fakta-fakta yang relevan dalam perkara (legal

facts) dipakai sebagai premise minor. Melalui proses silogisme akan diperoleh sebuah konklusi, yaitu hukum in concreto.17

Proses search and research dalam penemuan hukum in concreto melalui tahapan:

1. Proses yang dikenal sebagai searching for the relevant facts, yang terkandung di dalam perkara hukum yang tengah dihadapi (sebagai bahan premise minor); dalam hal ini permasalahan yang penulis angkat adalah sistem passive income di PT. K-Link International, yang mana dalam pemberian insentif di PT. K-Link diberikan kepada peringkat atas dengan jerih payah downlinenya,

15

Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum: Suatu Pengantar, Ed. 1, Cet. 6, Jakarta: PT: Raja Grafindo Persada, 2003, hal. 86

16

Ibid.

17

(23)

2. Proses searching for the relevant abstract legal prescriptions, yang terdapat dan terkandung dalam gugus hukum positif yang berlaku (sebagai bahan premise mayor). Dalam hal ini penulis mengkaji menggunakan hukum islam yang berkaitan dengan insentif passive

income di PT. K-Link International.

Dalam kerangka penelitian ini, seluruh teknik yang berkaitan dengan permasalahan yaitu: bagaimana cara menemukan fakta-fakta yang relevan serta bagaimana cara menemukan hukum in concreto yang tepat.18

Adapun yang menjadi subyek penelitian di sini adalah Sistem

Passive Income di PT. K-Link International. 2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.19 Secara umum dalam sebuah penelitian biasanya sumber data dibedakan antara data primer dan data sekunder. a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi.

yang dicari.20 Data ini diperoleh dari melalui buku kerja PT. K-Link International dan wawancara dengan member berperingkat atas seperti

18

Ibid.

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-8, 1989, hal. 102

20

(24)

Royal Crown Ambassador terkait dengan permasalahan yang penulis angkat.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.21 Data sekunder itu merupakan sumber yang mampu memberikan informasi tambahan yang dapat memperkuat data pokok.22 Sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang menjelaskan tentang insentif passive income, baik berupa buku, majalah, koran, website dan lainnya yang berhubungan dengan insentif passive income. 3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjawab masalah penelitian, diperlukan data yang akurat di lapangan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode:.

a. Wawancara

Yaitu cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu, mencoba untuk mendapatkan keterangan/pendapat secara lisan dengan seorang responden dengan bercakap-cakap langsung dengan seorang itu.23 Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara dengan para

member yang berperingkat atas seperti Royal Crown Ambassador

21

Ibid.

22

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, hal. 8

23

(25)

terkait dengan permasalahan yang penulis angkat yaitu Insentif PT. K-Link International.

b. Dokumentasi

Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya.24 Dalam hal ini buku-buku yang penulis telusuri yaitu buku yang relevan seperti starterkit PT. K-Link International dengan permasalahan terhadap insentif passive income di PT. K-Link International serta Fatwa DSN-MUI tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah.. 4. Analisis Data

Secara garis besar, analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Diskriptif Analisis, yakni sebuah metode analisis mendiskripkan suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat factual secara sistematis dan akurat.25 Sebagian besar hasil analisis penelitian kualitatif berupa buku-buku, kertas kerja atau makalah, bahan presentasi atau rencana bertindak.26

Pada tahapan awal peneliti mencari fakta-fakta yang ada relevansinya dengan insentif passive income yang diperoleh member berperingkat atas melalui wawancara dan dokumentasi. Kemudian berlanjut pada tahapan berikutnya dimana peneliti mencari gagasan hukum yang sesuai ada kaitannya terhadap insentif passive income. Setelah data terkumpul maka penulis akan melakukan analisis data dari hasil penelitian

24

Ibid. hal. 206

25

Sudarwan Danim, op. cit, hal. 41

26

(26)

dan akan diketahui bagaimana kedudukan hukum tentang insentif passive

income dalam khasanah Fiqh Muamalah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian akan disusun dalam beberapa bab, Pembahasan dari bab satu sampai bab lima tersebut dirangkum dalam sistematika pembahasan sebagai berikut:

Dalam bab satu akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

Dalam bab dua penulis akan menjelaskan mengenai pandangan hukum islam tentang pendapatan yang berkaitan dengan konsep pendapatan landasan hukum pendapatan, jenis-jenis pendapatan, hukum islam tentang pendapatan, pengertian passive income, serta pandangan hukum islam tentang

passive income, konsep dasar Multi Level Marketing dan Multi Level

Marketing Syariah.

Dalam bab tiga penulis akan menguraikan tentang gambaran umum PT. K-Link International yang meliputi sejarah berdirinya, visi dan misi, Pinsip dan Falsafah serta Rencana Pemasaran. Praktek sistem MLM (Multi

Level Marketing) Syari'ah di PT. K-Link International, Yang akan diuraikan tentang data perolehan pendapatan member berdasarkan peringkat dan pembagian bonus.

Dalam bab empat merupakan analisis yang mana penulis akan menjelaskan analisis insentif passive income di PT. K-Link International dan

(27)

untuk menguraikan analisis hukum islam tentang insentif passive income di PT. K-Link International.

Dalam bab lima merupakan bagian penutup memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup.

(28)

16 BAB II

PANDANGAN HUKUM ISLAM TENTANG INCOME (PENDAPATAN )

A. Konsep Income (Pendapatan)

Pendapatan adalah penerimaan bersih seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan disebut juga incame dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi.1 Dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor produksi dipasar faktor produksi ( seperti halnya juga untuk barang-barang dipasar barang ) ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan.

Secara singkat incame seorang warga masyarakat ditentukan oleh : 1. Hasil-hasil tabungannya di tahun-tahun yang lalu

2. Warisan atau pemberian

3. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi. Harga-harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan dipasar faktor produksi.

Tenaga Kerja mempunyai penawaran yang terus menerus menaik sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tergantung pada kenaikan permintaan akan barang jadi (seperti halnya dengan permintaan akan barang-barang modal. Disamping itu permintaan

1

(29)

akan tenaga kerja dipengaruhi pula oleh kemajuan teknologi ini.Permintaan akan tenaga kerja tidak tumbuh secepat penawaran tenaga kerja (atau pertumbuhan penduduk) maka ada kecenderungan bagi upah (harga faktor produksi tenaga kerja) semakin menurun.2

Pendapatan menurut islam dapat dikatakan sebagai Ijarah. Ijarah secara bahasa berarti upah, sewa, jasa atau imbalan. Ijarah merupakan transaksi yang memperjual belikan manfaat harta suatu benda. Transaksi

Ijarah merupakan salah satu kegiatan muamalah yang banyak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup.3

Menurut UU Ketenagakerjaan No.13 Th. 2003 Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan.4

Menurut Afzalur Rahman upah yaitu sejumlah uang yang dibayar oleh orang yang memberi pekerjaan kepada seorang pekerja atas jasanya sesuai perjanjian.5

2Ibid,

h. 257

3

Ghufron A Mas’adi, Fiqih Muamalah Kontekstual, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, Cet. Ke-1, 2002, h. 181.

4Undang-undang Ketenagakerjaan

no. 13 Th. 2003, Pasal 1 ayat 30.

5

Afzalur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam, Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995, h. 361.

(30)

Menurut Sayyid Sabiq, Ijarah adalah suatu jenis akad yang mengambil manfaat dengan jalan penggantian.6 Dalam Hukum Islam ada dua jenis Ijarah, yaitu :7

1. Ijarah yang berhubungan dengan sewa jasa, yaitu mempekerjakan jasa seseorang dengan upah sebagai imbalan jasa yang disewa. Pihak yang mempekerjakan disebut mustajir, pihak pekerja disebut ajir dan upah yang dibayarkan disebut ujrah.

2. Ijarah yang berhubungan dengan sewa aset atau properti, yaitu memindahkan hak untuk memakai dari aset atau properti tertentu kepada orang lain dengan imbalan biaya sewa. Bentuk Ijarah ini mirip dengan

leasing (sewa) pada bisnis konvensional. Pihak yang menyewa (lessee) disebut mustajir, pihak yang menyewakan (lessor) disebut mu’jir atau

muajir dan biaya sewa disebut ujrah. Syarat-syarat Upah

1. Hendaknya upah berupa harta yang berguna atau berharga dan diketahui. Dalil bahwa upah harus diketahui dan upah tidak mungkin diketahui kecuali kalau ditentukan.

2. Janganlah upah itu berupa manfaat yang merupakan jenis dari yang ditransaksikan. Seperti contoh yaitu menyewa tempat tinggal dengan tempat tinggal dan pekerjaan dengan pekerjaan, mengendarai dengan mengendarai, menanam dengan menanam. Dan menurut hanafiah, syarat

6

Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah Jilid 3, Dar al-Kitab al-Araby, Beirut, 1983, hal. 177.

7

(31)

ini sebagaian cabang dari riba, karena mereka menganggap bahwa kalau jenisnya sama, itu tidak boleh ditransaksikan.

3. Persyaratan mempercepat dan menangguhkan upah. Upah tidak menjadi dengan hanya sekedar akad, menurut mazhab Hanafi. Mensyaratkan mempercepat upah dan menangguhkannya sah, seperti juga halnya mempercepat yang sebagian dan menangguhkan yang sebagian lagi, sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Jika dalam akad tidak terdapat kesepakatan mempercepat atau menangguhkan, sekiranya upah itu dikaitkan dengan waktu tertentu, maka wajib dipenuhi sesudah berakhirnya masa tersebut. Misalnya orang yang menyewa suatu rumah selama satu bulan, kemudian masa satu bulan telah berlalu, maka ia wajib membayar sewaan. Jika akad Ijarah untuk suatu pekerjaan, maka kewajiban pembayaran upahnya pada waktu berakhirnya pekerjaan.8

Adapun definisi Ijarah yang disampaikan oleh kalangan fuqaha yaitu menurut fuqaha Hanafiyah, Ijarah adalah akad atau transaksi terhadap manfaat dengan imbalan. Menurut fuqaha Syafi’iyah, Ijarah adalah transaksi terhadap manfaat yang dikehendaki secara jelas harta yang bersifat mubah dan dapat dipertukarkan dengan imbalan tertentu. Menurut fuqaha Malikiyah dan Hanabilah, Ijarah adalah pemilikan manfaat suatu harta benda yang bersifat mubah selama periode waktu tertentu dengan suatu imbalan.

Adapun Ijarah yang mentransaksikan suatu pekerjaan atas seorang pekerja atau buruh yaitu perbuatan tersebut harus jelas batas waktu

8

(32)

pekerja,Tidak dibenarkan mengupah seseorang dalam periode waktu dengan ketidakjelasan pekerjaan. Sebab ini cenderung menimbulkan ketidaksewenang- wenangan yang memberatkan pihak pekerja dan upah harus berupa mal mutaqawwim dan upah tersebut harus dinyatakan secara jelas.

Ijarah seperti iini menurut jumhur fuqoha, selain Malikiyah tidak sah. Fuqaha Malikiyah menetapkan keabsahan Ijarah tersebut sepanjang ukuran upah yang dimaksudkan dapat diketahui berdasarkan adat kebiasaan.9

B. Jenis-Jenis Pendapatan

Pindi Kisata membagi jenis pendapatan menjadi dua yaitu aktive

incame dan passive incame :10

1. Aktive incame yaitu suatu pendapatan yang hanya akan diterima jika aktif melakukan usaha, seperti bekerja atau berinvestasi diantaranya : karyawan (pegawai), buruh perusahaan, manager, executive.

2. Passive incame yaitu suatu pendapatan yang diperoleh seseorang walaupun orang tersebut tidak aktif lagi bekerja, seperti bisnis dengan sistem konglomerasi, waralaba, network marketing, investasi pada saham, obligasi, tanah, perhiasan, property dan deposito.

Bisnis dengan sistem konglomerasi yaitu usaha yang bermacam-macam dan dijalankan dengan sistem bisnis yang telah baku seperti BCA Group,11

9Opcit

, h. 181

10

Pindi Kisata, Why Not MLM- Sisi Lain MLM, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, Cet. Ke-2, 2005, h. 14.

11

Slamet Wiyono, Managemen Potensi Diri, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005, h. 92-95.

(33)

Waralaba yaitu perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual dan penemuan atau cirri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan atau penjualan barang atau jasa seperti Mac Donalds, Kentucky Fried Chicken, M7diamonds dan sebagainya,12

Network Marketing yaitu suatu sistem pemasaran dengan menggunakan jaringan kerja berupa sekumpulan banyak orang yang kerjanya melakukan pemasaran seperti MLM (Multi Level Marketing)13 investasi pada saham, obligasi yaitu surat pinjaman dari pemerintah dengan bnga tertentu yang dapat diperjual belikan, Tanah, Perhiasan, Properti, Deposito.

Dalam MLM passive incame yaitu mendapat bonus secara pasif tanpa melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa karena hal itu sama dengan money game dan penghasilan yang didapatkan tanpa harus bekerja lagi.14 MLM adalah salah satu bisnis yang yang menghasilkan bonus

passive income sangat besar. Dalam MLM, setiap distributor memiliki impian masing-masing dan mereka bisa bekerja secara mandiri. Mereka sudah memiliki kesadaran bahwa ini adalah bisnis mereka sendiri maka meskipun tidak lagi membantu bisnis mereka akan tetap berkembang. Kemudian seiring dengan membesarkan bisnis mereka, maka akan selalu mendapatkan Royalti

12

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika Utama, 2000, h. 172

13

Andreas Harefa, Multi Level Marketing, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, h. 4

14

Pindi Kisata,Why Not MLM-Sisi Lain MLM, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Cet. Ke- 2, 2005,h. 14-15.

(34)

selama bisnis mereka berjalan. Tentunya besar royalty tergantung jenis

marketing plan perusahaan itu sendiri. Jika membangun cukup banyak pemimpin dalam grup, maka dengan sendirinya akan mendapatkan passive

incame yang banyak tanpa harus mengeluarkan modal.

Menurut Robert T. Kiyosaki, passive income adalah penghasilan yang diperoleh seorang walaupun orang tersebut tidak aktif lagi bekerja. Profesi yang dapat memberikan passive incame ialah income yang diperoleh walaupun kita tidak bekerja lagi sehingga yang bekerja adalah aset kita.15 Ada profesi bisnis dengan sistem dan investor. Pada bisnis dengan sistem, yang akan memberikan penghasilan pasif bagi kita adalah asset yang dijalankan oleh sistem. Dengan sistem, aset kita dapat memberikan penghasilan pasif. Contoh bisnis dengan sistem adalah konglomerasi yaitu usaha yang bermacam-macam dan dijalankan dengan sistem bisnis yang telah baku seperti (BCA Group), kemudian waralaba, seperti McDonalds, Kentucky Fried Chicken, Pemasaran Jaringan seperti : Tianshi, M7diamonds, Ahad Net, MQ Net, CNI dan Amway. Dalam profesi pemasaran jaringan, disana terdapat sistem passive incame, yaitu pada suatu titik tertentu apabila jaringan telah besar maka sistem bisnisnya akan memberikan penghasilan pasif. Semakin besar jaringannya maka akan semakin besar passive income yang akan diterima. Penghasilan yang semacam inilah yang dapat memberikan jaminan masa depan keuangan yang lebih baik. Selain konglomerasi, profesi yang dapat menjadikan passive income adalah investor, untuk menjadi investor,

15

(35)

maka dibutuhkan asset yang cukup besar untuk mendapatkan penghasilan pasif yang besar. Untuk bisa mendapatkan passive income terutama dalam

investasi, kita dituntut lebih dahulu memiliki “massive income” yaitu penghasilan atau dana yang besar.

Dalam Fatwa DSN MUI, setidaknya terdapat 12 ketentuan hukum yang wajib dipenuhi dalam menjalankan praktik PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah) yaitu:

1. Adanya obyek transaksi riil yang diperjualbelikan berupa barang atau produk jasa,

2. Barang atau produk jasa yang diperdagangkan bukan sesuatu yang diharamkan dan atau yang dipergunakan untuk sesuatu yang haram,

3. Transaksi dalam perdagangan tersebut tidak mengandung unsur gharar, maysir, riba, dharar, dzulm, maksiat,

4. Tidak ada kenaikan harga/biaya yang berlebihan (excessive mark-up), sehingga merugikan konsumen karena tidak sepadan dengan kualitas/manfaat yang diperoleh,

5. Komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota baik besaran maupun bentuknya harus berdasarkan pada prestasi kerja nyata yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa, dan harus menjadi pendapatan utama mitra usaha dalam PLBS (Penjualan Langsung Berjenjang Syariah),

(36)

6. Bonus yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) harus jelas jumlahnya ketika dilakukan transaksi (akad) sesuai dengan target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan oleh perusahaan, 7. Tidak boleh ada komisi atau bonus secara pasif yang diperoleh secara

reguler tanpa melakukan pembinaan dan atau penjualan barang dan atau jasa,

8. Pemberian komisi atau bonus oleh perusahaan kepada anggota (mitra usaha) tidak menimbulkan ighra,

9. Tidak ada eksploitasi dan ketidakadilan dalam pembagian bonus antara anggota pertama dengan anggota berikutnya,

10. Sistem perekrutan keanggotaan, bentuk penghargaan dan acara seremonial yang dilakukan tidak mengandung unsur yang bertentangan dengan aqidah, syariah dan akhlak mulia, seperti syirik, kultus, maksiat dan lain-lain,

11. Setiap mitra usaha yang melakukan perekrutan keanggotaan berkewajiban melakukan pembinaan dan pengawasan kepada anggota yang direkrutnya tersebut,

12. Tidak melakukan kegiatan money game.

Menurut Gunawan anggota DSN MUI komisi yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen dihitung berdasarkan prestasi kerja nyata. Ini sesuai dengan volume atau nilai hasil penjualan barang atau produk jasa baik

(37)

pribadi atau jaringan (bukan hanya passive incame dan bukan hanya member

get member ).16

Dalam passive incame yang dimaksud adalah mendapat bonus secara pasif tanpa melakukan pembinaan, perekrutan, dan penjualan barang atau jasa karena hal itu sama dengan money game.

C. Hukum Islam tentang Pendapatan

Menurut struktur atas legislasi islam, kompensasi yang berhak diterima kerja dapat ditentukan melalui dua metode.17Metode pertama adalah ujrah (kompensasi, imbal jasa, upah), sedangkan yang kedua adalah bagi hasil. Seorang pekerja berhak meminta sejumlah uang sebagai bentuk kompensasi atas kerja yang dilakukan. Demikian pula berhak meminta bagian profit atau hasil dengan rasio bagi hasil tertentu sebagai bentuk kompensasi atas kerja. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.

QS. Al-Kahfi: 77

$s)n=sÜΡ$$sù

#¨Lym

!#sŒÎ)

!$u‹s?r&

Ÿ≅÷δr&

>πtƒö s%

!$yϑyèôÜtGó™$#

$yγn=÷δr&

(#öθt/r'sù

βr&

$yϑèδθàÍh‹ŸÒãƒ

#y‰y`uθsù

$pκÏù

#Y‘#y‰É`

߉ƒÌ ãƒ

βr&

Ùs)Ζtƒ

…çµtΒ$s%r'sù

(

tΑ$s%

öθs9

|Mø⁄Ï©

|Nõ‹y‚−Gs9

ϵø‹n=tã

#\ ô_r&

∩∠∠∪

Artinya : ”Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: Jikalau

kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” 18

16

www.k-link.co.id, diakses pada hari senin tanggal 20 april 2012

17

Muhammad Baqir Ash Shadr, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, Cet. Ke-1, 2008 h. 357 - 358.

18

(38)

Sabda Rasulullah SAW. Hadis riwayat Ibnu Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammadsaw. Bersabda

     

:

  



.





 



   

 

)

    !

(

Artinya :”Diriwayatkan dari Umar ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW.

Bersabda, “ Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering”.19

Islam menawarkan suatu penyelesaian yang saat baik atas masalah upah dan menyelamatkan kepentingan kedua belah pihak, kelas pekerja dan para tanpa melanggar hak – hak yang sah dari majikan. Dalam perjanjian (tentang upah) kedua belah pihak diperingatkan untuk bersikap jujur dan adil dalam semua urusan mereka, sehingga tidak terjadi tindakan aniaya terhadap orang lain juga tidak merugikan kepentingannya sendiri. Penganiayaaan terhadap para pekerja berarti bahwa mereka tidak dibayar secara adil dan bagian yang sah dari hasil kerja sama sebagai jatah dari hasil kerja mereka tidak mereka peroleh, sedangkan yang dimaksud dengan penganiayaan terhadap majikan yaitu mereka dipaksa oleh kekuatan industri untuk membayar upah para pekerja melebihi dari kemampuan mereka. Oleh karena itu Al-Qur’an memerintahkan kepada majikan untuk membayar para pekerja dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan pada saat yang sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri. Dan jika dia tidak mau mengikuti ajaran Al-Qur’an ini maka dia akan sebagai penindas atau pelaku penganiayaan dan akan dihukum di dunia ini oleh negara islam

19

Diriwayatkan oleh Bukhari di dalam Shahih Bukhari, Kitab Al Ijarah, Bab Isti’jar

al-Musyrikin ‘inda adh-Dharuroh au Idza Lam Yujad Ahlul-Islam wa Amal an-Nabiy Yahuda Khaibar(Fathul Bari, jilid IV, h. 442). Bukhari juga meriwayatkannya dalam Kitab Munaqabil-Anshar, Bab Hijaratin-Nabiy wa Ashhabihi ila al-Madiah.

(39)

dan di hari kemudian oleh Allah. Demikian pula para pekerja akan dianggap penindas jika dengan memaksa majikan untuk membayar melebihi kemampuannya.20 Prinsip keadilan yang sama tercantum dalam surat al Jaatsiyah ayat 22.

t,n=yzuρ

ª!$#

ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$#

uÚö‘F{$#uρ

Èd,ptø:$$Î/

3“t“ôfçGÏ9uρ

‘≅ä.

¤§øtΡ

$yϑÎ/

ôMt6|¡Ÿ2

öΝèδuρ

Ÿω

tβθßϑn=ôàãƒ

∩⊄⊄∪

Artinya :”Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka

tidak akan dirugikan”.21

Prinsip dasar ini mengatur kegiatan manusia karena mereka akan diberi balasan di dunia dan di akhirat. Setiap manusia akan mendapat imbalan dari apa yang telah dikerjakannya dan masing – masing tidak dirugikan. Jadi ayat ini menjamin tentang upah yang layak kepada setiap pekerja sesuai dengan apa yang telah disumbangkan dalam proses produksi, jika ada pengurangan dalam upah mereka tanpa diikuti oleh berkurangnya sumbangsih mereka, hal itu dianggap ketidakadilan dan penganiayaan. Ayat ini memperjelas bahwa upah setiap orang itu harus ditentukan berdasarkan kerjanya dan sumbangsihnya dalam kerja sama produksi dan untuk itu harus dibayar tidak kurang, juga tidak lebih dari apa yang telah dikerjakannya.

Tentang prinsip ini disebut lagi dalam surat Al Ahqaf : 19

9e≅à6Ï9uρ

×M≈y_u‘yŠ

$−ΙÊeΕ

(#θè=ÏΗxå

(

öΝåκuÏjùuθã‹Ï9uρ

öΝßγn=≈uΗùår&

öΝèδuρ

Ÿω

tβθçΗs>ôàãƒ

∩⊇∪ 20 Opcit,

Doktrin Ekonomi Islam,. 362 – 365.

21

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV Toha Putra, 1989, h. 399.

(40)

Artinya : “Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan”.22

Dan dalam surat Ali Imran : 161

$tΒuρ

tβ%x.

@cÉ<oΨÏ9

βr&

¨≅äótƒ

4

tΒuρ

ö≅è=øótƒ

ÏNù'tƒ

$yϑÎ/

¨≅xî

tΠöθtƒ

Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9$#

4

§ΝèO

4’¯ûuθè?

‘≅à2

<§øtΡ

$¨Β

ôMt6|¡x.

öΝèδuρ

Ÿω

tβθßϑn=ôàãƒ

∩⊇∉⊇∪

Artinya :“ Tidak mungkin seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. barangsiapa yang berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, Maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, Kemudian tiap-tiap diri akan diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal, sedang

mereka tidak dianiaya”.23

Meskipun dalam ayat ini terdapat keterangan tentang balasan tehadap manusia di akhirat kelak terhadap manusia di akhirat kelak terhadap pekerjaan mereka di dunia, akan tetapi prinsip keadilan yang disebutkan di sini dapat pula diterapkan kepada manusia dalam memperoleh imbalannya di dunia ini. Oleh karena itu, setiap orang harus di beri imbalan penuh sesuai hasil kerjanya dan tidak seorangpun yang harus diperlakukan secara tidak adil. Pekerja harus memperoleh upahnya sesuai sumbangsihnya terhadap produksi. Dengan demikian setiap orang memperoleh bagiannya dari deviden Negara dan tidak seorangpun yang dirugikan.

Sisi doktrinal (normative) dari teori islam yang mengikat dan menjelaskan jenis-jenis perolehan pendapatan yang muncul dari kepemilikan sarana-sarana produksi, juga untuk menjustifikasi izin serta larangan bagi kedua metode penetapannya. Norma menyatakan seluruh aturan hukum pada

22

Ibid, h. 402

23

(41)

saat penemuannya atau saat berlakunya adalah perolehan pendapatan (al kasb) didasarkan pada kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi. Kerja yang tercurah merupakan satu satunya justifikasi dasar bagi pemberian kompensasi kepada si pekerja dari orang yang memintanya melakukan pekerjaan itu. Orang yang tidak mencurahkan kerja tidak beroleh justifikasi untuk menerima pendapatan. Norma ini memiliki pengertian positif dan negatifnya. 24

Pada sisi positif, norma ini menggariskan bahwa perolehan pendapatan atas dasar kerja adalah sah. Sementara pada sisi negatif, norma ini menegaskan ketidakabsahan pendapatan yang diperoleh tidak atas dasar kerja. Sisi positif norma ini tercermin dalam aturan aturan tentang pengupahan atau sewa. Aturan-aturan tersebut mengizinkan pekerja yang jasa kerjanya tercurah pada aktivitas produksi tertentu untuk menerima upah sebagai kompensasi atas kerja yang dicurahkan dalam aktivitas produksi itu. Dari sini dapat dipahami bahwa kerja yang dipandang oleh teori islam sebagai satu – satunya dasar bagi perolehan pendapatan, bukan hanya kerja langsung (direct labour), namun juga kerja yang tersimpan (stored labour). Jadi, selama terjadi depresiasi kerja, si pemilik kerja berhak menerima kompensasi, baik kerjanya itu terdepresiasi secara langsung maupun tidak langsung.

Sisi negatif norma ini menafikan setiap pendapatan yang tidak didasarkan pada kerja yang tercurah dalam aktivitas produksi. Teks yang termaktub dalam kitab An Nihayah menyatakan bahwa jika melakukan kerja, maka berhak memperoleh surplus. Surplus yang diterima itu adalah

24

(42)

kompensasi atas kerja. Atas dasar keterkaitan perolehan pendapatan dengan kerja. Teks tersebut menetapkan pengertian negatif pengertian ini. Dengan kerja berarti boleh menerima surplus itu. Sementara bila tanpa bekerja, hal itu terlarang. Jadi menurut teks ini, perolehan pendapatan tidak sah tanpa adanya keterlibatan kerja, baik kerja langsung maupun kerja yang tersimpan ( dalam kasus alat – alat produksi, atau properti tak bergerak dan sebagainya).25

Dalam MLM memberikan peluang bagi siapa saja yang bergabung untuk memperoleh "Passive Income". Passive incame artinya memperoleh pendapatan atau penghasilan walaupun sudah tidak bekerja lagi. Hal ini pasti disukai oleh siapapun padahal ini terjadi karena usaha sebelumnya dengan gigih dia lakukan sehingga dari kerja keras orang lain berimbas pada income yang kita dapatkan.

Perusahaan MLM biasa memberi reward atau insentif pada mereka yang berprestasi. Islam membenarkan seseorang mendapatkan insentif lebih besar dari yang lainnya disebabkan keberhasilannya dalam memenuhi target penjualan tertentu, dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringan dan levelnya secara produktif.

Penghargaan kepada Upline yang mengembangkan jaringan (level) di bawahnya (Downline) dengan cara bersungguh-sungguh, memberikan pembinaan (tarbiyah, pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah) memang patut di lakukan. Dan atas jerih payahnya itu ia berhak mendapat bonus dari perusahaan.

25

(43)

Insentif diberikan dengan merujuk skim Ijarah. Insentif ditentukan oleh dua kriteria, yaitu dari segi prestasi penjualan produk dan dari sisi berapa berapa banyak downline yang dibina sehingga ikut menyukseskan kinerja.

Dalam hal menetapkan nilai insentif ini, ada tiga syarat syari’ah yang harus dipenuhi, yakni: adil, terbuka, dan berorientasi falah (keuntungan dunia dan akhirat). Insentif (bonus) seseorang (Upline) tidak boleh mengurangi hak orang lain di bawahnya (downline), sehingga tidak ada yang dizalimi. Sistem

insentif juga harus transparan diinformasikan kepada seluruh anggota, bahkan dalam menentukan sistemnya dan pembagian insentif (bonus), para anggota perlu diikutsertakan. Dalam hal ini tetap dilakukan musyawarah, sehingga penetapan sistem bonus tidak sepihak. Selanjutnya, keuntungan dalam bisnis MLM, berorientasi pada keuntungan duniawi dan ukhrawi. Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengatakan bahwa keuntungan dalam Islam adalah keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan akhirat maksudnya, bahwa dengan menjalankan bisnis itu, seseorang telah dianggap menjalankan ibadah, (asalkan bisnisnya sesuai dengan syari’ah). Dengan bisnis, seseorang juga telah membantu orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. pemberian penghargaan dan cara menyampaikannya hendaknya tetap dalam koridor tasyakur, untuk menghindarkan penerimanya dari takabur (bangga/sombong) dan kufur nikmat, apalagi melupakan Tuhan. MLM yang Islami senantiasa berpedoman pada akhlak Islam.

Sebagaimana disebut di atas bahwa penghargaan yang diberikan kepada anggota yang sukses mengembangkan jaringan, dan secara

(44)

sungguh-sungguh memberikan pembinaan (tarbiyah), pengawasan serta keteladanan prestasi (uswah), harus selaras dengan ajaran agama Islam. Karena itu,

applause ataupun gathering party yang diberikan atas prestasi seseorang, haruslah sesuai dengan nilai-nilai aqidah dan akhlak. Ekspresi penghargaan atas kesuksesan anggota MLM, tidak boleh melampaui batas (bertentangan dengan ajaran Islam). Applause yang diberikan juga tidak boleh mengesankan kultus individu, mendewakan seseorang. Karena hal itu dapat menimbulkan penerimanya menjadi takabbur dan ujub. Perayaan kesuksesan seharusnya dilakukan dalam bingkai tasyakkur.26

D. Konsep Dasar Multi Level Marketing (MLM)

MLM adalah menjual atau memasarkan langsung suatu produk, baik berupa barang atau jasa konsumen, sehingga biaya distribusi dari barang yang dijual atau dipasarkan tersebut sangat minim atau bahkan sampai ke titik nol yang artinya bahwa dalam bisnis MLM ini tidak diperlukan biaya produksi.27 MLM juga menghilangkan biaya promosi dari barang yang hendak dijual, karena distribusi dan promosi ditangani langsung oleh distributor yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level yang tanpa batas. Inilah salah satu perbedaan MLM dengan pendistribusian secara konvensional yang bersifat

single level.28pada pendistribusian konvensional, seorang agen mengajak beberapa orang bergabung ke dalam kelompoknya menjadi penjual atau sales

26

Muhammad Hidayat, Analisis Teoritis Normatif MLM dalam Perspektif Muamalah, Jakarta :Gramedia Pustaka, 2002, h. 56.

27

Andreas Harefa, 10 Kiat Sukses Distributor MLM, Belajar dari Amway, CNI, dan

Herbalife, Jakarta: PT Gramedia Utama, 1999, h. 12.

28

(45)

atau disebut juga dengan wiraniaga. Pada sistem single level, para wiraniaga tersebut meskipun mengajak temannya, hanya sekedar pemberi referensi yang secara organisasi tidak di bawah koordinasinya melainkan terlepas. Mereka berada sejajar sama-sama sebagai distributor.

Dalam MLM terdapat unsur jasa. Hal ini dapat dilihat dengan adanya seorang distributor yang menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari presentase harga barang. Selain itu jika ia dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka ia mendapatkan bonus yang ditetapkan perusahaan.

E. Multi Level Marketing Syariah

Secara realitas, kini perusahaan MLM sudah banyak tumbuh di dalam dan di luar negeri. Bahkan, di Indonesia sudah ada yang secara terang-terangan menyatakan bahwa MLM tersebut sesuai syariat, seperti Ahad Net, MQ Net, PT. K-Link, dan lain-lain. Produk dan usaha MLM yang menjalankan prinsip syariah, memperoleh sertifikat halal dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Untuk MLM yang berdasarkan Prinsip Syariah ini, hingga sejauh ini memang diperlukan akuntabilitas dari MUI.

Ada dua aspek untuk menilai apakah bisnis MLM itu sesuai dengan syariah atau tidak, yaitu:29

29

Dewan Syariah dalam MLM,< http://www.e-syariah.com >, diakses tanggal 11 April 2004.

(46)

1. Aspek produk atau jasa yang dijual, dalam hal ini objek dari MLM harus merupakan produk-produk yang halal dan jelas. Bukan produk-produk yang dilarang oleh agama. Syarat-syarat objek

2. Sistem dari MLM itu sendiri, syarat-syarat objek pada prinsipnya selain objeknya harus barang halal, produk itu juga harus bermanfaat, dapat diserahterimakan, dan mempunyai harga yang jelas. Oleh karena itu, meskipun MLM tersebut dikelola atau memiiki jaringan distrtibusi yang dijalankan oleh muslim, namun apabila obyeknya tidak jelas bentuk, harga atau manfaatnya, maka tidaklah sah.

Dari sudut sistem MLM itu sendiri, pada dasarnya MLM Syariah adalah bentuk usaha atau jasa yang dijalankan berdasarkan syariat slam. Sebagai contoh dalm menjalankan usahanya, MLM Syariah harus memnuhi hal-hal sebagai berikut:30

1. Sistem distribusi pendapatan haruslah dilakukan secara professional dan seimbang. Dengan kata lain tidak terjadi eksploitasi antarsesama,

2. Apresiasi distributor haruslah apresiasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip islam, misalnya tidak melakukan pemaksaan, tidak berdusta, jujur, dan tidak merugikan pihak lain, serta berakhlak mulia ( akhlakul karimah), 3. Penetapan harga, kalaupun keuntungan (komisi dan bonus) yang akan

diberikan kepada para anggota berasal dari keuntungan penjualan barang, bukan berarti harga barang yang dipasarkan harus tinggi. Hendaknya semakin besar jumlah anggota dan distributor, maka tingkat harga makin

30

(47)

menurun, yang pada akhirnya kaum muslimin dapat merasakan system pemasaran tersebut.

4. Jenis produk yang ditawarkan haruslah produk yang benar-benar terjamin kehalalan dan kesuciannya, sehingga kaum muslimin merasa aman untuk menggunakan/mengkonsumsi produk yang dipasarkan.

Selain itu, MLM Syariah juga memiliki sifat inovatif, sebagai ilustrasi MLM Syariah yang dilaksanakan oleh PT. K-Link International menawarkan jenis produk supplement food dan healthy care yang beraneka ragam, selain itu juga menawarkan bagi setiap mitra niaganya 11 insentif istimewa diantaranya:31 1. Keuntungan lansung 20% 2. Bonus Perkembangan 28% 3. Bonus Kepemimpinan 30% 4. Dana S.R.E.D 3% 5. Dana Crown 1%

6. Dana Crown Ambassador 2% 7. Dana Senior Crown Ambassador1% 8. Dana Royal Crown Ambassador 1% 9. Dana mobil/Rumah 3% 10. Bonus Akhir Tahun 3% 11. Insentif ke Luar Negeri 2%

31

(48)

36

A. Gambaran Umum PT. K-Link Internasional 1. Sejarah Berdirinya PT. K-Link

K-Link didirikan di saat-saat bersejarah pada transisi antara era lama ke era baru. Dengan membawa misi pengetahuan, kasih sayang dan berperikemanusiaan dari abad yang lalu. K-Link bertujuan memimpin para usahawan untuk menerobos serta mengembangkan pengetahuan ekonomi dari gabungan kedua abad sebelumnya serta melahirkan pemimpin yang sukses dalam bisnis dan juga mebimbing usahawan lainnya menjadi usaha MLM yang ber-etika dan memiliki kehidupan yang gemilang.1

Melalui produk yang berkualitas dan inovatif, skema pemasaran yang dinamis serta program latihan yang diterapkan melalui satu system,

K-System membawa setiap usahawan K-Link menelusuri jalur pendidikan yang professional yang menjanjikan karier yang cerah untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata dunia Multi Level Marketing. Ini semua akan terealisasi melalui 1 Visi, 1 Misi dan 1 Sistem. Satu visi untuk menjadi yang terbaik di pentas dunia, satu misi yaitu melahirkan usahawan MLM yang berdisiplin, berilmu, berdedikasi serta peduli kepada yang lain dan satu support sistem yang teratur, mudah diduplikasi serta menyatukan setiap usahawan K-Link walau di negara manapun mereka berada. K-Link International akan menjadi sebuah institusi yang akan melahirkan lebih

1

(49)

banyak orang yang berhasil dengan kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

2. Prinsip dan Falsafah K-Link International

Prinsip dan Falsafah K-Link International adalah mewariskan rasa kasih sayang dan kemanusiaan dari abad yang telah lalu. Kemanusiaaan dan teknologi maju dari dua abad tersebut akan bersatu dan menghasilkan manfaat-manfaat yang luar biasa, dimana K-Link memimpin para usahawan agar dapat membangun perekonomian pada abad ke-21 ini. Ini akan membantu membangun usaha antara bangsa yang kokoh serta membangun perniagaan di seluruh dunia.

Pertimbangan K-Link dalam membina bisnis global adalah jelas yaitu member arahan dan dukungan penuh kepada para usahawan untuk mengembangkan K-Link International ke pasar International. Selain

memberikan kesadaran tentang arti kesehatan dan kecantikan , K-Link juga berharap dapat memainkan peranan penting dalam bisnis penjualan langsung secara global untuk memenuhi wawasan menjadi perusahaan penjual langsung yang bertaraf international. Maka perlu menanamkan semangat bermurah hati, keberanian, ketekunan dan perencanaan yang baik.

Sebagai perusahaan penjual langsung yang bersemangat kuat, unggul dan berstrategi, K-Link International juga dilengkapi dengan wawasan yang luas dan manajemen yang berkonsepkan profesionalisme. Manajemen dan para usahawan bergandeng tangan dalam mencapai

(50)

budaya 3 yaitu Inisiatif, Informatif, dan Inovatif. Bersama itu, K-Link juga memenuhi 5 prinsip yaitu, misi, wawasan, penghargaan, pengakuan dan keanggotaan untuk membina keluarga dari seluruh pelosok dunia.2

Salah satu sumber utama wawasan menjadi kenyataan ialah rangkaian produk-produk yang unggul, harga produk yang terjangkau dan produk-produk kesehatan dan kecantikan ke seluruh dunia. K-Link berharap lebih banyak orang bergabung bersama K-Link International untuk saling membantu dalam mengekalkan gaya hidup yang sehat.

Falsafah K-Link International akan diselaraskan berdasarkan budaya, bangsa, adat, agama, usia, dan latar belakang pendidikan. K-Link membangun budaya saling mengasihi diantara para usahawan dan pihak managemen dengan menanamkan sifat keikhlasan, keyakinan, dan kemauan. K-Link International memberikan kaedah “Win-Win” yang akan menjadikan para usahawan menjadi pemimpin yang terpandang di pentas International. K-Link International telah membuktikan bahwa K-Link International telah banyak meningkatkan taraf hidup banyak orang.

3. Rancangan Pemasaran K-Link International

Rancangan pemasaran K-Link memberikan bonus dua kali lipat yang istimewa terutama kepada mereka yang kreatif dan bekerja secara berkelompok. Untuk menikmati rancangan ini, maka harus mengisi formulir permohonan sebagai usahawan (distributor application form) dan membayar sejumlah yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan akan

2

Referensi

Dokumen terkait

kering (C0 2 padat) pada Coolbox Metode Pendingin Gabungan dapat meningkatkan kemampuan pendinginan ikan lebih lama 12 Jam. Penambahan waktu ini tidak mengurangi

Proses Pengembangan Buku Berjenjang Inspiratif Proses pengembangan buku berjenjang bertema inspiratif dilakukan sesuai dengan tahapan pengembangan Borg dan Gall. Peneliti

Penelitian ini hanya mengkaji pengaruh kadar air dari santan kelapa bubuk yang dihasilkan dari variasi temperatur pengeringan menggunakan pengering semprot (spray

menghambat penulis dalam mengerjakan skripsi ini serta telah menemani perjalanan penulis selama masa perkuliahan baik di saat susah maupun duka, dan juga telah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat di ajukan sebuah penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Selanjutnya penjelasan pasal 34 tersebut menyatakan : “Bahwa lembaga pengawasan jasa keuangan yang nantinya akan dibentuk, akan melaksanakan pengawasan seluruh sektor jasa

* Kursus Minor Sains Komputer yang dibuka untuk pelajar Pusat Pengajian lain # Kursus Minor Teknologi Maklumat yang dibuka untuk pelajar Pusat Pengajian lain @ Kursus Minor

lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk mendeteksi dini,