• Tidak ada hasil yang ditemukan

[BIOLOGI] Makalah Floem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "[BIOLOGI] Makalah Floem"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH PRAKTIKUM MAKALAH PRAKTIKUM BIOLOGI BIOLOGI FLOEM FLOEM FLOEM S

FLOEM SEBEB AGAI JAGAI J ARIARI NGAN PNGAN PENGANGKUTENGANGKUT

Oleh : Oleh : Kelas: F Kelas: F Kelompok: 2 Kelompok: 2 Agung

Agung FirmansyaFirmansyah h Suherman Suherman 200110160301200110160301 Hanna

Hanna Irhamni Irhamni 200110160309200110160309 Miftahu

Miftahu Raudhah Raudhah Yusra Yusra 200110160158200110160158 Miranda

Miranda Zehanat Zehanat Fahira Fahira 200110160147200110160147 Rifa

Rifa Maghfira Maghfira 200110160040200110160040 Tanial

Tanial Kembang Kembang Asyifa Asyifa 200110160135200110160135

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

FAKULTAS PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG SUMEDANG 2017 2017

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang floem sebagai jaringan pengangkut.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan  bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah  berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang floem sebagai  jaringan pengangkut ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap  pembaca.

Sumedang, 9 Maret 2017 (Kelompok2)

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Apakah kamu sekalian tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di  bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang  bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.

Tubuh tumbuhan yang ada di bumi tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu terdapat pada tempat tertentu dan membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh  bahan antar seldan membentuk suatu kesatuan.

Berdasarkan tahap perkembangannya jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, diantaranya adalah  jaringan pengangkut. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa jaringan  pengangkut pada tumbuhan terbagi manjadi dua, yaitu xilem dan floem.

Floem merupakan jaringan kompleks, terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang berbeda yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim serabut, dan sklereid. Seperti halnya pada xilem, floem berasal dari perkembangan kambium di sebut floem primer dan yang merupakan hasil perkembangan kambium.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami akan mencoba membahas mengenai Jaringan pengangkut khususnya floem pada tumbuhan. Baik

(4)

mengenai pengertian , unsur-unsur yang terkandung maupun penggolongan dari floem itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Apakah pengertian jaringan floem?

2. Apa saja unsur-unsur yang terkandung dalam jaringan floem? 3. Apa saja penggolongan floem?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Memahami pengertian jaringan floem

2. Mengetahui unsur-unsur yang terkandung dalam jaringan floem 3. Mengetahui penggolongan floem

(5)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan pengangkut terbentuk dari sel

 – 

sel yang kedudukan atau letaknya membentang menurut arah pengangkutan. Kedudukan yang demikian nampak sebagai rangkaian sel, seakan

 – 

akan ada pembuluh

 – 

 pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu sistem jaringan.

Jaringan pengangkut tumbuhan terdiri dari sel xilem dan floem (Sutrian dan Cipta, 2004). Jaringan xilem terdapat pada bagian kayu tanaman. Fungsinya untuk menyalurkan air dari akar menuju daun. Xilem terdiri dari unsur trakeal, serabut xilem yang terdiri dari sel

 – 

sel panjang dan ujungnya runcing,  parenkim kayu yang berisi berbagai zat cadangan makanan. Jaringan floem yang berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Floem terdiri dari pembuluh tipis yang berbentuk tabung, sel  pengiring, serabut floem dengan ujung yang berhimpit dan berukuran  panjang, dan parenkim floem yang selnya hidup memiliki dinding primer

(6)

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Floem

Floem merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh ubuh tumbuhan. Floem terdiri atas  buluh tapis, unsurunsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem. 3.2. Unsur-unsur Floem

Floem terdiri dari unsur tapis (sel tapis dan komponen pembuluh tapis), sel pengiring / sel pengantar, parenkim dan serabut / serat floem.Serabut floem,  bentuknya panjang dengan ujung-ujung berhimpit dan dindingnya tebal.

a. Pembuluh

Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu sel tapisan yang merupakan sel tunggal dan bentuknya memanjang dengan bidang tapisan terletak di samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan Pteridophyta dan Gymnospermae. Bentuk kedua adalah buluh tapisan, terdapat pada Angiospermae, berupa berkas sel-sel memanjang yang masing-masing merupakan bagian dari buluh itu dan dihubungkan oleh satu atau lebih bidang tapisan biasanya terletak di ujung sel.

Sifat khas unsur pembuluh adalah adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus. Bidang tapisan itu merupakan sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang berdampingan dan dihubungkan oleh benang-benang plasma yang terdapat di dalam lubang-lubang tapisan itu (semacam plasmodesma

(7)

 pada saluran noktah). Lubang-lubang tapisan itu biasanya dilapisi oleh kalose yaitu semacam polimer glukose, sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.

Jumlah bidang tapisan yang terdapat pada pembuluh berbeda-beda tergantung pada jenis tumbuhannya. Selain itu besarnya lubang tapisan juga  bervariasi, umumnya yang besar terdapat di ujung sel.

Dinding sel unsur penyusun pembuluh adalah selulose, tidak pernah dijumpai penebalan lignin. Nukleus tidak terdapat pada sel yang telah dewasa, dan hilangnya nukleus itu terjadi pada saat diferensiasi. Pada awalnya sel pembuluh itu serupa sel prokambium yang lain, mempunyai  banyak vakuola dan intinya tegas. Kemudian inti itu mengalami disintegrasi

ke dalam plasma dan plasma itu sendiri kemudian membentuk benang- benang memanjang sejajar sumbuh sel dan bersambungan dengan plasma sel sambungannya di lubang tapisan. Pada tumbuhan Dicotyledoneae  pembuluh-pembuluh ini biasanya terisi lendir yang terdiri dari protein.  b. Sel Pengiring

Sel-sel pembuluh pada Dicotyledoneae dan Monocotyledoneae  biasanya diikuti oleh sel parenkim khusus yang disebut sel pengiring. Sel itu

terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh. Sel intuk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil. Dinding bersama antara sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis,  penuh dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring

(8)

dijumpai pada tumbuhan Gymnospermae dan Pteridophyta dan juga tidak ada pata protofloem Dicotyledoneae.

c. Parenkim Floem

Selain terdiri dari pembuluh dan selpengiring, floem juga mengandung sejumlah sel parenkim yang fungsinya serupa sel parenkim lainnya, misalnya sebagai penimbun lemak dan tepung. Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring. Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu berkas  pengangkut.

Seperti halnya pada parenkim xilem, floem sekunder juga mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai dengan bent uk sel kambium yang membentuknya (fusiform atau jari-jari). Pada saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami penebalan dinding. Kemudian bila floem itu tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan berubah menjadi sklerenkim atau menjadi felogen.

d. Serabut Floem

Serabut floem terdapat baik pada floem primer maupun sekunder. Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai  pertumbuhan memanjangnya. Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulose. Noktah yang terjadi sederhana. Serabut ini berfungsi sebagai  penguat sejak awal atau terjadi dari parenkim floem setelah sel pembuluh

(9)

3.3. Pembagian Floem

Berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer berasal dari prokambium sedangkan floem sekunder  berasal dari kambium.

Berdasarkan proses terbentuknya floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem. Protofloem adalah floem primer yang pertama kali terbentuk sedangkan metafloem terbentuk kemudian. Protofloem menjadi dewasa dalam  bagian tumbuhan yang masih mengalami pembentangan. Elemen tapis membentang dan segera kehilangan fungsinya. Elemen floem primer pada Anggiospermae biasanya sempit dan tidak menyolok. Sel pengantar tidak selalu ada.

Elemen tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis merupakan sal-sel floem yang paling terspesialisasi. Cirinya adalah protoplas yang termasuk sewaktu ontogeny serta terbatas aktivitas metabolismenya dan adanya daerah tapis. Inti pada elelmen tapis akan berdegenerasi, organel yang  bertahan adalah plastida dan mitokondria. Plasmalematetap bertahan namun

tonoplas rusak sehingga batas antara vakuola dan sitoplasma hilang.

Sel pengantar adalah sel prenkim yang terspeialisasi untuk dapat bereran dalam hubungan fungsional dngan elemen tapis yang emngatur t ranslokasi. Sel ini berhubungan dengan elemen tapis mealui plasmodesmata . Umurnya tergantung pada umur elemen tapis. Sel ini aktif melakukan metabolisme, inti dan anak inti besar, terdapat plastida, mitokondria banyak dan sedikit reticulum endoplasma.

(10)

Dinding elemen tapis berbeda-beda tebalnya namun bisanya lebih tebal dari sel parenkim. Dinding teruatama terssuun oleh selulosa dan pectin. Pada  beberapa taksa dinding amat tebal dan hamper mengisi selurtuh lumen. Daerah

tapis merupakan daerah dinding sel tempat terjadinya kesinambungan antara  protoplas dua sel yang berdampingan. Bagian dinding dengan pori yang relative  besar dinamakan papan tapis.

Dalam kebanyakan preparat yang dibuat untuk memperlihatkan floem setiap pori dilapisi oleh kalose yaiyu karbohidrat yang jika terhidrolisis akan menghasilkan glukosa.. dengan bertambahnya umur elemen tapis, jumlah kalose pun bertambah. Lapisan dalam pori juga menebal dan kalose tampak  puladi permukaan daerah tapis. Lubang pori bertambah sempit dan kemudian

sama sekali tersumbat jika elemen tapis sudah akan mati.

Sel parenkim floem berisi berbagai bahan ergastik seperti tannin, pati, dan kristal. Pada floem sekunder terdapatparenkim tegak dan parenkim jari-jari empulur. Sel sklerenkimsering terdapat pada floem primer maupun sekunder. Serat dapat hidup atau tidak hidup, yang masih hidup berfungsi dalam  penyimpanan cadangan makanan

Dibandingkan dengan xielm sekunder, floem sekunder tidak merupakan  bagian yang besar dari batang, cabang ataupun akar. Jumlah floem yang dibentuk lebih sedikit ibanding dengan xylem sekunder.. Yang di maksud dengan kulit kayu adalah semua jaringan di sebelah luar kamobium termasuk floem. Bagian floem yang berfungsi dalam pengangkutan adalah bagian kulit kayu  paling dalam.

(11)

BAB IV KESIMPULAN

Floem merupakan jaringan yang berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem terdiri atas buluh tapis, unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut floem. Penggolongan floem  berdasarkan asal terbentuknya terbagi menjadi floem primer dan floem sekunder. Floem primer adalah floem yang berasal dari perkembangan prokambium, sedangkan floem sekunder adalah floem yang berasal dari hasil perkembangan kambium.

(12)

Daftar Pustaka

Sutrian, Yayan dan Cipta, Rineke. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan ( Tentang sel dan jaringan), Jakarta.Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga Kimball. 2002. Biologi. (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga

Soesilo, dkk. 1986. Biologi Modul 1-5. Jember : Universitas Terbuka

Supriyanto. 1992. Struktur Hewan jilid 1. Jember: Jember University Press Waluyo, joko. 2010. BIOLOGI UMUM. Jember:Jember University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Yaitu hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan berporos dua, dengan gerak ke kiri dan ke kanan; gerakan maju dan mundur; gerakan muka/depan dan belakang. Ujung tulang yang