• Tidak ada hasil yang ditemukan

,, (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan ",, (1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

REKONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DISESUAIKAN DENGAN KAPASITAS GENERATOR SET 80kVA

(Aplikasi Kampus Proklamator 3 Universitas Bung Hatta) , ,

(1) Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Bung Hatta, (2) Dosen Teknik

Elektro,

Universitas Bung Hatta.

E-mail: rafki.wallace@gmail.com

Kampus Proklamator 3 Universitas Bung Hatta mulai mengadakan proses perkuliahan pada tahun 1996 diatas lahan seluas 3,5 Hektar yang bertempat di jalan Gajah Mada no, 19 olo nanggalo, Padang. Sistem tenaga listrik untuk kampus Proklamator 3 Universitas Bung Hatta disuplai dari jaringan distribusi PLN dengan gardu distribusi 20 kV / No. G.277.T dengan kapasitas daya terpasang 197 kVA. Dalam melakukan aktifitas perkuliahan sehari-hari dilakukan pada gedung yang terdiri dari lantai 2,3 dan 4. Dalam kondisi operasional normal, sumber listrik dari PLN semua beban dapat dilayani, dalam kondisi listrik PLN tidak beroperasi, generator set dapat berfungsi sebagai pembangkit cadangan. Generator set di kampus proklamator 3 Universitas Bung Hatta mempunyai kapasitas 80 kVA. Pada saat proses perkuliahan berjalan, disaat itu terjadi pemadaman dan kapasitas genset tidak mampu melayani semua beban yang ada pada setiap gedung pada gedung perkuliahan. Dengan kondisi seperti itu perlu adanya rekonfigurasi jaringan pada kampus proklamator 3 Universitas Bung Hatta dengan merencanakan sistem pengendalian beban yang bersifat melakukan pemutusan aliran listrik dengan skala prioritas beban mana yang tetap dilayani dengan menggunakan magnetic kontaktor yang dipasang pada masing-masing panel distribusi lantai pada gedung kampus proklamator 3 Universitas Bung Hatta. Pada saat genset dioperasikan, panel magnetik kontaktor utama dapat beroperasi secara otomatis, kemudian mengoperasikan magnetik kontaktor yang terdapat pada panel DP, dan mengendalikan beban-beban mana yang di prioritaskan tetap dilayani.

Kata kunci :Rekonfigurasi jaringan, genset, magnetik kontaktor. BAB 1 Pendahuluan

Energi listrik merupakan

energi yang sangat banyak digunakan konsumen. Pemakaian energi listrik saat ini perlu di hemat, karna harga energi listrik semakin naik. Dengan

sering terjadi kekurangan energi

listrik, maka perlu dilakukan

penghematan. Jika hal ini tidak tercapai, maka dilakukan pemadaman

bergilir. Sebagai sumber listrik

alternatif, digunakan generator set (genset).

Kampus 3 Universitas Bunghatta, dengan kapasitas dengan kapasitas daya 197 kVA di backup dengan genset kapasitas 80 kVA. Untuk

mengoperasikan genset dalam

melayani beban semuanya tidak akan

(2)

pemutusan pada beban-beban lain secara manual.

Untuk mengatasi tidak terjadi pemutus beban, secara manual dibutuhkan pendistribusian sesuai dengan skala prioritas beban tertentu. Beban yang perlu dioperasikan adalah stop kontak dan gedung dekanat. Pengoperaian secara otomatis dilakukan dengan

magnetik kontaktor. Untuk

mewujudkan ini, perlu dilakukan rekonfigurasi distribusi jaringan listrik tegangan rendah pada masing-masing panel distribusi.

BAB 2 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

1. Umum

Suatu sistem tenaga listrik pada prinsipnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu pusat pembangkit tenaga listrik, saluran transmisi dan distribusi. Pada pusat-pusat pembangkit energi primer (misalnya minyak bumi, gas alam, dan air) dikonversikan ke energi listrik dengan generator, tenaga energi listrik dinaikan oleh transformator

penaik tegangan (step up

transformator) untuk disalurkan

melalui saluran transamisi ke pusat beban. Di pusat beban diturunkan kembali oleh transformator penurun tegangan (step down transformator) kemudian disalurkan ke beban naik

dengan saluran distribusi maupun tanpa saluran disrtibusi.

Sesuai dengan namanya, maka

pusat pembangkit tenaga listrik

berfungsi untuk membangkitkan

tenaga listrik, saluran transmisi

berfungsi untuk menyalurkan energi yang dihasilkan oleh pembangkit menuju saluran distribusi. Selanjutnya dari saluran distribusi energi listrik dari saluran transmisi akan disalurkan ke konsumen.

2. Proses Penyampaian Tenaga Listrik Ke Pelanggan

Pembangkit tenaga

listrik hanya dapat dilakukan pada

daerah-daerah tertentu, hal ini

dipengaruhi oleh persoalan teknis maupun permasalahan sosial dan

lingkungan. Sedangkan konsumen

atau pemakai tersebar diberbagai tempat sehingga proses ke konsumen

memerlukan berbagai penanganan

teknis. Tenaga listrik yang

dibangkitkan pada pusat-pusat

pembangkitan, seperti: PLTA, PLTD, PLTG, PLTP, dan PLTU disalurkan melalui saluran transmisi ini terus ke

gardu induk dan diturunkan

tegangannya menjadi tegangan

menengah (tegangan distribusi primer PLN: 220 kV). Jaringan setalah ke luar gardu induk ini disebut jaringan

(3)

distribusi. Tenaga listrik yang disalurkan melalui jaringan distribusi

primer ini akan diturunkan

tegangannya menjadi tegangan rendah pada gardu-gardu disribusi menjadi 380 V/220V. Kemudian disalurkan melalui jaringan tegangan rendah kepada konsumen melalui sambungan beban.

Setelah tenaga listrik melalui tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan selanjutnya sampai pada beban sebelum sampai pada beban, tenaga listrik tadi melewati alat pembatas dan meter seperti tampak pada gambar 2.1

Sambungan Beban Meter

Sambungan Utama Pelanggan Sekering Kelompok Pelanggan Pembatas Daya Pelanggan

Gambar 2.1 Instalasi antara jaringan distribusi PLN dengan pelanggan

Jadi hubung antara pusat

pembangkit tenaga listrik untuk

sampai kepada pelanggan

dihubungkan melalui suatu saluran transmisi dan distribusi ini dinamakan dengan sistem tenaga listrik.

3. Gardu Distribusi

Pada gardu distribusi ini terjadi pengubahan tegangan dari harga tegangan menengah menjadi tegangan rendah dengan tugas utama adalah menyalurkan daya listrik dari saluran utama (saluran primer) ke saluran tegangan rendah (saluran sekunder) untuk konsumen. Distribusi tor Transforma Pelanggan PMT

Gambar 2.2 Diagram satu garis sistem distribusi

Pada setiap gardu distribusi terdapat peralatan sebagai berikut:

 Satu saklar pemisah untuk

menghubungkan kabel

yang datang dari arah GI (incoming cabel) ke rel utama pada gardu tersebut.

 Saklar beban untuk

menghubungkan rel utama gardu trafo dengan kabel ke luar (outgoing cable) menuju ke gardu pembagi. Satu trafo distribusi daya yang dihubungkan melalui saklar pemisah ke rel utama yang diamankan oleh sebuah pemutus arus (sekring).

(4)

4. Sistem Penyaluran Daya

Berdasarkan sistem saluran distribusi dapat dibagi atas sistem radial, sistem loop, sistem spindel dan sistem grid atau network.

5. Sistem Radial

Pada sistem radial ini, saluran pendistribusian bersumber dari satu sumber utama dan desain menyebar dari saluran utama, di mana sumber energi langsung disuplay ke beban. Sistem radial ini ditunjau dari bentuk jaringannya sangat sederhana dan biaya yang dibutuhkan tidak begitu besar akibat dari penggunaan alat yang tidak begitu layak. Dengan demikian sistem radial digunakan pada beban-beban yang sedang atau kerapatan beban yang sedang.

Kelemahan dari sistem radial ini diantaranya:

 Memiliki keandalan sistem

yang rendah

 Apabila terjadi gangguan

pada saluran utama, maka keseluruhan sistem akan kehilangan daya listrik Kelebihan dari sistem radial ini diantaranya:

 Operasi dari sistem

proteksinya sederhana

 Peralatan switching yang

dibutuhkan sedikit

 Harga sistem relatif murah

Pemilihan sistem radial ini dilakukan apabila sistem yang dilayani tidak begtu membutuhkan penyaluran daya yang kontinu apabila sewaktu-waktu gangguan terjadi.

Gambar 2.3 Sistem radial

6. Sistem Loop

Penggunaan sistem loop ini dapat

dipilih apabila dibutuhkan suatu

keandalan suatu penyaluran tenaga listrik yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem radial. Desain dari sistem loop ini sesuai dengan namanya dibuat mengelilingi atau melingkari, dimulai dari sumber kemudian menuju ke beban-beban secara berhubungan daripada akhirnya kembali lagi ke sumber.

Sistem loop ini digunakan untuk melayani beban yang sedang

(5)

membutuhkan beban yang besar pada beban industri, beban vital yang membutuhkan suplai daya listrik secara terus-menerus seperti pada kampus III Universitas Bung Hatta.

Sistem loop ini merupakan

pengembangan dari sistem radial yang operasinya dapat bekerja sebagai sistem radial biasa. Bentuk loop

tertutup akan diperoleh dengan

menghubungkan dua sistem radial dengan peralatan penghubung yang berupa pemutus daya atau saklar pemisah.

Kelebihan sistem loop dibandingkan sistem radial diantaranya:

 Keandalan lebih baik

 Jatuh tegangan pada

saluran lebih kecil

Gambar 2.4 Sistem loop

7. Sistem Spindel

Sistem distribusi spindel ini

sebetulnya merupakan perkembangan

dari sistem jaringan loop-radial.

Beberapa feeder utama ke luar dari sebuah gardu induk dan kemudian

bertemu diujung-ujungnya pada

sebuah gardu berhubung.

Jaringan spindel pada operasi normal adalah radial, rel daya pada gardu mensuplay daya ke masing-masing kabel kerja (feeder utama). Jika terjadi gangguan di suatu bagian,

pemutus daya feeder yang

bersangkutan akan terbuka dan pada kondisi gangguan feeder utama, feeder

cadangan (spare feeder) akan

beroperasi.

Sebuah pola spindel terdiri dari beberapa kabel kerja dan kabel cadangan (spare feeder). Gardu-gardu

transformator distribusi hanya

disambung pada kabel-kabel kerja, jadi kabel cadangan disambung untuk memulihkan penyaluran daya.

(6)

Gambar 2.5 Sistem spindle

8. Sistem Grid atau Network

Sistem grid atau network dapat terdiri dari dua buah sumber atau lebih di mana sumber-sumber tersebut dan beban-bebannya saling berhubungan. Setiap beban dapat menerima daya dari berbagai arah sehingga apabila terjadi gangguan pada suatu saluran maka beban akan dilayani oleh saluran yang lainnya. Oleh karena itu, penerapan sistem grid ini sangat tepat apabila dibutuhkan suatu sistem yang memiliki keandalan yang jauh lebih

baik. Sistem ini membuktikan

peralatan yang cukup banyak dan

pemeliharaan serta pengawasan

membutuhkan biaya yang cukup besar.

Sistem grid atau network ini biasanya digunakan pada daerah-daerah kerapatan beban yang tinggi di

mana diperlukan kelangsungan

pelayanan yang terus-menerus.

Kelebihan dari sistem grid atau network ini memiliki keandalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem loop dan sistem radial, sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan biaya investasi yang lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem loop dan sistem radial.

CB CB CB CB CB CB Sumber Beban Beban

Gambar 2.6 Sistem grid network

BAB 3 Pendistribusian Tegangan Rendah Dengan Menggunakan Magnetik Kontaktor

1. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)

Saluran ini merupakan penghantar yang digunakan di atas tiang (diudara). Ada dua jenis

(7)

penghantar tak berisolasi (kawat) dan penghantar berisolasi (kabel). Penghantar tak berisolasi

mempunyai berbagai kelemahan, seperti rawan pencurian dan rawan terjadi gangguan phasa- phasa maupun phasa netral. Tetapi memiliki keunggulan harga yang relatif murah dan mudah dalam pengusutan gangguan. Sedang penghantar yang berisolasi

memiliki keuntungan dan kerugian yang saling berlawanan dengan penghantar tak berisolasi.

Pada umumnya PT PLN

menggunakan SUTR dengan isolasi (kabel pilin), dengan inti alumunium. Standar ukuran kabel yang digunakan

adalah 3x 70 + 50 mm2,dengan

karakteristik elektris sebagai berikut:

Tabel 3.1 Karakteristik Twisted kabel Alumunium (NFA2x)

2. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR)

Saluran ini menempatkan kabel dibawah tanah, tujuan utama penempatan dibawah tanah pada umumnya karena alasan estetika, sehingga penggunaan SKTR umumnya adalah kompleks perumahan dan daerah perindustrian.

Keuntungan penggunaan kabel ini adalah estetika yang lebih indah, tidak terganggu oleh pengaruh- pengaruh cuaca. Kelemahan kabel ini adalah jika terjadi gangguan, akan sulit menemukan lokasinya dan jika terjadi pencurian dengan

(8)

suntikan dibawah tanah petugas akan sulit mengungkapkannya.

3. Komponen Jaringan Tegangan Rendah

Merupakan peralatan

yang digunakan pada jaringan

tegangan rendah sehingga dapat

menjalankan fungsinya sebagai

penyalur energi listrik ke pelanggan. Komponen pada JTR antara lain:

a. Kabel Schoen

Kabel schoen digunakan untuk

menghubungkan rel pada panel

hubung bagi dengan penghantar kabel tegangan tegangan rendah (kabel obstyg). Kabel schoen dipres pada kabel obstyg dan dibaut di rel panel hubung bagi.

b. Konektor

Adalah peralatan yang

digunakan untuk menghubungkan

penghantar dengan penghantar.

Misalnya, antara kabel obstyg dan TIC- AI, TIC- AI dengan SR (sambungan rumah) Jenis konektor yang umumnya digunakan PT PLN ada dua jenis:

 Konektor kedap air

(piercing connector)

Konektor ini dapat dipasang dalam kondisi jaringan bertegangan

dan tanpa mengupas isolasinya.

Konduktansi terjadi karena pada konektor ini terdapat gigi penerus arus. Sehingga gigi penerus arus ini harus tajam dan tegak untuk dapat menembus bagian isolasi kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak dari korosi.

 Konektor pres

Pemasangan konektor jenis ini

biasanya tanpa tegangan, karena diperlukan pengupasan isolasi kabel

untuk membentuk konduktifitas.

Konduktifitas yang dihasilkan

konektor jenis ini lebih baik, karena luas permukaan kontak lebih besar.

4. Karakteristik Beban

Sifat umum beban yaitu

karakteristisnya ditentukan oleh

faktor kebutuhan beban

maksimum (demand factor), faktor beban (load factor) dan faktor diversitas (diversity factor). Dalam prakteknya listrik diperjual belikan

berdasarkan kebutuhan, yang

dalam kenyataannya kebutuhan rata-rata yang tercatat pada periode tertentu biasanya 15, 30 dan 60 menit. Periode 30 menit sering disarankan karena tidak ada denda

(9)

yang besar untuk kelalaian puncak untuk waktu yang pendek adanya

bermacam-macam konstanta

waktu pemanasan peralatan listrik seperti motor listrik. Selain itu

kebanyakan meter peralatan

menyediakan pencatatan

kebutuhan 30 menit. kebutuhan maksimum atau beban puncak

suatu instalasi atau sistem

biasanya dinyatakan sebagai harga terbesar tingkat kebutuhan 30 menit pada periode tertentu seperti satu bulan atau satu tahun.

BAB 4 PERHITUNGAN DAN ANALISA

1. Umum

Kampus Proklamator 3 Universitas Bung Hatta mulai mengadakan proses perkuliahan pada tahun 1996 diatas

lahan seluas 3,5 Hektar yang

bertempat di jalan Gajah Mada no, 19

olo nanggalo, Padang. Kampus

Proklamator 3 Universitas Bung Hatta ditempati Fakultas Teknologi Industri (FTI) dan Laboratorium Dasar dengan 4 jurusan yaitu :

1. Teknik Elektro.

2. Teknik Mesin.

3. Teknik Industri

4. Teknik Kimia.

Dalam melakukan aktifitas

perkuliahan sehari-hari dilakukan pada gedung yang terdiri dari lantai 2,3 dan 4. Sarana dan pra sarana yang ada

pada kampus proklamator 3

Universitas Bung Hatta adalah:

1. Gedung Dekanat 2. Gedung Perkuliahan 3. Gedung Laboratorium 4. Gedung Aula 5. Studio Radio 6. Musholla 7. Kantin 8. Pos Jaga

Sistem tenaga listrik untuk kampus Proklamator 3 Universitas Bung Hatta disuplai dari jaringan distribusi PLN (gardu distribusi 20 kV / No. G.277.T dengan kapasitas daya terpasang 197 kVA) TDL S2 ( sosial

menengah). Dari gardu ini tegangan menengah 20 kV diturunkan menjadi tegangan rendah 380 V/ 220 V, kemudian disalurkan menuju incomming feeder pada MDB (Main Distribution Board). Pada MDB ini tenaga listrik di distribusikan menuju tiap-tiap gedung.

2. Pengelompokan Beban

Emergency dan Normal

Pengelompokan beban yang

(10)

normal menurut data yang telah didapat yaitu pemakaian pendingin

pada ruang kuliah yang

mengkonsumsi energi listrik rata-rata untuk satu ruang kuliahnya adalah 2 unit AC split dengan kapasitas pendinginan 2x18.000 BTuh (British Thermal Unit Hour)

Oleh karena itu, dilakukan

penambahan magnetik kontaktor pada setiap panel SDP. Guna agar dapat mengendalikan panel listrik

yang banyak mengkonsumsi

energi listrik, selain itu agar genset dalam kapasitas dibawah daya terpasang akan dapat melayani beban prioritas pada kampus proklamator 3 Universitas Bung Hatta.

BAB 5 Kesimpulan 1. Kesimpulan

Setelah melakukan perhitungan dan analisa sistem yang telah dibuat

maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

A. Berdasarkan Sistem Existing

1. Berdasarkan perhitungan data

beban emergency dan normal pada sistem yang direncanakan diperoleh daya normal 206.282 W

dan emergency 35.000 W

sehingga backup genset yang

perlukan untuk melayani beban 35.000 W atau 43.750 VA dengan kapasitas genset yang digunakan yaitu 80 kVA.

2. Magnetik kontaktor panel SDP

bekerja berdasarkan input dari panel MCP ketika dioperasikan manual ataupun otomatis dengan menggunakan penghantar jenis

TCAL 1 x 10 mm2.

B. Implementasi Perencanaan

1. Desain menurut implementasi

perencanaan yaitu pengendalian

dilakukan pada setiap panel

distribusi yang terdapat

pengendalian manual dan

otomatis pada panel distribusi.

2. Menggunakan 2 set busbar pada

setiap panel DP yang akan dipasang kontaktor dan 1 set busbar pada panel emergency.

1. Setiap pengaman sirkit akhir

panel dilakukan penambahan faktor koefisien 150% dan kontaktor 125 % serta busbar 125%.

2. Saran

 Penelitian selanjutnya agar

sistem ditambahkan timer pada panel MCP guna menunjang kinerja peralatan yang akan

(11)

dikendalikan berdasarkan green energi building.

 Penelitian selanjutnya sistem

mempunyai feedback agar

lebih dapat mengetahui sistem sedang beroperasi dan dapat terkoneksi kekomputer.

 Dilakukan penggantian kabel

udara dengan ukuran sesuai dengan daya yang dibutuhkan pada masing-masing gedung.

Tinjauan Pustaka

Wahyu, Panji (2011), Tugas

akhir “sistem informasi gangguan

listrik jaringan tegangan rendah SR/APP di PT PLN (PERSERO) rayon

banjaran area majalaya” menjelaskan

tentang suatu aplikasi yang dapat

membantu penanganan laporan

gangguan listrik untuk PLN agar informasi yang didapat berguna untuk

kemajuan perusahaan dalam

meningkatkan pelayanan kepada

konsumen.

Made, I wayan, (2010), Tugas

Akhir “rekonfigurasi jaringan

tegangan rendah (JTR) untuk

memperbaiki drop tegangan di daerah banjar tulangnyuh klungkung”. Disini

dijelaskan tentang cara untuk

memperbaiki drop tegangan pada jaringan tegangan rendah dengan metoda tap changer (pemilihan level tap-tap tegangan pada trafo) dan

penambahan trafo sisipan/gardu

sisipan dan rekonfigurasi jaringan.

Sriwati, A. Arif (2011), Tugas

akhir “analisis sistem jaringan

distribusi tegangan rendah di

kecamatan benteng kab. Kepulauan selayar” dalam jurnalnya mengatakan bahwa perhitungan bahwa makin panjang penghantar makin besar pula tahanan suatu penghantar, rata rata

tegangan ujung fasa dari hasil

pengukuran langsung yang dilakukan bersama dengan petugas PLN terjadi reduksi tegangan antara 10 volt sampai dengan 20 volt.

Rahmadona, wahyu (2011),

Tugas akhir “evaluasi dampak

ketidakseimbangan beban terhadap rugi- rugi energi dan drop tegangan

(aplikasi kampus III universitas

bunghatta)” dalam jurnalnya

mengatakan drop tegangan tertinggi beban yang terpasang berada pada panel MDP- DP laboratorium TE/TM yaitu sebesar 4,108 % (15,610 Volt), karena arus beban sebesar 363,045 ampere. rugi- rugi energi total beban yang terpasang dalam satu bulan adalah sebesar 20.039,254 kWh.

Gambar

Gambar 2.1 Instalasi antara jaringan  distribusi PLN dengan pelanggan
Gambar 2.4 Sistem loop  7.  Sistem Spindel
Gambar 2.5 Sistem spindle
Tabel 3.1  Karakteristik Twisted kabel  Alumunium (NFA2x)

Referensi

Dokumen terkait

Keluarga memiliki pengaruh paling dominan terhadap keputusan pemilihan Universitas Bung Hatta Padang kemudian diikuti oleh Variabel Promosi dan Motivasi maka

Kami bertekat, dalam tahun 2011 pembangunan kampus II Universitas Bung Hatta Padang dapat dirampungkan dengan membangun gedung ke 3 dari tahap I dan dilanjutkan

Berdasarkan wawancara dengan mahasiswa (tanggal 11 & 12 Juni ), kriteria perustakaan yang diinginkan oleh mahasiswa Universitas Bung Hatta, yaitu: (a) koleksi yang

Berdasarkan angket yang disebar pada tanggal 27 Februari – 5 Maret 2015 kepada 43 orang mahasiswa calon guru biologi Universitas Bung Hatta Padang yang telah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan mahasiswa memilih Universitas Bung Hatta Padang; (2) persepsi

Disarankan kepada mahasiswa pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta Padang untuk dapat lebih meningkatan kebiasaan belajar dalam hal persiapan belajar, membuat

Berdasarkan kesimpulan, disarankan kepada pimpinan Perpustakaan Universitas Bung Hatta Padang agar: (1) pustakawan juga diberikan insentif non uang seperti pemberian

5.1.1 Implikasi Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk parfum merek Axe di Universitas Bung Hatta..