• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan bulan Maret 2016 Provinsi Kalimantan Barat sebesar 94,73 poin turun 0,44 poin atau berubah 0,46 persen dibanding NTP bulan Februari 2016 yaitu 95,17 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani naik sebesar 0,09 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,56 persen.

NTP Tanaman Padi dan Palawija (NTPP) Maret 2016 sebesar 97,45 poin mengalami penurunan 2,27 persen dibandingkan NTP bulan Februari 2016, sebesar 99,72 poin.

NTP Hortikultura (NTPH) Maret 2016 sebesar 102,77 poin mengalami penurunan sebesar

0,56 persen dibandingkan NTP bulan Februari 2016 yaitu sebesar 103,35 poin.

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Maret 2016 sebesar 89,25 poin naik sebesar 1,31 persen dibandingkan NTP bulan Februari 2016, yaitu sebesar 88,09 poin.

NTP Peternakan (NTPT) Maret 2016 sebesar 95,54 poin mengalami penurunan sebesar 0,37 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2016, sebesar 95,90 poin.

NTP Perikanan (NTPN) Maret 2016 sebesar 101,74 poin turun sebesar 0,55 persen.dibandingkan dengan bulan Februari 2016 yaitu sebesar 102,30 poin.

Secara rinci NTP Perikanan dapat dipisahkan menjadi 2 subsektor, yaitu NTP Ikan Tangkap dan NTP Ikan Budidaya.

- NTP Perikanan Tangkap Maret 2016 sebesar 103,52 poin turun sebesar 0,82 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2016 yaitu sebesar 104,37 poin.

- NTP Perikanan Budidaya Maret 2016 sebesar 99,02 poin tutun sebesar 0,12 persen dibandingkan dengan bulan Februari 2016 yaitu sebesar 99,14 poin.

Dari empat Provinsi di Pulau Kalimantan yang dilaporkan pada bulan Maret 2016, NTP Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 0,46 persen, NTP Kalimantan Tengah turun sebesar 0,66 persen, NTP Kalimantan Selatan turun sebesar 1,16 persen, dan NTP Kalimantan Timur turun sebesar 0,13 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional bulan Maret 2016 tercatat sebesar 101,32 poin, turun 0,91 poin atau berubah 0,89 persen dibanding NTP Nasional bulan Februari 2016 yaitu sebesar 102,23 poin.

No. 20/04/61/Th.XIX, 1 April 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KALIMANTAN BARAT

BULAN : MARET 2016

(2)

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dalam persentase. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertanian, merupakan salah satu Indikator Proxy untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode Januari 2016- Maret 2016. Penurunan NTP umumnya terjadi pada saat panen tanaman pangan, tanaman hortikultura (tanaman bahan makanan) maupun tanaman perkebunan rakyat, tetapi naik kembali pada waktu sesudahnya. Penurunan NTP di Kalimantan Barat terjadi pada bulan Maret 2016 (94,73 poin) karena penurunan harga jual bahan makanan ataupun hasil tanaman bahan makanan ataupun hasil tanaman perkebunan rakyat. Meskipun demikian, fluktuasi harga komoditas konsumsi rumah tangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal (BPPBM) juga mempengaruhi tinggi rendahnya NTP.

1.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Maret 2016, It Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 115,12 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 115,23 poin pada bulan Maret 2016. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks Tanaman Pangan sebesar 1,62 persen, penurunan indeks Hortikultura sebesar 0,04 persen, kenaikan indeks Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,85 persen, kenaikan indeks Peternakan sebesar 0,08 persen dan penurunan indeks Perikanan sebesar 0,23 persen

1.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Maret 2016 Ib Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 120,97 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 121,64 poin pada bulan Maret 2016. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen.

(3)

Naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga pada bulan Maret 2016 dibandingkan Februari 2016 juga menunjukkan terjadinya Inflasi perdesaan pada bulan Maret 2016, indeks ini

mengalami kenaikan sebesar 0,67 persen dibanding Februari 2016, yang disebabkan oleh

ketujuh pendukung subkelompok Konsumsi Rumah Tangga, yaitu, subkelompok Bahan Makanan naik sebesar 1,22 persen, subkelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau naik sebesar 0,25 persen, subkelompok Perumahan naik sebesar 0,24 persen, subkelompok Sandang naik sebesar 0,10 persen, subkelompok Kesehatan naik sebesar 0,61 persen, subkelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga naik sebesar 0,11 persen, dan subkelompok Transportasi dan Komunikasi tidak mengalami perubahan.

Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian pada bulan Maret 2016 tercatat sebesar 113.93 poin mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen dibandingkan Februari 2016 yaitu sebesar 113,75 poin. Dari keenam komponen pendukung pada subkelompok indeks ini, subkelompok Bibit naik sebesar 0,21 persen, subkelompok Pupuk,Obat-obatan & Pakan naik sebesar 0,05 persen, subkelompok Biaya Sewa & Pengeluaran lain naik sebesar 0,04 persen, subkelompok Transportasi naik sebesar 0,53 persen, subkelompok Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,14 persen, dan subkelompok Upah Buruh Tani naik sebesar 0,23 persen.

2. NTP Subsektor Tanaman Padi dan Pelawija (NTPP)

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Padi dan

Palawija Provinsi Kalimantan Barat tercatat 97,45 poin, turun 2,27 poin atau berubah 2,27 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 99,72 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Tanaman Padi dan Palawija turun sebesar 1,62 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 122,22 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 120,23 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,66 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 122,57 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 123,38 poin pada bulan Maret 2016.

3. NTP Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tercatat 102,77 poin turun 0,58 poin atau berubah 0,56 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 103,35 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Hortikultura turun sebesar 0,04 persen, dibanding It bulan sebelumnya.yaitu dari 125,93 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 125,89 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,53 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 121,85 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 122,49 poin pada bulan Maret 2016

(4)

4. NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perkebunan Rakyat Provinsi Kalimantan Barat tercatat 89,25 poin naik 1,16 poin atau berubah 1,31 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 88,09 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang diterima Petani (It) Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,85 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 106,18 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 108,15 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,54 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 120,53 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 121,18 poin pada bulan Maret 2016

5. NTP Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 95,54 poin mengalami penurunan sebesar 0,36 poin atau berubah 0,37 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 95,90 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Peternakan naik sebesar 0,08 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 113,04 poin pada bulan

Februari 2016 menjadi 113,14 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani( Ib) naik sebesar 0,46 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 117,88 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 118,42 poin pada bulan Maret 2016

6.

NTP Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 101,74 poin turun 0,56 poin atau berubah 0,55 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 102,30 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Perikanan turun sebesar 0,23 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 123,11 poin pada bulan

Februari 2016 menjadi 122,82 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,32 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 120,34 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 120,73 poin pada bulan Maret 2016

7.

NTP Subsektor Perikanan Tangkap

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Tangkap Provinsi Kalimantan Barat tercatat 103,52 poin naik 0,85 poin atau berubah 0,82 persen dibanding Februari 2016 yaitu 104,37 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Perikanan Tangkap turun sebesar 0,53 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 126,74 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 126,08 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang

(5)

Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,10 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 121,43 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 121,79 poin pada bulan Maret 2016

8. NTP Subsektor Perikanan Budidaya

Pada bulan Maret 2016, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Budidaya Provinsi Kalimantan Barat tercatat 99,02 poin turun 0,12 poin atau berubah 0,12 persen dibanding NTP Februari 2016 yaitu 99,14 poin.

Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Perikanan Budidaya naik sebesar 0,24 persen, dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 117,69 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 117,97 poin pada bulan Maret 2016, dan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) naik sebesar 0,37 persen, dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 118,71 poin pada bulan Februari 2016 menjadi 119,15 poin pada bulan Maret 2016.

Lebih rinci mengenai perbandingan lt, lb dan NTP bulan Februari 2016 dan Maret 2016 dapat dilihat pada tabel 1.

(6)

Tabel 1.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat

Bulan Februari-Maret 2016

(2012=100)

SEKTOR, KELOMPOK DAN SUBSEKTOR

GABUNGAN

(NTPP, NTPH, NTPR, NTPT &NTPN)

Indeks

Perubahan

(%)

Februari

2016

Maret

2016

(1)

(2)

(3)

(4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI

115.12

115.23

0.09

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI

120.97

121.64

0.56

2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA

123.29

124.12

0.67

2.1.1. Bahan Makanan

129.15

130.73

1.22

2.1.2. Makanan Jadi

121.01

121.32

0.25

2.1.3. Perumahan

112.92

113.19

0.24

2.1.4. Sandang

124.41

124.53

0.10

2.1.5. Kesehatan

121.52

122.26

0.61

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga

106.32

106.43

0.11

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi

121.05

121.05

0.00

2.2. INDEKS BIAYA PRODUKSI DAN

113.75

113.93

0.16

PENAMBAHAN BARANG MODAL

(BPPBM)

2.2.1. Bibit

116.06

116.31

0.21

2.2.2. Obat-obatan dan Pupuk

113.52

113.57

0.05

2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan lainnya

107.77

107.82

0.04

2.2.4. Transportasi

122.14

122.78

0.53

2.2.5. Penambahan Barang Modal

112.89

113.04

0.14

2.2.6. Upah Buruh Tani

111.97

112.23

0.23

(7)

Tabel 2.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat

Dirinci Menurut Sub Sektor

Bulan Februari-Maret 2016

( 2012=100 )

URAIAN SUB SEKTOR

Indeks

Perubahan

Februari

2016

Maret

2016

(%)

(1)

(2)

(3)

(4)

1.INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI

115.12

115.23

0.09

1.1. Petani Padi Palawija

122.22

120.23

-1.62

1.2. Petani Hortikultura

125.93

125.89

-0.04

1.3. Petani Perkebunan Rakyat

106.18

108.15

1.85

1.4. Petani Peternakan

113.04

113.14

0.08

1.5. Petani Perikanan

123.11

122.82

-0.23

1.5. 1.Petani Perikanan Tangkap

126.74

126.08

-0.53

1.5. 2.Petani Perikanan Budidaya

117.69

117.97

0.24

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI

120.97

121.64

0.56

1.1. Petani Padi Palawija

122.57

123.38

0.66

1.2. Petani Hortikultura

121.85

122.49

0.53

1.3. Petani Perkebunan Rakyat

120.53

121.18

0.54

1.4. Petani Peternakan

117.88

118.42

0.46

1.5. Petani Perikanan

120.34

120.73

0.32

1.5. 1.Petani Perikanan Tangkap

121.43

121.79

0.30

1.5. 2.Petani Perikanan Budidaya

118.71

119.15

0.37

3. NILAI TUKAR PETANI

95.17

94.73

-0.46

1.1. Petani Padi Palawija (NTPP)

99.72

97.45

-2.27

1.2. Petani Hortikultura (NTPH)

103.35

102.77

-0.56

1.3. Petani Perkebunan Rakyat (NTPR)

88.09

89.25

1.31

1.4. Petani Peternakan (NTPT)

95.90

95.54

-0.37

1.5. Petani Perikanan (NTPN)

102.30

101.74

-0.55

1.5. 1.Petani Perikanan Tangkap

104.37

103.52

-0.82

1.5. 2.Petani Perikanan Budidaya

99.14

99.02

-0.12

(8)

9. Perbandingan Antar Provinsi (Kalimantan) dan Indonesia (Nasional)

Bila dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) antar Provinsi di pulau Kalimantan dari empat provinsi dan NTP Indonesia (Nasional) yang dilaporkan pada bulan Maret 2016 Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 0,46 persen, Provinsi Kalimantan Tengah turun sebesar 0,66 persen, Provinsi Kalimantan Selatan turun sebesar 1,16 persen, dan Provinsi Kalimantan Timur turun 0,13 persen. Sedangkan NTP Indonesia (Nasional) turun sebesar 0,89 persen.

Perbandingan perubahan NTP untuk Pulau Kalimantandan dan NTP Nasional dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP)

Januari-Februari 2016 dan Februari-Maret 2016

Di Pulau Kalimantan dan Indonesia (2012=100)

N o Provinsi N T P Perubahan ( % ) Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 Januari-Februari 2016 Februari-Maret 2016 (1 ) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Kalimantan Barat

95,43

95,17

94,73

-0,27 -0,46 2 Kalimantan Tengah

96,94

97,06

96,42

0,13 -0,66 3 Kalimantan Selatan

99,04

98,82

97,67

-0,22 -1,16 4 Kalimantan Timur

97,46

97,60

97,46

0,14 -0,13 5 Indonesial (Nasional) 102,55 102,23 101,32 -0,31 -0,89

(9)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Edi Rahman Asmara, SSi, MM Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi 6100@bps.go.id

Website : http://kalbar.bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

VISI BPS :

Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua

Informasi lebih lanjut hubungi:

Edi Rahman Asmara, SSi, MM Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi 6100@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

 Melaksanakan administrasi aktiva tetap dan penyusutan.  Mereview harga pokok dan proyek-proyek di Galangan maupun Cabang.  Monitoring, menyiapkan dan melaporakan

Spesifikasi Teknis untuk Fungisida yang ditawarkan (Mengandung Bahan Aktif : Propined 70%) tidak sesuai dengan brosur yang disampaikan (Mengandung Bahan Aktif : mankozeb 80%). Merk

Tujuan Instruksional Umum : Setelah mendengar penjelasan dan diskusi tentang bantuan hukum dalam gugatan perdata, mahasiswa memahami sejarah mula bantuan hukum dan

Sehingga pada lintasan parallel gerak maneuver kapal akan lebih memutar dan menghasilkan jarak error antara titik waypoint dan posisi wahana yang lebih besar. Nilai error terhadap

Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20 minggu. Ibu yang mempunyai

Skripsi dengan judul “ Analisis Proses Berpikir Siswa Dalam Memecahkan Masalah Matematika Materi Lingkaran di MTsN Sumberjo Sanankulon Blitar Tahun Ajaran 2014/2015” yang ditulis

Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu

Implikasi dari penelitian ini, yaitu: 1) perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi profitabilitas dengan cara melihat pengaruh ROE, ROA dan