• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sukawarsini Djelantik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sukawarsini Djelantik"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

antara

eori

Praktik

(2)

17.os. J.ot(.

J

Diplomasi

antara

Teori

&

Praktik

:;a!1fBeij.

��

··

·uN�MC

···

·

·

·

... ...

(3)

�GRAHAILMU

�1.i

mi;

ol

\4\\0:;l -

�/�($

-

ft(,\�

Diplomasi

antara

Teori

&

Praktik

(4)

!i

�-!

i'

l

/'

DIPLOMAS! ANTARA TEORI DAN PRAKTIK

Oleh: Sukawarsini Djelantik Edisi Pertama

Cetakan Pertama, 2008 Hak Cipta © 2008 pada penulis,

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, secara elektronis maupun mekanis, termasuk me1nfotokopi, merekam, atau dengan teknik perekaman lainnya, tanpa izin tertulis dari penerbit.

[{®]

GRAHAILMU

Candi Gebang Permai Blok RI 6 Yogyakarta 55511

Telp. : 0274-4462135; 0274-882262 Fax. : 0274-4462136

E-mail : info@grahailmu.co.id

Djelantik, Sukawarsini

DIPI,QMASI AN'rARA 'l'EORI DAN PRAKTIK/Sukawarsini Djelantik - Edisi Pertama - Yogyakarta; Graha Ilmu, 2008

x + 254 hlm, Jil. : 23 cm. ISBN : 978-979-756-316-5

1. Sosial Politik I. Judul

P

urakh1

j

is y antara tee kumpular telah dim untuk me diploma� Hubunga mendala munculc Keb1 sakan da peroleh 1 diploma textyani yang ter: pandan1 diplom< diploma membe1 Bu1 menger untuk r

(5)

rie1nindahkan >nis n1aupun inan lainnya,

jelantik

Kata Pengantar

F

uji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena hanya atas rakhmat dan perkenanNyalah penyusunan buku "Diplomasi; antara teori dan Praktik" ini dapat diselesaikan. Buku ini mernpakan kumpulan dari sebagian materi perkuliahan serta karya-karya tulis yang telah dimuat di dalam berbagai jurnal nasional yang disusun kembali untuk memudahkan pemahaman mengenai isu-isu yang te1jadi dalam diplomasi. Buku ini akan sangat berguna untuk para mahasiswa Hubungan Internasional di Indonesia yang ingin lebih memahami dan mendalami teori maupun masalah dan fenomena-fenomena yang muncul dalam aktivitas diplomasi.

Kebutuhan akan adanya buku seperti ini sudah lama sangat dira­ sakan dan semakin meningkat, mengingat langka dan sulitnya mem­ peroleh buku-buku yang secara khusus membahas masalah-masalah diplomasi dalam bahasa Indonesia. Sejauh ini, kebanyakan buku-buku text yang tersedia ditulis dalam bahasa Inggris, membahas kasus-kasus yang terjadi di belahan dunia yang lain, dan disusun berdasarkan cara pandang dan kepentingan negara-negara "Barat". Sangatjarang buku diplomasi yang secara khusus juga membahas masalah-masalah diplomasi yang dihadapi Indonesia. Untuk alasan inilah, maka penulis memberanikan diri untuk menyusun karya sederhana ini.

Buku ini disusun menjadi dua bagian besar, yakni pembahasan mengenai teori dan praktik diplomasi. Bagian pertama dimaksudkan untuk memberikan pemahaman umum mengenai teori dan sejarah

(6)

/

diplomasi sejak pertama kali berkembang di Eropa, sampai sekarang.

Pada bagian pertama ini juga dibahas mengenai perubahan yang

signifikan dari tugas dan peran diplomat dibandingkan dengan periode­

periode awal ketika diplomasi " modern" untuk pertama kalinya

diperkenalkan di Eropa. Pembahasan tersebut terdapat dalam bagian

"Redefinisi Peran dan Aktivitas Diplomat di era Informasi".

Perubahan-perubahan isu diplomasi dari hal-hal yang sebelumnya lebih

memfokuskan pada isu-isu

"high politics"

ke isu-isu

"low politics"

ini

disebabkan oleh perubahan-perubahan global yang terjadi setelah

berakhirnya Perang Dingin pada awal dekade 1990an. Sedangkan per­

bahan tugas-tugas dan fungsi diplomatjuga menjadi semakin signifikan

terutama sebagai akibat dari berkembang pesatnya teknologi

komunikasi dan transportasi dan keterlibatan masyarakat yang lebih

luas dalam aktivitas-aktivitas diplomasi melalui "diplomasi Publik".

Aktivitas masyarakat dalam bidang diplomasi ini menjadi semakin

signifikan mengingat kegiatan diplomasi tidak semata-mata merupakan

rt1gas-tugas formal yang dibebakan kepada diplomat-diplomat resmi

yang terakreditasi. Dalam kaitannya dengan diplomasi publik ini,

muncul istilah "masyarakat epistemik", yang menggambarkan

sekelompok masyarakat dari berbagai profesi yang mempunyai

kepedulian yang sama terhadap isu-isu terkait dengan diplomasi dan

politik luar negeri.

Selanjutnya, pembahasan mengenai praktik-praktik diplomasi

didasarkan atas perkembangan studi dan praktik diplomasi pasca Perang

Dingin, ketika peran dan aktivitas diplomasi mengalami perubahan

yang sangat signifikan. Selanjutnya, seiring dengan muncul isu-isu

"baru" seperti Diplomasi hak Asasi Manusia, Diplomasi Ekonomi,

Diplomasi Preventif, dan Diplomasi Publik, yang memperkaya

khasanah ilmu Diplomasi, pembahasanjuga diberikan dalam kasus­

kasus tersebut.

Semoga keberadaan buku ini membawa manfaat bagi para

mahasiswa Hubungan Internasional dan para pemerhati isu-isu global.

VI DIPLOMAS! ANTARA TEO!U DAN PRAKT!K

Sangat disac

sempurna.

1'

demi perbai

(7)

ai sekarang. Jahan yang san periode­ ma kalinya lam bagian 1formasi". tmnyalebih politics" ini idi seteiah ngkanper-1 signifikan teknologi yang lebih >i Publik". i semakin 1erupakan mat resmi 1ublik ini, mbarkan mpunyai masi dan iplomasi :aPerang :rubahan ll isu-isu konomi, perkaya n kasus-cgi para iglobal. PRAKTIK

Sangat disadari bahwa penyusunan buku ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka dari itu, segala kritik dan saran akan sangat dihargai demi perbaikan di masa-masa mendatang.

Bandung,

akhir

Desember

2007.

Penyusw1,

Dr. Sukawarsini Djelantik

(8)

Daftarlsi

Kata Pengantar v

Bagi.an

I

Teori-teori Diplomasi

1

1.

Diplomat dan Diplomasi; Tinjauan Teoritis

3

2.

Negosiasi dan Pemungutan Suara

(Voting)

39

3.

Redefinisi Peran dan Aktivitas Diplomat

di Era Informasi

5 7

Bagi.an II Isu-isu Baru Diplomasi

82

4.

Diplomasi Bilateral

85

5.

Kasus Dalam Diplomasi Bilateral; Hubungan Indonesia-Australia

Dalam Masalah Timor-timur

103

6.

Diplomasi Multilateral

133

7.

Diplomasi Preventif

161

8.

DiplomasiPublik

187

9.

Diplomasi Publik dan Peran Masyarakat

Epistemik

209

10.

Diplomasi Ekonomi dan Perdagangan

22 7

Daftar Referensi

243

(9)

.,.

BAGIAN I

(10)

Diplomat dan Diplomasi;

Tinjauan Teoritis

T

ulisan ini merupakan pengantar mengenai konsep-konsep

diplomasi yang dikenal sejak awal perkembangannya di Eropa

Barat, kemudian Amerika Utara. Ditinjau juga beberapa konsep yang

muncul dari Asia, seperti India, China dan Timur Tengah (sebagai

tempat awal berkembangnya agama Islam). Pembahasan berbagai

konsep dilakukan dengan tujuan untuk mencari akar budaya politik

dan praktik diplomasi di Indonesia, dan mengingat budaya politik In­

donesia merupakan akulturasi dari berbagai sumber

I

ajaran tersebut

di atas. Pertanyaan yang akan dijawab adalah: "Apakah teori-teori

diplomasi yang diperkenalkan di Eropa daratan, Amerika Utara atau

Asia dapat diterapkan untuk studi diplomasi Indonesia?". Pertanyaan

selanjutnya adalah: "Bagaimana diplomasi Indonesia dijelaskan dengan

mempergunakan konsep-konsep yang sudah ada?" Jawaban yang

diberikan dapat memposisikan diplomasi Indonesia gitengah konsep­

konsep yang telah terlebih dahulu ada, sambil melihat pengaruh budaya

politik yang paling dominan dalam politik dan diplomasi Indonesia.

Agar jawaban dapat lebih spesifik, akan dibahas satu contoh kasus,

yakni mengenai hubungan diplomasi dan politik antara Indonesia

dengan Australia dalam penyelesaian masalah Timor Timur.

Sir Ernest Satow sejak tahun 1922 telah mendefinisikan diplomasi

sebagai aplikasi intelijen dan taktik untuk menjalankan hubungan resmi

(11)

antara pemerintahan yang berdaulat, yang kadangkala diperluas dengan hubungan dengan negara-negara jajahannya. 1 Sejalan dengan definisi Satow,

Barston mendefiniskan diplomasi sebagai manajemen hubungan antar negara atau hubungan antar negara dengan aktor-aktor hubungan internasional lainnya. Negara, melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor lain berusaha untuk menyampaikan, mengkoordinasikan dan mengamankan kepentingan nasional khusus atau yang lebih luas, yang dilakukan melalui korespondensi, pembicaraan tidak resmi, saling menyampaikan cara pandang, lobby, kunjungan, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang terkait. 2 Meskipun diplomasi berhubungan dengan aktivitas­

aktivitas yang damai, dapat juga terjadi di dalam kondisi perang atau konflik bersenjata, karena tugas utama diplomasi tidak hanya manajemen konflik, tetapi juga manajemen perubahan dan pemeliharannya dengan cara melakukan persuasi yang terns menerus ditengah-tengah perubahan yang tengah berlangsung. 3

Sebuah definisi yang paling dekat terkait dengan metode dan isi adalah" "Diplomasi mewakili tekanan politik, ekonomi dan militer kepada negara-negara yang terlibat dalam aktivitas diplomasi, yang diformulasikan dalam pertukaran permintaan dan konsesi antara para pelaku negosiasi". Untuk mencapai kepentingan nasional, keterampilan dalam berdiplomasi merupakan syarat utama seorang diplomat yang terlibat dalam politik intemasional, yang pada dasamya dipergunakan untuk mencapai kesepakatan, kompromi, dan penyelesaian masalah di mana tujuan-tujuan pemerintah saling bertentangan. Diplomasi dapat diselenggarakan dalam pertemuan khusus atau konferensi umum. Diplomasi berupaya untuk merubah kebijakan, tindakan, tujuan, dan sikap pemerintahan negara lain dan diplomat-diplomatnya melalui persuasi, menawarkan penghargaan, saling mempertukarkan konsesi, atau mengirimkan ancaman.

I. Sir Ernest Satow, A Guide to Diplomatic Practice, Longman Green & Co,

NY, 1922, ha!. I.

2. R.P. Barston, Modern Diplomacy, Longman, N.Y, 1997, ha!. 1.

3. Adam Watson, The Dialogue Between States, Methuem, London, 1984, ha!.

223.

4 DIPLOMAS! ANTARA TEORI DAN PRAKTIK

Sebagai. kebijakan; pi dikatakan ol negaratemp diharapkan bahkan jika Sebagai pel: tail kebijal memperol1 kesepakata Kon di� dari dua ( sementara tetapi juga mat juga t< dalam pe1 nasihat k< pengaruh nasihat-n kebijakan tertentu.6 tanpa me Teori kapengal hubungai kekuatan diplomas pada tah keyakina 4. Eric C Pub.< 5 ibid. 6 Clark,I ?Henry· DIPLOMA

(12)

�luas dengan efinisi Satow, ungan antar · hubungan . aktor-aktor :sikan dan 1luas, yang smi, saling as-aktivitas Ill aktivitas­ erang atau aanajemen ya dengan perubahan >de dan isi an militer tasi, yang 1tara para :rarnpilan mat yang gunakan masalah asi dapat um um. ian, dan melalui konsesi, �84, ha!. 'RAKTIK

Sebagai aktor diplomatik, pekerjaan diplomat bukanlah menyus\m kebijakan; peranan itu dimainkan oleh politikus dan negarawan. Seperti dikatakan oleh Clark, diplomat mungkin menentang kebijakan politik negara tempat dia bekerja dan negara yang diwakili, tetapi mereka tetap diharapkan untuk menyampaikan kebijakan tersebut dan mendukung bahkan jika kebijakan tersebut tidak mereka yakini secara pribadi.4 Sebagai pelaksana kebijakan luar negari, diplomat menyampaikan de­ tail kebijakan pemerintahan negara lain, menjelaskannya, dan memperoleh dukungan, dan jika dikehendaki, menegosiasikan

kesepakatan untuk meningkatkan dan mewujudkannya. 5

Kondisi ini memungkinkan diplomat untuk menikmati keuntungan dari dua dunia: kegagalan dapat disalahkan kepada kebijakan, sementara keberhasilan tidak semata-mata ditentukan oleh kebijakan tetapi juga dalam mempresentasikan kebijakan tersebut. Peran diplo­ mat juga telah dikritik karena kurangnya kekuatan nyata dan pengaruh dalam peristiwa-peristiwa intemasional. Diplomat dapat memberi nasihat kepada pemerintahnya mengenai kondisi yang dapat mem­ pengaruhi posisi tawar dan kekuatan sebuah negara. Berdasarkan nasihat-nasihat yang diberikan, pemerintah dapat menetapkan kebijakan luar negeri yang dapat diterapkan dalam waktu dan kondisi tertentu. 6 Kenyataannya, kebijakan suatu negara juga dapat diterapkan tanpa mendengarkan masukan dari para diplomat.

Teori-teori diplomasi yang dikenal sekarang dibentuk dengan kerang­ ka pengalaman negara-negara Eropa/ Amerika Utara. Dengan kemajuan hubungan intemasional pada abad ke

20

dan munculnya AS sebagai kekuatan yang barn, pemikiian Amerika telah mempengaruhi praktik diplomasi secara signifikan. 7 StjakAS mernasuki arena politik intemasional

pada tahun

1917,

kekuatan AS telah meningkat pesat dan memiliki keyakinan yang tinggi dalarn memegang kebenaran

d3n

nilai-nilai, sehingga 4. Eric Clark, Diplomat, The World of International Diplomacy, Taplinger

Pub. Co. NY, 1973, ha!. 83. 5 ibid.

6 Clark,Diplomat, ha!. 83.

7 Henry Kissinger, Diplomacy, Simon and Schuster, New York, 1994, hal. 18.

(13)

pengaruhnya sangat dirasakan dalam pembentukan Liga Bangsa-Bangsa

dan Pakta Kellog-Biiand sampai Piagam PBB dan Akte Final Helsinki.

Seperti yang dikatakan oleh Henry Kissinger, keyakinan yang ditegaskan

adalah : "AS memiliki sistem pemerintahan yang paling baik di dunia, dan

semua

umatmanusia dapatmencapai perdamaian dan kemakmurandengan

cara

meninggalkan diplomasi tradisional dan mengadopsi referensi AS

untuk

menerapkan hukum intemasional dan demokratis.

8

Dunia ini memiliki banyak negara dan kawasan serta masing­

masing memiliki kebudayaan dan pengalaman sejarah yang beragam,

sehingga satu konsep seperti yang berlaku di Eropa dan Amerika Utara

saja seringkali tidak dapat diterapkan di negara atau kawasan lainnya.

Khususnya, teori-teori Eropa dan Amerika Utara kemungkinan tidak

relevan dengan negara-negara di Asia yang memilki konteks sosial,

politik, dan kebudayaan yang sangat berbeda. Ketidakmampuan dalam

menerapkan menjadi lebih besar dengan adanya jurang perbedaan yang

besar dalam bidang pembangunan ekonomi dan kemajuan teknologi

antara negara-negara di dunia. Kemampuan untuk mengejar

ketertinggalan dalam teknologi informasi juga merupakan ha! yang

penting dalam diplomasi modem.

Ada suatu kesamaan dalam sudut pandang sejarah antara kehidupan

politik Indonesia dengan negara-negara Asia lainnya, khususnya pada

dekade tahun 1960-1970-an, ketika kebudayaan politik menjadi

paradigma yang dominan. Disini, para ahli bereaksi terhadap pemikiran

yang muncul terutama pada era tahun 1950an bahwa politikAsia secara

sederhana adalah politik Eropa dan Amerika Utara yang dimainkan di

Asia. Mereka mengajukan argumen bahwa terdapat kondisi khusus

yang gaga! diterapkan di Asia, yang membuat politik Asia secara

kualitatif berbeda, setidaknya dalam beberapa sudut pandang, dari

politik Eropa dan Amerika Utara. Perbedaan-perbedaan ini pada

dasamya dipengaruhi oleh budaya, yang secara luas didefiniskan dan

8. Henry Kissinger, Diplomacy, ha!. 18.

6

DIPLOMAS! ANTARA TEORI DAN PRAKTIK

dimasukka

antar peme

Pemikir

Beben

diterapkan

di Eropa/.

mcngenai

antar-neg<

hubungan

jamanind

banyakm1

denganm

Duta Besa Nisrstrarta

kekuasaa

yang ked

Dikataka:

(dunia)y<

di luar ne

Tug

a

kan info1

dalam se'

meranca1

adalahm

pejabat

pangerar

danmen

percoba<

mengalil

9. R.P. I< hal. 2: DIPLOMA

(14)

1gsa-Bangsa ta! Helsinki. � ditegaskan i dunia,dan = dengan ISiASuntuk ta masing­ :;beragam, �rika Utara m Iainnya. :inan tidak eks sosial, �an dalam daanyang teknologi mengejar . hal yang :ehidupan ;nya pada menjadi •emikiran sia secara iinkandi ;i khusus .a secara mg, dari ini pada >kan dan ·PRAKTIK

dimasukkan ke dalam sejarah, nilai-nilai moral/ etika, dan hubungan an tar pemerintah.

Pemikiran Diplomasi Asia

Beberapa ahli politik telah menerima prinsip bahwa politik yang diterapkan di Asia dalam banyak segi berbeda dengan yang diterapkan di Eropa/ Amerika Utara. Lebih jauh lagi, terdapat banyak literatur mengenai cara pandang Islam, India, dan China mengenai hubungan antar-ncgara dan peran seorang Duta dalam menjaga hubungan­ hubungan tersebut. Misalnya, Arthasastra karangan Kautilya, kitab dari jaman India kuno yang membahas mengenai politik dan adminstrasi, banyak membahas masalah ini. Buku ini mengatakan bahwa hubungan dengan negara-negara luar dan negosiasi dilaksanakan melalui Duta, Duta Besar atau envoy. Arthasastra mengidentifikasikan 3 tipe duta: Nisrstrarta, yaitu Duta Besar berkuasa penuh, Parimitarta, yang memiliki kekuasaan terbatas dalam melakukan perundingan, dan Sasanahara, yang kedudukannya sedikit lebih tinggi daripada pembawa pesan.9 Dikatakan pula bahwa duta harus ditempatkan di seluruh rajamandala ( dunia) yang mengimplikasikan bahwa memposisikanDuta Besartetap di luar negeri.

Tugas-tugas seorang Duta dalam Arthasastra termasuk mengirim­ kan informasi keluar kepada Rajanya dan memastikan bahwa isi-isi dalam sebuah traktat dilaksanakan, mengkonsolidasikan aliansi, atau merancang huru-hara dan kekacauan di luar negeri. Tugas-tugas Iainnya adalah menyelundupkan tentara secara rahasia ke negara lain, menculik pejabat atau pangeran dari negara lain, mendapatkan harta dari pangeran negara asing, membantu pelarian seorang pangeran atau Raja, dan menunjukkan keberanian jika diperlukan. Tugas lainnya termasuk percobaan mempengaruhi dan menggoda pejabat dari negara asing agar mengalihkan kesetiaan dari Rajanya dan mengalihkan kepada kesetiaan

9. R.P. Kangle, M.A, Kautilya Arthasastra Bagian III, University of Bombay, 1985, hal. 250.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai t statistic 6,353 &gt; t tabel 1,960 dan p value 0,000 &lt; 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis 2 pada penelitian ini dapat diterima yang artinya semakin rendah persepsi

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 7 Tahun 2001 tentang Retribusi dan Sewa Pemakaian Kekayaan Daerah (Lembaran Daerah

Hasil jawaban SR2 adalah sebagai berikut.. Sesuai hasil pekerjaan di atas, SR2 mampu menemukan keterkaitan yang ditanyakan dengan gambar, mampu mengklasifikasikan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak tiga siklus pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi zat tunggal

Menjadi wil.. Daha Barat, Perda No.13/2006 Tanjung Selor Menjadi wil. Daha Barat, Perda No.13/2006 Bajayau Tengah Menjadi wil.. Limpasu, Perda No. Limpasu, Perda No.. Limpasu, Perda

&#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh klien &#34;roses pengeluaran sputum dari paruparu, bronkus dan trakea yang dihasilkan oleh

Dari penjelasan pasal diatas, sangat jelas memberikan dasar hukum bahwa notaris dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa di

Berfungsi untuk mengemulsi lemak agar mudah diserap oleh tubuh. Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan