• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA.. 139

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR PUSTAKA.. 139"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan………..…. i

Halaman Sampul Dalam………... ii

Halaman Persetujuan ……….… iii

Ucapan Terimakasih ………...… iv

Riwayat Hidup Penulis ……….…. v

Abstrak ……….…. vii

Abstract……….…. ix

Ringkasan ………... ix

Daftar Isi ……….….. xii

Daftar Tabel ……….….. xiv

Daftar Gambar ………... xv

Daftar Lampiran ………. xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……….….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……….. 6

1.3 Tujuan Penelitian ……… 7

1.4 Manfaat Penelitian ………..…… 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………. 9

2.1 Lahan Pertanian ... 9

2.1.1 Pengertian lahan ... 9

2.1.2 Penggunaan dan penguasaan lahan ... 10

2.2 Subak ... 17

2.3 Konversi Lahan ... 20

2.3.1 Pengertian konversi lahan ... 20

2.3.2 Penyebab konversi lahan ... 24

2.3.3 Indikator konversi lahan pertanian ... 26

2.4 Petani ... 37

2.5 Kesejahteraan Petani ... 43

2.5.1 Pengertian kesejahteraan ... 43

2.5.2 Indikator kesejahteraan petani ... 44

2.6 Penelitian Terdahulu ... 47

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ……….... 54

3.2 Konsep ... 56

(2)

xiii

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian ……….. 59

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 59

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ……… 61

4.4 Variabel Penelitian ………..…. 63

4.5 Jenis dan Sumber Data ………..…… 66

4.6 Instrumen Penelitian ……….... 66

4.7 Prosedur Penelitian ………..…… 67

4.8 Analisis Data ………..…. 70

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 75

5.1.1 Sejarah Subak Saih ... 75

5.1.2 Letak geografis dan luas wilayah ... 77

5.1.3 Struktur organisasi ... 78

5.2 Karakteristik Responden ... 80

5.2.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ... 80

5.2.2 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan .. 81

5.2.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ... 82

5.2.4 Jumlahpendapatan dan tanggungan keluarga ... 84

5.3 Hasil Analisis Data ... 85

5.3.1 Evaluasi model pengukuran atau outer model ... 85

5.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan Pertaniandan hubungannya terhadapkesejahteraan petani.. 110

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 136

6.2 Saran-saran ... 137

(3)

vii

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN PERTANIAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN

PETANI SUBAK SAIH KECAMATAN KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

Kadek Dwi Andika. Faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian dan hubungannya dengan kesejahteraan petani Subak Saih, Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. I Wayan Windia, SU dan Dr. Ir. Ketut Suamba, MP.

Konversi lahan pertanian menjadi salah satu dari sekian banyak polemik yang dihadapi pertanian di Bali. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk dan menurunnya hasil pertanian berimplikasi pada konversi lahan yang semakin tidak terbendung. Menghadapi permasalahan tersebut penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan pertanian dan hubungannya dengan kesejahteraan petani kemudian dilaksanakan untuk memperoleh solusi atas fenomena tersebut. Rangkaian metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan sampel yang diambil secara

proportional random sampling sebanyak 125 responden. Analisis data

menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis statistik dilakukan melalui program SemPLS.

Adapun temuan yang diperoleh yaitu: 1) Konversi lahan di Subak Saih secara positif dipengaruhi oleh : faktor pertumbuhan kota, ekonomi, sosial, teknologi, aksesibilitas, risiko dan ketidak pastian dan lahan sebagai asset. 2) konversi lahan pertanian dan hubungannya terhadap kesejahteraan petani menunjukan hubungan positif dan signifikan melalui faktor aksesibilitas, ekonomi, lahan sebagai asset, pertumbuhan kota, teknologi, risiko dan ketidak pastian dan faktor sosial dengan kesejahteraan petani. Atas temuan tersebut maka pemerintah maupun Subak Saih harus mengontrol laju konversi lahan yang terjadi. Penyuluhan dan usaha intensifikasi pertanian perlu dilakukan untuk meningkatkan hasil pertanian, mempertegas peraturan-peraturan pemerintah, memperbaiki manajemen pertanian dan memberikan asuransi pertanian guna meminimalisasi kerugian petani akibat bencana alam. Harus ditekankan bahwa konversi lahan dapat merugikan petani secara ekonomis baik melalui ketahanan pangan serta masalah lingkungan lainnya. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, usaha intensifikasi teknologi pertanian dan pengembangan manajemen agribisnis diperlukan sehingga alih fungsi lahan dapat dikendalikan dan kesejahteraan dapat dicapai melalui aktifitas sektor pertanian.

(4)

viii

ABSTRACT

THE FACTORS THAT AFFECT THE AGRICULTURAL LAND CONVERSION AND ITS RELATION TO THE FARMERS WELFARE OF

SUBAK SAIH, DISTRICT OF NORTH KUTA BADUNG REGENCY Kadek Dwi Andika. The Factors that affect the conversion of agricultural land and its relation to thefarmers welfare of Subak Saih, District of North Kuta Badung regency. The Advisory Committee Prof. Dr. Ir.I Wayan Windia, SU and Dr. Ir. Ketut Suamba, MP.

Conversion of agricultural land into one of the many polemics facing agriculture in Bali. The increasing population growth and declining agricultural output has implications for land conversions increasingly unstoppable. Faced with the problem of research about the factors that affect the conversion of agricultural land and its relation to the welfare of farmers were conducted to obtain a solution to the phenomenon. The series of research methods used in this research is descriptive quantitative method to samples taken by proportional random sampling of 125 respondents. Data analysis using descriptive statistical techniques and statistical analysis was done through the program SemPLS.

The findings obtained are: 1) Conversion of land in Saih Subak is positively influenced by: city growth factors, economic, social, technology, accessibility, risks and uncertainties and the land as an asset. 2) conversion of agricultural land and its relation to the welfare of farmers showed a positive and significant relationship through accessibility factors, economic, land as an asset, a urban growth, agricultural technology, risks and uncertainties, and social factors with the welfare of farmers. On these findings, the government and the Subak Saih must control the rate of land conversion happens. Extension and intensification of agriculture needs to be done to improve agricultural yields, reinforce the formal government regulations, improve farm management and agricultural insurance to provide farmers minimize losses due to natural disasters. It should be emphasized that the land conversion can be economically detrimental to farmers both through its food security and other environmental issues. To improve the welfare of farmers, intensification of agricultural technology and the development of agri-business management is needed so that land use can be controlled and well-being can be achieved through the activities of the agricultural sector.

(5)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Provinsi Bali memiliki luas wilayah sekitar 5.636,66 km2 dengan jumlah

penduduk 3.686.665 orang (tahun 2012) dengan kepadatan penduduk 654 orang

per km2 dengan total rumah tangga sebanyak 953.726 rumah tangga. Sampai

tahun 2013 jumlah rumah tangga yang berusaha di pertanian yang menggunakan lahan adalah 404.507 rumah tangga dengan jumlah rumah tangga usaha tani gurem (pengguna lahan kurang dari 0,5 ha) adalah 257.181 rumah tangga (Sensus Pertanian 2013).

Subsektor Tanaman Pangan merupakan subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian terbanyak di Provinsi Bali. Tercatat jumlah rumah tangga jasa pertanian di Subsektor Tanaman Pangan tahun 2013 adalah sebanyak 2.656 rumah tangga, sedangkan jumlah rumah tangga jasa pertanian paling sedikit tercatat pada Subsektor Kehutanan, yaitu sebanyak 370 rumah tangga. Subsektor Hortikultura tercatat memiliki jumlah rumah tangga jasa pertanian sebanyak 679 rumah tangga, kemudian pada Subsektor Perkebunan 1.007 rumah tangga, Subsektor Peternakan 530 rumah tangga, dan Subsektor Perikanan 484 rumah tangga. Melalui data tersebut dapat dikatakan bahwa 42,4% rumah tangga di Bali berusaha di sektor pertanian.

Lahan pertanian memiliki peranan penting sebagai media peningkatan penghasilan, taraf hidup dan kesejahteraan petani yang ada didalamnya. Kenyataan bahwa hasil pertanian dipandang tidak cukup mampu memenuhi

(6)

2

harapan petani, berdampak pada keputusan masyarakat untuk menjual lahannya. Fenomena tersebut menjadi salah satu sebab usaha pertanian dari tahun ke tahun semakin menyusut. Dengan demikian lahan sawah menjadi semakin menyusut melalui derasnya konversi lahan pertanian menjadi bukan lahan pertanian sebagai dampak kemajuan pembangunan infrastruktur pendukung kepariwisataan Bali.

Akibat alih fungsi lahan, terutama lahan sawah, berdampak pada penurunan hasil produksi pertanian. Sehubungan dengan hal tesebut, pemerintah Indonesia sebagaiamana termuat dalam ketetapan Presiden TAPPRES/56/KP/2015 menegaskan bahwa : dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri, konsentrasi difokuskan pada penambahan luas area pertanian dan minimalisasi konversi lahan pertanian menjadi non pertanian. Hal ini menjadi salah satu solusi di mana kebutuhan akan produksi pertanian yang semakin meningkat seiring peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat.

Keberadaan lahan pertanian memberikan manfaat yang sangat luas secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Hilangnya lahan pertanian akibat dikonversi ke penggunaan non pertanian dapat menimbulkan dampak negatif terhadap berbagai aspek pembangunan. Salah satu dampak konversi lahan yang sering mendapat sorotan masyarakat adalah terganggunya ketahanan pangan yang merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional (Irawan, 2004). Hal yang sangat disesalkan adalah konversi lahan tersebut dominan dilakukan pada lahan-lahan produktif atau bahkan ada yang telah dilengkapi dengan saluran irigasi.

Sehubungan dengan hal tersebut, fenomena konversi lahan marak terjadi khususnya di wilayah Kabupaten Badung yang ditandai dengan berubahnya lahan

(7)

3

pertanian menjadi lahan untuk hunian dan perumahan. Salah satu daerah Kabupaten Badung terkait fenomena ini adalah Kecamatan Kuta Utara. Berdasarkan data luas wilayah beserta fungsionalisasi lahan di wilayah Kuta Utara terlihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1

Luas Tanah Menurut Penggunaannya Di Kabupaten Badung Dirinci Per Kecamatan Tahun 2011 2015 (Dalam Hektar)

NO. PENGGUNAAN LAHAN

TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015 1. LAHAN PERTANIAN 1.1. Lahan Sawah a. Irigasi - - 10.144 9.984 10.006 b. Tadah hujan 10.208 10.157 - - -

c. Rawa pasang surut 35 38 - - -

d. Rawa lebak - - - - -

Jumlah Lahan Sawah 10.243 10.195 10.144 9.984 10.006

1.2. Lahan Pertanian Bukan Sawah

a. Tegal/kebun 8.211 8.190 8.154 8.084 8.28

b. Ladang/huma 1 1 - - -

c. Perkebunan 6.430 6.420 6.420 6.415 6.337

d. Ditanami pohon/hutan rakyat 1.682 2.122 2.122 2.122 2.122 e. Padang penggembalaan/rumput - - - - - f. Sementara tidak diusahakan *) 31 31 231 231 235

g. Lainnya (tambak, kolam, empang,

hutan negara dll) - - 1.394 1.408 1.404

h. Sementara tidak diusahakan **) 231 231 - - -

i. Lainnya (pekarangan yang ditanami tanaman pertanian, dll)

1.363 1.363 - - -

Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah 17.949 18.358 18.321 18.260 18.126

2. Lahan Bukan Pertanian

a. Rumah, bangunan dan halaman

sekitarnya 8.139 8.217

b. Hutan Negara 1.417 1.417

c. Rawa-rawa (tidak ditanami) - 1

d. Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan

tandus, dll) 4.104 3.664

Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian

28.192 28.553 28.465 28.244 28.132

Alih Fungsi Lahan Sawah ke Lahan Bukan Sawah 42 51 51 160 40

Pencetakan sawah baru - - - - 25

Pengalihan dan atau penambahan Luas Lahan - 3 - - 37 Sumber: (Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Badung Th. 2010-2015) data diolah

(8)

4

Melalui data yang disampaikan melalui tabel 1.1 tersebut, terjadi konversi lahan yang cukup luas khususnya pada lahan pertanian dan tentu mengurangi jumlah lahan pertanian produktif di wilayah Kecamatan Kuta Utara. Konversi lahan pertanian terjadi bukan karena tanpa alasan, melainkan adanya keinginan masyarakat atau petani yang memiliki lahan yang mengalihfungsikan lahan tersebut karena berbagai alasan.

Para petani lebih memilih mengkonversikan lahan mereka karena penghasilan dari bercocok tanam dirasa sudah tidak mencukupi lagi untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Banyak juga yang merelakan lahan mereka kepada investor karena tergiur dengan iming-iming harga lahan yang tinggi. Kebutuhan akan lahan baru sebagai lahan hunian atau perumahan sedang menjadi trend yang demikian diminati masyarakat sebagai langkah investasi. Menjadi sangat menarik ketika laju pertumbuhan keuntungan lahan perumahan memiliki peningkatan nilai yang lebih tinggi dari suku bunga deposito. Kenyataan bahwa wilayah Kuta Utara khususnya yang berbatasan dengan Kota Denpasar memiliki posisi yang demikian strategis dimana lahan di wilayah ini menjadi buruan banyak pihak. Hal ini dikarenakan kondisi georafis yang datar dan relatif dekat dengan pusat-pusat pemerintahan khususnya Denpasar dan Badung, berimplikasi pada semakin diburunya lahan pertanian di wilayah ini untuk dikonversi menjadi lahan permukian baru. Fenomena tersebut yang kemudian dimunculkan sebagai indikasi penyebab atas terjadinya konversi lahan yang demikian pesat di wilayah Kecamatan Kuta Utara, khususnya di lingkungan Subak Saih.

(9)

5

Fenomena ini dapat dibuktikan melalui besarnya arus konversi sebagaimana diperoleh melalui pengolahan data demogafi desa dan Subak Saih yang memberikan signifikansi nilai besaran konversi lahan seperti pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Konversi Lahan Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Tahun 2010 sampai dengan 2016

Tahun

Alih Fungsi ( Ha ) Penc.

sawah Baru Luas Subak IP Jml Petani (jiwa) Perumah an Industri Sarana Prasarana, Jalan dll. Perikanan/ Tambak Lahan Kering Lain-lain Jumlah Alih fungsi 2011 - - - 0 143 270,28 429 2012 - - - - 0 0 - 143 300,00 429 2013 5 - - - 5 0 138 119,93 414 2014 22 - - - 22 0 116 235,34 348 2015 - - - 0 0 116 203,45 1121 2016 - - - 0 0 116 151,72 1121

Demografi Subak Saih 2015 (data Diolah) Melalui tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa konversi lahan yang telah terjadi di lingkungan Subak Saih Kecamatan Kuta Utara tergolong terjadi dengan signifikan dan memuncak pada tahun 2014 dan menurun pada periode 2015-2016. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian dititikberatkan pada sebuah organisasi tradisional sebagai sistem pertanian di kawasan Kecamatan Kuta Utara yaitu Subak Saih, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Subak sebagai organisasi tradisional memiliki peran sentral dalam pertahanan budaya dan dimensi tradisi agraristik dari masyarakat Bali. Melalui organisasi tradisional ini, pemetaan dan tata kelola pertanian Bali menjadi perhatian dunia sebagaimana telah dilabelisasi sebagai kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan hidup oleh Warisan Budaya Dunia (WBD) yang dilakukan di Pura Taman Ayun oleh Direktur Pusat Warisan Budaya UNESCO Kishore Rao kepada Mendikbud RI dengan didampingi para

(10)

6

bupati lima kabupaten dan tokoh masyarakat Bali pada Tahun 2012. Atas

konsekwensi tersebut, Subak memiliki peran sentral sampai dengan saat ini terkait tata kelola pertanian masing-masing wilayah dibali demikian halnya Subak Saih sebagai organisasi Sosio-Agraris di Kecamatan Kuta Utara.

Sebagai organisasi tradisional Subak Saih memiliki tugas penting dalam mengembangkan, melaksanakan, dan mengimplementasikan setiap hal yang berkaitan dengan peningkatan standar mutu pertanian dan perkebunan. Namun menjadi sebuah masalah pelik ketika semakin menurunnya harga jual dari produk yang dihasilkan dan meningkatnya harga komoditas produksi seperti pupuk, pestisida dan sebagainya, berimplikasi pada semakin berkurangnya petani yang mempertahankan lahan pertaniannya. Pilihanpun dijatuhkan pada keputusan mengkonversi lahan pertanian menjadi permukiman baru. Kenyataannya konversi disinyalir lebih menguntungkan dari pada bertahan pada kegiatan pertanian.

Melihat kondisi tersebut, logikanya konversi lahan pertanian artinya mengkonversi sumber penghasilan petani atau bahkan menghilangkan pekerjaan petani. Oleh karena itu, fenomena yang dapat diteliti di sini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi petani untuk mengkonversikan lahan pertaniannya serta hubungan antara konversi lahan pertanian tersebut dengan tingkat kesejahteraan rumahtangga petani.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang sebagaimana telah disampaikan di atas maka dalam penelitian ini masalah yang diajukan adalah sebagai berikut.

(11)

7

1) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap konversi lahan pertanian Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung?

2) Bagaimana hubungan konversi lahan pertanian dengan kesejahteraan Petani di Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung?

1.3 Tujuan Penelitian

Sebagaimana disampaikan melalui rumusan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya konversi lahan pertanian pada Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung.

2) Mengetahui hubungan konversi lahan pertanian dengan kesejahteraan petani di Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah nilai guna dari kegiatan penelitian. Setiap penulisan karya ilmiah atau penelitian sudah tentu memiliki manfaat atau guna yang ingin dicapai berupa hasil yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan saat ini maupun yang akan datang. Melalui pelaksanaan penelitian ini diharapkan hasilnya dapat memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terkait dengan analisis faktor-faktor

(12)

8

yang mempengaruhi konversi lahan pertanian dan hubungannya dengan kesejahteraan petani Subak Saih Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan positif bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan khususnya tentang pembangunan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi pertanian agribisnis.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai berikut.

1. Bagi peneliti

Sebagai bentuk implementasi terhadap paham keilmuan yang diperoleh selama mengikuti program perkuliahan melalui kegiatan praktikum dilapangan.

2. Bagi petani Subak Saih

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan oleh petani Subak Saih ketika mengkonversi lahan pertanian dengan tujuan nilai ekonomis dan nilai apapun sekaligus pengaruhnya.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan pemerintah dalam pemetaan, pengelolaan, pelaksanaan dan birokrasi perijinan yang berhubungan dengan lahan dan konversi lahan berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan azas kemanfaatan yang bersinggungan dengan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan evolusi kemanusiaan menuju kedewasaan spiritual dengan mesu Budi ini mengalami proses bertahap dalam waktu yang relatif panjang dan akan

menunjukkan bahwa kadar klorofil menurun dibandingkan dengan kontrol, kadar klorofil total paling rendah pada daun Lagerstromea speciosa Pers.dengan kandungan Pb tinggi yaitu

Kemudian pada pengujian selanjutnya yaitu pengujian tekan balok beton didapatkan hasil yang memperlihatkan bahwa beton normal memiliki beban maksimal yang lebih besar daripada

Berdasar hasil penelitian tentang Penerapan Metode Proyek Untuk Meningkatkan Ketrampilan Sosial Anak Dalam Bekerjasama Pada Anak Kelompok B2 Di TK Kreatif Zaid

Selain variabel kualitas kehidupan kerja, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi peluang kerja juga memiliki peran terhadap intensi pindah kerja pada

Jika sampai saat ini jaringan telepon bergerak, jaringan telepon tetap dan jaringan internet berjalan dengan arsitekturnya masing-masing, ke depan ketiganya akan disatukan

masih hidup selama 830 tahun. Sepanjang hidupnya, Mahalalel menjadi bapak dari beberapa anak laki-laki * 5:3 anak laki-lakinya Dalam bahasa Ibrani sudah jelas dari kisah

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah diuraikankan pada bagian pembahasan, peneliti merinci kesimpulan dan saran mengenai penelitian tentang fungsi media