• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Php Pts Itp 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Php Pts Itp 2014"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PROGRAM HIBAH

PEMBINAAN P T S

SKEMA

PENINGKATAN MUTU PENGELOLAAN INSTITUSI

DAN PEMBELAJARAN (PMPB)

Tahun Anggaran 2014

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Direktorat Kelembagaan dan Kerjasama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2)

1. Nama Institusi : Institut Teknologi Padang

2. Alamat Institusi : Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang

Telp.0751-7055202

3. Penanggung Jawab : Rektor Institut Teknologi Padang

4. Ketua Pelaksana

N a m a : Ade Indra , ST,. M.T.

Alamat : Komplek Perumahan ITP No.F/2 jalan Teknik

Material, RT/RW 03/01, Kelurahan Gurun Laweh, kec. Nanggalo, Padang.

Telepon Kantor : 0751-7055202

Telepon Cellular : 081363243101

Fax : 0751-444842

e-mail : adeindra@itp.ac.id

5. Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Teknologi Padang

6. Alamat Yayasan : Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo Padang

Telp.0751-7055202

7. Skema Yang Diusulkan : Peningkatan Mutu Pengelolaan Institusi dan Pembelajaran (PMPB)

8. Pernah mendapat PHP-PTS : - Tahun

Padang, 08 November 2013 Penanggung Jawab,

(3)

Saya Sebagai Pimpinan Institut Teknologi Padang dengan ini menyampaikan Proposal PHP-PTS. Kami bersedia menyediakan dana pendamping sebesar 13,3 % dari total anggaran untuk keperluan pengelolaan dan pendukung kegiatan yang diusulkan.

Dalam melaksanakan program pengembangan yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ini, kami bersedia memenuhi semua persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam panduan dan mengikuti aturan pemerintah yang terkait dengan pengelolaan keuangan serta pengadaan.

Dengan ini kami juga menyatakan bahwa kami tidak pernah atau sedang dikenakan sanksi oleh Ditjen Dikti (termasuk yang terkait dengan penyimpangan dalam pelaksanaan hibah sebelumnya).

Mengetahui ;

Ketua Rektor

Yayasan Pendidikan Teknologi Padang Institut Teknologi Padang

(4)

Halaman Identifikasi dan Pengesahan ... i Halaman Pernyataan Dana Pendamping ... ii Pengesahan Yayasan dan Badan Hukum dari Kemkumham

Laporan PDPT Semester Genap 2012/2013 Sertifikat Akreditasi Program Studi

Surat Pernyataan Rektor

Daftar Isi ... iii Ringkasan Eksekutif

I. BAB I Rencana Strategis Pengembangan Institusi... Bab 1- 1 II. BAB II Laporan Evaluasi Diri Tingkat Institusi... Bab 2 -1

a). Profil Lingkungan Eksternal ... Bab 2 -1 b). Evaluasi Tata Kelola dan Orgranisasi Perguruan Tinggi ... Bab 2 - 2 c). Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program Akademik ... Bab 2 - 5 d). Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumberdaya ... Bab 2 - 11 e). Evaluasi Sistem Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi ...………... Bab 2 -18 f). Ringkasan Evaluasi Diri ... Bab 2 - 21 g). Ringkasan Strategi/Solusi Alternatif ... Bab 2 - 25 h). Baseline dan Target Nilai indikator kinerja ... Bab 2 - 26

III. BAB III Rancangan Global Program Pengembangan Untuk 3 tahun .. Bab 3 -1 IV. BAB IV Usulan Program Pengembangan Tahun 2014... Bab 4 -1 V. Mekanisme Pelaksanaan PHP-PTS di Institusi... Bab 5 -1 IV. Rekapitulasi Anggaran... Bab 6 -1

(5)

1.

Lampiran Pendukung Usulan Proposal

2.

Lampiran Pendukung Laporan Evaluasi Diri

(6)

1.1 Sejarah Singkat

Institut Teknologi Padang bermula dari Kursus Ahli Teknik (KAT) yang berada

dibawah naungan Yayasan Pendidikan Teknologi Padang (Akta Notaris No. 5 tahun 1972). Kemudian atas permintaan masyarakat pada saat itu maka Kursus Ahli Teknik (KAT) tersebut dikembangkan menjadi sebuah akademi yang disebut dengan Akademi Teknik Padang (ATP) tepatnya tanggal 21 Februari 1973. Saat itu ATP mempunyai 2 (dua) program studi yaitu Teknik Sipil D3 dan Teknik Mesin D3, lalu ditambah Teknik Elektro D3 tahun 1978. Dengan modal semangat dan motivasi yang kuat menghadapi tantangan dan permasalahan pembangunan di daerah Sumatara Barat dalam menghasilkan SDM terampil dan profesional, maka pada orde berikutnya Akademi Teknik Padang (ATP) berkembang menjadi Sekolah Tinggi Teknik Padang (STTP) yang diresmikan tanggal 19 Oktober 1989. Dalam perkembangannya, STTP dengan 6 (enam) program studi teknik mengelola jalur pendidikan akademik S1 dan profesional D3, dengan status Terdaftar untuk program studi S1 dan status

Disamakan untuk program studi D3.

Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal, serta melihat kecenderungan perkembangan ilmu dan teknologi serta kebutuhan tenaga kerja masa depan, STTP memperlebar lingkup dan kajian bidang teknik dengan menambah 3 program studi baru jalur akademik S1 yaitu Teknik Geodesi, Teknik Material dan Teknik Informatika. Akhirnya sesuai dengan Kepmendiknas No. 113/D/O/2002 tanggal 7 Juni 2002, STTP berubah bentuk menjadi Institut Teknologi Padang (ITP).

Dalam perjalanannya menuju perguruan tinggi yang sehat, maka pada pertengahan tahun 2002 Institut Teknologi Padang mengikuti kompetisi dana hibah bersaing TPSDP yang diselenggarakan oleh Ditjen Dikti Depdiknas saat itu. Alhamdulillah ITP dinyatakan lulus seleksi bersama 40 perguruan tinggi lainnya dari 104 PTN dan PTS di Indonesia yang ikut berkompetisi mendapatkan Proyek Pengembangan Pendidikan Profesional dan Keahlian (TPSDP) Batch II tahun 2003. Proyek tersebut digunakan untuk penguatan program studi Teknik Sipil D3 dan Teknik Mesin D3. Dana hibah bersaing lainnya yang diperoleh adalah proyek Semi-QUE V Ditjen Dikti tahun 2003/2004 yang digunakan untuk penguatan program studi Teknik Elektro D3. Proyek Hibah Kompetisi A1 dari Ditjen Dikti yang digunakan untuk penguatan program studi Teknik Mesin S1 dan Proyek Hibah Kompetisi A2 program studi Teknik Elektro S1. Dana tersebut (40 %) diperuntukan bagi pengembangan sarana laboratorium dan Proses Belajar Mengajar (PBM). Hasil akhir yang diharapkan dari proyek ini adalah peningkatan kualitas dan daya saing lulusan, suasana akademik, efisiensi dan produktifitas, serta manajemen dan pelayanan sivitas akademika ITP. Berbekal sumber daya peralatan dan sumber daya manusia maka ITP mengembangkan diri, selain jalur pendidikan ITP juga melaksanakan kegiatan yang menunjang pendidikan seperti : pelatihan (training) untuk tenaga terampil dan tenaga ahli di bidang teknik, pengujian material untuk proyek rekayasa sipil, disain (perencanaan), pembuatan JMF, welding center, pelatihan teknologi komunikasi informasi, dll.

1.2 Visi, Misi, Tujuan

Sebagai acuan pengembangan Institut Teknologi Padang dalam Rencana Strategis (Renstra) ITP tahun 2008 – 2013 sebagai kelanjutan dari Renstra sebelumya, ditetapkan visi, misi dan tujuan sebagai berikut :

B

B

A

A

B

B

1

1

RENCANA STRATEGIS

PENGEMBANGAN INSTITUSI

(7)

1.3 Sasaran

Untuk mewujudkan visi dan misi ITP, maka ditetapkan beberapa sasaran sebagai berikut:

Peningkatan kualitas Tridharma untuk mewujudkan keunggulan institusi pada

taraf nasional dan internasional.

Penguatan kualitas sumberdaya manusia serta daya dukung sarana dan

prasarana secara berkelanjutan dalam menunjang aktifitas pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Pencapaian standar kualitas dosen dan staf administrasi yang memiliki komitmen,

etika, integritas dan akuntabilitas.

Peningkatan kualitas lulusan yang memiliki kompetensi keilmuan dan

kemampuan penerapan di masyarakat serta berjiwa enterpreneur.

Peningkatan kapasitas organisasi dan kelembagaan yang sinergis dalam

pencapaian Tridharma Perguruan Tinggi.

Peningkatan kepercayaan dan jaringan kerja dalam mendukung pengembangan

Institusi secara berkelanjutan. Visi

Visi ITP yaitu “Menjadi Pusat Pengembangan Teknologi yang Kompetitif, Dinamis, dan Inovatif”.

Misi

Misi ITP tertuang dalam 3 butir sebagai berikut :

 Menyelenggarakan pendidikan tinggi teknik yang adaptif terhadap

perkembangan teknologi.

 Mengembangkan penelitian yang inovatif, produktif, dan responsif terhadap

ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berlandaskan nilai

dan tanggung jawab sosial.

Tujuan

Peran serta ITP dalam mengemban Tridharma perguruan tinggi terangkum dalam tujuan ITP sebagai berikut :

 Menghasilkan lulusan yang kompeten, berkarakter dan berdaya saing sesuai

dengan bidang keahliannya.

 Menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan wawasan akademiknya ke

jenjang yang lebih tinggi, serta tanggap terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Menghasilkan penelitian yang berdaya guna bagi peningkatan kesejahteraan

masyarakat.

 Meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab sosial melalui kegiatan

(8)

1.4 Strategi Dasar

Berdasarkan analisis lingkungan terkait dengan isu utama pengembangan pendidikan tinggi, maka isu-isu strategis yang dapat dijadikan acuan dalam menyusun strategi dasar untuk mencapai tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut: (1) Kualitas dan daya saing lulusan, (2) Penerapan, Pemanfaatan dan Pengembangan Information and Communication Technology (ICT), (3) Layanan Penelitian (Research Services) dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Community Services), (4) Kerjasama (Cooperation), dan (5) Tata Kelola Kelembagaan.

Strategi dasar pengembangan Institut dalam kurun waktu 2008-2013 ke depan mengacu kepada isu strategis. Strategi dasar pengembangan yang didasarkan atas isu-isu strategis tersebut tidak bersifat "steril". Artinya upaya-upaya pengembangan sangat memungkinkan terjadinya integrasi penyelesaian masalah pada keseluruhan isu tersebut. Strategi dasar yang akan dikembangkan sesuai dengan lima isu strategis di atas, mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan mutu dan relevansi lulusan.

2. Penerapan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi informasi (IT).

3. Peningkatan layanan penelitian (research services) dan pengabdian kepada masyarakat (community services).

4. Membangun jaringan kerjasama (cooperation networking). 5. Pengembangan tata kelola ketembagaan.

1.5 Dasar Kebijakan Pengembangan

1.5.1 Program peningkatan mutu dan relevansi lulusan.

Peningkatan mutu dan relevansi lulusan dilakukan bidang akademik, bekerja sama dengan Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI). Secara garis besar kebijakan pengembangan kualitas akademik mencakup beberapa hal antara lain meningkatkan competitiveness of student enrollment, peningkatan kemampuan fasilitas penunjang akademik, memfasilitasi dan meningkatkan upaya tambahan soft skill lulusan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. 1.5.2 Penerapan Pemanfaatan Teknologi Informasi

Menerapkan sistem manajemen berbasis teknologi informasi dilakukan oleh Bagian Informasi Akademik Kemahasiswa dan sistem Informasi (BIAKSI), dengan pengembangan sistem informasi manajemen (SIM) yang terintegrasi. Dalam rangka upaya meningkatkan kinerja institusi, diperlukan sistem informasi yang mampu mendukung upaya-upaya pengembangan secara berkelanjutan. Sistem informasi yang handal dengan ketersiapan data based yang baik akan memberikan support yang baik dalam melakukan evaluasi diri.

1.5.3. Peningkatan Layanan Penelitian (Research Services) dan Pengabdian kepada masyarakat (Community Services);

Pengembangan penelitian menjadi upaya yang sangat strategis untuk menunjang proses akademik, kemampuan akademik dosen dan mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi dan relevansi lulusan. Kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat merupakan upaya untuk memberikan wadah untuk experience dan assignment dosen dan mahasiswa dalam upaya peningkatan kompetensi dan relevansi keahlian yang dibutuhkan dunia kerja.

1.5.4 Meningkatkan kerjasama (cooperation).

Dalam rangka membangun kerjasama perlu didukung dengan beberapakebijakan pengembangan antara lain : mensinergikan bidang-bidang kerjasama dan kemitraan dengan program peningkatan kualitas dan daya saing lulusan, serta program pembangunan daerah dan

pembangunan nasional, membangun kerangka normatif kerjasama institusional,

meningkatkan akses kerjasama baik dilakukan melalui pendekatan institusional, maupun personal.

(9)

1.5.5 Kebijakan pengembangan tata kelola kelembagaan

Pengembangan tata kelola kelembagaan dilakukan dalam rangka penguatan institusi Institut Teknologi Padang ke depan. Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah: melakukan restrukturisasi organisasi ke arah perampingan struktur, komitmen pimpinan yang harus mampu mendorong kearah keterbukaan dan otonomi, mewujudkan terselenggaranya tata kelola kelembagaan yang otonom dan memiliki akuntabilitas yang tinggi terutama dalam hal pengelolaan akademik, administratif, SDM, pendanaan, dan aset perguruan tinggi.

1.6. Rencana Strategis

Penyusunan rencana strategis ITP mengacu pada Road Map Yayasan 2008-2024 yang menjelaskan tentang tahapan-tahapan yang ingin dicapai dalam rangka menuju KESEJAHTERAAN BERTUMBUH, yaitu :

Implementasi Rencana Strategis Institut Teknologi Padang 2008-2013 secara konkrit dituangkan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran (RAPP) Institut Teknologi Padang setiap tahun yang disusun dalam dokumen tersendiri. Karena sifatnya lebih operasional, maka dokumen tersebut dalam bentuk program kerja tahunan yang dilengkapi dengan tujuan, sasaran, indikator kinerja serta strategi untuk pencapaiannya. RAPP Institut Teknologi Padang selanjutnya menjadi acuan bagi Institut, fakultas, jurusan dan/atau program studi dalam melaksanakan kegiatan tahunan.

1.7. Evaluasi Pelaksanaan Renstra

Evaluasi terhadap pelaksanaan Renstra tahun 2008 – 2013 dilakukan melalui mekanisme rapat Senat institut dan rapat tahunan Yayasan bersama pimpinan ITP yang membahas tentang laporan tahunan Rektor berupa tingkat ketercapaian program kerja, kendala dan permasalahan, dll. Dalam rapat tahunan tersebut juga sekaligus membahas program kerja Rektor tahun berikutnya.

Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, bahwa sampai dengan pertengahan tahun 2012 program peningkatan kapasitas melalui penguatan program studi secara umum telah tercapai 9 (sembilan) program studi yang ada yaitu program studi teknik sipil S1 dan D3, teknik mesin S1 dan D3, teknik elektro S1 dan D3, teknik informatika S1, dan teknik geodesi S1. Sedangkan program studi teknik material S1 masih terkendala. Gambaran umum pencapaian tersebut antara lain terlihat dari peningkatan kualifikasi dan kompetensi dosen, peningkatan sarana dan prasarana baik perpustakaan, ruang kelas, laboratorium, ruang administrasi,dan lain-lain. Meskipun sarana dan prasarana selalu ditingkatkan, namun karena keterbatasan kemampuan sumber daya terutama dana, maka kapasitasnya masih jauh dari kebutuhan ideal.

Tahap Periode Road Map Yayasan 2008 - 2024

I 2008 –

2013

Peningkatan Kualitas dan Relevansi dengan melakukan

pembenahan internal yang didukung oleh finansial dan operasi ITP.

II 2014 –

2019

Peningkatan Daya Saing dengan menjadikan ITP sebagai perguruan

tinggi swasta pilihan di wilayah Sumatera Bagian Tengah, dan diharapkan sudah mengarah kepada profitable & sustainable, sehingga ekpektasi kesejahteraan pegawai sudah menarik.

III 2020 –

2024

Diharapkan pada periode ini, Institut Teknologi Padang telah

UNGGUL dan sudah merupakan Perguruan Tinggi Swasta pilihan di

wilayah Sumatera. dan pada saat yang bersamaan group-group bisnis (bussiness Groups) telah eksis, sehingga ekspektasi kesejahteran pegawai sudah sangat menarik.

(10)

2.1 Profil Lingkungan Eksternal

Institut Teknologi Padang (ITP) berada di kota Padang ibu kota provinsi Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat berbatasan dengan provinsi Riau, provinsi Sumatera Utara, provinsi Bengkulu dan provinsi Jambi. Institut Teknologi Padang (ITP) yang diawal berdirinya bernama Akademi Teknik Padang (ATP) didirikan pada bulan Februari tahun 1973 dan merupakan perguruan tinggi teknik pertama di Sumatera Barat.

Dari sisi pengalaman, Institut Teknologi Padang telah lebih dari 40 tahun menyelenggarakan pendidikan tinggi. Dalam perjalanannya telah menghasilkan sekitar 6000 orang lulusan, dan saat ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia bahkan sampai ke negara tetangga. Dilihat dari perspektif usia sebenarnya ITP telah matang untuk melangkah lebih maju dan menapak masa depan yang lebih baik dan bermartabat. Namun fakta menunjukkan bahwa matang dalam usia tidaklah jaminan ITP untuk menggapai kemajuan dan hidup lebih layak, dan kenyataannya kondisi ITP saat ini masih keteteran, belum mampu mensejajarkan diri dengan PTN, dan masih perlu pembenahan diri secara berkelanjutan.

Sebagai perguruan tinggi teknik tertua di Sumatera Barat, maka tidak berkelebihan apabila semua civitas akademika meletakkan mimpi dan citi-cita yang dituangkan dalam bentuk visi institusi yaitu menjadi salah satu perguruan tinggi yang unggul di Indonesia pada tahun 2024. Penetapan visi tersebut juga selaras dengan Road Map Yayasan Pendidikan Teknologi Padang sebagai badan hukum penyelenggara ITP.

Secara eksternal, perkembangan industri di kawasan ini terutama provinsi Riau dan Kepulauan Riau cukup pesat, hal ini justru menjadi peluang lapangan kerja yang cukup terbuka secara geografis. Di Sumatera Barat sendiri, yang sedang memasuki e-government, Sumatera Online dan Sumbar menuju gerbang Barat Indonesia (Sumber : Sumatera Barat Dalam Angka; 2010), begitu juga dengan pidato gubernur yang disampaikan pada salah satu seminar nasional 2012 bahwa” Sumatera Barat akan dicanangkan menjadi Penghasil sumber Energi terbarukan diantaranya adalah energi panas bumi. Hal ini akan menjadi tantangan dan peluang strategis bagi ITP ke depan. Lapangan pekerjaan seperti ini memerlukan tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang teknik dengan pengetahuan dan keahlian khusus.

Di samping itu, kondisi sosial politik dan keamanan memperlihatkan tanda-tanda yang cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik dan suksesi kepemimpinan nasional yang berjalan lancar memberikan harapan baru bagi pertumbuhan industri di kawasan ini. Dicanangkannya peningkatan pembangunan infrastruktur sebagai salah satu program kabinet Indonesia Bersatu II, menjadi peluang lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh institusi pendidikan. Institut Teknologi Padang juga dapat memanfaatkan atau mengubah tantangan akan sertifikasi tenaga kerja dengan

B

B

A

A

B

B

2

2

E

(11)

menjadikannnya peluang bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi profesi dalam rangka sertifikasi tenaga kerja sesuai bidangnya. Semua kondisi yang dipaparkan di atas memberi masukan bagi arah perkembangan Institut Teknologi Padang untuk menghasilkan lulusan berkualitas dan mempunyai daya saing.

Disisi lain perkembangan teknologi yang pesat, tuntutan stakeholder akan tenaga kerja yang mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA), pembatasan penerimaan tenaga kerja dari lulusan perguruan tinggi dengan level akreditasi tertentu, menjadi tantangan lain bagi eksistensi ITP selanjutnya.

Berdasarkan pada peluang dan tantangan di atas dan mempertimbangkan perubahan struktur ekonomi sebagai faktor pendukung eksternal, serta tingkat keketatan persaingan lulusan ITP ditataran dunia kerja baik ditingkat lokal, regional, maupun global, maka perguruan tinggi Institut Teknologi Padang harus melakukan pembenahan diri terutama dalam peningkatan kualitas proses pembelajaran dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja.

Dalam upaya melihat kebutuhan lulusan dipasar kerja dan tingkat keterpakaian lulusan, maka ITP selalu melakukan diskusi baik formal maupun informal secara periodik dengan pihak eksternal (external stakeholders), untuk menampung masukan-masukan bagi perbaikan proses pembelajaran dan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dunia industri dan pasar kerja. Beberapa masukan itu antara lain perlunya lulusan dibekali dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris, interpersonal skills, IT skill, dan Caracter Building. Selain itu, dengan persaingan kerja yang kian ketat, lulusan juga harus dibekali dengan jiwa enterpreneur yang memadai.

Hubungan dengan berbagai pihak juga telah dibangun dalam rangka memperluas akses dan membuka kesempatan kerja bagi lulusan. Namun demikian disadari bahwa kerjasama yang secara kuantitas cukup banyak, namun belum disertai dengan kualitas kerjasamanya. Karena itu, peluang ini perlu dioptimalkan demi memaksimalkan peran Institusi menghasilkan SDM berkualitas.

2.2 Evaluasi Tata Kelola dan Organisasi Perguruan Tinggi

Pengelolaan Institut Teknologi Padang mengacu kepada Statuta yang ditetapkan oleh Yayasan Pendidikan Teknologi Padang sebagai Badan Hukum Penyelenggara. Pada gambar 1 di bawah ini dapat dilihat bentuk struktur organisasi Institut Teknologi Padang yang bertanggungjawab terhadap tata kelola ITP. Uraian tugas, tanggungjawab dan kewenangan masing-masing pejabat diatur dalam buku job description yang ditetapkan melalui keputusan Rektor.

Secara organisasi Institut Teknologi Padang dipimpin oleh Rektor didampingi seorang Sekretaris Institut yang bertindak sebagai manajer administrasi di tingkat institut, serta 2 (dua) orang Dekan yang bertindak sebagai manajer akademik ditingkat fakultas. Sekretaris Institut dan Dekan fakultas bertanggung jawab langsung kepada Rektor.

Dekan membawahi Ketua Jurusan yang membina program studi dibawahnya. Laboratorium atau workshop yang ada pada setiap jurusan dipimpin oleh Kepala Labor/workshop yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Jurusan. Unit atau bagian seperti Unit Perpustakaan, labor Dasar, Unit Kerjasama Humas dan Kemahasiswaan, BAU&K, dan BIAAKSI, dipimpin oleh Kepala Unit atau Kepala

(12)

Bagian yang bertanggungjawab kepada Sekretaris Institut sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain itu ditingkat Institusi terdapat Unit LP3M dan BPMI yang bertanggung jawab langsung kepada Rektor ITP.

Dalam operasionalnya, koordinasi kerja dilakukan dalam bentuk rapat-rapat. Rapat akademik ditingkat fakultas diadakan satu kali sebulan, rapat jurusan diadakan satu kali dalam sebulan, rapat pimpinan diadakan 2 kali sebulan, sedangkan rapat gabungan antara pimpinan dan akademik dilaksanakan setiap dua bulan sekali. Disamping itu, rapat koordinasi juga dilakukan setiap bulan antara Pengurus Yayasan PTP dengan pimpinan ITP (Rektor+Sekretaris Institut+Dekan).

Sejauh ini, evaluasi terhadap struktur organisasi tersebut dilakukan dalam bentuk rapat-rapat evaluasi akademik dan dalam rapat-rapat Senat institut. Evaluasi menunjukkan bahwa organisasi belum berjalan secara maksimal. Beberapa kelemahan yang dirasakan dalam operasional organisasi ini antara lain : masih kurangnya koordinasi antar unit terutama antara organisasi yang berada di bawah bagian akademik, administrasi dan keuangan, serta kemahasiswaan. Meskipun secara berkala diadakan rapat akademik yang dihadiri seluruh pejabat struktural, pembahasan dalam rapat sebagian besar membahas kegiatan rutin akademik dan permasalah-permasalah yang dihadapi, namun pembahasan terhadap kegiatan yang menyangkut pengembangan unit kerja dan organisasi belum dilakukan secara maksimal.

Selain itu evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola ITP juga menunjukkan beberapa titik lemah pada aspek sumber daya manusia (SDM) yaitu manajerial dan leadership antara lain seperti kemampuan membuat perencanaan, mengorganisir dan problem solving. Disamping itu belum semua pejabat struktural ITP memiliki kemampuan menggunakan perangkat Teknologi Informasi.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tata kelola Institut Teknologi Padang sebagaimana diuraikan di atas, maka perlu dilakukan optimalisasi untuk pengembangan organisasi seperti: penyediaan perangkat sistem manajemen organisasi yang terintegrasi, peningkatan kompetensi staf pendukung dalam penggunaan perangkat tersebut, peningkatan kemampuan manajerial dan leadership pejabat struktural. Dukungan unit kerja pusat ilmu komputer dan sistem informasi (PIKSI) yang berada di bawah Biro BIAAKSI dalam melaksanakan pengelolan sistem manajemen terintegrasi ditingkat ITP, juga sangat memudahkan dalam menjalankan tata kelola institusi. Pada gambar 2 dapat dilihat koneksi jaringan sistem informasi ITP.

Meskipun sejauh ini pelaksanaan tata kelola organisasi Institut Teknologi Padang telah dilaksanakan secara baik termasuk adanya Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) ITP yang ikut melakukan monitoring, evaluasi dan audit, namun demikian upaya untuk perbaikan dan pengembangan sistem tata kelola perguruan tinggi yang lebih baik dan sesuai dengan standar sebuah perguruan tinggi mesti terus menerus dilakukan (continous improvement).

Sebagai bukti atas kemampuan Institut Teknologi Padang dalam melaksanakan tata kelola organisasi adalah dengan diperolehnya berbagai hibah dalam rangka pengembangan institusi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, perlihatkan pada tabel A.

(13)

Tabel II.1. Daftar Program Hibah Kompetisi yang Diterima ITP

No. Tahun Nama PHK Besar Anggaran Unit Internal terkait

1. 2002 s/d 2007 TPSDP U$ 1.322.422,7 Rp 507.047.602,5,- PS. T. Sipil D3 dan PS. T. Mesin D3 2. 2003 s/d 2004 SEMI-QUE Rp 430.920.000 ,- PS. T. Elektro D3 3. 2004 s/d 2005 A1 Rp 249.750.000 ,- PS. T. Mesin S1 4. 2006 s/d 2008 A2 Rp 1.649.192.000 ,- PS. T. Elektro S1 5. 2006 PMP Rp 389.250.000 ,- Institusi 6. 2006 TIK-K3 Rp 550.000.000 ,- Institusi

DIR P&PA REKTOR SENAT

BPMI P3M

DEKAN FTI SEKRETARIS INSTITUT DEKAN FTSP Jurusan Teknik Mesin S1 & D3 Jurusan Teknik Elektro S1 & D3 Jurusan Teknik Informatika S1 BIAKSI Jurusan Teknik Sipil S1 dan D3 Jurusan Teknik Geodesi S1 BIAKSI

Lab. T. Elektro Lab T. Informatika Lab T. Sipil Workshop T.

Mesin

Lab. T. Geodesi

BIAKSI Unit Lab Dasar/ Komp

Biro Administrasi Umum

Unit Pustaka Unit Kerjasama

dan Humas

BAG. AAK Sub. Bag. Perlengkapan

Sub. Bag. ADM. Keuangan

BAG. SI & Data Base Sub. Bag.

Kepegawaian Yayasan Pendidikan

Teknologi Padang

(14)

Topologi Koneksi Jaringan LAN , INHERENT (K3 ) & Internet Institut Teknologi Padang

Tower #3 ITP -Localnode UNAND Tower #2 ITP By-Pass

Akses/Pengguna Tower & Radio Inherent ITP :

- Kopertis Wil X - STMIK Jaya Nusa - STIE Dharma Andalas Tower #1 Kampus ITP

Padang Astinet Telkom Kone ksi In here nt Modem Tellab’s

Switch Gigabyte 3Com

Web Server

PC Router / DCHP Server

Cisco Router 1720

Switch Catalyst 2950 PC Router / Inherent

LAN R.PIKSI / Lab Sipil Gedung B LAN Gedung C Lt. 2 / Pustaka

LAN Gedung C Lt.1 Jurusan, R. Dosen, Inventaris

` ` Wireless Access Point #1

` ` `

` `

Lab. Elektro Lab. Material

T. Elektro R. Dosen

`

R.Inventaris

LAN Gedung E Lab. Elektro , Lab. Material

`

` ` `

T. Sipil T. Mesin

LAN Gedung F Lt. 2 Lab. Komputer,Lab. Lab.Informatika Lab.Fisika /Dasar Lt.1 : Workshop Mesin, Welding

`

Lab Fisika Workshop

`

` ` `

Lab. KomputerLab.Informatika

LAN Gedung D Lt.1 BAU, BAAK , Lt.2 R.Rektor, WR.1,2,3 , R.TPSDP, R. Sidang Utama

` WR.2 WR.3 ` R..Sidang , TPSDP ` ` ` R.Rektor WR.1 ` ` B A A K

B A U Wireless Access Point #2

PIKSI. updated April 2008

Server Akademik

PIKSI ( Pusat Ilmu Komputer & Sistem Informasi )

Switch Gigabyte 3Com Switch AT 24 Port

Switch DLINK 8 Port

`

Warnet Pustaka

`

Self Study Room

LAN R.Self Sudy Room Gedung B Switch DLINK 24 Port

Gambar 2 Koneksi Jaringan sistem informasi ITP

Di sisi lain ITP masih memiliki kelemahan dalam bidang media dan prasarana yang mendukung pembelajaran, seperti fasilitas video conference untuk mendukung Distance Learning, Management Information System untuk mendukung layanan akademik serta media dan konten pembelajaran yang sangat diperlukan dalam proses pembelajaran, sehingga infrastruktur yang telah dibangun pada PHK TIK K3 yaitu koneksi ke Inherent menjadi kurang optimal.

2.3 Evaluasi Kinerja dan Manajemen Program Akademik

Evaluasi kinerja dan manajemen program akademik mencakup kegiatan pendidikan, penelitian dan layanan masyarakat. Evaluasi dalam kegiatan pendidikan meliputi aspek : input, proses, dan output, diantaranya : sistem penerimaan mahasiswa baru dan mutu masukan, sistem pembelajaran dan mutu PBM yang dinyatakan dalam ratio lulusan terhadap masukan, akreditasi program studi, mutu dan relevansi lulusan, dsb. Evaluasi dalam kegiatan penelitian meliputi : intensitas kegiatan, proyek penelitian atau layanan yang telah dilakukan, hasil-hasil kegiatan seperti publikasi ilmiah, paten/HAKI, dana kerjasama, dll.

(15)

2.3.1. Aspek Pendidikan a. Mahasiswa

Penerimaan mahasiswa baru di Institut Teknologi Padang dilakukan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur penelusuran beasiswa prestasi (akademik dan non akademik) dan jalur Seleksi Masuk mahasiswa baru ITP (SM-ITP). Jalur penelusuran beasiswa prestasi ini merupakan penelusuran siswa-siswi sekolah menengah atas dan kejuruan yang berprestasi ke sekolah-sekolah yang menjadi target. Institusi mengunjungi atau mengirimkan brosur serta formulir yang berisi informasi tentang program beasiswa. Pihak sekolah akan menseleksi siswa-siswi yang layak mengikuti jalur ini dengan mengisi formulir kemudian mengirimkan ke ITP. Selanjutnya institusi menseleksi kelayakan calon penerima beasiswa ini dan menginformasikan hasilnya kepada calon yang bersangkutan melalui web-site ITP (www.itp.ac.id) dan sekolahnya.

Jalur seleksi masuk ITP (SM-ITP) merupakan penerimaan mahasiswa baru melalui seleksi berkas di ITP. Calon mahasiswa baru melakukan pendaftaran online melalui www. spmb.itp.ac.id dan mengisi formulir dengan beberapa pilihan program studi, kemudian panitia SM-ITP melakukan seleksi berkas. Bagi mahasiswa yang dinyatakan lolos seleksi sebagai calon mahasiswa baru ITP diumumkan di web-site ITP, www.itp.ac.id. Selanjutnya calon mahasiswa baru melakukan proses pendaftaran ulang sesuai dengan SOP SM-ITP (SOP-1).

Berdasarkan data pada Lampiran G tabel-1, bahwa tingkat keketatan penerimaan mahasiswa baru masih rendah yaitu rata-rata pada tiga tahun terakhir adalah 1 : 1,24. Masih rendahnya tingkat keketatan penerimaan mahasiswa baru tentu akan berpengaruh terhadap kualitas mahasiswa baru sehingga akan menyulitkan dalam proses pembelajaran.

Dari gambaran tersebut, perlu dicermati bahwa upaya dan kebijakan promosi Institut untuk mendapatkan calon mahasiswa berkualitas (yaitu ITP pilihan pertama) perlu lebih dioptimal lagi.

Disamping itu, dalam tiga tahun terakhir juga terjadi penurunan jumlah penerimaan mahasiswa baru sebesar rerata 11,25% sebagaimana terlihat pada Lampiran G tabel-1. Turunnya penerimaan mahasiswa dalam tiga tahun terakhir disebabkan oleh terbatasnya daya tampung/kapasitas institusi, baik dari ketersediaan SDM (terutama dosen), sarana dan prasarana.

(16)

Jumlah mahasiswa ITP tahun 2013 ini adalah 2097 orang, terdiri dari 228 orang program Diploma tiga dan 1869 orang program strata satu, dan tersebar pada 8 (delapan) program studi Lihat Lampiran G Tabel-2).

Gambar 4 : Grafik Profil Mahasiswa ITP Per-Program Studi Tahun 2013

Berdasarkan data dan hasil evaluasi terhadap input mahasiswa yang rendah tersebut memang banyak keluhan yang disampaikan ke institusi terutama dari dosen, yang kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas (tingkat daya serap terhadap materi perkuliahan rendah). Atas keluhan tersebut, maka diperlukan kerja keras ITP untuk melakukan berbagai upaya agar input mahasiswa rendah rendah tersebut dapat ditingkatkan kualitasnya melalui proses pembelajaran yang baik dan standar.

Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel-3, bahwa dalam tiga tahun terakhir tidak ada mahasiswa yang mengundurkan diri, sedangkan mahasiswa DO relatif sangat kecil, hanya 6 (enam) orang dari 2097 orang mahasiswa (0,29%). Hal ini menunjukkan bahwa ITP dapat mempertahankan dan memfasilitasi mahasiswa untuk tidak gagal dalam studi.

b. Sistem Pembelajaran dan Mutu PBM

Setiap mahasiswa baru mendapatkan buku panduan akademik dan kemahasiswaan yang memuat penjelasan kurikulum, silabus setiap mata kuliah, penjelasan fasilitas penunjang dan informasi lain yang terkait dengan proses akademik.

Program Studi di ITP menggunakan kurikulum dengan sistem kredit semester (SKS) dengan jumlah kredit yang berbeda-beda untuk masing-masing program studi. Kurikulum pada program studi dievaluasi dan direvisi secara periodik (setiap dua tahun sekali) untuk meningkatkan kompetensi lulusan sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Dalam proses evaluasi dan revisi kurikulum, selalu melibatkan stakeholders, alumni, pakar, dan dosen program studi.

Dalam proses PBM ditunjang dengan fasilitas on-line seperti pendaftaran matakuliah setiap semester, kehadiran dosen, SAP dan materi kuliah. Fasilitas IT dan on-line sudah terintegrasi ke seluruh program studi dan fasilitas lainnya seperti pustaka dan labor. Jurusan mewajibkan dosen menyerahkan ke program studi masing-masing SAP sebelum awal perkuliahan reguler dimulai (September dan Maret) yang bertujuan untuk melihat materi kuliah selama satu semester, seperti silabus, sistem penilaian, referensi dan kontrak perkuliahan.

(17)

Dosen tetap ITP memiliki beban mengajar maksimum 12 sks, ditambah penelitian 3 sks dan kegiatan pengabdian kepada masyarakat minimal 1 sks, sehingga total beban dosen tetap ITP minimal 16 sks per-semester.

Kemudian, untuk melihat kinerja dosen setiap akhir semester mahasiswa mengisi kuesioner untuk evaluasi kinerja dosen/IKD. Penyebaran kuisioner dan penilaian kinerja dosen dilakukan dibawah koordinasi Badan Penjaminan Mutu Internal (BPMI) ITP. Penilaian kinerja dosen mengacu pada Peraturan Kepegawaian ITP yang disahkan oleh Pengurus Yayasan Pendidikan Teknologi Padang.

Tindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut adalah klarifikasi (pada rapat dewan dosen), peringatan sampai penggantian untuk kinerja yang kurang baik. Sedangkan untuk dosen dengan kinerja baik, diberikan penghargaan (reward).

Selanjutnya, bagi mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan mata kuliahnya dengan jumlah total 120 sks, diberi kesempatan untuk melaksanakan kerja praktek secara individual atau kelompok. Tempat kerja praktek bagi mahasiswa dapat dilakukan melalui kerjasama antara pihak ITP dengan pihak industri atau atas inisiatif mahasiswa sendiri. Kurangnya jumlah tempat praktek industri lokal yang memadai merupakan kendala tersendiri dalam upaya memberikan pengalaman industri kepada mahasiswa. Sedangkan bagi mahasiswa D3 yang telah menyelesaikan mata kuliahnya dengan total 85 sks, diberi kesempatan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan sekaligus Proyek Akhir secara individual atau kelompok. Dalam hal ini, bantuan pihak lain (industri atau pemerintah) sangat dibutuhkan untuk membantu mempercepat mahasiswa mencari tempat praktek sesuai bidang keahliannya.

Ketersediaan fasilitas untuk proses pembelajaran di kelas seperti kursi belajar dan media pembelajaran (LCD) masih kurang. Demikian juga ketersediaan fasilitas untuk pelaksanaan praktikum di laboratorium belum memadai dan sebagian peralatan sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan teknologi dan industri. Beberapa mata kuliah praktikum dilaksanakan di institusi lain (Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang). Kapasitas laboratorium hanya untuk layanan praktikum sedangkan untuk penyelesaian tugas akhir dan penelitian dosen belum memadai.

Tingkat kehadiran dosen

Tingkat kehadiran dosen dalam tiga tahun terakhir sangat baik dengan rata-rata 95,58%. (Lihat Lampiran G Tabel-4). Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa keseriusan dosen ITP untuk meningkatkan proses pembelajaran patut diapresiasi.

% Distribusi Rerata nilai kuliah dan praktikum

Dengan tingkat kehadiran dosen yang sangat baik tersebut cukup signifikan dalam meningkatkan kualitas nilai mahasiswa. Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel 7 terlihat bahwa rerata nilai mahasiswa dalam 3 tahun terakhir adalah 20,47% memperoleh nilai A, sebesar 49,40% memperoleh nilai B, sebesar 15,94% memperoleh nilai C, sebesar 3,14% memperoleh nilai D, dan 11,05% memperoleh nilai E (gagal). Jika dilihat dari data tersebut ternyata rerata nilai mahasiswa yang gagal cukup besar juga, walaupun rerata nilai mahasiswa yang memperoleh A dan B besar (69,87%). Berdasarkan data tersebut, maka ITP perlu merancang program peningkatan kualitas pembelajaran yang ditujukan untuk memperkecil persentase tingkat kegagalan mahasiswa per-mata kuliah.

(18)

Profil IPK mahasiswa aktif

Dari data profil IPK mahasiswa sebagaimana tertera dalam Lampiran G Tabel-8 dapat dijelaskan bahwa IPK rerata mahasiswa dalam tiga tahun terakhir sudah baik, dimana IPK > 3,00 adalah 48,04% dan 2,5 < IPK < 3,0 adalah 30,67%, sedangkan IPK < 2,5 adalah 21,29. Walaupun IPK mahasiswa sebagian besar sudah termasuk kategori sangat memuaskan, namun rerata IPK mahasiswa kategori cukup juga tergolong tinggi, apalagi bila dikaitkan dengan persyaratan calon pegawai (PNS, BUMN) yang mentargetkan IPK minimal 2,75.

Akreditasi program studi

Seluruh program studi dilingkungan Institut Teknologi Padang telah terakreditasi dan masih berlaku sampai April 2014 (lihat Lampiran G Tabel-9). Dari 8 program studi, hanya satu yang mendapatkan peringkat akreditasi B yaitu program studi Teknik Elektro S1.

Upaya yang telah dilakukan institusi adalah dengan mengajukan re-akreditasi untuk program studi dengan peringkat C. Kondisi sampai dengan bulan Oktober 2013 ini, sudah 4 (empat) program studi yang telah dikunjungi (site visite) dari Asesor BAN-PT. Ke-empat program studi tersebut adalah : Program Studi Teknik Elektro D3, Teknik Informatika S1, Teknik Mesin S1, danTeknik Sipil S1. Sedangkan Program Studi Teknik Sipil D3 dan Teknik Mesin D3 saat ini masih dalam tahap penyusunan borang akreditasi oleh Tim Taskforce program studi masing-masing.

Mutu dan Relevansi Lulusan

Sesuai data pada Lampiran G Tabel-10, bahwa jumlah lulusan dalam tiga tahun terakhir adalah 622 lulusan, dengan rerata sejumlah 207 lulusan per-tahun.

Berdasarkan data pada Lampiran G Tabel 11, rata-rata IPK lulusan dalam tiga tahun terakhir dengan nilai IPK diatas 3,00 adalah 61,59% dan antara 2,5 < IPK < 3,00 adalah 41,11% sedangkan IPK < 2,50 hanya 4,05%. Sebenarnya dilihat dari aspek IPK maka lulusan ITP sudah baik. Namun demikian institusi tidak boleh berbangga diri dan harus selalu berbenah diri dengan melakukan peningkatan kualitas proses PBM secara berkelanjutan, dan walaupun hanya 4,05% lulusan dengan IPK < 2,50 tapi pihak ITP perlu mencarikan solusi dalam bentuk program peningkatan kualitas lulusan sehingga secara bertahap lulusan dengan IPK dibawah 2,50 dapat direduksi dan dihilangkan. Rerata masa studi lulusan untuk program studi S1 adalah 5,80 tahun (lihat lampiran G Tabel 12). Hal ini secara umum lulusan belum menyelesaikan studinya tepat waktu sesuai kurikulum yang direncanakan yaitu 4 (empat) tahun untuk program studi S1. Lamanya masa studi mahasiswa diakibatkan oleh sulitnya mencari tempat kerja praktek.

Rata-rata waktu penyelesaian tugas akhir lulusan program studi S1 adalah 6,00 bulan (lihat Lampiran G Tabel 13). Apabila dibandingkan dengan jangka waktu penyelesaian tugas akhir rencana yaitu 6,00 bulan, maka lama masa penyelesaian tugas akhir termasuk kategori normal.

Lulusan adalah keluaran dari suatu program studi yang menggambarkan tingkat efektivitas dan produktivitas proses pendidikan. Kualitas lulusan diukur atas dasar

(19)

kepuasan para pengguna lulusan (user, stakeholders). Untuk data lulusan yang terkait dengan waktu tunggu mendapatkan pekerjaan, studi pelacakan (tracer study) belum terlaksana secara sistematis untuk semua program studi di ITP, namun untuk mengatasi hal ini ITP telah memprogramkan untuk tahun anggaran 2013/2014 untuk pelaksanaan stracer study secara online pada SISFO ITP.

Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui kuisioner yang disebarkan kepada alumni, maka rata-rata waktu tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan pertama dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah 3,75 bulan (lihat Lampiran G Tabel-14). Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan lulusan ITP bersaing di pasar kerja cukup baik.

Berdasarkan evaluasi, beberapa program studi institusi telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai melalui program hibah antara tahun 2002 – 2008 (seperti : TPSDP, Semi QUE V, A1 dan A2. Namun saat ini sarana dan prasarana tersebut beberapa sudah rusak dan sebagian lagi sudah tidak sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan industri. Menyikapi hal ini, Institut sudah berusaha melakukan peningkatan (update) beberapa sarana dan prasarana pembelajaran, terutama peralatan laboratorium dan media pembelajaran di kelas, namun dengan terbatasnya anggaran institusi maka sebagian besar sarana dan prasarana pembelajaran tersebut masih uzur dan tidak sesuai dengan tuntutan dunia industri dan pasar kerja.

2.3.2 Kegiatan Penelitian

Secara struktural pengelolaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di ITP berada dibawah LP3M ITP. Mekanisme pengajuan penelitian oleh dosen diatur dalam buku panduan penelitian yang dikeluarkan oleh LP3M dan disahkan oleh Rektor. Demikian juga jadwal pemasukan proposal dan seminar proposal setiap tahunnya dikeluarkan oleh LP3M ITP. Demikian juga biaya penelitian setiap tahunnya dianggarkan oleh institusi. Disamping itu, LP3M juga menerbitkan jurnal ilmiah setiap enam bulan (periode Februari dan Agustus) dengan nama JURNAL MOMENTUM (pertama kali terbit tahun 2002).

Berdasarkan data, jumlah penelitian yang dihasilkan oleh dosen ITP selama tiga tahun terakhir adalah 102 judul dengan rerata per-dosen adalah 0,54 (lihat Lampiran G tabel 20). Artinya, untuk satu judul penelitian dikerjakan oleh dua orang dosen. Jika dilihat dari angka ini, maka produktivitas penelitian dosen ITP tergolong baik.

Sumber dana untuk penelitian dosen diperoleh dari institusi ITP, nasional kompetitif (hibah Dikti), dan melalui kerjasama mitra dengan instansi pemerintah, swasta, dan stakeholders lainnya (lihat lampiran G Tabel -21). Khusus biaya penelitian kolaborasi dengan pemerintah (Dinas PU Prov. Sumatera Barat, PLN, dan pihak swasta biasanya diberikan dalam bentuk bantuan bahan penelitian dan peminjaman peralatan penelitian. Berdasarkan data, terlihat bahwa jumlah dana penelitian setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuantitas dan kualitas penelitian dosen ITP.

2.3.3 Kegiatan Layanan Masyarakat

Kegiatan layanan kepada masyarakat selama ini di ITP dilakukan per jurusan berdasarkan bidang keahlian yang ada, misalnya sehubungan dengan terjadinya bencana gempa di Sumatera Barat, maka Jurusan Teknik Sipil ITP terjun untuk memberikan layanan masyakarat berupa Assessment kerusakan rumah dan gedung akibat gempa dan

(20)

penyuluhan bagaimana konstruksi rumah tahan gempa. Pada tahun 2010 ITP dipercaya melakukan pelatihan fasilitator untuk rehab rekon Tahap II Pasca Gempa Sumbar 30 September 2009 sebanyak 600 orang. Sedangkan di Jurusan Teknik Elektro layanan masyarakat yang diberikan diantaranya dengan memberikan penyuluhan tentang pemasangan instalasi listrik sesuai standar PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) kepada masyarakat. Karya inovatif dosen terutama yang berkaitan dengan perancangan sistem juga ada, tapi masih bersifat individu.

Berdasarkan data, jumlah layanan masyarakat oleh dosen ITP selama tiga tahun terakhir adalah 98 kegiatan, dengan rerata per-dosen adalah 0,52 (lihat Lampiran G tabel 22). Artinya, untuk satu kegiatan layanan masyarakat dilakukan oleh dua orang dosen. Jika dilihat dari angka ini, maka produktivitas layanan masyarakat dosen ITP tergolong baik. Sumber dana untuk kegiatan layanan masyarakat dosen diperoleh dari institusi ITP dan melalui kerjasama mitra dengan instansi pemerintah, swasta, dan stakeholders lainnya (lihat lampiran G tabel -23). Layanan masyarakat umumnya dilakukan dalam bentuk layanan jasa dan kepakaran, layanan penyuluhan, dsb.

Berdasarkan data, terlihat bahwa jumlah dana layanan masyarakat setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan walaupun dari persentase tidak terlalu signifikan naiknya, Namun hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kuantitas layanan masyarakat oleh dosen ITP.

2.4 Evaluasi Ketersediaan dan Manajemen Sumberdaya 2.4.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Institut Teknologi Padang (ITP) terdiri dari tenaga Dosen dan Tenaga Pendukung Akademik (TPA). Dosen ITP terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap. Dosen tetap terdiri dosen tetap Yayasan dan dosen Pegawai Negeri Sipil Dipekerjakan (PNSD), sedangkan dosen tidak tetap adalah dosen luar biasa. Jumlah dosen tetap yang dimiliki oleh Institut Teknologi Padang saat ini adalah 116 orang dengan rincian sebagaimana tertera pada Lampiran G Tabel-17.

Dari data tersebut terlihat bahwa lebih dari 50% dosen Institusi mempunyai usia yang masih produktif, hal ini membuktikan bahwa Institusi bisa menghasilkan produktifitas, kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam menghasilkan karya-karya serta mengoptimalisasi sumberdaya yang ada pada Institutsi. Selain itu pada grafik ini juga terlihat bahwa jabatan fungsional dosen pada masing-masing Prodi sebahagian besai sudah Lektor dan bahkan Lektor Kepala. Begitu pula dengan Sertifikasi Dosen terlihat bahwa hampir sebahagian besar dosen pada masing-masing Prodi sebagai tenaga profesional pendidik yang sudah diakui oleh pemerintah. Dengan adanya peningkatan kualitas sumberdaya manusia khususnya dosen, diharapkan hal ini akan berdampak pada peningkatan kualitas lulusan.

Sedangkan untuk dosen tidak tetap seperti pada grafik berikut dari tahun ketahun terjadinya penurunan yakni pada tahun 2013 sebesar 30%, hal ini disebabkan oleh adanya pengankatan dosen tetap yayasan untuk dua tahun terakhir dalam menghadapi mahasiswa yang juga meningkat pada dua tahun terakhir.Institusi mempunyai komitmen yang tinggi dalam peningkatakan kualitas dan daya saing lulusan serta sesuai dengan RoadMap ITP,

(21)

yang pada tahun 2020 sampai dengan 2024 sudah menjadi salah satu Institusi yang unggul di Indonesia. Dosen tidak tetap pada masing-masing Prodi dipilih dosen yang mempunyai kompetensi sesuai dengan yang diharapkan Prodi. Selain itu pemilihan dosen yang tidak tetap juga dilihat berdasarkan kualifikasi pendidikan, hal ini terlihat pada tabel 18 sebahagian besar dosen titak tetap mempunyai pendidikan minimal mempunyai kualifikasi S2.seperti grafik berikut ini.

Gambar 5 : Grafik Kegiatan Peningkatan Kompetensi Dosen

Begitu juga dengan jumlah mahasiswa sebanyak 2097 orang, maka rasio dosen tetap terhadap jumlah mahasiswa rata-rata menunjukkan nilai 1:26. Sementara jika dibandingkan dengan jumlah dosen keseluruhan (termasuk dosen tidak tetap), rasionya adalah 1:18. Angka-angka ini sudah mencapai rasio ideal yaitu 1:30. Untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, pimpinan ITP menjamin ketersediaan tenaga dosen dengan membuat rencana kebutuhan tenaga dosen baik jumlah, kualifikasi, serta rencana pengembangannya yang tertuang dalam Renstra ITP. Informasi tersebut digunakan oleh Institusi dan Yayasan untuk membuat rencana rekruitment dan pengembangan dosen.

Untuk pengembagan dosen Institusi melakukan pengiriman studi lanjut dosen untuk program S3 (PhD). Masing-masing prodi selalu membuat alokasi dana setiap tahun yang diusulkan oleh Dekanat dalam melakukan pengembangan dosen agar kualitas dan mutu Prodi bisa meningkat seiring dengan adanya perkembangan Ilmu dan Tekhnologi baik itu terapan maupun yang sifatnya analisis, hal ini bisa dilihat dari grafik di bawah ini.

(22)

Dari grafik tersebut terlihat bahwa Prodi Teknik Elektro mempunyai produktifitas yang tinggi untuk melakukan penelitian. Seperti pada tabel 20 lampiran G, bahwa jumlah hasil penelitian dosen Teknik Elektro lebih banyak dari jumlah dosennya, hal ini disebabkan oleh adanya beberapa kolaborasi antara Dosen-Dosen dan Dosen-Mahasiswa.

Disamping itu untuk jumlah dana penelitian tiga tahun terakhir meningkat, hal ini Institusi menunjukan kemampuan untuk bersaing dalam mendapatkan dana penelitian untuk hibah Nasional, mauun Internasional serta dana penelitian Institusi dalam mengeksplorasi kemampuan dosen dan mahasiswa untuk masing-masing Prodi. Penggunaan dana penelitian untuk tiga tahun terakhir dapat dilihat pada lampiran G Tabel-21.

Dari tabel 20 (lampiran G) terihat bahwa adanya peningkatan jumlah penelitian dari tahun ke tahun, hal ini membuktikan bahwa semakin meningkatnya kualitas dosen dan mahasiswa serta mampu bersaing saing sencara Nasional, dan Internasional walaupun masih sebahagian kecil.

Begitu pula dengan meningkatnya pelayanan Institusi pada masyarakat dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian dari Tridharma Perguruan Tinggi. Pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan oleh dosen-dosen Prodi dalam bentuk penyuluhan, pelatihan serta workshop dengan dahan yang sudah dialokasikan oleh Instittusi setiap tahunnya (lihat lampiran G Tabel 22). Grafik berikut menggambarkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan pada 3 tahun terakhir. Namun Institusi tetap melakukan pengembangan kegiatan ini, dengan mengajak beberapa stakeholder untuk mengaplikasikan ilmu sesuai bidang masing masing dosen. Jika dibandingkan antra jumlah dosen dengan jumlah kegiatan pengabdian kepada masyarakat belum begitu optimal. Optimalisasi ini belum bisa dilakukan karena keterbatasan peralatan laboratorium di beberapa Prodi sehingga mengakibatkan rendahnya motovasi dosen untuk melakukan penelitian terutama penelitian pada laboratorium. Sedangkan kendala disisi lain belum seimbangnya jumlah dosen dengan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang sudah dilakukan, hal ini disebabkan keterbatasan dana yang dialokasikan setiap tahun-nya oleh Institusi.Sehingga untuk masa yang akan datang diharapkan Prodi dapat menambah kerjasama dengan stakeholder terkait, agai kegiatan yang dibuat betul-betul bisa dimanfaatkan.Untuk lebih jelasnya kegiatan tersebut dapat digambarkan pada gambar 7 berikut ini.

(23)

Gambar 8 : Grafik Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tiga Tahun Terakhir Selain itu ITP didukung oleh tenaga penunjang akademik (TPA) sebanyak 25 orang, yang terdiri dari pustakawan, laboran/teknisi dan tenaga administrasi. Jika dilihat dari prosentase seluruh pegawai ITP, maka sekitar 30% adalah tenaga administrasi. Kondisi ideal yang diinginkan adalah 80% dosen dan 20% TPA.

Jika dilihat dari pendidikan dosen, maka 100% adalah lulusan S2 dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan yang sudah meraih gelar Ph.D baru 3% dan yang sedang melaksanakan pendidikan S3 adalah 8%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata pendidikan dosen pada institusi adalah jenjang S2, dan untuk program doktor masih dalam tahap pengembangan, dengan target pada tahun 2020 sebesar 30% yang sudah bergelar Ph.D.

Dari komposisi jabatan akademik terlihat bahwa ada 8% yang belum memiliki jabatan akademis (dosen baru), 13% masih berjabatan Asisten Ahli, 56,6% berjabatan Lektor, 20,4% sudah berjabatan Lektor Kepala dan Guru Besar masih 0%. Selain itu pada saat ini 40% dari jumlah dosen tetap sudah memperoleh Sertifikasi Dosen (Serdos). Dengan komposisi seperti ini tentunya akan sangat mendukung terhadap kinerja program studi, terutama dalam hal pemenuhan persyaratan pengajaran dan akreditasi program studi. Pengembangan pegawai ITP diwujudkan dalam pengembangan karir pegawai yang berfungsi sebagai sarana identifikasi posisi yang dapat dipangku oleh pegawai, sarana identifikasi kompetensi pegawai, dasar pemberian kompensasi, alat kendali dalam perencanaan dan pengembangan karir, alat pengendali dalam perencanaan rekrutasi. Bentuk pengembangan karir pegawai terdiri dari: Promosi tingkat, promosi jabatan, dan mutasi. Upaya pengembangan karir pegawai dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan dengan memperhatikan arah pengembangan institusi, kompetensi yang diperlukan di masa yang akan datang, dan formasi. Pengembangan dosen selain melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dilakukan pula melalui pelatihan-pelatihan yang menunjang peningkatan kompetensi. Pengembangan kompetensi Tenaga Penunjang Akademik

(24)

(TPA) lebih diutamakan melalui pelatihan kejuruan (skill development). Dilihat dari beban dosen, rata-rata jam mengajar dosen ITP adalah 8,83 jam/minggu pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 15,50 jam per minggu pada tahun 2010 dan tahun 2011.

2.4.2 Manajemen Keuangan

Sistem pengelolaan keuangan institusi disusun dalam bentuk Rencana Anggaran Penerimaan dan Pengeluaran (RAPP) berdasarkan hasil Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) di lingkungan ITP untuk diajukan kepada Yayasan dalam waktu setahun sekali. Dalam perencanaan dana dan pengelolaan keuangan yang dibutuhkan untuk jurusan dan program studi di lingkungan ITP dibuat berdasarkan program kerja yang telah disusun pada saat Rakerpim.

RAPP yang telah diusulkan pada tingkat institusi direalisasikan ke Yayasan setiap bulan. Untuk pengusulan dana bulan berikutnya dengan membuat laporan pertanggungjawaban pengeluaran bulan sebelumnya. Pada tingkat jurusan dan program studi, pengajuan dana yang dibutuhkan disertai pertanggungjawaban pengeluaran dana bulan lalu, sehingga kesinambungan program berjalan seimbang dan lancar.

Sumber dana terbesar diperoleh dari masyarakat (mahasiswa) berupa SPP dan uang pembangunan yang dikelola dengan baik. Kondisi ini menunjukkan adanya ketergantungan institusi terhadap jumlah mahasiswa. Untuk membantu dan menambah sumber dana yang ada, Yayasan Pendidikan Teknologi Padang sebagai Pembina ITP membentuk Badan Pemberdayaan dan Pengelolaan Aset (PPA) sebagai upaya meningkatkan pendapatan ITP. Di masa yang akan datang diharapkan sumber dana lain diperoleh dari swakelola dan penjualan hasil produksi yang dikelola melalui PPA sebagai Strategic Bisnis Unit (SBU) ITP.

2.4.3 Manajemen Fasilitas Fisik

a. Manajemen Prasarana (Gedung/Bangunan)

Saat ini Institut Teknologi Padang memiliki 2 gedung berlantai tiga, 3 gedung berlantai 2, satu gedung khusus untuk kegiatan kemahasiswaan berlantai dua, dan mushalla berlantai dua. Keseluruhan prasarana tersebut dikelola oleh bagian perlengkapan yang berada di bawah Bagian BAU & K.

Hingga saat ini ruang kuliah di kampus ITP berjumlah 16 ruang dengan luas total 1027

m2, dan dengan jumlah mahasiswa 1823 orang maka perbandingan ruang kelas per

mahasiswa adalah 0.57 per mahasiswa. Untuk fasilitas praktikum dan penelitian

maka prasarana ruang laboratorium menjadi sangat penting, jumlah laboratorium yang

ada di kampus ITP berjumlah 14 Laboratorium dengan luas total 1505 , dan

perbandingan jumlah luas laboratorium dengan jumlah mahasiswa adalah 0,83 per

mahasiswa.

Ruangan penunjang untuk staff disebar ke dalam beberapa ruangan seperti diruangan jurusan, ruangan dosen, dan laboratorium. Setiap dosen tersebar kedalam ruangan tersebut sebagai kantor atau ruangan kerja lebih kurang total kapasitas ruangan adalah 226,6 meter persegi.

Ketersediaan ruang untuk dosen juga perlu disikapi dengan penambahan ruangan untuk masing – masing dosen. Hingga saat ini jumlah ruangan dosen sebanyak 4 ruangan di

(25)

masing – masing jurusan, jumlah total dosen 57 orang, jumlah dosen yang tidak menjabat

sebagai struktural organisasi sebanyak 40 orang dan luas total ruangan 138,69 maka

luas ruang kerja masing – masing dosen adalah 3,4 per dosen. Dari pemaparan diatas

terlihat bahwa Institusi harus melakukan pengembangan kapasitas ruang kelas dengan adanya pertambahan dua tahun terakhir. Untuk penambahan ruang kelas akan dilakukan oleh Institusi diawal tahun 2014. Selain penambahan kapasitas ruangan maka akan diikuti dengan kebuthan peralatan pada ruang kelas tersebut. Oleh sebab itu akan dibutuhkan berapa furniture serta peralatan laboratorium agar bisa melayani mahasiswa dengan baik.

b. Manajemen Laboratorium:

1. Kapasitas laboratorium untuk dapat memberikan pelayanan secara umum belum maksimal. Jumlah mahasiswa dalam setiap kelas praktikum yang dilayani antara 16 s.d. 20 orang per-shift. Rata-rata jumlah mahasiswa yang dilayani untuk mengerjakan skripsi atau TA pada semester ganjil dan semester genap belum terdata dengan baik, mengingat mahasiswa yang memanfaatkan laboratorium amat tergantung dengan topik TA. Dalam hal ini, layanan laboratorium untuk praktikum, penyelesaian TA maupun untuk penelitian dosen belum memadai. 2. Ketersediaan fasilitas untuk pelaksanaan praktikum belum memadai, beberapa

mata kuliah praktikum dilaksanakan di institusi lain (Univ. Andalas, Univ. Negeri Padang, Kopertis wilayah X Padang). Pada Universitas Andalas telah dibentuk kerjasama dalam pelaksanaan pratikum tegangan tinggi untuk mahasiswa program studi teknik elektro. Kerjasama ini sudah berlangsung selama beberapa periode, dimulai semenjak tahun 2000 hingga sekarang, sebelumnya dilaksanakan di Laboratorium Tegangan Tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB). Beberapa jenis praktikum yang belum terlaksana dengan baik diantaranya Teknik jalan dan Transportasi (Teknik Sipil) Material Teknik (Teknik Mesin) dan Termodinamika (Teknik Elektro) menjadi kebutuhan yang mendesak untuk saat ini. Penyelenggaraan pratikum yang terlaksana melalui kerjasama, tidak dapat ditentukan berdasarkan semester genap atau semeter ganjil walaupun pelaksanaan diatas kertas tetap didasari oleh pengambilan perkuliahan setiap semesternya. Pelaksanaan pratikum tergantung dari jumlah peserta pratikum dan waktu pelaksanaan pratikum. Pelaksanaan di Universitas lain disesuaikan pada saat laboratorium tidak digunakan oleh pihak setempat, dengan demikian pelaksanaan pratikum dapat tertunda. ITP kedepan akan berusaha mengembangkan laboratorium milik sendiri, agar pelaksanaan pratikum dapat berlangsung sesuai dengan jadual serta kualitas pratikum yang lebih baik.

3. Untuk pelayanan praktikum, setiap laboratorium dibantu oleh teknisi 1 (satu) orang

sesuai dengan bidang keahlian teknisi yang bersangkutan. Secara kuantitas dan kualitas, kondisi ini sebenarnya belum optimal, disamping jumlah mahasiswa yang banyak, bidang ilmu yang memanfaatkan layanan laboratorium juga cukup variatif. Sehingga layanan yang diberikan belum sesuai dengan standar yang diinginkan oleh kurikulum. Untuk mengatasi hal ini, secara bertahap institusi telah menuangkan dalam bentuk program kerja dan pendanaannya pada RAPP tahun anggaran 2012/2013.

4. Dosen pemegang mata kuliah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pratikum

(26)

untuk pelaksanaan pratikum berdasarkan job yang diberikan (sesuai dengan tuntutan kurikulum) di ajukan oleh dosen (instruktur) kepada kepala laboratorium. Semua persiapan pelaksanaan praktikum diatur oleh teknisi yang dikoordinir oleh kepala laboratorium. Untuk beberapa kondisi, praktikum dilaksanakan sesuai dengan kondisi peralatan yang ada. Disisi lain Pelaksanaan praktikum yang dilakukan harus sesuai dengan tuntutan kurikulum dan menjadi salah satu target yang hendak dipenuhi.

c. Manajemen Perpustakaan

Perpustakaan ITP merupakan perpustakaan pusat yang melayani semua fakultas dan prodi. Perpustakaan dalam merencanakan pengembangan koleksi meminta kepada setiap jurusan untuk diberikan masukan mengenai penambahan koleksi terbaru. Perpustakaan akan menghimpun materi usulan untuk diberikan masukan kepihak Institut untuk menambah koleksi perpustakaan. Disamping itu lulusan setiap program studi berkewajiban memberikan sumbangan kepada perpustakaan sesuai dengan kesanggupan masing-masing. Pemanfaatan perpustakaan oleh mahasiswa dan dosen serta masyarakat masih dilayani oleh petugas, artinya pengunjung perpustakaan tidak dapat mengambil atau memilih koleksi sendiri melainkan harus melalui petugas. Jika koleksi yang digunakan dapat dibaca di ruangan perpustakaan dan dapat dibawa keluar perpustakaan dengan syarat maksimal tiga buku dan dalam tempo tiga hari. Jika terjadi pelanggaran atau hilang mekanismenya sudah diatur dengan baik melalui kesepakatan pengunjung saat menjadi anggota pertama kali. Sejauh ini jumlah koleksi peralatan untuk masing-masing prodi sudah tidak memadai, karena seiring dengan peningkatan jumlah mahasiswa dua tahun terakhir. Layanan internet free WIFI sudah di berikan, hal ini sangat membantu dosen dan mahasiswa dalam mencari referensi terkini. Saat ini pelayanan internet sudah dikelola melalui Sistim Informasi ITP yang nantinya menjadi cikal bagi terbentuknya pusat informasi dan komputer. Perpustakaan elektronik juga belum dikembangkan, oleh karena itu, program pengembangan elektronik Library telah dianggarkan pada program kerja ITP tahun anggaran 2012/2013. Disamping itu untuk 9 (sembilan) program studi yang ada di ITP dengan jumlah koleksi sebanyak 16319 eksemplar perlu ditingkatkan. Berdasarkan jumlah eksemplar saja menunjukan bahwa pelayanan masih sangat terbatas bagi mahasiswa, sehingga belum memenuhi rasio yang ideal. Secara detail koleksi perpustakaan ITP dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut;

d. Manajemen Sistim Informasi Manajemen

Sebagai mana dijelaskan diatas bahwa akan dibentuknya pusat informasi dan komputer yang mengelola sistem informasi manajemen (SIM). Pengelolaan data dipusatkan di unit ini. Pusat Ilmu Komputer dan Sistem Informasi (PIKSI) berada dibawah BIAKSI yang membantu pelaksanaan dan pengeolahan dari tingkat jurusan sampai ketingkat institut. Saat ini sistem informasi yang digunakan di dalam lingkup ITP sudah memanfaatkan aplikasi perangkat lunak sistem informasi berbasis WEB, namun demikian cakupan pemrosesan data masih dilakukan secara parsial, tidak terintegrasi menjadi kesatuan yang terpadu. Sistem informasi yang tidak terintegrasi ini menyebabkan proses pengisian data menjadi kurang efisien disebabkan karena kadang-kadang terjadi pengisian data yang berulang (redundant). Demikian pula proses pengolahan data yang membutuhkan waktu yang lebih lama sebelum disajikan

(27)

dalam bentuk informasi. Oleh karena itu diperlukan sistem informasi yang terintegrasi yang memadukan sistem informasi akademik, sistem informasi keuangan, sistem informasi perpustakaan dan sistem informasi asset yang sudah ada menjadi sistem informasi manajemen institusi yang terpadu.

Selain itu untuk dapat meningkatkan layanan administrasi akademik keuangan dan administrasi umum diperlukan pengembangan sistem informasi yang ada kearah teknologi informasi mobile sehingga data dapat diakses dari mana saja dan kapan saja dengan menggunakan fasilitas mobile communication.

Gambar 9 : Grafik Koleksi Referensi Perpustakaan

2.5 Evaluasi Penjaminan Mutu di Tingkat Institusi

Dalam rangka menjamin mutu input, proses dan hasil pendidikan di Institut Teknologi Padang (ITP), maka dibentuklah Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) pada tahun 2006. Pembentukan BPMI ini merupakan bentuk pengembangan dari tim monitoring dan evaluasi internal (monevin) ITP yang telah ada sebelumnya. Adapun tugas BPMI ini adalah : 1). Monitoring kegiatan implementasi aktifitas akademik. 2). Evaluasi terhadap pencapaian hasil pelaksanaan kegiatan akademik. 3). Audit kesesuaian implementasi kegiatan akademik terhadap standar mutu yang telah ditetapkan.

Mekanisme monitoring dan evaluasi kegiatan-kegiatan akademik seperti halnya proses pembelajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, dilakukan oleh Badan Penjamin Mutu Internal (BPMI) untuk semua program studi secara berkala dan hasilnya dituangkan dalam bentuk laporan Monevin. Oleh karena struktur organisasi ITP yang tidak terlalu besar, maka BPMI-ITP sebagai penanggung jawab sistem penjaminan mutu berada ditingkat institut yang dipimpin seorang ketua dan dalam operasionalnya dibantu beberapa orang anggota.

BPMI-ITP mendorong pengelolaan mutu Program Studi diantaranya meliputi evaluasi kurikulum (setiap 4 tahun), kajian SAP (setiap tahun), evaluasi pengajaran melalui kuesioner setiap semester. Penjaminan mutu juga dilakukan pada usaha-usaha

(28)

peningkatan hasil karya civitas akademika berupa penelitian yang dikoordinasikan dan dievaluasi oleh Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat (P3M).

Adapun siklus sistem penjaminan mutu ITP dilaksanakan mengikuti konsep PDCA (Plan, Do, Check, Action) seperti ditunjukan pada gambar berikut ini.

Gambar 10 : Siklus Penjaminan Mutu ITP

Beberapa bentuk hasil evaluasi yang pernah dilakukan, diantaranya adalah : (1) Perbaikan dan pengembangan kurikulum dan silabus program studi,

(2) Pengembangan sistem informasi yang mendukung proses pengelolaan program.

Adapun Struktur organisasi BPMI – ITP dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11: Struktur Organisasi BPMI – ITP

*) Dibentuk berdasarkan usulan ketua BPMI dan di SK-kan oleh Rektor ITP untuk

Dokumen Mutu Dokumen Akademik Plan Kegiatan 1 - n Do Monitoring Evaluasi Audit Ceck Rapat Tinjauan Manajemen Perbaikan Peningkatan Mutu Action MB BPMI - ITP Ketua BPMI REKTOR SEKRETARIS, DEKAN FTI DEKAN FTSP SENAT ITP YAYASAN Struktur Organisasi ITP Tim MONEVIN KEGIATAN AKADEMIK Tim MONEVIN PHK Tim

Gambar

Tabel II.1. Daftar Program Hibah Kompetisi yang Diterima ITP
Gambar 2 Koneksi Jaringan sistem informasi ITP
Gambar 3 : Grafik Jumlah Mahasiswa Masuk ITP (3 tahun) terakhir
Gambar 4 : Grafik Profil Mahasiswa ITP Per-Program Studi Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sumbangan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja sebesar 29,4% dengan demikian terdapat 70,6% faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja diluar variabel

• Guru memulai pelajaran dengan mengajak siswa mengamati gambar pada buku tema 6 Subtema 4 Pembelajaran 2, atau kalau guru, mempunyai tayangan video tentang sikap pemborosan

menggunakan beberapa sumber baik sumber data primer maupun sekunder. Selain itu dalam penelitian ini peneliti juga menggunakan triangulasi tehnik. guna menguji

ASEAN region has at least four main forms of micro and area based schemes usually implemented by local communities, including micro insurance, agricultural insurance, social funds,

Permintaan dan Penawaran dalam Islam adalah semua barang dan jasa yang merupakan kondisi penting bagi terpenuhinya tujuan akhir kehidupan manusia di dunia dan akhirat, yang

Hal yang bisa dilakukan agar mengetahui apa yang diinginkan konsumen yaitu melakukan survey kepuasan konsumen dengan membagikan kuesioner, memberikan arahan kepada

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel