• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa (Pretes) sebelum diajar dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa (Pretes) sebelum diajar dengan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Hasil Penelitian

1. Hasil Analisis Statistika Deskriptif

a. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa (Pretes) sebelum diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Dari hasil analisis statistika deskriptif sebagaimana terlampir pada lampiran, maka statistik skor hasil belajar matematika siswa (Pretes) dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4.1 Statistika Skor Hasil Belajar Matematika siswa Kelas SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru (Pretes)

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata Variansi Simpangan Baku 16 100 22,22 12,22 10,00 15,55 7,74 2,78

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 15,55 dengan

(2)

simpangan baku 2,78. Skor tertinggi yang diperoleh adalah 22,22 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai.

Jika skor hasil belajar matematika siswa ini dikelompokkan dalam skala lima, maka diperoleh tabel distribusi frekuensi dan persentase skor sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru untuk tes sebelum penerapan pembelajaran (Pretes)

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0≤ x <57 57≤ x<75 75≤ x <85 85≤ x <95 95≤ x ≤100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 16 0 0 0 0 100 0 0 0 0 Jumlah 16 100

Dari Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa 100% atau 16 orang skor hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah, artinya 0 % atau 0 siswa yang berada dalam kategori rendah,dan 0% atau tidak ada siswa berada dalam kategori sedang, tinggi dan sangat tinggi.

Dari Tabel 4.2 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar matematika siswa sebelum diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berdasarkan Kategori Standar Penilaian Berdasarkan Ketetapan Departemen Pendidikan Nasional berada dalam kategori “Sangat Rendah”.

(3)

Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembeljaran Kooperatif tipe Think Pair Share (Pretest)

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

0 x 75 Tidak Tuntas 16 100

75 x 100 Tuntas 0 0

Jumlah 16 100

b. Statistik Skor Hasil Belajar Siswa setelah diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Posttes)

Dari hasil analisis statistika deskriptif sebagaimana terlampir pada lampiran, maka statistik skor hasil belajar matematika siswa setelah diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Posttes) dirangkum dalam tabel berikut.

Tabel 4.4 Statistika Skor Hasil Belajar Matematika siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Posttes)

Statistik Nilai Statistik Ukuran Sampel Skor Ideal Skor Maksimum Skor Minimum Rentang Skor Skor Rata-rata Variansi Simpangan Baku 16 100 94,44 71,11 23,33 81,38 43,19 6,57

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas diperoleh informasi bahwa skor rata-rata hasil belajar matematika siswa setelah diajarkan dengan model kooperatif tipe

(4)

Think Pair Share (posttes) adalah 81,38 dengan standar deviasi 6,57 skor tertinggi yang diperoleh adalah 94,44 dari skor ideal 100 yang mungkin dicapai.

Jika skor hasil belajar siswa ini dikelompokkan dalam skala lima, maka diperoleh tabel distribusi frekuensi dan persentase skor sebagai berikut

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share(TPS) (Posttes)

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0≤ x <57 57≤ x<75 75≤ x <85 85≤ x <95 95≤ x ≤100 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 0 2 11 3 0 0 12,50 68,75 18,75 0 Jumlah 16 100

Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa ada 0% atau tidak ada siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah, 12,50 % atau ada 2 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori rendah, 68,75% atau ada 11 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sedang, 18,75% atau ada 3 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori tinggi, dan 0% atau tidak ada orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sangat tinggi.

Dari Tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar siswa setelah diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan nilai rata-rata 81,39 berdasarkan kategori standar penilaian berdasarkan ketetapan departemen pendidikan nasional berada dalam kategori ”Sedang”

(5)

Kemudian untuk melihat persentase ketuntasan belajar matematika siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Setelah Pembelajaran Think Pair Share

Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase (%) 0 < x < 75 Tidak Tuntas 2 12,5

75 ≤ x ≤ 100 Tuntas 14 87,5

Jumlah 16 100

Dari Tabel 4.6 diatas terlihat bahwa siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (12,5%) sedangkan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 14 orang (87,5%). Apabila Tabel 4.6 dikaitkan dengan indikator ketuntasan hasil belajar siswa maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sudah memenuhi indikator ketuntasan hasil belajar secara klasikal

c. Deskripsi Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Data pretest dan postest siswa selanjutnya dihitung dengan menggunakan rumus normalized gain. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru memalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran matematika. Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran E) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi

(6)

siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 0,78.

Untuk melihat persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7 Deskripsi Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Nilai Gain Kategori Frekuensi Persentase

g 0,70 Tinggi 14 87,5%

0,30 g 0,70 Sedang 2 12,5%

g 0,30 Rendah 0 0%

Jumlah 16 100%

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa ada 14 atau 87,5 % siswa yang nilai gainnya 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori tinggi dan 2 atau 12,5% siswa yang nilai gainnya berada pada interval 0,30 g 0,70 yang artinya peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori sedang. Dari Tabel 4.7 juga dapat diketahui bahwa 0 atau 0% yang nilai gainnya 0,30 atau peningkatan hasil belajarnya berada pada kategori rendah. Jika rata-rata gain ternormalisasi siswa sebesar 0,78 dikonversi kedalam 3 kategori di atas, maka rata-rata gain ternormalisasi siswa berada pada interval g 0,70. Itu artinya peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diajarkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) umumnya berada pada kategori tinggi.

d. Analisis aktitifitas Siswa

Pengamatan terhadap aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Pengamatan dilakukan oleh

(7)

seorang pengamat terhadap 2 kelompok yang dilakukan sejak dimulai hingga berakhir kegiatan pembelajaran. Setiap 5 menit pengamat mengamati aktivitas siswa yang dominan termasuk didalamnya pengamat menuliskan hasil pengamatannya. Aktivitas siswa selama pembelajaran pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8 Aktivitas Siswa Kelompok Satu Selama Kegiatan Pembelajaran Matematika melalui model Kooperatif tipe Think Pair Share No

Aspek Pengamatan Aktivitas

Persentase Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke - Rata-Rata Rentang baik (%) I II III IV 1. Tampak seperti memperhatikan penjelasan. 16,66 16,66 16,66 16,66 16,66 11,66 -21,66 2. Tampak seperti memikirkan

soal atau permasalahan yang diberikan secara individu

11,11 8,33 11,11 11,11 10,41 6,11 – 16,11 3. Saling berbagi dengan

pasangannya mengenai jawaban dari soal atau permasalahan yang telah dipikirkan sebelumnya

11,11 16,66 11,11 11,11 12,49 6,11 – 16,11

4. Menanyakan kepada teman tentang jawaban yang tepat dari soal atau permasalahan yang diberikan.

8,33 5,55 11,11 11,11 9,02 6,11 – 16,11

5. Memberikan tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan pasangannya.

8,33 5,55 11,11 11,11 9,02 6,11 – 16,11 6. Mempresentasikan hasil

diskusi dari soal atau

permasalahan yang diberikan

8,33 8,33 11,11 8,33 9,02

17,22– 27,22 7. Menanyakan hal-hal yang

belum dimengerti 19,44 16,66 13,88 16,66 16,66 11,66 – 21,66 8. Siswa yang melakukan

aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran, seperti: mengobrol, melamun, mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan lain-lain.

(8)

Secara umum hasil analisis data aktivitas siswa pada kelompok 1 menunjukkan bahwa aspek kegiatan ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke- 5, ke-6, dan ke-7 pada setiap pertemuan berada pada rentang batas waktu toleransi, sedangkan aspek ke-8 (aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran matematika, seperti: ribut, bermain,dll) untuk aktivitas siswa lebih dari batas toleransi, hal ini disebabkan karena imbas dari kesulitan dalam memahami materi, sehingga siswa cenderung melakukan hal-hal diluar kegiatan pembelajaran.

Tabel 4.9 Aktivitas Siswa Kelompok Dua Selama Kegiatan Pembelajaran melalui model Kooperatif tipe Think Pair Share

No Aspek Pengamatan Aktivitas

Persentase Aktivitas Siswa pada Pertemuan ke - Rata-Rata Rentang baik (%) I II III IV

1. Tampak seperti memperhatikan

penjelasan. 16,66 16,66 16,66 16,66 16,66 11,66 -21,66 2.

Tampak seperti memikirkan soal atau permasalahan yang diberikan secara individu

11,11 11,11 8,33 8,33 9,72 6,11 – 16,11

3.

Saling berbagi dengan

pasangannya mengenai jawaban dari soal atau permasalahan yang telah dipikirkan sebelumnya

11,11 11,11 11,11 11,11 11,11 6,11 – 16,11

4.

Menanyakan kepada teman tentang jawaban yang tepat dari soal atau permasalahan yang diberikan.

11,11 8,33 11,11 8,33 9,72 6,11 – 16,11

5.

Memberikan tanggapan atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan pasangannya.

11,11 8,33 11,11 8,33 9,72 6,11 – 16,11

6.

Mempresentasikan hasil diskusi dari soal atau permasalahan yang diberikan

5,55 5,55 13,88 11,11 9,02 17,22– 27,22 7. Menanyakan hal-hal yang belum

dimengerti 13,88 22,2 19,44 22,22 19,44 11,66 – 21,66

8.

Siswa yang melakukan aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran, seperti: mengobrol, melamun,

mengerjakan tugas mata pelajaran lain, dan lain-lain.

(9)

Hasil analisis data aktivitas siswa pada kelompok 2 menunjukkan bahwa aspek kegiatan ke-1, ke-2, ke-3, ke-4, ke- 5, ke-6, dan ke-7 pada setiap pertemuan berada pada rentang batas waktu toleransi sedangkan aspek ke-8 (aktivitas lain yang tidak relevan dengan kegiatan pembelajaran matematika, seperti: ribut, bermain,dll) untuk aktivitas siswa lebih dari batas toleransi, hal ini disebabkan karena imbas dari kesulitan dalam memahami materi, sehingga siswa cenderung melakukan hal-hal diluar kegiatan pembelajaran.

Menurut Tabel 4.8 dan Tabel 4.9 diatas, diperoleh bahwa rata-rata persentase aktivitas siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat pada kelompok pertama dan kelompok kedua telah memenuhi kriteria waktu ideal. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat, keempat siswa yang diobservasi telah melaksanakan aktivitas dalam pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share sesuai yang diharapkan.

e. Analisis keterlaksanaan pembeajaran

Keterlaksanaan pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas guru mulai dari kegiatan pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga yang mengacu pada RPP. Tebel deskripsi keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dapat dilihat pada lampiran C.

Pada tabel tersebut terlihat bahwa keterlaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama nilai rata-ratanya adalah 3,76 berada pada kategori tinggi, pertemuan kedua nilai rata-ratanya 3,94 berada pada kategori sangat tinggi, pertemuan ketiga berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 3,70

(10)

dan untuk pertemuan keempat berada pada kategori sangat tinggi dengan nilai rata-rata 3,82. Jika dirata-ratakan kemampuan guru mengelolah pembelajaran selama empat kali pertemuan tersebut diperoleh nilai 3,80 atau berada pada kategori sangat tinggi. Sehingga pembelajaran matematika pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru melalui model kooperatif tipe Think Pair Share dapat dikatakan efektif.

f. Analisis Respons Siswa

Table 4.10 Data Hasil Respos Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

No Uraian Ya Tidak

1

Apakah Anda senang belajar matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share ?

Alasan: 15 93,75% 1 6,25% 2

Apakah Anda senang dengan cara mengajar guru dalam proses pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share ? Alasan: 14 87,5% 2 12,5% 3

Apakah Anda mengerti materi yang diajarkan oleh guru melalui model kooperatif tipe Think Pair Share ?

Alasan: 14 87,5% 2 12,5% 4

Apakah Anda merasa terbantu dengan adanya Lembar Kegiatan Siswa (LKS)? Alasan: 16 100% 0 0% 5

Apakah Anda senang berdiskusi dengan pasangan dan teman sekelas Anda pada saat proses pembelajaran berlangsung ? Alasan: 15 93,75% 1 6,25% 6

Apakah Anda merasa senang diberikan kebebasan untuk menyelesaikan soal matematika sesuai dengan pendapat dan cara Anda sendiri?

Alasan:

14 87,5%

2 12,5%

(11)

7

Apakah dengan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share Anda lebih mudah mengerti materi pelajaran matematika ? Alasan: 15 93,75% 1 6,25% 8

Apakah belajar melalui model kooperatif tipe Think Pair Share merupakan hal baru bagi Anda?

Alasan: 16 100% 0 0% 9

Apakah Anda merasa senang jika dalam pembelajaran matematika selanjutnya diterapkan model kooperatif tipe Think Pair Share ? Alasan: 15 93,75% 1 6,25% 93,05% 6,94%

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa secara umum rata-rata siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru memberi respons positif terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share, dimana rata-rata persentase respons siswa adalah 93,05%. Dengan demikian respons siswa yang diajar dengan metode ini dapat dikatakan efektif karena telah memenuhi kriteria respons siswa yakni ≥ 70% memberikan respon positif.

2. Hasil Analisis Statistika Inferensial

Analisis statistik inferensial pada bagian ini digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab II. Sebelum dilakukan uji hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas sebagai uji prasyarat.Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan bantuan program SPSS versi 20 diperoleh hasil sebagai berikut:

(12)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah skor rata-rata hasil belajar siswa (pretest-posttest) berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah:

Jika pvalue ≥ α = 0,05 maka distribusinya adalah normal. Jika pvalue < α = 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.  Pretes

Berdasarkan hasil analisis data yang tertera pada lampiran E, diperoleh bahwa nilai probabilitas (P) = 0,200 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa P > α, yang berarti bahwa data skor hasil belajar siswa sebelum pemberian perlakuan (Pretes) berdistribusi normal.

 Posttes

Berdasarkan hasil analisis data yang tertera pada lampiran E, diperoleh bahwa nilai probabilitas (P) = 0,200 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa P > α, yang berarti bahwa data skor hasil belajar siswa setelah pemberian perlakuan (Postes) berdistribusi normal.

b. Uji Gain

Pengujian Normalized gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dari hasil pengujian Normalized gain yang dapat dilihat pada lampiran E menunjukan bahwa indeks gain = 0,78. Hal ini berarti indeks gain berada pada interval, g 0,70 dengan demikian disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar dikategorikan tinggi.

(13)

c. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru.

1. Hasil belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS dengan menggunakan uji t one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut.

H0 : µ = 75 melawan H1 : µ > 75

µ = skor rata-rata hasil belajar matematika siswa.

Berdasarkan hasils analisis SPSS ( lampiran D), tampak bahwa nilai P (Sig(2.tailed)) adalah 0,01 < 0,05 menunjukkan bahawa rata-rata hasil belajar siswa setelah diajar melalui model kooperatif tipe TPS, ini berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yakni rata-rata hasil belajar post-test siswa.

2. Rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe TPS dihitung dengan menggunakan uji t one sample test yang dirumuskan dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 : πg = 0,3 melawan H1 : πg > 0,3.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pembahasan Hasil analisis deskriftif

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir dalam hasil penelitian yang diperoleh, maka pada bagian ini dikemukakan pembahasan hasil penelitian.

(14)

a. Hasil belajar matematika siswa

Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru sebelum diberikan perlakuan berada pada kategori sangat rendah. Hal ini terlihat pada Table 4.1 skor rata-rata sebesar 15,5, sedangkan setelah diberikan perlakuan skor rata-rata sebesar 81,38 dan telihat pada Table 4.4.

Dan pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 16 siswa yang ada di kelas XI sebelum diterapkan model pembelajaran koooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terdapat 100 % atau terdapat 16 orang siswa yang berada dalam dalam kategori “sangat rendah” sedangkan dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diberikan perlakuan menunjukkan bahwa 0% atau tidak ada siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sangat rendah, 12,50 % atau ada 2 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori rendah, 68,75% atau ada 11 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sedang, 18,75% atau ada 3 orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori tinggi, dan 0% atau tidak ada orang siswa yang skor hasil belajarnya berada pada kategori sangat tinggi. Maka dapat disimpulkan bahwa skor hasil belajar siswa setelah diajar dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berada dalam kategori “sedang”.

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru, yaitu siswa dikatakan tuntas belajarnya jika hasil belajarnya telah mencapai skor 75 dan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika 85 % siswa telah mencapai skor 75, maka sebelum diberikan perlakuan siswa yang mencapai

(15)

ketuntasan belajar klasikal adalah sebanyak 0 orang dari jumlah keseluruhan 16 orang dengan persentase 0%. Setelah diberikan perlakuan siswa yang mencapai ketuntasan belajar klasikal adalah sebanyak 14 orang dari jumlah keseluruhan 16 orang dengan persentase 87,50 %. Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa setelah pemberian perlakuan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), ketuntasan belajar siswa meningkat dari 0% menjadi 87,50 %.

b. Normalized Gain atau Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).

Hasil pengolaan data yang telah dilakukan (lampiran E) menunjukkan bahwa hasil normalized gain atau rata-rata gain ternormalisasi siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran koooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah 0,78. Itu artinya ada peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru setelah diterapkan model pembelajaran koooperatif tipe Think Pair Share (TPS) umumnya berada pada kategori tinggi karena nilai gainnya berada pada interval g ≥ 0,70.

c. Aktivitas Siswa dalam Mengikuti Pembelajaran

Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah pembelajaran, telah memenuhi kriteria keaktifan karena sesuai dengan indikator aktivitas siswa bahwa aktivitas siswa dikatakan berhasil/efektif jika rata-rata frekuensi persentase aktivitas siswa telah

(16)

memenuhi kriteria waktu ideal dengan menggunakan toleransi 5%. Sedangkan hasil analisis data observasi aktivitas siswa menunjukkan rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa selama pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share berada pada rentang baik sesuai dengan kriteria Interval Toleransi Persentase Waktu Indikator (PWI). Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sudah aktif mengikuti proses pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share.

d. Keterlaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh guru melalui model pembelajarn kooperatif tipe Think Pair Share atau kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran diperoleh informasi bahwa pembelajaran terlaksana dengan mengikuti langkah-langkah kooperatif TPS. Jika dirata-ratakan keterlaksanaan pembelajaran selama empat kali pertemuan tersebut diperoleh nilai 3,80 atau berada pada kategori sangat tinggi.

e. Respon Siswa

Berdasarkan jawaban kelas XI tentang angket respons siswa yang diberikan oleh peneliti diperoleh informasi yang tertera pada Table 4.9 data hasil respos siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) bahwa 93,05% kelas XI memberikan respons positif atas sejumlah pertanyaan yang diajukan dan 6,94% memberikan respons negatif atas sejumlah pertanyaan yang diajukan, dengan demikian terpenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu 75% siswa memberikan respons positif atas sejumlah pertanyaan yang diajukan.

(17)

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan,dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa tuntas secara klasikal, aktivitas siswa rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa selama pembelajaran melalui model kooperatif tipe Think Pair Share berada pada rentang baik sesuai dengan kriteria Interval Toleransi Persentase Waktu Indikator (PWI). respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, serta keterlaksanaan pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Namun penelitian ini tetap memenuhi syarat efektifitas yaitu 3 dari 4 syarat terpenuhi Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share efektif diterapkan pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru.

2. Pembahasan Hasil Analisis Inferensial

Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa data pretest dan posttest telah memenuhi uji normalitas yang merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji hipotesis. Data pretest dan posttest telah berdistribusi dengan normal karena nilai p > = 0,05 (lampiran E).

Karena data berdistribusi normal maka memenuhi kriteria untuk digunakannya uji-t untuk menguji hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t one sample test dengan sebelumnya melakukan Normalized gain pada data pretest dan data postest. Pengujian Normalized gain bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah diberi perlakuan.

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t one sample test dengan sebelumnya melakukan Normalized gain pada data pretest dan data postest.

(18)

(Lampiran E) telah diperoleh nilai P = 0,000 < 0,05 = , sehingga ditolak dan diterima, yang berarti bahwa “terjadi peningkatan hasil belajar matematika setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share pada pembelajaran matematika siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru dimana nilai gainnya lebih dari 0,30”. Ketuntasan belajar siswa setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share secara klasikal lebih dari 85% yang berarti bahwa hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share tuntas secara klasikal.

Dari hasil analisis yang diperoleh, ternyata cukup mendukung teori yang telah dikemukakan pada kajian pustaka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika melalui model kooperatif tipe Think Pair Share efektif diterapkan pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 5 Tello Baru.

Gambar

Tabel 4.1   Statistika  Skor  Hasil  Belajar  Matematika  siswa  Kelas  SMK  Muhammadiyah 5 Tello Baru  (Pretes)
Tabel 4.2   Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  Matematika  Siswa  Kelas  SMK  Muhammadiyah  5  Tello  Baru  untuk  tes  sebelum  penerapan pembelajaran (Pretes)
Tabel 4.4   Statistika  Skor  Hasil  Belajar  Matematika  siswa  Kelas  XI  SMK  Muhammadiyah  5  Tello  Baru  setelah  diajar  dengan  Menggunakan  Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) (Posttes)
Tabel  4.5  Distribusi  Frekuensi  dan  Persentase  Skor  Hasil  Belajar  Matematika  Siswa  Kelas  XI  SMK  Muhammadiyah  5  Tello  Baru  setelah  diajarkan  dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair  Share(TPS) (Posttes)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik UMK pengolahan dan perdagangan di Kabupaten Bogor dan (2) Menganalisis kinerja UMK pengolahan dan

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 hingga Maret 2013 ini ialah enzim, dengan judul Isolasi dan Pencirian Xilanase

(adminstrasi, Teknis dan Harga) beserta lampiran lampirannya ( termasuk referensi tenaga ahli ), yang. telah di Upload pada system SPSE pada paket pekerjaan

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

keabsahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam beton, sehingga tidak akan menambah maupun mengurangi air dari pastanya dan kadar air dilapangan lebih. banyak mendekati

Sarannya adalah agar semua yang bekerja dan belajar di dalam dunia per-animasi-an dalam negeri, agar bersama-sama membangun dan membuat animasi menjadi lebih dikenal, lebih

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb) fermentasi pada ternak babi lokal lepas sapih sampai dengan

Peubah yang diamati yaitu bentuk fisik (warna, bau, tekstur), pH, suhu dan unsur hara (nitrogen, karbon, phospor, kalium dan C/N Rasio). Kesimpulan penelitian adalah penambahan