PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN
PEMUNGUTAN SUARA (VOTING)
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc.
PEMUNGUTAN SUARA
PEMUNGUTAN SUARA
(VOTING)
¾ 2 Kategori Pemungutan Suara
¾ 2 Kategori Pemungutan Suara
• Pemungutan Suara satu nol (binary voting)
g
(
y
g)
• Pemungutan Suara berdasarkan urutan
kesukaan (Preferensial Voting)
¾ Pemungutan Suara Satu Nol (Binary
¾ Pemungutan Suara Satu Nol (Binary
Voting)
• Satu orang dipilih dari dua
• Satu orang dipilih dari dua
calon
- Satu orang satu suara
Satu orang satu suara
- Prinsip yang digunakan adalah
mayoritas sederhana
mayoritas sederhana
- Calon dengan jumlah suara
t b
k
k
j di
- Contoh :
Ada pemilih sebanyak 100 dengan dua
calon/alternatif: A, B. Hasil dari pemilihan
/
,
p
tersebut adalah sebanyak 55 suara memilih
A; 40 suara memilih B dan 5 orang abstain
A; 40 suara memilih B dan 5 orang abstain.
Maka A sebagai pemenangnya.
• Satu Orang Dipilih dari Tiga Calon atau Lebih
a. Sistem satu tahap
¾ Sistem Mayoritas Sederhana
Contoh:
Ada 100 orang pemilih yang harus memilih
y
Ada 100 orang pemilih yang harus memilih salah satu dari calon: A, B dan C. Terdapat 40 orang memilih A, 45 orang memilih B, 5 g , g , orang memilih C dan sisanya 5 orang abstain. Dari hasil pemilihan tersebut maka dapat
• Sistem representasi mayoritas
pemenang harus dipilih oleh paling tidak 50%+1 - pemenang harus dipilih oleh paling tidak 50%+1
pemilih
jika tidak memenuhi maka “N” calon dengan suara - jika tidak memenuhi maka N calon dengan suara
tertinggi maju pada pemungutan suara babak berikutnya
a. Pemilihan Dua tahap (The Second Ballots)
¾ Sebagai misal pemilihan dua babak yang diikuti ¾ Sebagai misal pemilihan dua babak yang diikuti
oleh 4 calon A,B,C dan D dengan pemilih
sebanyak 100 orang. Pada pemilihan babak I: A, B, C dan D masing-masing mendapat suara sebanyak 40, 20, 25, dan 15.
¾ Dalam hal ini tidak ada yang mendapat suara
lebih dari 50% dari jumlah pemilih, maka
pemilihan dilanjutkan ke Babak II dengan
kandidat A dan C.
¾ Apabila A mendapat 55% dan C mendapat
¾ Apabila A mendapat 55% dan C mendapat
45% dari jumlah suara yang masuk, maka A
keluar sebagai pemenang.
• Sistem Electoral Vote
¾ P ilih dil k k l h b k ilih d i b k
¾ Pemilihan dilakukan oleh banyak pemilih dari banyak lokasi administratif
¾ Contoh: pemilihan presiden di suatu negara diikuti ¾ Contoh: pemilihan presiden di suatu negara diikuti
oleh dua partai, Republik dan Demokrat
Distrik Pemilih Electora l vote
Perolehan El.Vote Total Dem. Rep. Dem. Rep.
I 2000 1100 900 20 20 0 II 3000 1600 1400 30 30 0 III 2500 900 1600 25 0 25 IV 2000 1100 900 20 20 0 IV 2000 1100 900 20 20 0 V 1000 400 600 10 0 10 VI 3000 1400 1600 30 0 30 8 Total 13500 7000 6500 135 70 65
SISTEM PERWAKILAN
• Sistem List
¾ Sistem Rata-rata tertinggi
- Memilih 5 anggota parlemen dari 4
i
partai
- Misal total suara 24000, Partai A =
8700 B 6800 C 5200 D 3300
8700, B = 6800, C = 5200, D = 3300
- Partai dengan suara terbanyak
langsung mendapat 1 kursi
langsung mendapat 1 kursi
- Selanjutnya dihitung sbb:
Iteras i
Partai Suara Pembagi Rata-rata Jumlah Kursi
iI A 8700 2 4350 1 B 6800 1 6800* 1 C 5200 1 5200 0 D 3300 1 3300 0 II A 8700 2 4350 1 B 6800 2 3400 1 C 5200 1 5200* 1 C 5200 1 5200 1 D 3300 1 3300 0 III A 8700 2 4350* 2 B 6800 2 3400 1 B 6800 2 3400 1 C 5200 2 2600 1 D 3300 1 3300 0 IV A 8700 3 2900 2 B 6800 2 3400* 2 C 5200 2 2600 1 D 3300 1 3300 0 10
Kesimpulan A: 2, B: 2, C = 1 dan D tidak mendapat kursi
SISTEM SISA SUARA
TERBANYAK
TERBANYAK
• Tentukan pembaginya = 24000/5 = 4800
• Selanjutnya ikuti tabel berikut:
• Selanjutnya ikuti tabel berikut:
Parta i
Suara Pembagi Kursi Sisa Kursi Akhir A 8700 4800 1 3900* 2 A 8700 4800 1 3900 2 B 6800 4800 1 2400 1 C 5200 4800 1 400 1 C 5 00 800 00 D 3300 4800 0 3300* 1 • Kesimpulan: A = 2, B = 1, C = 1, D = mendapat 1 kursi
PEMUNGUTAN SUARA SISTEM
PEMUNGUTAN SUARA SISTEM
PREFERENSIAL
¾ Ek i S
¾ Ekspresi Suara
Sebagai misal terdapat 3 calon (A,B dan C)
untuk menduduki ketua dewan komisaris suatu perusahaan multi-nasional yang perlu dipilih oleh 60 orang/suara pemegang saham. Hasil pemungutan suara secara preferensial
menunjukan hasil sebagai berikut:
23 suara memilih : A > B > C 17 suara memilih : B > C > A 2 suara memilih : B > A > C 10 suara memilih : C > A > B 8 suara memilih : C > B > A 8 suara memilih : C B A
Ekspresi hasil pemilihan pada baris pertama tersebut (A > B > C merupakan ekspresi dari 23 pemilih) berarti A lebih disukai dari B dan B lebih disukai dari C yang berarti A jauh lebih lebih disukai dari C yang berarti A jauh lebih disukai dari C oleh 23 pemilih.
PROSEDUR PENGHITUNGAN
SUARA
¾ Perbandingan berpasangan
¾ Fungsi Condorcet
g
¾ Fungsi Borda
¾ F ngsi Eigen ecto
¾ Fungsi Eigenvector
A Perbandingan A. Perbandingan Berpasangan
Misal: Perbandingan A dengan B menunjukan A lebih disukai dari B oleh 23 pemilih (A>B>C) dan 10 pemilih (C>A>B) dengan total 33
pemilih, sebaliknya B lebih disukai dari A oleh 17 pemilih (B>C>A), 2 pemilih (B>A>C) dan 8 pemilih (C>B>A) dengan total 27.
A > B = 23 + 10 = 33 B > A = 17 + 2 + 8 = 27 Hasil perhitungan:
A > C = 23 + 2 = 25 C > A = 17 + 10 + 8 = 35
B > C = 23 + 17 + 2 = 42 C > B = 10 + 8 = 18
Berdasarkan aturan mayoritas maka didapatkan: B > C; C > A dan A > B yang berarti tidak konsisten > C; C > A dan A > B yang berarti tidak konsisten. Karena berdasarkan aturan transitifitas jika B > C dan C > A seharusnya B > A. Sehingga
dan C > A seharusnya B > A. Sehingga
menimbulkan keadaan yang disebut Paradox of
Voting
16
B
Fungsi Condorcet
B.Fungsi Condorcet
Fungsi condorcet (fc) adalah fungsi maximin
terhadap nilai perbandingan perpasangan. Kasus pemungutan suara preferensial diatas dapat
dirumuskan secara fungsi Condorcet
a b c f a b c fc 33 25 25 a b - 33 25 27 - 42 25 27
• Nilai fungsi Condorcet akhir dari Tabel diatas
adalah nilai maksimum dari nilai fc pada
masing-masing baris, maksimum (25,27,18), yaitu 27. • Kesimpulan akhir kandidat B lebih disukai daries pu a a a d dat eb d su a da
pada kandidat A dan lebih disukai dari pada kandidat C (B> A > C).
kandidat C (B> A > C).
C
Fungsi Borda
C.Fungsi Borda
Fungsi Borda merupakan metode yang dipakai untuk menetapkan urutan peringkat pada
untuk menetapkan urutan peringkat pada pemungutan suara preferensial
P t il i i k t d t t k did t
• Penentuan nilai peringkat pada suatu urutan kandidat dengan urutan teratas diberi nilai m
• Posisi pada urutan kedua diberi nilai m-1 dan seterusnya dan urutan terakhir diberi nilai 0
• Misal pada kasus yang sama di atas nilai m • Misal pada kasus yang sama di atas, nilai m
adalah 2 karena dalam pemilihan ini diikuti oleh 3 calon maka nilai borda yang diperoleh:
3 calon maka nilai borda yang diperoleh: A = 2(23) + 1(12) + 0(25) = 58
B = 2(19) + 1(31) + 0(10) = 69 C = 2(18) + 1(17) + 0(25) = 53
• Nilai akhir yang diperoleh:(B=69 > A=58 > C=53).
D
Fungsi Eigenvector
D.Fungsi Eigenvector
Sebagai misal A dibanding dengan A adalah 1 dan A dibanding B adalah 33/27 karena A
dan A dibanding B adalah 33/27 karena A
lebih disukai dari B oleh 33 pemilih sebaliknya B lebih disukai oleh A oleh 27 pemilih
B lebih disukai oleh A oleh 27 pemilih
a b c
a 1 33/27 25/35
b 27/33 1 42/18
b 27/33 1 42/18
• Nilai Eigen dapat ditetapkan dengan Nilai Eigen dapat ditetapkan dengan
menggunakan metode yang mirip pada aplikasi metode Proses Hirarki Analitik (AHP/PHA)
metode Proses Hirarki Analitik (AHP/PHA)
• Nilai eigen dari kasus ini adalah 3,217 dan nilai eigen vektor-nya adalah (0,314; 0.408; 0,278) dengan demikian B lebih disukai dari A lebih disukai dari C (B>A>C).
Model Sistem Manajemen Data Sistem Manajemen Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Pengeahuan Sistem Manajemen Basis Data Data Penduduk Data Partai Sistem Manajemen Basis Model
Sub Model Estimasi Pemilih Sub Model Penetapan Anggota
g • Akuisi Pengetahuan
• Konseptualisasi Pengetahuan • Representasi Pengetahuan
Data KPU
Data Wilayah Administrasi Sub Model Penetapan Anggota DPRD
p gg
DPR
Sub Model Alokasi S b d
Mekanisme InferensI
Data Pemilih
Data lain ttg PEMILU
Data Data Anggaran
Sumberdaya
Sub Model Pemilihan Presiden Sub Model Pemilihan Mobilisasi Sumberdaya
Sistem Pengolahan Terpusat
Data lain ttg PEMILU
White Board
Wall-Mounted
Project Screen White Board
Breakout
Control Room Facilitator Console and
Network File Server
Workstation s Room s Barco Projecto Breakout Room Projecto r Breakout Storage Break Area Room 24
Data GDSS Applications Software Model Data base Software Model Base Processor User Interface G F ilit t Group Facilitator
Citizen customer
Indonesia Web Portal for Citizens
Internet Connection Citizen, customer, employee, Industry Citizen Portal Nusantara.gob.mx Citizen services, Social services, Taxes, etc. Government.com General Election Info KPU.com
•
Electronic records management•
Citizen customer accounta es, etc
Citizen customer account
•
Overlapping citizen services Admission University.com Bank.com 26 Admission, Self servicesCompetition for supply and demand