• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan PA Integritas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bahan PA Integritas"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Bahan Pendalaman Alkitab

I

I

I

N

N

N

T

T

T

E

E

E

G

G

G

R

R

R

I

I

I

T

T

T

A

A

A

S

S

S

:

:

:

M

(2)

Disusun oleh:

Agus Sulih

Aryantono Martowidjojo

Bonar Pasaribu

Daniel Murdiyarso

Darwin Darmawan

(3)

Daftar Isi

Bahan PA 1.“Integritas: Sebuah pembelajaran dari karakter

kepemimpinan Paulus” (2 Kor. 1:12 – 2:4) ... 4 Bahan PA 2.“Integritas yang mengutamakan Firman Tuhan” (2 Kor.

4) ... 6 Bahan PA 3.“Integritas Yang Membangun Komunitas” (2 Kor. 12:16 -

13:10) ... 8 Bahan PA 4.“KETIKA INTEGRITAS DIPERHADAPKAN DENGAN

UANG” (2 Kor. 8:1-24) ... 10 Bahan PA 5.“Ketika Integritas diperhadapkan dengan Ambisi” (2

Kor. 10: 1-18) ... 12 Bahan PA 6.“Integritas sebagai Cara Hidup” (2 Kor. 6: 1-18) ... 15

(4)

Bahan PA 1.

“INTEGRITAS: Sebuah pembelajaran dari karakter

kepemimpinan Paulus”

(2 Kor. 1:12 – 2:4)

Dalam Kamus Oxford, integritas memiliki dua arti yang terkait dengan kepribadian seseorang: jujur dan utuh. Kata integritas banyak dipakai dan diucapkan orang untuk memberi kesan bahwa yang memakai dan mengucapkan memiliki kualitas yang sesuai dengan arti kata itu sendiri. Tidak kurang beberapa perusahaan yang bergerak di bidang jasa (misalnya keuangan) tak segan-segan menggunakan kata ini sebagai penciri atau semboyan untuk mengesankan pelanggannya. Seperti apakah integritas itu dalam kenyataannya? Seorang rohaniawan, John Poultan mencoba menggambarkan integritas sebagai berikut:

Kesaksian hidup yang paling efektif adalah jika hidup seseorang mencerminkan segala sesuatu yang dia ucapkan. Kehidupannya di depan publik yang terbuka persis sama dengan yang dijalani secara pribadi yang tersembunyi.

Apa kata Alkitab tentang integritas? Kita akan mempelajari kehidupan dan kepemimpinan Rasul Paulus dari 2 Kor. 1:12 – 2:4. Kondisi Jemaat Korintus membuka mata kita untuk melihat bagaimana Paulus membangun kehidupan jemaat yang masih sangat muda sambil memelihara integritas dalam kepemimpinannya.

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Dari 2 Kor.1:12, karakter apakah yang Paulus banggakan dalam hubungannya dengan Jemaat Korintus?

2. Ketika ”ya” dan ”tidak” tidak dapat dikatakan sekaligus (2 Kor.1:17), karakter apakah yang hendak Paulus tunjukkan?

3. Apa yang terjadi dengan rencana Paulus untuk mengunjungi Korintus (2 Kor.2:1)? Kenapa dia tidak datang tapi menulis surat sebagai gantinya (2 Kor.2:3-4)?

(5)

PERTANYAAN PENDALAMAN

4. Ketulusan (sincerity) adalah modal utama dalam kepemimpinan Paulus. Apakah motif yang murni ini terkait dengan latar belakang hidup Paulus atau karena situasi?

5. Pendirian yang teguh (consistency) memberi kesan bahwa Paulus adalah orang yang kaku. Adakah dampak negatif dalam hubungannya dengan Jemaat Korintus?

6. Jika Paulus dapat dipercaya (reliability), apakah hal itu terjadi begitu saja? Bagaimana cara Paulus meyakinkan Jemaat Korintus bahwa keputusan yang diambil adalah pilihan yang terbaik?

7. Ketiga karakter di atas menunjukkan kredibilitas (credibility) Paulus dalam hal membangun jemaat yang tidak memiliki pegangan dan terpecah. Apakah Paulus tahu bahwa kredibiltasnya tidak diragukan Jemaat Korintus? (Lih. 2 Kor.2:7:5-7).

PERTANYAAN PENERAPAN

8. Dalam kehidupan nyata kredibilitas sering dipertentangkan dengan kompromi. Ceritakan pengalaman Sdr tentang kompromi, baik yang Sdr amati, alami dan perjuangkan sehingga Sdr mendapat pelajaran dari pengalaman ini.

9. Dalam hal kredibiltas, menurut Sdr dalam aspek apakah GKI dapat dipandang sebagai agen perubahan yang memiliki integritas yang tinggi dalam komunitas yang majemuk di Indonesia dan komunitas Gereja-gereja di Indonesia?

10. Apakah GKI di kota Bogor (Boba dan Pengadilan) memilki kapasitas/modal dasar untuk melakukan hal yang sama dalam skala yang lebih kecil? Berikan contohnya!

11. Bagikan pengalaman pribadi yang terkait dengan kredibilitas Sdr di mata teman dekat (sekantor, sebidang pekerjaan, seprofesi)!

(6)

Bahan PA 2.

“INTEGRITAS YANG MENGUTAMAKAN FIRMAN

TUHAN”

(2 Kor. 4)

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Apa yang membuat Paulus tidak tawar hati? 2. Apa yang Paulus tolak?

3. Siapakah yang menurut Paulus “orang-orang yang akan binasa”? 4. Siapa yang Paulus beritakan?

5. Bagaimana kita dapat beroleh terang?

6. Apa maksud Paulus ketika dia berkata “harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat?”

7. Apa yang senantiasa Paulus bawa? 8. Apa dasar Paulus berkata-kata? 9. Apa yang Paulus perhatikan?

PERTANYAAN PENDALAMAN

10. Apakah maksud “Kemurahan Allah”?

11. “Menolak perbuatan tersembunyi yang memalukan” apakah maksudnya? Mengapa perbuatan yang memalukan sering dilakukan tersembunyi?

12. Apakah maksud Paulus ketika berkata “orang yang tidak percaya adalah orang yang pikirannya dibutakan oleh ilah zaman ini”? 13. Mengapa pikiran yang dibutakan oleh ilah zaman ini membuat

seseorang tidak mampu melihat kemuliaan Kristus? Di mana letak kemuliaan Kristus?

14. Mengutamakan Kristus melebihi diri kita. Inilah salah satu kunci menuju integritas diri. Setujukah Saudara? Mengapa?

15. Kerendahan hati adalah kunci lain dari integritas diri. Setujukah Saudara? Mengapa?

16. Pengharapan akan kemuliaan kekal adalah kunci lain dari integritas diri. Setujukah Saudara? Mengapa?

(7)

17. Apakah Saudara menyadari dan merasakan panggilan Tuhan untuk memberitakan Injil dan melayani orang lain? Bagaimana supaya panggilan itu bisa kita rasakan?

18. Apakah hambatan dan tekanan yang membuat kita lebih suka mengikuti suara ilah zaman ini dan keinginan diri sendiri, ketimbang kehendak Tuhan dalam firman-Nya?

19. Apakah Saudara memiliki relasi yang baik dengan Tuhan, sehingga mampu melihat keutamaan dan kemuliaan Kristus di atas segalanya? Apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkannya? 20. Apakah Saudara menyadari bahwa seluruh hidup kita adalah

karunia? Apakah yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan kesadaran itu?

21. Apakah Saudara memikirkan dan mengharapkan hidup kekal? Bagaimana pengharapan itu mempengaruhi integritas Saudara?

(8)

Bahan PA 3.

“INTEGRITAS YANG MEMBANGUN KOMUNITAS”

(2 Kor. 12:16 - 13:10)

Pelayanan adalah istilah yang sangat tidak asing. Namun tantangannya mungkin tidak demikian. Tantangan yang paling berat mungkin melawan agenda pribadi kita. Melayani sesama tidak terwujud begitu saja. Kita sering termotivasi dalam pelayanan kita dengan kepentingan pribadi, melindungi diri dan promosi pribadi. Sering kita yang ingin melayani justru tidak lebih dari pada melayani diri sendiri. Bagaimana integritas yang melayahi sesama itu? Mari kita pelajari bersama.

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Tuduhan apa yang ditujukan kepada Paulus oleh jemaat Korintus (2 Kor. 12:16)?

2. Apa yang Paulus pertanyakan/sanggah dari tuduhan tersebut (2 Kor. 12:17,18)?

3. Berlawanan dengan tuduhan di atas. Apa tujuan Paulus untuk jemaat Korintus (2 Kor. 12:19)?

4. Tujuan di atas muncul karena kekuatiran Paulus terhadap jemaat. Kekuatiran akan apa (2 Kor. 12:20,21)?

5. Apa sikap Paulus terhadap tuduhan tersebut (2 Kor. 13:1-4)?

6. Berlawanan dengan menuduh orang lain, apa yang Paulus inginkan dari jemaat Korintus (2 Kor. 13:5)?

7. Apa harapan Paulus pada jemaat jika mereka melakukan hal di atas (2 Kor. 13:5-9)?

8. Apa tujuan Paulus menulis bagian surat ini? (2 Kor. 13:10)

PERTANYAAN PENDALAMAN

9. Apa ciri dari tuduhan yang tidak benar (2 Kor. 12:17,18)?

10. Menghadapi berbagai tuduhan, bagaimana Paulus mempertanggung jawabkan pelayanannya? (2 Kor. 12:19)

11. Kualitas pelayanan Paulus begitu tinggi, sehingga membuat tuduhan jemaat tidak relefan. Bagaimana Paulus membuktikan hal ini (2 Kor. 13:5)? Kualitas seperti apakah itu (2 Kor. 13:5)?

(9)

12. Kuasa apa (authority) yang diberikan Tuhan kepada Paulus (2 Kor. 13:10)? Bagaimana Paulus menggunakan kuasa itu untuk pelayanannya?

PERTANYAAN PENERAPAN

13. Apakah tuduh-menuduh dan kekuatiran Paulus nampak pada jemaat GKI BoBa? Jika ya, bagaimana mengatasinya?

14. Kualitas pelayanan seperti apa yang sudah kita terapkan kepada jemaat GKI BoBa? Bagaimana meningkatkannya?

15. Integritas seperti apa yang membangun jemaat/komunitas. Sejauh mana integritas dan dampaknya terwujud di GKI BoBa?

(10)

Bahan PA 4.

“KETIKA INTEGRITAS DIPERHADAPKAN DENGAN

UANG”

(2 Kor. 8:1-24)

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Apa yang akan diberitahukan Paulus kepada jemaat Korintus tentang jemaat-jemaat Makedonia?

2. Apa kesaksian Paulus tentang jemaat Makedonia?

3. Apa yang didesakkan jemaat Makedonia kepada Paulus dan apa yang mereka berikan?

4. Setelah desakan itu, apa tindakan Paulus? 5. Apa perkataan Paulus kepada Titus?

6. Bagaimana gambaran kasih karunia Tuhan menurut Paulus? 7. Apa pesan dan harapan Paulus kepada Titus?

8. Kelebihan dan kekurangan dikelola supaya bagaimana?

9. Apakah Titus dengan sukarela melaksanakan pelayanan pekabaran Injil?

10. Siapa yang ditunjuk jemaat-jemaat untuk pelayanan kasih itu?

PERTANYAAN PENDALAMAN

11. Dapatkah kita sebut bahwa pemberian kristiani (dalam hal ini uang atau materi) bersifat rohani (2 Kor. 8:1,7,9; 9:8,14), juga bersifat pengorbanan (2 Kor. 8:2,3,4; 9:7) dan pernyataan rasa solidaritas (2 Kor. 8:4)?

12. Tuhan memperhatikan segala tindak tanduk dalam pelayanan kasih khususnya pengelolaan uang (2 Kor. 8:20-21). Apakah memang demikian?

13. Cara mengelola uang sebaik-baiknya adalah dengan melakukan secara bersama (2 Kor.8:16,19,23) dan tertib administrasi (2 Kor. 8:21). Hal ini juga menunjukkan integritas. Apakah Saudara setuju? 14. Integritas dalam pelayanan kasih termasuk pemberian atau

pengelolaan uang secara benar, akan memberi hasil dan buah yang baik, berarti hal ini memuliakan Tuhan (2 Kor. 8:18-19, 23). Apakah begitu?

(11)

15. Pelayanan kasih yang diwujudkan dengan pemberian berupa materi (uang) dengan murah hati, akan memperkaya si pemberi (2 Kor. 9:11) dan menguntungkan si penerima (2 Kor. 9:12). Dapatkah hal ini diterima?

16. Bukan hanya si pemberi dan penerima yang diuntungkan, tetapi juga jemaat (2 Kor. 9:13) dan kemuliaan serta syukur bagi Allah (2 Kor. 9:11-13). Dapat jugakah hal ini disetujui?

PERTANYAAN PENERAPAN

17. Titus diajak oleh Paulus dan dia bersedia terlibat dalam pelayanan pekabaran Injil dan pelayanan kasih di jemaat Korintus. Padahal dia sendiri tidak tahu bagaimana tentang kelangsungan hidupnya secara dukungan materil. Masih adakah orang-orang yang mempunyai integritas seperti Titus ini kita dapatkan di kalangan Kristen di Indonesia?

18. Jemaat-jemaat Makedonia yang meskipun miskin tetapi memberi lebih dari kemampuannya untuk mendukung pelayanan orang-orang kudus dan juga jemaat-jemaat lain. Adakah kita jumpai jemaat seperti ini atau jemaat-jemaat yang suka memberi dengan murah hati di gereja-gereja di Indonesia?

19. Bagaimana kalau pertanyaan butir 1 dan 2 di atas secara spesifik ditujukan bagi GKI Bogor Baru?

20. Integritas dalam pengelolaan uang sangat penting. Apakah dengan pendalaman yang kita lakukan sudah cukup untuk diterapkan baik untuk diri sendiri maupun untuk Gereja kita?

21. Menurut saudara hal-hal apa lagi yang perlu dilakukan dalam pengelolaan uang?

(12)

Bahan PA 5.

“KETIKA INTEGRITAS DIPERHADAPKAN DENGAN

AMBISI”

(2 Kor. 10: 1-18)

Setiap orang yang ingin melayani Tuhan harus memiliki integritas kepribadian. Namun bukanlah hal yang mudah untuk mempertahankan integritas tersebut. Salah satu godaan yang mungkin dihadapi orang percaya dalam menjaga integritas adalah ambisi. Memiliki ambisi dalam hidup bukanlah hal yang salah, tetapi harus disadari bahwa ambisi itu tidak selalu benar. Kita dituntut untuk dapat memiliki ambisi yang benar.

Kata “ambisi” sering disalah tafsirkan sebagai sesuatu yang negatif. Padahal tidak selalu demikian. Definisi ambition atau ambisi adalah keinginan (hasrat, nafsu) yang besar untuk menjadi (memperoleh, mencapai) sesuatu (seperti cita-cita, pangkat, kedudukan) atau melakukan sesuatu. Sedangkan menurut kamus Webster antara lain: a goal or objective that somebody is trying to achieve (arah atau tujuan tertentu yang seseorang sedang coba capai); an eager or strong desire to achieve something, such as fame or power (keinginan atau hasrat yang kuat untuk mencapai tingkat kemasyhuran atau kekuasaan tertentu); a desire for success: a strong feeling of wanting to be successful in life and achieve great thing (keinginan yang kuat untuk memperoleh kesuksesan dalam hidup dan mencapai hal-hal besar/baik yang diinginkan).

Nah, bagaimanakah seharusnya orang percaya memiliki ambisi yang benar? Dengan pertolongan dan bimbingan Tuhan, marilah kita sama-sama mendiskusikannya. Tuhan memberkati.

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Bagaimanakah ucapan Paulus kepada jemaat di Korintus yang bernada merendahkan diri dalam menghadapi penentangnya?

(13)

2. Bagaimana cara Paulus membela diri terhadap tuduhan para penentangnya di Korintus?

3. Bagaimana Paulus menunjukkan bahwa “perjuangannya” bukan menggunakan senjata duniawi?

4. Apakah yang “dipatahkan”, “dirubuhkan”, “ditawan”, dan “dihukum” oleh Paulus?

5. Paulus tidak pernah memegahkan dirinya, tetapi senantiasa memuliakan apa yang dikerjakan oleh Allah dan mengaku sebagai milik Kristus. Ayat mana yang mendukung hal tersebut?

6. Apa yang dikatakan para penentang Paulus mengenai surat-surat dan sikapnya? Bagaimana tanggapan Paulus?

7. Orang-orang yang memuji diri sendiri, mengukur diri dengan ukuran sendiri, dan membandingkan diri dengan dirinya sendiri adalah tindakan bodoh. Ayat mana yang menyatakan demikian? 8. Apakah yang dikatakan Paulus mengenai “bermegah”?

PERTANYAAN PENDALAMAN

9. Paulus mengatakan bahwa dirinya tidak berani jika berhadapan muka dengan jemaat di Korintus (2 Kor.10: 1). Apakah benar demikian? Apa maksud Paulus mengatakan hal tersebut?

10. Di dalam pelayanannya Paulus tidak hidup dan berjuang secara duniawi (2 Kor.10: 2-4). Setujukah saudara? Apa yang dimaksud Paulus dengan tidak hidup dan berjuang secara duniawi tersebut? 11. Paulus mengatakan orang yang memuji diri, mengukur diri dengan

ukuran sendiri dan membandingkan diri dengan dirinya sendiri adalah orang yang bodoh (2 Kor.10: 12b). Setujukah saudara? Mengapa demikian?

12. Paulus tidak mau bermegah melampaui batas dan tidak bermegah atas pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain (2 Kor. 10: 13-15a). Menurut saudara, patutkah kita mencontoh sikap tersebut? Apakah

(14)

14. Apakah yang dimaksudkan dengan: “Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.” Sebab bukan orang yang memuji diri yang tahan uji, melainkan orang yang dipuji Tuhan (2 Kor. 10: 17-18)? Baca juga Yer. 9: 23-24; 1 Kor. 1: 31

PERTANYAAN PENERAPAN

15. Ketika saudara menghadapi rintangan/hambatan/tantangan/ sanggahan/tuduhan dari orang lain, sanggupkah saudara menghadapinya secara rohani (lemah lembut, tidak emosional dlsb.)? Pernahkan saudara mengalaminya (sharingkan)? Bagaimana caranya agar saudara dapat senantiasa melakukannya?

16. Sebenarnya Allah tidak perlu bantuan manusia. Ia mampu mengerjakan sendiri perkabaran/pemberitaan Injil tetapi ketika Ia mengizinkan manusia untuk melayaniNya, itu semata-mata karena anugerah Allah. Sudahkah saudara melayani Allah dengan konsep anugerah bukan konsep ambisi pribadi yang mengutamakan popularitas? Sharingkan

17. Setiap orang memiliki ambisi dalam hidupnya. Namun seringkali ambisi yang dimiliki tersebut merupakan ambisi yang hanya untuk memuaskan keinginan dan nafsu pribadi (yang dapat membuat seseorang kecewa, marah, putus asa, bahkan kadang tidak segan untuk mengakhiri hidup jika ambisinya tidak terpenuhi). Sudahkah saudara memiliki ambisi yang benar, yang dipimpin oleh Tuhan dalam kehidupan pekerjaan, rumahtangga, dan pergaulan? Sharingkan

(15)

Bahan PA 6.

“INTEGRITAS SEBAGAI CARA HIDUP”

(2 Kor. 6: 1-18)

Cara hidup kebanyakan orang saat ini kelihatannya sudah makin didikte oleh pola hidup modern ketimbang sebaliknya. Dengan dukungan sarana transportasi, informasi dan komunikasi yang makin baik, kecenderung memiliki komitmen yang tinggi cukup besar. Orang menjadi semakin mudah untuk saling menjangkau. Orang Kristen pun tidak terkecuali, mereka juga dilanda cara hidup ini. Bahkan mungkin lebih dahsyat karena keterbukaannya terhadap modernitas lebih besar dibanding kelompok masyarakat yang lain.

Komitmen dalam dunia yang makin terbuka perlu disikapi dengan hati-hati. Kalau tidak, dengan mudah kita akan terjebak dalam rutinitas yang mengaburkan maksud Tuhan menempatkan kita sebagai pelayan-Nya di dunia ini. Kita akan belajar dari 2 Korintus 6 tantang bagaimana Paulus berkomitmen tanpa harus membiarkan pelayanannya tercela. Pada saat yang sama dia juga harus menghadapi kritik karena dia terkesan kaku. Namun dia tidak mencari popularitas karena ingin mempertahankan inegritas pelayanannya.

PERTANYAAN PENGAMATAN

1. Atas dasar apakah Paulus memberi nasihat kepada jemaat Korintus? (ayat 1)

2. Dari manakah Paulus merujuk ucapannya pada ayat 2? 3. Apakah yang sesungguhnya Paulus ingin hindari? (ayat 3)

4. Tetapi sebaliknya, apakah yang Paulus alami sebagai pelayan Allah? (ayat 4 dan 5)

(16)

7. Ketika Paulus merujuk Yesaya 49:8, diskusikanlah apakah Paulus ingin menyamakan orang Korintus dengan bangsa Israel atau dia ingin menyamakan dirinya dengan Yesaya? Atau karena alasan lain? Jelaskan!

8. Seperti apakah kira2 kesibukan Paulus dalam melayani kemauan jemaat Korintus yang beraneka ragam? Gambarkan seperti apakah keterbukaannya kepada mereka dan keterbukaan mereka kepadanya. Perhatikan ayat 11-12.

9. Bagaimana kita memahami keterbukaan semacam ini dalam kaitan antara pemimpin/pengerja dan jemaat? Sikap saling membangun seperti apakah yang dapat meningkatkan inegritas jemaat dan pemimpinnya?

10. Sekali lagi, ayat 17 merupakan kutipan Yesaya 52:11. Apakah implikasi atau konsekuensi percampuran yang tidak dikehendaki Allah? Kenapa Paulus begitu keras dalam hal ini sementara jemaat Korintus sudah tidak menyukainya? Bukankah teguran semacam ini akan memperburuk reputasi Paulus di mata jemaat?

PERTANYAAN PENERAPAN

11. Ayat 14 sering digunakan untuk mengantarkan pasangan yang hendak memasuki jenjang pernikahan. Bagaimana menurut Sdr? 12. Bagaimana dengan “pasangan” gereja2 di Indonesia? Seimbangkah

mereka? Cukup populerkah PGI saat ini?

13. Bagaimanakah gereja menjaga integritasnya dalam masyarakat Indonesia yang majemuk ini? Berikan beberapa contoh dalam bidang apa saja yang Sdr anggap menonjol (pembangunan fisik, pembangunan moralitas bangsa, pergaulan di dunia internasional)! 14. Menurut Sdr. bagaimanakah tingkat komitmen jemaat GKI Boba dalam melayani Tuhan pada umumnya? Perlukah ditingkatkan? Dalam hal apa, waktu, uang, tenaga?

15. Bagaimana jemaat dapat memanfaatkan teknologi (transportasi, informasi dan komunikasi) secara optimal ketimbang teknologi itu yang memperalat kita?

(17)

Ucapan terima kasih:

1. KTB Bapak GKI Boba, untuk masukkan yang telah diberikan 2.

http://img2.travelblog.org/Photos/2296/84763/f/526782-integrity-1.jpg, untuk gambar cover

3. http://www.dybs.com.au/imgs/Business-Integrity.gif untuk

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkkan pertumbuhan yang baik adalah media tanam campuran pupuk kandang ayam dan persentase hidup tanaman sengon 96% pada media tanam dengan campuran

Penelitian dan pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri ini menggunakan model pengembangan Plomp (2009) yang terdiri atas tiga tahap, yaitu (1) penelitian

Dari hasil analisis data, maka diperoleh beberapak kesimpulan diantaranya : (1) Media Gathering sebagai salah satu program XL Axiata berperan penting dalam membangun

Kecepatan arus pasut maksimum yang terdapat di muara sungai banyuasin adalah 0,350 m/s dengan arah 226,6 0 yaitu terjadi saat pasang, sedangkan kecepatan arus

Peristiwa pengumuman pencapresan Jokowi atau yang dikenal dengan “Jokowi Effect” mempunyai kandungan informasi yang dilihat dari signifikansi rata-rata abnormal return

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah faktor penyebab keterlambatan pengembalian berkas rekam medis pasien rawat inap di rumah sakit yang berasal dari pengkajian

• Media CRM yang dimiliki PT. Petrokimia Gresik belum mampu memenuhi kebutuhan informasi distributor. • Hasil dari kuisioner mengenai media untuk CRM, 63% memilih majalah

Penggunaan frasa yang ungkapkan oleh Paulus menunjukkan bahwa perpecahan merupakan hal yang sangat tidak wajar terjadi didalam jemaat, mengingat jemaat adalah