• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire T2 752014019 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kurikulum Katekisasi Sidi Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua ditinjau dari Perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire T2 752014019 BAB IV"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

87 BAB IV

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada

bab-bab sebelumnya, maka pada bab-bab yang terakhir ini penulis akan memaparkan kesimpulan

yang berisi temuan-temuan mengenai kurikulum katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea

BTN Kolhua ditinjau dari perspektif Pedagogi Pembebasan Paulo Freire. Selanjutnya,

Pada bagian kedua akan dipaparkan saran-saran dan bagian ketiga berisi rekomendasi

sebagai signifikansi penelitian yang telah dilakukan.

4.1Kesimpulan

1) Dalam penentuan tujuan pengajaran katekisasi sidi, setiap pengajar Katekisasi Sidi

Jemaat GMIT Kaisarea BTN Kolhua memiliki pemahaman yang berbeda-beda akan

tujuan pengajaran katekisasi sidi. Pada umumnya para pengajar cenderung

menganggap dan menjadikan katekisasi sebagai sarana penerusan sejarah dan tradisi

Gereja guna melindungi dan mempertahankan jemaat dari pengaruh luar. Tujuan

pengajaran katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea belum dibuat secara tertulis

sehingga setiap pengajar menjalankan tugas pengajaran katekisasi sidi dengan tujuan

yang berbeda-beda.

2) Materi atau isi pengajaran katekisasi sidi di Jemaat GMIT Kaisarea seputar sejarah,

kitab-kitab, dogma, aturan-aturan gereja merupakan materi warisan yang masih

dipertahankan hingga sekarang tanpa ada pembaharuan. Pemilihan materi

pengajaran tambahan tidak didasarkan pada analisa konteks budaya, sosial, sejarah

maupun kebutuhan dari katekumen melainkan merupakan hasil kesepatakan dan

(2)

88 3) Dalam proses belajar mengajar, latar belakang pengajar cenderung memengaruhi

metode pengajaran yang digunakan. Pengajar yang sebagian besar merupakan guru

sekolah, menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi seperti yang

biasa mereka gunakan di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar ini hubungan

antara pengajar dan katekumen adalah subjek dan objek, di mana katekumen tidak

memilki kedudukan yang setara dengan pengajar. Pengajar menjadi pusat dari proses

pengajaran dan katekumen menjadi objek pasif yang bertugas untuk menerima,

mencatat dan menghafalkan pengajaran.

4) Model evaluasi yang digunakan oleh pengajar katekisasi sidi Jemaat GMIT Kaisarea

BTN Kolhua adalah ujian yang secara tidak langsung telah membentuk katekumen

menjadi sekeda penghafal yang lambat laun bisa membuat jemaat kehilangan

kesadaran kritis mereka. Melalui model evaluasi ini, pengajar mengukur

keberhasilan pengajaran dari kemampuan katekumen menjawab

pertanyaan-pertanyaan dalam ujian.

4.2 Saran – Saran

Berdasarkan temuan-temuan di atas, Penulis memberikan saran bagi

pelaksanaan Katekisasi Sidi sebagai berikut:

1. Sinode GMIT perlu menyadari tugas dan tanggung jawabnya dalam mengawasi

dan mengontrol pengajaran di jemaat-jemaat GMIT. Sumber daya manusia di tiap

jemaat tentu berbeda-beda, sehingga Sinode tidak bisa menyerahkan penyusunan

kurikulum katekisasi sidi ke tangan masing-masing jemaat. Sinode perlu

menjalankan fungsi controling terhadap pelaksanaan katekisasi di tiap jemaat agar

setiap jemaat memiliki kualitas pengajaran yang setara. Dengan demikian, sinode

(3)

89 2. Untuk dapat memberikan suatu pengajaran yang bersifat kontekstual, perlu ada

pembaharuan kurikulum yang digunakan. Gereja tidak bisa lagi menggunakan

materi-materi warisan yang sudah tidak sesuai dengan konteks sekarang. Materi

yang disampaikan harus selalu diperbaharui guna menyesuaikan dengan kebutuhan

peserta didik dan perkembangan zaman. Pembaharuan ini dapat membuat

pengajaran katekisasi menjadi tepat sasaran sehingga memberi kontribusi bagi

perkembangan iman jemaat.

3. Untuk dapat melaksanakan suatu pendidikan yang efektif dan membebaskan,

Pengajar perlu menggunakan metode belajar yang lebih memanusiakan manusia

dengan memberi kebebasan kepada peserta didik untuk berdialog, berefleksi dan

mengkritisi pengajaran yang diberikan. Pengajar perlu untuk meninggalkan model

pengajaran yang hanya mewariskan dan menabung pengetahuan ke dalam diri

katekumen. Jika katekumen diberi kebebasan untuk merefleksikan iman percaya

mereka, maka pada akhirnya mereka akan sampai pada kesadaran tertinggi dalam

kehidupan manusia.

4. Untuk menilai keberhasilan suatu pendidikan agama Kristen, tidak bisa diukur

hanya melalui kemampuan naradidik menulis kembali pengajaran yang pernah

diberikan. Untuk itu, Pengajar perlu untuk memerhatikan model evaluasi

pembelajaran yang dipakai. Pengajar harus menyadari bahwa keberhasilan

pengajaran katekisasi tidak ditentukan oleh kemampuan katekumen dalam

menjawab berbagai macam soal dalam ujian. Keberhasilan katekisasi dapat dilihat

dari kualitas hidup katekumen, dari perubahan-perubahan sikap yang mereka

alami. Memang akan lebih mudah untuk mengevaluasi proses belajar secara

kuantitatif tetapi gereja perlu untuk mengingat bahwa kualitas iman dan hidup

(4)

90 4.3Rekomendasi

Setiap penelitian tentu memiliki kekurangan dikarenakan keterbatasan waktu,

lokasi, informan, dan faktor lainnya. Karenanya, penulis menyadari bahwa penelitian ini

jauh dari kesempurnaan dan juga memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu, guna

memperdalam analisa terhadap teori pedagogi pembebasan ini, penulis

merekomendasikan untuk penelitian selanjutnya agar dapat mengembangkan penelitian

ini dengan menganalisa efektifitas penerapan metode hadap masalah Paulo Freire

Referensi

Dokumen terkait

[r]

skripsinya meneliti semantik verba “BAWA” dalam bahasa Batak Toba, Lumban. Gaol (2014) dalam skripsinya meneliti verba POTONG dalam bahasa

Masyarakat sudah pernah mendapatkan penyuluhan tentang malaria yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di wilayah tersebut, akan tetapi perilaku masyarakat dalam hal

Tujuan dari rumpun model personal, yakni (1) menuntun peserta didik untuk memiliki kekuatan mental yang lebih baik dan kesehatan emosi yang lebih memadai dengan

Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada Pokja ULP Kegiatan Pembangunan Jalan,

Pokja ULP Kegiatan Pembangunan sarana dan prasarana olah raga Pekerjaan Konsultan Pengawas Pembangunan Stadion di Komplek Sport Centre Tahap I Pada Dinas Pekerjaan

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah kematian larva antara perlakuan pada kelompok kontrol (+) dengan semua perlakuan pada berbagai tingkat konsentrasi minyak

Dapat ditujukkan misalnya sebagian besar kontraktor logging ijin pemanfaatan hasil hutan kayu (IPHHK) yang diberikan kepada masyarakat lokal diantaranya adalah