• Tidak ada hasil yang ditemukan

Verba 'Ambil' dalam Bahasa Batak Toba: Kajian Metabahasa Semantik Alami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Verba 'Ambil' dalam Bahasa Batak Toba: Kajian Metabahasa Semantik Alami"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap bahasa memiliki sejumlah verba yang bermakna dasar AMBIL

artinya semua bahasa memiliki verba AMBIL yang membedakannya hanyalah

bahasa dan maknanya. Misalnya, bahasa Indonesia memiliki ‘mengambil’,

mencuri’, ‘merampas’, ‘menyita’, ‘menculik’, ‘merebut’; bahasa Aceh memiliki

geucok’, ‘geucue’, ‘geurampah’, ‘geusita’, ‘geupagab’, ‘geuseunoh’; dan bahasa

Batak Toba memiliki ‘mambuat’, ‘manangko’, ‘manarbut’, ‘manita’, ‘manamun’,

manggulut’.

Verba AMBIL merupakan bagian dari verba tindakan. Verba tindakan

sendiri mengandung tiga subtipe, yakni verba gerakan agentif, verba ujaran, dan

verba perpindahan. Verba AMBIL merupakan bagian dari verba perpindahan.

Menurut Mulyadi (2009:62) makna verba perpindahan sangat kompleks sebab

dapat menurunkan makna sejumlah verba, antara lain, ‘menampilkan’, ‘mencipta’,

'mengambil', 'memberi', 'membawa', ‘menyentuh’, ‘mengonsumsi’, 'memotong',

'merusak', dan 'memukul', dan yang menjadi fokus kajian dari verba perpindahan

ini adalah verba AMBIL yang ditandai dengan adanya perpindahan entitas dan

perpindahan kepemilikan.

Verba AMBIL menurut Alwi (2008) adalah pegang lalu dibawa, diangkat,

dan sebagainya. Tiga ciri yang digunakan untuk membedakan verba AMBIL

dengan verba lainnya dalam bahasa Indonesia adalah dengan menggunakan ciri

dinamis, perfektif, dan pungtual. Ciri dinamis berhubungan dengan perkembangan

(2)

dan ciri pungtual berhubungan dengan apakah suatu tindakan terjadi dalam durasi

yang sangat singkat (Mulyadi, 2000:44).

Beberapa butir leksikal yang bermakna AMBIL dalam bahasa Batak Toba,

misalnya, pada saat seseorang mengambil barang orang lain dengan cara paksa,

objeknya berupa benda atau barang, dan konteksnya berada di jalan digunakan

verba seperti manbandit ‘mencopet’, manarbut ‘merampas’; pada saat seseorang

mengambil barang orang lain dengan cara paksa, objeknya berupa benda atau

manusia, dan konteksnya di suatu tempat digunakan verba manangko ‘mencuri’,

mamangus ‘merampok’, manita ‘menyita’, manjarah ‘menjarah’, manamun

‘menculik’; pada saat seseorang mengambil sesuatu menjadi miliknya dan

objeknya bersifat konkret digunakan verba manjomput ‘memungut’, mangahut,

mamoluki, mamoluk, mamolang, manggomak, manguhal, manakkar, marbabo,

mangappor, mangahit, dan manggobang ‘mengambil’, mamutik, mangupik

‘memetik’; pada saat seseorang mengambil hasil karya orang lain dan objeknya

bersifat abstrak digunakan verba manciplak ‘menjiplak’, maniru ‘menyontek’,

mangutip ‘mengutip, manalin ‘menyalin’; dan pada saat seseorang mengambil

sesuatu yang bersifat abstrak digunakan verba manganggo ‘menghirup’,

mamarkosa ‘memerkosa’.

Verba AMBIL memiliki relasi semantis yang sangat rumit dan

berputar-putar. Hal itu terlihat dalam Kamus Bahasa Batak Toba (Wernicke, 2001).

Misalnya, kata manarbut ‛merampas’ bertalian dengan mamangus ‘merampok’,

manbandit ‘mencopet’, dan manangko ‘mencuri’. Kemudian manangko ‘mencuri’

berelasi dengan manbandit ‘mencopet’, mamangus ‘merampok’, dan manangko

(3)

Gambar 1.1

Relasi Semantis Verba AMBIL dalam Bahasa Batak Toba

Semua anggota verba AMBIL dapat ditempatkan ke dalam satu kategori,

atau subkategori karena verba AMBIL memiliki ciri makna yang berhubungan

sehingga tidak ada satu verba AMBIL pun yang dapat berdiri sendiri dari verba

AMBIL yang lain dalam satu ranah semantis.

Verba AMBIL tergolong unik karena ada kata-kata yang dianggap

bersinonim tetapi keduanya memiliki ciri yang berbeda. Misalnya, dalam bahasa

Batak Toba terdapat kata mamutik ‘memetik’ dan mangupik ‘memetik’. Verba

mamutik ‘memetik’ mempunyai ciri khusus yaitu berobjek kecil, sedangkan,

mangupik ‘memetik’ mempunyai ciri khusus yaitu berobjek besar. Hal tersebut

terlihat dari contoh kalimat di bawah ini.

(1a) ?Mangupik/mamutik bunga si Poltak sian taman.

Akt.petik bunga si Poltak Prep taman

‘Poltak memetik bunga dari taman.’

manarbut

mamangus

(4)

(1b) Mangupik/?mamutik boras ni botik si Butet.

Akt.petik buah Pos pepaya si Butet

‘Butet memetik buah pepaya.’

Pada contoh (1a) di atas terlihat bahwa verba mamutik ‘memetik’

objeknya adalah bunga, sedangkan pada contoh (1b) terlihat bahwa verba

mangupik ‘memetik’ objeknya buah pepaya.

Verba AMBIL juga dibagi berdasarkan alat yang digunakan. Verba

AMBIL yang menggunakan alat seperti mamangus ‘merampok’, manjungkit

‘menjolok’, manita ‘menyita’, manangko ‘mencuri’, manalin ‘menyalin’,

mangaririt ‘melamar’ dan verba AMBIL tanpa menggunakan alat seperti

manarbut ‘merampas’, manbandit ‘mencopet’, manciplak ‘menjiplak’, manontek

‘menyontek’, mangutip ‘mengutip, mamutik, mangupik ‘memetik’. Verba

manalin ‘menyalin’ dan manontek ‘menyontek’ memiliki ciri semantis yang

berbeda.

Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa kalimat di bawah ini :

(2) Poltak manalin/?manontek pakke pulpen sian buku paketna. PoltakAkt.salin/Akt.sontek pakai pena Prep buku paket3TG

‘Poltak menyalin/?menyontek pakai pena dari buku paketnya.’

(3). Ani ?manalin/manontek jawaban ni donganna tiki ujian. Ani Akt.salin/Akt.sontek jawaban Pos teman3TG waktu ujian

‘Ani ?menyalin/menyontek jawaban temannya waktu ujian.’

Dari contoh (2) di atas terlihat bahwa verba manalin ‘menyalin’

menggunakan alat yaitu pena sedangkan pada contoh (3) verba manontek

(5)

Verba AMBIL dalam bahasa Batak Toba cukup banyak jumlahnya dan

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kategorisasi, makna, dan struktur

semantis verba AMBIL dalam bahasa Batak Toba. Penelitian tentang verba

AMBIL sudah pernah dilakukan oleh, Widani (2016) dalam artikelnya meneliti

makna verba “MENGAMBIL” dalam bahasa Bali, Rehana (2016) dalam tesisnya

meneliti struktur semantis verba AMBIL dalam bahasa Aceh. Penelitian tentang

verba tindakan juga sudah pernah dilakukan oleh, Sianturi (2015) dalam

skripsinya meneliti semantik verba “BAWA” dalam bahasa Batak Toba, Lumban

Gaol (2014) dalam skripsinya meneliti verba POTONG dalam bahasa Batak Toba,

Sinaga (2014) dalam skripsinya meneliti verba ujaran dalam bahasa Simalungun,

Sudipa (2012) dalam artikelnya meneliti makna “mengikat” bahasa Bali, dan

Rehana (2016) dalam tesisnya meneliti semantik verba “BAWA” dalam bahasa

Batak Toba.

Berdasarkan fenomena di atas terlihat bahwa ada beberapa verba AMBIL

yang berada dalam satu kategori yang sama namun memiliki makna dan struktur

semantis yang berbeda antara verba yang satu dengan yang lainnya. Untuk

mengetahui perbedaan ciri semantis setiap verba maka digunakan perangkat

makna asali, sintaksis makna universal, kolokasi dari setiap verba dan

diparafrasekan ke dalam kalimat untuk melihat keberterimaan setiap verba

tersebut.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang diteliti dirumuskan

sebagai berikut:

(6)

2. Bagaimana makna verba AMBIL dalam bahasa Batak Toba?

3. Bagaimanakah struktur semantis verba AMBIL dalam bahasa Batak Toba?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dibahas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kategorisasi verba AMBIL dalam bahasa Batak Toba.

2. Mendeskripsikan makna verba AMBIL dalam bahas Batak Toba.

3. Mendeskripsikan struktur semantis verba AMBIL dalam bahasa Batak

Toba.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini mencakup dua hal, yaitu manfaat teoretis dan

manfaat praktis.

Manfaat teoretis, antara lain, adalah:

1. Menambah khazanah pengetahuan tentang kategorisasi verba AMBIL

dalam bahasa Batak Toba.

2. Menambah khazanah pengetahuan tentang makna verba AMBIL dalam

bahasa Batak Toba.

3. Memperkaya pengetahuan peneliti tentang struktur semantis verba

AMBIL dalam bahasa Batak Toba.

Manfaat praktis, antara lain, adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi peneliti-peneliti lain, yang ingin membahas

verba AMBIL dalam bahasa-bahasa daerah, khususnya di sumatera utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah daerah mengenai hasil penelitian

Gambar

Gambar 1.1

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa beliau mem punyai pemikiran yang langsung pada action dari pada menulis pemikirannya menjadi sebuah buku, seperti pada

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga sampai hari ini penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang dilaksanakan

[r]

Seperti dijelaskan di atas, bahwa dalam pe- nentuan hari dalam kalender Islam tidak seperti ka- lender lainnya, kalender Islam menentukan awal hari pada saat

Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemui bahwa tingkat motivasi pada PT Perkasa Internusa Mandiri masih rendah, dengan tingkat prestasi kerja karyawan yang mendapat

[r]

Sebab-sebab perusahaan yang dikategorikan bangkrut kemudian mengganti auditor dan menerima opini audit non-going concern dapat berupa bahwa auditor yakin tindakan yang dilakukan

Sementara itu, ketrampilan dan sumber ekonomi mereka tidak memungkin mereka untuk beralih kerja lainnya apalagi pekerjaan yang sifatnya formal, terlebih karena mereka memiliki beban