• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.

Kelompok adalah sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).

Pengaruh kelompok pada perilaku komunikasi a. Konformitas

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang real atau dibayangkan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.

b. Fasilitas Sosial

Fasilitas menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Kehadiran orang lain dianggap menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu. Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertinggi

(2)

8 kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai. Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi.

c. Polarisasi

Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrim. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

2.2 Pola Komunikasi

Konsep komunikasi sebagai pola adalah dimana komunikasi itu diartikan sebagai sebuah proses yang berlangsung terus-menerus dengan menggunakan berbagai cara simbolis dan berfungsi sebagai pertukaran gagasan dari pelaku komunikasi. Pola komunikasi dapat dipahami sebagai pola hubungan antara dua orang atau lebih dalam pengiriman dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksudkan dapat dipahami (Djamarah, 2004:1).

Sedangkan Pola komunikasi menurut Effendy (1986) adalah proses yang dirancang untuk mewakili kenyataan keterpautannya unsur-unsur yang dicakup beserta keberlangsungannya, guna memudahkan pemikiran secara sistematik dan logis. Komunikasi adalah salah satu bagian dari hubungan antar manusia baik individu maupun kelompok dalam kehidupan sehari-hari (Effendy, 1986) dari pengertian ini jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang dimana seorang menyatakan sesuatu kepada orang lain, jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia itu. Pola komunikasi dibagi menjadi tiga, yaitu komunikasi satu arah, komunikasi dua arah dan komunikasi multi arah.

(3)

9 1. Pola komunikasi satu arah adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan baik menggunakan media maupun tanpa media, tanpa ada umpan balik dari komunikan dalam hal ini komunikan bertindak sebagai pendengar saja.

2. Pola komunikasi dua arah atau timbal balik (Two way traffic

communication) yaitu komunikator dan komunikan menjadi saling

tukar fungsi dan menjalani fungsi mereka, komunikator pada tahap pertama menjadi komunikan dan pada tahap berikutnya saling bergantian fungsi. Namun pada hakekatnya yang memulai percakapan adalah komunikator utama, komunikator utama mempunyai tujuan tertentu melalui proses komunikasi tersebut, prosesnya dialogis, serta umpan balik terjadi secara langsung. (Siahaan, 1991)

3. Pola Komunikasi multi arah yaitu proses komunikasi terjadi dalam satu kelompok yang lebih banyak dimana komunikator dan komunikan akan saling bertukar pikiran secara dialogis.

2.5 Analisis Interaksi Fisher

Dalam teori pengambilan keputusan ini, Fisher mengutip empat fase melalui tugas kelompok yang cenderung mengolah orientasi, konflik, kemunculan dan penguatan. Dalam mengamati penyebaran interaksi melalui fase ini. Fisher memperhatikan jalannya perubahan interaksi sebagai sebuah keputusan kelompok yang telah diformulasikan dan dikuatkan. (Littlejohn, 2009:333-334)

a. Fase orientasi

Tahap ini mencakup tindakan untuk mengenali masalah, melakukan klarifikasi, mengemukakan pendapat awal. Pada tahapan ini seseorang masih mencoba mencari arah dan pengertian dalam komunikasi yang dilakukan.

b. Fase Konflik

Tahapan ini melibatkan penolakan dan juga interaksi yang terjadi mencakup ketidaksetujuan serta evaluasi negatif yang lebih besar.

(4)

10 Pada tahap ini, seseorang mulai memperkuat sikap dalam menghasilkan banyak pengelompokan atau polarisasi

c. Fase Kemunculan

Pada tahap ini disebut juga tahap yang menghilangkan koalisi yang ditimbulkan pada tahap kedua tanda-tanda permulaan adanya kerjasama mulai terlihat. Pada tahapan ini, seseorang akan mulai mengalami perubahan sikap sehingga pendapat dan komentar menjadi tidak jelas dan bersifat ambigu.

d. Fase Penguatan

Pada tahap ini melibatkan keputusan kelompok menjadi lebih menguat dan keputusan juga akan menerima penguatan dari kelompok lainnya. Pada tahapan ini, situasi komentar yang tidak jelas dan situasi ambigu akan cenderung hilang sehingga adanya penegasan di dalam persetujuan untuk mengambil keputusan yang diambil.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis mengangkat penelitian sebagai bahan referensi dalam memperkaya bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut ini penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ina (2013) dengan judul “Ancaman Kerusakan Ekologis Produksi Batik Rumahan: Narasa Perlindungan Ruang Domestik dengan hasil penelitian modus produk masuk dalam rumah tinggal telah memanipulasi dan merusakkan ruang dan aktiftas reproduktif dalam rumah. Kondisinya semakin parah karena dampak produksi batik tidak hanya bermakna eknomi tetapi juga lingkungan. Pemindahan beban produksi ini menyebabkan beban ekonomi lain yang terkait dengan pengadaan alat produksi, bahan produksi serta bahan pendukung produksi (air, listrik, tempat, dll) tetapi biaya sosial dan hasil kesehatan. Beban ini semakin berat karena upah yang diterima sangat

(5)

11 rendah karena dihitung berdasarkan satuan atau lembaran dan berlangsung tanpa jaminan apapun. Munculnya krisis lingkungan, kesadaran akan bahaya limbah pabrik dan kesadaran akan konsumsi barang ramah lingkungan merupakan suatu peluang positif bagi implementasi batik ramah lingkungan. Di tengah persoalan ini muncul para perempuan pelopor batik ramah lingkungan. Batik ramah lingkungan menjadi strategi dalam melindungi ruang domestik perempuan dan sekaligus melindungi lingkungan. Para perempuan ini berjuang dengan cara-cara yang khas perempuan (feminim) dan menjadikan kekuatan untuk melawan (cara halus) gempuran batik tidak ramah lingkungan yang berdampak negatif pada keluarga, rumah, dan lingkungan.

Lain halnya pada penelitian yang dilakukan oleh Meta Aisyah (2014) dalam “Strategi Bertahan Hidup Buruh Kerok Batik Cap (Studi

Life History Delapan Buruh Putting Out System yang Bekerja di Industri

Rumahan Batik Sidomulya Tirtodipuran, Yogyakarta). Dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa agar bisa bertahan hidup para buruh kerok ini ini memadukan beberapa strategi. Strategi-strategi itu dikelompokkan dalam tiga strategi besar. Strategi pertama ialah tetap bertahan hidup pada profesi mereka sebagai buruk kerok. Penghasilan sebagai buruh kerok menjadi sumber dana utama bagi buruh untuk bertahan hidup. Kedua mencari tambahan penghasilan. Untuk itu buruh memanfaatkan sumber daya yang ia punya seperti bekerja dengan juragan lain, ikut arisan, menjadi buruh tani, menjual kain hadiah dari juragan dan mengontrakkan rumah. Strategi ketiga yaitu melakukan penghematan dengan cara memasak menggunakan kayu bakar, memasak makanan sendiri karena harga makanan di warung makan lebih mahal, menanam sayuran di pekarangan rumah dan sawah serta meminta anak yang telah bekerja untuk membayar rekening listrik.

Kedua penelitian terdahulu di atas mengacu pada dua hal yang sama yaitu mengenai para perempuan yang berkerja dengan putting out system serta menggunakan metode penelitian kualitatif. Sedangkan pembeda antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah Teori. Penelitian

(6)

12 terdahulu yang pertama lebih menekankan munculnya para perempuan pelopor batik ramah lingkungan yang menjadi strategi dalam melindungi ruang domestik perempuan dan sekaligus melindungi lingkungan. Para perempuan berjuang dengan cara-cara yang khas (feminim) untuk melawan gempuran batik yang tidak ramah lingkungan. Pada penelitian pendahuluan yang kedua lebih menonjolkan pada life history buruh pekerja dengan putting out system untuk bertahan hidup dengan memadukan beberapa strategi. Sedangkan dalam penelitian penulis lebih memfokuskan pada pola komunikasi kelompok perempuan pekerja veener meja untuk bertahan dalam pekerjaan ini.

2.7 Kerangka Berpikir

perempuan pekerja veener

(7)

13 Perempuan pekerja veener meja bekerja dalam pekerjaan tersebut yang membentuk sebuah kelompok perempuan. Interaksi-interaksi di dalam kelompok antara pekerja satu dengan pekerja lainnya terjalin menjadi pola komunikasi. Pola komunikasi menurut Effendy terdiri dari pola komunikasi satu arah, pola komunikasi dua arah dan pola komunikasi multi arah. Terdapat beberapa proses yang dilalui agar perempuan pekerja veener meja bertahan dalam pekerjaan tersebut yaitu fase orientasi, fase konflik, fase kemunculan dan fase penguatan. Dalam penelitian ini, sangat penting diketahui bagaimana pola komunikasi yang

BERTAHAN DIPEKERJAANNYA

POLA KOMUNIKASI MENURUT EFFENDY

1. Pola komunikasi satu arah 2. Pola komunikasi dua arah 3. Pola komunikasi multi arah ANALISIS INTERAKSI FISHER  Fase Orientasi  Fase Konflik  Fase Kemunculan  Fase Penguatan kelompok perempuan pekerja veener meja

(8)

14 terjalin di dalam kelompok perempuan pekerja veener meja untuk bertahan dalam pekerjaan tersebut. Melihat di setiap fase dengan menganalisis pola komunikasi seperti apa yang terjalin sehingga kecenderungan seperti apa yang dapat membuat para pekerja bertahan dalam pekerjaannya.

Referensi

Dokumen terkait

Višekanalna analiza površinskih valova (dalje u tekstu MASW metoda, engl. Multichannel Analysis of Surface Waves) je jedna od novijih metoda procjene krutosti tla i

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model pembelajaran CIRC berbantuan e- book, menguji tingkat efektivitas model pembelajaran CIRC berbantuan e-book dalam

Keputusan dilakukan berdasarkan pertimbangan dan diskusi dengan pihak terkait. Bila nakes merasa keberatan terhadap keputusan maka yang bersangkutan dapat mengajukan

Jadi sistem kepemimpinan PS Sistem Komputer : PS diketuai oleh seorang ketua PS; dibantu oleh seorang sekretaris PS dan staf administrasi Dalam melaksanakan

Bila ada daerah yang lemah akan   pecah dan terjadi lagunar  (bulatan-bulatan kecil), yang merupakan retensi  saliva yang lambat laun menjadi kista ekstravasasi (kebocoran)

Imbalan yang dialihkan dalam suatu kombinasi bisnis diukur pada nilai wajar, yang dihitung sebagai hasil penjumlahan dari nilai wajar tanggal akuisisi seluruh

Hubungan Profitabiltas dengan Pengungkapan Sosial dan Lingkungan Hubungan antara kinerja keuangan suatu perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial menurut

Disain rangkaian MLI 15 level yang diusulkan pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengganti gelombang carrier yang memiliki frekuensi dengan tegangan sumber DC