• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2015"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN

PERTANIAN

TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA

(2)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 1 BAB I

PENDAHULUAN

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP) berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No 37/Permentan/OT.140/3/ 2013 tanggal 11 Maret 2013 adalah unit pelaksana teknis di bidang penelitian dan pengembangan, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Berdasarkan Permentan tersebut, BBSDLP mempunyai tugas melaksanakan penelitian pengembangan sumber daya lahan pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya, BBSDLP melaksanakan fungsi : a) pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; b) pelaksanaan pemetaan dan evaluasi sumber daya lahan serta pengembangan wilayah; c) pelaksanaan analisis dan sintesis kebijakan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian; d) pelaksanaan pengembangan komponen teknologi dan sistem usaha pertanian bidang sumber daya lahan pertanian; e) pelaksanaan kerja sama dan pendayagunaan hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; f) pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan sumber daya lahan pertanian; serta g) pengelolaan urusan kepegawaian, rumah tangga, keuangan, dan perlengkapan BBSDLP.

Selain melaksanakan tugas dan fungsi, BBSDLP berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Litbang Pertanian No 157/Kpts/OT.160/J/7/2006, tanggal 10 Juli 2006 mendapat mandat untuk mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan yang bersifat lintas sumber daya di bidang tanah, agroklimat, hidrologi, lahan rawa, dan lingkungan pertanian yang terdapat pada Balai Penelitian Tanah – Bogor, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi – Bogor, Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa – Banjar Baru, Kalimantan Selatan, dan Balai Penelitian Lingkungan Pertanian – Jakenan, Pati, Jawa Tengah. Koordinasi difokuskan untuk mensinergikan pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya lahan dan untuk menghindari overlaping penelitian di masing-masing UPT.

Hubungan dan mekanisme kerja dengan institusi di luar Badan Litbang Pertanian yang menangani aspek lahan, seperti Badan Informasi Geospasial (BIG),

(3)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 2 Dirjen Perkebunan, BPN, BMKG, dan Perguruan Tinggi diselaraskan dengan mekanisme kerjasama atau jejaring konsorsium.

Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya diseminasi inovasi teknologi. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya penelitian yang dimiliki.

Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku usaha nasional maupun internasional.

Peran BBSDLP yang semakin besar dan strategis harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2015, jumlah SDM lingkup BBSDLP sebanyak 506 orang dengan komposisi SDM menurut pendidikan terakhir sebagai berikut: lulusan S3 sebanyak 53 orang, lulusan S2 sebanyak 73 orang, lulusan S1 sebanyak 98 orang, dan lulusan < S1 sebanyak 282 orang.

Pelaksanaan tugas dan fungsi serta program Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, antara lain berupa instalasi laboratorium tanah; rumah kaca; kebun percobaan lahan kering di Tamanbogo yang digunakan untuk penelitian dan teknik budidaya tanaman pangan lahan kering; kebun percobaan lahan rawa di Banjarbaru yang terdiri dari: KP. Belandean (Lahan Pasang surut tipe B), KP. Banjarbaru (Lahan Lebak-tadah hujan), KP. Handil Manarap (Lahan Tadah hujan), KP. Binuang (lahan kering-tadah

(4)

hujan-Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 3 lebak), dan KP. Tanggul + Tawar (lahan lebak dangkal-tengahan); dan kebun percobaan Jakenan. Pemanfaatan kebun percobaan ini masih harus terus dioptimalkan.

Selain itu terdapat juga fasilitas laboratorium, diantaranya 1 (satu) laboratorium yang dikelola langsung oleh BBSDLP, yakni 1 (satu) Laboratorium mineralogi tanah; 3 (tiga) laboratorium yang dikelola oleh Balittanah yakni: (1) Laboratorium kimia, (2) Laboratorium pengujian tanah, dan (3) Laboratorium fisika & biologi tanah; 2 (dua) laboratorium yang dikelola oleh Balittra yakni: (1) Laboratorium tanah, air, dan tanaman, (2) Laboratorium mikrobiologi; 3 (tiga) Laboratorium yang dikelola oleh Balingtan yaitu: (1) Laboratorium Gas Rumah Kaca (Laboratorium GRK) yang dilengkapi dengan peralatan Gas Chromatography (GC) tipe 8A yang mampu menganalisa gas CH4 dan 14A untuk menganalisa gas CO2 dan N2O, (2) Laboratorium Residu Bahan Agrokimia (Laboratorium RBA), dan (3) Laboratorium Terpadu, salah satu fungsinya adalah melaksanakan analisa logam berat, residu pestisida, tanah rutin, dan bahan pencemar lain. Dalam upaya mendapatkan data pengukuran gas rumah kaca yang akurat, BB Litbang SDLP sudah mempunyai Gas Chromatography (GC) portabel untuk mengukur emisi gas rumah kaca secara langsung di lapangan. Selain itu BBSDLP juga telah memiliki Laborartorium Informasi Geospasial dan Analisis Sistem (IGAS).

(5)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 4 BAB II

PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber daya Lahan Pertanian (BBSDLP) 2015-2019 merupakan acuan dan arahan bagi Unit Kerja di lingkup BBSDLP dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode 2015-2019 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis, baik di dalam maupun antar subsektor terkait. Penyusunan Renstra BBDLP mengacu kepada: 1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 2) Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, 3) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, 4) Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Tahun 2015-2019. Secara operasional, Renstra ini menjadi acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BBSDLP yang dalam penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan nasional dan respon stakeholders.

2.1.1. Visi

Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian terkemuka di dunia dalam mewujudkan sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

2.1.2. Misi BBSDLP

a. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi sumberdaya lahan pertanian unggul berdaya saing yang berbasis advanced technology dan bioscience, bioengineering, teknologi responsif terhadap dinamika perubahan iklim, dan aplikasi teknologi informasi serta peningkatan scientific recognition.

b. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumberdaya penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pengelolaan sumberdaya lahan

(6)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 5 (scientific recognition) serta pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian (impact recognition).

2.1.3. Tujuan dan Sasaran a. Tujuan Utama

Tujuan utama Balai Besar Litbang SDLP tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

1) Meneliti dan mengembangkan inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian mendukung pertanian bioindustri tropika unggul berdaya saing.

2) Menghasilkan rekomendasi kebijakan pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian yang aplikatif, baik bersifat antisipatif maupun responsif yang berdampak pada meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan petani.

3) Mendiseminasikan inovasi teknologi sumberdaya lahan pertanian dalam mewujudkan spectrum dissemination multi channel (SDMC) dalam membangun jejaring kerjasama nasional dan internasional.

b. Sasaran Kegiatan

Sasaran Kegiatan yang ingin dicapai BBSDLP pada periode 2015-2019 adalah: 1) Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial.

2) Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. 3) Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung

sistem pertanian bioindustri berkelanjutan.

4) Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang. 5) Terbangunnya Taman Sains Pertanian.

6) Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

7) Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang sumberdaya lahan pertanian yang handal dan terkemuka.

(7)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 6 2.1.4. Indikator kinerja Utama

Dalam lima tahun ke depan (2015 – 2019), Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan. Secara terinci IKU tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 1. Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019.

No Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Utama

1. Tersedianya data dan informasi SDL pertanian

1. Jumlah informasi geospasial sumberdaya pertanian

2. Jumlah sistem informasi pertanian 3. Jumlah database sumberdaya lahan

pertanian 2. Tersedianya inovasi teknologi

pengelolaan sumberdaya lahan pertanian

1. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air dan agroklimat, dan lingkungan pertanian

2. Jumlah formula dan produk pertanian yang ramah lingkungan

3. Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri

berkelanjutan.

1. Jumlah rekomendasi kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Perubahan Iklim

4. Tersedianya daftar inventarisasi dan

pemanfaatan lahan bekas tambang

1. Jumlah informasi dan teknologi reklamasi lahan terlantar bekas pertambangan

5. Terbangunnya Taman Sains Pertanian

1. Jumlah Taman Sains Pertanian 6. Tersedia, terdistribusi, dan

termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

1. Jumlah publikasi, KTI dan produk cetakan

7. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan

perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka.

1. Jumlah HaKI 2. Jumlah lisensi

3. Jumlah MoU/kegiatan kerjasama nasional dan internasional

(8)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 7 2.1.5. Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian mengacu pada arah kebijakan pembangunan pertanian yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ketiga (2015-2019), sebagai penjabaran dari Visi, Program Aksi Presiden/Wakil Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan jangka Panjang Nasional 2005-2025.

Arah Kebijakan Litbang SDLP ke depan adalah:

a. Memprioritaskan penyediaan inovasi dan teknologi inovatif untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian, terutama lahan suboptimal, baik lahan eksisting maupun untuk perluasan areal baru. b. Mendorong kemajuan bioscience dan bioengineering tropika dalam

pemenfaatan sumberdaya hayati tanah dan optimalisasi lahan pertanian sebagai inti “sistem inovasi pertanian bioindustri nasional” sebagai landasan dan motor penggerak sistem pertanian bioindustri berkelanjutan dengan bertitik tolak dari pengembangan konsep hulu-hilir.

c. Mempercepat penyediaan Advance Technology (frontier) seperti teknologi nano, iradiasi, sensorik, sumberdaya lahan dan air, dan biomassa dan limbah organik .

d. Meningkatkan scientific recognition melalui peningkatan jumlah publikasi dalam jurnal nasional dan internasional serta peningkatan kualitas Jurnal BBSDLP.

e. Memposisikan spirit tagline (Science.Innovation.Networks) dalam setiap kegiatan litkajibangrap baik dalam proses teknis maupun dalam aspek manajemen dan kepemimpinan dan pemikiran.

f. Mengembangkan model prediksi dan sistem informasi pertanian berbasis geospasial serta memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan sistem cloud computing.

g. Merumuskan rekomendasi kebijakan, organisasi dan kelembagaan terutama berkaitan dengan peningkatan efektivitas sinergi program penelitian dan pengembangan pertanian

(9)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 8 2.1.6. Strategi Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian

Strategi umum litbang sumberdaya lahan pertanian yang terkait dengan tupoksi BBSDLP untuk mewujudkan visi pembangunan pertanian tersebut adalah :

a. Identifikasi, evaluasi dan analisis sintesis kebijakan sumberdaya lahan pertanian, meliputi: karakteristik, potensi, ketersediaan, kesesuaian, land tenure, kebijakan tata kelola, dan sebagainya.

b. Pengembangan teknologi inovasi pengelolaan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian berbasis bio science, nano technology, dan irradiasi yang meliputi:

1) Optimalisasi dan peningkatan kapasitas produksi sumberdaya lahan pertanian eksisting, terutama lahan suboptimal dan pemulihan lahan terdegrasi,

2) Inovasi teknologi adaptasi dan mitigasi yang merespon terhadap dinamika perubahan iklim.

3) Inovasi sistem produksi biomassa (produk utama dan produk samping) yang unggul dan cermat,.

c. Pengembangan Sistem Database dan Sistem Informasi Pertanian Berbasis Web Sumberdaya Lahan Pertanian.

d. Pengembangan sistem usahatani bio/agroindustri dan bio/agroservices terpadu, meliputi:

1) Mengembangkan sistem usahatani tanaman-ternak terpadu,

2) Mengembangkan usahatani untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bencana,

3) Mengembangkan usahatani ramah lingkungan,

4) Mengembangkan agrowisata dan penyedia jasa lainnya,

e. Penelitian in house untuk menumbuhkembangkan penelitian dasar untuk mendukung penelitian terapan dan inovastif yang meliputi: metodologi pemetaan dan GIS, tanah, iklim, air, dan lingkungan pertanian.

f. Meningkatkan promosi dan mengakselerasi diseminasi hasil penelitian melalui Spectrum Dissemination Multi Channel kepada seluruh stakeholders nasional melalui jejaring PPP (public-private–partnership) maupun internasional untuk mempercepat proses pencapaian sasaran pembangunan pertanian (impact recognition) pengakuan ilmiah internasional (scientific recognition) dan perolehan sumber-sumber pendanaan penelitian lainnya di luar APBN (eksternal fundings).

(10)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 9 2.1.7. Program dan Kegiatan

a. Program

Program Balitbangtan pada periode 2015-2019 diarahkan untuk menghasilkan teknologi dan inovasi pertanian bioindustri berkelanjutan. Oleh karena itu, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumberdaya litbang menurut fokus komoditas yang terdiri atas delapan kelompok produk yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yakni: (1) Bahan Makanan Pokok Nasional: Padi, Jagung, Kedelai, Gula, Daging Unggas, Daging Sapi-Kerbau; (2) Bahan Makanan Pokok Lokal: Sagu, Jagung, Umbi-Umbian (ubikayu, ubijalar); (3) Produk Pertanian Penting Pengendal iInflasi: Cabai, Bawang Merah, Bawang Putih; (4) Bahan Baku Industri (Konvensional): Sawit, Karet, Kakao, Kopi, Lada, Pala, Teh, Susu, Ubi Kayu; (5) Bahan Baku Industri: Sorgum, Gandum, Tanaman Obat, Minyak Atsiri, (6) Produk Industri Pertanian (Prospektif): Aneka Tepung dan Jamu; (7) Produk Energi Pertanian (Prospektif): Biodiesel, Bioetanol, Biogas; dan (8) Produk Pertanian Berorientasi Ekspor dan Subtitusi Impor: Buah-buahan (Nanas, Manggis, Salak, Mangga, Jeruk), Kambing/Domba, Babi, Florikultura. Dalam delapan kelompok produk tersebut, terdapat tujuh komoditas yang ditetapkan sebagai komoditas strategis, yakni padi, jagung, kedelai, gula, daging sapi/kerbau, cabai merah, dan bawang merah.

b. Kegiatan

Sesuai dengan Tupoksi dari BBSDLP dan mengacu pada program Litbang Pertanian untuk periode 2015-2019, maka kegiatan BBSDLP adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian dan corporate program yang merupakan kegiatan lintas institusi dan atau lintas kepakaran dalam menjawab isu tematik aktual tertentu.

Kegiatan litbang sumberdaya lahan pertanian diarahkan pada inventarisasi dan evaluasi potensi sumberdaya lahan pertanian, meliputi pemetaan tanah dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, Digital Elevation Model (DEM) berbasis Global Information System (GIS).

Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan diarahkan kepada lahan suboptimal (lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan gambut, dan lahan terlantar bekas pertambangan) untuk mewujudkan sistem pertanian ramah lingkungan, berupa pengembangan inovasi teknologi pengelolaan

(11)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 10 sumberdaya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk dan pembenah tanah (anorganik, organik, hayati, dan pengembangan teknologi nano). Kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri atas perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan

measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi. Selain itu juga dilaksanakan analisis kebijakan terkait dengan pengelolaan sumberdaya lahan,pupuk dan pembenah tanah, antisipasi dampak perubahan iklim, serta pengembangan sistem basisdata dan teknologi sistem informasi pertanian berbasis web. Berdasarkan arah dan strategi penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, telah disusun fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, yaitu:

1) Penelitian dan pengembangan terkait problema sumberdaya lahan pertanian berbasis bioscience, bioengineering, dan teknologi informasi, yang meliputi: a) Degradasi dan penciutan lahan eksisting berupa kegiatan identifikasi dan

penciptaan teknologi.

b) Ketersediaan, kondisi, dan kebijakan terhadap pengembangan sumberdaya lahan pertanian berupa kegiatan identifikasi dan analisis dan sintesis kebijakan.

c) Pemanfaatan dan pengelolaan lahan suboptimal dan lahan terlantar/lahan terdegradasi berupa kegiatan identifikasi, penciptaan teknologi, dan analisis sintesis kebijakan.

2) Penelitian dan pengembangan terkait dengan isu perubahan iklim, yaitu: a) Dampak perubahan iklim (jenis, sifat, dan bobot) berupa kegiatan

identifikasi dan analisis sintesis kebijakan.

b) Adaptasi dan mitigasi berupa kegiatan analisisi sintesis kebijakan dan penciptaan teknologi.

c) Program dan kebijakan pendukung berupa kegiatan analisis sintesis dan kebijakan.

(12)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 11 3) Penelitian sistem pertanian bioindustri tropika berkelanjutan, yaitu:

a) Informasi potensi dan wilayah pengembagan berupa kegiatan identifikasi dan analisis sintesis kebijakan.

b) Teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya lahan dan bioproses berupa kegiatan penciptaan teknologi.

4) Transfer teknologi dan advokasi, yaitu:

a) Akurasi, kecepatan, dan efektivitas berupa manajemen output dan komunikasi dan teknologi informasi.

b) Pengembangan sistem “litkajibangrap” sumberdaya lahan pertanian melalui jejaring kerjasama dengan BPTP berupa manajemen komunikasi dan perencanaan.

c) Pengembangan sistem informasi pertanian berbasis web berupa manajemen dan kapasitas teknologi informasi.

2.1.8. Fokus penelitian dan pengembangan BBSDLP

Mengacu pada fokus peneliian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian dan pengembangan untuk Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian adalah:

a. Penyusunan informasi dan analisis geospasial mendukung pengembangan pertanian kawasan berupa kegiatan yang menghasilkan peta tematik (tanah, AEZ, kesesuaian lahan, dan sebagainya).

b. Pengembangan basisdata sumberdaya lahan pertanian.

c. Pengembagan sistem informasi sumberdaya lahan pertanian berbasis web (Agrimap Info).

d. Analisis dan sintesis kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya lahan pertanian serta perubahan iklim

e. Penelitian in house sumberdaya lahan pertanian (metodologi dan genesa tanah, scientific base research).

2.1.9. Fokus penelitian tanah dan pupuk

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian tanah dan pupuk adalah:

(13)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 12 a. Penelitian teknologi pengelolaan lahan suboptimal dan terdegradasi

mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian teknologi pengelolaan hara dan peningkatan kesuburan tanah mendukung swasembada pangan berkelanjutan.

c. Penelitian perakitan formula dan perangkat uji pupuk dan pembenah tanah.

d. Pengembangan sistem informasi dan database sumberdaya tanah. e. Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk pengelolaan sumberdaya

tanah dan pupuk (in house).

2.1.10. Fokus penelitian agroklimat dan hidrologi

Mengacu pada fokus penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan pertanian, fokus penelitian agroklimat dan hidrologi adalah:

a. Penelitian teknologi dan model pengelolaan sumberdaya iklim dan air terpadu mendukung pertanian bioindustri tropika berkelanjutan.

b. Penelitian kalender tanam terpadu serta pengelolaan sumberdaya iklim dan air untuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

c. Pengembangan analisis numerik dan sistem informasi sumberdaya iklim dan air.

d. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan sumberdaya iklim dan air (in house/scientific base research).

2.1.11. Fokus penelitian pertanian lahan rawa

Mengacu pada fokus penelitian pertanian lahan rawa, fokus penelitian pertanian lahan rawa adalah:

a. Penelitian teknologi pengelolaan hara, tanaman, dan air lahan rawa mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan .

b. Penelitian teknologi pemulihan lahan rawa terdegrdasi dan pengelolaan lahan rawa ramah lingkungan dan adaptif perubahan iklim.

c. Penelitian teknologi pertanian (budidaya) dan model inovasi UT lahan rawa mendukung swasembada pangan.

(14)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 13 d. Pengembangan sistem database dan sistem informasi lahan rawa

e. Penelitian teknologi inovatif pengelolaan pertanian lahan rawa (in house/ scientific base research).

2.1.12. Fokus penelitian lingkungan pertanian

Mengacu pada fokus penelitian lingkungan pertanian, fokus penelitian lingkungan pertanian adalah:

a. Penelitian emisi dan teknologi mitigasi gas rumah kaca mendukung pertanian bioindustri berkelanjutan

b. Penelitian pencemaran bahan agrokimia dan teknologi pengendalian serta remediasi mendukung keamanan pangan nasional

c. Pengembangan sistem informasi dan database lingkungan pertanian. d. Penelitian in house lingkungan pertanian (metodologi MRV, uji toksisitas

pestisida/scientific base research).

2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015

Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya pencapaian sasaran pada TA 2015.

Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan di BBSDLP beserta balai-balai yang dikoordinasikannya merupakan dukungan terhadap Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan. Kegiatan utama yang telah ditetapkan adalah Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Dari kegiatan tersebut target yang ingin dicapai disajikan pada tabel berikut:

(15)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 14 Tabel 2. Rencana Kinerja Tahunan (PKT sebelum pagu definitif) lingkup BBSDLP,

TA 2015

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. 4 5 6. 7

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan

Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang

Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

Diperolehnya HKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. Pembangunan 100 agro techno park dan 34 agro science park di 34 Provinsi

a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian

c. Jumlah Teknologi

Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk

anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. e. Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. f. Jumlah Database dan

Informasi Sumber Daya Pertanian g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

a. Jumlah Agro Science Park (ASP) 7 Sistem Informasi 60 Peta 22 Teknologi 7 Formula 5 Rekomendasi 7 Database 1 Model 8 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 2 Provinsi

(16)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 15 Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, BBSDLP merencanakan untuk menghasilkan: (1) 7 sistem informasi, (2) 60 peta, (3) 22 teknologi, (4) 7 formula, (5) 5 rekomendasi, (6) 7 database, (7) 1 model, (8) 8 publikasi, (9) 34 buah KTI, (10) 2 HaKI, (11) 1 invensi, (12) 1 MoU, (13) 100 buku atlas, (14) 70 ton benih padi, dan (15) 2 Agro Science Park.

2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, setelah dilakukan berbagai pembahasan dan setelah ditetapkannya pagu anggaran indikatif, selanjutnya diajukan kepada Kepala Badan Laitbang Pertanian untuk ditetapkan menjadi Perjanjian Kinerja. Setelah disetujui dan ditandatangani oleh Kepala Badan Litbang Pertanian, maka Perjanjian Kinerja BBSDLP tahun 2015 adalah sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun 2015.

NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET

(1) (2) (3) (4)

1.

2.

3.

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis

informatika dan geospasial.

a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian

b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian

c. Jumlah Teknologi

Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk

anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian (perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. e. Jumlah Rekomendasi

Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim. f. Jumlah Database dan

Informasi Sumber Daya Pertanian 7 Sistem Informasi 63 Peta 24 Teknologi 10 Formula 5 Rekomendasi 10 Database

(17)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 16 4 5 6. 7 Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang

Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi.

Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

a. Jumlah Agro Science Park (ASP) 1 Model 10 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 2 Provinsi

Pagu Anggaran tanpa hibah

Rp. 146.820.634.000,-

Pagu Anggaran termasuk hibah

(18)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 17 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100 persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59 persen.

3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015

Pengukuran capaian kinerja BBSDLP Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

Dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015, Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian mempunyai 7 (tujuh) Sasaran Kegiatan dengan 15 indikator kinerja yang ingin dicapai.

Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja BBSDLP hingga akhir tahun 2015, Pencapaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan BBSDLP adalah sebagai berikut: Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015

NO SASARAN

KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.

2.

Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial. Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian. a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian b. Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian c. Jumlah Teknologi

Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan. d. Jumlah Formula (pupuk anorganik, pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah, dan pestisida) dan Produk Pertanian

7 Sistem Informasi 63 Peta 24 Teknologi 10 Formula 7 Sistem 73 peta 24 teknlg 10 Forml 100 115,9 100 100

(19)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 18 3. 4 5 6. 7 Tersedianya rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian mendukung sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Tersedianya daftar inventarisasi dan pemanfaatan lahan bekas tambang Tersedia, terdistribusi, dan termanfaatkannya produk inovasi SDLP dan materi alih teknologi. Diperolehnya HaKI dan lisensi serta penguatan dan perluasan jejaring kerja nasional dan internasional mendukung terwujudnya lembaga litbang pertanian yang handal dan terkemuka. Pembangunan 100 techno park dan 34 science park di 34 Provinsi

(perangkat uji dan instrumen lainnya) yang Ramah Lingkungan. e. Jumlah Rekomendasi Kebijakan Pemanfaatan dan pengelolaan Sumber Daya Lahan, Air, dan Lingkungan serta Perubahan Iklim.

f. Jumlah Database dan

Informasi Sumber Daya Pertanian g. Jumlah model pengembangan pertanian terpadu berbasis agroteknologi/tipologi lahan h. Jumlah Publikasi i. Jumlah KTI j. Jumlah HaKI k. Jumlah Lisensi l. Jumlah MoU m. Peta tematik n. Benih Padi

b. Jumlah Agro Science Park (ASP) 5 Rekomendasi 10 Database 1 Model 10 Publikasi 34 Buah 2 Invensi 1 Invensi 1 MoU 100 Buku Atlas 70 Ton 2 Provinsi 16 Rek 10 database 1 model 16 pulikasi 64 buah 2 invensi 2 invensi 3 MoU 116 Atlas 65 ton 2 Prov 320 100 100 160 188,2 100 200 300 116 92,9 100

Rata-rata capaian kinerja 146,2

Pagu Anggaran Rp. 147.819.809.000,-

Realisasi Anggaran

Rp. 144.859.062.998,- (98,00%)

Berdasarkan tabel di atas, capaian rata-rata indikator kinerja sasaran kegiatan lingkup BBSDLP tahun 2015 adalah 146,2%. Dengan demikian capaian rata-rata kinerja keseluruhan BBSDLP TA 2015 adalah 146,2% dengan katagori tingkat capaian Sangat Berhasil.

(20)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 19 Beberapa kendala yang dihadapi BBSDLP dalam upaya pencapaian sasaran tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, serangan hama & penyakit pada tanaman percobaan, serta kondisi cuaca. Akan tetapi seluruh kendala tersebut telah berhasil diatasi, sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Itu semua menunjukkan komitmen yang tinggi dari para peneliti untuk mencapai sasaran kegiatan yang telah ditetapkan.

3.2. Analisis Capaian Kinerja

Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 BBSDLP dapat dijelaskan sebagai berikut :

Sasaran 1 : Tersedianya data dan informasi sumber daya lahan pertanian berbasis informatika dan geospasial

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 5. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 1

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Sistem Informasi Pertanian 7 Sistem 7 Sistem 100 Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 7 sistem informasi atau 100% dari target 7 sistem. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 1 adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Secara lengkap rincian output 7 sistem informasi yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah:

(21)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 20 Tabel 6. Rincian output 7 Sistem Informasi

No. Uraian Kegunaan/Manfaat

1 Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam

Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT.

KatamTerpadu Modern versi 2.3

(22)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 21

2 Sistem informasi sumberdaya air nasional

Memberikan informasi sumberdaya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online.

Atlas Potensi sumberdaya air Pulau Sulawesi

Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)

(23)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 22

3 Sistem Informasi Kesuburan Tanah dan Konservasi tanah pada lahan sawah dan lahan kering

Merupakan Sistem Informasi yang akan sangat membantu para pengambil kebijakan dalam mengelola sumberdaya lahan melalui peningkatan efisiensi pemupukan mendukung peningkatan produksi dan terpeliharanya produktivitas lahan secara lestari. 90 100 110 120 2007 2012 P ro d u k ti v it a s ( k u G K G / h a / th n ) Tahun

Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa

Timur PrKr PrKs PrKt 100 105 110 115 120 125 o d u kt iv it a s (ku G K G /h a /t h n )

Model produktivitas padi sawah irigasi tekni Jawa Timur 105 110 115 120 125 130 2007 2012 P ro d u k it iv it a s (k u G K G /h a /t h n ) Tahun

Model produktivitas padi sawah irigasi teknis existing di Jawa

Timur

PtKr

PtKs PtKt

(24)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 23

4 Sistem informasi Pemantauan Tanaman Pertanian (SI-PETANI)

Merupakan infrastruktur web untuk menyajikan informasi seputar tanaman pertanian. Pada tahun 2015, sistem informasi ini fokus menyajikan fase tumbuh pada berbagai waktu dan kelas umur tanaman tebu

Tampilan muka web SI-PETANI 5 Sistem Informasi

Sumberdaya Lahan Pertanian (SI-SULTAN)

Merupakan aplikasi WebGIS yang menyediakan informasi berkaitan sumberdaya lahan pertanian nasional. Peta Tanah, Peta Kesesuaian Lahan dan Peta AEZ. Sistem informasi dirancang agar ramah pengguna dan menyajikan overview data peta. Ini artinya kedetilan data dibatasi, meskipun demikian pengguna sudah dapat mengetahui peta-peta yang telah dihasilkan serta informasi dasar yang tersedia.

Tampilan muka webGIS SISULTAN. Klik www. sisultan.litbang.pertanian.go.id untuk menampilkan

(25)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 24

6 Sistem Dinamik Spasial (SISDINS)

Yakni model dinamika spasial berbasis webGIS untuk mendukung kebijakan pertanian. Didalamnya menyediakan fasilitas untuk intervensi kebijakan dan akibat yang ditimbulkannya pada produksi bawang merah nasional dan provinsi. Web ini tersedia untuk kalangan terbatas khususnya para pengambil kebijakan. 2011 2012 2013 2014 -400,000 -350,000 -300,000 -250,000 -200,000 Ton/yr 2011 2012 2013 2014 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 Ton/yr Produk si ba wa ng m e ra h Ke butuha n Konsum si Ke butuha n be nih Produk si Pe rm inta a n 0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 Ton/yr Pilih  Jateng AKHIR SIMULASI 1/1/2015

AcehSumutSumbarRiauJambiSumselBengkulu LampungBabelKepri DKIJabarJatengDIYJatimBantenBali NTB NTTKalbarKaltengKalselKaltimSulutSultengSulselSultraGorontaloSulbarMalukuMalutPapua_brtPapua

0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 Ton/yr

Produk si_Na sPe rm inta a n_Na s 1,100,000 1,200,000 1,300,000 1,400,000 Ton/yr Perluasan Tanam Pola Tanam Pemupukan Benih Unggul Tek Losses Tek OPT Penyuluhan 0.00 Ha 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr 0.00 %/yr Target Ekspor Kebutuhan Industri 650,000 Ton/yr

0 Ton/yr 2,018 Th Perluasan Produk si Konsum si -191,482.93 Ton/yr NERACA NASIONAL

Tampilan muka web untuk simulasi dinamik ketersediaan bawang merah. 7 Sistem Informasi AgroMap

Info

Adalah suatu aplikasi WebGIS yang menyajikan informasi geospasial tematik pertanian yang diintegrasikan dengan kebijakan spasial bidang pertanian. Dari segi kontennya, AgroMap Info menyediakan dukungan informasi aspek teknologi, sarana dan prasarana, serta konsolidasi dan ketersediaan lahan untuk meningkatan produksi dan produktivitas suatu komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula (tebu), dan daging (sapi). Pengembangan komoditas ini bertumpu pada agroekosistem lahan sawah irigasi, lahan rawa, dan lahan kering.

Tampilan muka webGIS AgroMap Info. Klik www.bbsdlp.litbang.pertanian.go.id/agromap untuk

(26)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 25 Ketujuh sistem informasi tersebut merupakan hasil kerja keras tim IT lingkup BBSDLP (BBSDLP, Balittanah dan Balitklimat) yang bekerjasama dengan tim peneliti senior tanpa kenal lelah untuk menghasilkan karya terbaiknya. Sistem yang telah dihasilkan tersebut akan terus dikembangkan untuk mengakomodir berbagai masukan dan permasalahan yang berkembang.

Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Informasi Geospatial Sumber Daya Lahan Pertania

63 Peta 73 Peta 115,9

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 73 peta atau 115,9% dari target 63 peta. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 2 adalah sangat berhasil, karena capaiannya lebih dari 100%.

Keberhasilan pencapaian target tersebut, tidak terlepas dari perencanaan yang matang pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap tim yang akan melaksanakan kegiatan pemetaan/survei. Setiap tim yang akan terjun ke lapangan terlebih dahulu melakukan kegiatan persiapan berupa desk study dengan cara mengumpulkan dan mengolah data dasar (peta digital/RBI, radar, peta geologi, peta DEMs, dan peta topografi). Terhadap data-data dasar tersebut kemudian dilakukan analisis/interpretasi hingga menghasilkan Peta Hasil Analisis Satuan Lahan yang akan digunakan sebagai pegangan dasar dalam melaksanakan kegiatan pemetaan di lapangan. Selain kegiatan penyiapan peta lapangan, juga dilakukan penyiapan berbagai peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk operasi lapang berupa: peralatan penelitian (munsell soil colour chart, pH Trough, Abney Level, Kompas, GPS, Bor Tanah, Soil Test Kit, plastik sampel tanah, dan label), form pengamatan lapang, alat pengolah data, dan kelengkapan untuk operasi lapang lainnya.

(27)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 26 Berbagai alat survey tanah

Setelah seluruh kegiatan persiapan selesai, selanjutnya sebelum berangkat ke lapangan, tim diundang oleh Kabid PE untuk mempresentasikan seluruh kegiatan persiapan yang sudah dilaksanakan serta kesiapannya baik teknis maupun administrasi untuk melakukan kegiatan survey lapangan. Selain itu tim juga mengadakan rapat untuk merencanakan teknis kegiatan lapangan terkait skedul kegiatan yang akan dilakukan dari hari pertama hingga hari terakhir. Dengan cara demikian pelaksanaan kegiatan penelitian lapangan menjadi lebih terarah dan efektif. Pada saat kegiatan di lapangan berlangsung, setiap hari data yang diperoleh dari hasil pengamatan lapang langsung diserahkan kepada tim database dan GIS yang standby di base camp. Jika terdapat perubahan-perubahan batas satuan peta berdasarkan hasil pengamatan lapangan, maka langsung ditindaklanjuti oleh tim GIS dengan mendigitasinya. Setelah tim kembali ke kantor dari kegiatan lapangan, seluruh anggota tim bekerja sesuai pembagian tugas yang telah ditetapkan oleh ketua Tim (Penanggungjawab RPTP). Ketua tim bertanggungjawab untuk mengkoordinir seluruh kegiatan hingga seluruh pekerjaan selesai.

Data dari lapang Entri data base Perbaikan batas SPT Alur Entri Data dan Perbaikan Batas SPT di lapang

(28)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 27 Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP, selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft peta dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah seluruh peta dan laporan diselesaikan. Hasil dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukan untuk perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang dihasilkan.

Secara lengkap rincian output 73 peta yang dihasilkan beserta kegunaannya adalah:

Tabel 8. Rincian output 73 peta

No. Uraian Kegunaan/Manfaat

1 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 2 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Karo, Sumut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 3 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 4 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut.

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 5 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 6 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Bengkalis, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

7 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

(29)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 28

8 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kota Dumai, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 9 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 10 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000Kab. Tanjung Jabung Timur, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

11 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 12 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barru

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 13 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 14 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

15 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 16 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

17 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut.

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 18 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

19 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

(30)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 29

20 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

21 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 22 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

23 Peta Tanah Semi Detil Kab. Palangkaraya, Kalteng

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 24 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalteng

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

25 Peta Tanah Semi Detil, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 26 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan, Kalsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

27 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 28 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Barito Utara, Kalsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

29 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 30 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

31 Peta Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa sawit skala 1:50.000 Kab.

Bengkalis, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa sawit

(31)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 30

32 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

33 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 34 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Banjar, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 35 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Garut, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 36 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Garut, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten. 37 Peta Tanah Semi Detil skala

1:50.000 Kab. Jembrana, Bali

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 38 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Jembrana, Bali

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

39 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 40 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pangandaran, Jabar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

41 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 42 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Pesisir Barat, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

43 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten.

(32)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 31

44 Peta Arahan Pewilayahan Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Waykanan, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

45 Peta Tanah Semi Detil skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung

Merupakan peta yang menyajikan informasi karakteristik fisik dan kimia/kesuburan tanah serta klasifikasi tanah pada suatu wilayah/kabupaten. 46 Peta Arahan Pewilayahan

Komoditas Pertanian skala 1:50.000 Kab. Lampung Barat, Lampung

Bermanfaat sebagai data dasar untuk mengetahui wilayah-wilayah yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian pada suatu kabupaten.

47 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Tebu, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

48 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Selatan

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

49 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, Kab. Barito Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

50 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Barito Utara

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

51 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

52 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Kapuas Hulu, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

53 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

54 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Kelapa sawit, skala 1:50.000 Kab. Palangkaraya, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

55 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Tebu, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman tebu

(33)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 32

56 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Sintang, Kalbar

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman kelapa sawit

57 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai

58 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Cabai skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman cabai

59 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jeruk skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra.

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jeruk

60 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

61 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe dan Kota Kendari, Sultra

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

62 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kakao, skala 1:50.000 Kab. Konawe Utara, Sultra

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kakao

63 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi

64 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kopi, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kopi

65 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Pala, skala 1:50.000 Kab. Minahasa Utara, Sulut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Pala

66 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Barru, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah

67 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Tana Toraja, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah

(34)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 33

68 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah, skala 1:50.000 Kab. Toraja Utara, Sulsel

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Padi Sawah.

69 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Jagung, skala 1:50.000 Kab. Dairi, Sumut

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Jagung.

70 Peta Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit, skala 1:50.000 Kab. Dumai, Riau

Bermanfaat sebagai data dasar untuk

pengembangan lahan pertanian khususnya areal tanaman Kelapa Sawit.

71 Peta Sebaran Gambut di Kab. Bengkalis, Riau

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Bengkalis, Raiu.

72 Peta Sebaran Gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan gambut di Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi.

73 Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat.

Menyajikan data mengenai penyebaran lahan rawa di Prov. Papua Barat

Dari seluruh output peta sumber daya lahan yang dihasilkan, 72 peta dihasilkan oleh satker BBSDLP, sedangkan sisanya 1 peta (Peta Lahan Rawa Indonesia, Prov. Papua Barat) dihasilkan oleh satker Balittra. Salah satu kendala yang cukup serius untuk menghasilkan output peta di atas, adalah terbatasnya tenaga berkeahlian khusus, yakni tenaga teknisi surveyor (pemeta). Saat ini tenaga yang ada jumlahnya tidak sebanding dengan tuntutan volume pekerjaan pemetaan. Bahkan berdasarkan perhitungan perkiraan masa pensiun, seluruh tenaga teknisi

surveyor akan habis pada tahun 2020. Sementara itu rekruitmen tenaga pemeta sudah tidak dilakukan lagi. Pada periode 1978 – 1985 Balai Penelitian Tanah (saat ini menjadi BBSDLP) setiap tahun selalu mengadakan pelatihan asisten tenaga peneliti lapang (surveyor tanah). Para calon asisten surveyor tanah tersebut mendapat pendidikan berbagai ilmu dan praktek mengenai pekerjaan yang harus dilakukan dalam melaksanakan pemetaan tanah, mulai dari menyiapkan peta, menganalisis peta, mendeliniasi peta, melakukan pengamatan profil tanah, hingga cara menyusun sebuah laporan hasil survey. Dari pelatihan tersebut para calon asisten surveyor mendapat bekal untuk membantu para peneliti dalam melaksanakan pemetaan tanah hingga menjadi tenaga surveyor yang profesional. Setelah era tersebut seiring dengan berbagai kebijakan rekruitmen SDM yang diberlakukan, tidak ada lagi penyelenggaraan pendidikan dan latihan bagi calon

surveyor, hingga akhirnya jumlah tenaga surveyor setiap tahun terus berkurang karena memasuki masa pensiun maupun meninggal dunia. Untuk mengatasi

(35)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 34 keterbatasan jumlah tenaga teknisi surveyor tersebut, sejak tahun 2011 dilakukan pemberdayaan kembali para pensiunan tenaga teknisi surveyor yang kondisi fisiknya masih memungkinkan untuk melakukan kegiatan pemetaan/survey. Dengan semangat dan kemampuan yang masih tinggi, pada akhirnya seluruh tugas pemetaan lapangan dapat diselesaikan sesuai waktu. Selain terbatasnya tenaga surveyor, juga terbatasnya jumlah tenaga yang mampu mendigitasi. Kesulitan ini diatasi dengan mengangkat tenaga outsorching yang merupakan tenaga-tenaga muda yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu komputer.

Gambar tampilan peta disajikan pada lampiran dari Lakin ini.

Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumberdaya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9 : Perbandingan capaian kinerja untuk jumlah peta tematik sumber daya lahan pertanian, dari tahun 2010 hingga 2015

No Indikator Kinerja Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah peta tematik sumberdaya lahan tingkat tinjau dan semi detail (peta) 6 peta (100%) 12 peta (150%) 24 peta (120%) 26 peta (186%) 28 peta (140%) 73 peta (115%)

Peta-peta yang dihasilkan pada setiap tahunnya berbeda tema dan skalanya. Pada tahun 2010 dan 2011, peta-peta yang dihasilkan sebagian besar merupakan peta sumberdaya tanah skala 1:250.000 yang cakupan arealnya sangat luas, dan data yang masih kasar. Peta-peta tersebut dihasilkan dari kegiatan pemetaan tingkat tingkat tinjau. Sedangkan mulai tahun 2012 hingga 2015 peta-peta yang dihasilkan merupakan peta skala 1:50.000 yang cakupan luasannya per kabupaten. Peta skala 1:50.000 ini merupakan peta yang aplikatif dan dapat digunakan sebagai data dasar untuk perencanaan pengembangan pertanian pada tingkat kabupaten. Tema-tema peta pada skala 1:50.000 lebih diarahkan pada kesesuaian lahan untuk berbagai komoditas pertanian. Dengan demikian capaian output peta antara tahun pertama dan tahun berikutnya tidak bisa dibandingkan, karena target outputnya berbeda-beda dari tahun ke tahun.

(36)

Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian Tahun 2015 35 Tabel 10. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 3

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah Database dan Informasi Sumber Daya Pertanian

10 Database 10 Database 100

Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada tabel di atas, pada tahun 2015 BBSDLP berhasil menyelesaikan 10 database atau 100% dari target 10 database. Dengan demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja 3 adalah berhasil, karena capaiannya 100%.

Secara lengkap rincian output 10 database yang dihasilkan adalah: Tabel 11. Rincian output 10 database

No. Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Site & horizon Soil sample analyses

Data spasial peta SDL

Monitoring tanaman dan kekeringan.

Database pertanian lahan rawa pulau Papua (Papua Barat).

Database konservasi tanah dan pupuk berbasis web dan spasial di provinsi Jawa Timur.

Database kadar unsur hara NPK dan pengelolaan kesuburan tanah sawah irigasi di provinsi Jawa Timur.

Dinamika karbon pada pertanaman bioindustri berkelanjutan melalui pendekatan life cycle assemment

Faktor emisi GRK dari lahan pertanian

Dinamika Emisi GRK dari berbagai varietas padi sawah di tanah mineral

Sasaran 2 : Tersedianya inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya lahan pertanian.

Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja sasaran. Adapun pencapaian target masing-masing indikator kinerja sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar

Tabel 1.  Indikator Kinerja Utama BBSDLP tahun 2015-2019.
Tabel 3.  Perjanjian Kinerja Tahunan (PKT) lingkup BBSDLP tahun 2015.
Tabel 4. Hasil Pengukuran Kinerja BBSDLP Tahun 2015  NO  SASARAN
Tabel 8. Rincian output 73 peta
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data diatas dan dikarenakan belum adanya penelitian yang mengkaji evaluasi pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Wilayah Kerja

Dari semua hasil yang didapatkan dilapangan, terlihat bahwa vegetasi SM Gunung Raya Desa Bumi Agung pada komunitas I (komunitas tumbuhan ala- mi) masih bersifat alami

Berdasarkan perkembangan gejala penyakit yang terjadi dengan metode inokulasi patogen pada planlet jeruk dapat digunakan sebagai teknik uji ketahanan in vitro

Pada penelititian ini penulis akan menghitung tingkat profitabilitas menggunakan tolok ukur Return On Asset (ROA), dengan pertimbangan bahwa ROA merupakan salah

Sarjana Manajemen 3.71 Magister Manajemen 3.88 Sarjana Akuntansi 3.68 Profesi Akuntansi 3.91 Magister Akuntansi 3.81 Sarjana Hukum 3.65 Magister Hukum 4.23 Doktor Ilmu Hukum

• Penyelenggaraan kewenangan Desa yang ditugaskan oleh pemerintah daerah didanai dari APBD... Peraturan Bupati Kebumen Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak

Hasil penelitian ini berupa peningkatan: (1) antusiasme serta keaktifan siswa saat pembalajaran berlangsung, (2) keterampilan membaca cepat yang ditandai dengan

• Tentang apa itu Forex ,Forex merupakan singkatan dari Foreign Exchange yang lebih dikenal dengan Bursa Valas (Valuta Asing) yang berarti suatu jenis transaksi Perdagangan