81 LAMPIRAN 1:
Pertanyaan penelitian:
1. Bagaimana jemaat memahami fungsi gedung gereja? Apakah gedung gereja hanya dijadikan sebagai ruang persekutuan antara jemaat dan Tuhan ataukah dapat digunakan dengan fungsi lainnya?
2. Hal-hal apa saja yang perlu dilakukan dengan gedung gereja?
3. Bila ada permintaan dari pemerintah untuk menggunakan gedung kebaktian, apakah mau digunakan?
4. Apakah gedung kebaktian bisa digunakan sebagai tempat latihan masak-memasak atau kegiatan kerajinan tangan lainnya? Atau misalkan polres babau meminta untuk menggunakan gedung kebaktian sebagai tempat pelatihan?
5. Apakah gedung gereja bisa digunakan sebagai gedung resepsi?
6. Apakah boleh majelis jemaat beserta warga jemaat melakukan arisan atau koperasi per rayon?
7. Melihat gedung kebaktian yang telah dibangun dengan baik, maka apa harapan jemaat terhadap gedung gereja yang baru dalam kehidupan bergereja dan bersosial?
8. Apa gereja tugasnya hanya untuk ibadah, bekhotbah atau ada tugas-tugas lain? Sebutkan!
9. Bagaimana warga jemaat melihat dan menyikapi persoalan kemiskinan? (bisa disnggung dengan kebedaan perekonomian sekarang yang semakin susah, misalkan kekeringan dan gagal panen)
10.Apakah dalam menyikapi persoalan kemiskinan, maka dapat dikaitkan dengan kehidupan bergereja?
82
12.Bagaimana anda menghadapi persoalan hidup seperti kemiskinan?
13.Melihat persoalan sosial seperti kemiskinan yang dihadapi jemaat, maka apakah gereja memiliki peran dan patut berpartisipasi dalam memberi jalan keluar dari kemiskinan? kalau iya, apa alasannya? dan kalau tidak, mengapa demikian?
14.Bila keberadaan gedung gereja di tengah kehidupan masyarakat Tuapukan, maka tindakan apa saja yang sudah dilakukan melalui gedung gereja dalam menyikapi persoalan kemiskinan?
15. Kegiatan atau tindakan apa saja yang sedang dilakukan oleh jemaat dalam hidup bergereja melalui gedung gereja dalam menyikapi persoalan sosial seperti kemiskinan?
16. Apakah ada rancangan kegiatan yang akan dilakukan lewat pemanfaatan gedung kebaktian yang telah dibangun untuk menyikapi persoalan kemiskinan? Jika ada, kegiatan apa saja yang akan dilakukan?
Profil Informan
Berdasarkan profil GMIT Jemaat Zaitun yang telah dipaparkan di atas, maka terlihat bahwa konsep pembangunan gedung ibadah yang dilahirkan oleh para tokoh gereja memiliki pengaruh terhadap pemahaman anggota jemaat untuk pembangunan gedung ibadah hingga saat ini. Untuk melihat sejauh mana pemahamana dan upaya pembangunan gedung gereja tentu tidak saja berdasarkan profil gereja yang ada. Namun, juga berdasarkan kehidupan warga jemaat secara empirik.
83
laki-laki dan 7 orang perempuan) yang memiliki peran dalam kehidupan bergereja di GMIT Jemaat Zaitun. 14 informan dipilih berdasarkan empat kategorial, yaitu majelis jemaat, kaum bapak, kaum perempuan GMIT, dan pemuda.
DATA INFORMAN
NO. NAMA
INFORMAN
JENIS KELAMIN
PEKERJAAN/JABATAN
L P
1. B. B L - Berprofesi sebagai wiraswasta dan menjabat sebagai ketua pemuda sekaligus Majelis Jemaat selama dua periode.
2. Y. B L - Mahasiswa, sebagai anggota pemuda aktif.
3. F. S - P Berprofesi sebagai guru dan menjabat sebagai bendahara pemuda.
4. T. M - P Mahasisiwi dan menjabat sebagai sekretaris 1 (satu) di Komisi Pemuda.
5. W. T - P Berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan menjabat sebagai ketua kaum perempuan GMIT
6. K. H - P Menjabat sebagai bendahara panitia pembangunan. Beliau mantan Kepala Sekolah Guru SD Merdeka (pensiunan).
7. D. L - P Berprofesi wiraswasta dan sebagai anggota kaum perempuan GMIT
84
pembangunan gedung kebaktian selama 2 (dua) periode dan aktif di beberapa Komisi.
9. P L - Pensiunan guru dan sebagai anggota kaum bapak.
10. R. L L - Berprofesi wirsawasta dan menjabat sebagai majelis jemaat.
11. F. L - P Berprofesi sebagai guru dan menjabat sebagai wakil ketua Majelis Jemaat.
12. D. M L - Berprofesi guru les dan menjabat sebagai majelis jemaat 13. A.D L - Berprofesi tukang bangunan dan menjabat sebagai
majelis jemaat.
14. V. B - P Berprofesi sebagai ibu rumah tangga dan menjabat sebagai Majelis Jemaat.